Anda di halaman 1dari 33

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Maintenance

1. Defenisi Maintenance

Defenisi pemeliharaan menurut O’Connor (2001: 407) adalah suatu

kegiatan untuk memelihara dan menjaga fasilitas yang ada serta

memperbaiki. Melakukan penyesuaiann yang diperlukan untuk

mendapatkan suatu kondisi operasi produksi agar sesuai dengan

perencanaan yang ada.

Menurut Suarman Makhzu (2004: 1) mesin dapat didefenisikan

sebagai perkakas mekanik yang dapat digunakan untuk melakukan

pekerjaan produksi seperti mesin bor, mesin potong, mesin gergaji, mesin

rol dan lain-lain.

Perawatan mesin adalah suatu aktifitas yang dilaksanakan untuk

memelihara semua fasilitas/peralatan bengkel agar selalu dalam kondisi

baik dan siap pakai serta terhindar dari hal-hal buruk yang tidak

diinginkan seperti kerusakan saat beroperasi atau bahkan kecelakaan

kerja (Suarman Makhzu: 2014). Jadwal perawatan yang terjadwal secara

teratur dan berkala sangat dibutuhkan untuk menjaga mesin atau

peralatan tetap memiliki reabilitas tinggi dan mencegah berbagai

kerugian yang disebabkan oleh perawatan yang tidak terjaga.


7

2. Tujuan Maintanance

Kegiatan maintenance wajib dilakukan kepada setiap mesin untuk

beberapa tujuan yang sangat mendasar antara lain (Delia:2010) :

a) Menjaga mesin dan peralatan selalu dalam kondisi andal agar selalu

siap saat sewaktu-waktu akan dipakai.

b) Menjaga kelancaran proses produksi.

c) Menjamin reabilitas mesin saat digunakan.

d) Memperpanjang umur pemakaian mesin produksi.

e) Mencegah berbagai kerugian yang akan timbul akibat kelalaian

perawatan.

f) Menjamin keselamatan pekerja dari segala kemungkinan kecelakaan

kerja yang dapat merugikan.

3. Teknik maintenance

Teknik perawatan menurut Delia (2010) adalah sebagai berikut:

a. Perawatan Preventif

Perawatan preventif adalah perawatan yang dilakukan terhadap

mesin agar tidak terjadi kerusakan dan menjaga mesin tetap dalam

kondisi optimal.Perawatan preventif dilakukan terhadap mesin yang

tidak dalam kondisi rusak.

Mesin yang sedang beroperasi wajib memiliki jadwal perawatan

preventif. Selain untuk menjaga mesin tidak rusak, perawatan

preventif juga menghindarkan segala kemungkinan kecelakaan kerja


8

yang tidak diinginkan. Perawatan preventif dapat dilakukan dapat

dilakukan dengan beberapa cara dan waktu sesuai dengan mesin yang

akan diberikan maintanance, beberapa tindakan dasar perawatan

preventif dapat dilakukan dengan :

a. Perawatan preventif rutin, yaitu perawatan yang dilakukan terhadap

mesin secara rutin setiap mesin akan beroperasi dan seteleah

beroperasi.

b. Perawatan preventif secara periode, yaitu perawatan yang

dilakukan terhadap mesin secara berkala disusun menurut jadwal

tertentu dalam satu kali sebulan atau satu kali enam bulan menurut

jam pemakaian.

Tindakan preventif yang dapat dilakukan adalah sebagai

berikut:

1) Pemerikasaan, yaitu memeriksa seluruh komponen mesin.

2) Pembersihan, yaitu membuang bram sisa-sisa pekerjaan yang

melekat pada seluruh komponen mesin.

3) Pelumasan, yaitu memberi oli pada komponen mesin yang

bergesek / terbuka.

4) Penggantian, yaitu penggantian komponen fast moving,

pelumas serta cairan pendingin yang telah habis masa pakai.

5) Penyetelan, yaitu menyetel posisi komponen keulesan

gerakan seperti gerakan eretan, meja, dan lengan.


9

6) Penguncian, yaitu mempererat baut dan mur pengikat

komponen mesin.

b. Perawatan Korektif

Perawatan korektif dapat didefenisikan sebagai perawatan

terhadap mesin yang dilakukan jika ditemukan kasus mesin

mengalami gangguan kerusakan yang tidak terlalu fatal, meskipun

kerusakan mesin tidak fatal namun perbaikan harus dilakukan untuk

menghindari kerusakan yang lebih besar lagi. Tujuan perawatan

korektif ini adalah untuk mengembalikan kondisi mesin agar kembali

beroperasi secara normal setelah adanya kerusakan.Perbaikan dapat

berupa perbaikan, penggantian dan pembuatan komponen yang akan

diperbaiki. Dalam prakteknya perawatan korektif dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu :

1) Perawatan korektif kerusakan kecil, yaitu kerusakan yang terjadi

pada mesin dan mudah memperbaikinya karena letak kerusakan

dapat dilihat atau mudah dijangkau.

