Oleh :
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
MALANG
2017
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa segala pernyataan dalam skripsi ini merupakan hasil penelitian
saya sendiri, dengan bimbingan komisi pembimbing. Skripsi ini tidak pernah diajukan untuk
memperoleh gelar sarjana di perguruan tinggi manapun dan sepanjang pengetahuan saya juga
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis oleh orang lain, kecuali dengan jelas
ditunjukkan rujukannya dalam naskah ini dan disebukan dalam daftar pustaka.
Christian Community,,,,,Sebagai Keluarga disaat kita Jauh dari Ortu,, Abang, kakak
terima kasih banyak,,,
Dan Terakhir,,,, SGG 27 E (Rumah di Malang) Tetap semangat buat kita semua,,,Semoga
apa yang kita bangun hari ini,,,Awet sampai Selamanya,,,Sikap, Kebersamaan, Saling
Peduli,,, tidak akan pernah Lupa,,,
Dan yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu terima kasih banyak,,,,,
SUMMARY
Analysis of Consumer attitudes and Behavior in the Fruit Seeds purchasing decision at UD.
Tunas baru, Dau District, Malang, East Java. Dedi Perak Butar-Butar. 135040100111147.
Under Supervised by Wisynu Ari Gutama, SP. M.M.A.
Analisis Sikap dan Perilaku Konsumen dalam Keputusan Pembelian Bibit Buah di UD.
Tunas baru, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dedi Perak Butar-Butar.
135040100111147. Di bawah Bimbingan Wisynu Ari Gutama, SP., M, MA.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan
penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir (Skripsi) yang berjudul “Analisis
Sikap dan Perilaku Konsumen dalam Keputusan Pembelian Bibit Buah di UD. Tunas Baru,
Kecamatan Dau, Kabupaten Malang” ini dengan baik dan lancar.
Skripsi ini berisi uraian kegiatan penelitian mengenai sikap dan perilaku konsumen
dalam melakukan keputusan pembelian bibit buah di UD. Tunas Baru. Penulis banyak belajar
dan memahami perilaku dan sikap terkait pembelian dan banyak bertanya dan melakukan
wawancara kepada konsumen yang datang sehingga cukup mengerti lingkungan yang terjadi
terkait penjualan bibit buah yang ada pada UD. Tunas Baru. Dalam tercapainya tujuan skripsi
ini penulis banyak dibantu oleh rekan, dosen pembimbing dan Bapak Gito sebagai pemilik
UD. Tunas Baru.
Penulis
DAFTAR ISI
1
2
memproduksi jeruk Siam / Keprok dengan persentase 31,86 % atau sekitar 568.774
ton diikuti Sumater utara sebesar 28,02 %, Kalimantan barat sebesar 10,48 %,
Kalimantan selatan sebesar 7,26 % dan terakhir Provinsi Bali sebesar 5,52 % dari
total produksi jeruk nasional sebesar 1.785.256 ton. Mangga, Pisang dan Jeruk
merupakan komoditas buah-buahan unggulan Jawa Timur.
Terlepas dari berhasilnya suatu produksi holtikultura, bibit memegang
peranan penting dalam kegiatan budidaya tanaman. Selain itu, bibit juga merupakan
pembawa gen dari induknya yang menentukan sifat tanaman setelah berproduksi.
Oleh karena itu untuk memperoleh tanaman yang memiliki sifat tertentu dapat
diperoleh dengan memilih bibit yang berasal dari induk yang memiliki sifat tersebut.
Pengertian bibit biasanya diterapkan bagi tanaman buah tahunan. Pada tanaman buah
tahunan, “calon tanaman” dijual dalam bentuk tanaman kecil (bibit). Lain halnya
dengan tanaman sayuran, hias, dan buah semusim yang sering dijual dalam bentuk
biji hasil penangkaran yang biasa disebut benih untuk perbanyakan tanamannya
(Setyawan, 2009).
Kabupaten Malang memiliki luas lahan pertanian 74.433 ha (2017) yang
sebagian besar lahan sekitar 45.888 ha telah digunakan sebagai lahan untuk menanam
tanaman pangan dan palawija. Salah satu produsen usaha pembibitan di Kabupaten
Malang adalah Usaha Dagang Tunas Baru yang menjual bibit buah. UD Tunas Baru
terletak di kecamatan Dau yang merupakan mitra dari CV. Mulyodadi yang terletak
di Jl. Mulyo Agung no.919 Dau, kabupetan Malang Jawa Timur. Lebih dari 20 tahun
sejak didirikan, UD. Tunas Baru menjadi salah satu produsen bibit buah di Malang.
UD ini menjual berbagai bibit buah dengan berbagai varietas, ukuran, dan harga.
3
Salah satu fakta aktual yang terjadi pada UD. Tunas baru adalah minimnya
pembeli bibit buah di UD. Tunas baru (hasil observasi) serta keterbatasan
pengetahuan konsumen tentang teknik pembibitan buah. Melihat fakta actual yang
terjadi bahwa dari minimnya jumlah pembeli lebih didasarkan pada kebutuhan
konsumen akan bibit buah dan menunggu musim yang tepat untuk membeli sehingga
yaitu menjelang awal musim penghujan dan pada musim kemarau pembeli yang
datang lebih banyak membeli eceran. Umumnya berdasarkan hasil observasi selama
seminggu, hasil tanya jawab dengan konsumen, ternyata menemukan bahwa
konsumen lebih tertarik membeli daripada menanam dari biji. Membeli bibit di awal
diharapkan dapat menjadi modal yang baik dalam melakukan budidaya bibit terlebih
ketika membeli bibit terbukti tanya jawab dan pelayanan yang diberikan oleh pemilik
usaha akan membuka peluang dalam budidaya bibit yang baik sehingga kebanyakan
pelanggan lebih memilih untuk membeli bibit.
Analisis sikap dan perilaku konsumen dalam keputusan pembelian dinilai
dapat menjadi solusi untuk mengetahui hubungan konsumen dengan produsen. Fakta
dari sikap dan analisis perilaku konsumen dapat menjawab keluhan konsumen terkait
atribut produk yang disenangi oleh konsumen dalam membeli bibit. Oleh karena itu,
pentingnya peran konsumen dalam membantu pemilik usaha agar dapat melakukan
pembenahan dan juga memperbarui atribut-atribut yang terkait dalam permasalahan
keputusan pembelian. Konsumen sebagai pembeli bibit memiliki kriteria dalam
memilih bibit yang diinginkan seperti dari segi harga, varietas, ukuran, dan lainnya.
Keputusan konsumen dalam pembelian buah merupakan keputusan mutlak yang
didasari oleh niat dan keinginan konsumen untuk mencoba dan merasakan produk
bibit buah. Keinginan pembelian, juga dipengaruhi oleh daya tarik yang diberikan
oleh bibit yang dibeli. Ada juga minat untuk membeli konsumen dipengaruhi oleh
sugesti orangtua, teman, tetangga ataupun ada pengaruh sosial yang lain.
4
1.4 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan
yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
7
8
sehat dan tanpa bahan kimia dan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan
dibandingkan dengankonvensional. Mereka juga memperhatikan topikalitas produk
namun utamanya mempengaruhi keputusan pembelian mereka terhadap anggur
organik dengan rasa ingin tahu mereka dan prestise yang akan mereka dapatkan
dengan membeli produk ini..
