Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS KASUS BERDASARKAN 5 M

MANAGEMEN

Disusun Oleh :

Nama : Juad
NIM: A32019054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2020
1. M1/Man : Sumber daya manusia
a. Pasien
1) Teori
Pasien merupakan pelanggan layanan kesehatan yang
merupakan semua orang yang sehari harinya melakukan kontak
dengan layanan kesehatan (Pohan, 2015). Pasien merupakan setiap
orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara
langsung dirumah sakit ataupun tidak langsung (Undang-undang
nomor 44 tahun 2009 pasal 1)
2) Data
Jumlah pasien yang dirawat diruang Aster selama 3 bulan terakhir
(Januari-Februari-Maret 2020).
Tabel 1 jumlah pasien anak yang dirawat inap diruang Aster
dari bulan Januari-Februari-Maret 2020.
No Bulan Jumlah
1 Januari 210
2 Februari 220
3 Maret 208
Jumlah 638
Rata rata 212
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukan bahwa jumlah pasien
selama 3 bulan terakhir ini terdapat 638 pasien. Jumlah tertinggi
yaitu dibulan februari dengan angka 220 dan terendah di bulan
maret dengan jumlah 208
Tabel 2. 10 besar kasus penyakit pada bulan Januari – Maret
20 20 di ruang Aster RS PKU Muhammadiyah Gombong
No Nama penyakit Jumlah Presentase
1 Diare 112 17,5%
2 Bronchitis akut 114 17,8%
3 Bronopneumonia 74 11,5%
4 GNA 37 5,7%
5 Enchepalitis 9 1,4%
6 DSV 5 0,7%
7 Kejang demam 120 18,8%
8 Typoid 101 15,8%
9 DHF 60 9,4%
1o ITP 6 0.9%
Jumlah 638 1oo%
Berdasarkan tabel diatas kasus penyakit terbanyak di 3 bulan terakhr
adalah kejang demam dengan jumlah 120 (18,8%) pasien dan
penyakit terendah adalah DSV dengan jumlah pasien 5 (0,7%)
3) Analisis
Berdasarkan tabel 1 dan 2 terdapat pasien anak dengan jumlah 638
selama 3 bulan terakhir dengan rata rata per bulan berjumlah 212
pasien, dengan jumlah penyakit terbanyak kejang demam yang
sering dialami oleh anak anak yaitu 120 pasien selama 3 bulan.
b. Ketenagaan
1) Kuantitas
a) Teori
Ketenagaan merupakan pengaturan proses
mobilisasi potensi, proses motivasi dan pengembangan
SDM dalam memenuhi kepuasan untuk tercapainya tujuan
individu, organisasi dimana dia berkarya. keunggulan suatu
rumah sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan sangat
bergantung pada kemampuannya dalam upaya penyediaan
ketenagaan yang proporsional sesuai dengan kualifikasi dan
kebutuhan sehingga dapat mencapai kinerja yang optimal.
Upaya untuk pemenuhan tuntutan kebutuhan
masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan harus
didukung oleh tenaga perawat yang profesional. Selain itu,
perlu juga ada kesesuaian jumlah perawat dan jumlah klien
dengan tingkat ketergantungan yang berbeda saat dalam
perawatan di rumah sakit. Jumlah kebutuhan perawat di
suatu ruangan rawat inap dapat diperhitungkan dengan
menggunakan berbagai metode seperti Gillies, Douglas,
Formulasi Nina, Full Time Equivalent (FTE), dan hasil
Lokakarya Keperawatan (Depkes RI, 2005 dalam Suni,
2018).
i. Metode Gillies
Kebututhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat
dirumuskan dengan perhitungan sebagai berikut:
A X B X 365
Tenaga perawat =
( 365−C ) X Jam Kerja /hari
Keterangan:
A: Jam perawatan/ 24 jam
B: (BOR X Jumlah TT) = jumlah pasien
C: Jumlah hari libur
Keperawatan langsung:
(a) Self care dibutuhkan 1/2 x 4 Jam= 2 jam
(b) Partial care dibutuhkan 3/4 x 4 Jam= 3 jam
1/
(c) Total care dibutuhkan 1- 1 2 x 4 Jam= 4- 6
jam
(d) Intensive care dibutuhkan 2 x 4 jam= 8 jam
Keperawatan tidak langsung 1 jam/ pasien/
24 jam:
(a) Mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan
diagnostik
(b) Mempersiapkan pasien untk tindakan
keperawatan
(c) Merapihkan meja suntik, dll.
Pendidikan kesehatan : 15 menit/ pasien/ 24 jam
Perawat cadanagan/ antisipasi kekurangan
ditambah 20% Perbandingan tenaga ahli sebesar
55% dan tenaga terampil sebesar 45%.
i. Metode douglas
Perhitungan tenaga perawat menurut douglas
dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan pasien
untuk setiap shiftnya. Kebutuhan tenaga perawat
berdasarkan klasifikasi tingkat ketergantungan untuk
tiap shift jaga seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.4 Jumlah Tenaga Keperawatan
Berdasarkan Klasifikasi Pasien Menurut
Formula Douglas
Klasifikasi Pasien
N Minimal Partial Total
o Pagi Sor Malam Pagi Sore Malam Pagi Sor Malam
e e
1 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,38 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0,21 1,08 0,90 0,60
Dst
Sumber: Nursalam (2012)
Metode Deuglas menguraikan standar waktu
pelayanan klien sebagai berikut :
(a) Perawatan minimal memerlukan waktu selama 1-2
jam/24 jam, dengan kriteria:
i) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan
sendiri
ii) Makan dan minum dilakukan sendiri
iii) Ambulasi dengan pengawasan
iv) Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shifht
v) Pengobatan minimal, status psikologi stabil
vi) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
(b) Perawatan intermediat memerlukan waktu 3-4 jam/24
jam dengan kriteria:
i) Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu
ii) Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
iii) Ambuasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
iv) Foley kateter/ intake input output dicatat
v) Klien dengan pemasangan infus, persiapan
pengobatan memerlukn prosedur
(c) Perawatan maksimal atau total care/ intersif care
memerlukan waktu 5-6 jam/24 jam dengan kriteria:
i) Segala diberikan atau dibantu
ii) Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
iii) Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi IV
iv) Pemakaian suction
v) Gelisah atau disorientasi
(1) Metode Depkes
Perhitungan kebutuahan perawat menurut Depkes
ditetapkan dalam keputusan mentri kesehatan No.
262/Menkes/Per/VI/1979. Metode perhitungan ini
berdasarkan rasio yaitu menggunakan tempat tidur
sebagai denominator personil yang diperlukan.
Perhitungan menurut Depkes:
Kebutuhan tenaga =