2) Perawatan korektif kerusakan sedang, yaitu kerusakan yang terjadi

pada bagian dalam mesin dan sulit dijangkau sehingga perlu

membongkar komponen lain yang berhubungan.

Tindakan korektif yang dapat dilakukan adalah :

1) Pemeriksaan kerusakan mesin, yaitu memastikan lokasi tata letak

dan nama komponen yang rusak.


10

2) Membuat rencana perbaikan, yaitu menyusun rencana perbaikan

yang meliputi prosedur perbaikan.

3) Pembongkaran, yaitu melepaskan komponen yang rusak dengan

komponen yang berhubungan.

4) Membersihkan, memeriksa, dan memisahkan komponen.

5) Memperbaiki, membuat, atau mengganti komponen yang rusak.

6) Memasang, mengunci, menyetel komponen pengganti yang telah

diperbaiki.

7) Menguji gerakan komponen utama yang telah terpasang secara

manual dan otomatis dengan beban atau tanpa beban.

8) Uji jalan mesin.

c. Perawatan Overhaul

Perawataan overhaul adalah perawatan yang dilakukan terhadap

mesin yang mengalami banyak kerusakan pada komponen-komponen

utamanya, sehingga hasil ukurannya jauh menyeimbangi dari ukuran

standar.

Beberapa tindakan overhaul yang dapat dilakukan adalah :

1) Pemeriksaan kerusakan mesin, yaitu memastikan lokasi letak dan

nama komponen yang rusak.

2) Membuat rencana perbaikan, yaitu menyusun rencana perbaikan

yang meliputi prosedur perbaikan.


11

3) Pembongkaran, yaitu melepaskan komponen yang rusak dengan

komponen yang berhubungan.

4) Membersihkan, memeriksa, dan memisahkan komponen.

5) Memperbaiki, mengganti, atau membuat komponen yang rusak.

6) Memasang, mengunci, menyetel komponen pengganti yang telah

diganti.

7) Menguji gerakan komponen utama yang telah terpasang secara

manual dan otomatis dengan beban atau tanpa beban (running test).

8) Uji jalan mesin.

d. Perawatan Terencana

Perawatan terencana dapat diartikan sebagai perawatan yang

dilakukan terhadap mesin secara sistematis dan terencana sebelum

mesin digunakan atau dipakai.Perawatan ini biasanya dilakukan secara

harian, mingguan, dan tahunan. Jadwal perawatan terencana tidak

memiliki jadwal yang sama terhadap setiap mesin. Jadwal perawatan

ini biasanya dilakukan sesuai dengan jenis mesin serta kebijakan dari

perusahaan pemilik mesin. Dua cara sistem perawatan mesin yaitu

sebagai berikut :

1) Perawatan terencana berdasarkan siklus, yaitu perawatan terhadap

mesin yang tindakan perawatannya secara berkesinambungan mulai

dari tindakan inspeksi (pemeriksaan mesin, perbaikan mesin, dan

perbaikan berat).
12

2) Perawatan terencana / preventif maintenance controled (PMC),

yaitu program perawatan yang disusun secara terencana terlebih

dahulu sebelum tugas perawatan mesin dilakukan. Program ini

disusun berdasarkan denah tata letak mesin, jenis mesin, tipe

mesin, nomor mesin, nomor komponen, dan tindakan perawatan.

B. Mesin Bubut

Mesin bubut adalah perkakas produksi untuk membuat benda kerja

berbentuk silinder dengan prinsip kerja benda kerja diputar oleh spindel

terhadap mata potong.Gerakan berputar inilah yang menyebabkan terjadinya

penyayatan oleh alat potong (cutter) terhadap benda kerja.Oleh karena itu

prinsip kerja mesin bubut adalah membentuk permukaan baru benda kerja

berbantuk silinder dimana benda kerja diputar oleh spindel dan penyayatan

dilakukan oleh mata pahat. Mesin bubut digunakan untuk mengerjakan

bidang-bidang silindris luar dan dalam (membubut lurus dan mengebor),

bidang rata (membubut rata), bidang tirus (kerucut), bentuk lengkung (bola),

dan membuat ulir.

Pada mesin-mesin bubut yang dibuat secara khusus, digunakan untuk

mengerjakan benda kerja dengan penampang yang tidak bulat, pada mesin-

mesin itu dapat pula dibuat apa yang dinamakan frais-frais miring kebelakang.

Mesin bubut dapat bermacam-macam bentuknya, misalnya mesin bubut

mendatar, mesin bubut khusus, mesin bubut bangku kepala, mesin bubut

karosel.
13

Dimensi atau ukuran mesin bubut biasanya dinyatakan dalam diameter

benda kerja yang dapat dikerjakan pada mesin bubut, misalnya sebuah mesin

bubut ukuran 400mm mempunyai arti mesin bisa mengerjakan benda kerja

sampai 400mm. Ukuran kedua yang diperlukan dari sebuah mesin bubut

adalah panjang benda kerja.Beberapa pabrik menyatakan dalam panjang

maksimum benda kerja diantannya ke dalam panjang bangku.Ada beberapa

variasi dalam jenis mesin bubut dan variasi dalam desainnya tersebut

tergantung pada jenis produksi atau benda kerja.

1. Gerakan-Gerakan Dalam Mesin Bubut

a. Gerakan berputar

Gerakan berputar adalah gerakan utama mesin bubut. bentuk

gerakan rotasi dari benda kerja yang dipegang pada spindle mesin

bubut.

Gerakan berputar pada mesin bubut memiliki kecepatan putaran

yang diatur oleh gearbox melalui tuas-tuas pemindah kecepatan yang

terletak pada kepala tetap.

b. Gerakan memanjang

Gerakan memanjang biasa juga disebut dengan gerak pemakanan,

yaitu bentuk gerakan yang mana arah pemotongannya sejajar dengan

sumbu spindel mesin bubut.


14

c. Gerakan milintang

Gerakan melintang yaitu bentuk gerakan apabila arah

pemotongan tegak lurus terhadap sumbu kerja.Gerakan ini disebut

dengan gerakan melintang atau pemotongan permukaan.Juga disebut

dengan gerakan penyetelan pemakan.

Ketiga bentuk gerakan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 1. Gerakan utama mesin bubut

Sumber : https://www.google.com/search?q=gerakan+utama+mesin+bubut

2. Komponen Utama Mesin Bubut

Gambar 2. Bagian-bagian Mesin Bubut


(Sumber: www.google.com/bagian mesin bubut)
1. Head stock 12. Pengunci barel
15

2. Knob pengatur 13. Lead screw

kecepatan putaran 14. Feeding shaft

3. Handle pengatur 15. Roda

putaran pemutar/penggerak eretan

4. Chuck memanjang

5. Benda kerja 16. Rem mesin

6. Pahat (tool) 17. Main swich

7. Tool post dan eretan 18. Coolant motor

atas switch

8. Eretan lintang 19. Tabel Mesin

9. Bed Mesin 20. Pengatur arah

10. Senter jalan feeding shaft

11. Tail stock 21. Handle lead screw


keterangan :
16

Widarto (2008) menyatakan sebuah mesin bubut terdiri dari lima

bagian utama, diantaranya kepala tetap (headstock), alas mesin (bed), eretan

(carrage), kepala lepas (tailstock), dan rumah pahat (tool post).

a. Kepala Tetap (Head Stock)

Kepala tetap (head stock), terdapat beberapa komponen utama

mesin yang memiliki fungsi sebagai dudukan beberapa komponen

lainnya seperti: pengatur kecepatan dan tabel kecepatan, tombol switch

ON/OFF, cekam (chuck), dan tombol darurat (emergency button). Cekam

(chuck) tersebut dapat digunakan sebagai dudukan alat bantu pada proses

pembubutan seperti:kollet, senter tetap, atau pelat pembawa rata (face

plate) dan pelat pembawa berekor (driving plate). Alat-alat perlengkapan

tersebut dipasang pada spindel mesin yang berfungsi sebagai pengikat

atau penahan benda kerja yang akan dikerjakan pada mesin bubut.
17

Gambar 3. Kepala Tetap (Head Stock)


(Sumber: Laboratorium produksi pemesinan teknik mesin FT-UNP)

b. Alas/Meja Mesin (Bed Machine)

Alas/meja mesin bubut, digunakan sebagai tempat kedudukan

kepala lepas, eretan, penyangga tetap (steady rest) dan merupakan

tumpuan gaya pemakanan pada waktu pembubutan. Alas/meja mesin

bubut memiliki permukaan yang sangat halus, rata dan kedataran serta

kesejajaranya dengan ketelitian sangat tinggi, sehingga gerakan kepala

lepas dan eretan memanjang diatasnya pada saat melakukan penyayatan

dapat berjalan lancar dan stabil sehingga dapat menghasilkan

pembubutan yang presisi. Apabila alas ini sudah aus atau rusak, akan

mengakibatkan hasil pembubutan yang tidak baik atau sulit mendapatkan

hasil pembubutan yang sejajar.


