Anda di halaman 1dari 2

TEORI ETIKA DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERETIKA

2.1 Etika dan Moral

Terdapat beberapa definisi mengenai etika. Brooks dan Dunn (2012) menggunakan definisi
dari Encylopedia of Philosophy, yang melihat etika dari tiga definisi :
1. Pola umum atau cara pandangan kehidupan
2. Sekumpulan aturan perilaku atau kode moral
3. Pertanyaan mengenai cara pandang kehidupan dan aturan perilaku
Definisi pertama terkait dengan etika agama, definisi kedua terkait dengan etika profesional
dan perilaku tidak beretika. Sedangkan definisi ketiga berhubungan dengan cabang filsafat.
Etika profesi akuntansi tentunya berhubungan dengan definisi kedua.
Selanjutnya, jika definisi kedua dikaji lebih lanjut, maka menurut Encylopedia of Philosophy,
aturan perilaku atau kode moral ini memiliki empat karakteristik, yaitu :
1. Kekayaan tentang sifat manusia
2. Keyakinan tentang cita-cita, tentang sesuatu yang baik atau berharga untuk dikejar
atau di capai
3. Aturan mengenai apa yang harus dikerjakan dan tidak dikerjakan
4. Motif yang mendorong kita untuk memilih tindakan yang benar atau yang salah.
Keempat karakteristik ini menjadi perhatian dari teori-teori etika. Teori-teori ini sebetulnya
berakar pada filsafat etika, yang mana setiap teori masih dipertanyakan kelemahan dan
kekurangannya. Namun dengan mengaitkannya dengan keempat karakteristik ini diharapkan
akan membantu pemahaman mengenai etika sebagai sekumpulan aturan perilaku atau kode
moral.
Seluruh teori pada dasarnya membahas apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan.
Namun, masing-masing teori memiliki penekanan yang berbeda. Misalnya, utilitarianisme
menekankan pentingnya aturan untuk mengejar apa yang baik atau diinginkan, sementara
deontology lebih menekankan pada motif pengambilan keputusan beretika. Etika virtue
cenderung untuk melihat secara lebih utuh sifat kemanusiaan manusia.
Menurut Brooks dan Dunn (2012) terdapat tiga dasar mengapa manusia melakukan tindakan
beretika, yaitu agama, hubungan dengan pihak lain dan persepsi tentang diri sendiri. Agama
pada dasarnya sudah mengatur atau memberi petunjuk mengenai seluruh tindakan manusia di
dunia yang harus dilakukan dan tidak dilakukan. Dasar yang kedua adalah hubungan dengan
pihak lain. Manusia minimal tidak merugikan pihak lain dan yang terbaik adalah memberikan
manfaat kepada orang lain. Penjabaran hubungan dengan pihak lain yang cukup populer
belakangan ini adalah compassionate (berbelas-kasih dengan sesama). Bentuk lainnya seperti
kasih sayang, cinta, simpati, dan lain-lain. Dasar yang ketiga adalah persepsi tentang diri
sendiri. Manusia berupaya melakukan tindakan yang memberikan manfaat bagi dirinya
sendiri.
Brooks dan Dunn (2012) membedakan antara mementingkan diri sendiri dengan egois. Egois
adalah melakukan tindakan yang memberikan manfaat bagi diri sendiri dengan tidak
memerdulikan apakah tindakan tersebut merugikan pihak lain atau tidak. Sedangkan
mementingkan diri sendiri adalah melakukan tindakan yang memberi manfaat bagi diri
sendiri dengan tidak merugikan pihak lain.

Anda mungkin juga menyukai