diruangan
jumlah jam perawatan
hari
jam efektif perawat
Faktor koreksi
Lossday=

Jumlah hari mingggu dalam satu tahun+cuci+hari besar


Jumlah hari kerja efektif /tahun
x kebutuhan tenaga
Tugas non keperawatan= (Kebutuhan tenaga +
Loss day)x 25%
b) Kajian data
Tabel 3. Nilai BOR ruang Aster RSPKU
Muhammadiyah Gombong 3 bulan terakhir
No Bulan Jumlah Hari Jumlah Hari Rawat BOR (60-
TT 85%)
1 Januari 31 36 1489 133,42%
2 Februari 28 36 1547 153,47%
3 Maret 31 36 1564 140,14%
Tabel 4. Nilai LOS ruang anak Aster RSPKU
Muhammadiyah Gombong 3 bulan terakhir
N Pasien
Bulan Lama Rawat LOS (6-9 hari)
o Keluar
1 Januari 1244 210 5,92
2 Februari 1289 220 5,86
3 Maret 1321 208 6,35

Tabel 5. Niali TOI aster RSPKU Muhammadiyah


Gombong 3 bulan terakhir
Jumlah Hari Jumlah TOI (1-3
No Bulan Periode
TT Rawat pasien keluar hari)
1 Januari 31 36 1489 210 -1,78
2 Februari 28 36 1547 220 -2,45
3 Maret 31 36 1564 208 -2,15