18

Gambar 4. Alas mesin (bed machine)


(Sumber: Laboratorium produksi pemesinan teknik mesin FT-UNP

c. Kepala Lepas (Tail Stock)


Kepala lepas digunakan sebagai dudukan senter putar (rotary

centre), senter tetap, cekam bor (chuck drill) dan mata bor bertangkai

tirus yang pemasanganya dimasukkan pada lubang tirus (sleeve) kepala

lepas. Senter putar (rotary centre) atau senter tetap dipasang pada kepala

lepas dengan tujuan untuk mendukung ujung benda kerja agar putarannya

stabil, sedangkan cekam bor atau mata bor dipasang pada kepala lepas

dengan tujuan untuk proses pengeboran.


19

Gambar 5. Kepala Lepas (Tail Stock)


Sumber: Laboratorium produksi pemesinan teknik mesin FT-UNP
d. Sistem Transmisi (Gear box)

Sistem transmisi merupakan sistem pemindah gerak melalui

perantara roda gigi, poros, pulley yang meneruskan putaran motor (power)

menjadi putaran spindel. Ada beberapa komponen yang sangat penting di

dalam sistem transmisi seperti: roda pulley, gear, poros penghubung, v-

belt dan motor penggerak. Dengan tumpuan poros dan mekanik lainnya,

pulley dihubungkan dengan poros spindel dan beberapa susunan transmisi

mekanik dalam gear box. Susunan transmisi mekanik dalam gear box

tersebut terdapat beberapa komponen diantarnya, roda gigi berikut poros

tumpuannya, lengan penggeser posisi roda gigi dan susunan mekanik

lainnya yang berfungsi sebagai pengatur kecepatan putaran mesin,

kecepatan pemakanan dan arah pemakanan.

Susunan transmisi mekanik didalam gear box, dihubungkan dengan

beberapa tuas/handel dibagian sisi luarnya, yang rancangan atau

desainnya dibuat sedemikan rupa agar seorang operator mudah dan

praktis untuk menggunakan/mengatur dan merubah tuas/handel tersebut

sesuai dengan kebutuhannya.


20

Gambar 6. Roda Pully, Gear, V-Belt dan komponen lainya


Sumber: Laboratorium produksi pemesinan teknik mesin FT-UNP

Setiap mesin bubut dengan merek atau prabrikan yang berbeda,

pada umumnya memiliki posisi dan konstruksi yang berberbeda pula

walaupun pada prinsipnya memiliki fungsi yang sama.

e. Eretan (Carriage)

Eretan terdiri dari rumah pahat (tool post), eretan memanjang

(longitudinal carriage) yang bergerak sepanjang alas mesin, eretan

melintang (cross carriage) yang bergerak melintang alas mesin dan eretan

atas (top carriage), yang bergerak sesuai dengan posisi penyetelan di atas

eretan melintang. Kegunaan eretan ini adalah untuk memberikan

pemakanan yang besarnya dapat diatur menurut kehendak operator yang

dapat terukur dengan ketelitian tertentu yang terdapat pada roda

pemutarnya.
21

a c

Gambar 7. Eretan (Carriage)

Keterangan gambar 6:

a) Rumah pahat (Tool post): berguna sebagai tempat dudukan,

pemegang/penjepit pahat mesin bubut.

b) Eretan atas (top carriage): berfungsi untuk melakukn gerakan

pemakanan ke arah sudut yang diinginkan sesuai penyetelan, eretan

atas tersebut bertumpu pada eretan melintang dan eretaan

memanjang. Dengan demikian jika eretan memanjang digerakan,

maka eretan atas dan eretan melintang juga ikut bergerak.

c) Eretan melintang (cross carriage): berfungsi untuk melakukan

gerakan pemakanan/penyayatan arah melintang sumbu benda kerja.

d) Eretan memanjang (longitudinal carriage): berfungsi untuk

melakukan gerakan pemakanan arah memanjang sejajar sumbu

benda kerja, eretan memanjang dapat digerakkan secara manuual dan

otomatis.
22

3. Jenis Pekerjaan Dengan Mesin Bubut

Bentuk pekerjaan yang dapat dilakukan dengan mesin bubut pada

proses pemesinan bubut, dapat dilihat pada gambar di atas

(Daryanto:2007) :

a. Pembubutan rata (pembubutan silindris), yaitu pengerjaan benda yang

dilakukan sepanjang garis sumbunya. Membubut silindris dapat

dilakukan sekali atau dengan permulaan kasar yang kemudian

dilanjutkan dengan pemakanan halus atau finishing. Membubut

dipergunakan pahat khusus untuk membuat profil dengan gerakan

pahat tegak lurus sumbu putar dari benda kerja.

b. Pembubuta alur (grooving) adalah proses pembubutan alur dengan

menggunakan pahat alur.

c. Pembubutan muka (facing), yaitu proses pembubutan yang dilakukan

pada tepi penampangnya atau gerak lurus terhadap sumbu benda kerja,

sehingga diperoleh permukaan yang halus dan rata.

d. Pembubutan alur pada permukaan (face grooving) adalah proses

pembuataan alur dengan menggunakan pahat alur pada sisi facing.

