Disusun oleh:
Kelompok 4
Sarah Nurmala Putri R. (19025010135)
Hanifah Salsabila Shofia (19025010150)
Deva Surya Murti (19025010154)
Aisyah Shinta N.S (19025010156)
Muhammad Azamuddin (19025010158)
Aditya Agatha (19025010167)
Kevin Krisna A (19025010169)
Munirotul W. (19025010171)
Gabriella Helea A (19025010175)
Adrian Gautama Putera (19025010176)
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2019
DAFTAR PUSTAKA
TUGAS PERTANIAN PERKOTAAN........................................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................ii
A. Hidroponik.........................................................................................................................................1
Kelebihan Hidroponik.....................................................................................................................1
Kekurangan Hidroponik..................................................................................................................2
Macam-Macam Hidroponik:............................................................................................................2
1. Drip System................................................................................................................................2
2. DFT System................................................................................................................................4
3. NFT System................................................................................................................................5
4. Aeroponic System......................................................................................................................7
Penyebab, Cara Mengatasi Hama dan Penyakit pada Tanaman Hidroponik....................................8
Masalah yang dihadapi saat menanam dengan sistem Hidroponik..................................................9
B. Vertikultur.......................................................................................................................................11
Kelebihan vertikultur:.................................................................................................................12
Bentuk-bentuk Teknik Vertikultur:...........................................................................................14
1. Vertikultur dengan pot (Hanya peletakan pot secara vertikal)...........................................14
2. Vertikultur Hidroponik...........................................................................................................15
3. Vertiminaponik........................................................................................................................17
4. Wallkaponik.............................................................................................................................19
5. Wall gardening vertikultur.....................................................................................................21
C. Prosedur Kangkung Hidroponik Sistem Rakit Apung Tanpa Rockwool...........................................23
Syarat Tumbuh..............................................................................................................................23
Cara menanam kangkung hidroponik berikut:...............................................................................24
ii
A. Hidroponik
Kelebihan Hidroponik
Produksi tanaman lebih tinggi jika dibandingkan dengan metode tanam dengan tanah.
Tanaman dapat terbebas dari penyakit dan juga hama.
Pemakaian pupuk lebih hemat dan tumbuh tanaman lebih cepat.
Dapat mengganti tanaman dengan mudah.
Mempermudah pekerjaan maupun perawatan tanaman.
1
Tanaman akan memberikan hasil secara berkelanjutan
Kekurangan Hidroponik
Memerlukan biaya lebih diawal-awal terutama jika berencana untuk menanam tanaman
secara hidroponik dalam sekala besar.
Membutuhkan alat-alat khusus, alat-alat untuk metode tanam hidroponik masih jarang
ditemukan di sekitar kita.
Memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus karena metode tanamnya tidak pada
lahan tanah.
Dan juga membutuhkan ketelitian yang lebih, karena nutrisi untuk tanaman harus benar-
benar di awasi secara cermat.
Macam-Macam Hidroponik:
1. Drip System
Sistem tetes atau drip system adalah salah satu jenis teknik hidroponik yang
umum diadopsi dan diterapkan diskala perumahan maupun untuk tujuan komersial.
Sistem ini menganut prinsip kerja yang sederhana, tidak membutuhkan banyak
perlengkapan, serbaguna, dan efektif. Banyak variasi sistem tetes yang dapat kita rancang
dan bangun, semuanya tergantung dari imajinasiserta dayakreativitas kita. Prinsip kerja
sistem ini sama seperti namanya, yaitu dengan meneteskan larutan nutrisi pada akar
tanaman agar tetap lembab dan basah. Sistem ini dapat dirancang dalam berbagai bentuk
2
dan cara, sesuai kebutuhan dan lahan, dari skala kecil hingga besar. Sistem ini lebih
efektif untuk tanaman yang agak besar, yang membutuhkan ruang lebih untuk
pertumbuhan akar. Hal ini disebabkan karena kita tidak membutuhkan banyak air untuk
pengairan, dan pipa atau selang tetes mudah ditarik secara memanjang. Semakin banyak
metan pendukung, semakin banyak air yang diserap dan disimpan. Tanaman besar
biasanya lebih tahan terhadap stress, tidak rewel atau sensitive terhadap keterlambatan
waktu waktu pengairan.
Jenis Sistem Tetes
a. Sistem Tetes Putar (sirkulasi)
Sistem ini lebih umum dan banyak diterapkan untuk perumahan. Prinsip kerjanya
cukup sederhana : air yang telah dicampur nutrisi di dalam tendon dipompa dan
dialirkan untuk membasahi media tanam serta akar tanaman, turun ke wadah dan
ditampung untuk dikembalikan ke dalam tandon. Disini dapat kita lihat sirkulasi air
nutrisi, dipakai berulang-ulang, dipompa dari tandon, membasahi tanaman,
ditampung dan kembali ke tendon. Penggunaan metode sirkulasi ini dapat mengubah
tingkat keasaman pH air serta perubahan kekuatan larutan nutrisi di dalamnya karena
pemakaian yang berulang-ulang. Untuk itu dibutuhkan pengecekan rutin untuk
menyeimbangkan kembali tingkat pH air serta kekuatan larutan nutrisi di dalamnya
dengan menambah / mengurangi air maupun larutan nutrisi.
b. Sistem Tetes Habis (non-sirkulasi)
Sistem hidroponik ini lebih umum dipakai untuk tujuan komersial dan prinsip
kerjanya juga sedikit berbeda. Air nutrisi yang dialirkan tidak didaur ulang,
melainkan langsung dibuang apabila ada kelebihan. Meskipun kedengarannya agar
boros namun pada kenyataannya kelebihan yang dibuang juga tidak banyak. Hal ini
bisa tercapai karena penggunaan pengatur waktu dimana tetesan air dapat diatur
sampai ke detik bila diperlukan. Sistem pengairan dilakukan dengan meneteskan
larutan nutrisi selama waktu yang dibutuhkan, cukup untuk membasahi media tanam,
diserap dan disimpan untuk nantinya dapat diakses oleh akar tanaman sehingga
hampir tidak ada yang terbuang. Dari waktu ke waktu media tanam yang dipakai akan
dibilas dengan air bersih untuk membersihkan endapan nutrisi yang terjadi.
Perawatan yang dibutuhkan untuk sistem ini lebih sedikit disbanding dengan sistem
sirkulasi karena nutrisi yang dipakai tidak didaur ulang ke dalam tandon, melainkan
langsung dibuang atau habis. Jadi kita tidak perlu lagi untuk melakukan chek rutin
tingkat pH serta jumlah nutrisi dalam tandon. Perlu dicatat air larutan nutrisi di dalam
tandon harus selalu diaduk agar tidak terjadi endapan mineral.
2. DFT System
DFT adalah jenis berkebun hidroponik di mana tanaman ditanam di tempat air
dangkal, dan larutan nutrisi terus mengalir di sekitar akar tanaman. Sistem ini ideal untuk
tanaman tanpa sistem akar yang dalam, dan tanaman yang memiliki siklus tumbuh cepat.
Seperti selada, sawi, pakcoy, dll. Teknik ini banyak sekali disukai oleh penggemar
hidroponik karena mempunyai banyak keunggulan. Dari pembuatannya bisa
menggunakan pipa pvc bulat yang dapat ditemukan bahan bakunya di manapun. Selain
itu Teknik ini memungkinkan adanya sisa genangan air saat listrik PLN padam. Sehingga
untuk daerah yang sering terjadi pemadaman listrik PLN tanaman menggunakan teknik
ini membuat air di dalam pvc tetap ada untuk mensuplai nutrisi ke akar tanaman.
Ada juga hidroponik NFT, idealnya dibuat dengan menggunakan media datar
seperti talang air yang persegi, permukaan yang rata akan membuat air nutrisi mengalir
secara merata juga. Akan tetapi Anda bisa juga memakai pipa paralon, hanya saja
pastikan Anda menyambungnya dengan sambungan L, bila memakai Pokshok Anda telah
membuat hidroponik DFT. Bila memakai dove, berarti Anda sedang membuat instalasi
4
hidroponik sistem sumbu (Wick System). Larutan nutrisi tanaman khusus hidroponik ini
ada di dalam tangki dipompa oleh pompa air menuju bak penanaman melalui jaringan
irigasi pipa, kemudian larutan nutrisi tanaman di dalam bak penanaman dialirkan kembali
menuju tangki. Beberapa tanaman yang sering ditanam secara hidroponik, adalah sayur-
sayuran seperti bak choy, brokoli, sawi, kailan, bayam, kangkung, tomat, bawang, bahkan
strowbery, dll.
3. NFT System
Sistem NFT merupakan cara budidaya tanaman dengan akar tanaman yang
tumbuh pada lapisan nutrisi dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh
cukup air, nutrisi dan oksigen. Pada umumnya, sistem NFT dilakukan
pada greenhouse dengan bedeng sebagai tempat tumbuh tanaman. Bedeng menjadi
bagian penting dari NFT karena terjadi sebaran suhu di dalamnya, di mana akumulasi
panas berpindah dari suhu greenhouse melalui konduksi, konveksi dan radiasi.NFT
merupakan kepanjangan dari Nutrient Film Technique , konsep dasar sistem ini adalah
mengalirkan nutrisi hidroponik ke akar tanaman secara tipis (film). Tujuan dari
pengaliran secara tipis ini adalah supaya akar tanaman bisa memperoleh asupan Air,
Oksigen dan Nutrisi yang cukup.
Prinsip kerja pertanian hidroponik sistem NFT adalah larutan (air dan nutrisi)
yang mengaliri akar tanaman dengan dipompa dari reservoir, dengan tebal aliran/arus 2 –
3 mm, bersirkulasi secara kontinu selama 24 jam, pada talang dengan kemiringan 5%.
Kecepatan aliran yang masuk sebaiknya diatur pada 0,3 – 0,75 liter/menit saat
pembukaan kran.
Aliran dalam sistem tersebut boleh berhenti dengan batas waktu maksimal selama
10 menit dan setelah itu harus dialiri larutan lagi, karena perakaran tanaman tidak boleh
terlalu lama kering. Hal itu juga terjadi ketika muncul kotoran/gelembung dalam larutan,
larutan harus segera mungkin diganti.
Akan tetapi sebelum menggantinya, sebaiknya disiapkan terlebih dahulu larutan
yang baru. Sehingga ketika pompa dilepas, aliran terhenti maka dapat langsung
dipasang/diganti dengan larutan baru. Pada sistem NFT, komponen inti yang menunjang
di antaranya talang (bed), tangki penampung (menampung larutan nutrisi) dan pompa air.
Kelebihan NFT:
1. Tanaman memperoleh air, nutrisi dan oksigen dalam jumlah yang cukup. Tanaman
mendapat nutrisi yang seragam dan konsentrasi larutan nutrisi yang sesuai dengan
umur juga jenis tanamannya.
2. Volume larutan hara yang dibutuhkan lebih rendah.
3. Lebih mudah dalam mengatur suhu di sekitar perakaran tanaman.
4. Lebih mudah dalam mengontrol Hama dan Penyakit Tanaman (HPT).
5. Mengurangi biaya untuk pengolahan dan persiapan media tanam.
6. Mengurangi biaya untuk media tanam (sekam, arang dan lainnya).
7. Tanaman bisa diusahakan beberapa kali dengan periode tanam pendek.
8. Pengawasan peredaran nutrisi lebih mudah dilakukan, pengendalian perawatan
(khususnya larutan nutrisi/pupuk) mudah dilakukan karena pupuk yang mengalir
benar-benar hanya dari yang diberikan.
6
4. Aeroponic System
8
4. Mahkota dan tangkai berubah busuk
Biasanya penyebabnya ialah jamur, Cara Mengatasi Hama dan Penyakit pada Tanaman
Hidroponik dengan masalah seperti ini ialah dengan memotong atau membuang jaringan
yang telah rusak / terserang. lalu periksa dengan teratur apakah medianya tidak penuh air dan
apakah larutan tidak terkumpul/tergenang di tempat yang tersumbat.
5. Daun tiba-tiba berubah kuning dan layu
Penyebabnya ialah lalat putih, Pencegahan : Jauhkan tanaman dari serangan lalat putih
dan tanaman bisa dibersihkan dengan air hangat dan sabun. Dapat pula disemprot dua kali
dalam seminggu dengan Malathion atau Rotenone.
