OSTEOMIELITIS
Pembimbing :
dr. Rona Yulia, Sp.Rad
dr. Arie Kusumaninrum, Sp. Rad
Disusun oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2018
2
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
A. ANATOMI TULANG
Tulang berasal dari embrionic hyaline cartilage yang mana melalui
proses “Osteogenesis” menjadi tulang. Proses ini dilakukan oleh sel – sel yang
disebut “Osteoblast”. Proses mengerasnya tulang akibat penimbunan garam
kalsium. Ada 206 tulang dalam tubuh manusia, terbagi 4 kategori :
1. Tulang panjang
Tulang ini agak melengkung tujuannya agar kuat menahan beban dan
tekanan. Contohnya humerus, radius, ulna, femur, tibia, dan fibula.
Bagian tulang panjang :
- Diafisis : bagian tengah tulang berbentuk silinder dari tulang
kortikal yang memiliki kekuatan besar
- Matafisis : bagian tulang yang melebar dekat ujung akhir batang.
Daerah ini terutama disusun oleh tulang trabekular atau tulang spongiosa
yang mengandungsumsum merah. Sumsum merah terdapat juga dibagian
epifisis dan diafisis tulang. Pada anak-anak sumsum merah mengisi
sebagian besar bagian dalam tulang panjang tetapi kemudian diganti olah
sumsum kuning setelah dewasa.
- Epifisis : lempeng epifisis adalah daerah pertumbuhan longitudinal
pada anak-anak. Bagian ini akan menghilang pada tulang dewasa. Bagian
epifisis yang letaknya dekat sendi tulang panjang bersatu dengan
metafisis sehingga pertumbuhan memanjang tulang terhenti.
Tulang-tulang panjang ditemukan pada ekstremitas. Contohnya
humerus, femur, ossa metacarpi, ossa metatarsai dan phalanges. Tulang ini
mempunyai corpus berbentuk tubular, diaphysis dan biasanya dijumpai
epiphysis pada ujung-ujungnya. Selama masa pertumbuhan, diaphysis
dipisahkan dari epifisis oleh cartilago epifisis. Bagian diafisis yang terletak
berdekatan dengan cartilage epifisis disebut metafisis. Corpus mempunyai
cavitas medullaris di bagian tengah yang berisi sumsum tulang (medulla
4
ossium). Bagian luar corpus terdiri atas tulang kompakta yang diliputi oleh
selubung jaringan ikat yaitu periosteum.
Ujung-ujung tulang panjang terdiri atas tulang spongiosa yang
dikelilingi oleh selapis tipis tulang kompakta. Facies articularis ujung-ujung
tulang diliputi oleh cartilago hialin. Contoh-contoh tulang panjang :
1. Ulna
Ulna merupakan tulang medial lengan bawah. Ujung atasnya
bersendi dengan humerus pada articulatio cubiti dan dengan caput radii
pada articulatio radioulnaris proksimal. Ujung distalnya bersendi dengan
radius pada articulatio radioulnaris distalis, tetapi dipisahkan dari
articulatio radiocarpalis dengan adanya facies articularis. Ujung atas ulna
besar, dikenal sebagai processus olecranii. Bagian ini membentuk tonjolan
pada siku. Processus ini mempunyai incisura di permukaan anteriornya,
incisura trochlearis yang bersendi dengan trochlea humeri. Di bawah
trochlea humeri terdapat processus coronoideus yang berbentuk segitiga
dan pada permukaan lateralnya terdapat incisura radialis untuk bersendi
dengan caput radii. Corpus ulnae mengecil dari atas ke bawah. Di lateral
mempunyai margo interosseus yang tajam untuk melekatnya membrane
interossea. Pinggir posterior membulat, terletak subcutan dan mudah
diraba seluruh panjangnya. Di bawah incisura radialis terdapat lekukan,
fossa supinator yang mempermudah gerakan tuberositas bicipitalis radii.
Pinggir posterior fossa ini tajam dan dikenal sebagai crista supinator yang
menjadi tempat origo musculus supinator. Pada ujung distal ulna terdapat
caput yang bulat, yang mempunyai tonjolan pada permukaan medialnya,
disebut processus styloideus.
2. Humerus
Humerus bersendi dengan scapula pada articulatio humeri serta
dengan radius dan ulna pada articulatio cubiti. Ujung atas humerus
mempunyai sebuah caput, yang membentuk sekitar sepertiga kepala sendi
dan bersendi dengan cavitas glenoidalis scapulae. Tepat di bawah caput
5
3. Radius
Radius adalah tulang lateral lengan bawah. Ujung atasnya bersendi
dengan humerus pada articulatio cubiti dan dengan ulna pada articulatio
radio ulnaris proximal. Ujung distalnya bersendi dengan os scaphoideu
dan lunatum pada articulatio radiocarpalis dan dengan ulna pada articulatio
radioulnaris distal.
Pada ujung atas radius terdapat caput yang berbentuk bulat kecil.
Permukaan atas caput cekung dan bersendi dengan capitulum humeri yang
cembung. Circumferentia articulare radii bersendi dengan incissura
radialis ulnae. Di bawah caput tulang menyempit membentuk collum. Di
bawah collum terdapat tuberositas bicipitalis/ tuberositas radii yang
merupakan tempat insertio musculus biceps.
Corpus radii berlainan dengan ulna, yaitu lebih lebar di bawah
dibandingkan dengan bagian atas. Corpus radii di sebelah media
6
4. Femur
Merupakan tulang terpanjang dari rangka manusia. Panjangnya
kira-kira pada laki-laki 45 cm, sedangkan pada wanita kira-kira 38 cm.
Femur mempunyai dua ujung dan sebuah korpus. Ujung atas mempunyai
sebuah kaput, kollum, trokhanter mayor dan sebuah trokhanter minor.
Ujung bawah melebar dan mempunyai dua buah kondilus yaitu medialis
dan lateralis yang dipisahkan ke sebelah posterior oleh insisura
interkondilaris yang berbentuk U.
Sepertiga bagian tengah korpus femoris sedikit berbentuk segitiga
yang mempunyai tiga pinggir dan tiga permukaan. Tetapi pada sepertiga
bagian atas berbentuk silinder sedangkan sepertiga bagian bawah mendatar
di sebelah anteroposteriornya. Ujung bawah femur mempunyai dua buah
kondili yang tebal yang menonjol ke arah posterior dan dibagi oleh fossa
interkondilaris atau insisura interkondilaris. Kedua kondili di sebelah
anerior disatukan dan permukaan anteriornya melanjutkan diri menjadi
permukaan anterior korpus femoris. Corak dari trabekula tulang femur
membutuhkan suatu kekhususan tertentu karena struktur femur merupakan
contoh dari suatu fakta bahwa trabekula tulang ini diletakkan menurut
aturan gaya-gaya tekanan dan tarikan. Trabekula tulang pada kaput
femoris diletakkan di sudut-sudut yang tepat pada permukaan sendinya
7
5. Tibia
Merupakan tulang tungkai bawah yang lebih besar dan terletak di
sebelah medialis sesuai dengan os radius pada lengan atas. Tetapi radius
posisinya terletak di sebelah lateral karena anggota badan atas selama
perkembangan janin memutar ke arah lateralis sedangakan anggota badan
bawah memutar ke arah medialis. Atas alasan yang sama maka ibu jari
kaki terletak di sebelah medialis berlawanan dengan ibu jari tangan yang
terletak di sebelah lateralis.
