Anda di halaman 1dari 18

BAB II

DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN

A. UMUM
1. Pedoman magnet dan magnetisme
Pada Bab I telah dibahas tentang pedoman magnet secara panjang lebar. Pada
paragraph ini kita akan mengingat sepintas (preview) tentang pedoman magnet dari
tinjauan yang sedikit agak umum.
Sebagaimana kita bahas pada bab sebelumnya, pedoman magnet memiliki bagian
utama batang-batang magnet atau jarum-jarum magnet yang disusun sejajar satu sama
lain dan diletakkan pada satu bidang datar, serta dapat berputar secara mendatar dengan
bebas.
Kekuatan gaya magnetisme (magnetic force / ‘flux’) dari pada magnet batang terpusat
pada kutub-kutubnya (ujung-ujung magnet batang) sampai dengan 1/12 x panjang
magnet batang. Apabila dua magnet batang atau lebih didekatkan, maka diantara
mereka akan saling mempengaruhi, yaitu bila kutub-kutub senama didekatkan akan
terjadi gaya tolak-menolak, dan apabila kutub-kutub yang berlawanan didekatkan, akan
timbul gaya tarik-menarik.
Magnetisme pada batang logam dapat bersifat tetap (permanent) dan dapat juga
sementara (induced). Pada magnetisme yang bersifat tetap, walau pengaruh
magnetisme dari suatu batang magnet lainnya dijauhkan, maka batang logam itu masih
tetap bermagnet. Namun logam dengan magnetisme sementara, bila pengaruh magnet
di jauhkan, sedikit demi sedikit induksi magnetis akan hilang. Lamanya magnetisme
bertahan pada logam tersebut (retentivity) tergantung dari jenis logam yang diinduksi.
Disini kita mengenal beberapa istilah separti: besi keras, besi setengah keras, dan besi
lunak.

2. Magnetisme bumiawi (terrestrial magnetism)


Kita dapat mengibaratkan bahwa bumi adalah suatu magnet yang sangat besar yang
dikelilingi oleh gaya magnetisme (magnetic flux), dimana kutub-kutub magnetnya
terletak di dekat Kutub Utara Bumi (Kutub Selatan Magnetik atau kutub biru) dan
Kutub Selatan Bumi (Kutub Utara Magnetik atau kutub merah)
Gambar II-1 :
Magnetisme bumiawi

Garis-garis gaya magnetisme bumi berjalan pada permukaan bumi, menyebar dari
Utara ke Selatan dengan sudut datang yang berbeda-beda (gambar II-1). Sudut datang
gaya magnetik pada tiap-tiap tempat di bumi disebut ‘dip’ (angle of magnetic dip) atau
ditulis dengan symbol θ (shi) yang memiliki nilai 0 (nol) pada katulistiwa magnetik
dan 90º pada kutub-kutub magnetik Medan-medan magnet memiliki 2 komponen yaitu:
H adalah komponen horizontal, dan Z adalah komponen vertical. Komponen-
komponen ini nilainya akan berobah bila nilai ‘dip’ (θ) berobah. Yaitu, pada komponen
H, nilainya maksimum pada equator-magnetis dan mengecil bila mendekati kutub-
kutub magnetis. Sedangkan komponen Z memiliki nilai 0 (nol) pada katulistiwa
magnetis dan bertambah besar bila mendekati kutub-kutub magnetis bumi.
Bahwa kutub-kutub magnetik bumi tidak berimpit dengan kutub-kutub Utara-Selatan
bumi, maka penunjukan arah utara-selatan magnetik senantiasa berbeda dengan arah
utara-selatan bumi. Sudut yang dibentuk oleh arah utara-selatan sejati dengan arah
utara-selatan magnetik ini telah kita kenal dengan nama ‘Variasi’. Oleh karena letak
dari kutub-kutub magnetis selalu berobah, maka nilai variasi di berbagai tempat akan
mengalami perobahan pada kurun waktu tertentu. Sedangkan di beberapa tempat lain
boleh jadi nilai variasi tetap. Garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan
nilai variasi tetap tersebut kita kenal sebagai garis ‘Agone’.
Besarnya nilai variasi di suatu tempat dapat kita baca pada mawar pedoman peta-peta
laut atau peta pelayaran yang kita gunakan. Keterangan:
- Increasing annually artinya bertambah besar setiap tahunnya (increasing 1’
annually = bertambah 1’ setiap tahun)
- Decreasing annually artinya berkurang setiap tahunnya (decreasing 2’ annually =
berkurang 2’ setiap tahunnya. Sedangkan
- Stationary artinya nilainya tetap sepanjang masa (sampai ditetapkan kemudian)
Contoh:
Pada peta laut kita membaca mawar pedoman, nilai variasi tertulis:
Variation 2º 30’ E (1956), increasing 1.5’ annually. Berapakah variasi ditempat itu pada
tahun 2003?
Perhitungannya adalah sebagai berikut: dari tahun 1956 sampai 2003 = 47 tahun.
Artinya nilai variasi bertambah 1.5 x 47 = 70.5 menit = 1º 10’ 30”
Jadi variasi pada tahun 2003 = 2º 30’ 00” + 1º 10’ 30” = 3º 40’ 30” E (Timur)
Selain pada peta laut, pada masa kini nilai variasi juga dapat langsung dilihat pada situs
internet dengan alamat situs http://geomag.usgs.gov/dod.html