e. Cutting with a from tool adalah proses pemotongan dengan

menggunakan pahat khusus.

f. Perluasan lubang (boring), yaitu proses pembubutan yang bertujuan

untuk memperbesar lubang. Pembubutan ini menggunakan pahat bubut

dalam.
23

g. Drilling, yaitu pembubutan dengan menggunakan mata bor (drill),

sehingga akan diperoleh lubang pada benda kerja. Pekerjaan ini

merupakan pekerjaan awal dari pekerjaan boring (bubut dalam) dan

biasanya berada di titik pusat (center) dari suatu material.

h. Pemotongan (cutting off) adalah proses pemotongan material dengan

menggunakan pahat potong.

i. Pembubutan ulir (threading), adalah pembubutan ulir dengan

menggunakan pahat ulir.

j. Knurling, yaitu proses pembubutan luar (pembubutan slindris)

bertujuan untuk membuat profil pada permuakaan benda kerja. Pahat

yang diguanakan adalah pahat khusus (kartel).

k. Pembubutan tirus (Tapper), yaitu proses pembubutan benda kerja

berbentuk konis. Terdapat beberapa standar ketirusan dalam praktek

komersial.Penggolongan berikut yang umum digunakan :

1) Tirus Morse, banyak digunakan untuk tangkai gurdi leher, dan

pusat pembubutan. Ketirusannya adalah 0,0502 mm/mm (5,02%).

2) Tirus Browm dan sharp, terutama diguanakan dalam memfris

spindel mesin : 0,0417 mm/mm (4,166%).

3) Tirus Jarno dan Reed, diguanakan oleh beberapa pabrik pembubut

dan perlengkapan pengunci kecil. Semua sistem mempunyai

ketirusan 0,0500 mm/mm (5,000%), tetap diameternya berbeda.


24

4) Pena Tirus, digunakan sebagai pengunci. Ketirusannya 0,0208

mm/mm (2,083%).

Gambar 8. Pembubutan Tirus Dengan Perlengkapan Tirus

Gambar 9. Membubut Tirus Dengan Memutar Eretan Atas

Gambar 10. Membuat Tirus Dengan Menggeser Kepala Lepas

( Sumber : https://www.google.com/search?q=membubut+tirus&client )
25

C. Kepala Lepas (Tail Stock)

Gambar 11. Kepala Lepas (Tail Stock)


Sumber: Laboratorium produksi pemesinan teknik mesin FT-UNP

1. Pengertian kepala lepas

Kepala lepas adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya di

sebelah kanan dan dipasang di atas alas atau meja mesin. Kepala lepas

(tail stock) digunakan sebagai dudukan senter putar (rotary centre), senter

tetap, cekam bor (chuck drill) dan mata bor bertangkai tirus yang

pemasanganya dimasukkan pada lubang tirus (sleeve) kepala lepas.

Senter putar (rotary centre) atau senter tetap dipasang pada kepala lepas

dengan tujuan untuk mendukung ujung benda kerja agar putarannya

stabil, sedangkan cekam bor atau mata bor dipasang pada kepala lepas

dengan tujuan untuk melakukan proses pengeboran. Setelah kepala lepas

dikencangkan, untuk dapat melakukan dorongan senter tetap/senter putar

pada saat digunakan untuk menahan benda kerja atau melakukan

pengeboran pada kedalaman tertentu.


26

Roda Putar pada kepala lepas Kepala lepas memiliki ketinggian

sumbu senter yang sama dengan sumbu senter kepala tetap dan dalam

penggunaannya dapat digeser sepanjang alas (bed) dengan cara

mengendorkan baut pengikatnya. Selain itu, konstruksi kepala lepas

terdiri dari dua bagian yaitu alas dan badan yang diikat dengan dua buah

baut yang terletak pada sisi kanan dan kiri bodinya, dengan tujuan agar

dapat digeser untuk keperluan mengatur kesepusatan dengan sumbu

senter kepala tetap yaitu untuk keperluan proses pembubutan lurus dan

pengeboran, atau tidak sepusat dengan sumbu kepala tetap yaitu untuk

keperluan proses pembubut tirus.

2. Cara kerja kepala lepas

Kepala lepas berfungsi sebagai alat tempat tools seperti senter

putar dan juga mata bor. Pada umumnya pada kepala lepas mesin bubut

terdapat 3 tuas yaitu tuas pengatur sleeve, tuas pengunci kepala lepas dan

tuas pengunci sleeve.

Kepala lepas digunakan dengan cara memasukan tool pada lubang

sleeve setelah itu tuas pengatur sleeve diputar unruk mengunci tool dan

mengatur panjangnya tool. Tuas pengunci kepala lepas diputar untuk

membuat kepala lepas tetap berada pada posisinya atau terkunci. Tuas

pengunci sleeve diputar jika pekerjaan yang dilakukan membutuhkan

posisi sleeve tidak bergerak atau diam.


