Anthurium PDF
Anthurium PDF
SKRIPSI
HENDRY MAULANA
A14105553
HENDRY MAULANA
A14105553
Disetujui,
Pembimbing
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul” Analisis Preferensi
Konsumen Terhadap Tanaman Hias Athurium (Studi Kasus di PT. Oasis Sentul
Nursery, Kabupaten Bogor)” adalah karya sendiri dan belum pernah diajukan
dalam berntuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan
dari penulis lain yang telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk
daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Hendry Maulana
NRP. A14105553
RIWAYAT HIDUP
Alhamdulillah, atas ridho Allah SWT akhirnya penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan
bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu:
1. Bapak, Ibu dan adik tercinta yang memberikan kasih sayang, doa serta
dukungan, baik moril maupun materil.
2. Ir. Yayah K. Wagiono, MEc sebagai Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, dorongan, saran dan perhatian dalam penulisan
skripsi ini.
3. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS terima kasih atas kesediannya menjadi dosen
evaluator dalam kolokium proposal penelitian yang telah memberikan
masukan dan saran dalam perencanaan penelitian ini
4. Febriantina Dewi, SE. MSc selaku penguji utama yang telah memberikan
masukan untuk penyempurnaan skripsi ini.
5. Ir. Burhanudin, MM selaku penguji komisi pendidikan yang telah memberi
masukan untuk penulisan yang lebih baik.
6. Suci Dwijayanti Lestari, atas dukungan, doa, kasih sayang, kesabaran dan
keceriaan selama proses penulisan skripsi dari awal sampai akhir.
7. Seluruh pegawai di PT. Oasis Sentul Nursery yang telah mengijinkan
penulis melakukan penelitian, serta memberikan informasi kepada penulis
selama penelitian.
8. Dafi, Putu, Aldi, Roy, Syukron, Yayan dan teman-teman Ekstensi atas
dukungan dan kebersamaan yang terjalin selama ini. Serta seluruh pihak
yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya.
Halaman
LAMPIRAN.................................................................................................... 57
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
3. Harga Rata-Rata per Pot Jenis Tanaman Hias Anthurium di PT. Oasis
Sentul Nursery dari Tahun 2006-2008 ................................................ 4
Nomor Halaman
Nomor Halaman
1
Anthurium Tanaman Fenomenal, Artikel. http://www.agrina-online.com. Diakses
tanggal 10 Agustus 2008.
tanaman hias daun mahal ini sangat mudah dirawat. Majalah Flora terbitan Jakarta
2
menobatkan Anthurium sebagai tanaman fenomenal 2007 .
Dinas Pertanian Kabupaten Bogor tahun 2005-2007 mencatat produksi
tanaman hias Anthurium meningkat sebesar 44.431 pohon, yang menggambarkan
bagaimana perdagangan tanaman hias tersebut meningkat, namun pada tahun
selanjutnya produksi menurun 9.242 pohon. Hal ini disebabkan persedian cukup
banyak pada tahun sebelumnya, tidak diiringi dengan penjualan tanaman hias
yang baik sehingga produksi berkurang. Semua ini terjadi karena permainan harga
oleh pedagang tanaman hias Anthurium yang berlebihan sehingga merusak harga
pasar dan berdampak pada penurunan produksi tanaman hias Anthurium. Dapat
dilihat pada Tabel 1.
2
Bermimpi Bersama Anthurium, Rublik. http://www.republika.co.id. Diakses
tanggal 10 Agustus 2008
Pedagang tanaman hias mengharapkan adanya gambaran tentang
preferensi konsumen tanaman hias Anthurium. Banyak hal yang belum diketahui
oleh pedagang tentang atribut apa yang menyebabkan konsumen memilih tanaman
hias untuk kegemarannya atau pengambilan keputusan pembelian.
3
Anthurium , Artikel. http://id.wikipedia.org. Diakses tanggal 12 Februari 2009
2.4. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian Sofiani (2008), mengenai Preferensi Konsumen terhadap
Aglonema Hibrida Lokal (Kasus Konsumen Nursery D5 Hijau Asri Flora, Jakarta
Selatan) menggunakan analisis tabulasi untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi pembelian tanaman Aglonema Hibrida Lokal. Analisis Konjoin
untuk menganalisis preferensi konsumen terhadap Aglonema Hibrida Lokal.
Penelirian Rahmawati (2006), mengenai Preferensi Konsumen terhadap
Anggrek Dendrobium Pot di Taman Anggrek Indonesia Permai di Jakarta dan
Taman Anggrek Ragunan Jakarta Selatan menggunakan analisis tabulasi untuk
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian tanaman Anggrek.
Analisis Chi-square untuk menganalisis preferensi konsymen terhadap Anggrek.
Penelitian Tono (2002), mengenai Preferensi Konsumen terhadap Atribut
Tanaman Hias dalam Ruangan (Indoor Plants) di Kota Bogor (Penerapan Analisis
Konjoin) menggunakan metode survei. Responden dipilih secara accidentally
sampling 90 konsumen individu dan 10 konsumen instansi untuk menganalisis
preferensi konsumen dan perilaku konsumen di daerah Kota Bogor. Sementara
untuk gambaran umum dan kendala-kendala yang dihadapi produsen dalam
menghasilkan tanaman hias dalam ruangan responden yang dipilih secara
purposive 30 orang pedagang dan satu nurseri.
Data dianalisis dengan tabulasi sederhana untuk perilaku konsumen,
sedangkan data mengenai preferensi terhadap tanaman hias dalam ruangan
dianalisis dengan analisis konjoin. Hasil analisis konjoin dapat digunakan untuk
mengukur nilai kegunaan dan nilai relatif penting dari tiap atribut. Nilai kegunaan
menunjukkan preferensi konsumen terhadap taraf suatu atribut dimana nilai
kegunaan tertinggi dari suatu taraf atribut tersebut cenderung disukai konsumen.
Nilai relatif penting menunjukkan indikasi urutan atribut yang dapat
mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi produk.
Motivasi responden dalam mengkonsumsi tanaman hias dalam ruangan
baik pada konsumen individu dan instansi yang utama adalah keindahan dan
pemeliharaan lingkungan. Tanaman hias yang banyak digunakan di dalam
ruangan sebagian besar adalah tanaman hias daun. Penyediaan tanaman hias oleh
instansi umumnya dengan cara menyewa tanaman pada nursery sedangkan pada
konsumen individu dilakukan dengan cara membeli tanaman hias di pinggir jalan.
Sumber informasi utama konsumen individu adalah majalah/buku, konsumen
instansi merasa puas terhadap tanaman hias dalam ruangan yang dibeli atau
disewa.
Preferensi konsumen dilihat dari nilai relatif penting dan nilai kegunaan
atribut tanaman yang diamati. Nilai relatif penting pada konsumen individu untuk
setiap tanaman didominasi oleh ketahanan, kemudian atribut harga, kecuali pada
tanaman dracaena didominasi oleh atribut harga. Nilai relatif penting pada
konsumen instansi untuk setiap tanaman didominasi oleh atribut harga, kemudian
diikuti oleh atribut ketahanan dan ukuran, kecuali pada tanaman anggrek atribut
yang paling mendominasi adalah harga. Nilai kegunaan atribut tanaman pada
konsumen individu dan konsumen instansi relatif sama untuk setiap tanaman yaitu
menyukai tanaman yang tahan lama.
Penelitian Anteng (1999) mengenai preferensi konsumen terhadap bunga
sedap malam berwarna dianalisis dengan menggunakan metode Multiatribut
Fishbein. Hasil penelitian menunjukkan urutan preferensi konsumen terhadap
bunga sedap malam berwarna adalah aroma bunga, kesegaran, warna, harga.
Bunga sedap malam berwarna kuning merupakan produk paling baik karena
produk ini mendapatkan nilai tertinggi, kemudan diikuti oleh warna merah,
oranye, hijau dan biru
Penelitian Effendie (1994) mengenai perilaku konsumen bunga potong
dengan menggunakan metode analisis deskriptif diketahui bahwa golongan
konsumen yang banyak membeli bunga potong setiap hari yaitu golongan
menengah ke bawah 35%, golongan menengah atas 33% dan kalangan atas 32%.
Jenis atau varietas baru, ketahanan dan kesegaran, warna, ukuran serta penampilan
memikat adalah kualitas bunga potong yang dibutuhkan untuk memenuhi selera
dan permintaan konsumen. Perilaku masing-masing golongan konsumen bunga
potong dapat dibedakan menurut selera dan minat dalam memilih kualitas dan
penampilan bunga potong.
Persamaan dari penelitian terdahulu dari penelitian ini adalah membahas
karakteristik konsumen. Sedangkan perbedaannya terdapat pada komoditas dan
alat analsis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan Importance
Performance Analysis (IPA) dan Costumer Satisfaction Index (CSI) untuk
menghitung skor kepuasan atribut secara keseluruhan.
