Anda di halaman 1dari 3

Tugas Al-Qur’an & Hadits

Kamis, 16 April 2020


Oleh Haniyyatul Afra
X IIK

Macam-macam Sunnah
a. Sunnah Qauliyah
merupakan perkataan atau sabda Rasulullah SAW yang didalamnya
menerengkan hukum-hukum agama dan maksud Al-Quran yang berisi
peradaban, hikmah, ilmu pengetahuan, dan akhlak.
Sunnah qauliyah pun terbagi menjadi tiga tingkatan ;
1. Sunah qauliyah yang jelas dan pasti kebenarannya dari Allah melalui Rasul
dan diriwayatkan secara mutawatir.
2. Sunah qauliyah yang diragukan kebenarannya atau kesalahannya, karena
tidak bisa membedakan mana yang kuat, benar atau salah, orang yang
meriwayatkan diragukan kejujuran dan keadilannya, dst
3. Sunah qauliyah yang dianggap tidak benar sama sekali, seperti tidak
masuk
akal, khabar yang menyalahi atau bertentangan dengan khabar mutawatir,
dst.
Contoh Hadits :
Hadits tentang Niat
‫صلَّى هللاُ تَ َعالَى‬ َ ِ‫ْت َرسُوْ َل هللا‬ ُ ‫ َس ِمع‬: ‫ال‬ َ َ‫ض َي هللاُ تَ َعالَى َع ْنهُ ق‬ ِ ‫ب َر‬ ِ ‫ص ُع َم َر ْب ِن ْالخَطَّا‬ ٍ ‫ع َْن أَ ِمي ِْر ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ أَبِي َح ْف‬
‫َت ِهجْ َرتُهُ إِلَى هللاِ َو َرسُوْ لِ ِه‬ ْ ‫ئ َما ن ََوى فَ َم ْن َكان‬ ِ ‫ إِنَّ َما ْاألَ ْع َما ُل بِالِّنيَّا‬: ‫َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َو َسلَّ َ;م يَقُوْ ُل‬
ٍ ‫ت َوإِنَّ َما لِ ُكلِّ ا ْم ِر‬
َ ‫ُص ْيبُهَا; أَ ِو ا ْم َرأَ ٍة يَ ْن ِك ُحهَا فَ ِهجْ َرتُهُ إِلَى َما ه‬
‫َاج َر إِلَ ْي ِه‬ ِ ‫َت ِهجْ َرتُهُ لِ ُد ْنيَا ي‬ ْ ‫فَ ِهجْ َرتُهُ إِلَى هللاِ َو َرسُوْ لِ ِه َو َم ْن َكان‬
Dari Amirul Mu’minin, Abu Hafsh Umar bin Al Khathab Radhiallahu Ta’ala ‘Anhu, dia berkata: Aku mendengar
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya amal itu hanyalah beserta niat, dan setiap manusia
mendapatkan sesuai dengan apa-apa yang diniatkannya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya
maka hijrahnya itu adalah kepada Allah dan RasulNya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia yang
diinginkannya atau wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu kepada apa-apa yang ia inginkan itu.”
(Diriwayatkan oleh Imamul Muhadditsin, Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al Mughirah bin
Bardizbah Al Bukhari dan Abul Husein Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaburi, dalam kitab shahih
mereka yang merupakan kitab hadits paling shahih)

b. Sunnah Fi’liyah
adalah perbuatan nabi yang berdasarkan tuntunan rabbani untuk ditiru dan
diteladani yang kemudian dinukilkan oleh para sahabat. Hal itu bisa diketahui
dari indikasi-indikasi yang menunjukkan perbuatan tersebut. Karena pada
kenyataannya perbuatan-perbuatan Nabi ‫ ﷺ‬benyak jenisnya, yaitu:
1. Perbuatan yang dilakukan dalam rangka melaksanakan ketaatan terhadap
sesuatu yamg diperintahkan, sebagaimana hal itu terjadi pada seluruh
umatnya.
2. Perbuatan yang dilakukan semata-mata tuntutan sebagai manusia biasa
(Perkara Jibliyah).
3. Perbuatan yang terjadi dalam rangka beribadah, namun ada dalil yang
menunjukkan hal itu khusus untuk beliau ‫ﷺ‬.
4. Perbuatan yang dilakukan dalam rangka menjelaskan sesuatu yang masih
global yang ada di dalam Alquran.
5. Perbuatan yang dilakukan yang tidak termasuk salah satu dari yang telah
disebutkan di atas. Dan ini ada dua macam, sesuatu yang jelas maksudnya,
yaitu dalam rangka ibadah ,dan sesuatu yang tidak jelas, apakah dalam
rangka ibadah atau tidak.
Contoh Hadits :
Hadits tentang Tata Cara Sholat Khauf
‫ف‬ ٌّ ‫ص‬ َ ‫صفَّي ِْن‬ َ ‫صفَّنَا‬ َ َ‫ف ف‬ِ ْ‫صاَل ةَ ْال َخو‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ِ ‫ت َم َع َرسُو ِ;ل هَّللا‬ ُ ‫ال َش ِه ْد‬ َ َ‫ع َْن َجابِ ِر ْب ِن َع ْب ِد هَّللا ِ ق‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّم‬ َ ِ ‫َخ ْلفَ َرسُو ِ;ل هَّللا‬ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َ;م‬ َ ‫َو ْال َعد ُُّو بَ ْينَنَا َوبَ ْينَ ْالقِ ْبلَ ِة فَ َكبَّ َ;ر النَّبِ ُّي‬
ُّ ‫وع َو َرفَ ْعنَا; َج ِميعًا ثُ َّم ا ْن َح َد َر بِال ُّسجُو ِ;د َوالص‬ ْ
‫َّف‬ ِ ‫َو َكبَّرْ نَا; َج ِميعًا ثُ َّم َر َك َع َو َر َك ْعنَا َج ِميعًا ثُ َّم َرفَ َع َرأ َسهُ ِم ْن الرُّ ُك‬
ُّ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ال ُّسجُو َ;د َوقَا َم الص‬
‫َّف‬ َ ‫ضى; النَّبِ ُّي‬ َ َ‫َّف ْال ُم َؤ َّخ ُر فِي نَحْ ِر ْال َعد ُِّو فَلَ َّما ق‬ ُّ ‫الَّ ِذي يَلِي ِه َوقَا َ;م الص‬
‫َّف ْال ُمقَ َّد ُم ثُ َّم َر َك َع‬ ُّ ‫َّف ْال ُمؤَ َّخ ُر َوتَأ َ َّخ َر الص‬ ُّ ‫َّف ْال ُمؤَ َّخ ُر بِال ُّسجُو ِ;د َوقَا ُموا; ثُ َّم تَقَ َّد َم الص‬ ُّ ‫الَّ ِذي يَلِي ِه ا ْن َح َد َر الص‬
ْ
‫وع َو َرفَ ْعنَا; َج ِميعًا ثُ َّم ا ْن َحد ََر بِال ُّسجُو ِ;د‬ ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َو َر َك ْعنَا َج ِميعًا ثُ َّم َرفَ َع َرأ َسهُ ِم ْن الرُّ ُك‬ َ ‫النَّبِ ُّي‬
;‫ضى‬ َ َ‫ُور ْال َعد ُِّو فَلَ َّما ق‬ ;ِ ‫َّف ْال ُم َؤ َّخ ُ;ر فِي نُح‬ ُّ ‫َّف الَّ ِذي يَلِي ِه الَّ ِذي َكانَ ُم َؤ َّخرًا فِي ال َّر ْك َع ِة اأْل ُولَى َوقَا َم الص‬ ُّ ‫َوالص‬
‫َّف ْال ُم َؤ َّخ ُر بِال ُّسجُو ِد فَ َس َجدُوا; ثُ َّم َسلَّ َم‬ ُّ ‫َّف الَّ ِذي يَلِي ِه ا ْن َحد ََر الص‬ ُّ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ال ُّسجُو َد َوالص‬ َ ‫النَّبِ ُّي‬
‫ال َجابِ ٌر َك َما يَصْ نَ ُع َح َر ُس ُك ْ;م هَؤُاَل ِء بِأ ُ َم َرائِ ِه ْ;م‬ َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َو َسلَّ ْمنَا; َج ِميعًا ق‬ َ ‫النَّبِ ُّي‬
Dari Jabir bin Abdullah ia berkata; "Aku pernah ikut menunaikan shalat Khauf bersama Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam. Kami berbaris dua shaf di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sedangkan
musuh berada tepat antara kami dan kiblat (di hadapan kami). Mula-mula Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bertakbir, lalu kami semua ikut bertakbir. Kemudian beliau ruku' dan kami pun ikut ruku' semua. Kemudian
beliau I'tidal (bangkit) dari ruku', maka kami bangkit pula semuanya. Sesudah itu, beliau turun untuk sujud
bersama-sama dengan shaf yang pertama, sedangkan shaf kedua tetap berdiri untuk berjaga-jaga. Ketika
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersama shaf pertama telah selesai sujud dan telah berdiri, barulah shaf
kedua turun untuk sujud, dan mereka terus bangun kembali. Sesudah itu, shaf kedua maju ke depan,
sedangkan shaf pertama mundur. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ruku' dan kami ruku' pula
semuanya. Kemudian beliau bangkit dari ruku', lalu kami bangkit pula semuanya. Kemudian beliau turun
untuk sujud diikuti oleh shaf yang berada di belakang beliau. Sedangkan shaf yang setelahnya (tadinya shaf
pertama) tetap berdiri untuk berjaga-jaga ke arah musuh. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan shaf
yang berada di belakangnya telah selesai sujud, barulah shaf yang kedua turun untuk sujud. Kemudian Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan salam, dan kami pun mengucapkan salam semuanya." Jabir
berkata; Sebagaimana yang dilakukan oleh para penjaga kalian bersama para pemimpinnya..” (HR. Muslim)