Penelitian keempat kang et.al (2015) yang berjudul,“
Penelitian empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Keputusan
Pembelian Benih yang Diulang untuk Petani ( Studi kasus penggunaan Investigasi
berdasarkan 519 petani sayuran di Kota Wuhan). Metode yang digunakan dala
penelitian dengan menggunakan metode setimasi likehood dan metode dong mei long
luan, dan fungsi logit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikannya,
risikonya sikap dan fitur dasar rumah tangga lainnya, serta kualitas benih,
kenyamanan, hubungan kepercayaan, hambatan transfer dan faktor pemasaran
lainnya memiliki dampak signifikan terhadap kemauan pembelian benih berulang,
namun faktor fitur bisnis petani tidak berpengaruh signifikan. Petani dengan tingkat
pendidikan tinggi atau fitur preferensi risiko lebih bersedia untuk mencoba varietas
baru. Meningkatkan nilai pemasukan petani untuk benih yang dibeli dan kepercayaan
pada distributor, serta kualitas benih yang relatif tinggi, akan meningkatkan kesediaan
petani untuk mengulang benih membeli; sedangkan biaya yang lebih tinggi untuk
mencari informasi, biaya untuk studi teknis dan lainnya faktor penghambat transfer
memiliki efek penghalang yang signifikan pada petani, yang mencegahnya dari
pembelian benih varietas baru dan menghalangi promosi varietas baru.
Penelitian kelima yang dilakukan oleh dilakukan oleh Naratama dkk (2016),
yang berjudul “Aplikasi Theory Reasoned Action (TRA) dalam Menjelaskan Niat
membeli Produk Hijau di Kota Denpasar”. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kuantitatif yang berbentuk asosiatif yang menguji hubungan antara
pengetahuan tentang lingkungan, sikap pada lingkungan, norma subjektif dan niat
membeli produk hijau. Responden yang digunakan sebagai sampel yaitu dengan 5-10
kali jumlah variabel yang diteliti. Karena jumlah indicator dalam penelitian berjumlah
15 maka ditentukan sebanyak 105 responden penelitian. Berdasarkan hasil proses
10
Ada pengaruh signifikan pada keputusan petani untuk mengadopsi tanaman GM.
Studi tersebut juga menemukan bahwa kesadaran tentang rekayasa genetika bukanlah
faktor penting dalam proses pengambilan keputusan petani untuk mengadopsi
tanaman modifikasi genetic (GM).
Dari hasil penelitian terdahulu terdapat kemiripan dalam metode analisis
yang digunakan yaitu menggunakan alat analisis SPSS dengan uji Cocran test,
multiciri fishbein, menggunakan meode TRA (Theory Reasoned Action) dengan
menganalisis atribut-atribut produk untuk mengetahui analisis sikap dan perilaku
dalam niat membeli konsumen dan memberikan gambaran konsumen terkait atribut-
atribut yang benar-benar dipertimbangkan konsumen dalam membeli suatu produk.
Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian terdahulu adalah
tempat penelitian. Dimana penelitian yang dilakukan dan yang dijadikan tempat
penelitian adalah UD. Tunas baru yang menjual beragam bibit buah di kecamatan
Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur serta atribut-atribut uji yang diberikan pada
angket penelitian yang berjumlah delapan atribut yaitu bentuk morfolgis bibit, daya
tahan bibit, ukuran bibit, varietas, harga, fasilitas, pelayanan dan promosi.
12
percobaan dan analisis terhadap konsumen mengenai ketertaikan dan apa yang
membuat konsumen tertarik dalam membeli barang atau jasa.
Berdasarkan hasil defenisi yang disampaikan oleh ahli Kotler dan Kanuck
(2008) sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan menurut peneliti perilaku konsumen
adalah cara konsumen berpikir baik buruknya suatu barang atau jasa dan pernah
mengevaluasi pemakaian dalam menggunakan barang atau jasa yang dibeli tersebut.
Rangsangan Pemasaran
Produk
Harga Ciri-Ciri Pembeli
Saluran Budaya
Pemasaran Sosial
Promosi Pribadi
Psikologi
Rangsangan Lain
Ekonomi Proses Keputusan
Teknologi Pembelian
Pemahaman masalah
Politik
Pencarian Informasi
Budaya
Pemilihan Alternatif
Keputusan Pembelian
Perilaku Pasca
Pembelian
Keputusan Pembeli
Pemilihan Produk
Pemilihan Merek
Pemilihan Saluran
Pembelian
Penentuan waktu
Pembelian
Jumlah Pembelian
itu pemasar harus mampu memahami yang menjadi kebutuhan konsumen yang
dipengaruhi keputusan pembelian.
1. Faktor Kebudayaan.
Faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku
konsumen. Faktor kebudayaan terdiri dari: budaya, sub budaya, kelas sosial,
2. Faktor Sosial.
3. Faktor Pribadi.
4. Faktor Psikologis.
tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri atas lima
tahap yaitu sebagai berikut:
Perilaku
pascapembelian
1. Menguatkan sikap positif di antara pengguna dan merek yang telah ada.
Perusahaan dapat menggunakan iklan untuk menjaga sikap positif pengguna
terhadap merek yang dijual. Pemasar dalam hal ini berusaha memastikan
loyalitas pengguna inti.
2. Menarik pengguna baru untuk menggunakan merek produk yang telah ada
dengan menekankan manfaat positif dari merek itu. Dalam hal ini, pihak
pemasar dapat menarik pengguna baru atas produk yang telah beredar di
pasar dengan cara memperlihatkan bahwa merek produk dapat lebih baik
memberikan manfaat yang diinginkan daripada merek lainnya.
3. Memposisikan produk baru kepada pengguna yang telah ada. Pada
umumnya perusahaan selalu berusaha mengeluarkan produk baru. Produk
baru yang diluncurkan ditujukan untuk memenuhi keinginan pengguna
yang telah ada dari kategori produk. Hal ini bisa dilakukan dengan
memperluas lini merek yang telah ada. Misalnya Pepsodent mengeluarkan
pasta gigi dengan berbagai atribut, seperti untuk gigi berlubang, perlindungan
gusi, dan sebagainya.
4. Memposisikan produk baru kepada pengguna baru dan pasar yang baru
muncul. Perusahaan seringkali mengeluarkan produk baru untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan pasar dan konsumen yang baru muncul. Dalam
hal ini, pemasar bukan bermaksud menguatkan sikap positif, tetapi
berusaha mengubah sikap konsumen. Misalnya Toshiba memperkenalkan
laptop untuk para eksekutif yang super sibuk.
24
Latar belakang dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi analisis sikap
dan perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian bibit buah di UD. Tunas baru.
Keputusan pembelian konsumen merupakan suatu keputusan yang dianggap tepat
dalam membudidayakan tanaman buah-buahan untuk mencapai kepuasan konsumen.
Minat dari keputusan pembelian diharapkan dapat mencapai kepuasan konsumen
terlebih untuk mengembangkan potensi tanaman buah-buahan di kabupaten Malang.
Potensi tingkat perkembangan usaha bibit tanaman buah-buahan sangat besar
dan sangat berpeluang menjadi usaha dalam jangka panjang. Usaha pembibitan
merupakan usaha yang sangat menguntungkan. Kegiatan pembibitan memiliki
banyak resiko dan butuh perawatan yang baik. Untuk itu, diperlukan suatu
manajemen yang baik untuk dapat menjaga kualitas bibit serta menjaga peluang
konsumen untuk membeli lagi di kemudian hari.
Salah satu kegiatan pembibitan tanaman buah tahunan terdapat di UD. Tunas
baru di Kabupaten Dau, Malang, Jawa Timur. Setiap harinya bibit tanaman dirawat
dan disiram. Perawatan terhadap bibit tanaman juga harus diperhatikan setiap hari.
Sebagai sebuah usaha dagang, UD. Tunas baru juga melakukan mitra dengan CV.
Mulyodadi sebagai mitra lahan budidaya. Dengan luas lahan hamprr 2,5 Ha, UD.
Tunas baru juga berperan membantu dalam kegiatan budidaya dan penangkaran bibit.
Setiap hari UD. Tunas baru melakukan transaksi penjualan bibit buah dengan
konsumen. Tidak ada batasan jumlah konsumen yang membeli bibit buah di UD.
Tunas baru. Keputusan konsumen dalam pembelian buah merupakan keputusan
mutlak yang didasari oleh niat dan keinginan konsumen untuk mencoba dan
merasakan produk bibit buah. Keinginan pembelian juga dipengaruhi oleh daya tarik
yang diberikan oleh bibit yang dibeli. Ada juga minat untuk membeli konsumen
dipengaruhi oleh sugesti orangtua, teman, tetangga ataupun ada pengaruh social yang
lain. Penelitian yang saya lakukan mengenai atribut bibit buah yaitu bentuk fisiologis
bibit, daya tahan, varietas,ukuran, harga, fasilitas, pelayanan, dan promosi. Delapan
25
26
atribut ini juga akan dilakukan uji Cochran Q Test untuk mengatahui penting atau
tidaknya atribut yang akan diuji dengan jawaban “Ya” atau “Tidak”. Norma subjektif
yang mempengaruhi perilaku konsumen dianalisis menggunakan metode TRA
(Theory Reasoned Action) kemudian mempersentasekan besaran jumlah konsumen
yang dipengaruhi oleh pengaruh social (norma subjektif) dalam satuan persen (%).
Analisis sikap dan perilaku konsumen diharapkan mampu untuk menjawab apakah
terdapat hubungan sikap dan perilaku yang mempengaruhi dan apakah atribut produk
yang sangat mempengaruhi dari kedelapan atribut yang diujikan kepada konsumen
dalam membeli bibit buah di UD. Tunas baru. Untuk menjawab rangkaian penelitian
dari awal hingga analisis sikap dan perilaku konsumen dapat dilihat pada gambar 3.
27
Fakta : Bibit buah Harapan :
Norma Subjektif
Sikap
Keyakinan Normatif Motivasi
(NB) (MC)
Evaluasi (ei) Kepercayaan (bi)
1. Teman
2. Keluarga
Atribut Bibit buah
3. Tetangga
1. Bentuk Morfologis Bibit 6. Fasilitas
2. Daya tahan Bibit 7. Pelayanan
3. Varietas Bibit 8. Promosi
4. Ukuran Bibit Theory Of Reaction Action (TRA)
5. Harga Bibit
Multiciri fishbein
Keterangan
Alur Berpikir :
Alat Analisis :
Bagan 1. Kerangka Analisis Sikap dan Perilaku Konsumen dalam Keputusan Pembelian Bibit
buah pada UD. Tunas baru.
28
Lanjutan tabel 2 .
No. Konsep Atribut Pengukuran Variabel Skala pengukuran
Produk
pertimbangan konsumen
untuk membeli
4. Ukuran Bibit Cochran Q Test Skor Untuk Kuesioner
-Ya = Jika Ukuran bibit
menjadi
pertimbangan konsumen
untuk membeli.
- Tidak = Jika ukuran
bibit tidak menjadi
pertimbangan konsumen
untuk membeli.
5. Harga Bibit Cochran Q Test Skor Untuk Kuesioner
-Ya = Jika harga bibit
menjadi petimbangan
konsumen untuk
membeli.
- Tidak = harga bibit
tidak menjadi
pertimbangan konsumen
untuk membeli.
6. Fasilitas Cochran Q Test Skor Untuk Kuesioner
-Ya = Jika fasilitas bibit
menjadi pertimbangan
konsumen untuk
membeli.
- Tidak = Jika fasilitas
bibit tidak menjadi
32
Tabel 3. Skala pengukuran variabel sikap konsumen terhadap pembelian bibit buah di
UD. Tunas baru
No Konsep Sikap Pengukuran variabel Skala Pengukuran
1. Bentuk Morfologis Model Multiciri Fishbein Skor untuk Kuesioner :
Bibit Kepercayaan = Tingkat
(5) Sangat penting =
kepentingan konsumen
Jika konsumen merasa
terhadap bentuk fisiologis
sangat puas terhadap
bibit.
bentuk morfologis bibit.
(4) Penting = Jika
Evaluasi = Tingkat
konsumen puas
kepuasan Konsumen
terhadap bentuk
terhadap bentuk fisiologis
morfologis bibit.
bibit.
(3) Cukup = Jika
konsumen cukup puas
terhadap bentuk
morfologis bibit.
(2) Tidak Penting =
Jika konsumen merasa
tidak puas terhadap
bentuk morfologis bibit.
(1) Sangat Tidak
Penting = Jika
konsumen merasa
sangat tidak puas
terhadap bentuk
morfologis bibit.
2. Daya tahan bibit Model Multiciri Fishbein Skor untuk Kuesioner :
Kepercayaan = Tingkat
(5) Sangat penting =
kepentingan konsumen
Jika konsumen merasa
terhadap daya tahan bibit.
sangat puas dengan
daya tahan bibit yang
Evaluasi = Tingkat
dibeli.
kepuasan Konsumen
(4) Penting = Jika
terhadap daya tahan bibit
konsumen merasa puas
dengan daya tahan bibit
yang dibeli.
34
Lanjutan tabel 3 .
Konsep Sikap Pengukuran Variabel Skala Pengukuran
Lanjutan tabel 3 .
Konsep Sikap Pengukuran Variabel Skala Pengukuran
4. Ukuran Bibit Model Multiciri Fishbein Skor untuk Kuesioner :
Kepercayaan = Tingkat
(5) Sangat penting =
kepentingan konsumen
Jika konsumen sangat
terhadap ukuran bibit.
merasa puas dengan
ukuran bibit yang
Evaluasi = Tingkat
dibeli.
kepuasan Konsumen
(4) Penting = Jika
terhadap ukuran bibit.
konsumen merasa puas
dengan ukuran bibit
yang dibeli.
(3) Cukup Jika
konsumen merasa
cukup puas dengan
ukuran bibit yang
dibeli.
(2) Tidak Penting =
Jika konsumen merasa
tidak puas dengan
ukuran bibit yang
dibeli.
(1) Sangat Tidak
Penting = Jika
konsumen sangat
merasa tidak puas
dengan ukuran bibit
yang dibeli.
5. Harga Bibit Model Multiciri Fishbein Skor untuk Kuesioner :
Kepercayaan = Tingkat
(5) Sangat penting =
kepentingan konsumen
Jika konsumen merasa
terhadap harga bibit.
harga bibit yang dibeli
sangat terjangkau.
Evaluasi = Tingkat
(4) Penting = Jika
kepuasan Konsumen
konsumen merasa harga
terhadap harga bibit.
bibit yang dibeli
terjangkau.
(3) Cukup = Jika Jika
konsumen merasa harga
bibit yang dibeli cukup
terjangkau.
36
Lanjutan Tabel 3.
Konsep Sikap Pengukuran Variabel Skala Pengukuran
(2) Tidak Penting =
Jika konsumen merasa
harga bibit yang dibeli
tidak terjangkau..
(1) Sangat Tidak
Penting = Jika
konsumen merasa harga
bibit yang dibeli sangat
tidak terjangkau.
6. Fasilitas Model Multiciri Fishbein Skor untuk Kuesioner :
Kepercayaan = Tingkat
(5) Sangat penting =
kepentingan konsumen
Jika konsumen merasa
terhadap fasilitas yang
sangat puas terhadap
terdapat pada UD. Tunas
fasilitas di UD. Tunas
baru (seperti tempat parkir,
baru.
toilet, dan kantung plastik
(4) Penting = Jika
bibit)
konsumen merasa puas
terhadap fasilitas di
Evaluasi = Tingkat
UD. Tunas baru.
kepuasan konsumen
(3) Cukup = Jika
terhadap fasilitas yang
konsumen merasa
terdapat pada UD. Tunas
cukup puas terhadap
baru (seperti tempat parkir,
fasilitas di UD. Tunas
toilet, dan kantung plastik
baru.
bibit).
(2) Tidak Penting =
Jika konsumen merasa
tidak puas terhadap
fasilitas di UD. Tunas
baru.
(1) Sangat Tidak
Penting = Jika
konsumen merasa
sangat tidak puas
terhadap fasilitas di
UD. Tunas baru.
7. Pelayanan Model Multiciri Fishbein Skor untuk Kuesioner :
Kepercayaan = Tingkat
(5) Sangat penting =
kepentingan konsumen
Jika konsumen merasa
terhadap pelayanan yang
sangat puas terhadap
terdapat pada UD. Tunas
pelayanan yang
baru.
terdapat di UD. Tunas
37
baru.
Evaluasi = Tingkat (4) Penting = Jika
kepuasan konsumen konsumen merasa puas
terhadap bentuk fisiologis terhadap pelayanan
bibit. yang terdapat di UD.
Tunas baru.
(3) Cukup = Jika
konsumen merasa
cukup puas terhadap
pelayanan yang
terdapat di UD. Tunas
baru.
(2) Tidak Penting =
Jika konsumen merasa
tidak puas terhadap
pelayanan yang
terdapat di UD. Tunas
baru.
(1) Sangat Tidak
Penting = Jika
konsumen merasa
sangat tidak puas
terhadap pelayanan
yang terdapat di UD.
Tunas baru.
8. Promosi Model Multiciri Fishbein Skor untuk Kuesioner :
Kepercayaan = Tingkat
(5) Sangat penting =
kepentingan konsumen
Jika konsumen merasa
terhadap promosi
sangat puas terhadap
penjualan di UD. Tunas
promosi penjualan di
baru.
UD. Tunas baru.
(4) Penting = Jika
Evaluasi = Tingkat
konsumen merasa puas
kepuasan konsumen
terhadap promosi
terhadap promosi
penjualan di UD. Tunas
penjualan di UD. Tunas
baru.
baru.
(3) Cukup = Jika
konsumen merasa
cukup puas terhadap
promosi penjualan di
UD. Tunas baru.
38
Lanjutan Tabel 3.
No. Konsep Sikap Pengukuran Variabel Skala Pengukuran
(2) Tidak Penting =
Jika konsumen merasa
tidak puas terhadap
promosi penjualan di
UD. Tunas baru.
(1) Sangat Tidak
Penting = Jika
konsumen merasa
sangat tidak puas
terhadap promosi
penjualan di UD. Tunas
baru.
Lanjutan Tabel 4.
No. Konsep Perilaku
Konsumen (Norma
Subyektif)
Tingkat Keyakinan sangat yakin bahwa
konsumen bahwa referensi referensi dari Teman
dari Teman menginginkan menginginkan untuk
untuk melakukan melakukan pembelian
pembelian terhadap bibit terhadap bibit buah.
buah. (4) Jika Konsumen
yakin bahwa referensi
Motivasi = Tingkat dari Teman
motivasi konsumen menginginkan untuk
terhadap Teman sebagai melakukan pembelian
referensi dalam melakukan terhadap bibit buah
keputusan pembelian bibit (3) Jika referensi
buah. Teman cukup
(2) Jika referensi dari
Teman tidak
termotivasi
(1) Jika referensi dari
Teman sangat tidak
termotivasi
3. Tetangga Keyakinan Normatif = (5) Jika Konsumen
Tingkat Keyakinan sangat yakin bahwa
konsumen bahwa referensi referensi dari Tetangga
dari Tetangga menginginkan untuk
menginginkan untuk melakukan pembelian
melakukan pembelian terhadap bibit buah.
terhadap bibit buah. (4) Jika Konsumen
yakin bahwa referensi
Motivasi = Tingkat dari Tetangga
motivasi konsumen menginginkan untuk
terhadap Tetangga sebagai melakukan pembelian
referensi dalam melakukan terhadap bibit buah
keputusan pembelian bibit (3) Jika referensi
buah. Tetangga cukup
(2) Jika referensi dari
Tetangga tidak
termotivasi
(1) Jika referensi dari
Tetangga sangat tidak
termotivasi
40
Lanjutan Tabel 4.
No. Konsep Perilaku Pengukuran Variabel Skala Pengukuran
Konsumen (Norma
Subyektif)
3. Skor untuk kuesioner :
(1) bermaksud untuk
membeli
(2) ragu-ragu untuk
membeli
(3) tidak bermaskdu
untuk membeli.
41
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Pendekatan Penelitian
41
42
dalam penelitian adalah konsumen yang datang langsung ke UD. Tunas baru. Oleh
karena jumlah atribut yang digunakan berjumlah 8 atribut dan jika dikalikan dengan 5
maka didapatkan 40 responden penelitian.
( )( ( )
Q
44
Keterangan :
Q = Q Hitung
k = Jumlah atribut bibit buah yang diuji
i = Atribut bibit buah
j = Responden bibit buah
Ri = Jumlah jawaban “Ya” pada semua atribut bibit buah
Cj = Jumlah jawaban “Ya” pada taribut ke I
Setelah diperoleh data diatas, maka dapat dilakukan tabulasi data dengan 1
untuk jawaban “Ya” dan skor 0 untuk jawaban “Tidak”. Untuk rumusan pengujian
hipotesis sebagai berikut :
H0 = semua atribut mempunyai proporsi jawaban “Ya” yang sama
H1 = semua atribut mempunyai proporsi jawaban “Ya” yang tidak sama
1. Jika Q hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima
Artinya belum ada kesepakatan diantara responden tentang atribut-atribut yang
benar-benar sudah dipertimbangkan untuk membeli bibit buah . Dengan hasil
seperti itu, maka diperlukan pengujian ulang dengan membuang atribut dengan
jawaban “Ya” yang sedikit.
2. Jika Q hitung < t tabel, H1 ditolak dan H0 diterima
Artinya telah ada kesepakatan antara responden tentang atribut-atribut yang benar-
benar sudah dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk membeli bibit buah.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai Q hitung dengan
nilai Chi Square tabel .
4.4.2 Uji Validitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana kecermatan dan ketepatan
alat ukur tersebut dapat melakukan fungsi ukurnya dengan baik dan sesuai ketentuan.
Tes validitas adalah skala dimana kesimpulan yang dibuat berdasarkan dengan skor
menurut angka menjadi sesuai, bermakna dan berguna. Validitas dinilai berdasar pada
tujuan, populasi, dan karakteristik lingkungan dimana pengukuran dilakukan. Uji
45
( )( )
r=
√ ( ) ( ( ) )
Keterangan :
r = koefisien korelasi
x = jumlah skor pernyataan
y = jumlah skor total pernyataan
N = jumlah responden
r= [ [1 - ]
( )
46
Keterangan :
r = koefisien reliabilitas instrument (cronbach alpha)
k = banyaknya butir pertanyaan
∑ δb2 = jumlah varians butir
δ t2 = total varians
4.4.4 Analisis Perilaku Konsumen
Metode yang digunakan untuk menganalisis sikap konsumen dalam
keputusan pembelian bibit buah pada UD. Tunas baru adalah model multiciri
fischbein. Model ini digunakan untuk menganalisis sikap konsumen terhadap atribut.
1. Model Multiciri Fiscbein
Model multiciri fiscbein ini menggunakan analisis yang menjawab tujuan
yang kedua. Model ini digunakan untuk menganalisis sikap konsumen terhadap
atribut dari bibit buah yang nantinya mempengaruhi keputusan pembelian. Model
multiciri fiscbein dapat menjelaskan dua jenis sikap berdasarkan objek sikap yaitu
sikap terhadap obyek dan sikap terhadap perilaku. Rumus model multiciri fiscbein
adalah sebagai berikut :
Ab = ( )( )
Keterangan :
Ab = sikap konsumen terhadap atribut bibit buah
bi = kepercayaan konsumen terhadap atribut bibit buah
ei = evaluasi konsumen terhadap atribut bibit buah
n = jumlah atribut bibit buah pada sampel
i = atribut yang sedang diuji
Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan menentukan atribut objek
sikap.Kemudian menganalisis evaluasi (ei) yang berhubungan dengan atribut yang
menyangkut rasa suka konsumen atas kondisi atribut. Selanjutnya, dilakukan analisis
kepercayaan (bi) yang berhubungan dengan kemungkinan suatu merek yang memiliki
47
atribut tertentu. Dari perhitungan yang dilakukan, diperoleh skor sikap sehingga
diperlukan interpretasi. Oleh karena itu, digunakan skala interval dengan rumus :
Keterangan :
m = skor tertinggi yang mungki terjadi
n = skor terendah yang mungkin terjadi
b = jumlah skala penilaian yang dibentuk
Tabel 5. Skala Interval Skor Sikap (Ab)
Skala Sikap Interpretasi
(41-64) Negatif
(65-87) Netral
(88-110) Positif
SN = ( )( )
Keterangan :
48
SN = Norma Subyektif
NB = Keyakinan norma individu
MC = motivasi konsumen
m = banyaknya referen yang relevan
Setelah menemukan nilai norma subyektif tersebut kemudian
diinterpretasikan apakah mempengaruhi atai tidaknya terhadap pembelian bibit buah.
Setelah itu, menghitung nilai perilaku pembelian menggunakan analisis theory of
reasoned action. Hubungan antara maksud dan dua komponen yang membentuk
perilaku dinyatakan dengan persamaan :
Keterangan :
B = Perilaku
BI = maksud perilaku
AB = sikap terhadap perilaku
SN = norma subyektif
w1w2 = bobot yang menggunakan pengaruh relative dari komponen
Penentuan bobot w1 dan w2 dijabarkans sebagai berikut :
W1 = dan W2 =
Dimana :
Keterangan :
GMAB = Grand mean nilai sikap
GMSN = Grand mean norma subyektif
49
Keterangan :
a = jumlah atribut
m = skor tertinggi yang mungkin terjadi
n = skor terendah yang mingkin terjadi
b = jumlah skala penilaian yang ingin dibentuk
Tabel 6. Skala Interval Skor Maksud Perilaku (BI)
Skala Maksud Perilaku Interpretasi
(41,94 - 57,65) Tidak bermaksud untuk membeli
(57,66 – 73,37) Ragu-ragu untuk membeli
(73,37 – 89,06) Bermaksud untuk membeli
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
UD. Tunas baru merupakan usaha dagang yang bergerak dalam menjual
bibit di kabupaten Malang, Jawa Timur. UD. Tunas baru terletak di jl. Mulyoagung
no. 919 kecamatan Dau, kabupaten Malang, Jawa Timur. UD.Tunas baru didirikan
sejak tahun 1990 dan dimiliki oleh bapak Sugito yang biasa disapa bapak “gito”.
Awal tahun 1986 sampai 1987 bapak gito mulai melakukan budidaya bibit buah
dengan dimodali oleh dinas pertanian kabupaten.
Selanjutnya, beliau mendapatkan untung yang cukup untuk melakukan dan
mengembalikan modal pinjaman dinas kabupaten. Seiring berjalannya waktu, bapak
sugito memperkerjakan pegawai yang mula-mula berjumlah 5 orang. Beliau
merupakan mantan pegawai dinas kabupaten yang telah berpengalaman di bidang
pembibitan buah hingga pada akhirnya dia berusaha berbisnis untuk melakukan
pembibitan di daerah Dau dengan luas lahan hampir 3 Ha. Bibit-bibit yang dijual
bapak sugito sendiri merupakan bibit hasil okulasi, stek dan cangkok, dimana bapak
sugito mahir dalam perbanyakan bibit secara vegetative.
Pada tahun 2017, usaha dagang ini memiliki 13 pekerja yang terdiri dari 8
pekerja pria dan 5 pekerja wanita. Rata-rata umur pekerja di UD. Tunas baru telah
berumur karena sudah hampir 15- 20 tahun bekerja di UD. Tunas baru tersebut. Bibit
yang dijual juga beraneka ragam dengan jumlah hampir ribuan bibit yang dapat dijual
secara borongan ataupun eceran. Hampir sebagian besar bibit buah yang diminati
dijual di UD. Tunas baru seperti bibit durian, kelengkeng, jeruk ,mangga dan lain-
lain. Pemasok bibit juga tersebar di beberapa tempat seperti di pasuruan, lamongan
blitar dan bali. Seperti bibit durian yang berasal dari blitar dan jeruk keprok berasal
dari banyuwangi. Pemasok ini juga bekerja sama dengan UD. Tunas baru dengan
saling bertukar informasi mengenai pemasaran bibit yang ada di daerah masing-
masing untuk dapat melakukan pemasaran yang efektif. Untuk lebih jelasnya, bibit
yang dijual di UD. Tunas baru dapat dilihat pada tabel 7.
50
51
Tabel 7. Daftar bibit buah yang dijual pada UD. Tunas baru
No Nama Bibit Harga Satuan / bibit (Rp)
1 Durian 35000
2 Sawo 25000
3 Blimbing 15000
4 Nangka 10000
5 Mangga 10000
6 Manggis 20000
7 Jambu 30000
8 Salak 10000
9 Kelapa 10000
10 Kelengkeng 35000
11 Rambutan 25000
12 Sirsak 25000
13 Jeruk 15000
14 Sukun 15000
15 Alpukat 15000
16 Duku 15000
17 Anggur 30000
18 Kedondong 20000
Sumber : Data Primer Diolah, 2017.
Berdasarkan tabel 7, menjelaskan terdapat 18 item bibit buah yang dijual
dengan harga yang bervariasi mulai dari Rp.5000 sampai Rp.35.000/ bibitnya. Untuk
ukuran bibit dan varietas tiap bibit buah terapat perbedaan yaitu semakin besar
ukuran bibit dan semakin baiknya kualitas bibit maka harga bibit akan semakin
mahal. Penjualan bibit dilakukan dari mulai pukul 07.00 pagi hingga oukul 17.00 sore
setiap harinya. UD. Tunas baru buka setiap hari, tetapi segala kegiatan pekerja atau
karyawan hanya bekerja dari Senin-Jumat.
5.2 Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah
karakteristik demografi konsumen yang membeli bibit buah di UD. Tunas baru.
Karakteristik demografi adalah ciri yang menggambarkan perbedaan masyarakat
berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan dan tingkat pendapatan
konsumen dan lain-lain. Karakteristik demografi sangat sesuai diterapkan pada UD.
52
Tunas baru karena dapat mengetahui dengan pasti segmentasi yang diharapkan oleh
pemilik UD. Tunas baru. Penelitian dilakukan pada responden yang pernah membeli
dan mengetahui secara pasti atribut-atribut dari bibit buah. Peneliti menggunakan 40
responden dengan karakteristik jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, jenis
pekerjaan dan pendapatan.
5.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Penelitian menggunakan karakteristik jenis kelamin untuk mengetahui
apakah jenis kelamin mempengaruhi dalam pembelian bibit buah. Terdiri dari 2 jenis
kelamin yaitu laki-laki dan perempuan yang diberi symbol (L) untuk laki-laki dan (P)
untuk perempuan. (lihat pada lampiran 1)
Tabel 8. Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Keseluruhan
No. Jenis Kelamin Responden bibit buah Persentase (%)
1. Laki-laki 33 82,5 %
2. Perempuan 7 17,5 %
Total 40 100 %
Sumber : Data Primer diolah (2017)
Berdasarkan data tabel 8, menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah
laki-laki yang berjumlah 33 orang atau 82,5 % dari total responden. Sedangkan
responden perempuan berjumlah 7 orang atau sekitar 17,5 % dari total responden
keseluruhan. Hal ini menunjukkan bahwa responden laki-laki lebih sering membeli
bibit buah pada UD. Tunas baru dibandingkan responden perempuan.
53
Atribut yang dijui menjadi tinggal bentuk morfologis bibit (A1), daya tahan bibit
(A2), varietas bibit (A3), Ukuran (A4), fasilitas (A6), pelayanan (A7), dan promosi
(A8). Hasil uji Cochran ke-2 diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 14. Proporsi Jawaban Ya (Uji 2)
No. Atribut Jawaban YA
1. Bentuk morfologis bibit 40
2. Daya tahan bibit 39
3. Varietas bibit 40
4. Ukuran bibit 38
5. Fasilitas 33
6. Pelayanan 37
7. Promosi 29
Sumber : Data Primer diolah, (2017)
Keterangan :
Q Hitung : 33,375
Alpha : 0,05
Df (k-1) :6
T tabel : 12,592
Berdasarkan tabel 14, menunjukkan bahwa diperoleh Q hitung sebesar
33,375 sedangkan t tabel sebesar 12,592. Keputusan pengujian II adalah H0 ditolak
dan Ha diterima karena Q hitung > t tabel dan pada uji ini masih belum ada
kesepakatan dari responden tentang atribut. Selanjutnya perlu dilakukan pengujian
ulang yaitu uji III dengan mengeliminasi jawaban “YA” paling sedikit yaitu pada
atribut A8 (promosi). Promosi menjadi alasan konsumen yang tidak terlalu
dipertimbangkan konsumen karena sebagian besar konsumen menganggap bahwa
UD. Tunas baru masih kurang dalam kegiatan promosi bibit sehingga sebagian besar
konsumen hanya mengetahui UD. Tunas baru dari kerabat ataupun tetangga atas
dasar omongan dari mulut ke mulut. Promosi juga masih sebatas daerah Dau dan
sekitarnya sehingga dari data diri responden diketahui bahwa konsumen yang
membeli bibit untuk daerah Malang masih kurang karena bauran promosi masih
belum luas. Tersisa 6 atribut yang akan dilakukan pada uji III ini. Hasil uji III
Cochran didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 15. Proporsi Jawaban Ya (Uji 3)
58
Alpha : 0,05
Df (k-1) :4
T tabel : 9,488
Berdasarkan tabel 16, Menunjukkan bahwa Q hitung sebesar 5,667 dan t
tabel sebesar 9,488. Keputusan pengujian ini adalah Ha ditolak dan H0 diterima.
Karena Q hitung < t tabel maka tidak perlu dilakukan uji lagi. Pengujian IV telah
memenuhi syarat Uji I cochran maka dapat disimpulkan bahwa terdiri dari 5 atribut
bibit buah yang dpeertimbangkan dalam keputusan pembelian bibit buah adalah
bentuk morfologis bibit, daya tahan bibit, varietas bibit, ukuran bibit dan pelayanan.
Alasan bentuk morfolgis bibit paling banyak dipertimbangkan konsumen adalah
karena bentuk secara kasat mata dapat mempengaruhi konsumen berniat untuk
membeli dan seluruh responden merasa bentuk morfolgis bibit yang terdapat pada
UD. Tunas baru sudah sangat baik. Daya tahan bibit juga sangat dipertimbangkan
konsumen karena konsumen menganggap daya tahan bibit yang dibeli sangat baik
dan bibit yang telah ditransplanting dapat tumbuh optimal sehingga konsumen
memiliki keinginan untuk membeli lagi di kemudian hari. Alasan konsumen melihat
atribut dari segi varietas juga sudah sangat sesuai dan konsumen yang sebagian besar
sudah pernah membeli bibit merasa sangat puas dari bibit yang dibeli sehingga
banyak konsumen yang berniat membeli lagi. Atribut ukuran juga dipertimbangkan
konsumen dalam membeli bibit karena ukuran bibit dinilai dapat mempengaruhi
konsumen dalam membeli. Besar kecilnya ukuran bibit memberi gambaran
pertumbuhan baik atau tidak nantinya bibit yang dibudidayakan. Pelayanan menjadi
atribut terakhir yang juga sangat dipertimbangkan konsumen dalam membeli karena
sebagian besar menganggap pelayanan di UD. Tunas baru sangat ramah dan kesan
yang dialami juga sangat baik dilihat dari cara konsumen meminta bantuan pemilik
usaha menjelaskan bagaimana teknik budidaya yang baik dan benar sehingga
menimbulkan sikap yang positif bagi konsumen dan mau membeli lagi di kemudian
hari. Berikut ini merupakan tabel literasi uji I – IV.
60
Tabel 18. Hasil Uji Validitas Evaluasi (ei) dan Kepercayaan (bi) Atribut bibit buah di
UD. Tunas baru
No. Atribut Uji Validitas
1. Bentuk Morfologis bibit Valid
2. Daya Tahan bibit Valid
3. Varietas bibit Valid
4. Ukuran bibit Valid
5. Pelayanan Valid
Sumber : Data Primer Diolah, (2017)
Berdasarkan tabel 18, menjelaskan bahwa atribut yang terdiri dari bentuk
morfologis bibit, daya tahan bibit, varietas bibit, ukuran dan pelayanan dinyatakan
valid. Hasil uji atribut dapat dilihat pada lampiran . Dapat disimpulkan bahwa setiap
butir pertanyaan yang terdapat pada kuisioner mudah dimegerti dan dipahami oleh
konsumen atau responden, dan hasil jawaban dapat disinkronkan untuk memmahami
keputusan pembelian bibit buah dengan melihat hasil jawaban yang diberikan pada
atribut bibit buah berdasarkan skala likert.
