Anda di halaman 1dari 4

Muhammad Zanu Rahmadhani

1403617127

Sejarah C 2017

TUGAS SEJARAH AFRIKA

Rangkuman Bab 3 dan 4 Buku Sejarah Afrika

Nama D. livingstone (1813-1873) menjadi terkenal dalam sejarah dunia, karena dihubungkan
dengan pembukaan rahasia afrika tenga. Pada masa mudanya ia belajar ilmu klasik, obat-
obatan dari theologia. Kemudia pada 1840 ia meninggalkan London, menjalankan tugas
London missionary society ke afrika. Pada 1841 awal ia sampai di cafe town. Selanjutnya ia
menuju ke tanah bechuana, tempat pangkalan misi yang didirikan oleh Robert Moffat.
Pangkaln ini adalah pangkalan misi milik London missionary society yang terdiauh berada di
tanah pedalaman.

Delapan tahun lamannya D. livingstone telah mengelolah rencannya untuk mengarungi gurun
pasir Kalahari. Akhirnya ia memulain pekerjaan tersebut dan pada 1849 ia menenmukan danu
ngami. Dan tahun berikutnya ia mulai dengan perjalanannya yang kedua menuju kesungai
zambesi bagian hulu dan sungai congo. Berkat hubungan yang baik dengan suku-suku afrika
serta kebijaksanaanya menghadapi orang-orang bushmen, livingstone berhasil dapat melintas
gurun pasir tersebut tanpa terjadi insiden apapun.

Pada 1851, D. livingstone telah menempuh jarak sepanjang 200 mil ke utara. Hubungan baik
dengan makololo, menyebabkan ia berhasil menemukan sungai zambesi. Tetapi tempat
belum diketahuinya. Pada 1853 ia memutuskan akan melintasi benua yang masih gelap itu
dengan tujuan membuka jalan perdangan kelaut atlantik. Ekspedisi ini dimulai pada tahun
berikutnyamenuju kea rah barat, ke muara sungai congo. Dalam keadaan yang sulit,
perlengkapan serba kurang, keseharan terganggu, ia memaksa diri untuk terus maju menuju
hutan-hutan tropis dan akhirnya ia mencapai propinsi portugis, angola.

Sesudah istirahat secukupnya ditempat tersebut. Ia memulai lagi dengan perjalanan baru,
ialah menuju kearah timur, ke laut hindia. Sebagian perjalan tersebut ditempuh melalui
sungai, menyusuri sengai zamberi sampai muarannya. Tujuan ialah membuka jalan
perdangan ke laut hindia. Dalam perjalanan ini, D. livingstone menemukan air terjun
Victoria. Kemudia ia meninggalkan sungai zambesi menuju kearah timur-laut melalui tanah-
tanah yang sangat kaya akan faunnya.

Pada 18656, D. livingstone kembali Zambesi untuk memangku jabatan konsul inggris dan
mendapat tugas untuk melanjutkan penjelajahannya, membuka daerah-daerah baru untuk
perdangan. Pada tahun berikutnya ia menghentikan dan sejak itu ia mulai bener-bener
menekuni pekerjaanya sebagai seorang penjelajah. Hasil yang dicapi berupa penemuan-
penemuan cukup memuaskan. Diketemukannya sungai shire, danau-danau shirwa dan nyasa,
ia meletakan dasar-dasar protektorat Nyasaland. Disamping hasil-hasil tersebut, ia membuka
mata dunia terhadap kengerian yang berlangsung dalam perdangan budak.

Pada 1864 ia kembali kenegrinya dan sesudah beristirahat setahun lamanya, ia berangkat lagi
ke afrika untuk melakukan perjalanan. Kali ini mata liar sungai Nil yang dijadikan sasaran
pekerjaanya. Ia bertolak dari Zanzibar, tetapi kemudian selama lima tahun sejak ia memulai
dengan pekerjaanya itu, tidak terdengar berita tentang dirinya. Pada tahun-tahun itu ia
mengembara di daerah-daerah yang terbentang luas dari Danau Nyasa ke Danau Tangayikn.
Observasi yang sangat berharga dilakukan olehnya, akan tetapi pekerjaan itu mengakibatkan
kesehatan jasmaninya sangat mundur. Pada 1871 ia mencapai Ujiji, dimana ia berjumpa
dengan Stanley, yang pada waktu itu ditugaskan untuk mencarinya.

Henry Morton Stanley (1841-1904), pada 1871 dikirim oleh James Gordon Bennet, redaktur
harian Amerika Serikat New York Herald, untuk mencari Livingstone yang pada waktu itu
tidak tentu rimbannya. Stanley berangkat dari pantai Afrika sebelah timur, menyelinap
menemui daerah yang berhutan rimba, berawa-rawa, bersama sekelompok kecil penunjuk
jalan yang terdiri atas orang-orang Arab dan beberapa orang suku pribumi Afrika. Ketika ia
berhasil menemukan D. Livingstone, maka ia bekerjasama hingga tahun 1872, melakukan
penjelajahan kedaerah utara Tangayika. Kemudian mereka berpisah. Masing-masing
melakukan usahannya sendirin. Livingstone mengambil arah selatan, tetapi kesehatan
badannya tidak memungkinkan untuk melaksankan rencana kerjannya. Pada 1873 ia
meninggal dunia.