3. Magnetisme kapal
Pada waktu pembangunan kapal, terjadi berbagai kegiatan separti pengelasan, pukulan-
pukulan keras pada massa besi, getaran-getaran, pemindahan dan penempatan berbagai
macam massa besi yang masing-masing memiliki kekerasan yang berbeda. Pada
akhirnya terbentuklah magnetisme yang mempengaruhi penunjukan arah dari pada
magnet batang yang digunakan pada pedoman magnet kapal (induksi magnetisme).
Pengaruh tersebut secara horizontal ada yang membujur kapal (batang B), melintang
kapal (batang C) dan secara vertical (batang R). Oleh karenanya pedoman magnet tidak
mampu menunjuk tepat pada arah utara-selatan magnetik bumi. Sudut penyimpangan
ini disebut ‘deviasi pedoman’ (deviasi).
Pengaruh tersebut ada yang bersifat tetap (permanent magnetism), semi permanent atau
sementara (induced, remanent magnetism), dan sekilas (induced, transient magnetism).
Berikut ini adalah ringkasan pembagian magnetisme kapal:
Jenis Induksi di Sifat Pengaruh Cara penimbalan
induksi dalam
I Magnetisme Besi keras Tetap (tidak Gaya Dengan korektor P, Q,
Permanent dapat hilang magnetisme dan R (B, C dan J)
sejak kapal tetap ada di
dibangun semua lintang
II Magnetisme Besi lunak Sekilas (cepat Gaya berobah Batang flinder dan bola-
Transient datang cepat menurut bola (Korektor D)
hilang haluan kapal
III Magnetisme Besi Sementara Timbul jika Tidak dapat ditimbal.
Remanen setengah (lambat datang berhaluan Konsekwensi:
keras lambat hilang sama dan Deviasi pedoman harus
cukup lama selalu diperiksa

Sedangkan Kekuatan medan total menurut POISSON digambarkan sebagai berikut:

Magnet Magnet Kapal


T
bumi Permanen Transien Arah

yang diinduan ksi


X’ X +P +bY +cV Me m b u j u r

Kekuatmedan
+aX

Y’ Y +Q +dX +eY +fV Melintang

V’ V +R +gX +hY +kV Vertikal

X Y V
K e k u a t a n me dan ya n g
me n g i n d u k s i

Catatan:
Selama kapal duduk tegak:
X’ = X + P + aX + cV
Y’ = Y + Q + eY
V’ = V + R + g X + k V (tidak berlaku pada saat kapal oleng/senget)
Karena pengaruh magnetisme yang tidak beraturan, kemungkinan besar deviasi pedoman
menjadi sangat besar pada beberapa haluan, dan tidak beraturan atau tidak merata pada
setiap perobahan haluan kapal
Haluan pada saat pembanguanan kapal sangat mempengaruhi induksi yang terjadi. Haluan
pembangunan kapal Utara atau Selatan lebih baik disbanding dengan pembangunan pada
haluan Timur atau Barat karena induksi magnetisme secara horizontal (H) pada arah batang
magnetik menunjuk utara selatan tidak terbentuk.