Tabel jumlah ketenagakerjaan di Aster RSPKU


Muhammadiyah Gombong 3 bulan terakhir
No Staff Jumlah Persentase
1 Kepala ruang 1 5,26
2 Perawat primer 3 15,7
3 Perawat asosiet 13 68,4
4 Administrasi 1 5,26
5 House keeper 1 5,26

Perhitungan Kebutuhan Tenaga Diruang Barokah RS PKU


Muhammadiyah Gombong sbb:
i. Gillies
Jumlah kebutuhan perawatan
a. Jumlah kebutuhan perawatan pasien mandiri 1 pasien x 2
jam = 2 jam
b. Jumlah kebutuhan perawatan pasien partial 22 pasien x 3
jam = 66 jam
c. Total kebutuhan perawatan pasien 68 jam
d. Keperawatan tidak langsung : 23 x 1 jam = 23 jam
e. Penyuluhan kesehatan ; 23 x 0,25 jam = 5,75 jam
f. Total jam : 96,75 jam
g. Jumlah total jam perawatanpasien per hari : 96,75/ 23
pasien = 4,20 jam
h. Jumlah hari liburperawat 1 hari per minggu + 12 hari cuti
tahunan = 60 hari per tahun
Rata2 jml perawatan/pasien/hari x rata2 jml pasien/hari x jml hari pertahun
(jml hari per tahun – jml hari libur masing2 perawat) 7 jam

4,2 jam per pasien per hari x 23 pasien per hari x 365 hari
(365 hari – 60) 7 jam
35.259 jam per tahun = 15,8 (16 perawat)
2.219 jam per tahun

i. Tenaga perawat perhari


23 pasien x 4,2 jam = 13,8 (14 perawat)

7 jam

j. Jumlah tenaga keperawatan per shif menurut Wastler (dalam


Swanburg, 1990)

Proporsi dinas :
Pagi 47% = 6,58 (7 orang)
Sore 36 % = 5,04 (5 orang)
Malam 17% = 2,38 (2 orang)
ii. Douglas

Minimal Parsial Total Jumlah


Pagi 0,17 x 1 = 0,17 0,27 x 22 = 5,94 - 6,11 (6 perawat)
Sore 0,14 x 1 = 0,14 0,15 x 22 = 3,3 - 3,44 (3 perawat)
Malam 0,07 x 1 = 0,07 0,10 x 22 = 2,2 - 2,27 (2 perawat)
Jumlah keseluruhan perawat per hari 11,7 (12perawat)
Jumlah tenaga keperawatan per shif menurut Wastler (dalam
Swanburg, 1990)
Proporsi dinas :
Pagi 47% = 5,64 (6 orang)
Sore 36 % = 4,32 (4 orang)
Malam 17% = 2,04 (2 orang)
iii. Depkes RI (2005)
jam perawatan x 52 minggu x 7 hari x  TT x BOR + koreksi 25% = W
40 minggu x 40 jam

4,2 jam x 52 minggu x 7 hari x 43 x 84,62% + 25% = W


40 minggu x 40 jam
29.717,46 + 25%
1600
= 18,56 + 4,64
= 23,21 perawat

Jumlah tenaga keperawatan per shif menurut Wastler


(dalamSwanburg, 1990)
Proporsi dinas :
Pagi 47% = 10,81 (11 orang)
Sore 36 % = 8,28 (8 orang)
Malam 17% = 3,91 (4 orang)
c) Analisis
Berdasarkan data diatas, jumah karyawan diruag
Aster RSPKU Muhammadiyah Gombong adalah sebanyak
19 karyawan dengan kepala ruang 1, perawat primer 3,
perawat associate 13, administrasi 1 dan house keeper 1.
Semakin tinggi nilai BOR maka akan semakin tinggi pula
penggunaan tempat tidur yang ada untuk perawatan pasien,
akibatnya pasien bisa mendapat kurang perhatian yang
dibutuhkan sehingga kepuasan pasien dapat menurun dan
kemungkinan infeksi nosokomial juga meningkat.
2) Kualitas
a) Teori
Keberhasilan rumah sakit dalam memberikan layanan
kesehatan ditentukan oleh pemberian asuhan keperawatan yang
berkualitas, kualitas pelayanan merupakan pengawasab yang
berhubungan dengan kegiatan yang dipantau atau diatur dalam
pelayanan berdasarkan kebutuhan atau pandangan konsumen
dalam keperawatan. Tujuan dari kualitas pelayanan yaitu
memastikan bahwa jasa atau produk pelayanan keperawatan
yang dihasilkan.
b) Data
Kualifikasi pendidikan formal tenaga keperawatan di ruang
Aster di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 6. Kualifikasi Pendidikan Formal Tenaga Keperawatan di
Ruang Aster Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong
No. Jenis Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1 Ners 3 15,7%
2 DIII 15 78,9%
3 SLTA 1 5,2
Total 19 100%
Sumber: Data primer di ruang Aster Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Gombong

