Anda di halaman 1dari 47

MAKALAH TUTORIAL

BLOK FUNGSI NORMAL NEUROSENSORIS, HEMOPOETIK &


LIMFORETIKULER

SKENARIO 1
ADUH, KENAPA YA MATAKU.....

OLEH : KELOMPOK 1

DOSEN TUTOR : Dr. Isnaini, M.Si, Apt

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2019
DAFTAR NAMA ANGGOTA KELOMPOK

1. MUHAMMMAD LUTHFI YAHYA 1810911110035


2. CINDY OKTAVIANI 1810911120006
3. TALIA ZULFA NAJMIA 1810911120010
4. HELDA PAREANG 1810911120018
5. NAJIYA ULFA 1810911120020
6. FADHIL HAFIDZA 1810911210039
7. ADIRA ZAHWA RAMADHINA 1810911220017
8. ANA CHAIRUNNISA 1810911220023
9. SARAH NUR AZIZAH 1810911220037
10. HABILA INDRANI 1810911220061
11. ANNISA RIZQI DWI OKTAVIANI 1810911220063
12. FIKRA SAFA ADVANCYA IMAN 1810911220065
13. SYAIFULLAH AKBAR PRADITO 1810911310007
14. SIDNAN NAUFA MAULANA 1810911310045
Skenario 1.

ADUH, KENAPA YA MATAKU.....

Rina, seorang pelajar berusia 15 tahun mengeluh penglihatannya kabur pada saat melihat bacaan
di papan tulis. Dia sangat takut matanya buta. Dia pernah membaca sebuahartikel bahwa
kebutaan dapat terjadi karena kekurangan vitamin A. Dia bertanya dalam apakah dia
kekurangan vitamin A karena dia memang kurang menyukai sayur-sayuran. Namun setelah dia
memeriksakan diri ke dokter dan diharuskan oleh dokter untuk memakai kacamata minus,
penglihatannya menjadi jelas kembali.
LANGKAH 1: IDENTIFIKASI DAN KLARIFIKASI MASALAH

1. Kebutaan : Tidak dapat melihat, kerusakan mata


2. Vitamin A : Larut dalam lemak, nutrisi.
3. Mata Kabur : Tidak dapat fokus dalam jarak tertentu
4. Kacamata Minus : Kacamata berlensa cekung yang digunakan pasien yang
menderita rabun jauh

LANGKAH 2 : MEMBUAT DAFTAR MASALAH

1. Mengapa mata Rina bisa kabur?

2. Benarkah kekurangan Vitamin A dapat menyebabkan kebutaan?

3. Otot-otot mata yang berperan dalam proses melihat?

4. Bagaimana proses penglihatan normal?

5. Mengapa setelah memakai kacamata minus, mata Rina dapat melihat dengan jelas kembali?

6. Struktur apa yang rusak pada mata Rina sehingga mata Rina menjadi kabur?

7. Apakah umur berpengaruh pada mata kabur?

8. Bagaimana standar seseorang disebut rabun jauh?

9. Adakah kemungkinan mata Rina dapat normal tanpa alat bantu?

10. Apakah Vitamin A hanya terdapat dalam sayuran?

11. Bagaimana sistem persarafan pada mata?

12. Bagaimana cahaya dapat masuk ke dalam mata?

13. Bagaimana perkembangan embrio mata?

14. Faktor pendukung dan penghambat mata kabur pada mata?

15. Standar mata sehat dan cara menjaga kesehatan mata?

16. Bagian-bagian dari mata?


17. Berapa jumlah normal vitamin A yang dibutuhkan tubuh?

18. Hubungan mata kabur dengan kebutaan?

19. Hubungan jenis kelamin dengan mata kabur?

LANGKAH 3. ANALISIS MASALAH


1. Mengapa mata bisa buram?
Mata bisa kabur diakibatkan terjadi kelainan refraksi. Kelainan refraksi adalah kelainan
pembiasan sinar oleh media penglihatan yang terdiri dari kornea, cairan mata, lensa, badan kaca,
atau panjang bola mata, sehingga bayangan benda dibiaskan tidak tepat di daerah macula lutea
tanpa bantuan akomodasi. Keadaan ini disebut ametropia yang dapa berupa miopia, hipermetropi
atau astigmatisma. Miopia adalah anomali refraksi pada mata dimana bayangan difokuskan di
depan retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Ini juga dapat dijelaskan pada
kondisi refraktif dimana cahaya yang sejajar dari suatu objek yang masuk pada mata akan jatuh
di depan retina, tanpa akomodasi.

2. Benarkah kekurangan Vit.A bisa menyebabkan kebutaan?


Vitamin A mengandung sintesis substansi yang dikenal dengan Rhodopsin, ini merupakan fusi
vitamin A dengan opsin protein. Rhodopsin berperan penting adaptasi alami mata pada cahaya
redup. Kekurangan vitamin A akan menyebabkan rabun ayam, atau kesulitan melihat dalam
situasi remang-remang. Dalam situasi yang lebih akut, seseorang bisa mengalami gangguan
xerophthalmia. Gangguan ini ditandai dengan kornea menjadi kering, keriput dan bahkan
berpigmen. Gangguan ini juga dapat mengganggu sekresi air mata yang sangat penting untuk
menjaga kelembaban mata. Air mata juga berperan mengusir bakteri atau benda asing masuk ke
mata. Jika xerophthalmia tidak segera ditangani dapat menyebabkan kebutaan total.

3. Otot yang berperan dalam proses melihat?


OTOT EKSTRINSIK Menghasilkan gerakan Saraf kranial
1. M. Rectus Superior Ke atas Oculomotorius (III)
2. M. Rectus Inferior Ke bawah Oculomotorius (III)
3. M. Rectus Medialis Ke dalam arah hidung Oculomotorius (III)
4. M. Rectus Lateralis Jauh dari hidung Abducens (VI)
5. M. Obliquus Superior Ke bawah dan masuk Trochlear (IV)
6. M. Obliquus Inferior Ke atas dan keluar Oculomotorius (III)
OTOT INTRINSIK
1. M. Sphincter pupillae Konstriksi pupil Parasimpatik melalui
2. M. Dilatator pupillae Dilatasi pupil N.Oculomotorius (III)
3. M. Ciliaris Mengatur betuk lensa; Pada Simpatik
akomodasi membuat lensa lebih Parasimpatik melalu N.
bulat Oculomotorius (III)

4. Proses penglihatan normal?


Ketika cahaya bersinar pada satu mata, kedua pupil berkontrinsik, kontrinsik ini adalah reflex
cahaya pupil. Optic atau saraf kranial II terdiri dari 80 persen visual dan serabut pupil afferent.
Cahaya impuls ke saraf optic, bidang optic, otak tengah dan korteks visual dari lobus occipitalis.
Ini adalah otot afferent dari reflex cahaya. Di otak tengah, serabut pupil menyebarkan dan
disebarkan dengan serabut silang ke depan nucleus Edinger-Whestpaldari okulomotor, atau saraf
kranial III. Beberapa serabut tinggal pada sisi yang sama. Saraf kranial III adalah otot efferent
yang mana berangkat melalui badan cilliary ke otot sphincts dari iris yang menyebabkannya
kontraksi. Efek langsungnya adalah kontriksi dari pupil mata bagian atas yang mana cahaya
bersinar. Reflex dekat terjadi ketika pelaku melihat jarak dekat. Ada tiga bagian dari reflex dekat
yakni akomodasi, menyebarkan, dan kontiksi pupil. Fotoreseptor terdiri atas dua jenis sel yaitu
sel kerucut dan sel batang. Sel batang yang lebih banyak, berfungsi untuk melihat cahaya yang
remang-remang, tidak untuk melihat warna. Sel kerucut berfungsi untuk melihat cahaya yang
terang dan warna. Lateral terhadap bintik buta, terdapat daerah lonjong disebut macula lutea,
dengan cekungan kecil di pusatnya yang disebut fovea sentralis. Agar melihat jelas, cahaya harus
tepat jatuh pada fovea sentralis retina.
5. Mengapa setelah memakai kacamata minus penglihatan Rina menjadi jelas?
Karena Kacamata minus berfungsi untuk membantu penghilatan bagi penderita yang mengalami
rabun jauh atau minus. Pengertian dari minus atau rabun jauh adalah jatuhnya cahaya atau
bayangan objek jauh di depan retina, jadi penderita melihat objek menjadi kabur dan tidak jelas.
Cara kerja kacamata minus atau negatif atau cekung yang bersifat menyebarkan cahaya yaitu
mengatur cahaya cahaya masuk ke mata dan cahaya tersebut jatuh di ditempat yang tepat diretina

6. Struktur apa yang rusak pada mata Rina?


Bola mata yang terlalu panjang atau karena kelengkungan kornea yang terlalu besar sehingga
cahaya yang masuk tidak difokuskan secara baik dan objek jauh tampak buram. Penyebabnya
adalah kelainan pada lensa mata dimana bayangan benda terbentuk di depan retina

7. Apakah umur berpengaruh terhadap kondisi mata?


Semakin bertambahnya umur maka secara fisiologis akan terjadi beberapa perubahan kondisi
pada mata, yaitu :
1) Musculus sfingter pupilae dan dilatator pupilae yang berfungsi menggerakan pupil akan
melemah yang menyebabkan pupil kurang responsif terhadap perubahan cahaya sekitar.
2) Produksi air mata oleh kelenjar air mata akan menurun yang menyebabkan mata menjadi
kering
3) Penurunan medan visual atau lapngan pandang yang menyebabkan menurunnya
jangakauan penglihatan
4) Penurunan sensitivitas sel di retina yang menyebabkan pandangan terhadap warna menjadi
kurang cerah atau kontras antara warna yang berbeda menjadi kurang mencolok.

8. Bagaimana standar seseorang disebut rabun jauh?


Pada orang normal batas penglihatan dekatnya, yaitu 25 cm, sedangkan batas penglihatan
jauhnya tak terhingga. Pada penderita miopi atau rabun jauh batas penglihatan dekatnya 25 cm,
sedangkat bats penglihatan jauhnya kurang dari tak hingga. Jadi, orang dapat dikatakn rabun jauh
apabila mengalami kekaburan dalam melihat mulai dari jarak 25 cm sampai tak hingga.
(Sherwood, L . Fisiologi manusia:dari sel ke sistem . Edisi 8 . EGC . Jakarta . 2014)
9. Adakah kemungkinan mata Rina dapat normal kembali tanpa alat bantu?
Mata minus atau miopi tidak bisa disembuhkan dengan menggunakan obat obatan tetapi hanya
bisa dihilangkan melalui cara operasi atau menggunakan metode laser.

10. Apakah vit.A hanya terdapat dalam sayuran?


Makanan yang mengandung vitamin A terbagi dalam 2 bentuk, yaitu retinoid yang ditemukan
pada makanan hewani, dan karonenoid yang ditemukan pada makanan nabati. Pada golongan
retinoid(hewani) makanan yang paling banyak mengandung vitamin A adalah hati sapi. Selain
itu, yang dari hewani juga terdapat di ikan, keju, udang, susu dan telur. Sedangkan makanan
yang mengandung vitamin A dari golongan karotenoid (beta karotenoid) meliputi ubi jalar,
wortel, kangkung, brokoli, paprika merah, dan bayam. Adapaun buah yang mengandung paling
banyak vitamn A adalah melon.

11. Bagaimana sistem persarafan pada mata?


JARAS OPTIKUS
Sewaktu cahaya masuk ke mata, berkas sinar dari separuh kiri lapang pandang jatuh di separuh
kanan retina kedua mata (separuh medial atau dalam retina kiri dan separuh lateral atau luar
retina kiri dan separuh lateral atau luar retina kanan). Demikian juga, mata sebelah kanan. Setiap
saraf optikus yang keluar dari retina membawa informasi dari kedua paruh retina yang
disarafinya. Informasi ini terpisah ketika kedua saraf optikus bertemu di kiasma optikum yang
terletak di bawah hipotalamus. Di dalam kiasma optikum, serat-serat dari separuh medial tiap-
tiap retina menyeberang ke sisi kontralateral, tetapi yang dari separuh lateral tetap di sisi semula.
Reorganisasi berkas-berkas serat yang meninggalkan kiasma optikum dkenal sebagai traktus
optikus. Tiap-tiap traktus optikus membawa informasi dari separuh lateral satu retina dan
separuh medial retina yang lain. Karena itu, persilangan parsial ini menyatukan, dari kedua mata,
serat-serat yang membawa informasi dari separuh lapang pandang yang sama. Masing-masing
traktus optikus nantinya, menyalurkan informasi ke separuh otak di sisi yang sama tentang
separuh lapang pandang kontralateral. Pengetahuan tentang jalur-jalur ini dapat memper-mudah
diagnosis kelainan penglihatan yang terjadi akibat interupsi jalur penglihatan di berbagai
titik.Perhentian pertama di otak untuk informasi di jalur penglihatan adalah nukleus genikulatus
lateral di talamus. Bagian ini memisahkan informasi yang diterima dari mata dan
menyalurkannya melalui berkas-bekas serat yang dikenal sebagai radiasi optik ke berbagai
daerah di korteks yang terletak di lobus oksipital. Setiap daerah mengolah berbagai aspek
rangsangan penglihatan (misalnya, warna, bentuk, kedalaman, dan gerakan).

12. Bagaimana cahaya bisa masuk ke dalam oculi?


Cahaya yang masuk melalui kornea diteruskan ke pupil. Pupil merupakan lubang bundar anterior
di bagian tengah iris yang mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata. Pupil membesar bila
intensitas cahaya kecil (bila berada di tempat gelap), dan apabila berada di tempat terang atau
intensitas cahayanya besar, maka pupil akan mengecil. Yang mengatur perubahan pupil tersebut
adalah iris, yang merupakan cincin otot yang berpigmen dan tampak di dalam aqueous humor,
iris juga berperan dalam menentukan +arna mata. Setelah melalui pupil dan iris, maka cahaya
sampai ke lensa. Lensa ini berada diantara aqueous humor dan vitreous humor, melekat ke otot-
otot siliaris melalui ligamentum suspensorium. 2ungsi lensa selain menghasilkan kemampuan
refraktif yangbervariasi selama berakomodasi, !uga berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke
retina. Apabila mata memfokuskan pada ob!ek yang dekat, maka otot-otot siliaris akan
berkontraksi, sehingga lensa men!adi lebih tebal dan lebih kuat. Apabila mata memfokuskan ob!
ek yang !auh, maka otot-ototsiliaris akan mengendur dan lensa menjadi lebih tipis dan lebih
lemah. Bila cahaya sampai ke retina, maka sel-sel batang dan sel-sel kerucut yang merupakan
sel-sel yang sensitif terhadap cahaya akan meneruskan sinyal-sinyal cahaya tersebut ke otak
melalui saraf optik. Bayangan atau cahaya yang tertangkap oleh retina adalah terbalik, nyata,
lebih kecil, tetapi persepsi pada otak terhadap benda tetap tegak, karena otak sudah dilatih
menangkap bayangan yang terbalik itu sebagai keadaan normal.

13. Bagaimana perkembangan embrio mata?


Pembentukan mata merupakan proses yang sangat kompleks dimana setiap tahap memerlukan
koordinasi antar jaringan yang berkontribusi. Perkembangan mata mulai tampak pada tahap
embrio (22 hari setelah ovulasi) sebagai sepasang lekukan dangkal pada sisi kanan dan kiri otak
depan. Lekukan ini selanjutnya menjadi vesikel optik.

14. Faktor pendukung dan penghambat mata kabur?


Penyebab mata kabur yang paling umum adalah kelainan refraksi mata, seperti rabun dekat,
rabun jauh, presbiopi, dan astigmatisme. Mata kering menjadi salah satu faktor lain yang
menyebabkan penglihatan menjadi kabur. Hal ini dikarenakan, mata tidak mampu memproduksi
air mata seperti seharusnya, sehingga tidak dapat menjaga dan melumasi permukaan mata.
Apabila kondisi ini tidak segera diobati, akan menyebabkan pandangan menjadi kabur. Mata
kabur bisa juga disebabkan oleh kondisi seperti mata merah dan iritasi mata. Simak beberapa
penyebab mata kabur di bawah ini:
 Gangguan mata refraktif
Kondisi di mana seseorang membutuhkan bantuan kacamata agar bisa melihat jarak jauh atau
pun dekat. Kondisi ini dapat terjadi karena perubahan bentuk bola mata, bentuk kornea, atau
terdapat gangguan lensa mata.
 Katarak
Katarak adalah kondisi yang membuat bagian lensa mata menjadi buram dan menghalangi
cahaya mencapai retina, sehingga mengakibatkan penglihatan mata menjadi kabur.
 Degenerasi makula
Merupakan kondisi yang terjadi pada mata seiring bertambahnya usia, yang menyebabkan
kehilangan penglihatan di lapang pandang bagian tengah akibat rusaknya makula, yaitu daerah
di sekitar retina mata yang berfungsi untuk meningkatkan ketajaman penglihatan.
 Glaukoma
Glaukoma merupakan penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan berlebih pada bola mata,
yang mengakibatkan saraf mata menjadi rusak secara permanen.
 Infeksi mata
Biasanya infeksi mata terjadi akibat virus, bakteri, atau jamur yang masuk ke dalam mata.
Infeksi ini dapat terjadi karena cedera mata atau tertular dari orang lain. Contoh penyakit infeksi
mata yang paling umum adalah konjungtivitis. Kondisi ini disebabkan oleh infeksi virus atau
bakteri. Meski biasanya tidak serius, namun konjungtivitis mudah menular dan terkadang dapat
menyebabkan pandangan mata menjadi kabur.
 Penggunaan lensa kontak
Lensa kontak yang kotor dan rusak dapat membuat penglihatan menjadi terganggu. Pemakaian
dan perawatan lensa kontak yang tidak benar dapat menyebabkan luka dan infeksi pada kornea
mata (keratitis).
 Penderita diabetes
Jika Anda mengalami diabetes tipe 1 atau tipe 2, Anda berisiko terkena retinopati diabetik . Pada
kondisi ini, terjadi kerusakan pada pembuluh darah dan saraf di retina mata, sehingga pandangan
mata menjadi kabur.
 Tekanan darah tinggi
Memiliki tekanan darah tinggi tidak hanya menyebabkan stroke, namun juga mengakibatkan
stroke mini pada mata yang disebut oklusi vena. Orang yang mengalami oklusi vena biasanya
mengalami pandangan mata kabur dan hanya menyerang satu mata saja. Selain berbagai kondisi
di atas, mata kabur juga dapat disebabkan oleh faktor lain, misalnya obat-obatan atau suplemen,
baik yang diresepkan atau pun yang dijual bebas.
Cara Mencegah Mata Kabur
Meskipun dalam kasus tertentu penyebab mata kabur tidak dapat dicegah, namun gaya hidup
yang sehat dapat menurunkan risiko terjadinya kondisi ini. Terapkanlah gaya hidup sehat, antara
lain dengan:
 Berhenti merokok.
 Selalu kenakan kacamata hitam berlensa anti-UV, agar memberikan perlindungan
menyeluruh saat Anda sedang di bawah sinar matahari.
 Konsumsi makanan yang mengandung gizi sehat. Pilihlah sayuran yang berdaun hijau gelap,
seperti bayam dan kangkung. Selain itu, Anda bisa mengonsumsi makanan yang mengandung
omega-3, misalnya ikan tuna dan ikan tongkol.
 Cuci tangan Anda sebelum memakai atau melepaskan lensa kontak.
 Menjalani pemeriksaan mata secara teratur, terutama jika terdapat riwayat penyakit mata
dalam keluarga.
 Pakailah kacamata pelindung saat mengoperasikan alat berat atau melakukan aktivitas
tertentu yang berisiko mencederai mata.

15. Standar Mata Sehat dan Menjaga Kesehatan Mata ?


Standar mata sehat :
1. Mampu melihat dengan jelas dan tajam
2. konjungtiva pada mata terlihat jernih yang menyatakan bahwa tidak ada iritasi , infeksi , alergi
ataupun pendarahan
3. Kornea jernih dan rata
Kornea adalah bagian terdepan mata yang berperan penting untuk melihat. Kornea yang normal
akan tampak jernih dan rata. Luka atau infeksi pada kornea akan menyebabkan mata terasa pedih
dan penglihatan tampak buram.
4. Tidak terdapat cincin di sekitar kornea
Cincin di sekitar kornea disebut dengan arkus kornea. Cincin ini berupa garis putih keabuan di
tepi kornea, yang menandakan penumpukan lemak.
5. Pupil mata simetris dan berwarna hitam
Pupil adalah lubang tempat cahaya masuk ke dalam retina. Bagian mata ini berwarna hitam
karena cahaya yang masuk langsung diserap oleh jaringan di dalam mata .Selain itu, pupil mata
normal memiliki diameter yang sama atau simetris. Jika besar keduanya tak sama, dapat
menandakan adanya kelainan mata
6. Sklera mata berwarna putih
Sklera adalah bagian mata yang berwarna putih dalam kondisi normal. Bagian ini dilapisi oleh
selaput bening mata. Sklera yang menjadi kekuningan dapat menandakan adanya pertumbuhan
jaringan pada mata
7. Mengeluarkan air mata
Air mata merupakan cairan yang mampu membasahi bola mata supaya tidak kering dan tidak
menimbulkan masalah lain

Cara Menjaga Kesehatan Mata


1. Memeriksakan Mata ke dokter secara rutin
Memeriksakan mata secara rutin ke dokter adalah salah satu upaya kita untuk mendeteksi dini
mata kita.
2. Memakan Makanan bergizi
Makanan makanan bergizi dengan kandungan vitamin yang banyak membawa banyak manfaat
untuk tubuh termasuk mata
3. Membatasi melihat Layar alat elektronik
Menatap layar dari alat elektronik terlalu lama dapat membuat mata lelah sehingga dapat
mengganggu kerja dari mata sendiri
16. Bagian-bagian mata?
> Bulbus oculi
- Polus anterior et posterior
- Sumbu optic, mrpk garis yg menghubungkan ke2 kutub (polus)
> Tunica bulbi
Tunica fibrosa: cornea, sclera
Tunica vasculosa (uvea): iris, corpus ciliare, choroidea
Tunica nervosa (interna): retina

> Cornea
· Terdiri dari 5 lapis: (luar – dalam)
1. Epitel anterior à conjunctiva bulbi
2. Lamina limitans anterior (Bowman)
3. Substansia propria (stroma) à sclera
4. Lamina limitans posterior (Descemet)
5. Endotel
·         Limbus cornea: junctio conjunctivocornealis, junctio sclerocornealis
·         Angulus iridocornealis
Dapat diukur besar sudutnya dengan gonioskop
·         Spatium anguli iridocornealis
·         Vaskularisasi: avaskular
·         Inervasi: nn. ciliares n. ophthalmicus (N. V1)
 
> Sclera
·         Sinus venosus sclerae (canalis Schlemm)
> Choroidea
·         Lapisan: (luar – dalam)
1.    Lamina suprachoroidea à sel2 pigmen
2.    Lamina vasculosa à arteriae cabang a. ciliaris posterior brevis, venae à vv. verticosae
3.    Lamina choriocapillaris
4.    Lamina basalis
 > Corpus ciliare
·         Proc. ciliaris, memproduksi humor aqueos
·         Zonula ciliaris (lig. suspensorium lentis)
·         M. ciliaris, bila kontraksi à akomodasi
      Inervasi: ganglion ciliares (parasimpatis)
 > Iris
·         Pupil
·         Camera oculi anterior (COA) et posterior
·         Aliran humor aqueos: proc. ciliaris à camera oculi posterior à pupil à camera oculi anterior
à spatium anguli iridocornealis à sinus venosus sclerae (canalis Schlemm)
·         M. sphincter pupillae
Fungsi: miosis
Inervasi: ganglion ciliare à nn. ciliares breves (parasimpatis)
·         M. dilatator pupillae
Fungsi: midriasis
Inervasi: C8-T4 à ganglion cervicale superius (simpatis)
 
NB:
Inervasi otonom mata:
·         Inervasi parasimpatis (ganglion ciliare): m. sphincter pupillae, m. ciliaris
·         Inervasi simpatis (ganglion cervicale superius): m. dilatator pupillae, m. orbitalis, m.
tarsalis superior, vasa darah choroid & retina
 
> Retina
·         Terdiri dari 2 lapis:
Ø  Stratum pigmentosum retinae
Ø  Stratum cerebri à dibagi 10 lapis lagi
·         Pars optica, pars ciliaris, pars iridica
·         Ora serrata: batas pars optica – pars ciliaris
·         Discus nervi optici à blind spot
·         Macula lutea
·         Fovea centralis à avaskular, hanya ada sel conus
·         Sumbu visual, mrpk garis penghubung benda dilihat à foveola
·         Vaskularisasi:
A. centralis retinae à r. superior et inferior à r. temporalis et nasalis
V. centralis retinae à sinus cavernosus

17. Berapa jumlah vit.A yang normal dibutuhkan oleh tubuh


Kecukupan asupan vitamin A dapat diperoleh dari beragam makanan dan minuman yang
dikonsumsi sehari-hari. Untuk orang dewasa, mengonsumsi sayur dan buah sebanyak 5 porsi per
hari, dapat memenuhi hingga 65% dari total kebutuhan vitamin A. Laki-laki dewasa
membutuhkan sekitar 900 mikrogram per hari, sementara wanita dewasa memerlukan sekitar 700
mikrogram per hari. Kebutuhan akan meningkat ketika seorang wanita hamil dan menyusui.
Untuk wanita hamil diatas usia 19 tahun, vitamin A yang direkomendasikan per hari adalah 770
mikrogram dan untuk ibu menyusui sekitar 1.300 mikrogram. Untuk anak-anak, kebutuhan
vitamin A disesuaikan dengan usia. Anak 1-3 tahun, konsumsi yang direkomendasikan sekitar
300 mikrogram per hari, 4-8 tahun sekitar 400 mikrogram per hari dan 9-13 tahun sekitar 600
mikrogram per hari.

18. Hubungan mata kabur dengan kebutaan?


Miopia atau rabun jauh merupakan suatu kondisi dimana cahaya yang memasuki mata terfokus
di depan retina sehingga membuat objek yang jauh terlihat kabur (James, 2006). Menurut derajat
beratnya, miopia dibagi dalm tiga kriteria yaitu ringan, sedang, dan berat (Ilyas, 2009). Menurut
Desvianita cit Adler 1997, dalam hal ini gejala miopia yaitu kelainan pada jarak pandang, dan
untuk penderita dengan miopia ringan dapat diketahui dengan pemeriksaan visus mata (Israr,
2010). Miopia bersifat progresif pada masa anak- anak dan cenderung stabil ketika mereka
mencapai usia 20 tahun atau akhir remaja (Hartanto, 2010). Data WHO memperkirakan bahwa
246 juta orang di seluruh dunia memiliki ganguan penglihatan yang meliputi ametropia (miopia,
hipemetropia atau astigmatisme) sebesar 43 %, katarak 33 %, glaukoma 2 % (WHO, 2014).
Kejadian miopia semakin meningkat dan diestimasikan bahwa separuh dari penduduk dunia
menderita miopia pada tahun 2020 (WHO, 2007). Jika saat seseorang itu melihat dalma jarak
yang jauh dan merasa pusing serta pandangan kabur, maka orang tersebut bisa dikategorikan
sebagai penderita myopia.
19. Hubungan jenis kelamin dengan mata kabur?
Perempuan lebih banyak ditemui menderita mata kabur. Hal ini dikarenakan wanita memilikI
aktifitas di luar ruangan yang lebih sedikit dibandingkan laki-laki, sehingga perempuan memiliki
risiko mata kabur lebih besar daripada laki-laki. Aktivitas yang dilakukan diluar ruangan seperti
olahraga dapat memberikan intensitas cahaya yang lebih banyak sehingga mengurang daya
akomodasi dan mengurang pelepasan dopamin oleh retina untuk mengurangi elongasi mata,
sehingga dapat menurunkan risiko mata kabur. Pada saat usia anak sekolah mata akan
mengalami pertumbuhan reflaksi lambat yang berpuncak pada perkembangan mata
kabur(miopia/rabun jauh). Hal ini disebabkan oleh semakin bertambahnya usia seseorang maka
mata panjang sosial bola mata seseorang akan bertambah sehingga cahaya jatuh tepat dibawah
retina.
LANGKAH 4 : POHON MASALAH

RABUN

FAKTOR JENIS

INTRINSIK EKSTRINSIK MIOPI PRESBIOPI HIPERMETROPI

VITAMIN A
MATA

KOMPONEN BIOSINTESIS STRUKTUR MAKRO RETRAKSI


DAN MIKRO

PERKEMBANGAN MEKANISME
MATA PENGLIHATAN
LANGKAH 5 : SASARAN BELAJAR

1. Mempelajari Anatomi Mata

2. Mempelajari Fisiologi Mata

3. Mempelajari Embrio Mata

4. Mempelajari Histologi Mata

5. Mempelajari Biokimia (Vitamin A)

LANGKAH 6. BELAJAR MANDIRI

LANGKAH 7. SINTESIS HASIL BELAJAR

1. MEMPELAJARI ANATOMI MATA

> Lapisan Bola Mata


- Tunica Fibrosa
Tunica fibrosa terdiri atas bagian posterior yang opak, sclera, danbagian anterior yang
transparan, cornea.
- Sclera
Sclera yang opak terdiri dari jaringan fibrosa padat dan berwarna putih. Di posterior, sclera
ditembus oleh nervus opticus dan menyatu dengan selubung dura nerlrrs ini (Gambar 18-9).
Lamina cribrosa adalah daerah sclera yang ditembus oleh serabut- serabut nervus opticus. Sclera
juga ditembus oleh arteri dan nervus ciliaris dan pembuluh venanya, yaitu venae vorticosae. Ke
arah depan sclera langsung beralih menjadi cornea pada pertemuan sklera-kornea atau limbus.
- Cornea
Cornea yang transparan, mempunyai fungsi utama merefleksikan cahaya yang masuk ke mata.
Di posterior berhubungan dengan humor aquosus.
Suplai darah : Cornea adalah avaskular dan sama sekali tidak mempunyai aliran limfe. Cornea
mendapatkan nutrisi dengan cara difusi dari humor aqueus dan dari kapiler yang terdapat
dipinggirnya. Persarafan: Nervi ciliares longi dari divisi ophthalmica nervus Trigeminus. Tunica
Vasculosa Pigmentosa Tunica vasculosa pigmentosa dari belakang ke depan terdiri dari
choroidea. corpus ciliare, dan iris.
- Choroidea
Choroidea terdiri atas lapisan luar berpigmen dan lapisan dalam yang sangat vascular.
- Corpus Ciliare
Corpus ciliare ke arah posterior dilanjutkan oleh choroidea, dan ke anterior terletak di belakang
batas perifer iris (Gambar 18-9). Corpus ciliare terdiri atas corona ciliaris, processus clliarls, dan
musculus ciliaris. Corona ciliaris adalah bagian posterior corpus ciliare, dan permukaannya
mempunyai alur-alur dangkal disebut striae ciliares. Processus ciliaris adalah lipatan-lipatan
yang teisusun radier,di mana pada permukaan posteriornya melekat ligamentum suspensorim
lentis. Musculus ciliaris terdiri atas serabut-serabut otot polos merldianal dan sirkular. Serabut
meridianal berjalan kebelakang dari area limbus corneae menuju ke processus ciliaris. Serabut-
serabut sirkular berjumlah sedikit dan terletak disebelah dalam serabut meridianal. Persarafan:
Musculus ciliaris disarafi oleh serabut parasimpatik dari nervus oculomotorius. Setelah bersinaps
di ganglion ciliare, serabut-serabut posganglionik berjalan ke depan ke bola mata di dalam
nervus ciliaris brevis. Fungsi: Kontraksi musculus ciliaris, terutama serabutserabut meridianal
menarik corpus ciliare ke depan. Hal ini menghilangkan tegangan yang ada pada ligamentum
suspensorium, dan lensa yang elastis menjadi lebih cembung. Keadaan ini meningkatkan daya
refraksi lensa.
- lris dan Pupil
Irls adalah diaphragma berpigmen yang tipis dan kontraktil dengan lubang di tengahnya, yaitu
pupil. Iris terletak di dalam humor aquosus di antara cornea dan lensa. Pinggir iris melekat pada
permukaan anterior corpus ciliaris. Iris membagi ruang antara lensa dan cornea menjadi camera
anterior dan camera posterior.Serabut-serabut otot iris bersifat involunter dan terdiri dari serabut-
serabut sirkular dan radial. Serabut-serabut sirkular membentuk musculus sphincter pupillae dan
tersusun di sekitar pinggir pupil. Serabut-serabut radial membentuk musculus dilator pupillae,
yang merupakan lembaran tipis serabut-serabut radial dan terletak dekat permukaan posterior.
- Tunica Nervosa :
- Retina
Retina terdiri dari pars pigmentosa di sebelah luar dan pars nervosa di sebelah dalam. Permukaan
luar berhubungan dengan choroidea dan permukaan dalam berhubungan dengan corpus vitreum .
Tiga perempat posterior retina merupakan organ receptor. Pinggir anteriornya membentuk cincin
berombak,ora serrata, yang merupakan ujung akhir pars nervosa. Bagian anterior retina bersifat
bukan merupakan reseptor dan hanya terdiri dari sel-sel berpigmen dengan lapisan epitel silindris
dilapisan dalam. Bagian anterior retina ini menutupi processus ciliaris dan beiakang iris. Pada
pusat bagian posterior retina terdapat daerah lonjong kekuningan, macula lutea, yang merupakan
area retina dengan daya lihat yang palingjelas. Ditengahnya terdapat lekukal, disebut fovea
centralis . Nervus opticus meninggalkan retina kira-kira 3 mm dari sisi medial macula lutea
melalui discus nervi optici. Discus nervi optici agak cekung pada bagian tengahnya, yaitu
merupakan tempat di mana nervus opticus ditembus oleh arteria centralis
retinae. Pada discus nervi optici tidak terdapat selsel batang dan kerucut, sehingga tidak peka
terhadap cahaya dan disebut sebagai "bintik buta". Pada pemeriksaan oftalmoskop,
discus nervi optici tampak berwarna merah muda pucat, jauh lebih pucat dari area retina di
sekitamya. [1]