4. Tujuan, azas dan alat untuk menimbal pedoman


a. Tujuan penimbalan pedoman:
1) membuat deviasi sekecil mungkin
2) perobahan deviasi pada perobahan perobahan haluan agar terjadi secara
berangsur-angsur dan merata
3) sebanyak mungkin memperkuat gaya pengarah dan disamakan pada semua
haluan
b. Azas-azas penimbalan:
1) Gaya magnetis yang menyebabkan deviasi, dilenyapkan oleh gaya yang
sama dan sejenis, tetapi yang bekerja pada arah yang berlawanan
2) Kutub permanent pada kapal harus ditimbal oleh magnet permanent
3) Kutub transient pad besi lunak vertical ditimbal oleh massa besi lunak
vertical
4) Kutub transient pada besi lunak horizontal harus ditimbal oleh massa besi
lunak horizontal yang sejenis

c. Alat-alat untuk menimbal pedoman:


1) Magnet-magnet tetap:
a) Korektor P (Batang C), yaitu magnet membujur kapal untuk menimbal
uraian horizontal membujur dari magnetisme kapal yang permanent,
yaitu P/λH
b) Korektor Q (Batang B), yaitu magnet melintang untuk menimbal uraian
horizontal melintang dari magnetisme kapal yang permanent, yaitu Q/λH
2) Batang-batang flinder (Flinder bars), yaitu batang besi lunak yang
diarahkan tegak lurus geladak, dipertengahan kapal, untuk menimbal
magnetisme transient di dalam besi lunak vertical, yaitu c.tg.i
3) Korektor D, yaitu bola-bola atau silinder besi lunak berongga yang
diletakkan di sisi kanan kiri pedoman, pada ketinggian yang sama dengan
magnet batang pada pedoman, untuk menimbal bagian utama dari simpangan
kwadrantal, yaitu koefisien D
4) Magnet senget, yaitu magnet permanent yang dipasang tegak lurus geladak
kapal, tepat dipertengahan pedoman.

5. Alasan dilakukan penimbalan:


Pedoman yang tidak di timbal memiliki deviasi yang besar dan tidak beraturan. Deviasi
pedoman yang besar memiliki kerugian sebagai berikut:
a. Deviasi berobah cepat; pada perobahan haluan mawar pedoman kadang-kadang
menjadi tidak tenang dan lamban, sehingga sulit untuk digunakan pada waktu
kapal berlayar diperairan sempit atau pada waktu pemanduan kapal.
b. Mudah terjadi kekeliruan apabila berlayar dibawah pwerintah pandu
c. Deviasi yang besar mengakibatkan perobahan besar dalam gaya pengaruh,
sehingga pada haluan-haluan tertentu mawar menjadi terlampau lamban
d. Jika simpangan senget besar, maka pada waktu kapal oleng mawar pedoman
menjadi tidak tenang

B. BEBERAPA ISTILAH DAN PENGERTIAN DASAR


1. Magnet, adalah benda besi atau baja yang menarik benda-benda besi atau baja lainnya.
Terdapat 3 macam magnet yaitu:
a. Magnet alam, yaitu potongan besi yang magnetis secara alamiah. Batang-batang
magnet separti ini konon terdapat di Asia Kecil
b. Magnet buatan, yaitu besi/baja yang dijadikan magnet secara buatan oleh sapuan-
sapuan menggunakan magnet lain
c. Magnet elektro, yaitu batang besi yang dililit dengan kumparan tembaga
(diisolasi) yang dialiri listrik. Batang besi akan menjadi magnetis hanya apabila
kumparan dialiri listrik.

2. Pada batang magnet terdapat 3 bagian utama yaitu:


a. Kutub-kutub magnet yang terletak pada ujung-ujung batang magnet hingga 1/12 x
panjang batang magnet. Kutub Utara atau Kutub Merah, dan Kutub Selatan atau
Kutub Biru.
b. Sumbu magnet yang menghubungkan kutub-kutub magnet
c. Bidang netral, yaitu bidang tegak lurus sumbu magnetis yang terletak tepat di
tengah batang magnet.

3. Hukum Coloumb:
a. Kutub-kutub yang tidak senama dari 2 magnet batng saling tarik menarik,
sedangkan kutub-kutub senama saling tolak-menolak
b. Gaya tarik dan gaya tolak magnetis adalah berbanding lurus dengan banyaknya
magnetisme yang terkumpul pada kutub-kutubnya (m1 x m2)
c. Gaya tarik – tolak magnetis berbanding terbalik dengan kwadrat jarak dari letak
kutub-kutub yang saling mempengaruhi (d2)
Bila digabungkan antara nomor b dan c akan mendapat rumusan besarnya gaya tarik-
tolak F, atau K = (m1 x m2)/ (d2)

4. Benda paramagnetis, yaitu benda yang dapat tertarik oleh sebuah magnet. Misalnya,
baja, besi, seng, nikel, dan lainnya
5. Benda diamagnetis, yaitu benda yang tertolak oleh sebuah magnet. Misalnya Timah,
timah hitam, bismuth, dan pada umumnya logam mulia adalah benda diamagnetis.

6. Induksi magnetis adalah peristiwa dimana sebuah besi lunak yang didekatkan pada
sebuah magnet, kemudian besi tersebut menjadi magnet. Induksi dapat meningkat oleh
adanya pukulan-pukulan (ketokan) dan getaran

7. Besi keras, adalah besi yang sulit diinduksikan, dan Besi lunak, adalah besi yang
segera dapat diinduksikan, tetapi segera kehilangan magnetismenya jika gaya yang
menginduksi dihentikan

8. Gaya Korsitif adalah hambatan yang dipertahankan molekul-molekul terhadap


pengarahan magnetisme. Gaya korsitif yang sangat besar terdapat pada campuran Besi-
Mangaan (14% mangaan, 86% besi)
9. Medan magnet homogen adalah medan magnet yang garis-garis gayanya berjalan
sejajar (contoh: medan magnet bumi dan medan magnet kapal)
10. Intensitas Total (T) adalah kekuatan medan magnetisme bumi pada sebuah satuan
kutub. ‘T’ diuraikan dalam intensitas horizontal (H) dan vertical (V). Hubungan antara
keduanya dirumuskan sebagai berikut:
H = T.cos.i; tg.i = V/H; T = H.sec.i; V = T.sin i; cotg i = H/V; T = V.cosec i

11. Unsur-unsur magnetisme bumi adalah:


a. Variasi
b. Inklinasi, dan
c. Intensitas horizontal

12. Daerah gangguan variasi adalah daerah-daerah yang mengalami banyak


penyimpangan nilai variasi terhadap sekelilingnya. Hal ini terjadi / terbentuk oleh
lapisan-lapisan magnetis pada dasar laut

13. Gangguan variasi:


a. Gangguan sekuler adalah gangguan yang terjadi tiap tahun dengan nilai besaran
yang sama
b. Gangguan berkala adalah gangguan yang terjadi secara teratur pada perobahan
musim dan keadaan alam yang sama
c. Gangguan mendadak, adalah gangguan yang terjadi oleh adanya badai magnetis,
gempa bumi, dan letusan gunung api (volcanic disturbances)

14. Parameter, adalah perbandingan antara Kekuatan medan magnet yang diinduksikan
oleh medan magnet bumi dan kekuatan medan magnet bumi yang menginduksi pada
arah membujur, melintang dan vertical

15. Gaussin Error adalah perobahan nilai deviasi yang terjadi karena kapal merobah
haluan. Hal in terjadi karena pada saat kapal merobah haluan terjadi pusaran arus
medan magnet di sekitar pedoman sehingga mempengaruhi magnetisme transient
disekitarnya. Kesalahan ini dapat dikurangi dengan cara meletakkan kumparan kawat
tembaga yang dialiri listrik dengan kekuatan tertentu yang diletakkan dibagian luar
rumah pedoman pada kedudukan lebih kebawah dari magnet batang pedoman
(degaussing coils). Degaussing-coil yang utama, diletakkan dekat rumah pedoman
setinggi muka-air (Main coils). Sedangkan degaussing-coil lainnya diletakkan di
tempat-tempat yang strategis separti di geladak agil (Forecastle-deck = F-coil),
Quarter-deck (Q-coil), Longitudinal (L-coil), dan Athwartship (A-coil). Kumparan-
kumparan ini diberi energi listrik dengan Kekuatan tertentu. Setiap pemberian aliran
tenaga listrik harus dicatat oleh navigator.
Besarnya pengaruh ‘degaussing’ akan tergantung dari:
a. Jumlah dan jenis dari kumparan yang dipasang
b. Kekuatan magnetis dan peng-kutub-an dari masing-masing kumparan
c. Letak kumparan terhadap rumah pedoman
d. Kemungkinan timbulnya induksi massa besi di dekat rumah pedoman.
e. Kemahiran operator dalam menetapkan besarnya tenaga listrik dan frequensi
pelaksanaannya (jarang ataukah sering)
Istilah ‘degaussing’ sering disebut juga sebagai ‘magnetic silencing’

16. Deperming, yaitu cara ‘degaussing’ yang lebih effective, dengan cara memasang
kumparan kawat tembaga, melingkar badan kapal mulai geladak-cuaca (weather-deck)
melingkar lunas kapal, dari haluan sampai buritan. Cara separti ini mendasarkan pada
prinsip merobah karakteristik dari pada magnetisme kapal. Apabila karakteristik
magnetisme kapal sudah diperoleh separti yang dikehendaki, maka kumparan-
kumparan tersebut dapat dilepas.

