Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FARMAKOGNOSI II

Disusun oleh:
Kelompok12
 Dea Harum Wulandari (1801120)
 Febriyanti (1801046)
 Muhammad Irvan (1801193)
 Sartika Wulandary (1801262)
 Mutiara Permata Sari (1801258)
 Herdinawati Manao (1801151)

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI


PADANG
TAHUN 2020
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Segala puji bahi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan makalah yang berjudul “Resin, distribusi, sumber tanaman, sifat fisika
kimiadan kegunaan resin di bidang farmasi”. Dan juga kami berterimakasih kepada Bapak
Aried M.Farm Apt selaku dosen pembimbing kami yang telah memberikan tugas makalah
ini.

Kami juga menyadari bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna oleh sebab itu. Kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang. Mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun dari teman dan bapak pembimbing demi
perbaikan makalah ini diwaktu yang akan datang.

Padang. 23 februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar

Daftar isi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang
BAB II : PEMBAHASAN
A. Defenisi resin
B. Kandungan dari resin
C. Cara memperoleh resin
D. Sifat fisikan dan kimia resin
E. Manfaat resin
F. Jenis-jenis resin
BAB III : PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Resin adalah eksudat (getah) yang dikeluarkan oleh banyak jenis tetumbuhan,
terutama oleh jenis-jenis pohon runjung (konifer). Getah ini biasanya membeku, lambat atau
segera, dan membentuk massa yang keras dan, sedikit banyak, transparan. Resin dipakai
orang terutama sebagai bahan pernis, perekat, pelapis makanan (agar mengilat), bahan
campuran dupa dan parfum, serta sebagai sumber bahan mentah bagi bahan-bahan organik
olahan. Resin telah digunakan orang sejak zaman purba, sebagaimana yang dicatat oleh
Theophrastus dari Yunani dan Plinius dari Romawi kuno.

Lebih luas, istilah "resin" juga mencakup banyak sekali zat sintetis sifat mekanik yang sama
(cairan kental yang mengeras menjadi padatan transparan), serta shellacs serangga dari
superfamili Coccoidea.Senyawa cairan lain yang ditemukan dalam tanaman atau
memancarkan oleh tanaman, seperti getah, lateks, atau lendir, kadang-kadang rancu dengan
resin, akan tetapi secara kimiawi tidak sama. Sap, khususnya, melayani fungsi nutrisi
sedangkan resin tidak. Tidak ada konsensus tentang mengapa tanaman mengeluarkan resin.
Namun, resin terutama terdiri dari metabolit sekunder atau senyawa yang tampaknya tidak
memainkan peran dalam fisiologi utama dari tanaman. Sementara beberapa ilmuwan melihat
resin hanya sebagai produk limbah, manfaat perlindungan mereka untuk menanam secara
luas didokumentasikan. Senyawa resin beracun dapat menghancurkan berbagai herbivora,
serangga, dan patogen, sedangkan senyawa fenolik volatil dapat mengundang yang
menguntungkan seperti parasitoid atau predator dari herbivora yang menyerang tanaman.Kata
"resin" telah diterapkan dalam dunia modern untuk hampir semua komponen dari cairan yang
akan ditetapkan menjadi lacquer keras atau enamel-seperti barang jadi. Contohnya adalah cat
kuku, sebuah produk modern yang berisi "resin" yang merupakan senyawa organik, tetapi
resin tanaman tidak klasik. Tentunya "pengecoran resin" dan resin sintetis (seperti epoxy
resin) juga telah diberi nama "resin" karena mereka memperkuat dengan cara yang sama
seperti beberapa resin tanaman, tetapi resin sintetis monomer cair thermosetting plastik, dan
tidak berasal dari tanaman.

Resin Secara Umum Resin atau damar adalah suatu campuran yang kompleks dari ekstret
tumbuh-tumbuhan dan insekta, biasanya berbentuk padat dan amorf dan merupakan hasil
terakhir dari metabolisme dan di bentuk diruang-ruang skizogen dan skizolisigen. Banyak
penyelidik percaya bahwa resin adalah hasil oksidasi dari terpen-terpen.

Secara fisis resin (damar) ini biasanya keras, transparan plastis dan pada pemanasan menjadi
lembek atau leleh. Secara kimiawi resin adalah campuran yang kompleks dari asam-asam
resinat, alkoholiresinat, resinotannol, ester-ester dan resene-resene. Bebas dari zat lemas dan
mengandung sedikir oksigen. Karena mengandung zat karbon dalam kadar tinggi, maka kalau
dibakar menghasilkan hangus. Juga ada yang menganggap bahwa resin terdiri dari zat-zat
terpenoid, yang dengan jalan adisi dengan air menjadi damar dan fitosterin. Sifat larut dalam
air, sebagian larut dalam alkohol, larut dalam eter, aseton, petroleum eter, kloroform, minyak
terpenting dan lain-lain minyak. Apabila resin-resin di pisahkan dan di murnikan, biasanya
dibentuk zat padat bis terbakar. Resin ini juga tidak larut dalam air,tetapi larut dalam alkohol
dan lain-lain pelarut organik yang membentuk larutan yang apabila di uapkan meninggalkan
sisa yang berupa lapisan tipis seperti vernis (Nadjeeb, 2009).
BAB II PEMBAHASAN
RESIN

A. Definisi

Resin adalah hasil sekresi (getah) dari pohon Shorea sp., Vatica sp.,Dryobalanops sp., dan
lain-lain dari suku meranti-merantian atau Dipterocarpaceae. Di dalamnya termasuk damar
mata kucing dan damar gelap. Damar dimanfaatkan dalam pembuatan korek api (untuk
mencegah api membakar kayu terlalu cepat), plastik, plester, vernis, dan lak.
Resin atau dammar adalah suatu campuran yang kompleks dari ekskret tumbu-tumbuhan dan
insekta, biasanya berbentuk padat dan amorf dan merupakan hasil terakhir dari metabolisme
dan dibentuk dari ruang-ruang skizogen dan skizolisigen. Secara fisis, resin (damar) ini
biasanya keras, transparan plastis dan pada pemanasan menjadi lembek. Secara kimiawi,
resin adalah campuran yang kompleks dari asam-asam resinat, alkoholresinat, resinotannol,
ester-ester dan resene-resene. Bebas dari zat lemas dan mengandung sedikit oksigen karena
mengandung zat karbon dalam kadar tinggi, maka kalau dibakar menghasilkan angus. Ada
juga yang menganggap bahwa resin terdiri dari zat-zat terpenoid, yang dengan jalan adisi
dengan air menjadi dammar dan fitosterin.sifatny tidak larut dalam air, sebagian larut dalam
alcohol, larut dalam eter, aseton, petroleum eter, kloroform, dan lain-lain. Apabila resin-resin
dipisahkan dan dimurnikan, biasanya dibentuk dalam zat padat yang getas dan amorf, yang
kalau dipanaskan akan menjadi lembek dan akan habis terbakar. Resin ini juga tidak larut
dalam air, tetapi larut dalam alcohol dan pelarut organic lain yang membentuk larutan yang
apabila di uapkan meninggalkan sisa yang berupa lapisan tipis seperti vernis. Banyak
penyelidik percaya bahwa resin adalah hasil oksidasi dari terpen-terpen.

B. Kandungan atau Isi Dari Resin

1. Asam-asam resinat

Terdiri dari : asam-asam oksi yang banyak jenisnya yang biasanya mempunyai sifat
gabungan dari asam-asam karboksilat dan fenol-fenol. Asam-asam ini terdapat dalam
keadaan bebas ataupun terikat sebagai ester-ester. Pada umumnya asam-asam ini larut
didalam larutan alkali, membentuk larutan seperti sabun ataupun suspensi koloidal. Garam-
garam logamnya dikenal sebagai resinat, beberapa diantaranya banyak digunakan dalam
pembuatan sabun yang murah dan vernis. Contohnya :

a) Asam abietat didalam colophonium


b) Asam kapolvat dan oksikapolvat didalam Balsamum copoive
c) Asam guaiakonat didalam Guajac
d) Asam pimarat (Pimarinat) didalam Burgundy Pitch (Picea excelsa)
e) Asam komniforat didalam Myrrha.

2. Alkohol – alkohol resinat

Terdiri dari : Alkohol-alkohol kompleks yang mempunyai BM yang tinggi, yang disebut
resinotannol (Tsirch yang menamakannya) sebagai hasil polimerisasi dari alkohol damar
resinol, yang dengan garam-garam ferri akan memberikan reaksi seperti tannin. Alkohol-
alkohol resinat terdapat dalam keadaan bebas maupun terikat sebagai ester dengan asam-
asam aromatis (asam benzoat, asam salisilat, asam sinnamat, asam umbellat).

Resinotannol yang sudah dapat diisolir adalah :


a) Aloeresinotannol dari aloe
b) Ammoresinotannol dan galbaresinotannol dari Ammoniacum.
c) Peruresinotannol dari Balsamum peruvianum
d) Siaresinotannol dan sinnaresinotannol dari Benzoin.
e) Toluresinotannol dari Balsamum tolutanum.
Beberapa resinal, misalnya : Benzoresinol dari venzo, Storesinol daro styrax,
Guaiaresinol dari Gurjun balsam

Beberapa resinal, misalnya :