 3 Nervus Craniales Penggerak mata


-Nervus Oculomotorius(N III)
-Nervus Trochlearis (N IV)
-Nervus Abdusens (N VI)
Nuclei Nervus III & IV terdapat di Tegmentum Mesencephali
Nuclei Nervus VI terdapat di Tegmentum Pontis ---> dibawah dasar ventrikel ke-4
1. Nervus oculomotorius (N III)
-Area nuclear nya terdapat di substantia grisea periaqueductus mesenfali. Setinggi coliculus
superior
Terdapat 2 Komponen Utama:
-Nucleus saraf parasimpatis/Nucleus Edinger-Westphal/Nucleus otonomik Accesorius
-Bigger Complex Nucleus
Perjalanan Serabut Saraf
Setelah keluar dari batang otak melalui fossa interpedunkularis  berjalan kearah posterior
diantara A.Cerebelaris superior dan A.Cereberalis posterior  Menembus Duramater  berjalan
melewati sinus cavernosum  memasuki rongga orbita  dan berakhir di Fissura Orbitalis
Superior.
Terdapat 2 pembagian saraf- Bagian saraf parasimpatis yang menginervasi otot-otot intraocular -
Bagian saraf motor somatic yang menginervasi 4 dari 6 otot ekstraoculer  R.superior
menginervasi m. levator palpebrae dan m. rectus superior. Dan R. inferior menginervasi m.recti
medialis, m. recti inferior dan m. obliquus inferior
2. Nervus Trochlearis (N IV)
-Nucleus dari Nervus trochlearis terdapat di bagian Ventral Substantia grisea periaqueductus 
setinggi coliculus inferior
Perjalanan Serabut Saraf
Keluar dari permukaan dorsal batang otak(satu-satunya nervus craniales yang keluar melalui
dorsal batang otak)  muncil dari tectum mesencephali  menuju sisterna Kuadrigeminalis 
berjalan lateral mengitari pedunculus cerebri  berlanjut ke ventral batang otak  memasuki
rongga orbita melalui fissure orbitalis superior bersama nervus oculomotorius  berakhir ke otot
yang dipersarafinya yaitu m.obliquus superior 3. Nervus Abdusens ( N VI) Nucleus nervus
abdusen terdapat di caudal tegmentum pontis  dibawah ventrikel ke-4 Perjalanan Serabut Saraf
Berjalan ke pons dan keluar dari batang otak di taut ponto medularis  berlanjut di sepanjang
permukaan ventral pons di lateral dari A.basilaris  Menembus Duramater  bergabung
dengan nervus oculumotorius dan nervus trochlearis di sinus cavernosus berakhir di otot yang
dipersarafinya yaitu m. rectus lateralis. [2]
- Kelopak Mata
Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan sekresi
kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan komea. Palpebra merupakan alat menutup
mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan
bola mata. Dapat membuka diri untuk memberi jalan masuk sinar kedalam bola mata yang
dibutuhkan untuk penglihatan.Pembasahan dan. pelicinan seluruh permukaan bola mata terjadi
karena pemerataan air mata dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka tutup
kelopak mata. Kedipan kelopak mata sekaligus menyingkirkan debu yang masuk. Kelopak
mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian belakang ditutupi selaput
lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal. Pada kelopak terdapat bagian-bagian :

- Kelenjar seperti : kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar Zeis pada
pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus.

- Otot seperti : M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan bawah,
dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat otot orbikularis
okuli yang disebut sebagai M. Rioland. M. orbikularis berfungsi menutup bola mata yang
dipersarafi N. facial M. levator palpebra, yang berorigo pada anulus foramen orbita dan
berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian menembus M. orbikularis okuli menuju kulit kelopak
bagian tengah. Bagian kulit tempat insersi M. levator palpebra terlihat sebagai 2 sulkus (lipatan)
palpebra. Otot ini dipersarafi oleh n. III, yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau
membuka mata.

- Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar di dalamnya
atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra.

- Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita merupakan pembatas
isi orbita dengan kelopak depan.

- Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh lingkaran
pembukaan rongga orbita. Tarsus (terdiri atas jaringan ikat yang merupakan jaringan penyokong
kelopak dengan kelenjar Meibom (40 bush di kelopak atas dan 20 pada kelopak bawah).

- Pembuluh darah yang memperdarahinya adalah a. palpebra.

- Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal N.V, sedang kelopak
bawah oleh cabang ke II saraf ke V. Konjungtiva tarsal yang terletak di belakang kelopak hanya
dapat dilihat dengan melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup
bulbus okuli. Konjungtiva merupakan membran mukosa yang mempunyai sel Goblet yang
menghasilkan musin. [2]

> Anatomi Sistem Lakrimal

Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah temporal bola mata. Sistem ekskresi
mulai pada pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal, duktus nasolakrimal, meatus
inferior.

Sistem lakrimal terdiri atas 2 bagian, yaitu :

1. Sistem produksi atau glandula lakrimal. Glandula lakrimal terletak di temporo antero superior
rongga orbita.
2. Sistem ekskresi, yang terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal dan
duktus nasolakrimal. Sakus lakrimal terletak di bagian depan rongga orbita. Air mata dari duktus
lakrimal akan mengalir ke dalam rongga hidung di dalam meatus inferior (Ilyas, 2010). Film air
mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata akan masuk kedalam sakus lakrimal
melalui pungtum lakrimal. Bila pungtum lakrimal tidak menyinggung bola mata, maka air mata
akan keluar melalui margo palpebra yang disebut epifora. Epifora juga akan terjadi akibat
pengeluaran air mata yang berlebihan dari kelenjar lakrimal (Ilyas, 2010) Untuk melihat adanya
sumbatan pada duktus nasolakrimal, maka sebaiknya di lakukan penekanan pada sakus lakrimal.
Bila terdapat penyumbatan yang disertai dakriosistitis, maka cairan berlendir kental akan keluar
melalui pungtum lakrimal (Ilyas, 2010).

> Anatomi Konjungtiva

Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian belakang. Bermaca-
macam obat mata dapat diserap melalui konjungtiva ini. Konjungtiva mengandung kelenjar
musin yang di hasilkan oleh sel Goblet. Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea.
Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :

1. Konjungtiva tarsal yang menututpi tarsus, konjungtiva tarsal sukar di gerakkan dari tasus.

2. Konjungtiva bulbi menututpi sklera dan mudah di gerakkan dari sklera di bawahnya.

3. Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihan

Konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi. Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan
dengan sangat longgar dengan jaringan di bawahnya sehingga bola mata mudah bergerak (Ilyas,
2010).

> Anatomi Bola Mata

Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata di bagian depan
(kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat bentuk dengan 2
kelengkungan yang berbeda. Bola mata dibungkus oleh 3 lapis jaringan, yaitu:

1. Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata, merupakan
bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan sklera disebeut kornea yang bersifat
transparan yang memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata. Kelengkungan kornea lebih
besar dibanding sklera.

2. Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular. Jaringan sklera dan uvea dibatasi oleh ruang yang
potensial mudah dimasuki darah bila terjadi perdarahan pada ruda paksa yang disebut perdarahan
suprakoroid. Badan siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik mata (akuous
humor), yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada pangkal iris di batas kornea dan
sklera.

3. Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan mempunyai susunan lapis
sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membran neurosensoris yang akan merubah sinar
menjadi rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke otak. Badan kaca mengisi rongga di
dalam bola mata dan bersifat gelatin dan hanya menempel papil saraf optik, makula dan pars
plana. Bila terdapat jaringan ikat didalam badan kaca disertai dengan tarikan pada retina, maka
akan robek dan terjadi ablasi retina (Ilyas, 2010). Lensa terletak dibelakang pupil yang dipegang
di daerah ekuatornya pada badan siliar melalui Zonula Zinn. Lensa mata mempunyai peran dan
akomodasi atau melihat dekat sehingga sinar dapat difokuskan di daerah makula lutea (Ilyas,
2010).

Terdapat 6 otot pergerakkan bola mata, dan terdapat kelenjar lakrimal yang terletak di daerah
temporal atas di dalam rongga orbita.

> Saraf Optik

Saraf optik yang keluar dari polus posterior bola mata membawa 2 jenis serabut saraf, yaitu:
saraf penglihat dan serabut pupilomotor. Kelainan saraf optik menggambarkan gangguan yang
diakibatkan tekanan langsung atau tidak langsung terhadap saraf optic ataupun perbuatan toksik
dan anoksik yang mempengaruhi penyaluran aliran listrik(Ilyas,2010).

> Sklera

Bagian putih bola mata yang bersama-sama dengan kornea merupakan pembungkus dan
pelindung isi bola mata. Sklera berjalan dari papil saraf optik sampai kornea.

> Rongga Orbita


Rongga orbita adalah rongga yang berisi bola mata dan terdapat 7 tulang yang membentuk
dinding orbita yaitu: lakrimal, etmoid, sfenoid, frontal, dan dasar orbita yan terutama terdiri atas
tulang maksila, bersama-sama tulang palatinum dan zigomatikus (Ilyas, 2010). Rongga orbita
yang berbentuk pyramid ini terletak pada kedua sisi rongga hidung. Dinding lateral orbita
membentuki sudut 45 derajat dengan dinding medialnya. Dinding orbita terdiri atas tulang:

1. Atap atau superior : os.frontal

2. Lateral : os.frontal, os. zigomatik, ala magna os sfenoid

3. Inferior : os. zigomatik, os. maksila, os. Palatin

4. Nasal : os. maksila, os. lakrimal, os. etmoid

Foramen optik terletak pada apeks rongga orbita, dilalui oleh saraf optik, arteri, vena, dan saraf
simpatik yang berasal dari pleksus karotid. Fisura orbita superior di sudut orbita atas temporal
dilalui oleh saraf lakrimal (V), saraf frontal (V), saraf troklear (IV), saraf okulomotor (III), saraf
nasosiliar (V), abdusen (VI), dan arteri vena oftalmik. Fisura orbita inferior terletak di dasar
tengah temporal orbita dilalui oleh saraf infra-orbita, zigomatik dan arteri infra orbita. Fosa
lakrimal terletak di sebelah temporal atas tempat duduknya kelenjar lakrimal.

> Otot Penggerak Mata

Otot ini menggerakkan mata dengan fungsi ganda dan untuk pergerakan mata tergantung pada
letak dan sumbu penglihatan sewaktu aksi otot (Ilyas, 2010). Otot penggerak mata terdiri atas 6
otot yaitu :

1. Oblik inferior mempunyai origo pada fosa lakrimal tulang lakrimal, berinsersi pada sklera
posterior 2 mm dari kedudukan makula, dipersarafi saraf okulomotor, bekerja untuk
menggerakkan mata keatas, abduksi dan eksiklotorsi (Ilyas, 2010).

2. Oblik superior berorigo pada anulus Zinn dan ala parva tulang sfenoid di atas foramen optik,
berjalan menuju troklea dan dikatrol balik dan kemudian berjalan di atas otot rektus superior,
yang kemudian berinsersi pada sklera dibagian temporal belakang bola mata. Oblik superior
dipersarafi saraf ke IV atau saraf troklear yang keluar dari bagian dorsal susunan saraf pusat
(Ilyas, 2010).
3. Otot Rektus Inferior mempunyai origo pada anulus Zinn, berjalan antara oblik inferior dan
bola mata atau sklera dan insersi 6 mm di belakang limbus yang pada persilangan dengan oblik
inferior diikat kuat oleh ligamen Lockwood. Rektus inferior dipersarafi oleh n. III (Ilyas, 2010).

4. Otot Rektus Lateral mempunyai origo pada anulus Zinn di atas dan di bawah foramen optik.
Rektus lateral dipersarafi oleh N. VI. Dengan pekerjaan menggerakkan mata terutama abduksi
(Ilyas, 2010).

5. Otot Rektus Medius mempunyai origo pada anulus Zinn dan pembungkus dura saraf optik
yang sering memberikan dan rasa sakit pada pergerakkan mata bila terdapat retrobulbar, dan
berinsersi 5 mm di belakang limbus. Rektus medius merupakan otot mata yang paling tebal
dengan tendon terpendek. Menggerakkan mata untuk aduksi (gerakan primer) (Ilyas, 2010).

6. Otot Rektus Superior mempunyai origo pada anulus Zinn dekat fisura orbita superior beserta
lapis dura saraf optik yang akan memberikan rasa sakit pada pergerakkan bola mata bila terdapat
neuritis retrobulbar. Otot ini berinsersi 7 mm di belakang limbus dan dipersarafi cabang superior
N.III (Ilyas, 2010). [3]

2. MEMPELAJARI FISIOLOGI MATA

Cornea merupakan membran transparan yang jernih dan menutupi dan melindungi sclera , sclera
sendiri merupakan bagian putih pada mata dimana tempat dari berkas cahaya masuk ke anterior
mata . Iris merupakan otot spiral yang berwarna gelap danterdapat lubang ditengahnya yang
merupakan pupil, iris berfungsi untuk mengatur banyk nya cahaya dengan kemampuan mengatur
ukuran pupil . Pupil berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke mata. [4]

Presbiopia merupakan kelainan mata yang banyak dialami pada usia lanjut ,ini disebabkan
karena lensa dibentuk oleh 1000 lapisan sel yang tidak memiliki nukleus dan organel karena
dihancurkan selama proses pembentukannya , pada bagian tengah lensa utamanya letaknya yang
jauh dari Aqueos humor menyebabkannya tidak mendapat nutrisi yang cukup sehingga seiring
berjalannya waktu keelastisitisan nya semakin menurun dan ini lah yang disebut presbiopia .
Buta senja terjadi akibat defisiensi vit A yang berimbas pada reduksi ringan dari rhodopsin yang
berpengaruh pada sensitivitas sel batang sehingga tidak berespon terhadap sinar minim.
Ada 2 jenis fotoreseptor yaitu sel rod(batang) dan sel kerucut(conus). Pigmen penglihatan milik
sel rod,kehidupan,terdiri dari aldehyde yang berasal dari vitamin A(retinaldehyde) yang
berikatan spesifik pada protein pesona. Karena sel rod memiliki resolusi yang rendah mereka
membentuk gambar namun dengan detail yang kurang jelas,sel ini tidak sensitive terhadap
warna.Sedangkan sel conus,memiliki ambang yang lebih tinggi dan bertanggung jawab untuk
memberikan gambar yang tajam dan berwarna. Sel conus mengandung iodopsin. Sel batang juga
bereaksi lebih lambat dibanding sel kerucut, rangsangan yang diterima akan di proses dalam
waktu lebih dari 100 milidetik, sehingga walaupun sel batang lebih sensitif terhadap cahaya yang
redup, namun sel batang kurang mampu mendeteksi objek yang bergerak cepat. Itulah mengapa
jika lebih banyak perempuan mengalami mata kabur karena perempuan lebih banyak beraktivitas
di dalam ruangan dan ketika dialihkan ke luar ruangan otomatis sel batang akan bereaksi lebih
lambat untuk memprosesnya sehingga kadang bisa memberikan efek.mata kabur/pusing dan
sebagainya. [5]

- Mekanisme melihat (secara singkat) :

Sumber,masuk ke mata melalui kornea & melewati pupil yang lebarnya diatur oleh iris &
dibiaskan oleh lensa terbentuk bayangan di retina yang bersifat nyata, terbalik, diperkecil & Sel-
sel batang dan sel kerucut meneruskan sinyal cahaya melalui saraf optik & Otak membalikkan
lagi bayangan yang terlihat di retina; obyek terlihat sesuai dengan aslinya Lensa didesain
berbentuk cembung atau konveks karena lensa yang cembung menyebabkan konvergensi berkas
sinar, membawa berkas-berkas sinar lebih dekat satu sama lain. Karena konvergensi penting
untuk membawa suatu bayangan ketitik fokus, maka permukaan refraktif (lensa) mata berbentuk
cembung atau konveks. Penderita miopi biasanya disebabkan oleh lensa mata yang terlalu
cembung atau bola mata yang terlalu panjang. Karena lensa matanya cembung atau koveks
sehingga menyebabkan konvergensi atau konvergensi berkas-berkas sinar terjadi lebih cepat atau
sebelum mencapai titik fokus atau retina yang disebabkan karena daya bias yang terlalu besar,
sehingga bayangan jatuh didepan retina yang menyebabkan penderita miopi tidak dapat melihat
benda dengan jarak yang jauh. Oleh karena itu, penderita miopi ditangani dengan kacamata
berlensa cekung atau konkaf karena lensa konkaf bersifat menyebarkan atau divergensi berkas-
berkas cahaya yang masuk ke mata, sehingga penderita mampu melihat dengan jelas kembali.[5]
- Mata adalah organ fotosensitif yang sangat berkembang dan rumit, yang memungkinkan
analisis cermat dari bentuk, intensitas cahaya, dan warna yang dipantulkan objek. Mata terletak
dalam struktur bertulang yang protektif di tengkorak, yaitu rongga orbita. Setiap mata terdiri atas
sebuah bola mata fibrosa yang kuat untuk mempertahankan bentuknya, suatu sistem lensa untuk
memfokuskan bayangan, selapis sel fotosensitif, dan suatu sistem sel dan saraf yang berfungsi
mengumpulkan, memproses, dan meneruskan informasi visual ke otak (Junqueira, 2007). Tidak
semua cahaya yang melewati kornea mencapai fotoreseptor peka cahaya karena adanya iris,
suatu otot polos tipis berpigmen yang membentuk struktur seperti cincin di dalam aqueous
humour. Lubang bundar di bagian tengah iris tempat masuknya cahaya ke bagian dalam mata
adalah pupil. Iris mengandung dua kelompok jaringan otot polos, satu sirkuler dan yang lain
radial. Karena serat- serat otot memendek jika berkontraksi, pupil mengecil apabila otot sirkuler
berkontraksi yang terjadi pada cahaya terang untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke
mata. Apabila otot radialis memendek, ukuran pupil meningkat yang terjadi pada cahaya
temaram untuk meningkatkan jumlah cahaya yang masuk (Sherwood, 2001).

Untuk membawa sumber cahaya jauh dan dekat terfokus di retina, harus dipergunakan lensa
yang lebih kuat untuk sumber dekat. Kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa sehingga baik
sumber cahaya dekat maupun jauh dapat difokuskan di retina dikenal sebagai akomodasi.
Kekuatan lensa bergantung pada bentuknya, yang diatur oleh otot siliaris. Otot siliaris adalah
bagian dari korpus siliaris, suatu spesialisasi lapisan koroid di sebelah anterior. Pada mata
normal, otot siliaris melemas dan lensa mendatar untuk penglihatan jauh, tetapi otot tersebut
berkontraksi untuk memungkinkan lensa menjadi lebih cembung dan lebih kuat untuk
penglihatan dekat. Serat-serat saraf simpatis menginduksi relaksasi otot siliaris untuk
penglihatan jauh, sementara sistem saraf parasimpatis menyebabkan kontraksi otot untuk
penglihatan dekat (Sherwood, 2001).

- Proses Visual Mata

Proses visual dimulai saat cahaya memasuki mata, terfokus pada retina dan menghasilkan sebuah
bayangan yang kecil dan terbalik. Ketika dilatasi maksimal, pupil dapat dilalui cahaya sebanyak
lima kali lebih banyak dibandingkan ketika sedang konstriksi maksimal. Diameter pupil ini
sendiri diatur oleh dua elemen kontraktil pada iris yaitu papillary constrictor yang terdiri dari
otot-otot sirkuler dan papillary dilator yang terdiri dari sel-sel epitelial kontraktil yang telah
termodifikasi. Sel-sel tersebut dikenal juga sebagai myoepithelial cells (Saladin, 2006). Jika
sistem saraf simpatis teraktivasi, sel-sel ini berkontraksi dan melebarkan pupil sehingga lebih
banyak cahaya dapat memasuki mata. Kontraksi dan dilatasi pupil terjadi pada kondisi dimana
intensitas cahaya berubah dan ketika kita memindahkan arah pandangan kita ke benda atau objek
yang dekat atau jauh. Pada tahap selanjutnya, setelah cahaya memasuki mata, pembentukan
bayangan pada retina bergantung pada kemampuan refraksi mata (Saladin, 2006).

Beberapa media refraksi mata yaitu kornea (n=1.38), aqueous humour

(n=1.33), dan lensa (n=1.40).

Kornea merefraksi cahaya lebih banyak dibandingkan lensa. Lensa hanya berfungsi untuk
menajamkan bayangan yang ditangkap saat mata terfokus pada benda yang dekat dan jauh.
Setelah cahaya mengalami refraksi, melewati pupil dan mencapai retina, tahap terakhir dalam
proses visual adalah perubahan energi cahaya menjadi aksi potensial yang dapat diteruskan ke
korteks serebri. Proses perubahan ini terjadi pada retina (Saladin,2006). Retina memiliki dua
komponen utama yakni pigmented retina dan sensory retina. Pada pigmented retina, terdapat
selapis sel-sel yang berisi pigmen melanin yang bersama-sama dengan pigmen pada koroid
membentuk suatu matriks hitam yang mempertajam penglihatan dengan mengurangi penyebaran
cahaya dan mengisolasi fotoreseptor-fotoreseptor yang ada. Pada sensory retina, terdapat tiga
lapis neuron yaitu lapisan fotoreseptor, bipolar dan ganglionic. Badan sel dari setiap neuron ini
dipisahkan oleh plexiform layer dimana neuron dari berbagai lapisan bersatu. Lapisan pleksiform
luar berada diantara lapisan sel bipolar dan ganglionic sedangkan lapisan pleksiformis dalam
terletak diantara lapisan sel bipolar dan ganglionic (Seeley, 2006). Setelah aksi potensial
dibentuk pada lapisan sensori retina, sinyal yang terbentuk akan diteruskan ke nervus optikus,
optic chiasm, optic tract, lateral geniculate dari thalamus, superior colliculi, dan korteks serebri
(Seeley, 2006). [6]

3. MEMPELAJARI EMBRIOLOGI MATA

Mata mulai tampak pada mudigah berusia 22 hari sebagai sepasang alur dangkal di samping otak
depan. Seiring penutupan tabung saraf, kedua alur ini membentuk kantong luar di otak depan,
yaitu vesikula oftalmika (optic vesicle). Berikutnya, kedua vesikula ini bersentuhan dengan
ektoderm permukaan dan menyebabkan perubahan ektoderm yang diperlukan untuk
pembentukan lensa dengan segera vesikula oftalmika mulai mengalami invaginasi dan
membentuk cawan optik (optic cup) berdinding ganda.