17. Flashing, yaitu cara lain dari ‘degaussing’ yang dapat dilakukan apabila dikapal tidak
terdapat ‘degaussing-coil’ atau sistim yang ada tidak berfungsi. Caranya yaitu dengan
meletakkan kumparan secara mendatar disekeliling kapal (setinggi muka-air) kemudian
dialiri arus listrik searah (DC = Direct Current) dengan kekuatan tertentu. Bila telah
mendapat karakteristik magnetisme kapal tertentu kumparan ini kemudian dilepas
(sifatnya proteksi sementara).

18. Retentive Error, adalah perobahan nilai deviasi pedoman yang terjadi karena kapal
berlayar dengan haluan tetap dalam waktu yang cukup lama (lebih dari 12 jam) karena
adanya induksi terhadap magnetisme remanen. Kesalahan ini tidak dapat ditimbal. Oleh
karenanya navigator harus menentukan kesalahan pedoman dari waktu kewaktu,
sedikitnya satu kali dalam satu periode jaga, bila dimungkinkan (keterangan lebih lanjut
pada penjelasan di belakang).
19. Full compensation. Diartikan sebagai penimbalan penuh atau penimbalan secara
menyeluruh. Penimbalan separti ini umumnya dilakukan dalam hal-hal tertentu
misalnya:
a. Pada saat kapal selesai di bangun (kapal baru) turun dari galangan atau setelah
melakukan dok besar (special survey)
b. Bila bangunan kapal bagian atas mengalami perobahan yang cukup besar, misalnya
perobahan konstruksi batang pemuat, adanya pemasangan generator darurat di atas
dek, merobah kapal misalnya dari jenis ro-ro ke jenis feeder(container)
c. Bila setelah sekian lama kapal tidak beroperasi (moth-ball)
d. Setelah kapal mengalami kebakaran yang cukup besar.

20. Simpangan senget, yaitu terjadi karena:


a. Adanya uraian vertical dari magnet permanent (batang R)
b. Adanya pengaruh magnetisme transient k.V
c. Adanya magnetisme transient pada waktu kapal senget, diinduksi oleh intensitas
vertikal e.V
Secara definitive, ‘simpangan senget adalah perobahan deviasi yang disebabkan oleh
senget kapal. Apabila deviasi pada kapal yang senget kita sebut δs dan deviasi untuk
haluan yang sama pada kapal yang tegak adalah δt, maka simpangan senget dinyatakan
oleh selisih (δs – δt)
Contoh-contoh perhitungan tentang simpangan senget:
1) Contoh I:
Diketahui: Pada Hp = Utara dengan senget ke kiri 10º terdapat deviasi δs = +
17º, Sedangkan untuk kapal tegak pada Hp = Utara δt = +12º
Hitunglah : Koefisient senget (J)
Jawab: (δs – δt) = - J.s.cos z’
(+17º) – (+12º) = − J.( −10º).(+1)
+ 5º = + 10.J
Jadi: J = + 0,5º

2) Contoh 2:
Diketahui: Pada Hp = 202,5º dengan senget ke kanan 12º terdapat deviasi δs
= + 7º, Sedangkan daftar kemudi haluan yang sama untuk kapal tegak
memberikan δt = −1º
Hitunglah : Koefisient senget (J)
Jawab: (δs – δt) = − J.s.cos z’
(+7º) – (−1º) = −J.(+12º).Cos 202,5º
+8º = + 11,1º J
J adi: J = +8 / 11,1 = + 0,72º

3) Contoh 3:
Diketahui: Pedoman di kapal memiliki koefisien senget J = +0,6º. Hp = 155º
dengan senget ke kiri 10º. Deviasi pada kapal tegak (δt) = +9º
Hitunglah : Deviasi senget dan Haluan magnetisnya (Hm)
Jawab: (δs – δt) = − J.s.cos z’
δs − (+9º) = − (+0,6º).(−10º).Cos 155º
δs − 9º = 6º (− cos 25º) = − 6º x 0,9
δs = +9º - 5,4º = +3,6º = + 4º