 Benzoresinol dari benzo


 Storesinol daro styrax
 Guaiaresinol dari Gurjun balsem

3. Resen – resen

Resene adalah zat-zat yang komplek yang tidak mempunyai sifat-sifat kimiawi yang khas.
Resene tidak membentuk garam atau ester, tidak larut dalam larutan alkali dan tidak
terhidrolisis dengan alkali. Contohnya :

a) Alban dan fluavil dari Gutta perch


b) Kopalrsene dari Copal
c) Dammarresene dari dammar drakoresene dari Sanguis draconis.
d) Olibanoresene dari Olibanum

Beberapa jenis resin yang digunakan dalam lapangan farmasi seperti coloponium, mastik,
podophyllum dan sebagainya yang disebut sebagai resin farmaseutis.Resin-resin farmaseutis ini dapat
diperoleh dengan cara :

1. Ekstraksi simplisia dengan alkohol, diendapkan dengan air. Contohnya resin


dari Jalapa ipomoea dan podophyllum.
2. Memisahkan minyak menguapnya dengan cara penyulingan. Contohnya :
colophonium dari terpentin dan resin dari copaiva dari Balsamum copaive.
3. Dengan memanasi bagian dari tanaman yang mengandung resin. Contohnya : Guaiac
resin.
4. Dengan mengumpulkan hasil eksudat dari tanaman. Contohnya : Oleoresin yang
kemudian diuapkan, dengan cara ini diperoleh mastiks.
5. Dengan mengumpulkan resin-resin fosil, seperti copal dsb.
C. Cara Memperoleh Resin Farmaseutis

1) Ekstraksi simplisia dengan alkohol, diendapkan dengan air. Contohnya resin dari
Jalapa ipomoea dan podophyllum.
2) Memisahkan minyak menguapnya dengan cara penyulingan. Contohnya :
colophonium dari terpentin dan resin dari copaiva dari Balsamum copaive.
3) Dengan memanasi bagian dari tanaman yang mengandung resin. Contohnya :
Guaiac resin.
4) Dengan mengumpulkan hasil eksudat dari tanaman. Contohnya : Oleoresin yang
kemudian diuapkan, dengan cara ini diperoleh mastiks.
5) Dengan mengumpulkan resin-resin fosil, seperti copal dsb.

D. Sifat Fisika dan Kimia dari Resin

Secara fisika:

1) Keras
2) Transparan
3) Plastis
4) Lembek/ leleh
5) Tidak Mudah larut dalam air
6) Sedikit larut dalam eter,kloroform,heksan dll

Secara kimia, campuran dari:

1) Mudah teroksidasi
2) .Bebas Zat lemak
3) Sedikit mengandung oksigen dan banyak mengandung karbon
4) Sifat kelarutan akan berkurang
5) Jika dipanasi akan muncul cairan bening dan melekat seperti lem
6) Jika dibakar akan mengeluarkan asap yang bergelaga

E. Manfaat resin

1. Membuat sabun vernis

Ternyata resin sendiri dapat digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan sabun, dimana
pada resin terdapat asam-asam resinat yang mempunyai sifat gabungan dari asam-asam
karboksilat dan fenol-fenol. Asam-asam ini keadaanya bebas baik adapun yang terikat
sebagai ester-ester, dari asam-asam tersebut maka akan dilarutkan dengan alkali yang
nantinya akan membentuk larutan seperti sabun atau suspensi koloid yang memiliki buih.
Lalu terdapat resinat yang merupakan garam-garam logam pada resin, logam-logam tersebut
adalah bahan yang digunakan untuk membuat sabun yang vernis.
2.Kegunaan dalam lapangan farmasi

Selain digunakan untuk bahan pembuatan sabun, ternyata resin pula dapat digunakan untuk
keperluan bidang farmasi di lapangan. Jenis resin yang digunakan diantaranya coloponium,
mastik podopyllum, dan lainnya. resin yang digunakan dalam keperluan farmasi ini sering
disebut dengan Resin Farmaseutis. Pada keperluan farmasi ini, resin diperoleh dengan
melalui berbagai cara diantaranya melalui ekstraksi simplisia dengan menggunakan
campuran lain yaitu alkohol, penyuling untuk memisahkan minyak, pemanasan terhadap
tumbuhan yang terkandung resin copaive, pengumpulan eksudat atau getah yang masih ada
pada tumbuhan, pengumpulan resin yang berasal dari fosil.

3. Untuk pernis dan perekat

Resin yang memiliki tekstur keras dan bermassa ini bisa digunakan sebagai bahan dari pernis
dan pelekat, atau bahkan dapat digunakan untuk pelapis makanan agar tampak terlihat agak
mengkilat.

4. Untuk membuat kemenyan

Resin yang digunakan untuk kemenyan ini adalah resin yang berupa oleo-resin yang memiliki
lembut bau-bauan.