Lapisan dalam dan luar dari cawan ini awalnya dipisahkan oleh suatu lumen, yaitu ruang
intraretina,tapi lumen ini segera menghilang, dan kedua lapisan tersebut berhadapan satu sama
lain. Invaginasi tidak terbatas pada bagian tengah cawan optik tapi juga melibatkan sebagian
permukaan inferior yang membentuk fisura koroidea. Pembentukan fisura ini memungkinkan
arteri hialoidea mencapai ruangan dalam mata. Lapisan luar dari cawan optik, ditandai oleh
Granula-granula pigmen kecil, dikenal sebagai lapisan pigmen retina . Perkembangan lapisan
dalam (saraf) cawan optik berlangsung lebih rumit. Empat perlima bagian posterior, pars optika
retinae, mengandung sel-sel yang membatasi ruang intraretina yang berdiferensiasi menjadi
elemen reseptif cahaya, sel batang (rod) dan sel kerucut (cone). Di permukaan terdapat lapisan
fibrosa yang mengandung akson sel saraf dari lapisan yang lebih dalam. Serabut saraf di zona ini
mengumpul ke arah tangkai optik, yang berkembang menjadi nervus optikus.Sehingga, impuls
cahaya berjalan melalui sebagian besar lapisan retina sebelum mencapai sel batang dan kerucut.
Seperlima lapisan dalam bagian anterior, yaitu pars seka retinae, tetap memiliki ketebalan satu
lapis sel. Bagian ini kemudian terbagi menjadi pars iridika retinae, yang membentuk lapisan
dalam iris, dan pars siliaris retinae yang ikut serta membentuk korpus siliare. Sementara itu,
regio antara cawan optik dan epitel permukaan di atasnya terisi oleh mesenkim longgar. M.
sfingter pupilae dan m. dilator pupilae terbentuk dalam jaringan ini. Otot-otot ini berkembang
dari ektoderm di bawah cawan optik. Pada orang dewasa, iris terbentuk oleh lapisan luar yang
mengandung pigmen, lapisan dalam cawan optik yang tak mengandung pigmen, dan lapisan
jaringan ikat yang kaya akan pembuluh darah dan mengandung otot-otot pupil. Pars siliaris
retinae mudah dikenali karena berlipat- lipat. Di sebelah luar, bagian ini ditutupi oleh satu
lapisan mesenkim yang membentuk m. siliaris;[7]
- Pembentukan mata merupakan proses yang sangat kompleks dimana setiap tahap memerlukan
koordinasi antar jaringan yang berkontribusi.

Perkembangan mata mulai tampak pada tahap embrio (22 hari setelah ovulasi) sebagai sepasang
lekukan dangkal pada sisi kanan dan kiri otak depan. Lekukan ini selanjutnya menjadi vesikel
optik.

Trimester Pertama

Perkembangan retina dimulai pada minggu keempat kehamilan (gambar 1).

Neuroretina, EPR (epitel pigmen retina/retinal pigment epithelium) dan saraf optik berasal dari
neuro-ektoderm. Vesikel optik mulai mengalami invaginasi dan membentuk optic cup yang
berdinding rangkap segera setelah menempel pada ektoderm permukaan. Dua lapisan optic cup
merupakan calon retina, lapisan eksternal adalah calon EPR dan lapisan internal adalah calon
retina sensoris (sensoric retina). Invaginasi memungkinkan penyebaran akson sel ganglion
pertama retina untuk menembus tangkai optik dan memungkinkan penyempitan rongga vesikel
optik untuk menjadi ruang potensial subretinal.

Perkembangan EPR terlihat pada minggu kelima dan terdiri dari dua atau tiga lapis sel kolumnar,
yang kemudian akan menipis pada minggu keenam sampai memiliki ketebalan satu sel. EPR
memanjang secara posterior sebagai lapisan luar dari sel tangkai optik pada minggu ketujuh, dan
minggu kedelapan mengalami maturasi. Calon retina sensoris terdiri dari lapisan luar inti (zona
proliferasi atau zona germinativum) dan zona marginal yang tidak berinti (anuclear marginal
zone) saat minggu kelima, dan kemudian akan menebal pada minggu keenam. Sel germinativum
berproliferasi pada zona inti dan bermigrasi ke zona marginal pada minggu ketujuh, proses ini
membentuk lapisan neuroblastik interna dan eksterna (inner and outer neuroblastic layer),
dipisahkan oleh prosesus yang membentuk lapisan serat transien Chievitz.

Sel ganglion dan sel Müller mulai bermigrasi ke arah dalam pada lapisan neuroblastik interna.
Akson sel ganglion akan mulai menembus tangkai optik pada minggu kedelapan, akson ini
merupakan awal dari lapisan serat saraf (nerve fiber layer). Sel Müller membentuk serat radial
dalam (inner radial fibers) yang memanjang ke membrana limitans interna (internal limiting
membrane) pada saat yang bersamaan. Calon astroglia retina yang merupakan glioblas retina
yang bermigrasi, menyusun diri sepanjang akson-akson menuju membrana limitans interna.

Proliferasi retina dimulai dari zona inti luar dan berlangsung ke arah dalam pada bulan ketiga,
sementara diferensiasi berlangsung dari lapisan dalam menuju ke luar. Sel ganglion interna
merupakan sel pertama yang berdiferensiasi dan fotoreseptor eksterna adalah sel terakhir yang
berdiferensiasi. Sel ganglion pertama diikuti sel Müller akan bermigrasi ke arah dalam dan
membentuk lapisan yang terpisah pada lapisan neuroblastik interna, kemudian membentuk
lapisan pleksiform interna (inner plexiform layer). Sel Müller menempel pada membrana
limitans eksterna dan interna retina. Diferensiasi juga dimulai dari polus posterior dan
berlangsung secara bertahap ke arah perifer. Calon sel horizontal dan sel bipolar bermigrasi ke
arah dalam dan menyumbat lapisan Chievitz pada lapisan neuroblastik eksterna, kemudian
membentuk lapisan pleksiform eksterna (external plexiform layer).

Trimester Kedua

Semua pendukung utama retina seperti fotoreseptor, lapisan plaksiform eksterna, lapisan inti
dalam, lapisan pleksiform interna, lapisan sel ganglion, lapisan serat saraf, dan membrana
limitans interna telah muncul saat trimester kedua. Fovea putatif muncul pada bagian posterior
zona inti luar. Sel Müller mulai bermaturasi dan memproduksi asam hialuronat. Apoptosis
menyebabkan penurunan jumlah sel ganglion dan akson-aksonnya di saraf optik, proses ini lebih
besar pada bagian perifer, menyebabkan distribusi sentrifugal sel ganglion pada retina fetal.
Makula muncul sebagai daerah tonjolan dengan lapisan sel ganglion yang menebal. Sel
horizontal lebih terlihat jelas dan tersusun dalam satu baris yang ireguler. Sel amakrin terletak
pada posisi yang sudah pasti pada lapisan dalam retina.

Gambar 1. Perkembangan mata minggu ke-4 sampai minggu ke-5.7


Gambar 2 Perkembangan mata minggu ke-6 dan minggu ke-8.7

Sel bagian luar dari lapisan neuroblastik eksterna yaitu calon fotoreseptor, mulai berdiferensiasi
dan akan bertambah jelas pada bulan kelima. Plasma membran fotoreseptor membentuk lekukan.
Diferensiasi fotoreseptor terjadi paling banyak pada fotoreseptor kerucut saat bulan keenam,
ketika inti sel kerucut tersusun dalam baris yang dekat dengan membran limitans eksterna dan
inti sel batang terletak lebih dalam. Segmen luar dan dalam serta pedikel kerucut primitif mulai
terlihat.
Proses penting dari tahap ini adalah munculnya vaskularisasi retina yang berlangsung secara
cepat. Kapiler yang baru terbentuk memanjang ke arah perifer kemudian membentuk arteri dan
vena. Sel yang melakukan kontak langsung dengan aliran darah menjadi sel endotel dan yang
mengelilinginya menjadi perisit pada kapiler. Kanalis arteri dan vena mulai terbentuk, sementara
beberapa cabang mengalami retraksi dan atrofi, membentuk zona perivaskular bebas kapiler; hal
ini disebut dengan remodeling retina. Maturasi retina mendahului pertumbuhan pembuluh darah.
Pleksus kapiler interna terbentuk lebih awal diikuti oleh pleksus kapiler dalam.

Proses maturasi dimulai dari polus posterior dan berlangsung menuju bagian perifer dengan
kecepatan yang sama dengan vaskularisasi retina. Proses lain yang terjadi saat trimester kedua ini
adalah munculnya physiological cup, ora serrata, ruang subretina saat usia kehamilan lima bulan,
dan masih terdapatnya sisa dari lapisan Chievitz.

Trimester Ketiga

Diferensiasi fotoreseptor batang terlihat saat bulan ketujuh. Struktur tubular tersusun sebagai
kantung lamelar dan mitokondria terkumpul pada elipsoid pada saat ini. Ujung fotoreseptor
berdiferensiasi dan membentuk vesikel sinaps (synaptic vesicles) dan pita sinaps (synaptic
ribbons). Makula masih terlihat menonjol pada tahap ini dan perkembangan fovea berlanjut di
makula. Pembentukan celah fovea (foveal pit), lekuk fovea (foveal slope), serta migrasi
fotoreseptor ke arah dalam merupakan hasil migrasi sel ganglion ke arah luar. Fotoreseptor dan
sel EPR yang dekat dengan fotoreseptor mengalami proses migrasi sentripetal. Makula
dikelilingi oleh kapiler yang tidak berproliferasi ke arah sentral sehingga fovea menjadi daerah
yang avaskular. Vaskularisasi retina berlanjut ke arah perifer namun tidak memanjang ke ora
serrata, sehingga pada saat ini zona avaskular retina tetap berada di perifer. Bagian perifer
vaskularisasi retina yang berkembang tersusun dari sel mesenkim yang berbentuk kumparan,
disebut juga dengan the vanguard of vasoformative tissue. Sel endotel berproliferasi di bagian
belakang vanguard dan membentuk lingkaran (loops). Kapiler sudah berkembang secara normal
di dalam lapisan serabut saraf pada tahap yang sudah berdiferensiasi penuh, sementara pada
tahap ini sel endotel akan memiliki beberapa taut longgar (gap junctions). Jumlah taut longgar
akan bertambah dan dapat bertindak sebagai sawar untuk perkembangan kapiler intraretinal lebih
lanjut saat sel endotel mengalami aktivasi.
Fotoreseptor serta daerah subretinal tampak memanjang hingga ora serrata saat bulan kedelapan
kehamilan. Perkembangan vaskular retina pada bagian perifer nasal secara umum sudah lengkap
pada usia ini. Jumlah sel ganglion bertambah sedikit, namun tetap lebih tebal di posterior dan
perifoveal dimana sel ganglion jarang.