H.M. Stanley berhasil menemukan seluruh aliran sungai Congo. Dan bagian hulu sungai itu,
ia mengikuti arus yang deras, jalannya pun berbelit-belit menuju ke lautan Atlantik. Sesudah
melakukan pekerjaan besar ini selama tiga tahun (1874-1877), ia kembali ke Eropa dengan
membawa manuskrip tentang penemuan sungai Congo dengan maksud akan diterbitkan
Through the Dark Continent adalah buah kerja Stanley yang pertam-tama, terbit pada
1878.

Buku ini memakai sub-titel Or the Scources of the Nile round the Great Lakes of Equatorial
Africa and down the Livingstone River, to the Atlantik Ocean.

Dalam tahun berikutnya Stanley melakukan penjelajahan lagi Afrika tengah. Bukunya yang
berjudul the Congo, terbit pada 1885, membuka mata bangsa Eropa akan terdapatnya
kekayaan yang luar biasa di Afrika bagian pedalaman. Ditambah dengan buku Livingstone
antara lain: Misionary Travels in Sounth AfricaI (1857) dan The Zambesi and its Tributaries
(1865) berisi pengalamannya pada waktu melakukan perjalanan pertama dan kedua, makin
banyak pengetahuan orang tentang benua gelap itu. Keadaan dan kekayaan tanah-tanah
tersebut yang banyak mengandung komersil, sangat menarik bagi Negara industry di dunia
Barat. Mereka berebut daerah, Afrika dibagi-bagi di antara Negara imprealis itu. Mulailah
sejrah yang tragis bagi bangsa Afrika. Permulaan lembaran gelap bagi penduduk pribumi
sesudah “benua gelap” dibawah kearah terang.

Di antara penguasa-penguasa Negara barat pada waktu itu, raja belgia, Leopold II, adalah
satu-satunya yang telah memiliki pandangan luas tentang pentingnya eksporasi didaerah
Congo yang sangat kaya itu. Ia adalah raja yang cukup cakap dan sangat besar perhatiannya
terhadap terhadap kemajuan industry negrinya. Sebelum Negara-negara dikonten Eropa
mengikuti politik imprealisme modern, beliau telah memiliki pendapat bahwa belgia harus
mempunyai pasaran yang luas benua Eropa.

Pada 1876 “raja saudagar” ini mempunyai in isiatif untuk mendirikan suatu lembaga yang
bernama International Association for the Exsploration and Civilization of Central Africa. Di
kota Brussel dilangsungkan suatu konfrensi “Geografical Conference ”. di hadiri oleh oleh
para ahli geografi, penjelajah dan tokoh-tokoh terkemuka dari berbagai Negara Eropa. Ia
tidak mengatakan kebutuhan komersil belgia tetapi ia berbicara tentang pentingnnya
pekerjaan membawa penduduk Congo menjadi beradab.

Bahwa maksud utama Leopold II adalah untuk mendapatakan pasaran bagi industry dan
perdangan Belgia di Afrika Tengah, Nampak jelas sekali dari tindaknnya dalam
menghubungi Stanley. Ketika Stanley untuk kedua kalinya kembali ke Eropa dengan
membawa Manuskripnya, Leopold mengirim utusannya untuk menemui Stanley 1878.
Utusan-utusan tersebut berhasil menemukan Stanley dibandar Marseille dan minta dengan
sangat agar Stanley suka menerima tugas rahasia dari raja belgia untuk kembali berjelajah
didaerah Congo. Stanley menerima tawaran tersebut dan ia kembali ke Afrika atas nama
“International Assocation”. Akan tetapi dihati ia mengharapkan agar tanah airnyalah yang
akan memetik hasil penjelajahannya di daerah Congo itu. Dalam ontobiografinnya ia menulis
sebagai berikut: “Semua ini (lembah sungai Congo) seharusnya dapat masuk daerah Britania
Raya, tetapi sayang ditolak’. Memang itu politik pemerintah perdana mentri Willliam E.
Gladstone belum bersifat imprealistis. Ia tidak ingin menambah beban inggris dengan
mencari tambahnnya koloni. Karena pemerintahannya tidak menaruh perhatian kepada
daerah-daerah yang diketemukannya, maka Stanley mengabdi pada raja Leopold II.

Pada 1878 sebuah komite didirikan sebagai cabang dari pada Association tersebut diatas,
diberi nama Committee for the Study of the Upper Congo. Anggotanya terdiri atas

Daftar Pustaka

Soeratman, Darsiti. 2012. Sejarah Afrika, Jakarta : Penerbit Ombak

Anda mungkin juga menyukai