Tabel 7. Distribusi Karyawan Berdasarkan Pendidikan dan


Pelatihan di Ruang Aster Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Gombong
No Nama Jenis pelatihan
1 Ana , S.kep.Ns BTCLS aktif
Sertifikat perawatan anak
2 Rika , S.Kep.Ns BTCLS aktif
Sertifikat perawatan anak
3 Nani , S,Kep,Ns BTCLS aktif
Sertifikat perawatan anak
4 Naya, AMK BTCLS aktif
5 Robingah , AMK BTCLS aktif
6 Dila , AMK BTCLS aktif
7 Dian , AMK BTCLS aktif
Sertifikat perawatan anak
8 Maya , AMK BTCLS aktif
9 Lina , AMK BTCLS aktif
1o Dila , AMK BTCLS aktif
11 Rumi , AMK BTCLS aktif
12 Puja , AMK BTCLS expaired
13 Sharma , AMK BTCLS expaired
Sertifikat perawatan anak
14 Ruhi , AMK BTCLS expaired
Sertifikat perawatan anak
15 Saldiyah , AMK BTCLS expaired
16 Uswah , AMK BTCLS expaired
17 Luna , AMK BTCLS expaired
18 Paryati , ADM
19 Salbiiyah /SLTA
Berdasarkan data yang diperoleh di ruang Aster menunjukan
bahwa jumlah lulusan yang berpindidikan Ners dengan jumlah 3
orang dan D3 dengan jumlah 15 orang, SLTA 1 orang, hal ini
menunjukan kurang seimbang antara pendidikan profesi Ners
dan D3 keperawatan namun hal tersebut tidak mengurangi
proses pelayanan kesehatan terhadap pasien dengan baik. Hal ini
juga didukung dengan pengetahuan perawat melalui pelatihan
yang telah dilakukan. Semua perawat mempunyai pelatihan
BTCLS namun ada 6 perawat yang sertifikat BTCLS nya sudah
expired. Perawat anak yang mempunyai sertifikat perawatan
anak baru 3 perawat yang artinya hal tersebut masih harus
ditingkatkan lagi, perawat yang belum mempunyai sertifikat
perawatan anak harus mempunyai sertifikat perawatan anak
demi menunjang pelayanan terhadap pasien anak dan menambah
pengetahuan perawat.
2. M2 /Material : Sarana dan prasarana
a. Denah
b. Sarana dan prasarana
1) Teori
Dalam rangka mendukung UU No. 36 tentang Kesehatan
dan UU No. 44 tentang RS, yaitu dalam penyelenggaraan fasilitas
fisik RS yang memenuhi standar aman, maka KEMKES RI telah
menyiapkan NSPK dibidang bangunan, prasarana dan peralatan
kesehatan di RS. Tersedia dan berfungsinya sarana dan prasarana pada
rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, operasi/bedah, tenaga
kesehatan, radiologi, ruang laboratorium, ruang sterilisasi, ruang
farmasi, ruang pendidikan dan latihan, ruang kantor dan
administrasi,ruang ibadah, ruang tunggu, ruang penyuluhan
kesehatan masyarakat rumah sakit;ruang menyusui, ruang
mekanik, ruang dapur, laundry, kamar jenazah, taman, pengolahan
sampah, dan pelataran parkir yang mencukupi sesuai dengan  jenis
dan klasifikasinya.
2) Data
Tabel 8. Daftar Fasilitas Ruangan Di Ruang Aster Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Gombong Tahun 2020
Nama Kela Kapasi
Tarif Fasilitas
Ruang s tas
Aster Kelas 3 300.000 1 kamar terdiri atas 2 tempat
I tidur, 2 over bed table, 2 bed side
cabinet, kamar mandi dalam, AC,
1 jam dinding dan kordet
penyekat
Kelas 4 250.000 1 kamar yang terdiri 2 tempat
2 tidur, 2 over bed, 2 side cabinet,
1 AC, 1 jam dinding dan koredet
penyekat.
Kelas 8 110.000 1 kamar terdiri atas 3-5 tempat
3 tidur, 3 side cabinet , 3 over bed
table, 1 kipas angin.
Tabel 9. Kapasitas ruang Aster RSPKU Muhammadiyah
Gombong
Kelas Jumlah riil Jumlah TT Kamar
1 6 6 6 3,4,15
2 6 6 6 9,10,11
3 16 16 16 1,2,6,12,14
ISOLASI 2 2 2 7
Pengawasan 6 6 6 5
Jumlah 36 36 36