Tibia merupakan tulang yang paling panjang nomor dua setelah os
femur. Tibia mempunyai ujung atas dan ujung bawah tulang serta sebuah
korpus. Ujung atas tulang mempunyai: (1) dua buah kondilus yaitu
medialis (lebih besar) dan lateralis; (2) daerah interkondilaris yang kasar
terletak di antara permukaan- permukaan superior dari kedua kondili, dan
(3) tuberositas, yang menonjol ke muka dari permukaan anterior ujung
atas tulang.
Korpus tibia berbentuk prisma atau dalam potongan melintang
berbentuk segitiga. Melebar di sebelah atas dan meruncing ke arah bawah,
menyempit pada sambungan di dua pertiga bagian atas dan sepertiga
bagian bawah, lalu akan melebar lagi di sebelah bawahnya. Tibia juga
mempunyai tiga pinggir
2. Tulang pendek
Parbandingan tebal dan panjang hampir sama, terdapat pada pergelangan
tangan dan kaki, bentuknya seperti kubus.
3. Tulang pipih : iga, tengkorak, panggul dan scapula.
Bentuknya pipih berfungsi untuk perlindungan.
4. Tulang tak teratur, tulang pada wajah dan vertebra.
Tulang diliputi dibagian luar oleh membrane fibrus padat dinamakan
periosteum yang memberi nutrisi ke tulang dan memungkinnya tumbuh,
selain sebagai tempat perlekatan tendon dan ligament.
8
€
Anatomi tulang
9
BAB III
OSTEOMIELITIS
A. DEFINISI
Osteomielitis adalah inflamasi yang terjadi pada tulang dan sumsum
tulang, infeksi yang terjadi dapat disebabkan oleh infeksi odontogenik.
Osteomielitis bagi menjadi beberapa jenis yaitu akut, dan kronis yang
memiliki gambaran klinis yang berbeda, tergantung pada sifat alamiah
penyakit tersebut.
B. ETIOLOGI OSTEOMIELITIS
Penyebab paling sering staphylococcus, penyebab lain streptococcus,
pneumococcus, salmonella, jamur dan virus.
Infeksi dapat terjadi secara :
a. Hematogen, dari fokus yang jauh seperti kulit, tenggorok.
b. Kontaminasi dari luar :
- Frektur terbuka
- Tindakan operasi pada tulang
c. Perluasan infeksi jaringan ke tulang di dekatnya
C. PATOGENESIS
Infeksi dalam sistem muskuloskletal bisa berkembang dalam satu dari dua
cara. Bakteri ditularkan melalui darah dari fokus infeksi yang telah ada
sebelumnya (infeksi saluran pernafasan atas, infeksi genitourinarius, furunkel)
bisa tersangkut di dalam tulang, sinovium atau jaringan lunak ekstremitas
serta membentuk abses. Bakteri bisa juga mencapai sistem muskuloskletal dari
lingkungan luar (luka penetrasi, insisi bedah, fraktur terbuka). Infeksi
hematogen lebih lazim ditemukan dalam masa kanak-kanak, sedangkan
infeksi eksogen lebih sering ditemukan pada dewasa yang terpapar trauma. 4
Osteomyelitis akut lebih sering terjadi anak-anak dan sering disebarkan secara
hematogen. Pada dewasa, osteomyelitis umumnya berupa infeksi subakut atau
kronik yang merupakan infeksi sekunder dari luka terbuka pada tulang dan
sekitar jaringan lunak.
10
D. PATOLOGI
Berikut adalah stadium osteomielitis menurut Clerny-mader
Jenis Deskripsi
Tipe anatomis
Kelas Fisiologis
A Host Normal (host tidak memiliki faktor
mencurigakan sistemik ataupun lokal)
Bs Systemic compromised
Bl Local Compromised
E. KLASIFIKASSI OSTEOMIELITIS
1. Osteomielitis akut
Terutama pada anak – anak. Umumnya infeksi pada tulang panjang
yang dimulai pada metafisis.
Tulang yang sering terkena : femur distal, tibia proksimal, humerus,
radius dan ulna bagian proksimal dan distal, serta vertebra. Penyebab :
staphylococcus (paling sering), streptococcus, pneumococcus, salmonella,
jamur dan virus. Infeksi dapat terjadi secara :
1. Hematogen, dari fokus yang jauh seperti kulit, tenggorok.
2. Kontaminasi dari luar, seperti fraktur terbuka, tindakan operasi
pada tulang.
3. Perluasan infeksi jaringan ke tulang didekatnya.
15
Patogenesis
Mikroorganisme memasuki tulang bisa dengan cara
penyebarluasan secara hematogen, bisa secara penyebaran dari fokus
yang berdekatan dengan infeksi, atau karena luka penetrasi. Trauma,
iskemia, dan benda asing meningkatkan kerentanan tulang akan
terjadinya invasi mikroba pada lokasi yang terbuka (terekspos) yang
dapat mengikat bakteri dan menghambat pertahanan host. Fagosit
mencoba untuk menangani infeksi dan, dalam prosesnya, enzim
dilepaskan sehingga melisiskan tulang. Bakteri melarikan diri dari
pertahanan host dengan menempel kuat pada tulang yang rusak,
dengan memasuki dan bertahan dalam osteoblast, dan dengan melapisi
tubuh dan lapisan yang mendasari tubuh mereka sendiri dengan
pelindung biofilm yang kaya polisakarida. Nanah menyebar ke dalam
saluran pembuluh darah, meningkatkan tekanan intraosseous dan
mempengaruhi aliran darah. Disebabkan infeksi yang tidak diobati
sehingga menjadi kronis, nekrosis iskemik tulang menghasilkan
pemisahan fragmen devaskularisasi yang besar (sequester). Ketika
nanah menembus korteks, subperiosteal atau membentuk abses pada
jaringan lunak, dan peningkatan periosteum akan menumpuk tulang
baru (involucrum) sekitar sequester.
16
Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan foto polos dalam sepuluh hari pertama, tidak
ditemukan kelainan radiologik yang berarti dan mungkin hanya
ditemukan pembengkakan jaringan lunak
Gambar 1
Proyeksi lateral pada tibia terlihat
gambaran sklerotik didiametafisis tibia
Gambar 2.
Proyeksi AP pada tibia terlihat
g a m b a r a n s k l e r o t i k d i lateral diametafisis
tibia
Gambar 3.
Tampak destruksi
tulang pada tibia
dengan
pembentukan
tulang
subperiosteal
2. Osteomielitis kronis
Terjadi apa bila :
1. Pengobatan infeksi terlambat atau tidak adekuat.
2. Ada squester.
3. Terdapat osteomielitis yang kronis sejak dari permulaan, misalnya
pada abses Brodie.
Patologi dan patogenesis
Infeksi tulang dapat menyebabkan terjadinya sekuestrum yang
menghambat terjadinya resolusi dan penyembuhan spontan yang
normal pada tulang. Sekuestrum ini merupakan benda asing bagi
tulang dan mencegah terjadinya penutupan kloaka (pada tulang) dan
sinus (pada kulit). Squestrum diselimuti oleh involucrum yang tidak
dapat keluar atau dibersihkan dari medula tulang kecuali dengan
tindakan operasi. Proses selanjutnya terjadi destruksi dan sklerosis
tulang yang dapat terlihat pada foto rontgen.
Pemeriksaan Radiologis
Foto polos rontgen dapat ditemukan adanya tanda – tanda porosis dan
sklerosis tulang, penebalan periost, elevasi periosteum dan mungkin
adanya sequestrum
21
Gambar 7 Gambar 8
Proyeksi lateral tarsal terlihat Osteomielitis lanjut pada tibia
gambaran lesi osteolitik dan kanan. Ditandai dengan adanya
sclerosis extensive dibagian distal gambaran sekuestrum
metafisis pada calcaneus
22
Kelainan radiologis
Baru dapat dilihat kira-kira 10-14 hari paska infeksi. Gambaran yang
terlihat bisa berupa: reaksi periosteal, sklerosis, daerah yang densitasnya
lebih rendah dari tulang sekitarnya (destruksi tulang).
