Anda di halaman 1dari 11

PENERAPAN GOOGLE DRIVE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL BLENDED POE2WE


1HeriMaulana Sidik, 2Nana
Pendidikan Fisika, Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, Indonesia
E-mail : heri.mas360@gmail.com

Abstract

This research is a form of application of Google Drive in Physics learning media in the form
of applications and the web that provides storage services and access documents and data
online (distance) in learning. The objectives of this study are: 1) knowing how well Google
Drive is as a physics learning media, and 2) knowing the effectiveness of learning through
Google Drive as a physics learning media. The topic chosen in this research is physics
learning media. This research uses a descriptive method with a qualitative approach obtained
through literature study. Literature study here is intended through the study of some literacy,
such as literacy literacy, scientific literacy and digital literacy. As for the object of this
research is the Google Drive media as a new perception in physics learning media. So, the
application of Google Drive as a Physics Learning Media using the POE2WE Blended Model,
1) Utilization of Google Drive as a Physics learning media is very good, especially when
applied using the Blended POE2WE model; 2) The effectiveness of Google Drive in distance
learning is very helpful for teachers and students who have obstacles or are in a variety of
busy activities, especially teachers who are often out of town on state assignments. So, Google
Drive is very effective and efficient.

Keywords: Google Drive, Physics Learning Media, Blended POE2WE Model.

Abstrak

Penelitian ini merupakan bentuk penerapan Google Drive dalam media pembelajaran Fisika
berupa aplikasi dan web yang menyediakan layanan penyimpanan dan akses dokumen dan
data online (jarak jauh) dalam pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengetahui
seberapa baiknya Google Drive sebagai media pembelajaran Fisika, dan 2) mengetahui
keefektifan pembelajaran melalui Google Drive sebagai media pembelajaran Fisika. Topik
yang dipilih dalam penelitian ini adalah media pembelajaran Fisika. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang didapatkan melalui studi
pustaka. Studi pustaka disini dimaksudkan melalui penelaahan beberapa literasi, seperti
literasi baca tulis, literasi sains dan literasi digital. Sedangkan untuk objek penelitian ini
adalah media Google Drive sebagai persepsi baru dalam media pembelajaran Fisika. Jadi,
penerapan Google Drive sebagai Media Pembelajaran Fisika menggunakan Model Blended
POE2WE ini, 1) Pemanfaatan Google Drive sebagai media pembelajaran Fisika ini sangatlah
baik, apalagi bila diterapkan dengan menggunakan model Blended POE2WE; 2) Keefektifan
Google Drive dalam pembelajaran jarak jauh ini sangatlah mebantu bagi guru dan peserta
didik yang mempunyai kendala atau berada dalam berbagai kesibukan, apalagi guru yang
sering keluar kota dalam tugas negara. Sehingga, Google Drive ini sangatlah efektif dan
efisien.

Kata Kunci: Google Drive, Media Pembelejaran Fisika, Model Blended POE2WE.

PENDAHULUAN Kemudian, Menurut Cahyono (2013)