Tabel 1o. alat kesehatan ruang Aster RSPKU Muhammadiyah


Gombong 2o2o
No Nama Barang Jumlah Kondisi
1 Medical Troly Ricord 1 Baik
2 Suction 1 Baik
3 Ambu Bag Anak 1 Baik
4 Ambu Bag Dewasa 1 Baik
5 Tensi Air Raksa 1 Baik
6 Tensi Pegas 2 Baik
7 Termometer Raksa 3 Baik
8 Termometer Elektrik 1 Baik
9 Stestoskope 3 Baik
10 Irrigator 1 Baik
11 WWZ 1 Baik
12 Nebulezer set 1 Baik
13 Tensi Elektrik 1 Baik
14 EKG 1 Baik
15 Timbangan BB 1 Baik
16 BSM 1 Baik
17 Infus Pump 1 Baik
18 Syirinx pump 1 Baik
19 Troly emergency 1 Baik
20 Oxsimetri 1 Baik
21 Troly IV 1 Baik

3) Analisis
Berdasarkan data diatas, fasilitas di tiap kelas ruangan
sudah memadai sesaui dengan kelas masing masing. Ruang Aster
juga sudah mempunyai ruang isolasi sendiri untuk pasien pasien
yang perlu diisolasi dan pengawasan. Alat kesehatan Lenkap dan
masih dalam kondisi yang baik dan terkalibrasi secara rutin. SPO
lengkap dan pelaksanaan semua SPO .
3. M3/Methode : Metode
a. SAK
1) Teori
Proses perawatan merupakan suatu metode bagi perawat
untuk memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Beberapa
pengertian proses kaparawatan adalah sebagai berikut suatu
metoda pemberian asuhan keperawatan yang sistematis dan
rasional (Kozier, 2010). Metoda pemberian asuhan keperawatan
yang terorganisir dan sistematis, berfokus pada respon yang unik
dari individu terhadap masalah kesehatan yang actual danpotensial
(Rosalinda,2012). Suatu aktifitas yang dinamika dan berkelanjutan
yang meliputi interaksi perawat klien dan proses pemecahan
masalah (Schultz danVidebeck).
Proses keperawatan bukan hanya sekedar pendekatan
sistematik dan terorganisi rmelalui enam langkah dalam mengenali
masalah-masalah klien, namun merupakan suatu metode
pemecahan masalah baik secara episodic maupun secara linier.
Kemudian dapat dirumuskan diagnose keparawatannya, dan cara
pemecahan masalah. Terdiri dari 4 tahap proses asuhan
keperawatan: pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Ada pula yang menterjemahkannya ke dalam 5 tahap: pengkajian,
perumusan diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.

2) Data
Tabel 1o. SPO Perawatan dan pelaksanaan SPO

No SPO Capaian
1. Kepatuhan cuci tangan perawat 80 %
2. Orintasi pasien baru 60 %
3. Kepuasan pasien 65 %
4. Pre dan Post confrence 75 %
5. Ronde keperawatan 70 %
6. Kelengkapan dokumentasi asuhan 78 %

3) Analisis

Berdaarkan data diatas, ruang Aster sudah melakukan SPO


Perawatan dengan lengkap, namun untuk oreintasi pada pasien
baru dankepuasan pasien masih cukup rendah. Diharapkan perawat
aster mampu meningkatkan presentase angka SPO tersebut dengan
cara lebih mengorientasikan tentang ruang aster kepada orangtua
pasien dan lebih memberikan kepuasan kepada pasien ataupun
keluarga pasien. Perawat ruang aster juga belum menerapkan
Model Asuhan Keperawatan Profeseional ( MKAP ) demgan
alasan belum terbiasa dan menambahi pekerjaan yang sudah
banyak.

b. SKP (Standar Keselamatan Pasien)


1) Sasaran keselamatan 1: Identifikasi pasien.
Tabel 11 Kuesioner Penilaian Identifikasi Pasien pada perawat
RS PKU Muhammadiyah Gombong
No Pernyataan Ya Tidak
1 Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas
pasien (nama pasien sesuai tanda pengenal dan
tanggal lahir pasien)
2 Setiap pasien yang diobservasi memakai gelang
identitas
3 Pasien diidentifikasi pada saat pemberian obat
4 Pasien diidentifikasi pada saat pengambilan darah
dan spesimen lain untuk pemeriksaan
5 Pasien diidentifikasi saat pemberian darah.
6 Pasien diidentifikasi saat melakukan prosedur
tindakan
Berdasarkan hasil obervasi yang dilakukan di ruang Aster
didapatkan hasil bahwa perawat pada saat pemberian obat injeksi
selalu melakukan identifikasi.
2) Sasaran keselamatan 2: Meningkatkan komunikasi efektif
Tabel 12 Kuesioner Penilaian Komunikasi Efektif pada perawat RS
PKU Muhammadiyah Gombong
No Pernyataan Ya Tidak
1 Komunikasi efektif dilakukan oleh sesama
perawat kesehatan
2 Perawat melaporkan keadaan pasien dan
melakukan serahterima pasien
3 Perawat menulis dan membaca ulang (read back)
informasi/instruksi yang diterima
4 Perawat membaca ulang (read back) dengan
mengeja dengan bahasa radio instruksi yang terkait
dengan obat-obat LASA (Look Alike Sound Alike)
atau NORUM ( Nama obat dan rupa mirip)
Berdasarkan observasi tabel diatas didapatkan bahwa perawat
dalam melakukan komunikasi efektif belum dilakukan secara
optimal sehingga perlu adanya persepsi sebelum melakukan kegiatan
ataupun tindakan.
3) Sasaran keselamatan 3: Benar Obat
Tabel 13 Instrumen penilaian 7 benar obat
No Prosedur pemberian obat Ya Tidak
1. Benar pasien
a. meminta pasien untuk menyebutkan nama
dan tanggal lahir
b. mengecek gelang dan identitas pasien
minimal dua identifikasi
2 Benar dosis: melakukan konfirmasi ulang antara
dosis dengan resep yang diambilkan
3 Benar jenis obat
a. memeriksa label obat
b. memeriksa order obat yang di resepkan
4 Benar waktu
a. memeriksa bahwa memberikan dosis pada
waktu yang tepat
b. mengkonfirmasi ketika dosis terakhir
diberikan
5 Benar cara pemberian: memeriksa kembali sesuai
jenis obat serta rute pemberian obat sebelum
diberikan
6 Benar petugas: obat diberikan oleh perawat yang
bertanggung jawab terhadap pasien
7 Benar dokumentasi: perawat melakukan
dokumentasi setelah pemberian obat seperti nama
klien, nama obat dan alergi, dosis obat, jalur obat
serta waktu pemberian obat

4) Sasaran Keselamatan 4: Tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien


operasi
Tabel 14 Instrumen penilaian penandaan operasi
No Pertanyaan Ya Kadang-kadang Tidak
1 Apakah ada tanda
identifikasi yang jelas dan
melibatkan pasien dalam
proses penandaan lokasi
operasi?
2 Apakah ada ceklis untuk
verifikasi pre operasi tepat
lokasi, tepat prosedur dan
tepat pasien, tepat dokumen
dan ketersediaan serta
ketepatan alat
3 Apakah anda menerapkan
prosedur time out sebelum
dimulai tindakan
pembedahan
4 Apakah ada kebijakan atau
SOP untuk kebijakan
diatas?

5) Sasaran keselamtan 5: Resiko infeksi


Tabel 15 Kuesioner Penilaian Risiko Infeksi pada perawat di
ruang aster RS PKU Muhammadiyah Gombong
No Pernyataan Y Tidak
a
1 Mencuci tangan sebelum kontak dengan pasien
2 Mencuci tangan sebelum melakukan tindakan aseptic
3 Mencuci tangan sesudah kontak dengan pasien
4 Mencuci tangan sesudah terpapar cairan pasien
5 Mencuci tangan sesudah melakukan tindakan pada
pasien, seperti mengganti dan membalut luka pasien
6 Mencuci tangan sebelum dan sesudah membuang
wadah sputum, secret ataupun darah
7 Mencuci tangan sebelum menangani peralatan pada
pasien seperti infus set, kateter, kantung drain urin,
tindakan operatif kecil dan peralatan pernafasan.
8 Mencuci tangan sesudah menangani peralatan pada
pasien seperti infus set, kateter, kantung drain urin,
tindakan operatif kecil dan peralatan pernafasan.
9 Mencuci tangan sebelum ke kamar mandi
10 Mencuci tangan sesudah kamar mandi
11 Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
12 Mencuci tangan sebelum dan sesudah membuang
ingus/ membersihkan hidung
13 Mencuci tangan pada saat tangan tampak kotor
14 Mencuci tangan sebelum dan sesudah bertugas di
sarana kesehatan
15 Melakukan prosedur cuci tangan dengan tepat dan
benar :
a. Membasahi tangan setinggi pertengahan lengan
bawah dengan air mengalir
b. Menaruh sabun dibagian tengah tangan yang
telah basah
c. Membuat busa secukupnya
d. Menggosok kedua tangan termasuk kuku dan
sela jari selama 10-15 detik
e. Membilas kembali dengan air sampai bersih
f. Mengeringkan tangan dengan handuk atau
kertas bersih atau tisu atau handuk katun sekali
pakai
g. Mematikan keran dengan kertas atau tisu
h. Pada cuci tangan aseptic mengikuti larangan
menyentuh permukaan tidak steril dan
penggunaan sarung tangan dan waktu untuk
mencuci tangan antara 5-10 menit
16 Perawat kesehatan dalam melayani pasien
memperhatikan prinsip steril, aseptik dan anti septic
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di ruang Aster
didapatkan hasil bahwa kepatuhan perawat dalam hand hygiene
belum optimal dalam langkah five moment namun terkait dengan 6
langkah sudah dijalankan dengan baik.
6) Sasaran keselamatan 6: Resiko jatuh
Tabel 16 Kuesioner penilaian Risiko jatuh di ruang Aster RS
PKU Muhammadiyah Gombong
No Pernyataan Ya Tidak
1 Setiap pasien yang masuk ruangan IRNA NON
Bedah Pria dilakukan pengkajian awal tentang
risiko pasien jatuh
2 Menentukan scoring berdasarkan kriteria risiko
pasien jatuh
3 Melakukan reassessment risiko pasien pada saat
terjadi perubahan terapi
4 Melakukan tindakan pencegahan pasien jatuh
sesuai scoring yang sudah ditentukan
Berdasarkan observasi di ruang Aster RS PKU
Muhammadiyah Gombong perawat belum optimal dalam
melakukan assesment risiko jatuh pada setiap pasien yang masuk
dan asssement ulang pada setiap pasien belum dilakukan secara
optimal
4. M4/Money : Keuangan
a. Teori
Money merupakan salah satu unsur yang tidak dapat di abaikan,
uang merupakan modal yang dipergunakan pelaksanaan program dan
rencana yang telah ditetapkan, uang merupakan alat tukar dan alat
pengukur nilai, seperti pembelian alat-alat, pembelian bahan baku,
pembayaran gaji dan lain sebagainya. Besar kecilnya hasil kegiatan
dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh
karena itu uang merupakan alat yang penting untuk mencapai tujuan
karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini
akan berhubungan dengan berapa besar ruang yang harus disediakan
untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan
harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dalam suatu
organiasi.
b. Kajian Data
Berdasarkan data subjektif, didadapatkan data bahwa sumber dana RS
adalah :
1. Klem BPJS (rawat jalan dan rawat inap)
2. Hibah
3. Pendapatan pasien rawat inap dan rawat jalan umum
c. Analisa
Berdasarkan kajian data pendapatan RS PKU Muhammadiyah
Gombong didapatkan dari Klem BPJS, Hibah dan Pasien rawat inap
dan rawat jalan, hal tersebut dikarenakan RS PKU Muhammadiyah
Gombong merupakan rumah sakit swasta yang tidak dibiayai dari
pemerintah, sehingga pendanaanya dikelola secara mandiri.
5. M5/Marketing : Pemasaran
a. Kepuasan pasien
1) Teori
Kepuasan merupakan indicator yang penting yang perlu
diperhatikan dalam pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien
merupakan hasil penilaian dari pasien terhadap pelayanan tim
kesehatan yang ada dirumah sakit dengan membandingkan apa
yang diharapkan sesuai dengan kenyataan pelayanan kesehatan
yang diterima (Pohan, 2007)
2) Kajian data
Hasil penilaian kepuasan pasien diruang Aster RSPKU Muh
Gombong
Tabel 17. Hasi penilaian kepuasan pasien diruang Aster selama
3 bulan terakhir kepada 20 orangtua pasien
No Pernyataan TM KM CM M
1 Perawat Ramah dan 10 % 90%
komunikatif
2 Dokter ramah dan 30% 70%
komunikatif
3 Petugas lain ramah 10% 50% 40%
dan komunikatif