Retina sudah berdiferensiasi dengan baik pada bulan kehamilan kesembilan yang ditandai
dengan maturasi sel EPR dan fotoreseptor. Pigmentasi makular terjadi saat minggu ke-34-35
kehamilan dan menghasilkan penampakan merah gelap yang berbeda dari retina sekitarnya. Hal
ini disebabkan karena perubahan histologis pada sel EPR di daerah makula. Refleks perimacular
annular muncul pada minggu ke-34-36 kehamilan, berbentuk sirkular mengelilingi pusat fovea
dengan diameter sekitar 1,5 mm. Refleks ini disebabkan karena perubahan histologis pada
lapisan sel ganglion retina, ketika sel ganglion, sel amakrin, sel bipolar, sel Müller, dan sel
horizontal berpindah dari fovea. Refleks fovea merupakan temuan oftalmoskopis terakhir pada
bayi matur, umumnya dapat terlihat pada minggu ke-37 kehamilan dan menjadi matur pada
minggu ke-42 kehamilan. Hal ini berhubungan dengan penipisan lapisan inti dalam dan luar
fovea, yang menghasilkan cekungan pada bagian tengah makula. Makula mungkin tampak matur
pada minggu ke-42 kehamilan, namun maturitas histologis tidak terlihat sampai masa kanak-
kanak.[7]

4. MEMPELAJARI HISTOLOGI MATA

1. TUNICA FIBROSA

Sclera

Lapisan fibrosa luar bola mata melindungi struktur internal yang lebih halus dan menyediakan
temPat untuk insersi otot-otot yang hubungannya dengan mata, istilah "eksternal/luar" dan
"internal/dalam" merujuk pada struktur yang lebih dekat, masing-masing, pada permukaan bola
mata atau di bagian dalamnya. Lapisan luar berwarna opak di lima Perenam bagian posterior
bola mata adalah sklera pada orang dewasa, lapisan ini membentuk segmen bola yang
berdiameter sekitar 22 mm. Sklera memiliki ketebalan rerata 0,5 mm, relatif avaskular, terdiri
atas iaringan ikat padat kuat, yang terdiri atas berkas kolagen tipe I pipih yang berselang-seling
dalam berbagai arah tetapi tetap sejajar dengan permukaan organ, substansi dasar dalam jumlah
cukup, dan sebaran fibroblas. Tendon ekstraokular yang menginsersi mata ke dalam area anterior
sklera. Di posterior sklera menebal kira-kira sebesar 1 mm dan bergabung dengan epineurium
yang melapisi nervus opticus. Sebuah regio internal tipis di sklera yang berdekatan dengan
choroid, kurang padat dengan serabut kolagen yang lebih tipis, lebih banyak fibroblas. serat
elastin, dan melanosil.

Kornea

Berbeda dengan sklera, seperenam anterior mata, yaitu kornea tidak berwarna dan transparan dan
sepenuhnya avaskular. Potongan melintang kornea memperlihatkan bahwa struktur ini terdiri
atas lima lapisan:

1. suatu epitel skuamosa eksternal berlapis

2. suatu membrana limitans anterior (membran Bowmam, membran basal epitel berlapis)

3. stroma

4. suatu membrana limitans posterior (membran Descemet, membran basal endotel), dan

5. endotel skuamosa internal selapis.

2. TUNICA VASCULOSA
Lapisan tengah vaskular mata, yang juga dikenal sebagai uvea, terdiri atas tiga bagian, dari
posterior ke anterior: choroid, badan siliar, dan iris

Choroid

Choroid merupakan suatu lapisan yang sangat vaskular pada dua pertiga posterior mata, dengan
jaringan ikat vaskuler yang banyak. Bagian luar choroid yang terhubung dengan sklera adalah
lamina suprachoroidalis. Area dalam koroid lebih banyak mengandung pembuluh darah kecil
daripada lapisan luar dan disebut lamina choriocapillaris. Mikrovaskular ini berfungsi penting
untuk nutrisi dan pemeliharaan retina. Suatu lapisan hialin amorf tipis (2-4 prm) yang dikenal
sebagai membran Bruch memisahkan lapisan koriokapiler dari retina. Membran ini terbentang
dari ora serrata kembali ke nervus opticus.

Badan siliaris

Badan siliar, suatu pelebaran anterior choroid di tingkat lensa, merupakan suatu cincin tebal
jaringan yang terdapat tepat di dalam bagian anterior sklera. Badan siliar memiliki stroma
jaringan ikat longgar, kaya akan mikrovaskular, serat elastin, dan melanosit, yang mengeliiingi
banyak otot polos. Musculus ciliaris memiliki fasikulus kecil otot yang berinsersi pada sklera dan
tersusun sedemikian rupa sehingga kontraksinya (sebagai respons saraf parasimpatis)
mengurangi diameter intemal cincin badan siliar, yang mengurangi tegangan pada serabut yang
berjalan dari badan siliar ini ke Iensa. Permukaan badan siliar yang menghadap corpus vitreum,

bilik posterior, dan lensa ditutupi oleh lapisan ganda sel epitel kolumnar rendah, epitel siliar,
yang terbentuk dari tepi mangkuk optik embrionik. Sel epitel yang langsung melapisi stroma
siliar banyak mengandung melanin dan berhubungan dengan proyeksi anterior epitel berpigmen
retina. Lapisan permukaan sel tidak me- ngandung melanin dan bersambung dengan lapisan
sensorik retina.

Epitel kotumnar berlapis ini melapisi Processus ciliaris, yakni sederet rabung (ridge) yang
berjumlah sekitar 75 buah dan terjulur dari permukaan badan siliar.

lris

Iris adalah perluasan uvea yang paling anterior (lapisan tengah) yang sebagian menutupi lensa,
dan menyisakan lubang bundar di pusat yang disebut pupil. Permukaan anterior iris, yang
terpajan bilik anterior, tidak dilapisi oleh epitel, tetapi terdiri atas lapisan diskontinu fibroblas
dan melanosit yang iregular, terkemas rapat dengan prosesus yang saling mengunci. Jauh di
dalam iris, stroma berupa jaringan ikat longgar yang lebih khusus dengan mikrovaskular.
Permukaan posterior iris bersifat polos dengan epitel berlapis ganda yang berlanjut dengan epitel
yang melapisi badan siliar dan prosesusnya.
3. TUNICA NERVOSUM

Retina

Retina, lapisan internal mata, berasal dari mangkuk optik embrionik. Seperti mangkuk optik,
retina terdiri atas dua lapisan utama. Lapisan dalam, retina neural, mengandung neuron dan
fotoreseptor. Regio visual pada lapisan ini terbentang pada sisi anterior hanya sejauh ora serrata,
tetapi berlanjut sebagai epitel kuboid yang melapisi permukaan badan siliar dan iris posterior.
Lapisan pigmen luar adalah epitel yang berada pada membran Bruch tepat di dalam choroid.
Epitel kuboid berpigmen ini juga melapisi badan siliar dan iris posterior, yang ikut membentuk
epitel ganda yang sudah dijabarkan beserta strukfur di atas. Retina neural memiliki tiga lapisan
neuron utama suatu lapisan luar sel fotosensitif, sel kerucut dan batang; suatu lapisan
pertengahan neuron bipolar, yang menghubungkan sel kerucut dengan batang; dan lapisan
internal sel ganglion, yang bersinaps dengan sel bipolar melalui dendritnya dan mengirimkan
akson yang bergabung membenfuk nervus opticus yang meninggalkan mata dan menuju otak.[8]

Retina memiliki beberapa bagian, yaitu:


1. Pars optica retinae
2. Orra serrata
3. Pars ciliaris retinae
4. Pars iridica retinae
pars optica retina : lapisan dari luar ke dalam adalah :
a. stratum pigmentosum
b. stratum nervosum :
 stratum fotosensosium ;
dihuni oleh 2 jenis sel fotoreseptor yaitu sel batang (epitheliocytus bacilifer) dan sel kerucut
(epitheliocytus conifer).
 stratum limitans externum ;
merupakan zonula adherens yang menghubungkan segmentum internum sel fotoreseptor
dengan neuronum berikutnya.
 stratum nucleare externum ;
merupakan lapisan yang tersusun oleh kumpulan inti / nukleus sel fotoreseptor.
 stratum plexiforme externum ;
merupakan suatu anyaman yang tersusun oleh ujung-ujung sel fotoreseptor dan dendrit milik
neurocyti sesudah sel fotoreseptor.
 stratum nucleare internum ;
merupakan kumpulan inti-inti neuronum horizontal, neuronum bipola dan sel amacrinum.
 stratum plexiforme internum ;
merupakan lapisan yang tersusun oleh neuronum amacrinum, neuronum bipoler dan
neuronum ganglionare.
 stratum ganglionare ;
dihuni oleh selapis neurocytus multipolaris; sela-sela antar neurocytus diisi oleh gliocytus.
 stratum neurofibrarum ;
merupakan lanjutan neurocytus multipolaris yang tidak bermielin, pembuluh darah retina
dan sel Muller (astrocytus protoplasmicus).
 stratum limitans internum ;
tersusun oleh lanjutan sel Muller dan menbatasi retina dari corpus vitreum.[8]
GLANDULA LACRIMALIS

- lobulus : batas masing-masing tidak jelas. Perhatikan :


*acinus : tidak teratur, lumen lebar dibatasi serocyti yang
bersandar pada membrana basalis
*textus connectivus interlobularis : pemisah lobuli. Perhatikan :
- arteriolare dengan lumen bulat
- lymphocyti
- komponen saluran :
- ductus intralobularis : diantara acinus
- ductus interlobularis dilapisi epithelium columnare berlapis dua. [9]

5. MEMPELAJARI BIOKIMIA (VITAMIN A)


Vitamin yang larut dalam lemak merupakan molekul hidrofobik, yang semuanya adalah
derivat isoprene. Molekul-molekul ini tidak disintesis tubuh dalam jumlah yang memadai
sehingga harus disuplai dari makanan. Pemasokan vitamin- vitamin yang larut dalam lemak ini
memerlukan absorbsi lemak yang normal agar vitamin tersebut dapat diabsorbsi secara efisien.
Gangguan absorbsi lemak yang disebabkan oleh gangguan sistim empedu akan menyababkan
gangguan absorbsi vitamin–vitamin yang larut lemak. Setelah diabsorbsi, vitamin ini dibawa ke
hepar dalam bentuk kilomikron dan disimpan di hepar atau dalam jaringan lemak. Di dalam
darah, vitamin larut lemak diangkut oleh lipoprotein atau protein pengikat spesifik (Spesific
Binding Protein), dan karena tidal larut dalam air, maka ekskresinya lewat empedu, yang
dikeluarkan bersama-sama feses.

1. VITAMIN A
Dikenal bentuk-bentuk vitamin A, yaitu bentuk alkohol, dikenal sebagai retinol, bentuk
aldehid disebut retinal, dan berbentuk asam, yaitu asam retinoat. Retinol dan retinal mudah
dirusak oleh oksidasi terutama dalam keadaan panas dan lembab dan bila berhubungan
dengan mineral mikro atau dengan lemak/minyak yang tengik. Retinol juga sukar berubah,
jika disimpan dalam tempat tertutup rapat, apalagi disediakan antioksidan yang cocok. Secara
kimia, penambahan vitamin E dan antioksidan alami dari tanaman bisa melindungi vitamin
A dalam bahan makanan.

Vitamin A dalam tumbuhan terdapat dalam bentuk prekusor (provitamin). Provitamin A


terdiri dari α, β, dan γ- karoten. β – karoten merupakan pigmen kuning dan salah satu jenis
antioksidan yang memegang peran penting dalam mengurangi reaksi berantai radikal bebas
dalam jaringan.