Uji validitas untuk variabel keyakinan normatif (NB) dan motivasi (MC)
masing- masing terdiri dari 3 referensi yaitu keluarga, teman dan tetangga. Hasil uji
validitas variabel keyakinan normative (NB) dan motivasi (MC) dalam membeli bibit
buah tersaji pada tabel 19.
Tabel 19. Hasil Uji Validitas Keyakinan Normatif (NB) dan Motivasi (MC) dalam
membeli bibit buah di UD. Tunas baru
No. Kelompok Referensi Uji Validitas
1. Keluarga Valid
2. Teman Valid
3. Tetangga Valid
Sumber : Data Primer Diolah, (2017)
Pada tabel 19, menjelaskan bahwa hasil uji validitas variabel keyakinan
normative (NB) dan motivasi (MC) untuk setiap kelompok referensi ataupun
pengaruh social yang bersal dari luar diri responden yaitu keluarga, teman, dan
62
tetangga dinyatakan valid. Hasil uji validitas dapat dilihat pada lampiran . Hal
tersebut menunjukkan bahwa pertanyaan yang terdapat pada kuesioner mampu
menjadi pertimbangan dalam diri konsumen meskipun dalam kenyataanya konsumen
yang membeli bibit kebanyakan tidak tidak terpengaruh dari referensi atau dalam arti
lain konsumen yang datang ke UD. Tunas baru berencana benar-benar untuk membeli
dan tidak tergantung ataupun dipengaruhi oleh referensi dari keluarga, teman,
maupun tetangga. Hasil rekapan uji validitas yang membuktikan bahwa atribut yang
diujikan benar-benar valid dapat dilihat pada tabel 20.
Tabel 20. Hasil Uji Validitas Setiap Butir Pertanyaan Atribut dengan Komponen
Norma subjektif Kepercayaan dan Motivasi.
No. Variabel Keterangan
1. Kepercayaan (bi) Valid
2. Evaluasi (ei) Valid
3. Keyakinan (NB) Valid
4. Motivasi (MC) Valid
Sumber : Data Primer Diolah, (2017).
5.4.2 Hasil Uji Reliabilitas
Uji relialibilitas adalah uji yang digunakan untuk mengukur tingkat
konsistensi dari sebuah kuisioner penelitian. Relialibilitas merupakan kelanjutan dari
uji validitas dengan syarat uji validitas dapat dinyatakan valid kemudian dilakukan uji
relialibilitas untuk mengukur konsistensi dari angket atau kuisioner penelitia.
Perhitungan uji relialibilitas juga didasarkan pada nilai skor yang sama seperti uji
validitas. Uji reliabilitas juga memiliki syarat R hitung > R tabel dengan n= 40,
didapar R tabel sebesar 0.3044. Hasil uji relialibilitas keseluruhan variabel disajikan
pada tabel 21.
Tabel 21. Hasil Uji Relialibilitas Keseluruhan Variabel .
No. Variabel Alpha Cronbach R tabel Keterangan
1. Kepercayaan (bi) 0,562 > 0.3044 Reliabel
2. Evaluasi (ei) 0,510 > 0.3044 Reliabel
3. Keyakinan (NB) 0,600 > 0.3044 Reliabel
4. Motivasi (MC) 0,736 > 0.3044 Reliabel
63
Tabel 23. Skor Kepercayaan (bi) dan Evaluasi (ei) Terhadap Atribut bibit buah
No. Atribut Skor Rata-rata Skor Rata-rata
Kepercayaan (bi) Evaluasi (ei)
1. Bentuk morfologis bibit 4,25 4,225
2. Daya tahan bibit 4,15 4,30
3. Varietas bibit 4,175 3,675
4. Ukuran bibit 4,05 4,15
5. Pelayanan 4,10 3,75
Sumber : Data Primer Diolah, (2017)
Berdasarkan tabel 23, dapat dilihat skor rata-rata variabel kepercayaan dan
evaluasi yang memiliki skor rata-rata adalah 4 yang menunjukkan bahwa responden
menaruh kepercayaan yang baik terhadap bibit yang ada pada UD. Tunas baru. Skor
tertinggi rata-rata kepercayaan yaitu konsumen melihat bentuk morfologis (baik
tidaknya rupa batang, cabang dan daun bibit buah yang dibeli), diikuti atribut varietas
bibit, daya tahan, ukuran dan pelayanan. Sedangkan untuk skor terendah dari skor
rata-rata evaluasi yang diperoleh bahwa varietas bibit dan pelayanan dianggap cukup
dipertimbangkan oleh konsumen dalam membuat keputusan untuk membeli bibit
buah. Varietas bibit dan pelayanan yang ada pada UD.Tunas baru dianggap tidak
terlalu penting bagi konsumen untuk niat membeli bibit. Daya tahan bibit, bentuk
morfologis serta ukuran dianggap baik dan diperhitungkan konsumen dalam niat
membali bibit.
5.5 Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Bibit Buah
5.5.1 Hasil Analisis Theory Reasoned Action (TRA)
Analisis theory reasoned action merupakan analisis yang digunakan untuk
mengukur perilaku konsumen yang lebih menekankan pada maksud perilaku serta
mengetahui bagaimana nilai kepercayaan konsumen dengan evaluasi konsumen
dalam membeli bibit serta menghubungkan apakah terdapat pengaruh social (Social
Intention) yang dihubungkan kedalam peran keluarga, teman ataupun tetangga yang
mempengaruhi konsumen dalam membeli bibit buah.
66
a) Tidak adanya niat konsumen untuk membeli lagi atau kurang baiknya atribut
bibit yang terdapat pada UD. Tunas baru yang membuat konsumen merasa
tidak puas
b) Kebutuhan konsumen kurang membutuhkan bibit buah
c) Tidak adanya pengaruh norma subjektif (keluarga ,teman dan tetangga) yang
mendorong konsumen untuk membeli bibit buah.
Pengelompokkan responden berdasarkan skor maksud perilaku (BI) yang
diperoleh.
Tabel 24. Distribusi Responden Berdasarkan Skala Skor Maksud Perilaku (BI)
Skala Maksud Perilaku Interpretasi Responden Persentase (%)
41,94 – 56,65 Tidak bermaksud 7 17,5%
untuk membeli
56,66 – 73,37 Ragu-ragu untuk membeli 20 50 %
faktor umur awal hingga panen cukup lama karena buah yang dibibitkan adalah bibit
buah tahunan. Musim-musim tertentu juga akan berdampak terhadap pertumbuhan
bibit (hasil wawancara). Sebagian besar konsumen juga tertarik membudidayakan
bibit sebagai bahan koleksi di pekarangan dan juga ada yang membeli bibit dalam
jumlah yang besar untuk dibudidayakan di perkebunan dan menjadi peluang usaha
dan ada juga yang membeli bibit untuk dijual kembali ke luar pulau (hasil
wawancara).
Dari hasil olahan data juga dapat dilihat pengaruh social yang menunjukkan
referensi (keluarga, teman, tetangga) yang berdampak terhadap keinginan bertindak
responden. Perhitungan rata-rata tersebut dapat dilihat pada tabel 25.
Tabel 25. Hasil Rata-rata SN Terhadap Perilaku Konsumen Bibit buah
Referensi Keyakinan normative Motivasi Norma Subjektif
(NB) (MC) (SN)
Keluarga 3,95 3,90 15,65
Teman 3,50 3,37 12,05
Tetangga 3,12 3,07 10,02
Total 10,57 10,34 37,75
Sumber : Data Primer Diolah, (2017)
Pada tabel 25, menjelaskan bahwa tingkat pengaruh norma subyektif (SN)
dalam pembelian bibit buah berdasarkan referensi sebesar 37,75. Norma subjektif
(SN) diperoleh dari perhitungan jumlah komponen keyakinan normative (NB) dengan
motivasi (MC). Perhitungan nilai norma subjektif tertinggi dipengaruhi oleh keluarga
dengan nilai 15,65 sedangkan nilai terendahnya berada pada norma subjektif tetangga
dengan nilai 10,02. Dapat disimpulkan bahwa referensi dari keluarga dominan
mempengaruhi konsumen dalam membeli bibit buah.
Kemudian setelah nilai sikap (Ab) dan norma subjektif (SN) diketahui, untuk
selanjutnya guna mendapatkan hasil maksud perilaku (BI) responden, dilakukan
dengan menghitung besar bobot atau nilai yang menyatakan pengaruh relative dari
(Ab) dan w1 serta bobot atau nilai relative dari perhitungan (SN) dan w2 terhadap
perilaku. Untuk perhitungan (SN), (Ab), w1 dan w2 dapat dilihat pada lampiran.
Secara garis besar dapat dilihat perhitungan w1 yang dipengaruhi atribut dengan w2
69
yang dipengaruhi norma subjektif atau referensi dimana nilai w1 sebesar 0,66 (66%)
lebih besar dibandingkan dengan nilai w2 sebesar 0,34 (0,34%) yang menunjukkan
bahwa atribut bibit buah lebih mempengaruhi responden dalam melakukan niat
membeli dibandingkan dengan pengaruh social atau mormatif subjektif. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 26.
Tabel 26. Hasil Skor Rata-rata BI untuk Perilaku Membeli Bibit buah
Variabel Rata -rata
w1 0,66
Ab 83,72
w2 0,34
SN 37,45
B ~ BI = w1(Ab) + w2 (SN) 68,03
Sumber : Data Primer Diolah, (2017)
Tabel , menjelaskan bahwa skor rata-rata maksud perilaku membeli bibit
buah sebesar . Pengaruh yang paling besar dari faktor internal konsumen yang
mencakup 5 atribut bibit buah yang telah diuji dengan skor rata-rata (Ab) 83,72 atau
dengan bobot (w1) sebesar 0,66 (66%). Untuk faktor pengaruh sosial yang
dipengaruhi oleh referensi keluarga, teman, tetangga yaitu dapat dilihat pada skor
rata-rata SN sebesar 37,45 dan dipengaruhi oleh w2 sebesar 0,34 (34%). Hasil skor
rata-rata maksud perilaku (BI) sebesar 68,03 yang menunjukkan bahwa konsumen
dominan bersikap ragu-ragu untuk membeli, yang menunjukkan bahwa meskipun
konsumen percaya dengan kualitas bibit buah yang ada di UD. Tunas baru tetapi
kebutuhan yang hanya kadang-kadang dan tidak rutin menjadikan pembeli bibit buah
belum dapat dikatakan kontinyu.
Sikap dan perilaku pada hakikatnya merupakan suatu hubungan yang
berbanding lurus. Pembentukan sikap dan niat bertindak sejalan dengan perilaku yang
dilakukan seseorang. Terlebih dalam melihat sesuatu yang dinilai menarik dan dapat
dicoba sebagai kebutuhan baru dapat menciptakan suatu ketertarikan dan perasaan
suka serta memberi kepuasan untuk dapat menggunakan kembali baik barang
ataupuan jasa yang dibeli atau digunakan. Perilaku dalam hal ini adalah sikap dan
keinginan bertindak untuk membeli bibit buah yang terdapat di UD. Tunas baru.
70
72
73
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan peneliti pada UD. Tunas baru ataupun
penelitian selanjutnya adalah :
1. Promosi sebagai atribut yang kurang dipertimbangkan konsumen perlu
diperbaharui dengan cara bauran promosi lewat media elektronik atau dengan
membuat website untuk lebih memperluas dan memberikan informasi produk dan
mengadakan penyuluhan terkait bibit buah agar dapat membuka peikiran
masyarakat agar mau melakukan budidaya tanaman buah-buahan sebagai peluang
usaha yang menguntungkan dalam jangka panjang.
2. Sikap dan perilaku konsumen dalam membuat keputusan membeli sudah baik
sehingga perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi kualitasnya. Terlebih ke
pelayanan perlu tetap terus dipertahankan.
3. Sebagai suatu wirausaha di bidang usaha dagang, peningkatan pangsa pasar perlu
diperluas dengan cara mencari ikatan kerjasama di bidang jual-beli bibit di luar
Malang sehingga bibit lebih mudah tereksplor dan meningkatkan niali jual serta
produktivitas buah di masa yang akan datang menjadi semakin baik dan terus
mengalami peningkatan.
4. Saran yang dapat diberikan kepada peneliti selanjutnya adalah lebih mendalam lagi
dalam menjelaskan mengenai sikap dan perilaku konsumen, dan menambahkan
lagi literature yang terbaru mengenai sikap dan perilaku konsumen sehingga dapat
menciptakan perbandingan yang menarik sebagai bahan kajian penelitian perilaku
konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, 2014. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
(RENSTRA SKPD). Jawa Timur, Indonesia.
Imelda Sri dkk. 2014. Pengaruh Sikap Dan Norma Subyektif Terhadap Minat Konsumen (Studi
Pada Pengguna Refill Tinta Printer Dataprint Di Banjarmasin). SMART – Study &
Management Research | Vol XI , No.2 – 2014. Politeknik Negeri Banjarmasin,
Kalimantan Selatan.
Kang, Guoguang, Fang Cai,Shengyong Zhang, 2015. Empirical Research on Factors that
Influence the Behavior Decision of Repeated Seed Purchase for Farmers –Field
investigation based on 519 vegetable farmers in Wuhan City. Huazhong Agricultural
University, Wuhan, Hubei, China.
Kotler, Philip, 2008. Manajemen Pemasaran, Edisi Milennium diterjemahkan oleh Benyamin
Molan, PT. Prenhaalindo, Jakarta.
Laporan Bank Indonesia, 2015. Laporan Bank Indonesia tentang Kredit Usaha Pembibitan
Tanaman Buah-Buahan.Bank Indonesia.2015.
Naratama dkk.2016. Aplikasi Theory of Reasined Action (TRA) dalam Menjelaskan Niat beli
Produk Hijau di Kota Denpasar. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 3, 2016: 1770-
1799. Universitas Udayana, Bali. Indonesia.
Setyawan, 2009. Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.
Solomon, M, R.2007 Consumer Behavior :Buying, Having, and Being. New Jersey. Pearson
Education, Inc.
74
75
Sumarwan, Ujang, Aldi Noviandi, Kirbrandoko, 2013. Analisis Proses Keputusan Pembelian,
Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Beras Organik di Jabotabek. Institut Pertanian
Bogor. Indonesia.
World Agroforestry Center, 2009. Perbanyakan dan budidaya tanaman buah-buahan dengan
penekanan pada durian, mangga, Jeruk, Melinjo dan sawo: pedoman lapang
Internasional.Centre for Research in Agroforestry (ICRAF) dan Winrock International
Bogor, Indonesia.
Wuryandari, Nur Endah Retno, 2014. Faktor Sikap dan Perilaku Konsumen. Mercubuana
University, fakultas Ekonomi dan Bisnis. Jakarta, Indonesia.