.
III. KERANGKA PEMIKIRAN
Jalankan pencarian
Lanjutkan dengan eksternal
keputusan
Menerapkan kaidah
keputusan
Konsep evaluasi yang terjadi pada diri pembeli sebenarnya sangat sulit
diketahui, sebab kebanyakan konsumen tidak melakukan proses tunggal. Adapun
proses evaluasi dan selektif yang pertama menurut Kotler (2000) adalah pertama,
konsumen berusaha memenuhi suatu kebutuhan. Kedua, konsumen mencari
manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang setiap produk
sebagai sekumpulan atribut atau variabel dengan kemampuan yang berbeda-beda
dalam memberikan manfaat yang dicari untuk memuaskan kebutuhan ini.
Kriteria evaluasi merupakan dimensi yang digunakan dalam menilai
alternatif-alternatif pilihan dan ada dalam banyak bentuk, seperti harga, nama
merek, negara asal, garansi. Kriteria evaluasi yang digunakan oleh konsumen
selama pengambilan keputusan akan bergantung pada faktor, yaitu : (1) pengaruh
situasi, (2) kesamaan alternatif-alternatif pilihan, (3) motivasi, (4) keterlibatan dan
(5) pengetahuan.
Strategi yang digunakan untuk membuat pilihan akhir disebut sebagai
kaidah (Engel et al,1995). Kaidah ini disimpan di dalam ingatan dan diperoleh
kembali jika dibutuhkan. Kaidah keputusan sangat bervariasi dalam hal
kompleksitas. Kaidah juga dapat sangat sederhana misalnya terhadap pemikiran
akan produk apa yang dibeli konsumen terakhir kali di hari tertentu dan sangat
kompleks dimana dapat menyerupai model sikap banyak atribut.
3.1.3.4 Keputusan Pembelian
Pada tahap ini konsumen harus mengambil keputusan mengenai kapan
membeli, dimana membeli, dan bagaimana membayar. Menurut Kotler (2000),
pada tahap evaluasi, konsumen menyusun peringkat merek-merek dalam
himpunan pilihan serta membentuk niat pembelian. Konsumen biasanya akan
membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua faktor bisa muncul antara niat
pembelian dan keputusan pembelian. Diilustrasikan oleh Engel et al (1995) bahwa
pembelian merupakan fungsi dari dua determinan yaitu niat dan pengaruh
lingkungan dan atau perbedaan individu. Pada fungsi kedua, situasi merupakan
variabel yang paling menonjol. Niat pembelian konsumen dapat digolongkan
menjadi dua kategori yaitu (1) produk dan merek dan (2) kelas produk.
Niat pembelian kategori produk dan merek umumnya dikenal sebagai
pembelian yang terencana penuh, karena pembelian yang terjadi merupakan hasil
dari keterlibatan tinggi dan pemecahan masalah yang diperluas. Konsumen
bersedia menyediakan waktu dan energi dalam berbelanja dan membeli sehingga
distribusi menjadi lebih selektif. Pembelian pada kelas produk saja dipandang
sebagai pembelian yang terencana jika pemilihan merek dibuat di tempat
penjualan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5
Keputusan
Evaluasi Niat pembelian
alternatif pembelian
Situasi yang
tidak
diantisipasi
Kepuasan/Ketidakpuasan
X
TKI = x100%
Y
Keterangan : TKI = Tingkat kesesuaian konsumen
Xi = Rata-rata skor penilaiaan terhadap kinerja atribut tanaman
hias Anthurium
Yi = Rata-rata skor penilaiaan kepentingan (harapan) pembeli
Bila bobot tingkat kinerja lebih besar atau sama dengan bobot tingkat
kepentingan (harapan), maka kinerja atribut tanaman hias Anthurium telah
memenuhi harapan pembeli. Sementara itu, bila bobot kinerja lebih kecil dari
bobot tingkat kepentingan (harapan), maka kinerja atribut tanaman hias
Anthurium masih dibawah harapan pembeli. Hal tersebut menunjukan kepuasan
pembeli belum tercapai. Bobot penilaian kinerja atribut tanaman hias Anthurium
dan bobot penilaian kepentingan pembeli dirata-ratakan dan diformulasikan
kedalam diagram kartesisus. Masing-masing atribut diposisikan dalam suatu
diagram, dimana skor rata-rata penilaian pada tingkat kinerja Xi menunjukan
posisi suatu atribut pada sumbu X sementara posisi atribut pada sumbu Y
ditunjukan oleh skor rata-rata tingkat kepentingan (harapan) pembeli terhadap
atribut Yi
X=
∑ Xi dan Y=
∑ Yi
n n
Dimana :
X = Bobot rata tingkat kinerja atribut tanaman hias Anthurium
Y = Bobot rata-rata penilaian tingkat kepentingan (harapan) pembeli
n = Jumlah konsumen
lurus pada titik ( X , Y ). Sumbu X dan Y sebagai garis pembagi ditetapkan nilai
rata-rat tingkat kepentingan dan rata-rata tingkat kinerja yaitu 2,5, hal ini
dilakukan agar menghindari subjektivitas hasil dan tingkat kesesuaian jawaban
dari konsumen. Hasil kalkulasi kemudian diplotkan dalam diagram kartesius yang
terbagi menjadi empat kuadran dan dibatasi oleh sumbu X dan sumbu Y
(Gambar 7).
TINGKAT KEPENTINGAN
Y
PRIORITAS UTAMA PERTAHANKAN POSISI
Kuadran I Kuadran II
Y
PRIORITAS RENDAH BERLEBIHAN
Kuadran III Kuadran IV
X X
PENILAIAN KINERJA
Gambar 7. Diagram Kartesius
Sumber : (Martilla dan James, 1997)
Strategi yang dapat dilakukan berkenaan dengan posisi masing-masing
variabel pada keempat kuadran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
MANAGER
6.1.4 Pekerjaan
Jenis pekerjaan konsumen terbanyak adalah wiraswasta yaitu 30 orang (50
persen) dan pegawai swasta sebanyak 28 orang (46,67 persen). Hal ini
menunjukkan bahwa konsumen yang memiliki pekerjaan wiraswasta ini selain
untuk koleksi pribadi, sebagian dari mereka juga mempunyai usaha tanman dan
menjadikan salah satu mata pencaharian (penghasilan). Konsumen yang
mempunyai pekerjaan sebagai pegawai swasta menunjukan konsumen
mempunyai penghasilan tetap yang mendukung pada pembelian tanaman hias dan
konsumen mempunyai penyaluran hobi tanaman hias untuk menghilangkan
kepenatan dari rutinitas, mereka memanjakan diri dengan menikmati keindahan
dari koleksi tanaman hias yang salah satunya Anthurium. Lebih jelas dapat dilihat
di Tabel 8 berikut ini.
Tabel 14. Manfaat yang Dicari Konsumen dalam Membeli Tanaman Hias
Anthurium
Manfaat Jumlah (Orang) Persentase (%)
Konsumsi pribadi atau koleksi 50 83,33
Dijual 10 16,67
Total 60 100.00
6.2.2 Pencarian Informasi
Setelah terjadi pengenalan kebutuhan, konsumen mungkin terlibat dalam
pencarian akan pemuas kebutuhan yang potensial. Menurut Engel et al (1995)
pencarian internal melibatkan pengetahuan dari ingatan, sementara pencarian
eksternal terdiri dari pengumpulan informasi dari pasar. Tahap ini dianalisis
dengan beberapa pertanyaan yaitu mengenai apa atau siapa yang menjadi sumber
informasi mengenai tanaman hias Anthurium dan fokus perhatian pada informasi
yang telah diperoleh.
Pada Tabel 15 dapat dilihat bahwa mayoritas konsumen mendapatkan
informasi mengenai tanaman hias Anthurium adalah dari iklan media media cetak
terutama pada majalah-majalah yang membahas tanaman hias sebesar 53,33
persen. Kemudian sebesar 36,67 persen berasal dari teman. Sumber informasi
lainnya yaitu dari pameran dan iklan elektronik masing-masing sebesar 5 persen.
Hal ini menunjukan promosi dari iklan media cetak cukup berhasil menarik minat
konsumen selain dari informasi teman yang telah membeli tanaman hias
Anthurium.
Dari tabel di atas, jenis yang pernah dimiliki responden adalah Jermanii
(24,48 persen), Gelombang Cinta (24,48 persen), Hookeri (20,33 persen), Keris
sebesar 14,94 persen, dan Corong (14,94 persen).
6.2.4 Keputusan Pembelian
Pada tahap ini konsumen memutuskan alternatif yang telah diperoleh
untuk dapat diterima. Adapun yang dianalisis pada tahap ini adalah cara
konsumen memutuskan pembelian tanaman hias Anthurium, bagaimana waktu
yang disediakan responden untuk melakukan pembelian, frekuensi pembelian dan
media yang paling mempengaruhi responden dalam memutuskan tanaman hias
Anthurium.
Berdasarkan Tabel 18, kita dapat melihat bahwa 81,67 persen konsumen
memutuskan pembelian tanaman hias Anthurium tergantung situasi, yaitu
menambah stok atau koleksi yang belum dimiliki. Kemudian 13,33 persen
konsumen menyatakan bahwa mereka memutuskan pembelian tanaman hias
Anthurium secara terencana, yaitu pembelian dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
Pada Tabel 19 dapat dilihat bahwa dari 60 orang yang pernah membeli
tanaman hias Anthurium, persentase konsumen yang menyediakan waktu khusus
yaitu 81,67 persen dan 18,33 persen secara kebetulan. Hal ini karena dikondisikan
dengan menambah stok atau keinginan menambah koleksi tanaman hias
Anthurium.
Tabel 25. Niat Konsumen untuk Melakukan Pembelian Ulang Tanaman Hias
Anthurium
Pembelian ulang Jumlah (Orang) Persentase (%)
Ya 33 55
Tidak 27 45
Total 60 100.00
VII. HASIL PREFERENSI DAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN
TANAMAN HIAS ANTHURIUM
4,00
1
2 6
8
9 5
I II
PRIORITAS PERTAHANKAN
UTAMA 3 PRESTASI
2,50 7
4
III IV
PRIORITAS BERLEBIHAN
RENDAH
1,00
1,00 2,50 TINGKAT KEPUASAN 4,00
8.1 Kesimpulan
Hasil analisis-analisis yang telah disajikan maka dapat disimpulkan bahwa
konsumen tanaman hias Anthurium sebagian besar berusia 41-45 tahun yang telah
berkeluarga, berpendidikan tinggi, pendapatan lebih dari lima juta rupiah yang
bekerja sebagai pegawai swasta dan wiraswasta. Sumber informasi bagi
konsumen mengenai tanaman hias Anthurium diperoleh dari media cetak. Faktor
awal yang dipertimbangkan adalah jenis tanaman hias Anthurium.
Berdasarkan hasil Importance Performance Analysis (IPA) terdapat satu
atribut yang menjadi prioritas utama yaitu jenis tanaman dan promosi. Atribut-
atribut tanaman hias Anthurium yang perlu dipertahankan adalah bentuk daun,
ukuran daun, penampilan tanaman, citra yang dibawa tanaman hias dan lokasi.
Serta prioritas rendah yang diperbaiki yaitu tekstur daun dan harga. Nilai Indeks
Kepuasan Konsumen (Customer Satisfaction Index) adalah sebesar 71,66 persen
atau 0,7166 yaitu berada pada range 0,51-0,75. Dengan demikian, tanaman hias
Anthurium di PT, Oasis Sentul Nursery dapat dikatakan sudah memuaskan
konsumen.
8.2 Saran
Saran yang perlu diperhatikan oleh sehingga tingkat preferensi konsumen
meningkat antara lain:
1. Melakukan perbaikan atau peningkatan lagi kinerja pada atribut jenis
tanaman hias Anthurium karena atribut ini menjadi prioritas utama
konsumen membeli tanaman hias Anthurium dengan cara memperbanyak
penyilangan jenis yang berbeda sehingga mendapatkan jenis baru
(Anthurium hibrida).
2. Promosi penjualan lewat website perlu dilakukan sehingga membuka
peluang pasar yang lebih luas lagi bahkan sampai keluar negeri dan
membutuhkan dana yang murah dibandingkan iklan melalui media cetak.
Promosi ini dilakukan dengan membuat website nursery yang berisi profil
secara umum dan produk-produk yang ada di nursery. Dilihat dari
karakteristik konsumen tanaman hias yang mendominasi memiliki tingkat
pendidikan yang tinggi dan sudah terbiasa mengakses atau menggunakan
internet. Sehingga fasilitas kemudahan media promosi seperti internet
perlu dimanfaatkan
3. Penentuan standarisasi harga tanaman hias Anthurium yang jelas dan
bersaing oleh nursery sehingga masih dipercaya oleh konsumen sebagai
pilihan tempat pembelian tanaman hias.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Bustanul. 2007. Analisis Preferensi Konsumen terhadap Ikan Hias Air
Tawar (Studi Kasus di Kota Bogor). Skripsi. Program Sarjana Ekstensi
Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.