Tumbuh-tumbuhan tidak mensintesis vitamin A, akan tetapi manusia dan hewan


mempunyai enzim di dalam mukosa usus yang sanggup merubah karotenoid provitamin A
menjadi vitamin A. Vitamin A banyak terkandung dalam minyak ikan. Vitamin A1 (retinal),
terutama banyak terkandung dalam hati ikan laut. Vitamin A 2 (retinol) atau 3-dehidro retinol,
terutama terkandung dalam hati ikan tawar. Vitamin A yang berasal dari minyak ikan, sebagian
besar ada dalam bentuk ester. Vitamin A juga terkandung dalam bahan pangan, seperti mentega
(lemak susu), kuning telur, keju, hati, hijauan dan wortel. Warna hijau tumbuh-tumbuhan
merupakan petunjuk yang baik tingginya kadar karoten. Buah-buahan berwarna merah dan
kuning, seperti cabe merah, wortel, pisang, pepaya, banyak mengandung provitamin A, ß-
karoten. Untuk makanan, biasanya vitamin A terdapat dalam makanan yang sudah difortifikasi
(ditambahkan nilai gizinya).
Vitamin A dan karoten diserap oleh usus dari micelle secara difusi pasif, kemudian
digabungkan dengan kilomikron dan diserap melalui saluran limfatik, kemudian bergabung
dengan saluran darah dan ditransportasikan ke hati. Di hati, vitamin A digabungkan dengan asam
palmitat dan disimpan dalam bentuk retinil-palmitat. Bila diperlukan oleh sel-sel tubuh, retinil
palmitat diikat oleh protein pengikat retinol (PPR) atau retinol-binding protein (RBP), yang
disintesis dalam hati. Selanjutnya ditransfer ke protein lain, yaitu “transthyretin” untuk diangkut
ke sel-sel jaringan. Vitamin A yang tidak digunakan oleh sel-sel tubuh diikat oleh protein
pengikat retinol seluler (celluler retinol binding protein), sebagian diangkut ke hati dan
bergabung dengan asam empedu, yang selanjutnya diekskresikan ke usus halus, kemudian
dikeluarkan dari tubuh melalui feses. Sebagian lagi diangkut ke ginjal dan diekskresikan melalui
urine dalam bentuk asam retinoat.
Vitamin A essensial untuk pertumbuhan, karena merupakan senyawa penting yang
menciptakan tubuh tahan terhadap infeksi dan memelihara jaringan epithel berfungsi normal.
Jaringan epithel yang dimaksud adalah terutama pada mata, alat pernapasan, alat pencernaan,
alat reproduksi, syaraf dan sistem pembuangan urine. Hubungan antara vitamin A dengan fungsi
mata yang normal, perlu mendapat perhatian khusus. Vitamin A berperan dalam sintesis
stereoisomer dari retinal yang disebut retinen, yang berkombinasi dengan protein membentuk
grup prostetik yang disebut “visual purple”, yang lebih dikenal dengan istilah rodopsin. Jadi
vitamin A diperlukan untuk mensintesis rodopsin, yang selalu pecah atau dirusak oleh proses
fotokimiawi sebagai salah satu proses fisiologis dalam sistem melihat. Apabila vitamin A pada
suatu saat kurang dalam tubuh, maka sintesis ”visual purple” akan terganggu, sehingga terjadi
kelainan-kelainan melihat.
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A, antara lain rabun senja (night
blindness)), katarak, infeksi saluran pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, keratinisasi (sel
epithel kering), kulit yang tidak sehat, bersisik dan mengelupas. Terutama pada anak-anak,
kelebihan vitamin A ditandai dengan kemunculan gejala-gejala, antara lain hilangnya napsu
makan, mual, berat badan menurun, pusing, luka di sudut mulut, bibir pecah-pecah, rambut
rontok dan nyeri tulang. [10]
Rabun senja dapat terjadi pada setiap orang yang mengalami defisiensi (kekurangan)
berat vitamin A. Penyebab terjadinya rabun senja adalah sangan menurunnya jumlah retinal dan
rodopsin yang dapat dibentuk tanpa vitamin A. Hal ini menyebabkan berkurangnya sensitivitas
sel kerucut pada sore hari, karena pada sore hari jumlah cahayanya terlalu sedikit untuk dapat
menimbulkan penglihatan yang maksimal bagi orang-orang yang mengalami defisiensi vitamin
A.

Vitamin A atau retinol adalah suatu senyawa poliisoprenoid yang mengandung cincin
sikloheksinil. Vitamin A termasuk vitamin yang larut dalam lemak (fat soluble) dan agak stabil
terhadap suhu yang tinggi. Di dalamnya termasuk retinol (ester retinil alcohol vitamin A, ester
vitamin A), retinal (aldehid vitamin A) dan asam retinoat (asam vitamin A). Vitamin A hanya
terdapat pada jaringan hewan dan produknya dan tidak terdapat pada tumbuh-tumbuhan. Namun
banyak tumbuh-tumbuhan mengandung pigmen yang disebut karoten dan dapat diubah menjadi
vitamin A di dalam tubuh. Karena karoten dapat diubah menjadi vitamin A, maka karoten
disebut pro-vitamin A. Bahan makanan yang banyak mengandung vitamin A adalah hati, lemak
hewan, telur, susu, mentega, keju. Sedangkan makanan yang banyak mengandung pro-vitamin A
adalah sayuran yang berupa daun seperti bayam, kangkung, wortel, pepaya, dan lain-lain. [11]
[12] [13]

Terminologi vitamin A meliputi all-trans-retinol (disebut juga retinol) dan keluarga alamiahnya
yang terjadi dari molekul-molekul yang dihubungkan dengan aktifitas biologi retinol (seperti
retinal, asam retinoik , retinil esters). Nilai substansi biologi dari aktifitas vitamin A dinyatakan
sebagai retinol equivalent (RE). Spesifik rasio equivalentkarotenoids/retinol didefinisikan untuk
provitamin A karotenoid, yang dihitung dari kekurangan efisiensi absorsi karotenoids dan
biokonversi ke retinol. Berlandaskam bukti yang ada, Panel EFSA (European Food Safety
Authority)memutuskan, 1 μg RE sama dengan 1 μg retinol, 6 μg β-carotene dan 12 μg
provitamin A karotenoids. Kebutuhan Vitamin A dapat digabungkan dari gabungan preformed
vitamin A dan provitamin A karotenoids yang tersedia sebagai jumlah equivalent vitamin A
equivalent yang dirujukan dengan nilai European Food Safety Authority μg RE/day. [11] [12]
[13]

Metabolisme Vitamin A

Dalam sumber makanan vitamin A terdapat dalam bentuk karoten, alkohol vitamin A dan ester
vitamin A. Vitamin A diabsorbsi sempurna melalui saluran cerna dan kadarnya dalam plasma
mencapai puncak setelah 4 jam. Setelah seseorang makan, vitamin A yang sudah terbentuk dan
karotenoid dilepaskan oleh kerja pepsin dalam lambung dan oleh berbagai enzim proteolitik
dalam saluran usus bagian atas.Dalam dinding usus sebagian ß karoten diabsorbsi melalui
pembuluh limfe intestinal dan sebagian lagi terpecah menjadi 2 molekul retinol. Kemudian
dalam sel mukosa ini, retinol akan mengalami proses esterisasi dengan asam palmitat menjadi
retinil palmitat yang akan disimpan di hati sebagai cadangan vitamin A. Diperkirakan 90-95%
persediaan vitamin A dalam tubuh terdapat dalam bentuk retinil ester dalam hati ( 95% dalam sel
parenkim, dan sisanya di sel kuffer), dan dalam jumlah kecil ditemukan di ginjal, adrenal, paru,
lemak intra peritoneal dan retina. [11][14][15]

Fungsi Vitamin A

Vitamin A diperlukan oleh tubuh untuk menyokong pertumbuhan dan kesehatan, terutama
diperlukan untuk penglihatan, sekresi mukus, pemeliharaan jaringan epitel dan reproduksi.
Vitamin A dipergunakan untuk regenerasi pigmen retina mata dalam proses adaptasi gelap.
Selain itu vitamin A juga berperan dalam sistim kekebalan tubuh. Retinol (vitamin A) memegang
peranan penting pada kesempurnaan fungsi dan struktur sel epitel, karena retinol berperan dalam
diferensiasi sel dan proliferasi epitel. Dengan adanya retinol sel epitel basalis distimulasi untuk
memproduksi mukus. Kelebihan retinol akan menyebabkan pembentukan mukus yang
berlebihan dan menghambat keratinisasi. Bila tidak ada retinol, sel goblet mukosa hilang dan
terjadi atrofi sel epitel yang diikuti oleh proliferasi sel basal yang berlebihan. Sel-sel baru yang
terbentuk ini merupakan epitel berkeratin dan menggantikan epitel semula. Penekanan sekresi
mukus menyebabkan mudah terjadi iritasi dan infeksi terjadi, hambatan dalam sekresi RBP
("Retinol binding protein") sedangkan pada defisiensi protein terdapat gangguan
sintesis RBP. Dalam sistim kekebalan tubuh, retinol berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
deferensiasi limfosit B (leukosit yang berperan dalam proses kekebalan humoral). Disamping itu,
kekurangan vitamin A menurunkan respon antibodi yang bergantung pada sel-T (limfosit yang
berperan pada kekebalan selular). Bila vitamin A kurang, maka fungsi kekebalan tubuh menjadi
menurun, sehingga mudah terserang infeksi. Lapisan sel yang menutupi trakea dan paru-paru
juga akan mengalamI keratinisasi, berkurangnya sel goblet, sel silia dan produksi mukus
sehingga mudah dimasuki mikroorganisme penyebab infeksi saluran pernapasan. Bila terjadi
pada permukaan usus halus dapat terjadi diare.[16]
Daftar Pustaka

1. Snell, Richard S. Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. Jakarta: EGC; 2012


2. M. Baehr & M. Frotscher, Diagnosis Topik Neuorologi DUUS Edisi 4.
Jakarta:EGC;2014
3. Ilyas S. Anatomi dan Fisiologi Mata Dalam : Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter
Umum dan Mahasiswa Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;2010
4. Sherwood, L. Fisiologi Manusia : dari Sel ke Sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC; 2014
5. Guyton AC, Hall JE . Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta:EGC; 2014
6. Ganong, W. F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2009
7. Sadler, T.W. Embriologi Kedokteran Langman. Ed.12. Jakarta:EGC;2014
8. Anthony, L . Mescher. Histologi Dasar Junqueira Teks dan Atlas.Jakarta:EGC; 2012
9. Eroschenko, V P. Atlas Histologi di Fiore. Edisi 11. Jakarta:EGC; 2010
10. Moore, John T & Langley, R. Biochemistry for Dummies. America:Wiley Publishing Inc;
2008
11. Rosmiati H, Wardhini BP. Vitamin A. Dalam Farmakologi dan terapi. Edisi 3. FK.
Universitas Indonesia.1987;657-660
12. Bethesda. Vitamin A and Carotenoirs, Facts about Dietary Supplements. NIH clinical
Centre. 2002;1
13. Semba RD. Vitamin A and Immunity to Viral, Bacterial and Protozoan Infections.
Proceedings of the Nutrition Society.1999;58: 719-27
14. EFSA (European Food Safety Authority). Scientific Opinion on Dietary Reference
Values for Vitamin A1 EFSA Panel on Dietetic Products, Nutrition, and Allergies
(NDA). Parma, Italy. EFSA Journal. 2015;13(3):4028.
15. Bushue N, Wan YJ. Retinoid pathway and cancer therapeutics. 2017.
16. Sri Anna Marliyati, et al. Intake of Vitamin A, Vitamin A Status and Nutritional Status of
Primary School Children in Leuwiliang Sub-District, Bogor Regency. Jurnal Gizi dan
Pangan. 2016.

Anda mungkin juga menyukai