Hm = Hp + δs = 155º + 4 = 159º

C. RUMUS-RUMUS DALAM MENIMBAL PEDOMAN MAGNET


1. Gaya pengarah rata-rata (H’) = 0,85 x H; H = Intensitas horizontal
2. Nilai deviasi yand disebabkan oleh batang P: δP = (P/λH)x sin z’; z’ = Haluan pedoman
3. Nilai deviasi oleh batang Q: δQ = (Q/λH) x cos z’
4. Rumus dasar deviasi (δP + δQ ) = (P/λH) . sin z’ + (Q/λH) . cos z’
5. Simpangan senget: (δs – δt) = − J.s.cos z’; J (+) artinya jarum pedoman ditarik ke -
lambung yang lebih tinggi.
6. Rumus umum deviasi (Airy & Archibald Smith) :
δz’ = Aº + Bº.sin z’ + Cº.cos z’ + Dº.sin 2z’ + Eº.cos 2z’
Aº 
sifat: tetap
Bº.sin z’ + Cº.cos z’ 
sifat: semi sirkulair
Dº.sin 2z’ + Eº.cos 2z’
sifat: kuadrantal
Pada rumus Airy & Archibald Smith tersebut diatas, A, B, C, D dan E disebut koefisien
deviasi, dengan uraian sebagai berikut:
A = (d –b)/2λ.
Nilai A tidak terikat dengan z’ dan tidak tergantung lintang. Nilai A merupakan nilai
kesalahan tetap yang sering disebut sebagai salah kolimasi.
B = (P/λH) + (c.tg i/ λ)
B merupakan penyimpangan semi-sirkulair. Tergantung dari H dan I jadi berobah
dengan lintangnya. Nilai B trerjadi oleh gaya-gaya membujur P dan c.V
C = (Q/λH) + (f.tg i/ λ)
Nilai C tergantung dari H dan i. Terjadi karena gaya-gaya horizontal melintang Q
dan c.V
D = (a-e)/2 λ
Nilai D tidak tergantung pada H dan I, sehingga nilainya tidak berobah pada
perobahan lintang. D merupakan factor penyimpangan quadrantal. Umumnya
bernilai positif (+)

E = (d + b) /2 λ
Nilai E tidak tergantung H dan I sehingga tidak berobah pada perobahan lintang.
Nilai E pada umumnya sangat kecil.

D. PERSIAPAN MENIMBAL PEDOMAN


1. Kapal harus duduk tegak, juga pada penimbalan simpangan senet
2. Kapal harus diusahakan duduk dengan sarat rata (even keel)
3. Semua bagian besi harus berada di tempat –tempat separti keadaan sedang berlayar.
Atau dengan kata lain, kapal harus siap laut secara magnetis.
4. Kapal tidak boleh berada di dekat massa besi yang besar separti: dok, tongkang, pabrik,
dan sejenisnya.

E. KETENTUAN LAIN DALAM PENIMBALAN PEDOMAN


1. Koefisien A dan E tidak ditimbal (pelajari paragraph A diatas)
2. Magnet-magnet penimbal tidak boleh terlalu dekat dengan mawar pedoman
3. Jarak magnet ke pertengahan mawar pedoman paling sedikit 2 x panjang magnet dan
harus lebih dari 40 cm)

F. PELAKSANAAN MENIMBAL PEDOMAN


Urutan penimbalan dalam praktek adalah sebagai berikut (Capt. H.R. Subekti):
1. Pasanglah korektor-D secara perkiraan. Catat jaraknya ke mawar pedoman
2. Pasanglah batang flinder secara perkiraan pula.
3. Arahkan haluan kapal untuk Timur magnetis
4. Timballah simpangan senget dengan menggeser kedudukan batang R
5. Perbaiki batang flinder, sehingga setengah deviasi dapat dihilangkan
6. Perbaiki korektor P (membujur) dan buatlah deviasi = nol
7. Arahkan haluan kapal untuk Utara magnetis atau Selatan Magnetis
8. Pasanglah magnet melintang (Korektor Q) dan buatlah deviasi = nol
9. Arahkan haluan kapal untuk Barat-magnetis dan buatlah deviasi menjadi berkurang
sampai setengahnya dengan cara menggeserkan lebih jauh magnet membujur (maka B
= 0)
10. Arahkan haluan kapal untuk Selatan magnetis atau Utara magnetis dan buatlah deviasi
menjadi berkurang setengahnya dengan cara menggeserkan lebih jauh magnet
melintang (maka C = 0)
11. Arahkan haluan kapal untuk salah satu dari surat antara induk magnetis dan perbaikilah
korektor D sehingga deviasi = nol
12. Arahkan kapal pada haluan yang berbeda 90º dengan haluan terdahulu dan geserlah
lebih jauh korektor D sedemikian rupa sehingga deviasi menjadi berkurang sampai
setengahnya
13. Periksa ulang apakah B dan C perlu ditimbal ulang
14. Buatlah daftar/table deviasi.