23
Lesi destruksi
24
2. Mandibula
Biasanya terjadi akibat komplikasi fraktur, abses gigi, atau ekstraksi
gigi. Namun, infeksi osteomielitis juga dapat menyebabkan fraktur pada
mulut. Infeksi terjadi melalui kanal pulpa merupakan yang paling sering
dan diikuti hygiene oral yang buruk dan kerusakan gigi.
26
3. Pelvis
Osteomielitis pada tulang pelvis paling sering terjadi pada bagian
sayap tulang ilium dan dapat meluas ke sendi sakroiliaka. Sendi
sakroiliaka jarang terjadi. Pada foto terlihat gambaran destruksi tulang
yang luas, bentuk tak teratur, biasanya dengan sekuester yang multipel.
Sering terlihat sklerosis pada tepi lesi. Secara klinis sering disertai abses
dan fistula. Bedanya dengan tuberkulosis, ialah destruksi berlangsung
lebih cepat, dan pada tuberkulosis abses sering mengalami kalsifikasi.
Pemeriksaan radiologis
Foto rontgen : kavitas yang dilingkari oleh jar. Sklerotik tidak ditemukan
kavitas yang sentral, hanya berapa suatu kavitas yang difus.
Osteomielitis Garre
28
K. DIAGNOSA BANDING
a. Osteosarcoma
Gambaran radiologik :
Sering pada metafisis tulang panjang. Pembentukan tulang baru lebih
banyak. Adanya infiltrasi tumor. Penulangan patologis ke jaringan
lunak (ossifikasi).
Destruksi berawal dari medulla à lesi radiolusen batas tak tegas
Stadium dini : Reaksi periosteal lamellar / sunray (gambaran lamellar
atau seperti garis-garis tegak lurus pada tulang yang merupakan reaksi
peristeal).
Lanjut : subperiosteal rusakà perluasan ke luar tlng à reaksi periosteal
hanya sisanya (Codman triangle)/ tepi yang masih dapat dilihat.
Kalsifikasi (+)
b. Ewing sarcoma
Gambaran radiologik
Sering pada diafisis tulang panjang.
Lesi destruktif, infiltratif dari daerah medulla (tampak bayangan
radiolusen)
Merusak cortex.
Reaksi periosteal (onion peel appearance).
Massa jaringan lunak yang besar
30
BAB IV
KESIMPULAN
Infeksi jaringan lunak biasanya tidak dapat dilihat pada radiograf kecuali
apabila terdapat oedem. Pengecualian lainnya adalah apabila terdapat infeksi
yang menghasilkan udara yang menyebabkan terjadinya ‘gas gangrene’.
Udara pada jaringan lumak ini dapat dilihat sebagai area radiolusen, analog
dengan udara usus pada foto abdomen.
32
DAFTAR PUSTAKA
1. Wu JS, Gorbachova T, Morison WB and Hains AH. 2007. AJR. 188: 1529-
1534.
2. Calhoun JH and Manring MM. Infect Dis N Am. 2005; 19:765-786.
3. Rasad, Sjahriar. Radiologi Diagnostik FKUI edisi kedua. Jakarta :2009. 62-
68.
4. Rasjad C. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi.Jakarta : Yarsif matampone.2007.
5. Reksoprodjo S.Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah.Jakarta : Binarupa aksara.1995.
6. Sjamsuhidajat R, Wim de jong.Pengantar Ilmu Bedah.Edisi2.Jakarta
:EGC.2005.
7. Wibowo S. Daniel. Anatomi Tubuh Manusia. Singapore:Elsevier.2011.
8. Radiopaedia.org/articles/osteomielitis, di akses pada tanggal 5 Agustus 2014