27

3. Komponen kepala lepas

Komponen utama yang umum ada dikomponen kepala lepas

mesin bubut antara lain:

a. Body

Body pada komponen kepala lepas mesin bubut terletak pada

sisi lain dari kepala tetap. Kepala lepas adalah komponen yang

dinamis, artinya dapat digerakan sesuai kebutuhan dalam

pengoperasiannya. Pada body inilah komponen komponen lain

kepala lepas terletak.

b. Lubang tirus (sleeve)

Komponen ini terletak dibagian depan kepala lepas

menghadap kearah spindel. Komponen ini memiliki lubang yang

berfungsi sebagai dudukan tools seperti senter tetap, senter putar,

dan juga bor.kepala lepas dilengkapi roda putar yang disertai sekala

garis ukur (nonius) dengan ketelitian tertentu, yaitu antara 0,01 s.d

0,05 mm.

c. Tuas pengunci kepala lepas

Tuas ini memiliki fungsi mengunci kepala lepas agar tidak

bergerak selama digunakan. Posisi kepala lepas yang tidak bergerak

ini dibutuhkan disaat proses pemboran atau pada saat penggunaan

senter putar. Biasanya tus pengunci kepala lepas memiliki dua

prinsip kerja yaitu yang pertama dengan prinsip ulir. Ulir pada tuas
28

dihubungkan denganbantalan pengunci yang terletk dibawah bed.

Prinsip kerja kedua yaitu dengan prinsip pengulir dimana tuas

pengunci terhubung dengan bantalan dibawah bed, pada tuas

memiliki mekanisme seperti poros engkol sehingga disaat tuas

diputar bantalan akan mengunci.

d. Tuas pengunci lubang tirus

Komponen ini berfungsi mengunci lubang tirus agar tidak

bergerah. Mekanisme ini dibutuhkan disaat melakukan pekerjaan

dengan menggunakan senter putar dimana penyangga benda kerja

harus statis (tidak bergerak). Sistem kerjanya menggunakan prinsip

ulir yang dipadukan dengan fungsi kerja clamp.

D. Sistem Pendingin

1. Pengertian sistem pendingin

Sistem pendingin adalah suatu sistem yang dipasang pada

perkakas produksi yang berfungsi untuk mengalirkan cairan pendingin.

Biasanya sistem pendingin ada pada perkakas yang pekerjaannya

mengalami kenaikan suhu. Dalam kebanyakan kasus kenaikan suhu

terutama pada proses permesinan sangat tidak diharapkan karena dapat

menyebabkan berbagai kerugian salah satunya adalah berubahnya

struktur material. Beberapa material terutama logam akan berubah

strukturnya jika terkena panas, tentu perubahan struktur ini tidak

diharapkan dalam proses permesinan. Untuk menjaga tempratur pada


29

saat proses permesinan tetap rendah maka dibutuhkan sebuah sistem

yang dapat menjaga tempratur benda kerja.

Dalam ilmu mekanika fluida, fluida terdiri dari dua macam

yaitu fluida dalam bentuk udara dan juga fluida cair. Dalam

penggunaannya, fluida berbentuh udara sangat mudah didapatkan

dimanapun. Namun dalam proses permesinan udara kurang tepat jika

digunakan sebagai pendingin. Hal ini dikarenakan udara bertekanan

malah akan menghembus geram sehingga dapat beresiko terhadap

keselamatan pekerja. Dilihat dari kekurangan dari udara tersebut maka

fluida cair sangat ideal jika digunakan sebagai pendingin.

Fluida cair yang dialirkan adalah pilihan yang sangat tepat

untuk mendinginkan benda kerja pada proses permesinan. Sifat

fleksibel yang dimiliki fluida sangat tepat jika digunakan sebagai

pendingin. Fluida harus dialirkan pada benda kerja yang mengalami

gesekan agar tempratur rendah yang dibawa oleh fluida terkonduksi ke

benda kerja sehinga dapat mempertahankan suhu benda kerja pada

proses penyayatan.

Penggunaan fluida cair dalam proses penyayatan memiliki

berbagai keuntungan diantaranya dapat memperhalus permukaan

benda kerja pada proses penyatan. Selain itu penggunaan cairan fluida

pada proses penyayatan dapat membersihkan benda kerja karena

geram yang terbentuk akan terbawa oleh aliran cairan pendingin.


30

Dalam prakteknya ada beberapa cara mengalirkan cairan pendingin

pada proses penyayatan yaitu (Widarto, 2008: 316):

a. Secara manual

Apabila mesin perkakas tidak dilengkapi dengan sistem

cairan pendingin, misalnya mesin gurdi atau frais jenis ”bangku”

(bench drilling/millingmachine) maka cairan pendingin hanya

dipakai secara terbatas. Pada umumnyaoperator memakai kuas

untuk memerciki pahat gurdi, tap, atau frais dengan minyak

pendingin. Selama hal ini dilakukan secara teratur dan kecepatan

potong tak begitu tinggi maka umur pahat bisa sedikit diperlama.

Penggunaan alat sederhana penetes oli yang berupa botol dengan

selang berdiameter kecil akan lebih baik karena akan menjamin

keteraturan penetesan minyak. Penggunaan pelumas padat (gemuk/

vaselin, atau molybdenum-disulfide) yang dioleskan pada lubang-

lubang yang akan ditap sehingga dapatmenaikkan umur pahat

pengulir.

b. Disiramkan ke benda kerja (flood application of fluid).

Cara ini memerlukan sistem pendingin, yang terdiri atas

pompa, saluran, nozel, dan tangki. Itu semua telah dimiliki oleh

hampir semua mesin perkakas yang standar. Satu atau beberapa

nozel dengan selang fleksibel diatur sehingga cairan pendingin

disemprotkan pada bidang aktif pemotongan. Keseragaman


31

pendinginan harus diusahakan dan bila perlu dapat dibuat nozel

khusus. Pada pemberian cairan pendingin ini seluruh benda kerja di

sekitar proses pemotongan disirami dengan cairan pendingin

melalui saluran cairan pendingin yang jumlahnya lebih dari satu

c. Disemprotkan (jet application of fluid).

Penyemprotan dilakukan dengan cara mengalirkan cairan

pendingin dengan tekanan tinggi melewati saluran pada pahat.

Untuk penggurdian lubang yang dalam (deep hole drilling; gun-

drilling) atau pengefraisan dengan posisi yang sulit dicapai dengan

semprotan biasa. Spindel mesin perkakas dirancang khusus karena

harus menyalurkan cairan pendingin ke lubang pada pahat. Pada

proses pendinginan dengan cara ini cairan pendingin disemprotkan

langsung ke daerah pemotongan (pertemuan antara pahat dan

benda kerja yang terpotong). Sistem pendinginan benda kerja

dibuat dengan cara menampung cairan pendingin dalam suatu

tangki yang dilengkapi dengan pompa yang dilengkapi filter pada

pipa penyedotnya. Pipa keluar pompa disalurkan melalui

pipa/selang yang berakhir di beberapa selang keluaran yang

fleksibel, Cairan pendingin yang sudah digunakan disaring dengan

filter pada meja mesin kemudian dialirkan ke tangki penampung


32

d. Dikabutkan (mist application of fluid)

Pemberian cairan pendingin dengan cara ini, cairan

pendingin dikabutkan dengan menggunakan semprotan udara dan

kabutnya langsung diarahkan ke daerah pemotongan, Partikel

cairan sintetik, semi sintetik, atau emulsi disemprotkan melalui

saluran yang bekerja dengan prinsip seperti semprotan nyamuk.

Cairan dalam tabung akan naik melalui pipa berdiameter kecil,

karena daya vakum akibat aliran udara di ujung atas pipa, dan

menjadi kabut yang menyemprot keluar. Pemakaian cairan

pendingin dengan cara dikabutkan dimaksudkan untuk

memanfaatkan daya pendinginan karena penguapan.

2. Cara kerja sistem pendingin

Prinsip kerja sistem pendingin terutama pada mesin bubut

adalah cairan pendingin yang ada di tank dialirkan ke benda kerja yang

sedang dalam proses penyayatan. Cairan pendingin yang dialirkan

sebaiknya bertekanan dan memiliki aliran yang kencang, hal ini

dimaksudkan agar cairan pendingin juga dapat berfungsi sebagai

pembersih permukaan benda kerja yang disayat. Geram hasil

peyayatan akan terbawa dengan aliran cairan pendngin.

Pada umumya tank sistem pendingin yang berisi cairan

pendingin pada mesin perkakas berada dibawah. Posisi tank dibawah

dibuat agar cairan pendingin yang sudah disemprotkan ke benda kerja


33

kembali lagi ke tank dengan bantuan gravitasi. Oleh karena itu

dibutuhkan saluran untuk mengalirkan cairan pendingin menuju benda

kerja yang posisinya berada diatas tank.

Cairan yang ada pada tank dipompa dengan pompa cairan yang

dihubungkan dengan arus listrik. Melalui selang cairan yang sudah

melalui pompa didorong meuju benda kerja sehingga cairan akan

disemprotkan ke benda kerja. Cairan yang sudah disemprotkan akan

jatuh kembali menuju tank dengan bantuan gravitasi. Siklus ini akan

terjadi secara berulang kali selama proses penyayatan berlangsung.