Pelaksanaan penimbalan pedoman harus dilakukan oleh seorang yang sudah ahli, dan untuk
kepentingan administrasi, harus oleh mereka yang memiliki sertifikat sebagaimana mestinya
(qualified and certified technician).
Langakah-langkah secara umum dalam pemeriksaan pedoman adalah sebagai berikut (oleh
seorang teknisi yang sudah ahli):
1. Periksa apakah terdapat gelembung air dalam ketel pedoman (pedoman cair).
Tambahkan cairan melalui lobang pengisian bila terdapat gelembung udara. Adanya
gelembung udara yang besar boleh jadi menunjukkan adanya kebocoran pada ketel
pedoman. Bawalah ke tempat perbaikan untuk diganti ‘gasket’nya dan perawatan lain
yang memadai.
2. Periksa gerakan cincin lenja. Bersihkan dan berikan vaselin pada bagian-bagian
bergerak agar tidak berkarat dan macet.
3. Gerak-gerakkan bola penimbal mendekati dan menjauh dari pedoman serta lakukan
pemutaran secara mendatar. Bila pedoman berputar lebih dari 2º maka bola-bola
penimbal perlu dinetralkan kembali (Annealed) dengan cara membakarnya sampai
berwarna merah kemudian dinginkan secar perlahan sampai kembali pada temperature
normal..
4. Periksa batang-batang flinder dengan cara membalikkan kedudukannya. Bila piringan
pedoman berputar lebih dari 2º maka batang-batang flinder harus dinetralkan kembali
sama separti bola-bola penimbal (annealed)
5. Cocokkan penunjukan pedoman dengan ‘Master Gyro Compass’ dan ‘repeater-
repeaternya untuk ketepatan haluan kapal
6. Pasang magnet-magnet penimbal separti kedudukan sebelumnya.
7. Periksa semua benda-benda magnetis, massa besi berada pada posisi ‘melaut’ separti
batang pemuat, pintu-pintu kedap air, cargo-crane, dan sebagainya. Semua peralatan
navigasi dan komunikasi separti Radar, RDF, Radio komunikasi dan lainnya
dihidupkan selama memutar kapal (swinging the ship)
8. Siapkan bendera isyarat internasional OQ (Oscar + Quebeq) untuk dikibarkan.

Pada waktu memutar kapal, pilihlah juru-mudi yang terbaik sehingga penunjukan haluan
kapal dapat tepat dan pada waktu kapal harus ‘steady course’ dapat benar-benar steady pada
haluan yang diperintahkan. Setiap haluan yang diminta harus dapat bertahan sedikitnya 2
menit sebelum penyetelan berikutnya dilakukan, untuk menghindari pengaruh ‘gaussin
error’.