menyatakan bahwa Google Drive merupakan
Perkembangan dunia pendidikan di era revolusi media penyimpan yang bisa dihandalkan,
industri 4.0 ini acapkali bertumbuh sangat pesat. sehingga kita tidak akan kesulitan apabila data-
Dimulai dari kurikulum, silabus, model, metode data penting kita tertinggal atau hilang, kita
hingga media pembelajaran pun dikembangkan masih bisa menggunkanan data/file tersebut
sedemikian rupa. Dari konvensional diubah dengan mengambilnya di aplikasi Google Drive,
drastis menjadi lebih up to date terhadap persyaratannya hanyalah ada sambungan
perkembangan teknologi informasi. Disisipkan internet.
berbagai macam hal, seperti pembelajaran jarak Menurut Cahyono (2013) menjelaskan
jauh menggunakan metode e-learning sampai bahwa Google Drive sebagai media
dengan kursus online yang berhamparan di penyimpan di cloud yang disokong oleh
jejaring sosial media. Hal tersebut ditujukan Google, dimana sekarang ini Google merupakan
untuk merombak pandangan pendidikan yang perusahaan yang sangat besar bahkan bisa
selalu tertinggal dengan hiburan. Jejaring sosial dikatakan sebagai perusahaan nomor satudalam
media menjadi ramai digunakan untuk aktivitas pelayanan internet. Terlebih aplikasi ini akan
pembelajaran secara awan (online). Tidak hanya dibuat untuk bisa dipakai pada lintas platform
hiburan saja yang bisa banyak diminati oleh system operasi yang banyak digunakan sekarang
semua kaum dalam penggunaan internet, tetapi ini, seperti pada Windows, Machintos, kemudian
pendidikan pun sudah bisa diakses dengan pada system operasi yang dipakai di handset
mudah untuk memperlancar kegiatan belajar seperti : Android, dan IOs. Sehingga dengan
mengajar, baik itu di sekolah (kampus) maupun dapat dipergunakan pada bermacam-macam
di masyarakat. Menurut Hasbullah (dalam platform system operasi baik untuk laptop
Djamaluddin, 2014) menjelaskan bahwa dalam maupun handset, maka kita sudah tidak perlu
arti sederhana pendidikan sering kali diartikan kawatir lagi apabila kita berganti system operasi
sebagai usaha manusia untuk membina maka tidak akan bisa lagi menggunakan
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di aplikasi ini.
dalam masyarakat dan kebudayaannya. Dalam Menurut Depdiknas (2003) dalam
perkembangannya, istilah pendidikan atau Muhson (2010) istilah media berasal dari
paedagogic berarti bimbingan atau pertolongan bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak
yang diberikan secara sengaja oleh orang dewasa dari “medium” yang secara harafiah berarti
agar menjadi dewasa. Selanjutnya, pendidikan perantara atau pengantar. Makna umumnya
diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh adalah segala sesuatu yang dapat
seseorang atau kelompok orang lain agar menyalurkan informasi dari sumber informasi
menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup kepada penerima informasi. Proses belajar
atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mengajar pada dasarnya juga merupakan
mental.
proses komunikasi, sehingga media yang merupakan objek mentah, yang belum diolah dan
digunakan dalam pembelajaran disebut media akan diolah. Sedangkan, informasi adalah data
pembelajaran. Media pembelajaran merupakan yang telah diolah dan sifatnya menjadi data lain
bagian dari sumber belajar yang merupakan yang bermanfaat. Pembelajaran digital adalah
kombinasi antara perangkat lunak (bahan produk revolusi industry 4.0. Pembelajaran
belajar) dan perangkat keras (alat belajar). digital merupakan ‘a large collection of
Kemudian, menurut Muhson (2010) menyatakan computers in networks that are tied together so
bahwa Secara umum makna media adalah apa that many users can share their vast resources’.
saja yang dapat menyalurkan informasi dari Selain itu, model pembelajaran Prediction,
sumber Informasi ke penerima informasi. Jadi Observation, Explanation, Elaboration, Write
media pembelajaran merupakan “perangkat dan Evaluation (POE2WE) dikembangkan dari
lunak” (Software) yang berupa pesan atau model pembelajaran POEW dan model
informasi pendidikan yang disajikan dengan pembelajaran Fisika dengan Pendekatan
memakai suatu peralatan bantu (Hardware) Konstruktivistik. Oleh karena itu, Blended
agar pesan/informasi tersebut dapat sampai Learning digunakan untuk mensintesis
kepada mahasiswa. Di sini jelas bahwa media pembelajaran tatap muka dan pembelajaran
berbeda dengan peralatan tetapi keduanya berbasis online menjadi satu campuran yang
merupakan unsur-unsur yang saling terkait satu terintegrasi sehingga dapat menciptakan dampak
sama lain dalam usaha menyampaikan yang tinggi, efisien, dan menarik. Secara praktis,
pesan/informasi pendidikan kepada mahasiswa. blended learning berarti bahwa pembelajaran
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (a) (pembelajaran tatap muka dalam kelas) juga
media merupakan wadah dari pesan yang dilengkapi dengan format elektronik lainnya (e-
oleh sumber atau penyalurnya ingin learning) untuk membuat suatu program
diteruskan kepada sasaran atau penerima pembelajaran yang optimal. Hal ini disebabkan
pesan tersebut, dan (b) bahwa materi yang ingin karena pemanfaatan E-Learning sangat
disampaikan adalah pesan pembelajaran, dan diunggulkan dibanding dengan Pembelajaran
bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah Konvensional secara tatap muka.
terjadinya proses belajar.