3. Komponen sistem pendingin

Sistem pendingin pada perkakas produksi terbentuk dari

beberapa komponen umum diantaranya:

a. Pompa

Pompa adalah suatu perangkat mekanik yang digunakan

untuk memindahkan fluida baik cair maupun udara dari satu

tempat ke tempat lainnya. Pompa mengubah energy gerak poros

menjadi energy tekanan kepada fluida.

Menurut prinsip perubahan bentuk energi yang terjadi,

pompa dibedakan menjadi (William Wolansky:1990):

1) Positive Displacement Pump

Disebut juga dengan pompa aksi positif. Energi

mekanik dari putaran poros pompa dirubah menjadi energi


34

tekanan untuk memompakan fluida. Pada pompa jenis ini

dihasilkan head yang tinggi tetapi kapasitas yang dihasilkan

rendah. Yang termasuk jenis pompa ini adalah :

a) Pomparotary

Sebagai ganti pelewatan cairan pompa sentrifugal,

pompa rotary akan merangkap cairan, mendorongnya

melalui rumah pompa yang tertutup. Hampir sama dengan

piston pompa torak akan tetapi tidak seperti pompa torak

(piston), pompa rotari mengeluarkan cairan dengan aliran

yang lancar (smooth).Macam-macam pompa rotary dapat

dilihat dalam penjelasan sebagai berikut:

((1)) Pomparoda gigi luar

Pompa ini merupakan jenis pompa rotari

yang paling sederhana. Apabila gerigi roda gigi

berpisah pada sisi hisap, cairan akan mengisi

ruangan yang ada diantara gerigi tersebut.

Kemudian cairan ini akan dibawa berkeliling dan

ditekan keluar apabila giginya bersatu lagi


35

Gambar 12. Pompa roda gigi luar


Sumber : William Wolansky & Arthur Akers, Modern Hydraulics,1990,97

((2)) Pomparoda gigi dalam

Jenis ini mempunyai rotor yang mempunyai

gerigi dalam yang berpasangan dengan roda gigi

kecil dengan penggigian luar yang

bebas (idler). Sebuah sekat yang berbentuk bulan

sabit dapat digunakan untuk mencegah cairan

kembali ke sisi hisap pompa.

Gambar 13. Lobe pump


Sumber : William Wolansky & Arthur Akers, Modern Hydraulics,1990,100

((3)) Pompacuping (lobe pump)

Pompa cuping ini mirip dengan pompa jenis

roda gigi dalam hal aksinya dan mempunyai 2 rotor


36

atau lebih dengan 2,3,4 cuping atau lebih pada

masing-masing rotor. Putaran rotor tadi

diserempakkan oleh roda gigi luarnya.

Gambar 14. Lobe pump


Sumber : William Wolansky & Arthur Akers, Modern Hydraulics,1990,97

((4)) Pompasekrup (screw pump)

Pompa ini mempunyai 1,2 atau 3 sekrup

yang berputar di dalam rumah pompa yang diam.

Pompa sekrup tunggal mempunyai rotor spiral yang

erputar di dalam sebuah stator atau lapisan heliks

dalam (internal helix stator).Pompa 2 sekrup atau 3

sekrup masing-masing mempunyai satu atau dua

sekrup bebas (idler).

Gambar 15. Three-scrow pump


Sumber : William Wolansky & Arthur Akers, Modern Hydroulics,1990,102
37

((5)) Pompa baling geser (vane Pump)

Pompa ini menggunakan baling-baling yang

dipertahankan tetap menekan lubang rumah pompa

oleh gaya sentrifugal bila rotor diputar. Cairan yang

terjebak diantara 2 baling dibawa berputar dan

dipaksa keluar dari sisi buang  pompa.

Gambar 16. Vane pump


Sumber : William Walonsky & Arthur Akers, Modern Hydraulics, 1990,103

b. Selang

Selang berfungsi sebagai saluran yang membawa atau

menyalurkan cairan pendingin dari tank menuju ke benda kerja.

selang yang baik digunakan untuk menyalurkan cairan pendingin

adalah selang yang memiliki permukaan yang halus dan fleksibel.

Selang yang fleksibel akan memudahkan dalam penggunaan

dikarenakan selang dapat diposisikan sesuai dengan kebutuhan

dalam proses penyayatan.


38

c. Tank reservoir

tank reservoir adalah wadah penampung cairan pendingin

yang biasanya berada dibawah bed sehingga cairan pendingin akan

jatuh kembali ke tank dengan membawa geram sisa pemotongan.

Pada tank biasanya terdapat saringan yang menyaring geram

dengan cairan pendingin agar tidak menyumbat ketika cairan

dipompa keatas kembali.

d. Keran pendingin

Keran pendingin digunakan untuk menyalurkan pendingin

kepada benda kerja yang sedang dibubut dengan tujuan untuk

mendinginkan pahat pada waktu penyayatan.

Anda mungkin juga menyukai