5. Untuk terapi dan dupa

Mafaat lain untuk terapi dan dupa ini, resin yang digunakan merupakan resin permen yang
memiliki kandungan minyak essensial didalamnya sepert ammoniacum, asafeotida, gamboge

f. Jenis-Jenis Resin

Pembagian resin didasarkan atas isinya :

a) Damar sesungguhnya (resin) adalah zat padat yang amorf atau setengah padat,
tidak larut didalam air tetapi larut didalam alkohol atau pelarut organik lainnya
dan membentuk sabun dengan alkali. Biasanya disamping zat-zat damar terdapat
juga minyak menguap, hasil peruraian ester-ester damar, zat warna, zat pahit dsb.

b) Damar gom (Gummi resina)yaitu campuran alami dari gom, minyak dan resin.
Sering disebut juga damar lendir. Contohnya : Asofoetida, Myrrh.

c) Oleoresin yaitu campuran alami yang homogen dari resin didalam minyak
menguap. Contohnya : Terpentin, Kanada balsam, Cubeba.

d) Balsamum adalah campuran dari resin dengan asam sinamat atau benzoin atau
kedua-duanya atau ester-esternya dengan minyak menguap. Contohnya : Benzoin,
Perubalsam, Styrax.
e) Didalam beberapa hal diketemukan resin didalam ikatan glikosidal, ikatan ini
disebut glukoresin atau glikoresin misalnya yang terdapat didalm Ipomoeae,
Jalapa dan Podophyllum.

Atas dasar yang sama TSIRCH membagi damar-damar sebagai berikut:

a) Damar ester atau ester harza, diantaranya :

1. Damar benzoe, contohnya : Benzoe siam, benzoe sumaetera, styrax, balsamum


tolutanum, balsamum peruvianum.
2. Damar gom. Contohnya : Asafoetida, Galbanum, Ammoniacum.
Damar ester adalah jenis-jenis damar yang isi utamanya adalah :
1. Ester dari resinol atau alkohol damar yang tidak berwarna dengan reagen tannin
dan bentuknya kristalin.
2. Ester dari resinotanol, berwarna dengan reagen tannin dan bentuknya amorf. Damar
benzoe hanya mengandung ester saja sedang damar gom selain ester juga
mengandung gom.

b) Damar resin atau resin harza

Yang biasanya disebut dengan resin resin saja atau poli-oksiresin. Sebagian ada yang
masih mengandung gom seperti Myrrh dan Olibanum. Contohnya : Mastiks dan
Damar.

c) Damar asam resin atau resinosaur harze

TSIRCH mengutamakan isi asam-asam resinat yang terdapat bebas didalam damar
dan menggolongkan jenis ini didalam resinosaur harze. Contohnya : Terebinthinae,
Colophonium, Oleum terebinthinae, Balsamum canadensis, dll.

d) Damar-damar berwarna atau farb-harze

Meskipun kadang-kadang disebut sebagai gummi resina atau gom resin tetapi sama
sekali bukan gom, karena gom adalah suatu zat yang kalau dalam air akan
mengembang dan kemudian larut, tetapi resin sama sekali tidak larut dalam air.
Kemudian dengan diketemukannya bahan-bahan polimer sinterik, maka pengertian
resin sekarang lebih luas sehingga meliputi juga polimer-polimer yang mempunyai
sifat-sifat fisis yang khas dan mempunyai fungsi yang sama dengan resin dari alam.
Contoh : Gummi gutti
POHON PENGHASIL RESIN
BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Resin atau dammar adalah suatu campuran yang kompleks dari ekskret tumbu-tumbuhan
dan insekta, biasanya berbentuk padat dan amorf dan merupakan hasil terakhir dari
metabolisme dan dibentuk dari ruang-ruang skizogen dan skizolisigen.

2. Kandungan dammar terdiri dari asam – asam resinat, alcohol – alcohol resinat, dan resen

3. Sifat fisika dammar : Keras, Transparan, Plastik, Lembek/ leleh

Sifat kimia damar :Mudah teroksidasi, Bebas Zat lemak, Sedikit mengandung oksigen dan
banyak mengandung karbon

4. Penggolongan dammar terdiri dari resin, gumresin, oleoresin, olegum resin, balsam dan
lateks.

5. Cara memperoleh dammar yaitu dengan cara ekstraksi simplisia dengan alcohol,
penyulingan, pemanasan, pengumpulan hasil eksudat dari tanaman, penguapan dan
pengumpulan resin – resin.

3.2 SARAN

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.
DAFTRA PUSATA

Tim Dosen UNHAS.1986. “ Farmakognosi I “ . UNHAS Press. Makassar

Suhartono ricke, dkk.2012.farmakognosi.jakarta: pilar utama mandiri

Baharuddin, Taskirawati I. 2009. Buku Ajar Hasil Hutan Bukan Kayu. Fakultas
Kehutanan, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Anda mungkin juga menyukai