Menurut Nana dan Surahman, METODE PENELITIAN


menjelaskan bahwa pengembangan inovasi Metode yang digunakan dalam penulisan
pembelajaran digital dengan model Blended ini berupa studi kepustakan. Data dikumpulkan
POE2WE bertujuan untuk (1) mengakses untuk dianalisis kemudian disajikan dalam hasil
pengetahuan setiap saat tak terbatas waktu dan dan pembahasan agar dapat dibuat kesimpulan.
tempat (2) menjalin komunikasi berbasis internet
(3) menciptakan pembelajaran lebih mudah dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
menyenangkan. (4) menciptakan proses
pembelajaran lebih interaktif dan inovati. Model pembelajaran POEW
Metode penelitian yang digunakan adalah literasi dikembangkan dari model pembelajaran Predict,
(studi pustaka). Pengolaan Data Elektronik Observe, Explain (POE) dan Think, Bicara, Tulis
digunakan untuk memanipulasi data menjadi (TTW). Menurut White and Gystone
suatu informasi yang lebih berguna. Data (Nana, 2014) Model pembelajaran POE adalah
model pembelajaran dengan proses ia buat (Nana, 2014). Karena itu diperlukan
pengembangan pengetahuan, yang dimulai untuk mengembangkan memprediksi,
dengan memprediksi solusi atas suatu masalah, mengamati, menjelaskan, menguraikan, dan
dan kemudian dilanjutkan dengan melakukan menulis (POE2WE) model pembelajaran, yang
percobaan untuk membuktikannya prediksi, dan merupakan kolaborasi antara model
akhirnya diakhiri dengan menjelaskan hasil pembelajaran POEW dan model konstruktivis.
percobaan. Strateginya model pembelajaran Model kolaboratif dapat memungkinkan siswa
TTW diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin untuk membuat prediksi berdasarkan
(1996). Ini terdiri dari tiga fase, yaitu: berpikir, pengetahuan awal yang mereka miliki sehingga
berbicara, dan menulis. Pertama, peserta didik mereka dapat memecahkan masalah yang
diberi masalah, dan mereka berpikir diberikan oleh guru mereka atau yang mereka
kemungkinan jawaban untuk masalah tersebut. temui dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Kemudian, peserta didik bekerja dalam Selain itu, para siswa diharapkan untuk
kelompok untuk mendiskusikan masalah yang menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
ada. Terakhir, peserta didik secara individual mereka.
menulis hasilnya diskusi mereka dalam
kelompok dalam bahasanya sendiri sehingga ia Model pembelajaran Prediction,
menguasai konsep yang dipelajari. Itu integrasi Observation, Explanation, Elaboration, Write
antara model pembelajaran POE dan model dan Evaluation (POE2WE) dikembangkan dari
pembelajaran TTW memungkinkan peserta didik model pembelajaran POEW dan model
untuk aktif dalam proses pembelajaran. Ini pembelajaran Fisika dengan Pendekatan
memberikan kesempatan kepada peserta didik Konstruktivistik. Menurut Nana (2018) Model
untuk membangun pengetahuan, untuk POE2WE merupakan model pembelajaran yang
berkomunikasi pemikiran, dan untuk menulis dikembangkan untuk mengetahui pemahaman
hasil diskusi mereka sehingga peserta didik jauh siswa mengenai suatu konsep dengan pendekatan
lebih menguasai konsep yang akan konstruktivistik. Model ini membangun
mempengaruhi peningkatan hasil belajar. pengetahuan dengan urutan proses terlebih
Penerapan model pembelajaran POEW yang dahulu meramalkan atau memprediksi solusi dari
berlaku masih kurang mengoptimalkan permasalahan, melakukan eksperimen untuk
kemampuan siswa untuk memprediksi dan untuk membuktikan prediksi, kemudian menjelaskan
memecahkan masalah yang diberikan. hasil eksperimen yang diperoleh secara lisan
Kurangnya pengetahuan awal siswa menjadi maupun tertulis, membuat contoh penerapan
kendala bagi pembentukan prediksi mereka. dalam kehidupan sehari-hari, menuliskan hasil
Prediksi yang dibuat oleh seorang siswa diskusi dan membuat evaluasi tentang
membutuhkan pengetahuan awal dan luas pemahaman siswa baik secara lisan maupun
tentang suatu masalah. Selain, selama praktikum tertulis.
para siswa hanya memainkan peran mereka
Model pembelajaran POE2WE dapat
dalam pelaksanaan praktikum. Instrumen, bahan,
menjadikan siswa sebagai subjek di dalam