6. Tanaman tiba-tiba layu dan daunnya berguguran
Penyebabnya ialah tunggau putih, Cara memberantasnya dengan membersihkan semua
kumpulan-kumpulan tunggau putih yang menyerupai tepung ini, semprotlah dengan
Malathion, misal jika tanggaunya tidak terlihat mungkin Anda perlu loop (kaca pembesar)
untuk mengetahui tanggaunya ada atau tidak.
7. Batang, daun, bunga dan buah penuh dengan lubang-lubang kecil yang merusak
jaringan
Penyebabnya biasanya ialah ulat penggerek, Cara Mengatasi Hama dan Penyakit pada
Tanaman Hidroponik dengan kasus seperti ini ialah dengan memeriksanya di malam hari,
mengingat ulat penggerek ini biasanya beraksi pada malam hari jadi Anda bisa mencarinya di
malam hari dengan senter, dan jika ditemukan ambillah dengan pingset atau penjepit lalu
musnahkan seketika.
8. Ujung setiap daun rusak dan berlubang
Penyebabnya bisa jadi kecoa, atau serangga lainnya. Cara mengatasinya dengan
membuang semua daun yang sudah terkena serta menyemprot pada bagian bagian yang
terserang dengan Malathion atau lainnya.
2. Daun Rusak
Masalah: Pada siang hari, disaat suhunya tinggi akan dapat menyebabkan tanaman budidaya
menjadi gosong dan dalam kasus lain daun menjadi layu dan rusak. Hal ini biasa terjadi pada
lokasi budidaya hidroponik yang tanpa menggunakan naungan, sehingga menyebabkan tanaman
mendapatkan asupan sinar matahari yang terlalu berlebihan.
Solusi: Solusinya adalah dengan memasang jaring peneduh dengan intensitas 60 % pada bagian
atas. Hal ini akan meminimalisir tanaman agar tidak berlebihan mendapatkan sinar matahari
disaat cuaca yang terik.
10
liter/detiknya.
B. Vertikultur
Vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang dilaksanakan secara vertikal atau
bertingkat pada skala indoor maupun outdoor. Umumnya vertikultur dilakukan
menggunakan bangunan atau model wadah tertentu untuk penanaman, tergantung kondisi
tempat dan keinginan setiap orang.
Adapun manfaat dari vertikultur, antara lain:
a. Mewujudkan keselarasan, kesejukan, dan keindahan wilayah kota yang dominan dengan
berbagai bangunan dan fasilitas umum serta padat pemukiman penduduk.
b. Mengkonservasi sumber daya alam berupa tanah, yang dapat dilakukan dengan
mengelola dan menggunakannya secara tepat dan bijak.
c. Mengkonservasi sumber daya alam berupa air. Tanaman yang ditanam secara vertikultur
akan lebih terkontrol secara optimal pasokan air yang dibutuhkan, karena air yang
diberikan akan terserap seluruhnya oleh tanaman sampai mencapai kapasitas titik jenuh
didalam wadah penanaman.
d. Mempengaruhi dan merombak secara mikro terhadap iklim di wilayah perkotaan, karena
jumlah tanaman yang bertambah maka meningkatkan pasokan oksigen yang memberikan
dampak peningkatan kesejukan wilayah tersebut.
e. Memaksimalkan pemanfaatan sampah baik organik maupun non-organik karena
digunakan sebagai bahan vertikultur.
f. Membantu mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari pada tingkat rumah
tangga, sekaligus dapat memberikan peluang sebagai penghasilan tambahan untuk
keluarga.
g. Membantu ketersediaan kebutuhan pangan seperti sayur-sayuran, buah-buahan dan lain-
lain di wilayah perkotaan, yang umumnya bergantung dengan pasokan dari pedesaan.
Kelebihan vertikultur:
Kelebihan teknis vertikultur
a. Populasi tanaman persatuan luasan jauh lebih besar. Hal ini disebabkan
penanaman di lakukan dengan tingkat kerapatan tinggi dan disusun bertingkat ke
atas.
b. Dengan melakukan sterilisasi media tanam, dapat dihindari pemakaian pestisida
yang dapat mencemari sayuran dan mengganggu kesehatan.
c. Kehilangan pupuk yang terbawa aliran air hujan dapat dikurangi karena jumlah
media tanam yang digunakan sudah diperhitungkan cukup disekitar perakaran
tanaman saja dan dalam struktur wadah terbatas.
d. Mudah dibuat dengan menggunakan bahan dasar yang disesuaikan dengan bahan
yang tersedia.
12
e. Bahan dasar yang dipakai dapat menggunakan barang bekas atau sudah tidak
dipakai seperti, pipa paralon, talang air, bambu, kayu, anyaman bambu, pot
plastik, atau botol bekas kemasan air mineral.
f. Mudah dipelihara sehingga dapat dilakukan dalam waktu senggang.
g. Dapat menambah nilai estetika lahan pekarangan karena keindahan struktur
vertikal yang berisi berbagai jenis tanaman..
h. Dapat mendatangkan keuntungan ekonomis karena investasi bangunan unit
vertikultur dan media tanam dapat dipakai lebih dari satu kali penanaman.
i. Kuantitas dan kualitas produk lebih tinggi. Populasi yang banyak akan
menghasilkan produksi persatuan luas lebih tinggi. Pemakaian pupuk dan
pestisida alami yang digunakan akan meningkatkan kualitas produksi.
Kelebihan Ekonomis Vertikultur
Asumsi- asumsi yang digunakan untuk melihat aspek ekonomis vertikultur sebagai
berikut.
a. Bangunan vertikultur yang digunakan adalah model sederhana dengan produksi
setiap unit sekitar 40 tanaman.
b. Kebutuhan konsumsi setiap hari dua ikat sehingga selama satu bulan dibutuhkan
60 ikat atau sama dengan 180 tanaman.
c. Kebutuhan 180 tanaman bisa dipenuhi dengan menyediakan 5 unit bangunan
vertikultur.
d. Pengeluaran untuk upah tenaga kerja tidak ada karena semua kegiatan dilakukan
sendiri.
14
b. Bila dipindah tidak hati-hati maka tanaman bisa rusak atau patah, apabila sedang
berbunga atau berbuah bisa rontok.
c. Perawatan lebih intensif dan tingkat kesulitan yang lebih banyak karena kondisi
tanaman bersusun.
d. Investasi awal cukup besar terutama untuk membuat bangunan rumah kaca dan
instalansi vertikulur.
2. Vertikultur Hidroponik
16
3. Vertiminaponik
4. Wallkaponik
18
Walkaponik yang merupakan system budidaya sayuran yang juga diintegrasikan dengan
ternak ikan. Prinsip dari walkaponik sama dengan vertiminaponik, yang membedakan adalah
system budidaya sayuran yang menggunakan pot-pot dan disusun sedemikian rupa
membentuk taman vertical, sehingga disebut walkaponik yang berasal dari kata wall
gardening dan aquaponik. Media tanam yang digunakan adalah batu zeolit dan kompos.
Kelebihan walkaponik, antara lain:
a. hemat pupuk
b. tanpa pestisida kimia
c. mudah dalam pemeliharaan
d. efisiensi waktu dan tenaga
e. hasil produksi aman
f. serta sehat karena merupakan hasil budidaya secara organik.
g. Penggunaan bahan yang mudah seperti talang plastik, paralon dan pot-pot sedang.
Kekurangan walkaponik, antara lain:
Sistem walkaponik merupakan sistem yang mirip dengan vertimaponik. Sistem ini juga
melibatkan dua komponen yaitu ikan dan tanaman. Sehingga permasalahan yang didapat
dalam penggunaan sistem ini pun tidak jauh berbeda dengan sistem vertimaponik.
a. Memerlukan perawatan lebih
Sama seperti sistem vertimaponik, pengairan dalam sistem walkaponik juga
perlu terus dipantau untuk memastikan kualitas airnya baik untuk ikan dan tanaman
yang ditanam. Air harus bebas dari racun (terutama amonia dan nitrit) dan juga
memiliki oksigen yang cukup untuk ikan yang dipelihara.
b. Memerlukan energi yang lebih besar
Sistem walkaponik juga memerlukan listrik untuk menjalankan pompa air dan
pompa aerasi. Penggunaan energi buatan yang besar dalam jangka panjang dapat
memunclukan masalah mengenai polusi dan penggunaan berkelanjutan.
c. Resiko kerusakan
Dalam sistem vertiminaponik terdapat dua komponen yaitu ikan dan tanaman.
Jika satu atau lebih komponen gagal, ini dapat menyebabkan hilangnya ikan dan atau
tanaman.
d. Biaya pembuatan dan perawatan
Sama dengan sistem Vertiminaponik, pembuatan awal sistem walkaponik juga
memerlukan biaya yang cukup besar karena menggunakan teknologi yang bahan dan
peralatannya tidak murah. Perawatannya pun juga tidak murah karena harus terus
memantau air agar aman untuk ikan dan tanaman.
e. Resiko Kegagalan sistem
Sistem walkaponik juga menggunakan kombinasi air dan listrik seperti sistem
Hidroponik dan sistem Vertiminaponik, sehingga apabila terjadi pemadaman listrik
dan tidak ada sumber energi cadangan, tanaman akan cepat kering dan ikan mati
karena tidak adanya pengaliran air, begitupula dengan ikan yang mungkin akan
kekurangan oksigen karena pompa mati.
f. Tanaman yang ditanam terbatas
Seluruh sistem penaman yang menggunakan panel veltikuktur memiliki
kekurangan yaitu tanman yang ditanam terbatas akibat tempat dan lahan yang
terbatas pula. Terutama pada sistem yang menggunakan media tanam air yang tidak
dapat menanam tanaman akar atau umbi-umbian seperti wortel.
20
Model Wall gardening yang merupakan sistem budidaya tanaman memanfaatkan tembok
atau dinding yang kosong. Beberapa model wall gardening meliputi: (1). Wall gardening
model terpal : bahan yang digunakan adalah terpal yang dibentuk seperti tempat sepatu.
Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah, sekam dan kompos/pupuk kandang;
(2). Wall gardening model paralon : bahan yang digunakan adalah paralon atau bambu yang
dilubangi sebagai tempat tumbuhnya tanaman. Media tanamnya adalah campuran tanah,
sekam dan kompos/pupuk kandang; (3) Wall gardening model pot plant : bahan yang
digunakan adalah pot dengan rangka besi atau balok sebagai penyangganya. Media tanam
yang digunakan adalah campuran tanah, seam, dan kompos/pupuk kandang; (4). Wall
gardening model partisi/modul: bahan yang digunakan adalah agro pro dan besi sebagai
penyangganya. Media tanam yang digunakan adalah cocopeat dan pupuk kandang/kompos.
Kelebihan wall gardening vertikultur, antara lain:
a. Sarana ruang hijau untuk menghasilkan oksigen. Seperti kita tahu, tanaman adalah
penghasil oksigen dan menyerap karbondioksida. Dengan kadar oksigen yang
memadai maka rumah akan bertambah sejuk.
b. Mengurangi polusi udara di dalam rumah. Beberapa jenis tanaman bahkan dapat
menyerap polusi udara di dalam rumah sehingga udara menjadi lebih bersih.
c. Menghemat penggunaan lahan. Karena diletakkan secara vertikal, maka ruangan
horizontal yang diperlukan menjadi sangat hemat. Bahkan area tersebut dapat
dijadikan ruang duduk.
d. Dapat dipindahkan jika sang penghuni memutuskan untuk pindah rumah. Tidak
seperti taman horizontal yang tidak dapat dipindahkan begitu saja, taman vertikal
dapat dipindahkan dengan lebih mudah tanpa perlu menggali tanah dan
memindahkannya ke dalam pot.
e. Mempercantik ruangan dan mendukung desain interior sebuah ruangan. Dengan
dinding yang bernuansa hijau akan menambah keindahan ruangan tersebut.
f. Dapat dijadikan sarana tumbuh tanaman obat sehingga dapat menjadi apotik hidup.
Dengan menanam tanaman obat, maka kita memiliki sendiri apotik hidup di dalam
hunian Anda.
g. Dapat dijadikan sarana tumbuh tanaman konsumsi. Selada dan daun ginseng adalah
sayuran yang cukup banyak ditanam dalam Taman Vertikal. Lumayan kan, saat
panen Anda mendapatkan sayuran sebagai lalapan ataupun bahan utama salad.
Kelebihannya dapat Anda jual juga ke teman-teman Anda.
Kekurangan wall gardening vertikultur
a. Tanaman yang ditanam terbatas karena tidak semua tanaman dapat ditumpu oleh pot
yang tergantung dan tempat yang terbatas.
b. Penyiraman air harus dilakukan dengan tepat karena terlalui banyak air dapat
menyebabkan akar tanman membusuk sementara kurangnya air dapat membuat
tanaman menjadi kering.
c. Angin yang kencang atau hujan yang lebat dapat menyebabkan pot yang digantung
pada tembuk jatuh sehingga tanaman akan rusak.
22
C. Prosedur Kangkung Hidroponik Sistem Rakit Apung Tanpa Rockwool
Kangkung merupakan sayuran daun yang cukup mudah untuk ditanam dan
dibudidayakan. Sehingga sayuran daun yang satu ini sangat direkomendasikan untuk
pemula hidroponik. kangkung hidroponik mempunyai kualitas hasil yang cenderung lebih
baik dari pada tanaman yang ditanam secara konvensional atau menggunakan media
tanah. Hal tersebut karena dipengaruhi dari perlakuan yang diberikan, mulai dari
pembibitan, perawatan hingga masa panen.
Syarat Tumbuh
Benih kangkung,
Paralon ukuran ¾ inch,
Netpot tanpa lubang samping
Corong kecil,
Meja semai bersistem NFT
Nutrisi AB Mix
Sistem hidroponik
Prosedur Kerja:
Alat dan bahan yang perlu persiapkan adalah benih kangkung, paralon ukuran ¾ inch, net pot
tanpa lubang samping, corong kecil, meja semai bersistem NFT, air, nutrisi AB Mix dan sistem
hidroponik. Paralon bekas ¾ inch dapat dipotong sama rata atau disamakan ukurannya menjadi
2,5 cm. Setelah disama ratakan ukurannya paralon maupun meja semai dicuci sampai bersih.
Pastikan saluran irigasi tidak bocor dan tersumbat.
Apabila menginginkan hasil produksi tanaman kangkung yang benar-benar baik, maka dalam
menentukan benih kangkung yang hendak ditanam atau digunakan haruslah yang berkualitas
dengan menggunakan bibit kangkung unggul
Paralon diletakkan pada meja semai bersistem NFT dan ditata dengan rapi yang telah dialiri air
bernutrisi 200 ppm dengan pH 6,0. Lalu, paralon diisi benih kangkung sebanyak 8 - 10 benih
dengan bantuan corong kecil. Setiap hari air selalu dicek semaian dengan melihat kebutuhan air,
cahaya dan kebersihan lingkungan semai. Benih berkecambah paha pada hari ke 3 dan dapat
dipindah 10 hari setelah semai
24
Pemindahan
Setelah semaian sudah tumbuh menjadi bibit kurang lebih 10 hari sesudah semai dapat ilakukan
pindah tanam. Pindah tanam dilakukan untuk mempermudah pembesaran dan pertumbuhan
tanaman kangkung. Kangkung yang dipindah tanam ke sistem hidroponik dapat menggunakan
sistem yang dikehendaki disini menggunakan sistem rakit apung
Cara pindah tanam dengan mengambil bibit pada per paralon dan dimasukkan ke netpot tanpa
lubang samping, agar pada saat pemanenan akar kangkung tetap utuh. Lalu pindahkan ke wadah
tanam hidroponik dengan sistem rakit apung yang telah disiapkan dengan air bernutrisi AB mix
dengan konsentrasi 1000 ppm dan pH 6,0
Pemeliharaan
Dalam tahap pemeliharaan, Perlu diperhatikan kebutuhan nutrisi kangkung dan jangan sampai
membiarkan kangkung tidak mendapatkan nutrisi dari larutan di bawahnya. Ganti larutan nutrisi
jika sudah berbau. Pemeliharaan dilakukan begitu seterusnya sampai memasuki masa panen
Pemanenan
Tanaman kangkung sudah bisa dipanen saat kangkung memasuki usia 4 – 6 minggu atau kurang
lebih 1 bulan atau 28 hari setelah masa tanam. Penan dapat dilakukan dengan mencabut
langsung. Panenlah kangkung hidroponik Anda saat daun-daun kangkung masih hijau segar dan
belum terlihat tua atau bahkan berbunga. Tanaman kangkung yang tidak segera dipanen akan
menimbulkan rasa pahit getir pada batang dan daun tanaman.
26