Anda di halaman 1dari 3

HESTI ASTIKA

12119012
S1 1.1
FARMAKOLOGI

STUDY KASUS SEDATIV – HIPNOTIK


Pada pemeriksaan tahunan seorang guru, 53 tahun, mengeluh bahwa ia mengalami kesulitan
untuk tidur dan setelah tidur bangun beberapa kali semalam. Hal ini terjadi hampir setiap
malam dan menimbulkan dampak negatif pada tugasnya sebagai guru. Ia telah mencoba
berbagai obat tidur tanpa resep tetapi tidak banyak membantu malah membuat dia agak
melayang pada keesokan paginya

Kesehatannya secara umum baik, tidak mengalami kelebihan BB dan tidak sedang minum
obat-obat resep. Ia minum secangkir kopi decaffeinated pagi hari, namu ia minum hingga 6
kaleng diet cola. Ia minum segelas anggur bersama makan malam tetapi tidak menyukai
minuman yang lebih kuat.

Pertanyaan :

1. Tindakan terapetik apa yang sesuai untuk pasien tersebut?

2. Obat apa yang akan anda resepkan ?

JAWAB

1. Tindakan terapetik

a. Stimulus control

Melalui metode ini pasien diedukasi untuk mengunakan tempat tidur hanya untuk tidur dan
menghindari aktivitas lain seperti membaca dan menonton tv di tempat tidur.6 Ketika
mengantuk pasien datang ke tempat tidur, akan tetapi jika selama 15- 20 menit berada
disana pasien tidak bisa tidur maka pasien harus bangun dan melakukan aktivitas lain
sampai merasa mengantuk baru kembali ke tempat tidur. Metode ini juga harus didukung
oleh suasana kamar yang tenang sehingga mempercepat pasien untuk tertidur. Dengan
metode terapi ini, pasien mengalami peningkatan durasi tidur sekitar 30-40 menit. Terapi ini
tidak hanya bermanfaat untuk insomnia primer tapi juga untuk insomnia sekunder jika
dikombinasi dengan sleep hygiene dan terapi relaksasi

b. Sleep restriction

Tujuan dari terapi ini adalah mengurangi frekuensi tidur dan meningkatkan sleep efficiency.
Pasien diedukasi agar tidak tidur terlalu lama dengan mengurangi frekuensi berada di
tempat tidur. Terlalu lama di tempat tidur akan menyebabkan pola tidur jadi terpecah-
pecah. Pada usia lanjut yang sudah tidak beraktivitas lebih senang menghabiskan waktunya
di tempat tidur namun, berdampak buruk karena pola tidur menjadi tidak teratur. Melalui
Sleep Restriction ini diharapkan dapat menentukan waktu dan lamanya tidur yang
disesuaikan dengan kebutuhan.

c. Sleep higiene

Sleep Higiene bertujuan untuk mengubah pola hidup pasien dan lingkungannya sehingga
dapat meningkatkan kualitas tidur. Hal-hal yang dapat dilakukan pasien untuk
meningkatkan Sleep Higiene yaitu: olahraga secara teratur pada pagi hari, tidur secara
teratur, melakukan aktivitas yang merupakan hobi dari usia lanjut, mengurangi konsumsi
kafein, mengatur waktu bangun pagi, menghindari merokok dan minum alkohol 2 jam
sebelum tidur dan tidak makan daging terlalu banyak sekitar 2 jam sebelum tidur.

d. Terapi relaksasi

Tujuan terapi ini adalah mengatasi kebiasaan usia lanjut yang mudah terjaga di malam hari
saat tidur.1 Pada beberapa usia lanjut mengalami kesulitan untuk tertidur kembali setelah
terjaga. Metode terapi relaksasi meliputi: melakukan relaksasi otot, guided imagery, latihan
pernapasandengan diafragma, yoga atau meditasi. Pada pasien usia lanjut sangat sulit
melakukan metode ini karena tingkat kepatuhannya sangat rendah.

2. Resep obat untuk pasien

Karena pasian berumur lanjut usia maka saya akan memberikan obat Hipnotik golongan
non-benzodiazepine yaitu Zolpidem. Obat Zolpidem efektif pada usia lanjut karena tidak
mempengaruhi sleep architecture. Zolpidem memiliki waktu paruh 2,5-2,9 jam dengan dosis
5-10 mg.

STUDY KASUS ANESTESI LOKAL


Seorang wanita 67 tahun dijadwalkan untuk Artropalsti lutut total elektif. Obat anestesi apa
yang paling sesuai jika anestesi bedah akan diberikan menggunakan teknik spinal atau
epidural, dan kemungkinan penyulit apa yang timbul dari pemakaiannya ? Obat anestesi apa
yang paling sesuai untuk menghasilkan analgesia pasca operasi melalui kateter indwelling
syaraf perifer atau epidural ?

JAWAB

Teknik yang digunakan adalah teknik epidural karena penelitian membuktikan bahwa pasca
menjalani penggantian lutut total, pasien yang diberi bius epidural tidak mudah terserang
trombosis vena dalam. Obat anastesi epiduralnya adalah golongan amida yaitu Bupivacaine.

Kesulitan yang mungkin terjadi anatara lain rasa mual, muntah, sakit kepala, nyeri pada
punggung, pusing, telinga berdengung, rasa kebas, gelisah, kejang, detak jantung pelan.

Obat anestesi yang menghasilkan analgesia pasca operasi dikelola dengan memberikan
Bupivacaine 0,125% kontinyu lewat kateter epidural. Pasien juga mendapatkan paracetamol
1000 mg tiap 6 jam infus dilanjutkan per oral bila kondisi memungkinkan. Bila pasien masih
merasa nyeri akan diberi rescue analgetic bolus fentanil 100 µg.

Anda mungkin juga menyukai