dan ukuran percobaan disediakan oleh para guru.
pembelajaran. Siswa aktif dalam menemukan
Hal ini membuat siswa tidak terlatih untuk
suatu konsep melalui pengamatan atau
memilikinya pemikiran kritis untuk merancang
eksperimen secara langsung, bukan dari
eksperimennya sendiri berdasarkan prediksi yang
menghafal buku materi maupun penjelasan dari
guru. Model ini memungkinkan siswa aktif pada model POEW identik dengan fase
dalam proses pembelajaran, memberikan Exploration pada pendekatan konstruktivistik. c)
kesempatan kepada siswa untuk Explanation, tahap explanation atau menjelaskan
mengkonstrukssi pengetahuannya, yaitu siswa memberikan penjelasan terhadap
mengkomunikasikan pemikirannya dan hasil eksperimen yang telah dilakukan.
menuliskan hasil diskusinya sehingga siswa Penjelasan dari siswa dilakukan melalui diskusi
lebih menguasai dan memahami konsep yang dengan anggota kelompok kemudian tiap
akan berdampak pada peningkatan prestasi kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di
belajar siswa. Hal tersebut sesuai dengan depan kelas. Jika prediksi yang di buat siswa
pendapat Permatasari (Nana, 2018) bahma model ternyata terjadi di dalam eksperimen, maka guru
ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk membimbing siswa merangkum dan memberi
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, penjelasan untuk menguatkan hasil eksperimen
melakukan pengamatan terhadap fenomena serta yang dilakukan. Namun jika prediksi siswa tidak
mengkomunikasikan pemikiran dan hasil diskusi terjadi dalam eksperimen, maka guru membantu
sehingga siswa akan lebih mudah menguasai siswa mencari penjelasan mengapa prediksi atau
konsep yang di ajarkan. dugaannya tidak benar. Tahap explanation
identik dengan fase explanation pada pendekatan
Penggabungan tahapan-tahapan konstuktivistik. d) Elaboration, tahap elaboration
pembelajaran model POEW dengan Pendekatan yaitu siswa membuat contoh atau menerapkan
Konstruktivistik maka dapat di susun langkah- konsep dalam kehidupan sehari-hari. Tahap
langkah pembelajaran model POE2WE. Menurut elaboration di ambil dari pendekatan
Nana, dkk (2014) secara terinci langkah-langkah konstruktivistik. Tahap ini guru medorong siswa
atau sintaks pembelajaran model POE2WE untuk menerapkan konsep baru dalam situasi
sebagai berikut: a) Prediction, tahap prediction baru sehingga siswa lebih memahami konsep
yaitu siswa membuat prediksi atau dugaan awal yang di ajarkan guru. Tahap ini pengembangan
terhadap suatu permasalahan. Permasalahan dari pendekatan konstruktivistik. e) Write, tahap
yang ditemukan berasal dari pertanyaan dan write atau menulis yaitu melakukan komunikasi
gambar oleh guru yang ada di LKS/buku siswa secara tertulis,merefleksikan pengetahuan dan
sebelum siswa membuat prediksi. Pembuatan gagasan yang dimiliki siswa. Siswa menuliskan
prediksi jawaban tahap Prediction pada model hasil diskusi dan menjawab pertanyaan yang ada
POEW identik dengan fase Engagenent pada pada LKS. Selain itu pada tahap write ini, siswa
pendekatan konstruktivistik. Guru mengajukan membuat kesimpulan dan laporan dari hasil
pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk eksperimen. Tahap ini merupakan
dapat membuat prediksi atau jawaban sementara pengembangan dari model TTW. f) Evaluation,
dari suatu permasalahan. b) Observation tahap tahap evaluation yaitu evaluasi terhadap
observation yaitu untuk membuktikan prediksi pengetahuan, keterampilan dan perubahan proses
yang telah di buat oleh siswa. Siswa diajak berfikir siswa. Pada tahap ini siswa di evaluasi
melakukan eksperimen berkaitan dengan berupa lisan maupun tulisan.Tahap ini
masalah atau persoalan yang di temukan. merupakan pengembangan dari pendekatan
Selanjutnya siswa mengamati apa yang terjadi, konstruktivistik.
kemudian siswa menguji kebenaran dari dugaan
sementara yang telah dibuat. Tahap Observation
Tabel 1. Kegiatan Pembelajaran Model -Meminta Mengemukakan
Pembelajaran Model POE2WE peserta didik pendapatnya
pempresentasik tentang gagasan
Fase- Kegiatan Guru Kegiatan an hasil baru berdasarkan
fase Peserta Didik percobaannya hasil percobaan.

Prediction - -Memperhatikan - -Menanggapi


Menyampaikan penjelasan dari Mengklarifikasi presentasi dari
tujuan guru. kan hasil kelompok lain.
pembelajaran. percobaannya -
-Memprediksi -Konsep baru
Menjelaskan
-Mengajukan jawaban dari guru dapat
konsep/definisi
pertanyaan pertanyaan dari di terima
baru
kepada siswa guru -
Mendiskusikan Elaboratio -Memberi -Menerapkan
- hasil prediksinya n permasalahan konsep baru
Menginventaris
berkaitan dalam situasi
ir prediksi dan
dengan baru atau
alasan yang di
penerapan kehidupan
kemukakan
konsep. sehari-hari.
peserta didik.
-Mendorong
Observatio -Mendorong - Membentuk
peserta didik
n peserta didik kelompok
untuk
untuk bekerja
- Melakukan menerapkan
secara
percobaan konsep baru
kelompok -
dalam situasi
Membagikan
- Mengumpulkan baru.
LKS -
data hasil
Mengawasi
percobaan
kegiatan
percobaan - Melakukan Write - Memberi -Mencatat hasil
yangdilakukan diskusi kesempatan penjelasan dari
oleh peserta kelompok kepada peserta guru dan diskusi
didi didik untuk kelompok
- Menyimpulkan mencatat
hasil percobaan
Evaluation -Mengajukan -Menjawab
Explanatio -Mendorong -Mengemukakan pertanyaan pertanyaan
n peserta didik pendapatnya untuk penilaian berdasarkan data
untuk tentang hasil proses -
menjelaskan percobaan Mendemonstrasi
hasil percobaan. -Menilai kan kemampuan
- pengetahuan
peserta didik dalam bermanfaat dengan memproses, menyajikan,
penguasaan danmengelola informasi. Pengolahan data
-Memberikan konsep dengan komputer disebut dengan Pengolaan
balikan Data Elektronik (Electronic Data Processing –
terhadap EDP).
jawaban peserta
Menurut Nana dan Surahman,
did
menjelaskan Penggabungan tahapan-tahapan
(Sumber : Nana, dkk, 2018) pembelajaran model POEW dan model
pembelajaran Fisika dengan Pendekatan
Konstruktivistik maka dapat di susun langkah-
Menurut Nana dan Surahman, langkah pembelajaran model POE2WE secara
menjelaskan bahwa pada era digital atau era terinci sebagai berikut:
informasi sekarang ini ilmu pengetahuan dan a) Prediction
teknologi berkembang dengan pesat. Tahap prediction yaitu peserta didik membuat
Perkembangan ini memiliki dampak semakin prediksi atau dugaan awal terhadap
terbuka dan tersebarnya informasi dan suatupermasalahan. Permasalahan yang
pengetahuan dari dan ke seluruh dunia ditemukan berasal dari pertanyaan dan gambar
menembus batas jarak,tempat, ruang dan waktu. tentangmateri yang disampaikan oleh guru yang
Kenyataannya dalam kehidupan manusia di era ada di Lembar Kerja peserta didik (LKS)/buku
digital ini akanselalu berhubungan dengan peserta didik sebelum peserta didik membuat
teknologi. Teknologi pada hakikatnya adalah prediksi. Pembuatan prediksi jawaban tahap
proses untukmendapatkan nilai tambah dari Prediction pada model POEW identik dengan
produk yang dihasilkannya agar bermanfaat. fase Engagenent pada
Teknologi telahmempengaruhi dan mengubah pendekatankonstruktivistik. Guru mengajukan
manusia dalam kehidupannya sehari-hari, pertanyaan yang dapat mendorong peserta didik
sehingga jikasekarang ini ‘gagap teknologi’ untukdapat membuat prediksi atau jawaban
maka akan terlambat dalam menguasai sementara dari suatu permasalahan.
informasi, dan akan tertinggal pula untuk
memperoleh berbagai kesempatan maju. b) Observation
Informasi memiliki peranpenting dan nyata, pada Tahap Observation yaitu untuk membuktikan
era masyarakat informasi (information society) prediksi yang telah di buat oleh peseradidik.
atau masyarakat ilmupengetahuan (knowledge Peserta didik diajak melakukan eksperimen
society). berkaitan dengan masalah ataupersoalan yang di
Menurut Nana dan Surahman, temukan. Selanjutnya peserta didik mengamati
menjelaskan bahwa Aplikasi teknologi informasi apa yang terjadi, kemudian peserta didik menguji
dan komunikasi yang merupakan pengembangan kebenaran dari dugaan sementara yang telah
teknologi, diantaranya adalah media komputer. dibuat. Tahap Observation pada model POEW
Komputer merupakan alat dan aplikasi identik dengan fase Exploration pada pendekatan
teknologiberbasis informasi dan komunikasi konstruktivistik.
yang dimanfaatkan sebagai perangkat utama
untukmengolah data menjadi informasi yang
c) Explanation eksperimen. Tahap ini merupakan
Tahap Explanation atau menjelaskan yaitu pengembangan dari model TTW.
peserta didik memberikan penjelasan
terhadaphasil eksperimen yang telah dilakukan. f) Evaluation
Penjelasan dari peserta didik dilakukan Tahap Evaluation yaitu evaluasi terhadap
melaluidiskusi dengan anggota kelompok pengetahuan, keterampilan dan perubahan proses
kemudian tiap kelompok mempresentasikan berfikir peserta didik. Pada tahap ini peserta
hasil diskusinya di depan kelas. Jika prediksi didik di evaluasi tentang materi gerak lurus
yang di buat peserta didik ternyata terjadi berupa lisan maupun tulisan. Tahap ini
didalam eksperimen, maka guru membimbing merupakan pengembangan dari pendekatan
peserta didik merangkum dan memberi konstruktivistik.
penjelasan untuk menguatkan hasil eksperimen
yang dilakukan. Namun jika prediksipeserta Menurut Nana dan Surahman, Blended
didik tidak terjadi dalam eksperimen, maka guru POE2WE kerangka teori POE2WE ini dibangun
membantu peserta didik mencari penjelasan berdasarkan pandangan dari beberapa teori yang
mengapa prediksi atau dugaannya tidak benar. mengkerangkai model pembelajaran POE2WE.
Tahap explanation identik dengan fase Dalam POE2WE dipadukan tiga jenis interaksi
explanation pada pendekatan konstuktivistik. yang meliputi interaksi sosial, inetraksi muatan,
dan interaksi dosen. Penjelasan adalah berikut:
d) Elaboration a. Tipe interaksi pertama adalah dengan dosen
Tahap elaboration yaitu peserta didik membuat yang menjadi fasilitasor active learning dan
contoh atau menerapkan konsep dalam interaksi tatap muka yang terjadi pada suatu
kehidupan sehari-hari. Tahap elaboration di setting sosial. Akan tetapi dosenlah yang
ambil dari pendekatan konstruktivistik. Tahap ini merancang dan mengelola urut-urutan
guru medorong peserta didik untuk menerapkan pembelajaran dan menyeleksi media yang tepat
konsep baru dalam situasi baru sehingga peserta sebelum berinteraksi dengan mahasiswa.
didik lebih memahami konsep yang di ajarkan Selanjutnya dosen menggunakan e-learning
guru. Tahap ini pengembangan dari pendekatan www.unsil.ac.id untuk meakukan pembelajaran
konstruktivistik. jarak jauh dan pengumpulan tugas serta
komunikasi secara online. Mahasiswa dapat
e) Write berdiskusi dengan mahasiswa lain dan dengan
Tahap write atau menulis yaitu melakukan mahasiswa dapat berdiskusi dengan mahasiswa
komunikasi secara tertulis, merefleksikan lainnya dengan dosen pada waktu yang
pengetahuan dan gagasan yang dimiliki peserta bersamaan sehingga akan terjadi komunikasi
didik Menurut Masingilia dan Wisniowska interpersonal dan feedback.
(1996) dalam (Yamin & Ansari, 2012) menulis
dapat membantu pesertadidik untuk b. Interaksi kedua adalah dengan muatan
mengekspresikan pengetahuan dan gagasan interaksi ini menjembatani interaksi kognitif
mereka. peserta didik menuliskan hasil diskusi dengan konsep konsep dan keterampilan yang
dan menjawab pertanyaan yang ada pada LKS. termuat dalam modul pembelajaran. Modul
Selain itu pada tahap write ini, peserta didik tersebut disertai dengan petunjuk penggunaan
membuat kesimpulan dan laporan dari hasil
dan mind mapping setap topik sehingga tujuan Menurut Shohibun, dkk (2017)
pembelajaran tergambara dengan jelas. menjelaskan Saat ini, virtual class sudah mulai
dijadikan alternatif pembelajaran. Hal ini
c. Terakhir, interaksi sosial dimaksudkan dikarenakan pembelajaran ini tidak lagi terikat
senbagai kemampuan pembelajar (siswa) untuk oleh ruang dan waktu. Akan tetepi, virtual class
mempersepsikan diri mereka sebagai sebuah tidak serta merta menggantikan perkuliahan
komunitas yang saling bergantung secara positif konvensional karena masing-masing mempunyai
(positive interdependent, cooperation). Interaksi kelebihan dan kekurangan. Namun, dalam hal ini
yang demikian itu dapat terjadi di keseluruhan virtual class diharapkan menjadi penunjang
proses pembelajaran karena mereka engerjakan proses pembelajaran dikelas secara
tgas-tugasyang menuntut kerjasama. konvensional, apa yang tidak tersampaikan di
Sebagaimana diketahui dimensi interaksi kelas konvensional dapat disampaikan melalui
(diskursus social). Makna ini kemudian dibagai virtual class. Berdasarkan uraian di atas, tujuan
diantara anggota-anggota kelompok yang ikut penelitian ini yaitu mengembangkan inovasi e-
membangun pengetahuan bersama melalui learning untuk menghasilkan produk media
tanggapan antar mereka sendiri. Ini sudah pembelajaran Virtual Class. Pembelajarn
merupakan pencapaian level kognitif yang tinggi tersebut dipadukan dengan bantuan Google
(Aviv, 2000). Drive sebagai sarana penunjang perkuliahan di
Prodi Pendidikan Fisika Universitas Pasir
Menurut Nana dan Surahman, Pengaraian (UPP). Capaian dari penelitian ini
menjelaskan bahwa pengembangan inovasi adalah pembelajaran Virtual Class berbantuan
pembelajaran blended learning dalam Google Drive yang efektif sebagai sarana
pembelajaran Fisika dengan model POE2WE penunjang perkuliahan mahasiswa Prodi
dikategorikan sebagai hal baru. Pengembangan Pendidikan Fisika UPP.
model ini lebih menyentuh ranah e-learning Memang, Google Drive sebagai platform
sebagai jawaban atas tuntutan revolusi industry penyimpanan data dan dokumen berbasis online
4.0. Akan tetapi, inovasi pembelajaran ini masih ini sudah selayaknya diterapkan dalam dunia
dalam tahap pengembangan dan masih perlu pendidikan, terutama dalam pembelajaran Fisika.
perbaikan atau peningkatan dari berbagai aspek.
Kesesuaian antara Google Drive dengan Model
Blended POE2WE ini memang sudah sesuai.
Menurut Muhson (2010) menjelaskan
bahwa di era globalisasi dan informasi ini
penggunaan media pembelajaran berbasis Tabel 2. Pembelajaran Fisika menggunakan
Teknologi Informasi (TI) menjadi sebuah Google Drive dengan Model Blended POE2WE
kebutuhan dan tuntutan namun dalam
implementasinya bukanlah merupakan hal yang Prediction Guru menyajikan data
mudah. Dalam menggunakan media tersebut melalui gambar atau video
harus memperhatikan beberapa teknik agar yang disimpan dan
media yang dipergunakan itu dapat disebarkan melalui Google
dimanfaatkan dengan maksimal dan tidak Drive, sehingga mampu
menyimpang dari tujuan media tersebut. menyimpan kapasitas gambar
dan foto yang lebih banyak,
dibanding media yang lain. yang padat dan sering keluar kota, maka perlu
menggunakan Google Drive untuk menunjang
Observation Guru memberikan perintah pembelajaran, supaya kegiatan belajar mengjara
kepada peserta didik untuk tetap berjalan walaupun dengan jarak jauh. Inilah
mengobservasi sesuai dengan kesetimbangan antara perkembangan zaman
materi dan modul yang dengan keilmuan.
diberikan oleh guru melalui
Google Drive.
KESIMPULAN
Explanation Peserta didik menjelaskan
Dapat diberi kesimpulan hasil dari studi
hasil prediksi dan observasi
pustaka terkait Penerapan Google Drive sebagai
dengan cara di video, foto,
Media Pembelajaran Fisika menggunakan Model
audio dan sebagainya lalu
Blended POE2WE ini adalah sebagai berikut.
dikirim ke Google Drive
guru, sehingga guru bisa 1. Pemanfaatan Google Drive sebagai media
menilai dari jarak jauh. pembelajaran Fisika ini sangatlah baik,
apalagi bila diterapkan dengan menggunakan
Elaboration Guru mengaitkan materi model Blended POE2WE.
dengan kehidupan sehari-hari 2. Keefektifan Google Drive dalam
lewat beberapa dokumen dan pembelajaran jarak jauh ini sangatlah
data-data dari Google Drive mebantu bagi guru dan peserta didik yang
mempunyai kendala atau berada dalam
Write Peserta didik mencatat poin- berbagai kesibukan, apalagi guru yang sering
poin penting, hasil dari keluar kota dalam tugas negara. Sehingga,
mnyimak materi dan Google Drive ini sangatlah efektif dan
sebagainya di dokumen dan efisien.
data-data, baik itu foto,
gambar dan sebagainya di
Google Drive. Menulis bisa
DAFTAR PUSTAKA
secara manual ataupun
virtual. Alfian, I. (2019). Pengembangan Media
Scrapbook Pembelajaran Tematik Tema 6
Evaluation Guru memberikan soal-soal
Merawat Hewan Dan Tumbuhan Subtema
latihan kepada peserta didik
1 Hewan Di Sekitar Pada Kelas 2 Sekolah
secara interaktif dan otomatis
Dasar (Doctoral dissertation, University
melalui Google Drive.
of Muhammadiyah Malang).

Cahyono, G. H. (2013). MENGGUNAKAN


Dari Tabel 2. Diatas menunjukkan GOOGLE DRIVE. Swara Patra, 3(1).
bahwasannya, keefektifan Google Drive sebagai
media pembelajaran Fisika, bagus untuk Djamaluddin, A. (2017). FILSAFAT
diterapkan di dalam proses belajar mengajar. PENDIDIKAN (Educational Phylosophy).
Apalagi, bagi guru yang mempunyai kesibukan Istiqra, 1(2), 150-156.
Muhson, A. (2010). Pengembangan media TarbiyahJurnal Keguruan Dan Ilmu
pembelajaran berbasis teknologi informasi. Tarbiyah, 2.
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia,
8(2).

Nana, & Rochsantiningsih, Dewi &


Muhammadakhyar, & Sajidan,. (2016).
The Effectiveness of Scientific Approach
Through Predict, Observe, Explain,
Elaborate, Write and Evaluate (POE2WE)
Model on the Topic of Kinematics
(Rectilinear Motion) at Senior High
School. Social Sciences (Pakistan). 11.
1028-1034.

Nana, N., & Surahman, E. (2019).


Pengembangan Inovasi Pembelajaran
Digital Menggunakan Model Blended
POE2WE di Era Revolusi Industri 4.0.
Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika
dan Aplikasinya), 4, 82-90.
doi:http://dx.doi.org/10.20961/prosidingsnf
a.v4i0.35915

Nana, S., Akhyar, M., & Rochsantiningsih, D.


(2014). The Development Of Predict,
Observe, Explain, Elaborate, Write, And
Evaluate (POE2WE) Learning Model In
Physics Learning At Senior Secondary
School. Development, 5(19).

Nana, Sajidan, Akhyar, M., & Rochsantiningsih,


D. (2014). The Development Of Predict,
Observe, Explain, Elaborate, Write, and
Evaluate (POE2WE) Learning Model in
Physics Learning At Senior Secondary
School. Journal of
Education and Practice, 5 (19): 57-60.

Sohibun, A. F. Y., & Ade, F. Y. (2017).


Pengembangan Media Pembelajaran
Berbasis Virtual Class Berbantuan Google
Drive’. Tadris: Jurnal Keguruan Dan Ilmu

Anda mungkin juga menyukai