c. Sunnah Taqririyah
merupakan pengakuan nabi dengan tidak mengingkari sesuatu yang
diperbuat oleh seorang sahabat ketika dihadapan nabi atau diberitakan
kepada beliau, lalu nabi sendiri tidak menyanggah, tidak menyalahkan atau
juga tidak menunjukkan bahwa beliau meridhainya.
Perkataan atau perbuatan yang didiamkan itu hukumnya sama dengan
perkataan dan perbuatan Nabi SAW sendiri yaitu dapat dijadikan hujjah
(ketetapan hukum).
Singkatnya, “Perbuatan sahabat yang mendapatkan persetujuan dari Nabi
Muhammad saw.”

Contoh Hadits :
Hadits tentang Hal Jual-Beli
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه‬
َ ِ‫ان ِجزَ افًا فَنَهَانَا َرسُوْ ُل هللا‬ ِ َ‫ ُكنَّا نَ ْشت َِري الطَّ َعا َم ِمنَ الرُّ ْكب‬:‫ال‬ َ َ‫ي هللاُ َع ْنهُ َما ق‬ ِ ‫ع َِن ْب ِن ُع َم َر َر‬
;َ ‫ض‬
َ َّ
‫َو َسل َم أ ْن نَبِ ْي َعهُ َحتَّى نَ ْنقُلَهُ ِم ْن َم َكانِ ِه‬
Dari Abdulloh bin Umar, dia berkata, “Dahulu kami (para sahabat) membeli makanan secara taksiran, maka
Rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam melarang kami menjual lagi sampai kami memindahkannya dari
tempat belinya”[HR Muslim 1526]

d. Sunnah Hammiyah
suatu yang dikehendaki Nabi Saw. tetapi belum dikerjakan. Karena dalam diri
Nabi Saw. terdapat sifat-sifat, keadaan-keadaan (ahwal) serta himmah (hasrat
untuk melakukan sesuatu).
Salah satu himmah (keinginan) beliau adalah ketika beliau hendak
menjalankan puasa pada tanggal 9 ‘Asyura. Sebagaimana dalam hadits
berikut :
‫ورا َ;ء‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَوْ َم عَا ُش‬ َ ِ ‫صا َم َرسُو ُ;ل هَّللا‬ َ َ‫ي هَّللا ُ َع ْنهُ َما يَقُواُل ِحين‬ ;َ ‫ض‬ ِ ‫س َر‬ ٍ ‫ْت َع ْب َد هَّللا ِ ْبنَ َعبَّا‬ ُ ‫َس ِمع‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ِ ‫صا َرى فَقَا َل َرسُو ُل هَّللا‬ َ َّ‫ُول هَّللا ِ إِنَّهُ يَوْ ٌم تُ َعظِّ ُمهُ ْاليَهُو ُد َوالن‬
َ ‫صيَا ِم ِه قَالُوا يَا َرس‬ ِ ِ‫َوأَ َم َر ب‬
‫صلَّى‬ َ ِ ‫ي َرسُو ُل هَّللا‬ ِ ْ‫ص ْمنَا ْاليَوْ َم التَّا ِس َع قَا َل فَلَ ْم يَأ‬
;َ ِّ‫ت ْال َعا ُم ْال ُم ْقبِ ُل َحتَّى تُ ُوف‬ ُ ُ ‫فَإِ َذا َكانَ ْال َعا ُم ْال ُم ْقبِ ُل إِ ْن َشا َء هَّللا‬
‫هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
“Saya mendengar Abdullah bin Abbas ra. berkata saat Rasulullah saw. berpuasa pada hari ‘Asyura`dan juga
memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa; Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, itu adalah hari
yang sangat diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nashrani.” Maka Rasulullah saw. bersabda: “Pada tahun
depan insya Allah, kita akan berpuasa pada hari ke sembilan (Muharram).” Tahun depan itu pun tak kunjung
tiba, hingga Rasulullah saw. wafat..” (HR Muslim)

Menurut Imam Syafi’i dan rekan-rekannya hal ini termasuk sunnah


hammiyah.
Sementara menurut Asy Syaukani tidak demikian, karena hamm ini hanya
kehendak hati yang tidak termasuk perintah syari’at untuk dilaksanakan atau
ditinggalkan.

Source :
https://www.academia.edu/36198662/Sunnah_Qauliyah

https://tarbawiyah.com/2018/01/19/hadits-1-niat-dan-pengaruhnya-dalam-amal/

https://www.bacaanmadani.com/2018/01/pengertian-sunnahhadits-filiyah-dan.html

https://bimbinganislam.com/apa-itu-hadits-taqririyah-dan-contohnya/

https://www.bacaanmadani.com/2018/01/pengertian-sunnah-hammiyah-dan-contoh.html

Anda mungkin juga menyukai