dengan perinsip kerja tali, crane digunakan untuk angkat muatan secara vertikal
dan gerak kearah horizontal bergerak secara bersama dan menurunkan muatan ke
tempat yang telah ditentukan dengan mekanisme pergerakan crane secara dua
derajat kebebasan.
Jenis-jenis Crane
Crane stasioner yang dapat diputar atau crane putar yang diam ditempat
umumnya merupakan crane yang tetap dengan tiang miring yang dapat berputar
pada sumbu vertikal. Crane jenis ini yang sekarang sangat populer adalah tower
crane. Di dalam proyek konstruksi bangunan bertingkat, tower crane sangat cocok
dipakai untuk pelayanan bangunan bertingkat (high rise building) untuk melayani
daerah konstruksi sesuai luas lahan. Tower crane menjadi sentral atau alat yang
paling utama karena dalam proyek gedung bertingkat, tower crane digunakan
untuk mengangkat muatan secara horisontal maupun vertikal, menahannya apabila
diperlukan, dan menurunkan muatan ke tempat lain yang ditentukan dengan
mekanisme pendongkrak (luffing), pemutar (slewing), dan pejalan (travelling).
Crane yang bergerak pada rel umumnya terdiri dari crane kantilever dan
monorel (baik yang berupa dapat diputar maupun tidak) yang bergerak lurus pada
suatu jalur khusus.
Crane tanpa lintasan terdiri dari atas crane tiang yang dipasang di atas truk,
mobil atau traktor agar dapat bergerak pada jalan berkapur, berbatu, dan beraspal.
Crane yang dipasang pada lokomotif atau traktor atau kendaraan beroda
belakang, termasuk pula crane tiang yang lebih kuat yang bergerak pada jalur rel,
jalan tanah dan di dalam gudang.
5. Crane Jembatan
Crane jembatan terdiri dari crane yang berjalan pada jembatan rangka dan
yang bergerak pada jalur rel yang dibentang pada permukaan tanah. Untuk rel
yang dibentang di permukaan tanah, jembatannya dilengkapi dengan kaki
pendukung yang tinggi, yang dipasang pada kedua sisi jembatan (gantri dan
jembatan pemindah muatan) atau hanya pada satu sisi jembatan (semigantri).
Crane tipe jembatan dkelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Crane berpalang
b. Crane berpalang tunggal untuk gerakan overhead.
c. Crane berpalang ganda untuk gerakan overhead.
d. Gantry crane dan semi gantry
Maintenance
Pengertian Maintenance
1. Agar suatu alat selalu dalam keadaan siaga siap pakai (high availiabilit )
a. Preventive Maintenance
1) Periodic Maintenance
2) Schedule Overhaul
b. Corrective Maintenance
Ada beberapa jenis perawatan yang dilakukan pada mesin Crane, antara
lain sebagai berikut.
1. Safety Instruction
3. Foundation
4. Machine Installation
Dalam pemasangan mesin harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh
pihak produsen. Faktor ketepatan (alignment) pemasangan komponen-
komponen motor merupakan salah satu hal yang mutlak harus diperhaikan.
Pemasangan komponen-komponen penunjang seperti kopel harus dilakukan
sesuai dengan instruksi yang tertera, karena bila terjadi ketidaksesuaian
pemasangan akan berdampak buruk pada kinerja motor.
Selain hal-hal teknis tersebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan juga
yaitu, tempat yang akan dipasang harus dipastikan dalam kondisi bersih, siap
untuk dilakukan pemasangan, memiliki akses yang cukup untuk melakukan
perbaikan (terdapat unit pembantu lain), dan memiliki saluran udara yang
terbebas dari partikel-partikel yang dapat merusak kondisi mesin.
5. Commisioning
Sebelum melakukan starting pada motor ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan seperti, kopel motor dan perlengkapan mekanis lainnya sudah
terpasang dengan sesuai, motor fan berputar pada arah yang sesuai, kondisi
pendingin tidak tersumbat, posisi semua brush pada motor sudah sesuai,
kondisi komutator bersih, rangakain elektrik terhubung dengan baik,
komponen pelindung sudah terlihat baik, dan memiliki nilai isolasi hambatan
yang sesuai.
7. Insulation Resistance
Proses pengecekan nilai isolasi hambatan pada motor harus dilakukan cukup
sering. Selain terbilang mudah, dengan dilakuakn pengecekan ini maka nilai
isolasi hamabatan pada motor dapat terpantau terus. H. Brushes and
Commutation Pemilihan jenis brush yang digunakan pada motor menjadi
salah satu faktor penentu kinerja mesin. Brush juga harus dilakukan
penggantian bila sudah habis masa pemakainnya. Selain brush, kondisi
komutasi (penyearahan) juga harus diperhatikan. Banyak hal yang
mempengaruhi kondisi tersebut, seperti kelembapan udara, partikel debu, dan
komposisi gas yang ada di udara.
8. Commutator
9. Lubrication
10. Cleaning
Faktor terpenting daritindakan pencegahan adalah memastikan kondisi
bagian-bagian motor bersih, mesin motornya itu sendiri ataupun komponen
penunjang lainnya. Dalam melakukan proses ini juga harus hati-hati karena
bila prosesnya salah maka dapat memperburuk kondisi motor.
11. Filter
Proses pembongkaran dan perakitan motor harus dilakukan secara tepat. Bila
tindakan-tindakan yang dilakukan tidak sesuai dengan prosedur yang ada,
maka hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja motor nantinya.
Operasional fungsi dari limit switch, dengan cara jalankan crane tanpa
beban pada hook secara perlahan-lahan sampai mengenai limit switch.
Sambungan seperti baud, mur, pin pengunci dst, yang mungkin aus atau
kekenduran.
Komponen rail, beam dll, yang mungkin mengalami deformasi, retak atau
pecak atau karena kerusakan yang diakibatkan karena adanya korosi.
Komponen mekanik seperti Poros, bearing, pin, roda gigi, roller, pengunci
dan klem, yang mungkin mengalami aus, pecah, retak atau distorsi beban.
Komponen motor yaitu unjuk kerja dari motor, komutator serta slip ring
dan bushes, dan lain-lain.
Komponen Rantai dan Sproket dari kerak-kerak logam dan kotoran yang
berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.polsri.ac.id/1649/3/BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwjA9-
y1tpPjAhVDWX0KHVPjCTgQFjACegQIBRAB&usg=AOvVaw2dc5Q
HdVw7cbWUwU_smGcu
Siswanto, Karnoto. 2012. Perawatan Motor Listrik Pada Mesin Penggerak Sistem
Crane Di Pt Krakatau Bandar Samudera. Jurusan Teknik Elektro,
Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro