Anda di halaman 1dari 35

JOURNAL READING

RIZKY NOVIANTY
30101507549
PEMBIMBING : dr Tri Marthony Sp. B
PENERBIT

JUDUL
JURNAL

PENULIS

TAHUN TERBIT

KATA KUNCI
INTISARI
LATAR BELAKANG

METODE

HASIL

KESIMPULAN
PENDAHULUAN
Lebih dari 400 ribu kolesistektomi dilakukan di
Amerika Serikat  70 % diantaranya adalah
untuk kasus Kolesistisis Kalkulus Akut

Tindakan operasi cepat untuk kasus kolestisistis telah


menjadi standart yang baik

Waktu untuk pelaksanaan kolesistektomi yang


tepat masih dalam perbincangan

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi 30 hari


setelah pelaksanaan kolesistektomi menggunakan (
ACS-NSQIP)
Penulis berhipotesis bahwa pelaksaanaan
kolesistektomi yang terlambat 2 hari setelah
Hospital Day akan meningkatkan resiko morbiditas
dan mortalitas dalam waktu 30 hari
METODE DAN MATERIAL
SUMBER DATA
Sumber data ACS-NSQIP terdiri dari hasil operasi setelah 30
hari yang diambil secara acak dari institusi yang
berpartisipasi,termasuk 183 lembaga di tahun 2007 hingga 603
lembaga di tahun 2015.

Sumber data dibatasi oleh pelaporan ke tiga operasi


pertama yang dilakukan untuk setiap siklus 8 hari untuk
operasi umum termasuk laporoskopi kolesistektomi.

Kualitas data dipastikan dengan mengharuskan setiap


partisipan yang berpartisipasi untuk terus mengikuti penelitian
selama 30 hari > 80% dan ketidaksetujuan reliabilitas antar
tingkat penilai <5%.
KRITERIA INKLUSI DAN KRITERIA
EKSKLUSI
KRITERIA INKLUSI : KRITERIA EKSLUSI :
◦ Sumber data diambil dari ◦ Pasien yang tidak dilaporkan
tahun 2007-2015 pada pasien Hospital Day
post kolesistektomi sesuai CPT ◦ Pada pasien yang dilakukan
code dan didiagnosis operasi setelah Hospital Day
kolesistisis akut sesuai dengan 7
ICD
HD 1

HD 2
PEMBAGIAN
HOSPITAL DAY
HD 3-7

TEMPORAL TREND IN CHOLESISTECTOMY


:
◦ Cholangiogram
◦ Common Bile Duct Exploration
◦ Laparoskopi Kolesistektomi
KARAKTERISTIK DATA
ANALISIS STASTISTIK

Analisis univariat dilakukan Analisa statistik dilakukan dengan


menggunakan Pearson's Chi square menggunakan Stata 13.1 (Stata-Corp LP,
untuk variabel kategori dan uji Kruskal- College Station, TX) dan nilai p <0,05 dinilai
Wallis untuk variable kontinu sebagai signifikan
HASIL PENELITIAN
DISKUSI
◦ Penanganan kolesistisis akut dengan kolesistektomi perlu dilakukan
secara cepat dengan waktu maksimal yaitu Hospital Day 2.

◦ Penelitian ini mengobservasi bahwa terdapat 1,4 kali peningkatan


komplikasi major dan 2 kali peningkatan kejadian kematian apabila
tindakan operasi ditunda saat Hospital Day- 3 sampai 7.

◦ Hospital Day merupakan predictor bebas pada kejadian kemarin 30


hari setelah dilakukan operasi

◦ Faktor yang berkontribusi lainnya pada komplikasi setelah dilakukan


kolesistektomi berupa, kondisi komorbid penyakit lainnya, status
kesehatan dan operasi terbuka.
◦ Banz et al.yang mengamati peningkatan 2 kali lipat hal yang sama
pada kepatuhan pasca operasi ketika operasi dilakukan pada hari
masuk dibandingkan dengan keterlambatan operasi yang
melewati HD 6.

◦ Blohm et al, mengamati secara signifikan penurunan resiko cedera


saluran empedu saat operasi dilakukan pada HD 1, dengan
peningkatan risiko komplikasi bertahap yang menakutkanuntuk
setiap hari berikutnya saat operasi ditunda.
◦ Penelitian serupa menggunakan data dari ACS-NSQIP dari 2005 hingga
2010 menyimpulkan penundaan operasi setelah HD 4 tidak meningkatkan
morbiditas dan mortalitas pada hari 30-50.