4 Fasilitas ranap 40% 60%


memuaskan
5 Proses administrasi 5% 35% 60%
mudah
Rata rata 3% 25% 64%

3) Analisis
Berdasarkan data yang diperoleh 20 orangtua pasien,
mereka merasa puas pada perawat ramah dan komunikatf sebesar
90%, dokter ramah dan komunikatif sebersar 70% diharapkan
terkait visit dokter lebih dikomunkasikan lagi dengan pasien ,
petugas lain 40%, fasilitas ranap 60% karena ada yang
mengeluhkna tentang kondisi AC diruangan , proses administrasi
60% dengan nilai rata rata memuaskan 64%.
b. Kepuasan perawat
1) Teori
Kepuasan kerja merupakan keadaan emosional yang
menyenangkan ynag dihasilkan penilaian pekerjaan ari seseorang
atau pengalaman kerja (Persefoni et OL, 2010). Kepuasan kerja
adalah sikap emosional yang mencintai pekerjaannya, jadi perawat
ynag emosinya positif dalam pekerjaannya akan menjadi lebih
baik. Sedangkan perawat yang tidak puas dalam pekerjaannnya
cenderung memiliki perasaan yang negatif dan menimbulkan
banyak masalaah dirumah sakit.
2) Data
Berdasarkan kajian data yang diperoleh dari perawat Aster selama
3 bulan terakhir didapatkan bahwa :
Tabel 18. Hasil penilaian kepuasan perawat diruang Aster
RSPKU Muh Gombong 3 bulan terakhir
Kode Nilai
responden
1 85%
2 72%
3 72%
4 75%
5 65%
6 65%
7 7O%
8 8O%
9 65%
1o 75%
11 72%
12 8O%
13 75%
14 65%
15 75%
16 76%
RATA 72,9%

Keterangan :
Puas : 76─100%
Cukup puas : 56 ─ 75%
Tidak puas : < 55%
3) Analsis
Berdasarkkan tabel diatas, didapatkan bahwa tingkat
kepauasa perawat dalam sumber daya ruangan Aster sebesar 72,9%
yang artinya cukup puas. Ruang aster sudah culup lengkap dengan
sarana bermain anak juga namun alat peraga untuk bermain anak
masih kurang atau belum maksimal.

Anda mungkin juga menyukai