Apabila tidak ada teknisi yang dapat ditunjuk untuk melakukan pemeriksaan pedoman,
maka langkah-langkah berikut ini boleh jadi cukup bermanfaat bila dilakukan dengan benar:
1. Pada waktu kapal sedang berlayar, kemudikan haluan Utara (000º) dan stel magnet
senget sehingga memperoleh oscilasi yang minimum.
2. Robah haluan menjadi 090º (Timur). Setelah berhaluan 090º lebih dari 2 menit, ambil
atau pasang atau gerakkan ke depan/belakang batang magnet B (Korektor P) untuk
menjadikan deviasi = 0 (nol)
3. Robah haluan menjadi 180º (Selatan). Biarkan kapal berhaluan 180º selama 2 menit.
Kemudian ambil atau pasang atau gerakkan ke samping kanan/kiri magnet batang C
(Korektor Q) sehingga memperoleh deviasi pada haluan itu = 0 (nol)
4. Robah haluan menjadi 270º (Barat). Tunggu kapal berhaluan 270º selama 2 menit,
kemudian gerakkan batang B sehingga nilai deviasi pada haluan tersebut menjadi ½
dari nilai sebelum di gerakkan.
5. Robah haluan menjadi 000º (Utara). Setelah 2 menit berhaluan 000º gerakkan magnet
batang C sehingga deviasi menjadi ½ dari nilai sebelumnya.
6. Robah haluan menjadi 045º atau 135º atau 225º atau 315º kemudian gerakkan bola-bola
penimbal mendekati atau menjauh dari pedoman sehingga kesalahan menjadi minimum
7. Robah haluan menjadi 135º atau 225º atau 315º atau 045º (90º dari haluan pada nomor
6), kemudian gerakkan bola-bola penimbal sehingga mengurangi kesalahan menjadi ½
dari nilai sebelumnya.
8. Lakukan pemutaran kapal 360º dan tentukan kesalahan setiap perobahan haluan 45º
dengan cara membaring benda jauh atau memutar mengelilingi rambu tetap di laut.
Catat hasilnya untuk digunakan sebagai dasar pembuatan daftar/kartu deviasi
(deviation card). Apabila dalam menarik garis lengkung deviasi berdasarkan catatan
yang dibuat tidak / kurang lurus, agar dibuat sedemikian rupa sehingga garis lengkung
tersebut merupakan sinusoida yang simetris.
Catatan untuk magnetisme remanen:
- sifat induksi sementara
- tidak dapat ditimbal

Keterangan gambar:
1. Posisi 1: Semua besi melintang (1/2 lunak) di induksi oleh medan magnet
bumi. Di lambung kiri merah dan lambung kanan biru
2. Posisi 2: Sesaat setelah berobah haluan, kutub-kutub magnetik tetap (kiri
merah – kanan biru). Terjadi deviasi (Dalil: berobah kekanan deviasi
negative atau ke kiri). ∆H = 90º maka deviasi maksimum
3. Posisi 2a: Setelah mengikuti haluan tetap ke Selatan maka besi membujur
di induksi sehingga terjadi kutub-kutub magnet (buritan merah, haluan
biru)
4. Posisi 3: Setelah berhaluan Barat, sesaat induksi masih tetap.
5. Posisi 3a: Setelah beberapa lama berhaluan Barat besi melintang di
induksi
6. Posisi 4: Setelah berhaluan Utara, sesaat induksi tetap.
7. Posisi 4a: Setelah beberapa lama berhaluan Utara besi membujur di
induksi, dan seterusnya
Catatan:
Berobah haluan ke kanan, deviasi ke kiri (-)
Berobah haluan ke kiri, deviasi ke kanan (+)

Beberapa benda / alat di kapal yang dapat menimbulkan deviasi bila didekatkan pada pedoman
magnet antara lain:
1. Senjata api 9. Pistol isyarat
2. Muatan besi/baja 10. Telephone
3. Batang pemuat yang terangkat 11. Roda kemudi metal
4. Gulungan kabel 12. Pisau
5. Pintu baja di anjungan 13. Jam tangan, rangka kaca mata
6. Laci meja peta 14. Pena, Kepala ikat pinggang
7. Repeater yang dapat dipindahkan 15. Peniti
8. Jendela dan ‘ports’ 16. Landing craft
* Sumber: Nathaniel Bowditch, American Practical Navigator, 2002
Beberapa peralatan elektrik/elektronik yang dapat menimbulkan deviasi bila didekatkan pedoman
magnet antara lain:
1. Motor listrik 11. Headphone
2. Pengendali magnetik 12. Windshield wiper
3. Gyro repeater 13. Rudder Indicator
4. Nonmarried conductors 14. Minesweeping power circuit
5. Loudspeaker 15. Engine Telegraph
6. Indikator listrik 16. Radar
7. Mesin Las listrik 17. Magnetically controlled switches
8. Rangkaian tenaga listrik yang besar 18. Radio Transmitter
9. Lampu sorot / senter 19. Radio Receiver
10. Tombol-tombol listrik/elektronik 20. Voltage Regulator
SOAL – SOAL MANDIRI
1. Apa yang di maksud magnet ?

2. Sebutkan macam-macam magnet ?

3. Sebutkan beberapa benda / alat di kapal yang dapat menimbulkan deviasi bila didekatkan
pada pedoman magnet ?

4. Apa yang di maksud gaya korsitif ?

5. Sebutkan unsur-unsur magnetisme bumi ?

Anda mungkin juga menyukai