◦ Satu perbedaan utama dalam metodologi adalah bahwa penelitian ini


menggunakan operasi darurat sebagai inklusi kriteria, didefinisikan sebagai
kebutuhan untuk melanjutkan ke ruang operasi selama 12 jam. Dengan
demikian, 83% operasi dilakukan pada HD 1 atau 2 masuk dibandingkan
dengan kelompok kami yang hanya 67 %.

◦ Pada penilitian ini, peneliti hanya memakai kasus yang diklasifikasikan


sebagai kondisi darurat mungkin menghilangkan sebagian besar pasien
yang datang dengan kolesistitis akut yang dianggap sebagian besar ahli
bedah mungkin tidak diklasifikasikan sebagai kondisi darurat dalam
bedah.
◦ Selama periode penelitian, kami mengamati tingkat yang menurun
pada cholecystectomies terbuka , dari 21% pada tahun 2007
menjadi 9% pada tahun 2015. Tren ini bertahan bahkan setelah
kohort kami terbatas pada operasi non-elektif setelah 2012.

◦ Laporan sebelumnya telah menetapkan non-elektif kolesistektomi


memiliki tingkat operasi terbuka yang lebih tinggi karena
peningkatan kesulitan teknis dan pengaturan faktor pasien pada
operasi non elektif.

◦ Penurunan kolesistektomi terbuka yang persisten setelah 2012, ketika


operasi terbatas pada prosedur non-elektif dapat mencerminkan
peningkatan pengalaman ahli bedah dengan laparoskopi terbuka
yang rendah yang terjadi pada 11% kasus, mulai dari 8% pada HD 1
hingga 15% pada HD 3 sampai 7.
◦ Operasi yang ditunda  memperpanjang Length Of Stay  yang
berhubungan dengan biaya kesehatan yang tinggi

◦ Zafar et al. melaporkan penundaan kolesistektomi untuk kolesistitis


akut memiliki peningkatan biaya perawatan kesehatan, dari $8,964
untuk operasi setelah HD 1 hingga $17.745 untuk operasi yang
dilakukan setelah HD 6.

◦ Kolesistektomi  operasi yang paling umum di Amerika yang ke-6 


penanganan yang lebih cepat  penghematan biaya kesehatan
di Rumah Sakit
KETERBATASAN PENELITIAN
◦ Keterbatasan penelitian ini  ketidakmampuan menentukan
apakah keterlambatan operatif adalah efek sekunder dari
komorbid dari penyakit lain choledocholithiasis yang
membutuhkan magnetic resonance cholangiopancreatography
(MRCP) atau endoskopi retrograde cholangiopancreatography
(ERCP) untuk intervensi bedah.

◦ Peneliti melihat  tingkat signifikan yang lebih tinggi untuk kejadian


batu saluran empedu pada pasien dengan kolesistektomi tertunda
pada HD 3 sampai 7.

◦ Namun, batu saluran empedu dengan kode ICD bukan merupakan


prediktor yang baik untuk morbiditas dan mortalitas pada regresi
logistic.
KETERBATASAN PENELITIAN
◦ Peneliti tidak dapat menilai waktu dari gejala mulai masuk rumah sakit
mulai patologi hingga intervensi operasi.
◦ Informasi tentang manajemen pra operasi seperti penggunaan
antibiotik atau penempatan tabung kolesistostomi, diagnosis pra-
operasi, dan komplikasi spesifik yang terkait dengan kolesistektomi,
termasuk cedara saluran empedu atau batu saluran empedu yang
tertahan, tidak tersedia dalam data dasar.
◦ Penunlis menentukan diagnosis kolesistisis akut bedasarkan Diagnosis
pada kode ICD-9 atau 10 dan bukan “patologi” yang sesuai “gold
standart” untuk diagnosis.
KESIMPULAN
◦ Penelitian ini menemukan peningkatan morbiditas dan mortalitas
kolesistektomi selama 30 hari ketika tertunda melewati HD 2.

◦ Faktor kontribusi lainnya termasuk penurunan status kesehatan dan


peningkatan kompleksitas operasi dalam kelompok yang tertunda.

◦ Hospital Day bersifat independen prediktor pada kematian.

◦ Penelitian ini menunjukkan bahwa kolesistektomi pada kolesistitis


akut harus segera ditanganin dengan operasi yang “urgent”
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai