Anda di halaman 1dari 31

Jurnal Reading

Audit of preoperative fluid resuscitation in perfora-


tion peritonitis patients using Physiological and Oper-
ative Severity Score for enUmeration of Mortality and
Morbidity

Oleh :
Xxxxxxx

Pembimbing : dr. R. Vito Mahendra, Sp. B-KBD

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNISSULA SEMARANG
RSI SULTAN AGUNG SEMARANG
2023
IDENTITAS JURNAL

Publikasi

Tahun
Terbit

Judul
Jurnal

Informasi Penulis dan Institusi

1 Fakultas Kedokteran www.unissula.ac.id


ABSTRAK :

Latar Belakang

Tujuan

2 Fakultas Kedokteran www.unissula.ac.id


ABSTRAK :

Metode Penelitian

Hasil

Kesimpulan

2 Fakultas Kedokteran www.unissula.ac.id


pada pasien dengan peritonitis perforasi, pembeda-
PENDAHULUAN han harus sering ditunda sampai status fisiologis
membaik. Namun, studi yang menilai manfaat resusi-
tasi pra operasi pada pasien ini masih sedikit.
hipovolemia berhubungan dengan peritonitis per-
forasi Jika tidak ditangani tepat waktu dapat menye-
babkan sindrom disfungsi multiorgan sistem skoring yang digunakan adalah POSSUM
karena POSSUM telah divalidasi di seluruh dunia
dan belum pernah digunakan untuk menentukan
pemilihan cairan pada resusitasi cairan pra operasi
pasien peritonitis.

Parameter hasil :
• Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tu-
juan resusitasi cairan pra operasi
Tujuan dari penelitian ini untuk mem-
• Morbiditas bandingkan kristaloid versus koloid,
• Kematian dalam manajemen pra operasi
• Lama rawat inap (LOS) pasien dengan
• Komplikasi yang disebabkan oleh jenis peritonitis bakterial sekunder.
cairan yang diberikan

3 Fakultas Kedokteran www.unissula.ac.id


METODE PENELITIAN

Lokasi Sampel
Penelitian ;
Waktu penelitian : penelitian :
Pengambilan data Unit Bedah II,
pasien berjenis kelamin L/P maupun usia
Oktober 2006 hingga Departemen Bedah
April 2009 antara 18 dan 60 tahun dengan
di Rumah Sakit GTB
peritonitis bakterial sekunder
dan UCMS, Delhi

Teknik Pengambilan; Statistik penelitian :


Dilakukan Uji klinis prospektif, SPSS :ANOVA,
double-blind, noncross dan RCT Student's t-test,Chi-square
pada pasien yang memenuhi test.,Tukey's test,
kriteria inklusi dan eksklusi unpaired t- test.
METODE PENELITIAN

KRITERIA EKSKLUSI :
1. Pasien yang menolak persetujuan
KRITERIA INKLUSI: 2. Wanita hamil
1. kasus peritonitis perforasi 3. Pasien dengan alergi yang diketahui atau gejala mani-
2. Usia antara 18 dan 60 tahun. festasi kemungkinan anafilaksis pada pemberian do-
sis uji (HES) 6%
4. Pasien dengan gangguan koagulasi mayor
(waktu tromboplastin parsial teraktivasi > 80 detik, waktu
protrombin > 30 detik)
5. Pasien dengan gagal ginjal (serum creatinine > 2.5 mg
%, urine output (UOP) <20 ml/jam) akibat penyakit gin-
jal medis
6. Pasien dengan insufisiensi hati yang parah
7. Pasien dengan gagal jantung kongestif saat masuk
8. Kasus perforasi traumatic
9. Pasien < 18 tahun atau > 60 tahun
10. Pasien yang telah diresusitasi sebelum mencapai
unit gawat darurat operasi kami.
METODE PENELITIAN

Pasang IV, cateter, NGT dan O2 NK


Pasien yang sesuai dengan pasien menjalani
5lpm, Antibiotik (ciprofloxacin 200
diagnosis klinis Peritonitis serangkaian
mg intravena 12 jam dan metron-
bacterial Sekunder pemeriksaan
idazole 500 mg intravena 8 jam)

Pasien dengan anuria atau oliguria diberikan 1 liter


kristaloid secara intravena dalam waktu 30-60 menit untuk
Pencatatan Score POSSUM meningkatkan UOP . Jika UOP tidak membaik pasien
diberikan injeksi furosemide 40 mg IV. Jika UOP masih
tidak membaik, pasien dikeluarkan dari penelitian.

Pasien di random dan dibagi menjadi 2 kelompok :


A-> lar Kristaloid  lpm tergantung kondisi pasien Pencatatan Pemantauan post
B  larutan HES 6% 130/0.4 (9.1) hingga dosis total Score operasi hingga 30
30 ml/kg berat badan, untuk diinfuskan dengan ke- POSSUM hari keluar RS
cepatan 15 ml/kg berat badan/jam
HASIL

Sebanyak 1490 pasien melakukan


emergencysurgery selama periode ini.

Dari 1490 pasien ini 309 men-


galami peritonitis perforasi.  202
pasien dikeluarkan karena berbagai
alasan dan 107 pasien peritonitis
dimasukkan dalam penelitian:
• 52 diacak ke Grup A (RL),
• 55 diacak ke Grup B (HES 6%).
HASIL

Tabel 2 menunjukkan diagnosis akhir pada 107 pasien yang termasuk dalam penelitian..
HASIL

Group A (52) Group B (55)

Rata Rata Usia (34,63th) 33,44 th 35,57 th

POSSUM Pre-Op 17-48 16-49


( +-16-49)
POSSUM Post-Op 12-38 14-37
( +-12-38)
Rata-rata skor keparahan 15-33 17-25
operasi (15-33)
Waktu terjapainya tujuan 136,8 ± 33,9 menit 130,1 ± 27,6 menit
resusitasi (90-240 menit)
Mortalias (17 pasien) 9 Pasien 8 pasien

LOS (1-32 hari) 13,8 ± 8,5 hari 11,5 ± 6,9 hari


HASIL

Secara keseluruhan (dari 107),


87 (81,3%) pasien
(44 di Grup A dan 43 Grup B) (81,3%)
memiliki total 189 komplikasi
HASIL

kedua kelompok dievaluasi untuk perbandingan dalam hal usia, jenis kelamin,
dan skor POSSUM fisiologis pra-resusitasi.
Kedua kelompok ditemukan sebanding Tabel 4.
HASIL

Tabel 5 menunjukkan perbandingan prediksi morbiditas antara kedua kelompok.


Prediksi rata-rata morbiditas pada saat masuk (yaitu, preresusitasi)
• Grup A adalah 0,867. Setelah resusitasi, berkurang menjadi 0,772 ± 0,172. Pen-
ingkatan morbiditas yang diprediksi ini secara statistik signifikan (P <0,001).
• Grup B, prediksi rata-rata morbiditas pada saat masuk adalah 0,860 ± 0,117. Setelah
resusitasi, menurun menjadi 0,723 ± 0,131. Penurunan ini signifikan (P <0,001).

Namun, penurunan morbiditas yang diprediksi setelah resusitasi lebih besar (0,137)
di Grup B dibandingkan di Grup A (0,095).
HASIL

Efek resusitasi terhadap prediksi mortalitas


Rata-rata preresusitasi memprediksi mortalitas untuk semua pasien tanpa memandang kelompok adalah
0,448 ± 0,210. Itu menurun menjadi 0,282 ± 0,168 setelah resusitasi.

. Rata-rata kematian yang diprediksi pada saat masuk untuk:


• Grup A adalah 0,469 ± 0,219. Setelah resusitasi, menurun menjadi 0,324 ± 0,194.
• Grup B adalah 0,428 ± 0,210. Ini menurun menjadi 0,243 ± 0,129 setelah resusitasi cairan.
Kedua group emiliki penurunan yang signifikan namun Penurunan ini lebih banyak terjadi pada Grup
B (0,185) dibandingkan Grup A (0,145).
DISKUSI

• Pasien peritonitis perforasi dapat memperoleh manfaat dari


resusitasi cairan pra operasi karena mengalami hipovolemia

• Oleh karena itu, untuk mengaudit manfaat resusitasi cairan, kami


memerlukan sistem skoring yang disesuaikan dengan risiko yang
memprediksi mortalitas dan morbiditas. Copeland
mengembangkan POSSUM sebagai alat audit untuk
membandingkan hasil pada pasien bedah POSSI< divalidasi
di seluruh dunia dan mudah digunkan
DISKUSI

• Tujuan penelitian ini adalah untuk :


1. mengukur manfaat resusitasi pra operasi dalam hal
morbiditas dan mortalitas, dengan menggunakan POSSUM,
pada pasien dengan peritonitis perforasi.
2. menemukan cairan pilihan, antara kristaloid dan larutan
koloid, untuk resusitasi pra operasi.
DISKUSI (Manfaat resusitasi cairan pra operasi)
• Studi Mcllroyy meneliti tentang resusitasi cairan pada pasien patologi
gastrointestinal yang meningkatkan prediksi morbiditas dan mortalitas
 namun dalam penelitian mereka sebagian besar berusia lanjut dan 30%
yang mengaami peritonitis.

• Studi kami memberikan bukti tingkat I tentang peran menguntungkan


resusitasi cairan pra operasi pada pasien peritonitis perforasi terlepas
dari jenis cairan yang digunakan; morbiditas dan mortalitas yang
diprediksi berkurang masing-masing sebesar 11,6% dan 16,0%.

• penelitian kami mengatasi kekurangan yang terlihat sebelumnya (dalam


penelitian McIlroy et al.).
DISKUSI ( Pilihan Cairan )

CAIRAN KRISTALOID

Keuntungan Kerugian

Hiperosmolar  volume kecil volume yang relatif besar harus


(waktu infus lebih singkat) yang diinfuskan untuk memulihkan defisit
diperlukan untuk mencapai titik volume intravaskular (aturan
akhir resusitasi. penggantian klasik 3:1).

dapat menyebabkan edema


interstitial
DISKUSI ( Pilihan Cairan )

CAIRAN KOLOID
• larutan kristaloid dengan penambahan partikel koloid inert secara
biologis.
• Tekanan onkotik koloid normal adalah 25
• Dengan tidak adanya kebocoran kapiler dari partikel koloid, larutan
hiperonkotik ini dapat memperluas volume intravaskular hingga 2-3 kali
lipat dari volume yang diinfuskan.
DISKUSI ( Pilihan Cairan )

CAIRAN ALBUMIN
• produk manusia koloid biologis (membawa risiko penularan infeksi).
• albumin harganya sepuluh kali lebih mahal daripada koloid sintetik
lainnya
DISKUSI ( Pilihan Cairan )

CAIRAN HES
• HES sebagai alternatif albumin yang memiliki harga dan secara signifikan lebih murah
bahkan untuk terapi volume yang lama (5 hari) pada sakit kritis.
• HES telah ditemukan lebih baik daripada gelatin termodifikasi sebagai preload volume
sebelum anestesi spinal untuk operasi caesar.
• HES telah ditemukan untuk menghambat aktivasi endotel, sehingga mencegah adhesi
neutrofil selama sindrom sepsis.
• HES menurunkan kebocoran pembuluh darah dan peradangan akut.
• Infusnya tidak memiliki efek merugikan pada parameter koagulasi standar.
DISKUSI ( Pilihan Cairan )

• Studi kami menunjukkan bahwa resusitasi dengan kedua jenis cairan


menurunkan morbiditas dan mortalitas yang diprediksi.
• Manfaatnya lebih besar pada pasien yang diobati dengan koloid.
• penelitian ini menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk resusitasi
cairan sama terlepas dari jenis cairan yang digunakan.
• LOS tetap tidak berubah dengan jenis cairan yang digunakan.
• tidak ada efek samping yang dikaitkan secara khusus dengan jenis cairan
tertentu. Tidak ada contoh reaksi anafilaksis dengan HES..
KESIMPULAN

• Perbaikan prediksi morbiditas dan mortalitas ini lebih banyak terjadi pada pasien yang
menerima HES, tanpa menambah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan resusitasi.

• LOS tidak dipengaruhi oleh resusitasi cairan pra operasi. .

• pilihan cairan mungkin tidak terlalu menjadi masalah. Oleh karena itu, semua pasien dengan
peritonitis perforasi harus diresusitasi menggunakan cairan IV (baik kristaloid atau koloid) secara
dini dan adekuat.

• perawatan harus dilakukan untuk menghindari kelebihan cairan karena hal yang sama telah
dikaitkan dengan peningkatan keparahan disfungsi organ dan hasil yang lebih buruk.
CRITICAL APPRAISAL
CRITICAL APRAISAL

No KRITERIA YA(+) TIDAK (-)


1 Jumlah kata dalam Judul < 12 kata - (21)
2 Deskripsi Judul +
3 Daftar penulis sesuai aturan jurnal +
4 Korespondensi penulis -
5 Tempat dan waktu penelitian dalam judul -
ABSTRAK
1 Abstrak 1 paragraf +
2 Mencakup IMRC +
3 Secara keseluruhan informatif +
4 Tanpa singkatan selain baku +
5 Kurang dari 250 kata - (350 kata)
Pendahuluan
1 Terdiri dari 2 bagian atau 2 paragraf - (4 paragraph)
2 Paragraf pertama mengemukakan alasan dilakukannya penelitian +

3 Paragraf kedua menyatakan hipotesis atau tujuan penelitian -

4 Didukung oleh pustaka yang relevan +


5 Kurang dari 1 halaman =

Bahan dan Metode Penelitian


1 Jenis dan rancangan penelitian +
2 Waktu dan tempat penelitian +
3 Populasi sumber +
4 Teknik sampling +
5 Kriteria inklusi +
6 Kriteria eksklusi +
7 Perincian cara penelitian +
8 Blind +
9 Uji statistik +
10 Program komputer +
11 Persetujuan subjektif +
HASIL
1 Jumlah subjek +
2 Tabel karakteristik subjek +

3 Tabel hasil penelitian +

4 Komentar dan pendapat penulis tentang hasil +


5 Tabel analisis data dengan uji +

Pembahasan, Kesimpulan, Daftar pustaka


1 Pembahasan dan kesimpulan terpisah +
2 Pembahasan dan kesimpulan di paparkan dengan jelas +

3 Pembahasan mengacu pada penelitian sebelumnya +

4 Pembahasan sesuai landasan teori +


5 Keterbatasan penelitian -
6 Simpulan utama +
7 Simpulan berdasarkan penelitian +
8 Saran penelitian -
9 Penulisan daftar pustaka sesuai aturan +
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai