Anda di halaman 1dari 139

BAB V

DASAR-DASAR PERENCANAAN, PERHITUNGAN DESAIN


INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM

5.1 Umum
Suatu sistem pengolahan air minum harus dirancang sedemikian rupa dengan
suatu standar dan kriteria desain yang dapat memenuhi kebutuhan para konsumen.
Dari sistem yang dirancang tersebut diharapkan dapat mengolah air baku menjadi
air minum yang memiliki kualitas dan kuantitas yang sangat baik. Keberhasilan
dari pengolahan air tersebut ditentukan dari kriteria berikut :
 Sebuah sistem harus dapat menghasilkan air minum yang memiliki
kualitas air yang sesuai dengan batasan standar yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan
 Sebuah sistem pengolahan harus dapat memproduksi air minum dengan
kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan air minum serta
fluktuasi pemakaian
 Dan sebuah sistem harus bisa mendistribusikan air minum kepada
konsumen dengan harga pasaran yang dapat terjangkau
Setelah melalui pertimbangan-pertimbangan secara teknis, non teknis, serta
hal-hal lainnya, maka seperti yang telah dikemukakan pada Bab IV, perencanaan
sistem pengolahan air minum dilakukan sesuai dengan alternatif terpilih.
Adapun unit - unit pengolahan untuk alternatif terpilih adalah sebagai berikut :
1. Intake
2. Koagulasi Hidrolic Jump (terjunan)
3. Flokulasi Baffle Chanel Vertikal
4. Sedimentasi (Plate Settler)
5. Filtrasi (Saringan Pasir Cepat)
6. Pembubuhan Desinfektan
7. Reservoar

V-1
V-2

5.2 Perhitungan Desain Unit


5.2.1 Intake
Intake merupakan bangunan yang diletakkan di sumber air yang fungsinya
untuk menangkap air baku untuk kemudian dialirkan melalui pipa transmisi
menuju bangunan pengolahan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
membangun sistem intake ini adalah :
Ditempatkan pada tempat yang tidak ada arus/aliran yang merusak,
sehingga tidak akan terjadi gangguan dalam penyediaan air baku dan
sedekat mungkin dengan instalasi pengolahan.
Tanah disekitar intake harus stabil, diharapkan tidak akan terkena erosi
akibat arus pada sungai, jika intake diletakkan dekat belokan sungai,
bagian terbaik untuk meletakkannya adalah di lengkungan sungai di
bagian luar, bila intake diletakkan di lengkungan bagian dalam maka
dinding sungai akan tergerus oleh air sehingga ketinggian air akan
berkurang, banyak terdapat pasir dan tumpukan sampah.
Tersedianya jalan yang bebas rintangan menuju intake
Mulut intake harus berada di bawah muka air sungai guna mencegah
masuknya bahan-bahan terbawanya pasir atau endapan kasar
Mempunyai jarak dari pinggir sungai guna mencegah terjadinya
kontaminasi tercampurnya padatan (tanah) dengan air yang akan ditangkap
Intake harus diletakan di hulu sungai
Dipasang saringan untuk menahan sampah dan plastik
Harus mudah dibersihkan, misalnya pengambilan lumut dan endapan pasir

Menurut Susumu Kawamura, 1991, pemilihan lokasi intake harus


berdasarkan pada :
Mendapatkan air dengan kualitas terbaik setelah melewati prosedur-
prosedur tertentu guna menghindari pencemaran sumber air
Perkiraan kemungkinan perubahan yang terjadi
Minimisasi efek-efek yang diakibatkan oleh banjir dan sampah
Memungkinkan terjadinya pertumbuhan fasilitas dimasa mendatang
V-3

Minimisasi efek keberadaan sistem intake terhadap kehidupan akuatik yang


ada
Mendapatkan kondisi geologi yang baik
Peletakan intake tidak boleh mengganggu atau menimbulkan konflik
program-program peningkatan sungai dikemudian hari.

Pada pereancanaan intake perlu diperhatikan karakteristik air seperti


fluktuasi muka air maksimum dan minimum, materi tersuspensi dan
banyaknya kotoran yang mengapung. Kecepatan aliran perlu diperhatikan
agar tidak terjadi pengendapan pasir. Kecepatan aliran yang dianjurkan
untuk saluran intake adalah 0,6-1,5 m/dtk dengan waktu tinggal dalam
intake 20 menit (Al-Layla,1978).

Penentuan dimensi didasarkan pada persamaan kontinuitas dan Manning,


yaitu :
Q= A x V (5.1)
2 1
1
V = x R 3 x S2 (5.2)
n
Dimana :
Q = debit air (m3/detik)
A = luas penampang saluran (m3)
V = kecepatan aliran pada saluran pembawa (m/detik)
N = koefisien kekasaran Manning
R = jari-jari hidrolis (m)
S = slope/kemiringan (m/m)
V-4

Perletakan Intake

Letak yang
Letak yang kurang baik
baik

Gambar 5.1 Perletakkan Intake

Unit intake terdiri dari beberapa bagian yaitu :


a. Pintu Air
b. Bar Screen
c. Saluran Pembawa
d. Bak Pengumpul

a. Pintu Air
Pintu air dalam saluran intake diperlukan:
- Untuk mengatur jumlah aliran air yang akan masuk ke saluran pipa
pembawa
- Muka air pada sumber mengalami fluktuasi sedangkan pengaliran yang
berlebihan dapat memperlambat aliran sehingga perlu dilakukan
pembukaan pintu air agar dicapai debit pengaliran yang diinginkan

Kriteria Desain:
Debit pengolahan = 200 L/dtk = 0,2 m3/detik
Tinggi maksimum muka air =2m
Kecepatan aliran = 0,3 - 0,6 m/detik
Direncanakan :
Kecepatan aliran = 0,4 m/detik
V-5

Perhitungan :
Luas penampang saluran (Asal)
Q 0,2 m3 /dtk 2
A sal= = =0,5 m
v 0,4 m/dtk

Lebar saluran (Lsal)


Saluran tegak hidrolis optimum d = 0,5 L
Ac =d x L=2 d 2
0,5 m 2=2 d 2
0,5
0,5 m
d= ( 2 )
d ( Y )=0,5 m
Maka, Lsal =2 x d =1m

b. Bar Screen
Bar Screen berfungsi untuk menyisihkan benda-benda kasar yang melayang,
sehingga tidak mengganggu pengoperasian unit pengolahan selanjutnya.
Banyaknya kotoran yang tertahan pada bar screen akan meningkatkan
kehilangan tekanan sehingga perlu dibersihkan.pembersihan dapat dilakukan
secara manual maupun mekanis. Pemilihan tergantung dari beban yang
diterima, jika beban berat dapat menggunakan peralatan mekanis yang bekerja
secara otomatis, sedangkan beban yang relatif ringan dapat dilakukan secara
manual.
Kriteria desain untuk bar screen adalah :
Tinggi dan kemiringan screen harus memenuhi pada saat tinggi air
maksimum dan tinggi air minimum dengan head loss ≤ 15 cm (Al-
Layla, 1978)
Bukaan antara screen/jarak antar kisi : 25 – 50 mm (Babbit, 1967)
Sudut antara kisi-kisi dengan bidang horizontal (α) : 45o – 60o
Lebar penampang batang (w) : 5 – 15 mm
Kecepatan aliran air (Vs) : 0,3 – 0,6 m/dtk
V-6

Lebar saluran pembawa : 75 cm


Panjang penampang batang (p) : 25 – 75 mm
Kecepatan melalui bar screen (Vs) : 0,9 m/dtk
Faktor Kirschmer
Tabel 5.1 Faktor Kirschmer
No Keterangan Kriteria Desain
1 Faktor Kirshmer (β)
- Bentuk bulat lingkaran 1,79
- Persegi dgn sisi depan (upstream) dan belakang
1.67
(downstream) setengah lingkaran
- Persegi dengan sisi depan (upstream) setengah
1.83
lingkaran
- Persegi 2.42
- Bulat telur 10,76
Sumber : Syed.R.Qasim, 1985

Rumus yang digunakan :


Jumlah batang (n)
L=n x w+ ( n+1 ) xb (5.3)
Dimana :
L = lebar saluran intake (m)
N = jumlah kisi yang digunakan dalam bar screen
w = lebar batang/diameter (m)
b = jarak antar bukaan batang (m)

Kehilangan tekanan melalui kisi


Vs 2
Hv= (5.4)
2g
Kehilangan tekanan di kisi-kisi
4
w
Hs=β ( ) hv sinӨ
b
3
(5.5)

Dimana :
Β = sudut kemiringan batang
Ө = faktor kirschmer/faktor bentuk dari batang
V-7

Direncanakan :
Saringan halus dengan pembersihan secara manual
Debit pengolahan = 200 L/dtk = 0,2 m3/dtk
Lebar saluran intake (L) = 1,15 m
Kecepatan aliran (v1) = 0,5 m/dtk
Kisi berbentuk bulat lingkaran (β) = 1,79
Diameter yang direncanakan (w) = 15 mm = 0,015 m
Jarak bukaan antar batang (b) = 50 mm = 0,05 m
Kemiringan kisi (α) = 60
Gravitasi (g) = 9,81
Sloope (S) = 0,00008

Screen

Y1 V1 Vb V2 Y2

Gambar 5.2 Sketsa Barscreen

Perhitungan :
Kedalaman sebelum screen (Y1)
5
3
Qxn Y1
1
= 5
2
S ( 2Y 1 +1 ) 3
5
3
3
0,2 m /dtk x 0,013 Y1
1
= 5
2
(0,00008) ( 2Y 1+1 ) 3
5
Y 13
0,29= 5
3
( 2 Y 1 +1 )
Dengan melakukan trial and error diperoleh nilai Y1=0,669 m
V-8

Kecepatan sebelum screen (v1)


Q 0,2 m 3 /dtk m
v1 = = =0,259
L x Y 1 1,15 m x 0,660 m dtk

Jumlah batang (n)


L=n x w+ [( n+ 1 ) x b ]
1,15 m=n x 0,015m+ [ ( n+1 ) x 0,05 m ]
1,15 m=0,015 n+0,05 n+ 0,05
1,10=0,065 n
n=17 batang
Jumlah batang yang akan direncanakan = 17 batang

Jumlah bukaan (s)


s=n+1=17+ 1=18 bukaan

Lebar bukaan total (Lt)


Lt =b x s=50 mm x 18 bukaan=899,77 mm=0,899 m

Kedalaman batang (bar terendam/Yb)


Y1 0,669 m
Y b= = =0,78 m
sin α sin 60 o

Kecepatan di screen (vb)


Q 0,2 m3 /dtk m
v b= = =0,33
Lt x Y 1 0,899 m x 0,669 m dtk

Kehilangan tekanan melalui screen (hv)


v b2 (0,33 m/ dtk)2
h v= = =0,01 m
2 g 2 x 9,81 m/dtk 2

Headloss bar
Persamaan Kirschmer
V-9

4
w
HL=β x( ) x hv x sin α
b
3

4
0,015 m
HL=1,79 x (
0,05 m )
3 °
x 0,01 m x sin 60 =0,0017 m=0,17 cm

Ketinggian air setelah bar (Y2)


Y 2=Y 1 −HL=0,669m−0,0017 m=0,667 m

Kecepatan setelah melewati screen (v2)


Q 0,2 m 3 /dtk m
v 2= = =0,260
L x Y 2 1,15 m x 0,667 m dtk

c. Saluran Pembawa
Saluran pembawa dibuat untuk membawa air baku dari pintu air menuju ke
bak pengumpul.
Direncanakan :
Saluran pembawa terbuat dari beton
Koefisien Manning (n) = 0,013
Kecepatan sadap (vsadap) = 0,3 m/dtk
Debit pengolahan (Qsal) = 200 L/dtk = 0,2 m3/dtk
Panjang saluran (Psal) = 2 meter
Tinggi muka air rata-rata (AWL) = 1 meter
Sketsa saluran pembawa dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
V-10

Gambar 5.3 Denah Saluran Pembawa


Perhitungan :
Persamaan kontinuitas
Q= A x v
Q sal
A=
v sadap
0,2 m 3 /dtk 2
A= =0,67 m
0,3 m/dtk
Lebar saluran=2 x tinggi muka air
¿ 2 x h=b
A=b x h
A=2 h x h=2 h2
0,67 m2
h=
√ 2
=0,58 m

b=2 h=2 x 0,58 m

Persamaan Manning
2 1
1
V = x R 3 x S2
n

Jari-jari Hidrolis (R)


V-11

b xh 1,15 m x 0,58 m
R= = =0,289 m
b+ 2h 1,15+ ( 2 x 0,58 m )

Kemiringan Saluran (Sloope)


2 2
v sal x n 0,3 m/dtk x 0,013
S=
( )(R
2
3
=
0,289 m
2
3 ) =0,00008

Jadi Dimensi Saluran


 Lebar Saluran (Lsal) = 1,15 m
 Panjang Saluran (Psal) =4m
 Kedalaman Saluran = 0,58 m+fb ( 20 % )
¿ 0,58 m+0,12=0,7 m

Head loss pada saluran pembawa (Hl)


Hl=S x Psal =0,00008 m/m x 4 m=0,000319 m

d. Bak Pengumpul
Bak pengumpul adalat tempat yang diperuntukkan untuk mengumpulkan air
yang telah disadap oleh unit intake sebelum dialirakan melalui pipa transmisi.
Rumus yang digunakan :
Volume bak pengumpul
V bak =Q x Td (5.6)
Luas bak pengumpul
V bak
Abak = (5.7)
hbak

Kriteria Desain :
Waktu detensi air dalam sumuran (Td) = maks. 20 menit
Tebal dinding saluran minimum = 20 cm
Sumber : Al-Layla,1978

Direncanakan :
V-12

Bak pengumpul berbentuk persegi panjang


Debit pengolahan (Q) = 0,2 m3/dtk
Waktu detensi (tdbak) = 15 menit = 900 detik
Percepatan gravitasi (g) = 9,81 m/dtk2
Diameter pipa peluap (ø peluap) = 12 inch
Diameter pipa penguras (øpenguras) = 12 inch
Panjang : Lebar (P : L) =2:1
Tinggi bak pengumpul (hbak) =5m

Perhitungan :
Volume bak pengumpul (Vbak)
V bak =Q x td bak=0,2m3 /dtk x 900 dtk=180 m3

Luas bak pengumpul (Abak)


V bak 180 m 3 2
Abak = = =36 m
hbak 5m

Dimensi bak pengumpul


Perbandingan antara panjang dan lebar adalah :
P:L=2:1
 Lebar bak pengumpul (Lbak)
Abak =Pbak x Lbak → P bak=2 Lbak
Abak =2 Lbak x Lbak
0,5 0,5
A 36 m2
[ ] [ ]
Lbak = bak
2
=
2
=4 m

 Panjang bak pengumpul (Pbak)


A bak 36 m 2
Pbak = = =9 m
Lbak 4m
V-13

 Kedalaman freeboard (hfreeboard) direncanakan 20% dari


kedalaman bak yang direncanakan, maka :
h freeboard =20 % x hbak
h freeboard =20 % x 5 m=1 m
Maka tinggi bak pengumpul :
h bak=5 m+1 m=6 m
Jadi dimensi bak pengumpul adalah :
o Lebar =4m
o Panjang =9m
o Tinggi =5m

 Check volume bak pengumpul (Vbak)


V bak =Pbak x Lbak x h bak

V bak =9 m x 4 m x 5 m=180m 3

 Check waktu detensi bak pengumpul (tdbak)


V bak 180 m 3
td ba k = = =900 dtk x 60 dtk /mnt =15 mnt
Q 0,2m 3 /dtk

5.2.2 Saluran Transmisi


Menurut Kawamura.Susumu, 1999, air baku dapat dialirakan secara
gravitasi maupun dengan bantuan pompa menuju ke instalasi pengolahan air
bersih. Saluran yang mengalirkan air baku disebut saluran transmisi.
Saluran transmisi dapat berupa saluran terbuka ataupun saluran tertutup
berupa pipa berdiameter tertentu. Rumus yang akan dipergunakan :
Rumus Manning untuk saluran terbuka
2 1
1
V = x R 3 x S2 (5.8)
n
Dimana :
V = kecepatan aliran (m/dtk)
R = jari-jari hidrolis (m)
S = kemiringan saluran
V-14

n = koefisien kekasaran Manning dinding saluran


Sumber : Chom,1959
Rumus Darcy Weisbach untuk saluran tertutup
Q
V=
1 (5.9)
π x d2
4

Dimana :
Q = debit harian maksimum
d = diameter pipa (m)
V = kecepatan aliran

Sistem pengaliran air baku yang digunakan yaitu secara gravitasi. Dengan
kondisi kontur (perbedaan ketinggian) intake berada pada +927 m dpl dan unit
instalasi berada pada ketinggian +748 m dpl, dikarenakan kondisi tersebut dan
mengupayakan untuk mencegah kebocoran maka pipa yang digunakan yaitu pipa
Galvanis Iron Pipe dengan diameter 14 inch.
Kriteria desain :
Kecepatan aliran melalui pipa transmisi (v) = 0,3 – 6 m/dtk
Kapasitas pipa transmisi adalah kapasitas maksimum satu hari (Qm)
Direncanakan :
Kapasitas pipa saluran transmisi (Qm) = 200 L/dtk = 0,2 m3/dtk
Kecepatan dalam pipa (v) = 1,5 m/dtk
Jenis pipa yang digunakan adalah pipa besi dengan nilai koefisien Hazen
William (C) = 100
Panjang pipa transmisi = 31 Km = 31000 m
Aksesories pipa yang digunakan untuk pipa Galvanis Iron Pipe :
Gate valve = 20 buah ; kf = 0,39
Bend 45o = 15 buah ; kf = 0,2
Bend 90o = 5 buah ; kf = 0,3
Air valve = 8 buah ; kf = 0,12
Fleksibel joint = 20 buah ; kf = 0,026
V-15

Perhitungan :
Luas penampang pipa (A)
Q 0,2 m3 /dtk 2
A= = =0,13 m
v 1,5 m/dtk
Diameter pipa (d)

4A 4 x 0,13 m2
d=
√ √ π
=
3,14
=0,412 m=41,21 cm=16,2 inc h=18 inc h=0,5 m

Check kecepatan aliran dalam pipa (vaktual)


Q Q 0,2 m3 /dtk m
v aktual= = = =1,2
A 1 1 dtk
2 2
4πd 4 x 3,14 x 0,5 m

Kemiringan (S)
1
Q
S= ( 0,2785 x C x d 2,63 ) 0,54

1
0,2 m3 /dtk
S= (
0,2785 x 100 x 0,5 m 2,63 ) 0,54
=0,005

Kehilangan tekan melalui pipa transmisi (ΔHmayor)


∆ H mayor =S x L=0,005 x 31000 m=157,70 m

Kehilangan tekan melalui aksesories pipa (ΔHminor)


v2
∆ H minor =kx ( )
2g

Contoh perhitungan untuk ΔH Gate Valve


1,52
∆ H Gate Valve =20 x 0,39 x (
2 x 9,81
=0,89 )
Untuk perhitungan kehilangan tekan pada aksesories lainnya dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 5.2 Kehilangan Tekan Pada Aksesories Pipa
Aksesories kf ΔHminor
Gate Valve 0,39 0,89
Air Valve 0,12 0,11
V-16

Bend 45o 0,2 0,34


Bend 90o 0,3 0,17
Fleksibel joint 0,026 0,06
TOTAL 1,58
Sumber : Hasil Perhitungan

Kehilangan tekan melalui sistem transmisi (ΔH)


∆ H =∆ H mayor + ∆ H minor
∆ H =157,70+1,58=159,28 m

Pada jalur pipa transmisi ditambahkan unit Bak Pelepas Tekan (BPT) yang
digunakan untuk mengurangi tekanan pada pipa yang diakibatkan perbedaan
ketinggian yang cukup besar antara intake dengan lkasi instalasi pengolahan air
minum. Bak Pelepas Tekan ini akan dipasang pada jalur pipa di ketinggian +850
m dpl. Waktu detensi yang akan direncanakan pada Bak Pelepas Tekan yaitu
selama 30 detik.

Volume BPT (VBPT)


V bak =Q x Td=0,2 m3 /dtk x 30 dtk=6 m3

Luas BPT (ABPT)


V BPT 6 m3 2
A BPT = = =4 m
hBPT 1,5 m

Dimensi BPT
Perbandingan antara panjang dan lebar adalah :
P:L=2:1
 Lebar BPT (LBPT)
A BPT =P BPT x LBPT → PBPT =2 LBPT
A BPT =P BPT x LBPT
0,5 0,5
A 4 m2
2[ ] [ ]
LBPT = BPT =
2
=1,41 m

 Panjang BPT (PBPT)


PBPT =2 x LBPT
V-17

PBPT =2 x 1,41 m=2,83 m


 Kedalaman freeboard (hfreeboard) direncanakan 20% dari kedalaman bak
yang direncanakan, maka :
h freeboard =20 % x hBPT
h freeboard =20 % x 1,5 m=0,3m
Maka tinggi BPT adalah :
h BPT =1,5 m+0,3 m=1,8 m
Dimensi BPT adalah:
o Lebar : 1,4 m
o Panjang :3m
o Tinggi :2m

 Check volume BPT (VBPT)


V BPT =PBPT x L BPT x hBPT

V BPT =3 m x 1,4 m x 2m=8,4 m 3

 Check waktu detensi BPT (tdBPT)


V BPT 6 m3
td BPT = = =30 detik
Q 0,2 m 3 /dtk

Hasil rancangan :
Pintu Air
Lebar pintu air = 0,8 meter
Lebar saluran = 1 meter
Tinggi maks.muka air = 2 meter
Kehilangan tekanan = 0,4 m/dtk
Screen
Lebar saluran = 1 meter
Kisi bentuk bulat lingkaran
Diameter batang = 0,015 meter
Jarak bukaan batang = 0,05 meter
Kemiringan = 60˚
V-18

Kedalaman sebelum screen = 0,669 meter


Jumlah batang = 15 batang
Jumlah bukaan = 16 bukaan
Kedalaman batang terendam = 0,78 meter
Headloss Krischmer = 0,0023 meter
Saluran Pembawa
Panjang saluran = 4 meter
Lebar saluran = 1,15 meter
Kedalaman saluran = 0,7 meter
Headloss saluran pembawa = 0,000319 meter
Bak Pengumpul
Volume bak pengumpul = 180 m3/dtk
Luas bak pengumpul = 36 m2
Lebar bak pengumpul = 4 meter
Panjang bak pengumpul = 9 meter
Tinggi bak pengumpul = 5 meter
Diameter pipa peluap = 12 (inch)
Diameter pipa penguras = 12 (inch)
Saluran Transmisi
Luas penampang pipa = 0,13 m2
Diameter pipa = 0,5 meter = 18 (inch)
Headloss pada pipa = 157,70 meter
Headloss melalui sistem transmisi = 159,28 meter
Headloss pada aksesories = 1,58 meter
BPT
Lebar BPT = 1,41 meter
Panjang BPT = 2,83 meter
Tinggi BPT = 1,8 meter
V-19
V-20
V-21
V-22

5.2.3 Koagulasi
Koagulasi adalah proses destabilisasi partikel koloid dengan cara
penambahan senyawa kimia yang disebut koagulan.
Destabilisasi merupakan proses dimana partikel-partikel koloid bersatu
dengan koagulan dan menjadi besar. Koagulan yang digunakan berfungsi untuk
membantu proses flokulasi agar flok dapat terbentuk lebih cepat. Parikel koloid
adalah hampir sama dengan padatan tersuspensi hanya saja mempunyai ukuran
yang lebih kecil yakni kurang dari 1µm (mikron), dengan kecepatan pengendapan
yang sangat rendah sekali. Partikel koloid ini juga yang menyebabkan timbulnya
kekeruhan. Dengan demikian partikel-partikel koloid yang pada awalnya sukar
dipisahkan dari air, setelah proses koagulasi akan menjadi kumpulan partikel yang
lebih besar sehingga mudah dipisahkan dengan cara sedimentasi, filtrasi atau
proses pemisahan lainnya yang lebih mudah. (Idaman.Said Nusa,2005:153)
Jenis koagulasi yang dapat digunakan adalah jenis hidrolis dan jenis
mekanis. Kedua jenis koagulasi tersebut mempunyai karakteristik sebagai
berikut :
a. Hidrolis
- Tingkat turbulensinya sangat dipengaruhi pada energi yang tersedia
- Besarnya air yang akan diolah
Contoh : terjunan, pipa aliran turbulen
b. Mekanis
- Tingkat turbulensinya sangat tergantung pada jenis peralatan dan fungsi
dari energi yang diberikan
- Tidak terpengaruh oleh besarnya kapasitas air yang akan diolah
Contoh : paddle dan propeller, pencampur statis

Rumus yang digunakan :


Ketinggian muka air di V-Notch
2
Q
Hp= (
2 , 63 x cd )
3
(5.10)

Dimana :
Hp = ketinggian muka air di V-Notch
V-23

Q = debit aliran air (m3/detik)


Cd = koefisien limpasan

Gradien kecepatan
ρ x g xQ xh
G=
√ μ xT
(5.11)

G2 x μ x t G 2 x v x t
h= = (5.12)
ρxg g
Dimana :
G = gradien kecepatan pengadukan (dtk-1)
ρ = massa jenis cairan sesuai dengan temperatur (997.99 kg/m.dtk)
µ = kekentalan/viskositas (kg/m3)
h = headloss (m)
t = waktu detensi (detik)

Waktu yang diperlukan untuk jatuh


2h
t tjn=
√ g
(5.13)

Dimana :
ttjn = waktu yang diperlukan untuk jatuh
g = percepatan gravitasi (9,81 m/dtk2)
h = tinggi atau ketinggian pelimpah (m)

Kriteria perencanaan :
Gradien kecepatan = 200 – 1000 det-1
Waktu detensi = 20 - 60 detik (40
detik)
Viskositas kinematik (v) pada 25ºC = 0,9055 x 10-6 m2/det
Viskositas dinamik (µ) pada 25 ºC = 0,903 x 10-3 Nd/m2
Rapat massa pada 25 ºC = 996,95 Kg/m3
Koefisien Discharge (Limpasan) = 0,62
Gtd = 104 - 105
Bilangan Reynold (Nre) = > 2000
V-24

Bilangan Froude (NFr) = > 10-5


Perbandingan P : L =2:1
Direncanakan 2 bak koagulasi, sehingga

Sketsa Gambar Bak Koagulasi dapat di lihat pada gambar dibawah ini,

Gambar 5.7 Sketsa Bak Koagulasi

1. Sistem Inlet
Saluran inlet berbentuk segi empat yang merupakan saluran yang menyalurkan air
baku pipa transmisi ke V-Notch, dimana :
Kriteria desain :
Debit yang masuk ke inlet

0,2m 3 /dtk 3
¿ =0,1 m /dtk
2
V-25

Lebar saluran inlet (w) = 0,6 m


Panjang saluran inlet ( Linlet) = 1,5 m

Perhitungan :
Ketinggian air dalam saluran inlet (hair)
2
Qinlet
(
hair =
)
1 ,38×w inlet
3

3 2
0,1 m /dt
h =(
1,38×0,6 m )
3
air

hair =0,244 m
Ketinggian freeboard (hfreeboard)
h freeboard =( h air ×20 % )

h freeboard =( 0 , 244 m×20 % )


h freeboard =0,049 m
Ketinggian saluran inlet (hsaluran)
h saluran=hair +h freeboard
h saluran=0 ,244 m+0, 049 m
h saluran=0 ,293 m
Kecepatan aliran dalam saluran inlet (vinlet)
Qinlet
v inlet =
hair ×w inlet
3
0,1 m /dt
v inlet =
0 ,244 m×0,6 m
v inlet =0 ,682 m/dt
Jari-jari hidrolis saluran inlet (Rinlet)
hair ×winlet
Rinlet =
( 2×hair ) + winlet
V-26

0 , 244 m×0,6 m
Rinlet =
( 2×0 , 244 m ) +0,6 m
Rinlet =0 ,135 m

Kemiringan saluran inlet (Sinlet)


2 1
1
v inlet = ×R 3 ×S 2
n
2
v inlet ×n
S inlet =
( R 2
inlet 3
)
2
0 , 682 m/s×0 , 013
(
S inlet =
0 , 135 m
2
3 )
m
S inlet =0 , 0011
m
Kehilangan tekanan pada saluran inlet (hlinlet)
hl inlet =Sinlet ×Linlet
hl inlet =0 ,0011×1,5 m
hl inlet =0, 0017 m

2. Pelimpah (V-Notch)
Terjunan (Pelimpah) untuk unit koagulasi menggunakan V-Notch.

Gambar 5.8 V-Notch

Tinggi muka air pada V-Notch (hv-notch)


V-27

Untuk α = 90, maka


2 2
Q 0,1 m3 /dt

[ ][ ] 5
h v −notch = 5=
8 8
⋅Cd ( 2 g⋅tan α /2 ) ⋅0 , 62 ( 2⋅9 ,81⋅tan(90 /2) )
15 15

h v −notch =0 ,188 m

Lebar muka air pada V-Notch (Bv-notch)


α
B v−notch=2 H tan
2
90
B v−notch=2(0 , 188) tan
2
B v−notch=0 ,38 m

Luas V-Notch (Av-notch)


1
A V − Notch = ×h V −Notch ×BV − Notch
2
1
A V − Notch = ×0 , 188 m×0 , 38 m
2
A V − Notch=0 , 036 m2

Kecepatan awal di ambang (vo)


Q in
v 0=
A V − Notch
3
0,1 m /dt
v 0=
0 , 036 m2
v 0 =2,8 m/dt

3. Dimensi Bak
Volume Bak (V bak)
Dengan waktu detensi sesuai dengan kriteria perencanaan (40 detik),
maka volume bak dapat dihitung sebagai berikut,
V bak =Q bak ×td
V-28

3
V bak =0,1 m /s×40 dt
V bak =4 m3

Dimensi Bak
P:L=2:1
P = 2L
V =P×L×T (asumsi T = 1,5 m)
V =2 L×L×T
3 2
4 m =2 L ×1,5 m
4 m3
L=

2×1,5 m
L=1,15 m
Maka,
V 4 m3
P= = =2,3 m
L .T 1,15 m x 1,5 m

Tinggi bak hidrolis (Terjunan)


hterjunan =T +hV −Notch
hterjunan =1,5 m+0,188 m
hterjunan =1,69 m

Kedalaman freeboard (hfreeboard)


h freeboard =( 20 %×h terjunan )

h freeboard =( 20 %×1,69 m )
h freeboard =0, 34 m

Tinggi Bak hidrolis (hbak)


hbak =hterjunan +hfreeboard
hbak =1,69 + 0,34 m
V-29

hbak =2,03 m
Jadi dimensi bak koagulasi adalah :

 Lebar (
Lbak ) : 1,15 m ≈ 115 cm

 Panjang (
Pbak ) : 2,3 m ≈ 230 cm

 Tinggi (
hbak ) : 2,0 m ≈ 200 cm

Waktu terjun ke bak koagulasi (tterjunan)

2 hterjunan 2(1 ,69 )


t terjun =
√ g √
=
9 , 81
=0 , 59 det

Kecepatan terjun ke bak koagulasi (vterjun)


v terjun=hterjunan /t terjunan
v terjun=1,69 m/0,59 dt
v terjun =2,88 m/dt

Cek nilai gradient kecepatan (G)


0,5
ρ x g x Q x hterjunan
G=
( μ x V bak )
0,5
996 , 95 Kg/m3 x 9, 81 m/dtk 2 x 0,1 m3 /dtk x 1,69 m
G=
( 0 , 903 x 10−3 Kg/m .dtk x 4 m3 )
det−1
G=676,14 (memenuhi kriteria desain.)

Gtd
Gtd=G×td
Gtd=676 ,14×40 det
Gtd=27045 ,8

4. Kontrol Aliran
Jari-jari hidrolis (R)
V-30

Lbak ×Pbak
R = 2 x ( Lbak +Pbak )
1,15 m×2,31 m
R= 2 x (1,15 m+2,31 m)
0,38 m
R=

Bilangan Reynold (Nre)


v terjun ×R
Nre=
υ
2, 88×0 , 38
Nre=
0 , 9055×10−6
Nre=1 ,22×106 > 2000 (memenuhi syarat )
Dari hasil perhitungan bilangan Reynold yang didapat telah memenuhi
syarat yaitu lebih besar nilainya dari 2000.

Bilangan Froude (NFr)


2
v
NFr=
gR
2
(2, 88)
NFr=
9,81×0,38
NFr=2, 19 > 10−5 (memenuhi syarat )
Dari hasil perhitungan bilangan Froude yang didapat telah memenuhi
syarat yaitu lebih besar nilainya dari 10-5.

5. Sistem Outlet
Saluran outlet berbentuk segi empat, dimana :
Debit outlet = 0,1 m3/ dt
Lebar saluran outlet (w) = 0,5 m
Panjang saluran outlet (L) = 1,5 m
V-31

Perhitungan :
Ketinggian air dalam saluran outlet (hair)
2
Qinlet
(
hair =
)
1 ,38×w outlet
3

3 2
0,1 m /dt
h =(
1,38×0,5 m )
3
air

hair =0 ,28 m
Ketinggian freeboard (hfreeboard)
h freeboard =( h air ×20 % )

h freeboard =( 0 , 28 m×20 % )
h freeboard =0 ,055 m
Ketinggian saluran outlet (hsaluran)
h saluran=hair +h freeboard
h saluran=0 ,28 m+0 , 055 m
h saluran=0,33 m
Kecepatan aliran dalam saluran outlet (voutlet)
Q outlet
v outlet =
hair ×woutlett
3
0,1 m /dt
v outlet =
0 ,28 m×0,5 m
v outlet =0 , 72 m/dt
Jari-jari hidrolis saluran outlet (Routlet)
hair ×woutlet
Routlett =
( 2×hair ) +w outlett
0 ,28 m×0,5 m
Routlett =
( 2×0 ,28 m) +0,5 m
Routlett =0 ,131 m
V-32

Kemiringan saluran outlet (Soutlet)


2 1
1
v outlet = ×R 3×S 2
n
2
v outlet ×n
S outlet =
( R 2
outlet 3
)
2
0 , 72 m/ s×0 , 013
S outlet =
( 0 ,131 m
2
3 )
m
S outlet = 0 , 0013
m
Kehilangan tekanan pada saluran outlet (hloutlet)
hloutlet =S outlet ×Loutlet
hloutlet =0, 0013×1,5 m
hloutlet =0, 002 m

Hasil Rancangan :
Sistem Inlet
Lebar saluran inlet (Linlet) = 0,6 meter
Panjang saluran inlet (Pinlet) = 1,5 meter
Ketinggian air dalam sal.inlet (Tinlet) = 0,244 meter
Ketinggian saluran inlet (hsaluran) = 0,293 meter
HL inlet = 0,0017 meter
Pelimpah (V-Notch)
Tinggi muka air pada V-Notch = 0,188 meter
Lebar muka air pada V-Notch = 0,38 meter
Luas V-Notch = 0,036 m2
Dimensi Bak
Volume bak (Vbak) = 4 m3
Lebar bak (Lbak) = 1,15 meter
Panjang bak (Pbak) = 2,3 meter
Tinggi bak (Tbak) = 2,0 meter
Kontrol Aliran
V-33

Jari-jari hidrolis (R) = 0,38 meter


Bilangan Reynold (NRe) = 1,22 x 105
Bilangan Froude (NFr) = 2,19
Sistem Outlet
Lebar saluran outlet (Loutlet) = 0,5 meter
Panjang saluran outlet (Poutlet) = 1,5 meter
Ketinggian air dalam sal.outlet (hair) = 0,28 meter
Ketinggian saluran outlet (hsaluran) = 0,33 meter
HL outlet = 0,002 meter

5.2.4 Flokulasi
Menurut Reynolds (1982:556), flokulasi adalah pengadukan lambat dari air
yang telah ditambahkan koagulan untuk mengumpulkan partikel yang sudah di
destabilisasi sehingga dapat membentuk flok. Terbentuknya flok-flok menjadi
lebih besar sehingga berat jenisnya lebih daripada air, maka flok-flok tersebut
akan lebih mudah mengendap di unit sedimentasi.
Pengadukan lambat dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain :
a. Pengadukan mekanis
Merupakan metoda pengadukan menggunakan peralatan mekanis yang terdiri
atas motor, poros pengaduk (shaft), dan alat pengaduk (impeller).
b. Pengadukan hidrolis
Merupakan metoda pengadukan yang memanfaatkan aliran air sebagai tenaga
pengadukan. Tenaga pengadukan ini dihasilkan dari energi hidrolik yang
dihasilkan dari suatu aliran hidrolik. Energi hidrolik dapat berupa energi
gesek, energi potensial (jatuhan) atau adanya lompatan hidrolik dalam suatu
aliran. Contoh pengadukan hidrolis untuk pengadukan lambat adalah kanal
bersekat (baffle channel), perforated wall,loncatan hidrolik, gravel bed dan
sebagainya.
Secara spesifik, nilai G dan waktu detensi untuk proses flokulasi adalah
sebagai berikut :
 Untuk air sungai :
Td = minimum 20 menit
V-34

G = 10 – 50 detik-1
 Untuk air waduk :
Td = 30 menit
G = 10 – 75 detik-1
 Untuk air keruh :
Td dan G lebih rendah
 Bila menggunakan garam besi sebagai koagulan :
G tidak lebih dari 50 detik-1
 Untuk penurunan kesadahan (pelarut kapur/soda) :
Td = minimum 30 menit
G = 10 – 50 detik-1
 Untuk presipitasi kimia (penurunan fosfat, logam berat, dan lain-lain) :
Td = 15 – 30 menit
G = 20 – 75 detik-1
Gtd = 10.000 – 100.000

Kriteria perencanaan :
Gradien kecepatan (air sungai) = 10 – 50 dtk-1
G x td = 104 - 105
Waktu detensi (td total) = minimum 20 menit
Viskositas kinematis (ʋ) pada 25˚C = 0,9055 x 10-6 m2/dtk
Viskositas dinamik (µ) pada 25˚C = 0,903 x 10-3 kg/m.dtk
Rapat massa (ρ) pada 25˚C = 996,95 L/dtk
Debit pengolahan (Q) = 200 L/dtk = 0,2 m3/dtk

Direncanakan :
Flokulasi baffle channel = 6 tahap
Tahap I : td = 200 dtk (G = 50 dtk-1)
Tahap II : td = 200 dtk (G = 45 dtk-1)
Tahap III : td = 200 dtk (G = 40 dtk-1)
Tahap IV : td = 200 dtk (G = 35 dtk-1)
Tahap V : td = 200 dtk (G = 30 dtk-1)
V-35

Tahap VI : td = 200 dtk (G = 25 dtk-1)

Rumus yang digunakan :


Jumlah baffle dalam flokulator aliran vertikal
1
Q x Hl
G= [
V xH x A ] 2
(5.14)

Q
V= (5.15)
BxH

Sketsa Bak Flokulasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini,

Gambar 5.9 Sketsa Bak Flokulasi

Perhitungan :
1. Tahap Flokulator
Contoh perhitungan Tahap 1 :
Direncanakan :
Tinggi air (H1) =4m
Lebar dasar baffle (B1 = L1) =1m
Luas dasar (A1) = 2 m2
Gradien kecepatan (G) = 50 detik-1
V-36

Waktu detensi (td) = 200 detik

Perhitungan :
Debit pengolahan tiap bak (qbak)
Q 0,2 m3 /dtk 3
q bak = = =0,05 m /dtk
n bak 4 bak

Kecepatan Tahap 1 (v)


qbak 0,05 m3 /dtk m
v= = =0,013
(H 1 x B 1) (4 m x 1 m) dtk

G x td
G x td =50 dtk −1 x 200 dtk =10000
Kehilangan tekanan Tahap 1
2 2
G2 x v x H x A ( 50 dtk ) x 0,9055 x 10 x 4 m x 2 m
−1 −6
Hl1 = = =0,4 m
qbak 0,05 m3 / dtk

Ketinggian air pada Tahap II


H 2=H 1 x Hl1 =4 m x 0,4 m=3,6 m

2. Dimensi Unit Flokulasi


Tinggi freeboard bak (hfreeboard)
Direncanakan tinggi freeboard bak dari Tahap I sampai IV adalah
sebesar 20% dari tinggi air tiap tahap.
Contoh perhitungan untuk Tahap I :
h freeboard =20 % x H 1=20 % x 4 m=0,8 m
Maka tinggi bak untuk Tahap I adalah :
h bak=hfreeboard + H 1=0,8 m+ 4 m=4,8 m

Panjang bak (Pbak)


Pbak = jumla h ta h ap x B Pbak =6 tah ap x 1 m=6 m
V-37

Lebar bak (Lbak)


A 1 2 m2
Lbak = = =2m
B1 1m

Untuk perhitungan Tahap II sampai VI dapat dilihat pada tabel


berikut :

Tabel 5.3 Perhitungan Unit Flokulasi Baffle Channel Vertikal


Waktu Luas
Gradien Lebar Dasar Tinggi Air
Tahap Detensi Dasar
Kecepatan (G) Baffle (B1 = L1) (H)
(td) (A)
Tahap 1 200 dtk 50 detik-1 1m 2 m2 4m
Tahap 2 200 dtk 45 detik-1 1m 2 m2 3.6 m
Tahap 3 200 dtk 40 detik-1 1m 2 m2 3.4 m
Tahap 4 200 dtk 35 detik-1 1m 2 m2 3.2 m
Tahap 5 200 dtk 30 detik-1 1m 2 m2 3.0 m
Tahap 6 200 dtk 25 detik-1 1m 2 m2 2.9 m
Sumber : Hasil Perhitungan

3. Sistem Inlet Flokulasi


Direncanakan :
Saluran penampang berbentuk = persegi panjang
Lebar bak 2m
Lebar saluran (Linlet) = = =0,5 m
jumla h bak 4 bak
Debit pada saluran inlet (Qinlet) = 0,05 m3/dtk (setiap bak)
Tinggi air (hair inlet) = 0,5 m
Lebar flokulasi (Lflokulasi) =2m
Lebar dinding (ldinding) = 0,2 m

Perhitungan :
Tinggi saluran inlet (Hinlet)
H inlet =h airinlet + ( 20 % x hair inlet )
V-38

H inlet =0,5 m+ ( 20 % x 0,5 m)


H inlet =0,6 m

Panjang saluran inlet pada setiap bak (Pbak inlet)

Pinlet =( Lflokulasi + ( 12 l ))
dinding

1
Pinlet =(2m+( x 0,2 m))
2
Pinlet =2,1 m

Luas saluran inlet (Ainlet)


Ainlet =Linlet x hair inlet =0,5 m x 0,5 m=0,25 m

Kecepatan aliran pada saluran inlet (vinlet)


m3
0,05
Q dtk
vinlet = inlet = =0,2 m/dtk
Ainlet 0,25 m

Jari-jari hidrolis (Rinlet)


hair inlet x Linlet 0,5 m x 0,5 m
Rinlet = = =0,2 m
( 2 x h airinlet ) + Linlet ( 2 x 0,5 m ) +0,5 m

Kemiringan saluran inlet (Sinlet)


2 2
v inlet x n 0,2m x 0,013
Sinlet =
[ ][
( R inlet )
2
3
=
( 0,2 m )
2
3 ] =0,00007 m/m

Kehilangan tekanan pada saluran inlet di setiap bak (hlinlet)


h l inlet =Pinlet x S inlet =2,1 m x 0,00007 m/m=0,0002m

4. Pintu Air
Direncanakan :
V-39

Debit pintu air (QPA = Qbak) = 0,05 m3/dtk


Kecepatan aliran air pada pintu air (vPA) = 0,6 m/dtk
Perhitungan :
Luas pintu air (APA)
m3
0,05
Q dtk
A PA = PA = =0,08 m2
v PA m
0,6
dtk
Direncanakan tinggi bukaan pintu air (dPA) = 0,5 LP
A PA =d PA x LPA  LPA =2 d PA
0,5 0,5
A PA 0,08 m
( ) (
d PA =
2
=
2 ) =0,2m

Maka lebar pintu air adalah :


A PA =d PA x LPA
A PA 0,08 m
LPA = = =0,4 m
d PA 0,2 m

Kehilangan tekanan pada pintu air (HlPA)


2
Q PA
Hl PA = ( 2,476 x LPA x d PA )
2
m3
Hl P A = ( dtk
0,05
2,476 x 0,4 m x 0,2 m
=0,06 m )
5. Sistem Outlet Flokulasi
Direncanakan :
Saluran penampang berbentuk = Persegi panjang
Lebar saluran (Loutlet) =1m
Panjang saluran outlet (Poutlet) = 1,5 m
Kecepatan air di saluran otlet (voutlet) = 0,5 m/dtk
V-40

Perhitungan :
Luas saluran outlet (Aoutlet)
m3
0,05
Q dtk
Aoutlet = = =0,1m2
v outlet m
0,5
dtk

Tinggi air pada saluran oulet (hair)


A outlet 0,1 m 2
h airoutlet = = =0,1 m
Loutlet 1m

Tinggi freeboard (hfreeborad)


h freeboard =hair x 20 %=0,1 m x 20 %=0,02m

Tinggi air pada saluran outlet (houtlet)


h outlet=hair outlet +h freeboard =0,1 m+ 0,02m=0,12m

Jari-jari hidrolis saluran outlet (Routlet)


hair outlet x Loutlet 0,1m x 1 m
Routlet = = =1,01 m
( 2 x hair outlet ) + Loutlet ( 2 x 0,1 m )+1 m

Kemiringan saluran outlet (Soutlet)


2 2
v outlet x n 0,5 m x 0,013
Soutlet =
[ ][
( R outlet )
2
3
=
( 1,01 m )
2
3 ] =0,00003 m/m

Kehilangan tekanan saluran outlet (Hloutlet)


h l outlet =Poutlet x S outlet =1,5 m x 0,00003 m/m=0,00004 m

Hasil Rancangan :
Debit pengolahan (Q) = 200 L/dtk = 0,2 m3/dtk
Flokulasi baffel channel = 6 tahap
Tahap I
V-41

Tinggi air (H1) = 4 meter


Lebar dasar baffle (B1 = L1) = 1 meter
Luas dasar (A1) = 2 meter
Gradien kecepatan (G) = 50 detik-1
Waktu detensi (td) = 200 detik
Headloss (Hl1) = 0,4 meter
G x td = 10000
Kecepatan air (v1) = 0,013 m/dtk
Tahap II
Tinggi air (H2) = 3,6 meter
Lebar dasar baffle (B2 = L2) = 1 meter
Luas dasar (A2) = 2 meter
Gradien kecepatan (G) = 45 detik-1
Waktu detensi (td) = 200 detik
Headloss (Hl2) = 0,3 meter
G x td = 9000
Kecepatan air (v2) = 0,01 m/dtk
Tahap III
Tinggi air (H3) = 3,4 meter
Lebar dasar baffle (B3 = L3) = 1 meter
Luas dasar (A3) = 2 meter
Gradien kecepatan (G) = 40 detik-1
Waktu detensi (td) = 200 detik
Headloss (Hl3) = 0,2 meter
G x td = 8000
Kecepatan air (v3) = 0,01 m/dtk
Tahap IV
Tinggi air (H4) = 3,2 meter
Lebar dasar baffle (B4 = L4) = 1 meter
Luas dasar (A4) = 2 meter
Gradien kecepatan (G) = 35 detik-1
Waktu detensi (td) = 200 detik
V-42

Headloss (Hl4) = 0,1 meter


G x td = 7000
Kecepatan air (v4) = 0,02 m/dtk
Tahap V
Tinggi air (H5) = 3,0 meter
Lebar dasar baffle (B5 = L5) = 1 meter
Luas dasar (A5) = 2 meter
Gradien kecepatan (G) = 30 detik-1
Waktu detensi (td) = 200 detik
Headloss (Hl5) = 0,2 meter
G x td = 6000
Kecepatan air (v5) = 0,02 m/dtk

Tahap VI
Tinggi air (H6) = 2,9 meter
Lebar dasar baffle (B6 = L6) = 1 meter
Luas dasar (A6) = 2 meter
Gradien kecepatan (G) = 25 detik-1
Waktu detensi (td) = 200 detik
Headloss (Hl6) = 0,07 meter
G x td = 5000
Kecepatan air (v6) = 0,02 m/dtk
Panjang bak flokulasi (Pbak) = 6 meter
Lebar bak flokulasi (Lbak) = 2 meter
Sistem Inlet
Luas saluran inlet (Sinlet) = 0,25 meter2
Lebar saluran inlet (Linlet) = 0,5 meter
l dinding = 0,2 meter
Tinggi saluran inlet (hinlet) = 0,6 meter
Panjang saluran inlet (Pinlet) = 2,1 meter
Kemiringan saluran inlet (Sinlet) = 0,00007 m/m
Headloss saluran inlet (Hlinlet) = 0,0002 meter
V-43

Pintu Air
Luas pintu air (APA) = 0,08 meter2
Lebar pintu air (LPA) = 0,4 meter
Tinggi bukaan pintu air (dPA) = 0,2 meter
Headloss pintu air (HlPA) = 0,06 meter
Sistem Outlet
Luas saluran outlet (Soutlet) = 0,1 meter2
Lebar saluran outlet (Loutlet) = 1 meter
Panjang saluran outlet (Poutlet) = 1,5 meter
Kemiringan saluran outlet (Soutlet) = 0,00003 m/m
Headloss (Hloutlet) = 0,00004 meter
V-44
V-45

5.2.5 Sedimentasi
Sedimentasi atau pengendapan adalah suatu unit operasi untuk
menghilangkan materi tersuspensi atau flok kimia secara gravitasi. Proses
sedimentasi pada pengolahan air bersih umumnya untuk menghilangkan padatan
tersuspensi sebelum dilakukan proses pengolahan selanjutnya.
(Said.Nusa.Idaman,2005).
Jenis pengendapan partikel pada sedimentasi dapat dibedakan menjadi 2
jenis pengendapan, yaitu :
1. Pengendapan partikel Discrete, pengendapan yang terjadi akibat gaya
gravitasi dan mempunyai kecepatan pengendapan yang relatif konstan
tanpa dipengaruhi oleh adanya perubahan partikel dan berat jenis.
2. Pengendapan partikel Flocculant, yaitu pengendapan yang terjadi akibat
gaya gravitasi dan mempunyai percepatan pengendap per satuan waktu
sesuai dengan pertambahan ukuran pertikel flocculant.
Beberapa kriteria desain untuk bak sedimentasi adalah sebagai berikut :
Kriteria Desain :
Jarak antar plate (w) = (5 – 10) cm
Bilangan Reynold (NRe) = < 2000
Bilangan Froud (NFr) = > 10-5
Efisiensi penyisihan = (90 – 95) %
Kecepatan mengendap awal untuk mendapatkan flok (vo)
= (0,2 – 0,9) mm/dtk = ( 0,002 – 0,009) m/dtk
Sudut kemiringan plate settler (α) = (45 – 75)˚
Ratio panjang : lebar = (4 – 6) : 1
Ratio lebar : tinggi = (3 – 6) : 1
Lebar zone inlet = 25% panjang zone pengendapan
Beban pelimpah = (250 – 500) m3/m2/hari
Waktu detensi (td) dalam plate settler = minimum 4 menit
V-46

Direncankan :
Debit pengolahan (Q) = 0,2 m3/dtk

Kecepatan mengendap (
v0 ) = 0,002 m/dtk
(sumber : Hasil pengukuran pada Laboratorium Unpas, 2011)
Efisinsi bak = 95 % (0,95)
Kondisi performance bak (n) = 1/3 (Good Performance)
Panjang : Lebar (P : L) =5:1
Jarak antar plat (W) = 8 cm (0,08 m)

Tebal plat (
t plat ) = 0,5 cm (0,005 m)

Lebar plat settler (


w plat ) = 100 cm (1,0 m)

Jumlah bak (
nbak ) = 2 buah

Jarak antara plat settler dengan ruang lumpur adalah 1,2 meter (
lPS−RU )

Panjang plat settler (


P plat ) =Lebar zona pengendapan (

Lzona pengendapan )

W
Plate settler C
B

WP D
V
H

VS 
A E

Gambar 5.11 Potongan Plate Settler

Perhitungan,
1. Dimensi Bak Sedimentasi
Direncanakan akan dibangun 2 buah bak sedimentasi, sehingga debit tiap bak
adalah :
Q
q bak = →
nbak n = Jumlah bak,
V-47

Maka :
3
0,2 m /dtk
q bak = =0,1 m3 /dtk
2

Kecepatan mengendap partikel desain (


vs )
Hubungan antara Efisiensi pengendapan dengan kinerja (Good
Performance), dimana efisiensi pengendapan 95% dan n 1/3 maka dapat
dilihat pada grafik dibawah ini.

Gambar 5.12 Grafik Hubungan Antara Efisiensi Penyisihan Dengan Kinerja

Dari grafik pada Gambar 5.12 didapat :


v0
=4,8
Q
( )
A

v 0 =4,8 x ( QA )→v = QA
s

Maka,
v 0 =4,8 x v s
v0
v s=
4,8
V-48

0 , 002 m/dtk
v s= =0 ,000417 m/dtk
4,8
Luas permukaan bak (
As )
3
0,1 m /dtk
As= =240 m2
0 , 000417 m/dtk

2. Dimensi Zona Pengendapan


Tinggi plate settler dalam bak ( H )
H=w plat x sin α
0
H=100 cm x sin 60 =86 cm
Tinggi Free board (
H Free board )
Tinggi Free board direncanakan 20 % dari tinggi plate settler, maka :
H Free board =H x 20 0 0

H Free board =86 cm x 20 0 0 =17 , 2 cm

Tinggi zona pengendap (


H zona pengendap )
H zona pengendapan =H + H Free board

H zona pengendapan =86 cm + 17 ,2 cm=103 ,2 cm=1, 032 m

Panjang diagonal antar plat ( L AB )

H w
L AB=
[ ][ ] +
sin α tan α
86 cm 8 cm
L AB=
[ ][ ]
sin 60 0
+
tan 600
=105 cm

Jarak horizontal antar plat ( w AE )


w
w AE=
sin α
8 cm
w AE= =9,3 cm
sin 600
V-49

Zona pengendapan
 Luas zona pengendapan (A)

Q w
vs=
( )( x
A zp h cosα + w cos2 α )
0,1 m3 /dtk 0 , 08 m
0 , 000417 m/dtk=
( A zp )(
x
1,0 mcos 60 + 0 , 08 cmcos 2 600
0 )
A zp=36 m2
 Dimensi zona pengendapan

 Lebar zona pengendapan (


Lzp )
P zp : L zp =5 :1
A zp =Pzp x L zp → A=5 x L
zp 2

Maka ;
0. 5
A zp
Lzp = [ ]
5
0. 5
36 m 2
Lzp = [ ]
5
=2,7 m

 Panjang zona pengendapan (


Pzp )
Pzp =5 x L zp
Pzp =5 x 2,7 m=13,5 m

 Tinggi jatuhnya partikel (


LCD=h )

w
h=
cos α
8 cm
h= =16 cm=0 , 16 m
cos 600
 Waktu detensi (td)
h
td=
vs
V-50

0 , 16 m
td= =6,4 menit
( 0 , 000417 m/dtk x 60 dtk /mnt )

 Jumlah plate settler (


n plat )

( P zp x sin α )
[
n plat =
w ] +1

13 , 5 m x sin 600 )
[
n plat =
(
0 , 08 m ]
+1=146 , 13≈146 buah

 Koreksi Terhadap Panjang( K )


t plat
K=n plat x
sin α
0,005
K=144 x
sin 60
K=0,84 m

 Panjang Zona Pengendap sebenarnya (


Pzp )

Pzp=13 ,5 m +0,84 m
Pzp=14 ,34 m=14,5m

 Debit masing-masing plat settler (


Q plat )
q bak
Q plate =
( n plate − 1 )
3
0,1 m /dtk
Q plate = =0 , 00069 m3 /dtk
( 146 − 1 )

 Kecepatan aliran dalam plat (


va )

Panjang plat (
P plat =Lzp ) = 2,7 m
Q plate
v a= → A=P plat x w
A sin α
2
A=2,7 m x 0,08 m=0,21 m
3
0 ,00070 m /dtk
v a= =0 ,0038 m/dtk
0 , 21 m2 sin 600
V-51

Kontrol aliran
 Jari-jari hidrolis (R)
w plat x w
R=
2 x ( w plat +w )
1,0 m x 0 ,08 m
R= =0 ,037 m
2 x ( 1,0 m + 0 ,08 m )

 Bilangan Reynold (
N Re )

Viskositas kinematis pada 25 0C (υ) : 0,9055 x 10-6 m2/dtk


Percepatan gravitasi (g) : 9,81 m/dtk2
v a ×R
N Re=
υ
0 , 0038 m/dtk x 0 , 037 m
N Re=
0 , 9055 x 10−6 m2 /dtk
N Re=155 ,540 < 2000 (Memenuhi Syarat)

 Bilangan Froude ( N Fr )
v
a2
N Fr =
g×R
( 0 , 0038 m/dtk )2
N Fr = 2
9 , 81 m/dtk x 0 , 037 m
−5
N Fr =3 , 98 x 10 > 10-5 (Memenuhi Syarat)

3. Sistem Inlet Bak Sedimentasi


Sistem inlet pada bak sedimentasi terdiri dari saluran inlet dan zona inlet.

Saluran Inlet
Saluran inlet pada sedimentasi juga berfungsi sebagai outlet pada unit
flokulasi, maka saluran ini telah dibahas pada saluran outlet pada perhitungan unit
flokulasi.
V-52

4. Zona Inlet
Direncanakan,

Lebar zona inlet = lebar zona pengendapan ( LZI =LZP ) = 2,7


m

Tinggi zona inlet = tinggi zona pengendapan ( h ZI =hZP ) =


1,032m
Perhitungan,

Panjang zona inlet ( PZI )

PZP = (1 2 x h ) + ( h x cos 60 )
ZP ZP

1
PZP =( x 1 , 032 m ) + ( 1 , 032 x cos 60 )=103 m
2

5. Zona outlet
Perhitungan sistem outlet pada bak sedimentasi terdiri dari perhitungan
gutter, pelimpah.

Pelimpah
Direncanakan,
Pelimpah pada gutter merupakan weir bergerigi (V-notch)
Sudut V-notch = 900
Panjang pelimpah = Panjang zona pengendap = 13,3 m
Cd = 0,6
Beban maks pelimpah(hpelimpah) = (3,85-15) m3/m.jam (7 m3/m.jam)
Lebar V-Notch :=10 cm = 0,1 m
V-53

Gambar 5.13 Sketsa Pelimpah V-Notch

Perhitungan,
Panjang pelimpah (Ppelimpah)
Q
P pe lim pah=
( h pelim pah )
0,1 m3 /dtk
P pe lim pah= ( 7 m3 /m. jam )
x 3600 dtk / jam

P pe lim pah=51,4 m

Jumlah pelimpah (npelimpah)


P pe lim pah
n Pe lim pah =
( ) P ZP

51,4 m
=(
13 ,3 m )
n Pe lim pah

n Pe lim pah =3,8 buah≈4 buah

Debit tiap pelimpah (


q pelim pah )
q bak
q pelim pah =
n pelim pah

0,1 m3 /dtk
q pelim pah = =0 , 025 m3 /dtk
4
V-54

Cek beban pelimpah (hpelimpah)


Q pelim pah
h pe lim pah=
( P pe lim pah )
0 , 025 m3 /dtk
h pe lim pah= (
13 , 5 m )
x 3600 dtk / jam

3
h pe lim pah=7 m /m. jam (Memenuhi Syarat)

Jumlah V-notch tiap saluran (


nV−notch )

P pe lim pah
nV −notch=
( )
w v −notch
−2

13,5 m
=(
0,1 m )
nV −notch −2

nV −notch=133 buah

Debit yang melalui V-notch


Q pelim pah
QV −notch=
( )n v−notch
3
0 ,026 m /dtk
QV −notch =( )
133 buah
3
QV −notch=0 , 0002 m /dtk

Ketinggian air pada V-notch (hair)


2
QV −notch
hair =
( 8
15
xCdx √ 2. g x tan
60
2
0
) 5
V-55

0,0002 m3/dtk 2
hair =
( 8
15
x0,6 x √ 2.9,81x tan
600
2
) 5

hair =0 , 036 m≈3,6 cm

Tinggi freeboard pada V-notch (hfreeboard)


h freeboard =hair x 20 %
h freeboard =0,036 m x 20%
h freeboard =0, 0071 m

Tinggi V-notch (
hV−notch )

hV −notch=hair +h freeboard
hV −notch=0,036 m+0,0071 m
hV −notch=0 ,0429 m≈0 , 043 m

Gutter
Direncanakan,
Bentuk gutter = Persegi panjang

Lebar gutter (
Lgutter ) = 0,3 m

Panjang gutter (
Pgutter =Pzp ) = 13,5 m
1 gutter = 2 pelimpah

Perhitungan,

Jumlah gutter (
n gutter )

n pe lim pah 4
n gutter = ( 2 )()
=
2
=2 buah

Debit tiap gutter (


q gutter )
V-56

Qbak
q gutter =
n gutter /bak
3
0,1 m /dtk
q gutter= =0 , 052 m 3 /dtk
2

Ketinggian air pada gutter (


hair )
2/3
q gutter
hair =
(
1 ,38 x Lgutter )
2/3
0 , 052 m3 /dtk
hair = (
1 , 38 x 0,3 m ) =0 , 25 m

Ketinggian freeboard (
h freeboard )
h freeboard =20 % x hair
h freeboard =0,2 x 0 ,25 m=0 ,05 m

Tinggi gutter (
h gutter )
h gutter=h air + h freeboard
h gutter =( 0 , 25 + 0 ,05 ) m=0,3 m

Jari-jari hidrolis gutter (


Rgutter )
hair x L gutter
Rgutter =
( 2 x h air ) + L gutter
0 , 25 m x 0,3 m
Rgutter = =0,1 m
(2 x 0 , 25 m ) + 0,3 m

Luas basah gutter (


A gutter )
A gutter =Lgutter x hair
A gutter =0,3 m x 0 , 25 m=0 ,075 m2

Slope gutter (
S gutter )
V-57

2
q gutter x n
S gutter =
( A gutter x ( R gutter )2 /3 )
2
0 , 052 m3 /dtk x 0 , 013
S gutter =
( 0 , 075 m2 x ( 0,1 m2 )
2/3
) =0 ,0019 m/m

Headloss pada gutter (


Hl gutter )

Hl gutter =P gutter x S gutter


Hl gutter=13,3 m x 0 ,0019 m/m=0 ,025 m

6. Zona lumpur
Direncankan,
Bentuk limas segitiga terpancung

Debit bak sedimentasi (


Qbak ) = 0,1 m3/dtk

Lumpur yang dihasilkan (


Ss ) = 5000 cm3/m3 (Laboratorium)
Periode pengurasan (td) = 1 hari
Jumlah kompartemen lumpur (n) = 4 buah

Panjang ruang lumpur ( PRL =P ZP ) = 13,5 m

Lebar ruang lumpur (


LRL=L zp ) = 2,67 m
V-58

Gambar 5.14 Sketsa Ruang Lumpur

Perhitungan,

Debit tiap kompartemen (


q kompartemen )
Q
q kompartemen=
nkompartemen
3
0,1 m /dtk
q kompartemen= =0 , 025 m3 /dtk
4

Volume lumpur untuk 1 hari tiap komparten (


V lumpur )
V lumpur =qkompartemen x td x S s
86400 dtk
V lumpur =0 , 025 m3 /dtk x 1 hr x ( 1 hr ) x 5000 cm / m
3 3

3
V lumpur =10 ,8 m

Tinggi ruang lumpur tiap kompartemen ( h RL )


1
V RL = 3 ( P RL x L RL x h RL )

3 V RL
h RL =
P RL x LRL
3
3 x 10 ,8 m
h RL = =3,6 m
13 , 3 2 ,67
( ) ( )
2
mx
2
m

7. Sistem Pengurasan
Direncanakan,

Lama pengurasan (
td pengurasan ) = 1 hari
Cd = 0,6

Diameter pipa (
φ pengurasan ) = 250 mm (0,25 m) =10” (inch)

Volume lumpur (
V lumpur ) = 10,8 m3

Jarak antara plat settler dengan ruang lumpur adalah 1 meter (


lPS−RL )

Perhitungan,
V-59

Tinggi total air dalam bak (


htotal air )
htotal air =h zona pengendapan + hruang lumpur + lPS− RL
htotal air =103 ,2 cm + 364 , 5 cm + 100 cm=567 ,7 cm≈5,6 m

Luas penampang pipa penguras (


A penguras )
1
A penguras= πD2
4
1
A penguras= x 3 , 14 x ( 0 ,25 m )2 =0 , 049 m2
4

Debit pengurasan (
Q pengurasan )
1/2
Q pengurasan =Cd x A penguras x ( 2 ghtotal air )
1/2
Q pengurasan =0,6 x 0 ,049 m2 x ( 2 x 9 , 81 m/dtk 2 x 5,6 m )
3
Q pengurasan =0 , 311 m /dtk

Lama bukaan pipa pembuangan tiap pengurasan (t)


V lumpur
t=
Q pengurasan
3
10 , 8 m
t= =34 , 76 dtk≈0 , 58 mnt
0 ,311 m3 /dtk

Hasil Rancangan :
Kondisi performa bak (n) = 1/3 (Good Performance)
Plat Settler
Jarak antar plat settler (W) = 8 cm = 0,08 meter
Tebal plat settler (tplat) = 0,5 cm = 0,005 meter
Lebar plat settler (wplat) = 100 cm = 1 meter
V-60

Jumlah bak = 2 bak


Kecepatan mengendap (vo) = 0,002 m/dtk
Dimensi bak sedimentasi
Debit pengolahan tiap bak (qbak) = 0,1 m3/dtk
Kecepatan (vs)
Luas permukaan bak sedimentasi (As) = 240 m2
Dimensi zona pengendapan
Tinggi plat settler dalam bak (H) = 86 cm
Tinggi zona pengendapan (hZP) = 1,032 meter
Panjang diagonal antar plat settler (LAB) = 105 cm
Panjang horizontal antar plat settler (wap) = 9,30 cm
Luas zona pengendapan (Azp) = 36 m2
Lebar zona pengendapan (Lzp) = 2,7 meter
Panjang zona pengendapan (Pzp) = 13,5 meter
Panjang zona pengendapan sebenarnya (Pzp real) = 14,5 meter
Jumlah plat settler (nplat) = 146 buah
Kontrol aliran
Bilngan Reynold (NRe) = 155,540
Bilangan Froude (NFr) = 3,98 x 10-5
Zona Inlet
Lebar zona inlet (Lzi) = 2,67 meter
Panjang zona inlet (Pzi) = 1,03 meter
Tinggi zona inlet (hzi) = 1,03 meter
Zona outlet (Pelimpah)
Lebar V-Notch (wV-Notch) = 0,1 meter
Panjang pelimpah (Ppelimpah) = 51,4 meter
Jumlah pelimpah (npelimpah) = 4 buah
Jumlah V-Notch tiap saluran (nV-Notch) = 131 buah
Tinggi V-Notch (hV_Notch) = 0,0429 meter
Gutter
Lebar gutter (n) = 2 pelimpah
Panjang gutter (Pgutter) = 13,5 meter
V-61

Lebar gutter (Lgutter) = 0,3 meter


Tinggi gutter (hgutter) = 0,3 meter
Luas basah gutter (Agutter) = 0,075 m2
Slope gutter (Sgutter) = 0,0019 m/m
Headloss gutter (hlgutter) = 0,026 meter
Zona Lumpur
Jumlah kompartemen lumpur (n) = 4 bak
Panjang ruang lumpur (Pzp) = 13,5 meter
Lebar ruang lumpur (Lzp) = 2,67 meter
Debit tiap kompartemen (qkompartemen) = 0,025 m3/dtk
Tinggi ruang lumpur tiap kompartemen (hkompartemen) = 3,64 meter
Sistem penguras
Tinggi total air dalam bak (htotal air) = 5,67 meter
Luas penampang pipa penguras (Apenguras) = 0,049 m2
Debit pengurasan (Qpenguras) = 0,311 m3/dtk
Lama bukaan pipa pembuangan tiap pengurasan (t) = 0,58 menit
V-62
V-63
V-64
V-65

5.2.6 Filtrasi
Ada beberapa definisi filtrasi dikaitkan dengan hasil akhir dari filtrasi
yaitu :
a. Pemisahan air dengan kotoran yang tersuspensi
b. Pemisahan air dengan koloidal yang dikandungnya

Saringan Pasir Cepat (SPC)


Tujuan penyaringan adalah untuk memisahkan padatan tersuspensi dari
dalam air yang diolah. Pada penerapannya filtrasi digunakan untuk
menghilangkan sisa padatan tersuspensi yang tidak terendapkan pada proses
sedimentasi. (Said.Nusa.Idaman,2005)
Keunggulan saringan pasir cepat dibanding saringan pasir lambat :
- Digunakan untuk penyaringan dengan kecepatan 40 kali lebih besar.
- Dapat menghasilkan air yang jernih dalam jumlah besar dandalam waktu
yang singkat.
Pencucian media kerikil dan pasir menggunakan sistem backwash, yaitu
dengan mengalirkan air secara vertikal, sehingga kotoran yang menyumbat
media keluar dan kemudian dibuang melalui saluran pembuangan.
Media yang dapat digunakan selain pasir adalah antrasit, gelas, kaca,
beton, plastik, dan tempurung kelapa. Untuk bangunan pengolahan air minum
biasanya digunakan pasir kwarsa.

Kriteria desain :
Debit pengolahan (Q) = 0,2 m3/dtk
Dimensi bak dan media filter
Kecepatan filtrasi (vf) = 5 – 7,5 m/jam
Kecepatan backwash (vbw) = 4 – 30 L/dtk/m2
Luas permukaan filter (A) = 10 – 20 m2
Ukuran media
 Ukuran pasir efektif (Es) d10 = 0,5 – 0,65 mm
 Ukuran pasir efektif (Es) d60 = 0,15 – 0,75 mm
 Koefisien uniformitas (Uc) = 1,4 – 1,7
V-66

 Tebal media penyaring = 0,45 – 1 m


 Tebal media penyangga = 0,15 – 0,65 m
Underdrain
Area orifice : area filter = 1,5 – 0,005 : 1
Area lateral : area orifice =2–4:1
Area manifold : area lateral = 1,5 – 3 : 1
Diameter orifice = 0,25 – 0,75 inch
Jarak antar pusat orifice terdekat = 3 -12 inch
Jarak antar lateral terdekat = 3 -12 inch
Pengaturan aliran
Kecepatan dalam saluran inlet (Vinlet) = 0,6 – 1,8 m/dtk
Kecepatan dalam saluran outlet (Voutlet) = 0,9 – 1,8 m/dtk
Kecepatan dalam saluran pencuci (Vp) = 1,5 – 3,7 m/dtk
Kecepatan dalam saluran pembuang (Vb) = 1,2 – 2,5 m/dtk
Headloss backwash = 10 m
Ketinggian freeboard = > 0,2 m

Rumus yang digunakan :


Jumlah minimum filter yang dibutuhkan (n)
n=12 √Q ( 5.14)
Dimana :
Q = kapasitas pengolahan (m3/dtk)

Luas permukaan filter (A)


Qf
Atotal bak = ( 5.15)
vf
Dimana :
Qf = debit aliran yang melalui filter (m3/dtk)
Vf = kecepatan filtrasi (m/dt)

Penentuan tebal lapisan penyangga (l)


L=K ¿ (5.16)
V-67

Dimana :
L = tebal lapisan penyangga (inch)
K = konstanta (10 – 14), diambil K = 12
d = diameter butir (inch)

Kehilangan tekanan pada media penyaring (hlsaring)


K ( 1−f )2 6 2 n pi
hl saring =
g
x v x vf x
f3 ( )
x
ω
x ∑ 2 x Li
i=1 d i
(5.17)

Dimana :
H = kehilangan tekanan (cm)
Li = tebal lapisan media filter (cm)
k = koefisien permeabilitas (filtrasi awal k=5)
g = percepatan gravitasi (981 cm/dtk2)
ʋ = viskositas kinematis pada T = 25˚C = 0,9055 x 10-2 cm2/dtk
Ψ = faktor bentuk (0,98 = hampir bulat)
f = porositas pasir (0,38 = hampir bulat)
di = diameter rata-rata antata dua butir yang berurutan (d1-d2)0,5
pi = % berat butir yang berdiameter di
vf = kecepatan filtrasi (cm/dtk)

Kehilangan tekanan pada media penyangga (hlp)


K ( 1−f )2 6 2 n pi
hl p= x v x v f x
g f3
x
ω ( )
x ∑ 2 x ∑ Li
i=1 d i
(5.18)

Dimana :
H = kehilangan tekanan (cm)
Li = tebal lapisan media filter (cm)
k = koefisien permeabilitas (filtrasi awal k = 5)
g = percepatan gravitasi (981 cm/dtk2)
ʋ = viskositas kinematis pada T = 25˚C = 0,9055 x 10-2 cm2/dtk
Ψ = faktor bentuk (0,98 = hampir bulat)
f = porositas pasir (0,38 = hampir bulat)
V-68

di = diameter rata-rata antata dua butir yang berurutan (d1-d2)0,5


pi = % berat butir yang berdiameter di
vf = kecepatan filtrasi (cm/dtk)

Kontrol ekspansi
fe 3 k ρw 6
= x vb x ϑ x
(1−fe) g
x
(ρs −ρw ) Ψ x di ( ) (5.19)

Dimana :
fe = porositas media terekspansi
k = konstatnta ekspansi (4)
g = percepatan gravitasi (981 cm/det2)
vbw = kecepatan pencucian (1.11 cm/dtk)
ρw = kerapatan air (0,99695 gr/cm3)
ρs = kerapatan media (pasir = 2,65 gr/cm3)

Tebal media yang terekspansi (Le)


(1−f )
Le =Li x (5.20)
(1−f e )
Dimana :
Le = tebal media yang terekspansi (cm)
Li = tebal media sebelum pencucian (cm)
fe = porositas media terekspansi
f = porositas awal

Kehilangan tekanan pada media penyaring yang terekspansi (hlsar-eks)


hl sar−eks =Le −( 1−f e ) x (ρs −1) (5.21)
Dimana :
Le = tebal media yang terekspansi (cm)
fe = porositas saat ekspansi (0,4)
ρs = kerapatan media (gr/cm3)

Kehilangan tekanan pada media penyangga saat pencucian (hlbw)


V-69

K (1−f )2 6 2 n
hl bw = x v x v f x
g f3
x
Ψ ( ) x ∑ dL
i=1
2
i
(5.22)

Dimana :
hbw = kehilangan tekanan pada media penyangga pada saat backwash
L = tebal lapisan penyangga

Berikut adalah sketsa dari denah Filtrasi dan Bak Ekualisasi,

Gambar 5.18 Sketsa Denah Filtrasi dan Bak Ekualisasi

Perhitungan,
1. Dimensi Bak Filtrasi
Kriteria Perencanaan :

Kecepatan filtrasi (
v f ) : 10 m/jam (0,00278 m/dtk)
Panjang : Lebar (P : L) :2:1

Jumlah bak filtrasi (n)


V-70

n=12 ( Q )0 .5 →Q Dalam m 3 /dtk


0. 5
n=12 ( 0,2 m 3 /dtk ) =5 ,12 buah≈6 buah

Debit tiap bak (


q bak )
Q
q bak =
n
3
0,2 m dtk
q bak= =0 ,031 m 3 /dtk
6

Luas bak filter (


A bak )

Luas total bak filter (


A total bak )
Q
A total bak =
vf
3
0,2 m /dtk
A total bak = =72 m2
0 ,00278 m/dtk
Luas masing-masing bak filtrasi (
A bak )
A total bak
A bak =
n
3
72 m
A bak = =11 ,31 m2
6
Dimensi bak filtrasi,
Pbak : Lbak =2 : 1→Pbak =2 Lbak
A bak =Pbak x Lbak
A bak =2 Lbak x Lbak → A=2 ( L 2 )
bak

 Lebar bak filtrasi (


Lbak )
0 .5
A
( )
Lbak = bak
2
V-71

0. 5
11, 31 m2
Lbak = ( 2 ) =2 m

 Panjang bak filtrasi (


Pbak )

A bak 11 ,31 m 2
Pbak=
( )(
Lbak
=
2m
=5 m)
2. Media Filtrasi
Jenis media filtrasi yang akan digunakan untuk saringan pasir cepat ini
dibagi dalam dua jenis, yaitu :
Media penyaring
Media penyangga

a. Media Penyaring
Direncanakan media penyaring yang akan digunakan adalah pasir
dengan stratifikasi diameter terkecil terdapat pada bagian atas.

Distribusi lapisan media penyaring


Direncanakan :
Jumlah Lapisan = 4 Lapisan
Ketebalan Pasir = 80 cm

Tabel 5.4 Distribusi Tebal Lapisan Media Penyaring


Tebal
Diameter % Fraksi % Keteranga
Lapisan
Pasir (cm) Berat Kumulatif n
(cm)
0,045 – 0,055 20 26,67 26,67 d 10
0,055 – 0,065 20 26,67 53,34
0,065 – 0,075 15 20,00 73 d 60
0075 – 0,085 10 13,33 86,67
0,085 – 0,1 10 13,33 100
Jumlah 75 100
Sumber : Hasil Perhitungan

Hasil perhitungan distribusi lapisan media penyaring dapat dilihat pada


Tabel 5.4
V-72

Contoh perhitungan :
% Fraksi berat Baris 1 (0,045 – 0,055):

Tebal Lapisan
% Fraksi berat= ( )
Σ Tebal Lapisan
x 100 %

% Fraksi berat= (2075 ) x 100 %=26 ,67 %


% Kumulatif lapisan 2
% Kumulatif = 26,67 % + 26,67 %
% Kumulatif = 53,34 %

 Efective Size, ES (0,5 – 0,65 mm) :


E . S=d 10 →φ=0 ,045−0 , 055 cm

E.S=√ 0,045 x 0,055=0,05 cm≈0,5 mm (memenuhi


syarat)
 Uniformity Coeficient, UC (1,4 – 1,7) :
d10 = ES = 0,5 mm
d 60
UC=
d 10

d 60=√ 0,065 x 0,075=0,07 cm≈0,7 mm


0,7
UC= =1,4
0,5 (memenuh syarat)

b. Media Penyangga
Media penyangga yang digunakan adalah kerikil. Stratifikasi media
yang direncanakan adalah sebagai berikut :
Kriteria Perencanaan,
Ukuran media penyangga : (0,1-2,5) inchi
Koefisien faktor : 12

Tabel 5.5 Perhitungan Tebal Lapisan Media Penyangga


Lapisan (d) Kumulatif Tebal Tebal Lapisan
V-73

Lapisan (cm)
inch cm inch cm
0,1 0,25 4,8 12,19 12,19
0,2 0,48 8,1 20,55 8,36
0,4 0,95 11,7 29,69 9,14
0,6 1,59 14,4 36,45 6,76
1,5 3,81 18,9 48,04 11,59
2,5 6,35 21,6 54,80 6,76
Jumlah 54,80
Sumber : Hasil Perhitungan
Contoh perhitungan :
Kumulatif tebal lapisan (L)
L=k ( Log d +1,4 )
L=12 ( Log 0,1+1,4 )
L=4,8 inch ≈ 12 ,19 cm
Tebal lapisan
Untuk Lapisan 1 = 12,19 cm
Untuk Lapisan 2 = 20,55 cm – 12,19 cm = 8,36 cm

3. Dimensi Bak Filter


i. Tebal media Penyaring = 75 cm
ii. Tebal media Penyangga = 54,8 cm

4. Sistem Underdrain
Sistem pengumpul air bersih yang telah melewati media filtrasi
direncanakan menggunakan pipa berlubang (Perporated Pipe) yang
terdiri dari :
Orifice
Pipa lateral
Pipa manifold
V-74

Gambar 5.19 Sketsa Perpipaan Bak Filtrasi


Direncanakan,
A orifice : A filter = 0,003 : 1
A lateral : A orifice =2:1
A manifold : A lateral =3:1

Luas filter (
A filter ) = 11,31 m2

Panjang pipa manifold (


Pmanifold =Pbak ) = 5 m (500 cm)

Jarak antar pipa lateral terdekat (


llateral ) = 10 ” ¿ 25,4 cm

Diameter orifice (
d orifice ) = 0,8” ¿ 2,0 cm

Jarak antar orifice (


lorifice ) = 10 cm (0,1 m)

Perhitungan,
Sistem pengumpul filtrat
Orifice

 Luas total orifice (


A T .orifice )

A T . orifice =( 0,003 ) x A filter


A T .orifice =( 0, 003 ) x 11,31 m2
2
A T . orifice =0 ,03 m
V-75

 Luas masing-masing orifice (


A orifice )
1
A orifice = π ( d orifice )2
4
1
A orifice = x 3 , 14 x ( 2,0 cm )2
4
A orifice =3,2 cm2

 Jumlah orifice (
norifice )
A T .orifice
norifice =
A orifice
2
339 cm
norifice = =105 buah
3,2 cm2

Pipa lateral

 Luas total pipa lateral (


A T .lateral )
A T .lateral=2 x A T .orifice
2 2
A T . lateral =2 x 339 cm =679 cm

 Jumlah pipa lateral (


nlateral )

Pbak
nlateral =
[( ) ]
l lateral
−2 x 2

500 cm
nlateral =
[( ) ]
25 , 4 cm
− 2 x 2=35 buah

 Luas pipa lateral (


A lateral )
A T . lateral
A lateral =
nlateral

679 cm 2
A lateral = =19 , 2 cm2
35

 Diameter pipa lateral (


d lateral )
1
A lateral = x π x ( d lateral )2
4
V-76

0. 5
4 x A lateral
d lateral = ( π )
2 0 .5
4 x 19 ,2 cm
d lateral =( ) =4,9 cm≈2} {¿
3,14
Diameter pipa lateral yang dipakai adalah 2 ” ¿ 5,08 cm

 Luas pipa lateral perencanaan (


A 'lateral )
1
A ' lateral = x π x ( d lateral )2
4
1 2
A ' lateral = x 3 , 14 x ( 5 , 08 cm ) =20 ,3 cm 2
4

 Luas total pipa lateral perencanaan (


A 'T .total )
A ' T .lateral = A ' lateral x nlateral
2 2
A ' T . lateral =20 , 3 cm x 35=709 cm
norifice
 Jumlah orifice tiap pipa lateral ( ¿ lateral )
norifice
norifice lateral =
¿
nlateral
105
norifice = =3 buah
¿ lateral 35

 Jumlah total orifice (


n'T −orifice )
n ' T −orifice =n orifice x nlateral
¿ lateral

n' T −orifice =3 x 35=105 buah

 Total luas orifice perencanaan (


A 'T .orifice )

A 'T .orifice =A orifice x n'T .orifice


2 2 2
A 'T . orifice =3,2 cm x 105=340 , 33 cm ≈0 , 034 m

 Mengecek rasio (
A 'T .orifice : A filter )

A ' T . orifice A
A ' T . orifice : A filter=
( A filter )( )
: filter
A filter
V-77

0 ,034 m2 11, 31 m2
A ' T . orifice : A filter=
( 11, 31 m2
:
)(
11, 31m 2 )
A 'T . orifice : A filter=( 0,0030 ) : 1 (Memenuhi
syarat)

 Mengecek rasio (
A 'T .lateral : A' T orifice )

A ' T . lateral A ' T . orifice


A ' T . lateral : A ' orifice=
( )(
A ' T . orifice
:
A ' T . orifice )
709 cm 2 340 , 33 cm 2
A ' T . lateral : A ' T orifice=
(
340 , 33 cm 2
:
)(
340 , 33 cm 2 )
A 'T .lateral : A ' T orifice= ( 2,08 ) : 1 (Memenuhi
syarat)

 Debit yang melalui pipa lateral (


Qlateral )
Q filter
Qlateral =
nlateral

0 ,031 m 3 /dtk
Qlateral = =0 ,001 m 3 /dtk
35

 Kecepatan aliran dalam pipa lateral (


v lateral )
Q lateral
v lateral =
A ' lateral
3
0 , 001 m /dtk
v lateral = =0 , 443 m/dtk
0 , 00203 m2

 Debit yang melalui orifice (


Qorifice )
Q filter
Q orifice=
n ' orifice
0 , 031 m 3 /dtk
Qorifice= =0 , 000299 m 3 /dtk
105

 Kecepatan aliran pada orifice (


v orifice )
V-78

Qorifife
v orifice =
A orifice
3
0 , 000299 m /dtk
v orifice = =1 m/dtk
0 , 00032 m2

Pipa manifold

Luas total pipa lateral perencanaan (


A 'T .lateral ) = 709 cm2

Debit pada pipa manifold (


Qmanifold =Qbak ) = 0,031 m3/dtk
= 31414 cm3/dt

Lebar bak filtrasi (


Lbak ) = 2 m (200 cm)

Jarak antar pipa lateral (


llateral ) = 10 ” (25,4 cm)

Jarak antar orifice (


lorifice ) = 10 cm

Panjang pipa manifold (


Pmanifold =Pbak ) = 5 m (500 cm)
Perhitungan,

 Luas pipa manifold (


A manifold )
A manifold =2 x A ' T .lateral
A manifold =2 x 709 cm 2 =1418 , 06 cm2

 Diameter pipa manifold (


d manifold )
0. 5
4 x Amanifold
d manifold = [ π ]
0 .5
4 x 1418 , 06 cm2
d manifold = [ 3 , 14 ] =42, 50 cm

d manifold =42,50 cm≈18 } {¿


Diameter pipa manifold perencanaan adalah 18 ” ¿ 45,72
cm

 Luas pipa manifold perencanaan (


A 'manifold )
1
A ' manifold = x π x ( d manifold ) 2
4
V-79

1 2
A ' manifold = x 3 , 14 x ( 45 , 72 cm ) =1640 , 90 cm
4

 Mengecek rasio (
A 'T .manifold : A lateral )

A manifold A ' T . lateral


A manifold : A ' T .lateral =
( A ' T . lateral)(
:
A ' T . lateral )
1418 , 06 cm2 709 cm 2
A manifold : A ' T .lateral=
( 709 cm2
:
)(
709 cm 2 )
A manifold : A ' T .lateral =2 : 1 (Memenuhi
syarat)

 Kecepatan aliran pada pipa manifold (


v manifold )
Qmanifold
v manifold =
A ' manifold
3
31414 cm /dtk
v manifold = =19 ,14 cm/dtk≈0 , 19 m/dtk
1640 , 90 cm2

Perhitungan jarak penempatan sistem underdrain

 Panjang pipa lateral (


Plateral )

Lbak − d manifold
Plateral = ( 2 ) − llateral

Plateral = ( 200 cm −242 ,50 cm ) − 25 , 4 cm=201, 74 cm


 Jarak antar orifice perencanaan (
l' orifice )
Plateral − ( 2 x l orifice )
l' orifice=
n orifice −1
¿ lateral

201,74 cm − ( 2 x 10 cm)
l' orifice= =90, 87 cm
3−1

5. Kehilangan Tekanan Pada Saat Filtrasi


Kehilangan tekanan terjadi pada beberapa segmen, yaitu :
V-80

Media filtrasi (Pasir)


Media Penyangga (Kerikil)
Sistem Underdrain (Orifice, Lateral, Manifold)
Kehilangan tekanan karena perubahan kecepatan

Perhitungan :
Media filtrasi (Pasir)
Kriteria Perencanaan :
Tebal Media Penyaring = 75 cm
Viskositas kinematik = 0,009055 cm2/s
Faktor bentuk (ψ) = 0,98 (bulat)
Porositas (f) = 0,38 (bulat)
Kecepatan filtrasi = 10 m/jam = 0,3 cm/s
Koefisien (k) =5

Perhitungan headloss pada media penyaring menggunakan persamaan


sebagai berikut,
2 n
k ( 1−f ) 6 2 Pi
h= ×μ×v × 3 ×
g f Ψ ( )
×∑ 2 ×L
i=1 di

Tabel 5.6 Perhitungan Headloss Pada Media Penyaring


Ukuran Pasir (cm) Di (cm) di2 Pi (%) Pi/di2
0,045 - 0,055 0,050 0,0025 26,67 1,07
0,055 - 0,065 0,060 0,0036 26,67 0,74
0,065 - 0,075 0,070 0,0049 20,00 0,41
0,075 - 0,085 0,080 0,0064 13,33 0,21
0,085 – 0,1 0,093 0,093 13,33 0,16
Jumlah 2,58
Sumber : Hasil Perhitungan

Maka, headloss media penyaring adalah sebagai berikut :


2 n
k ( 1−f ) 6 2 Pi
h= ×μ×v × 3 ×
g f Ψ ( )
×∑ 2 ×L
i=1 di
V-81

2
5 ( 1−0 ,38 ) 6 2
h= ×0 ,009055×0,3×
981 0 , 38
3
×
0 , 98 ( )
×258×75

h=70,34 cm

Media penyangga (Kerikil)


Kriteria Perencanaan :
Faktor bentuk (ψ) = 0,94 (bulat)
Porositas (f) = 0,5 (bulat)
Kecepatan filtrasi = 10 m/jam = 0,3 cm/s
Koefisien (k) =5

Perhitungan :
Perhitungan headloss pada media penyangga menggunakan persamaan
sebagai berikut,
2 n
k ( 1−f ) 6 2 Pi
h= ×μ×v × 3 ×
g f Ψ ( )
×∑ 2 ×L
i =1 di

Tabel 5.7 Perhitungan Headloss Pada Media Penyangga


Ukuran Kerikil (cm) di2 Li (cm) Li/di2 (cm)
0,254 0,06 12,19 188,98
0,478 0,23 8,36 36,65
0,953 0,91 9,14 10,07
1,588 2,52 6,76 2,68
3,810 14,52 11,59 0,80
6,350 40,32 6,76 0,17
Jumlah 239,35
Sumber : Hasil Perhitungan

Maka, headloss media penyangga adalah sebagai berikut :


2 n
k ( 1−f ) 6 2 Pi
h= ×μ×v × 3 ×
g f Ψ
×∑ 2 ×L
i=1 di
( )
2
5 ( 1−0,5 ) 6 2
h= ×0 ,009055×0,3×
981 0,5
3
×
0 ,94 ( )
×239 , 95×54 , 80

h=0 ,27 cm
V-82

Kehilangan Tekanan Pada Sistem Underdrain


 Kehilangan tekanan pada orifice (hlorifice)
Qorifice = 0,000299 m3/dtk
A orifice = 0,00032 m2 (3,2 cm2)
v orifice = 1 m/dtk
C = 0,6
Perhitungan :

Q=C x A x √ 2ghf , maka ;


Q
orifice2
hf orifice = 2
C x A 2 x 2g
orifice

2
( 0 ,000299 m3 /dtk )
hf orifice = 2
0,62 x ( 0 , 00032 m2 ) x ( 2 x 9 , 81 m/dtk 2 )
hf orifice =0,12 m≈12 cm

 Kehilangan tekanan pada pipa lateral (hllateral)


Qlateral = 0,001 m3/dtk

v lateral = 0,443 m/dtk


Plateral = 201,74 cm (2,02 m)

d lateral = 5,08 cm (2”) = 0,0508 m


f = 0,04
Perhitungan,

1 Plateral v 2
hl lateral= x f x x
3 d lateral 2 g

( 0 , 443 m/dtk )2
1
hl lateral = x 0 , 04 x
3
2 , 02 m
(
0 , 0508 m
x ) [
( 2 x 9 ,81 m/dtk 2 ) ]
hl lateral =0 , 0053 m≈0 ,530 cm
V-83

 Kehilangan tekanan pada pipa manifold (hlmanifold)


v manifold = 19 cm/dtk (0,19 m/dtk)
Pmanifold = 500 cm (5 m)
d manifold = 46 cm (0,46 m)
f = 0,04

Perhitungan,

1 Pmanifold v manifold2
hl manifold = x f x x
3 d manifold 2g
2
1 5m ( 0 ,19 m/dtk )
hl manifold = x 0 , 04 x x
3 0 , 46 m ( 2 x 9 ,81 )
hl manifold =0 ,0003 m≈0,3 cm

 Kehilangan tekanan karena perubahan kecepatan pada pipa


lateral dan orifice (hlorifice-lateral)
v orifice = 1 m/dtk
v lateral = 0,443 m/dtk
Perhitungan,
2 2
( v Orifice ) −( v Lateral )
hl orifice−lateral =
2g
( 1 m/dtk )2 −( 0 , 443 m/dtk )2
hl orifice−lateral = 2
2 x 9 ,81 m/dtk
hlorifice−lateral =0 , 03 m≈3 cm

 Kehilangan tekanan karena perubahan kecepatan pada pipa


lateral dan pipa manifold (hllateral-manifold)
v lateral = 0,443 m/dtk
V-84

v manifold = 0,19 m/dtk


Perhitungan,
2 2
( v Lateral ) −( v Manifold )
hl lateral−manifold=
2g
( 0 , 443 m/dtk )2 −( 0 ,19 m/dtk )2
hl lateral−manifold= 2
2 x 9 , 81 m/dtk
hllateral−manifold=0 ,00814 m≈0 , 814 cm

 Kehilangan tekanan total pada sistem underdrain (hltotal underdrain)


hf orifice = 12 cm
hf lateral = 0,530cm
hf manifold = 0,030 cm
hf orifice−lateral = 3 cm
hf lateral−manifold = 0,814 cm

Perhitungan,
hltotal underdrain =( 12+0 , 530+0 , 03+3+0 , 814 ) cm
hl total underdrain =17 cm

Kehilangan tekanan pada perpipaan outlet air bersih


Pada saat bak filtrasi beroperasi, air yang telah melewati saringan
filter akan dikumpulkan pada saluran underdrain yang selanjutnya di
salurkan pada bak ekualisasi dengan melewati perpipaan outlet. Bak
ekualisasi ini digunakan dengan tujuan untuk menjaga agar tinggi
muka air pada filter konstan.
Air yang melalui sistem perpipaan tersebut adalah air dari tiap bak
filtrasi dengan debit 0,031 m3/dtk.
Adapun perlengkapan perpipaan outlet sebagai berikut :
1 buah reducer
V-85

1 buah gate valve


1 buah tee
I buah elbow

Gambar 5.20 Perlengkapan Perpipaan Outlet Air Bersih

Direncanakan :
Panjang pipa outlet dari filtrasi ke bak ekualisasi adalah 3
meter
Diameter pipa outlet dari filter ke bak ekualisasi adalah 12 inch
(0,3048 m)
Perhitungan,

Perhitungan headloss pada reducer 22” x 12 ” (


Hf red )

 Kecepatan pada reducer (


v red )
Qoutlet
vred = ¿¿
A red−8} } } } } { ¿¿ ¿
0 , 031 m3 / dtk
v red = =0 , 43 m/ dtk
1 2
x 3 , 14 x ( 0 ,3048 m )
4

 Headloss pada reducer (


hlred )
V-86

v
hl red =K red x ( )
2g
red
2
→ K red =0 , 08

( 0 , 43 m/dtk )2
hl red =0 , 08 x ( 2 x 9 , 81 m/dtk 2
=0 , 001 m )
Perhitungan headloss pada gate valve
Kecepatan pada gate valve sama dengan kecepatan pada reducer
yaitu 0,43 m/dtk, sehingga besarnya headloss pada gate valve
adalah,
v
hl G . valve =K G . valve x ( G . valve
2g
2
) →K G . valve =0 , 39

( 0 , 43 m/dtk )2
hl G . valve=0 , 39 x
(
2 x 9 , 81 m/dtk 2
=0 , 004 m
)
Perhitungan headloss pada tee
Kecepatan pada tee sama dengan kecepatan pada reducer yaitu
0,43 m/dtk, sehingga besarnya headloss pada tee adalah,
v
hl tee =K tee x ( )
2g
tee
2
→ K tee =1,2

( 0 , 43 m/dtk )2
hl tee =1,2 x
( 2 x 9 , 81 m/dtk 2
=0 , 011 m
)
Perhitungaan Headloss pada pipa outlet filter-bak ekualisasi (

Hf filter−ekual )
Diketahui,

Panjang pipa outlet filter- bak ekualisasi (


Poutlet ) = 3 m

Diameter pipa outlet filter- bak ekualisasi (


d outlet ) = 12”
(0,3048 m)

Debit pada pipa outlet (


Qoutlet ) = 0,031 m3/dtk
C = 120
V-87

Perhitungan,
 Kemiringan pipa outlet (Soutlet)
1/0 .54
Qoutlet
S outlet =
( 0 , 2785 x C x ( d outlet )2. 63 )
1/0 . 54
0 , 031 m2 /dtk
S outlet =
(
0 ,2785 x 120 x ( 0 ,3048 m )2 .63 ) =0 , 001 m/m

 Kehilangan tekanan pada pipa outlet (


hlfilter−ekual )

Panjang ekivalen pipa outlet (


PEki . outlet )
PEki . putlet =Poutlet + ( 10 % x Poutlet ) →P outlet =3 m

PEki . putlet =3 m + ( 0,1 x 3 m )=3,3 m


hlfilter−ekual=0 ,001 m/m x 3,3 m=0 ,018 m

Total kehilangan tekanan pada sistem perpipaan outlet filter-

ekualisasi (
hlT .filter−ekual )
hl T . filter −ekual=hlred + hl G . valve+hltee + hl filter−ekual
hl T . filter −ekual=( 0 ,001 + 0 , 004 + 0 ,011+0 , 003 ) m=0 , 018 m≈1,8 cm
Total kehilangan tekanan saat filtrasi
Diketahui,
hl media penyaring = 70,34 cm

hl media penyangga = 0,27 cm


hlunderdrain = 17 cm
hlT .filter−ekual = 1,8 cm
Perhitungan,
hl Total =hl media penyaring +hl media penyangga +hl underdrain + hlT . filter −ekual
hl Total =( 70 , 34+0 , 27+17 + 1,8 ) cm
hl Total=89 ,23 cm
V-88

6. Dimensi bak filtrasi


Diketahui,
Tebal media penyaring = 75 cm
Tebal media penyangga = 54,80 cm
Kehilangan tekanan saat filtrasi = 89,23 cm
Freeboard = 50 cm
Tinggi air air diatas filter = 200 cm

Perhitungan,
H air filtrasi =H pasir +H ker ikil+hl total+hair

H air filtrasi =( 75+54 , 80+89 , 23+200 ) cm


H air filtrasi =419 , 04 cm ,

Maka tinggi bak filtrasi adalah :


H filtrasi =419 ,04 cm + 50 cm=469, 04 cm≈4 ,69 m≈5 m

7. Sistem Pencucian
Pencucian filter dilakukan dengan cara backwash atau dengan
membalikkan aliran air pada bak filtrasi. Dalam melakukan backwsh ini
dibutuhkan suatu tekanan yang cukup tinggi.
Untuk mendapatkan tekanan yang cukup besar dalam pencucian
filter ini maka air yang digunakan untuk backwash diambil dari menara
reservoar, ketinggian menara reservoar disesuaikan dengan tekanan yang
di butuhkan pada saat backwash. Proses backwash dilakukan secara
bergantian pada setiap bak filtrasi.

Direncanakan,
Lama pencucian = (4-6 )menit = 4 menit
Luas permukaan filter = 11,31 m2
V-89

Kecepatan backwash = 0,67 m/mnt = 1,11 cm/dtk = 0,011


m/dtk

Perhitungan,
Kebutuhan air pencucian tiap filter (Vair pencuci)
V air pencuci=v backwash x A filter x tdbackwash
60 dtk
V air pencuci=0 ,011 m/dtk x 11 ,31 m2 x 4 mnt x ( 1 mnt )
V air pencuci=30 , 2 m3

Debit pencucian (Qbackwash)


V air pencuci
Qbackwash=
td backwash
3
30 , 2 m
Qbackwash=
60 dtk
4 mnt x
1 mnt
3 5 3
Q backwash=0 ,13 m /dtk≈1 ,25 x 10 cm /dtk

Kecepatan air dalam pipa pencucian

 Kecepatan aliran pencuci pada pipa manifold (


v bw −manifold )
Qbw−manifold =Q bw ( backwash)
= 1,25 x 105 cm3/dtk
A 'manifold = 1640,9 cm2

Perhitungan,
Qbackwash
v bw −manifold =
A ' manifold
5 3
1 ,25 x 10 cm /dtk
v bw −manifold = =76 , 6 cm/dtk
1640 , 9 cm2

 Lateral
V-90

Perhitungan,
Q backwash
Qbw−lateral =
nlateral
5 3
1 , 25 x 10 cm /dtk
Qbw−lateral = =3592 cm3 /dtk
35
A 'lateral = 20,3 cm
Qbw−lateral
v bw −lateral =
A ' lateral
3
3592 cm /dtk
v bw −lateral = =177 , 3 cm/dtk
20 , 3 cm 2

 Orifice
Perhitungan,
Q backwash
Qbw−orifice=
nT . orifice

1 , 25 x 105 cm/dtk
Qbw−orifice= =1197 ,3 cm3 /dtk
105
A orifice = 3,2 cm2
Qbw−orifice
v bw −orificee =
AOrifice
3
1197, 3 cm /dtk
v bw −orificee = =369 , 40 cm/dtk
3,2 cm2

Ketinggian Media Terekspansi Saat Pencucian


Media Penyaring (Pasir)
Untuk mengetahui besarnya ketinggian media terekspansi pada saat
backwash, digunakan persamaan berikut ;
2
fe 3 k ρw 6
= x v backwash x υ x
( 1−fe ) g [ ( ρ s− ρw ) ] x
[ Ψ x di ]
Tebal media terekspansi
V-91

1−f
Le= ×Li
1−fe
Ekspansi,
Le−L
×100 %
L

Nilai fe dan Ψ dapat dilihat pada Tabel 5.8 dan Tabel 5.9 sebagai
berikut ;
Tabel 5.8 Spherisitas, Faktor bentuk butir, dan Porositas dalam Media Berlapis
Pada Saringan Pasir Cepat
Spherisitas Faktor Bentuk Porositas
Bentuk Media
(Ψ) (s) (f)
Bulat (bola) 1.00 6.0 0.38
Hampir Bulat 0.98 6.1 0.38
Agak Bulat 0.94 6.4 0.39
Bulat Lonjong 0.81 7.4 0.40
Bersegi-segi 0.78 7.7 0.43
Pecah-pecah 0.70 8.5 0.48
Sumber : Fair & Geyer, 1967

Tabel 5.9 Nilai (1/(1-fe)) Terhadap Media Pasir yang Terekspansi Saat
Pencucian
fe3/(1-fe) 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
0 0.00 1.62 1.89 2.10 2.28 2.44 2.59 2.74 2.88 3.01
1 3.14 3.27 3.40 3.52 3.65 3.78 3.89 4.01 4.13 4.24
2 4.35 4.47 4.58 4.70 4.81 4.93 5.05 6.16 5.27 5.38
3 5.49 5.60 5.71 5.82 5.92 6.03 6.14 6.24 6.35 6.46
4 6.57 6.68 6.78 6.88 6.99 7.10 7.20 7.31 7.41 7.52
5 7.62 7.73 7.83 7.94 8.04 8.15 8.25 8.35 8.46 8.56
6 8.67 9.77 8.88 8.98 9.08 9.18 9.29 9.39 9.49 9.60
7 9.70 9.81 9.91 10.01 1011 10.21 10.32 10.42 10.52 10.62
8 10.72 10.83 10.93 11.03 11.14 11.24 11.35 11.45 11.56 11.66
9 11.76 11.86 11.96 12.06 12.16 12.27 12.37 12.47 12.58 12.68
Sumber : Fair & Geyer, 1967
Ekspansi pada media penyaring
Kriteria Desain :
ρs (rapat massa pasir) = 2,65 gr/cm3
ρw (rapat massa air) =0,99695 gr/cm3 (Pada 25ºC)
V-92

f (porositas) = 0,38
ψ (faktor bentuk) = 0,98
k =4
µ (kecepatan kinematik) = 0,9055 x 10-2 cm2/s
Kecepatan pencucian = 0,0011 m/s

Tabel 5.10 Hasil Perhitungan Tebal Media Yang Terekspansi


Ukuran Pasir Keteranga
di (cm) fe3/1-fe 1/1-fe fe f Li (cm) Le (cm)
(cm) n
0,045 - 0,055 0.049 0.4 2.28 0.56 0.44 terekspansi 20 25.6
0,055 - 0,065 0.060 0.3 2.1 0.52 0.48 terekpansi 20 22
0,065 - 0,075 0.070 0.2 1.89 0.47 0.53 tt 15 13.35
0,075 - 0,085 0.080 0.1 1.62 0.38 0.62 tt 10 6.2
0,085 - 0,1 0.0925 0.1 1.62 0.38 0.62 tt 10 6.2
Sumber : Hasil Perhitungan

Contoh Perhitungan :
Besarnya ekspansi
2
fe3 4 0 ,99695 6
= ×1 ,11×0 , 009055×
( 1−fe ) 981
×
2 ,65−0 ,99695 0 ,98×0 ,049 [ ]
3
fe
=0,4
( 1−fe )
Dari tabel
1
=2, 28
Maka, 1−fe
fe
1
=2, 28
1−fe
2 , 28−1
fe= =0 ,56
2 , 28
Keterangan
V-93

Karena f < fe maka, lapisan ini terekspansi


Tebal lapisan
Li = 20 cm
Tebal Terekpansi
1−f
Le= ×Li
1−fe
1−0 , 44
Le= ×20 cm
1−0 , 56 Le=25,6 cm

Media Penyangga (Kerikil)


Pada media penyangga diharapkan tidak terjadi ekspansi, untuk itu
perlu kontrol ekspansi terhadap butir terkecil dari media penyangga
dengan diameter terkecil = 0,25 cm

Kriteria Desain:
ρs (rapat massa kerikil) = 2,65 gr/cm3
ρw (rapat massa air) = 0,99695 gr/cm3 (Pada 25ºC)
f (porositas) = 0,5
ψ (faktor bentuk) = 0,94
k =4
µ (kecepatan kinematik) = 0,9055 x 10-2 cm2/s
Kecepatan pencucian = 0,0011 m/s

Perhitungan :
2
fe3 4 0 ,99695 6
= ×1 ,11×0 ,009055×
( 1−fe ) 981
×
[
2 , 65−0 ,99695 0 ,94×0 ,25 ]
3
fe
=0 , 01
( 1−fe )
V-94

1
=0
Dari tabel maka nilai 1−fe
Nilai fe < f , maka media penyangga untuk semua lapisan tidak
terekspansi.

Kehilangan Tekanan Saat Backwash


Pada saat pencucian dilakukan, seluruh media penyaring diharapkan
dapat bergerak terangkat keatas tetapi untuk media penyangga tidak akan
terangkat keatas, hal ini terjadi karena kecepatan mengendap media
penyangga lebih besar dari kecepatan backwash yang direncanakan.
Kehilangan tekanan saat backwash terjadi pada :
1. Media Penyaring
2. Media Penyangga
3. Sistem Underdrain

Media Penyaring
Kehilangan tekanan pada media filtrasi yang terekspansi dapat
dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
hl=Le×(1−fe )×( ρs−1 )

Tabel 5.11 Hasil Perhitungan Kehilangan Tekanan Saat Pencucian


Media Terekspansi
Ukuran Pasir (cm) Le (cm) fe ρs (gr/cm3) hf (cm)
0,005 - 0,007 25,6 0,56 2,65 18,5
0,055 - 0,065 22 0,52 2,65 17,3
Jumlah 35,8
Sumber : Hasil Perhitungan

Contoh Perhitungan (Lapisan 1)


hl=Le×(1−fe )×( ρs−1 )
hl=25 , 6 cm×(1−0 , 56 )×(2, 65−1)
V-95

hl = 18,5 cm

Untuk perhitungan Lapisan 2 dapat dihitung dengan cara yang


sama. Dari hasil perhitungan tabel diatas, maka total kehilangan
tekanan pada media filtrasi yang terekspansi adalah 35,8 cm.

Kehilangan tekanan pada media filtrasi yang tidak terekspansi


dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
2
k ( 1−f ) 6 2 1 2
hf = ×μ×vb× 3 ×
g f Ψ
×Σ
di ( ) (( ) )
×Li

Tabel 5.12 Hasil Perhitungan Kehilangan Tekanan Saat Pencucian


Media Tidak Terekspansi
Ukuran Pasir (cm) di (cm) Li (cm) (1/di)2 x Li
0,065 - 0,075 0.070 15 3061.2
0,075 - 0,085 0.080 10 1562.5
0,085 - 0,1 0.093 10 1168.7
Jumlah 5792.5
Sumber : Hasil Perhitungan
2
k ( 1−f ) 6 2 1 2
hf = ×μ×vb× 3 ×
g f Ψ
× Σ
di ( ) (( ) )
×Li

2 2
4 ( 1−0,4 ) 6
×(
0 ,98 )
hf = ×0 , 9055×10−2 ×0 , 62× 3
×( 5792, 5 )
981 0,4
hf =50,1 cm

Total headloss pada media penyaring adalah,


hf =hf media terekspansi+hf media tidak terekspansi
hf =35,8 cm+50 ,1 cm
hf =68,7 cm

Media Penyangga
V-96

Pada seluruh lapisan media penyangga tidak terekspansi, maka


perhitungan kehilangan tekanan dapat dihitung dengan persamaan
berikut :
2 n
k ( 1−f ) 6 2 Li
hf = ×μ×vb× 3 ×
g f Ψ
×∑ 2
i=1 di
( )
2
4 (1−0,5 ) 6 2
hf =
981
×0 , 009055×1 ,11×
0,5
3
×
0 , 94
×239 , 35 ( )
hf =0,8 cm

Sistem Underdrain
Orifice
Qbw−orifice = 1197,3 cm3/dtk = 0,0012 m3/dtk
A orifice = 3,2 cm2 = 0,00032 m2
C = 0,6

Perhitungan,
2
( Qbw−orifice )
hl bw−orifice =
[ A
orifice2
x C2 x 2 g ]
( 1197 , 3 cm3 /dtk )2
hl bw−orifice = 2 [ 2 2
3,2 cm x 0,6 x ( 2 x 981 cm/dtk ) ]
hlbw−orifice =626,19 cm=6 ,26 m

Pipa Lateral
Diketahui,
Qbw−lateral = 3592 cm3/dtk
v bw−lateral = 177,3 cm/dtk
V-97

Plateral = 201,74 cm
d lateral = 5,08 cm
f = 0,04
Perhitungan,
v
hl bw−lateral =
[ 1
3
xf x
Plateral
d lateral
x ( bw−lateral2
2g )]
177 ,3 cm/dtk 2
hl bw−lateral = [ 1
3
x 0 , 04 x
201 ,74 cm
5 , 08 cm
x ( 2 x 981 )]
hl bw−lateral =8,5 cm=0,085 m

Pipa Manifold
Qbw−manifold = 1,25 x 105 cm3/dtk
v bw −manifold = 76,6 cm/dtk
Pmanifold = 500 cm
d manifold = 45,72 cm
f = 0,04

Perhitungan,

v
1
hl bw−manifold = x f x
3 [
Pmanifold
d manifold
x
bw−manifold2
2g ( )]
76 ,6 cm/dtk 2
hl bw−manifold =
[ 1
3
x 0 , 04 x
500 cm
45 , 72 cm
x
(2 x 981 cm/dtk 2 )]
hlbw−manifold =0,44 cm

Kehilangan tekanan karena perubahan kecepatan pada pipa


lateral dan orifice.
v bw −orifice = 369,4 cm/dtk
V-98

v bw−lateral = 177,3 cm/dtk


Perhitungan,

( v bw−orifice )2−( v bw−lateral) 2


hl bw−orifice−lateral = [ 2g ]
( 369 , 4 cm/dtk )2 −( 177 , 3 cm/dtk )2
hl bw−orifice−lateral = [ 2 x 981 cm/dtk 2 ]
hlbw−orifice−lateral =53,53 cm

Kehilangan tekanan kerena perubahan kecepatan pada pipa


lateral dan pipa manifold.
v bw−lateral = 177,3 cm/dtk
v bw −manifold = 76,6 cm/dtk
Perhitungan,

( v bw−lateral )2 −( v bw−manifold )2
hl bw−lateral−manifold= [ 2g ]
( 177 , 3 cm/dtk )2− (76 ,6 cm/dtk )2
hl bw−lateral−manifold= [
2 x 981 m/dtk 2 ]
hlbw−lateral−manifold=13,03 cm

Total kehilangan tekanan pada sistem underdrain


Hf bw −underdrain =hf bw−ori +hf bw−lat +hf bw−man +hf bw−or−lat +hf bw−lat−man
Hf bw −underdrain=( 626 , 19+8,5+0 , 44+53 , 53+13 , 03 ) cm
Hf bw −underdrain=702 cm≈7,02 m

Kehilangan tekanan pada sistem perpipaan backwash


Perhitungan kehilangan tekanan untuk perlengkapan perpipaan
pada saat backwash ini hanya menghitung pipa dan
perlengkapannya yang dilewati air pada saat backwash saja.
V-99

Direncanakan :
Panjang pipa dari menara operasional dengan bak filter
terjauh adalah 20 meter.

Debit backwash (
Qbw ) adalah 0,13 m3/dtk.

Diameter pipa (
d filter−RO ) adalah 0,3048 meter (12”)
Perlengkapan pipa :
Tabel 5.13 Perlengkapan Pipa (Saat Backwash)
Jumlah Tiap Ukuran Ukuran
Perlengkapan Pipa
Filter (inch) (cm)
reducer 1 14 2.54
Gate Valve 1 14 2.54
Tee 1 14 2.54
elbow 1 14 2.54
pipa 14 2.54
Sumber : Hasil Perencanaan

Perhitungan,
Panjang ekivalen pipa dari filtrasi ke reservoar menara (

Peki .filtrasi−Res )
Peki . filtrasi−Res =Pfiltrasi−Res + ( P filtrasi−res x 10 % )

Peki . filtrasi−Res =20 m + ( 20 m x 0,1 ) =22 m

Kemiringan pipa (Sfiltrasi-Res)


1/0. 54
Q bw
S filtrasi−Re s=
( 0 ,2785 x C x ( d filtrasi−Re s ) 2. 63 ) →C=120

1/0 .54
0 , 11 m3 /dtk
S filtrasi−Re s=
(
0 ,2785 x 120 x ( 0 , 3048 m )2. 63 )
S filtrasi−Re s=0 ,002 m/m

Kehilangan tekanan pada pipa dari filtrasi ke reservoar

menara (
hlfiltrasi−Re s )
V-100

hlfiltrasi−Re s =S filtrasi−Re s x P filtrasi−Res


hl filtrasi−Re s =( 0 , 002 m/mx 22 m )=0,1 m

Kehilangan tekanan pada reducer Ø 22” x 12” (


hl red )

d manifold : 0,4572 m (20”)


d filtrasi−Cw : 0,3048 m (12”)

Perhitungan kecepatan pada reducer (


v red )

Qbw
v red =
( 1 /4 x π x ( d filtrasi−Re s ) 2 )
0 , 13 m3 /dtk
v red =
( 1 /4 x 3 ,14 x ( 0 , 3048 m )
2
=1, 27 m/dtk
)
Perhitungan kehilangan tekanan pada reducer (
hl red )

v
hl red =K red x ( ) 2g
red
2
→K red=0 ,08

( 1 , 27 m/dtk )2
hl red =0 , 08 x ( 2 x 9 , 81 m/dtk 2
=0 , 02 m )
Kehilangan tekanan pada gate valve (
hlG.valve )
v G. valve =v red =1 ,27 m/dtk , maka ;

v
hl G . valve =K G . valve x ( G . valve
2g
2
) x nG . valve → K G . valve =0,2

( 1 ,27 m/dtk )2
hl
G . valve
= 0,2 x ( 2 x 9 , 81 m/dtk
2
x 1=0 , 016 m )
Kehilangan tekanan pada Elbow (
hl Elbow )
v Elbow =v red=1 , 27 m/dtk , maka ;
V-101

v
hl Elbow = K Elbow x ( ) Elbow
2g
2
x nElbow → K Elbow =0,3

( 1 , 27 m/dtk )2
hl Elbow = 0,3 x ( 2 x 9 , 81 m/dtk 2
x 1=0 , 025 m)
Kehilangan tekanan pada Tee (
hl Tee )
v Tee=v red =1, 27 m/dtk , maka ;

v
hl Tee =K Tee x ( ) 2g
Tee
2
→ K Tee =1,2

( 1 , 27 m/dtk )2
hl Tee =1,2 x (
2 x 9 , 81 m/dtk 2
=0 , 11 m )
Kemiringan pipa outlet (Spipa lurus-bw)
1
Qfilter
S pipa lurus−bw =
( 0,2785 x C x ( d fil−ekual )
2,63
) 0,54

cm3 1

S pipalurus−bw = ( dtk
0,2785 x 120 x ( 30,48 cm )
31414
2,63 ) 0,54

cm m
S pipa lurus−bw =0,03 =0,0003
cm m
Total kehilangan tekanan pada sistem perpipaan saat

backwash (
hl bw−Perpipaan )

hl bw−Perpipaan =hl filtrasi−Re s + hl red + hl G . valve +hl Elbow +hlTee

hl bw−Perpipaan =( 0,1 + 0, 02 + 0, 016+0 , 025+0 , 11 ) m

hl bw−Perpipaan =5,6 m≈561 cm

Total Kehilangan Tekanan Saat Backwash (hlbackwash)


hl backwash=hl pasir + hlker ikil +hl bw−underdrain + hl bw− perpipaan
V-102

hlbackwash= (70 , 34 + 0 , 27 +17 + 561 ) cm


hl backwash=648 cm≈6 , 48 m

8. Sistem Outlet Bak Filtrasi


Sistem outlet pada saat backwash
Untuk sistem outlet saat backwash, air yang dialirkan adalah air
kotor hasil dari pencucian media filter. Perhitungan sistem media
filter meliputi perhitungan saluran pelimpah (gutter), pengumpul,
pipa penguras air pencuci.
Air pencuci yang telah melewati media filter dialirkan kedalam
gutter kemudian menuju pengumpul untuk selanjutnya di buang
kesaluran pembuangan melalui pipa penguras.

Gutter
Direncanakan,
Gutter berbentuk segi empat

Jumlah gutter (
n gutter ) = 2 buah/bak

Lebar gutter (
Lgutter ) = 0,4 m

Panjang gutter (
Pgutter =Pfilter ) = 6 meter
Tebal dinding antar filter = 30 cm (0,3 m)

Total bak filter (


n filter ) = 6 buah

Debit backwash (
Qbackwash ) = 0,13 m3/dtk
Perhitungan,

Debit yang melalui gutter saat backwash (


Qbw−gutter )
Qbackwash
Qbw−gutter =
n gutter

0 , 13 m3 /dtk
Qbw−gutter = =0 , 063 m3 /dtk
2

Ketinggian air dalam gutter saat backwash (


hbw−air )
V-103

2/3
Qbw−gutter
hbw−air =
(
1 ,38 x Lgutter )
2/3
0 , 063 m3 /dtk
hbw−air = (
1 ,38 x 0,4 m ) =0 ,235 m

Luas basah gutter saat backwash (


A bw− gutter )
A bw− gutter =Lgutter x hbw−air
2
A bw− gutter=0,4 m x 0,235 m=0, 094 m

Jari-jari gutter saat backwash (


Rbw−gutter )
hbw−air x L gutter
Rbw−gutter =
( 2 x h bw−air ) + L gutter
0, 235 m x 0,4 m
Rbw−gutter = =0 ,11 m
(2 x 0 ,235 m ) + 0,4 m

Kemiringan gutter saat backwash (


S gutter )
2
Qbw−gutter x n
S gutter =
( Abw −gutter x ( R bw−gutter )2/3 )
2
0 , 063 m3 dtk x 0 , 013
S gutter =
(
0 , 094 m3 x ( 0 , 11 m )2/3 )
=0 , 0015 m/m

Kehilangan tekanan pada gutter (


hl gutter )
hl bw−gutter =0 , 0015 m/m x 6 m=0 , 0088 m

Pelimpah
Direncanakan,
Panjang pelimpah = Panjang bak filtrasi = 6 m
Cd = 0,6

Perhitungan,
Jumlah pelimpah (npelimpah)
V-104

n Pe lim pah =n gutter x 2= 2 x 2=4 buah

Debit tiap pelimpah (


q pelim pah )
q backwash
q pelim pah =
n pelim pah
3
0 , 13 m /dtk
q pelim pah = =0 , 031 m3 /dtk
4

Bak Penampung
Direncanakan,
Bentuk = Persegi panjang

Lebar (
Lbak ) = 0,75 m

Panjang (
Pbak=L filtrasi ) = 3 m

Debit (
Qbak =Q backwash ) = 0,13 m3/dtk

Perhitungan,

Ketinggian air pada bak penampung saat backwash (


hbw−air )
2/3
Q bw−bak
hbw−air =
(
1 ,38 x Lbak )
2/3
0 ,13 m3 /dtk
hbw−air = (
1,38 x 0,75 m ) =0,25 m
Jari-jari hidrolis bak penampung saat backwash (
Rbw−bak )
h bw−air x Lbak
Rbw−bak =
( 2 x hbw−air ) + Lbak
0,25 m x 0,75 m
Rbw−bak= =0,15 m
( 2 x 0,25 m ) + 0,75 m

Luas permukaan bak penampung saat backwash (


A bw−bak )
A bw−bak =Lbak x h bw−air
2
A bw−bak =0 ,75 m x 0 , 25 m=0 , 18 m
V-105

Kemiringan bak penampung (


S bak )
2
Q bw−bak x n
S bak =
( A bw−bak x ( Rbw−bak ) 2/3 )
2
0 , 13 m3 /dtk x 0 , 013
S bak =
(
0 ,18 m x ( 0 ,15 m )2/3
=0 , 001 m/m
)
Kehilangan tekanan pada bak penampung (
hlbak )
hl bak =S bak x Pbak
hlbak =0, 001 m/m x 2 m=0 ,002 m

Gullet
Direncanakan :
Lebar gullet (Lgullet) = 0,5 m
Panjang gullet (Pgullet) = Lbak = 0,25 m
Debit yang melalui gullet (Qgullet) = Qbw = 0,13 m3/dtk
Perhitungan :
Ketinggian air dalam gullet (hair gullet)
2/3
Q gullet
hairgullet =
(
1 ,38 x Lbak )
2/3
0,13 m3 /dtk
hair −gullet = (
1,38 x 0,5 m ) =0,32 m
Jari-jari hidrolis gullet (Rgullet)
hair−gullet x Lbak
Rgullet =
( 2 x h air−gullet ) + Lbak
0 , 32 m x 0,5 m
Rgullet = =0 ,14 m
(2 x 0, 32 m) + 0,5 m
Luas permukaan gullet (Agullet)
A gullet =Lbak x hair−gullet
A gullet =0,5 m x 0 , 32 m=0 , 16 m2
Kemiringan gullet (Sgullet)
V-106

2
Q gullet x n
S gullet =
( A gullet x ( R gulllet )2 /3 )
2
0 , 13 m3 /dtk x 0 , 013
S gullet =
(
0 ,16 m x ( 0 ,14 m )2/3
=0 ,0014 m/m
)
Kehilangan tekanan di gullet (hlgullet)
hl gullet =S gullet x Pgullet
hl gullet =0 , 0014 m/m x 2 m=0 , 007 m

Pipa Penguras
Direncanakan,
Pipa penguras terbuat dari PVC

Kecepatan aliran pada pipa (


v pipa ) = 1,3 m/dtk

Debit (
Q pipa=Q backwash ) = 0,13 m3/dtk

Perhitungan,

Luas permukaan pipa (


A pipa )
Q pipa
A pipa =
v pipa
3
0 , 13 m /dtk
A pipa = =0 , 10 m2
1,3 m/dtk
Diameter pipa (
d pipa )
1/2
4 x A pipa
d pipa= (π )
1/2
4 x 0,10 m2
d pipa=( 3,14 )
=0,35 m ≈14 left (0,4`m right )} {¿

Cek kecepatan (
v pipa )
V-107

Q pipa 0 , 13 m3 /dtk
v pipa = = =1 ,27 m/dtk
A pipa 1 /4 x π x ( 0,4 )2

Sistem outlet bak filtrasi pada saat operasional


Sistem outlet bak filtrasi saat operasional terdiri dari perhitungan
pipa outlet air bersih dan Bak Ekualisasi.

Pipa outlet air bersih


Pipa outlet Filter-Bak Ekualisasi
Pipa outlet air bersih pada bak filtrasi adalah pipa yang mengalirkan
air bersih dari pipa manifold pada sistem underdrain menuju bak
ekualisasi. Air yang dialirkan pada pipa tersebut adalah air yang
diolah pada tiap bak filtrasi dengan debit 0,031 m3/dtk.

Pipa outlet Bak ekualisasi-Reservoir Utama


Pada pipa outlet dari bak ekualisasi ke reservoir utama (reservoir
distribusi) jumlah pipa yang outlet yang digunakan berjumlah 2 buah
dengan debit tiap pipa adalah 0,1 m3/dtk.

Direncanakan,
Pipa outlet air bersih terbuat dari pipa PVC

Debit pipa outlet (


Q p−outlet =Q filtrasi ) adalah 0,031 m3/dtk

Debit pada pipa outlet dari bak ekualisasi ke reservoir (


Qfil−RU
) adalah 0,1 m3/dtk
Panjang pipa outlet dari bak ekualisasi ke reservoir utama (

Pfil−Ru ) adalah 30 meter.

Panjang pipa outlet dari filtrasi ke bak ekualisasi (


Pfiltrasi−ekual )
adalah 2 meter.

Perhitungan,
V-108

Perhitungan Pipa Outlet Filter- bak ekualisasi,


Luas permukaan pipa outlet dari tiap bak filtrasi ke bak

ekualisasi (
A filtrasi−ekual )

Kecepatan aliran pada pipa outlet (


v p−outlet ) adalah
0,66 m/dtk
Q p−outlet
A filtrasi−ekual =
v p−outlet
3
0,031 m /dtk
A filtrasi−ekual = =0 , 06 m2
0,5 m/dtk

Diameter pipa outlet dari bak filtrasi ke bak ekualisasi (

d filtrasi−ekual )
1/2
4 x A filtrasi−ekual
d filtrasi−ekual = ( π )
1/2
4 x 0 ,06 m2
(
d filtrasi−ekual =
3,14 ) =0,28 m=11 approx 12` (0,3048 m)
Perhitungan pipa outlet bak ekualisasi -Reservoir Utama,
Luas permukaan pipa outlet dari bak ekualisasi ke reservoir

utama (
A ekual−Ru ).

Kecepatan aliran pada pipa outlet (


v p−outlet ) adalah
1,5 m/dtk
Qekual−RU
A ekual−Ru=
v ekual−RU
3
0,1 m /dtk
A ekual−Ru= =0, 07 m2
0,5 m/dtk
Diameter pipa outlet dari bak ekualisasi ke reservoir utama (

d ekual−Ru )
V-109

1 /2
4 x Aekual−Ru
d ekual−Ru= ( π )
1/2
4 x 0,07 m2
d ekual−Ru= (3,14 ) =0,29 m≈11 approx 12 (0,3048 m)
Slope pipa outlet dari bak ekualisasi ke reservoir utama (

S ekual−Ru )
1/0. 54
Q ekual−RU
S ekual−Ru=
( 0 ,2785 x C x ( d ekual−Ru ) 2. 63 )
1/0 .54
0,1 m3 /dtk
S ekual−Ru=
( 0 ,2785 x 120 x ( 0 ,3048 m )
2. 63 ) =0 , 00659 m/m

Panjang ekivalen pipa outlet dari bak ekualisasi ke reservoir

utama (
Peki−ekual−Ru )
0
Peki−ekual− Ru=Pekual−Ru + ( 10 0 x Pekual−Ru )

Peki− pipa outlet =2 m + ( 0,1 x 2 m )=2,2 m


Headloss pada pipa outlet dari bak ekualisasi ke reservoir

utama (
hl pipa, ekual−Ru )
hl pipa, ekual−Ru =P eki− pipa outlet x S ekual− Ru
hl pipa, ekual−Ru =( 2,2 m x 0 , 0069 m/m )=0 ,015 m

Bak Ekualisasi
Fungsi dari bak ekualisasi adalah untuk menjaga agar tinggi muka
air pada bak filtrasi tetap konstan. Tinggi air pada bak ekualisasi
disesuaikan dengan ketinggian media filtrasi, hal ini dimaksudkan
agar air tetap ada pada media filter. Outlet dari bak filtrasi sebelum
masuk reservoir utama terlebih dahulu melewati bak ekualisasi. Bak
ekualisasi ini direncanakan berjumlah 2 unit.
Direncanakan,
V-110

Waktu tinggal (
tdekual ) = 6 menit (360
detik)

Debit bak ekualisasi (


Qekual ) = 0,1 m3/dtk

Panjang bak ekualisasi (


Pekual =Lfilter ) = 3 m

Tebal pasir (
h pasir ) = 75 cm (0,75
m)

Tebal kerikil (
h ker ikil ) = 54,80 cm
(0,548 m)

Tinggi air di atas filter (


hair ) = 200 cm (2
m)

Perhitungan,

Tinggi air pada bak ekualisasi (


hair −ekual ) adalah total
penjumlahan dari tebal pasir, tebal kerkil, tinggi air di atas filter,
sehingga :
hair −ekual=h pasir + hker ikir + h air
hair −ekual=( 0 , 75 + 0 ,548 + 2 ) m
hair −ekual=3,30 m

Volume bak ekualisasi (


V ekual )

V ekual =Qekual x tdekual


3 3
V ekual =0,1 m /dtk x 360 dtk=36 m

Lebar bak ekualisasi (


Lekual )

V ekual
Lekual =
[ ( Pekual x hair ) ]
36 m3
Lekual =
[
(3 m x 3 ,30 m)
=3,6 m≈360 cm
]
Tinggi bak ekualisasi (
hekual )
V-111

hekual =h air + h freeboard →hfreeboard =20 % x h air−ekual


hekual =[ h air−ekual + ( 20 % x h air−ekual ) ]

hekual =[ 3 , 30 m + ( 0,2 x 3 , 30 m ) ]=3,9 m≈390 cm


9. Sistem Inlet Bak Filtrasi
Sistem inlet bak filtrasi terdiri dari saluran inlet, pintu air, bak
penampung. Air yang melewati saluran inlet adalah air dari gutter bak
sedimentasi dengan debit 0,1 m3/dtk.

Perhitungan,
Saluran inlet
Direncanakan,

Lebar saluran inlet (


Linlet ) = 0,85 m

Debit inlet (
Qinlet ) = 0,1 m3/dtk

Jumlah filter tiap saluran inlet (


n filter/inlet ) = 3 filter

Total jumlah filter (


n filter ) = 6 filter

Lebar filter (
Lfilter ) =2m
Perhitungan,

Ketinggian air pada saluran inlet (


hair )
2/3
Q inlet
hair −inlet =
(
1, 38 x Linlet )
3 2/3
0,1 m /dtk
=(
1,38 x 0, 85 m )
hair −inlet =0,2 m

Tinggi saluran inlet (


hinlet )
hinlet =h air + ( 0,2 x hair )

hinlet =( 0,2 + ( 0,2 x 0,2 ) ) m=0,2 m

Panjang saluran inlet (


Pinlet )
Pinlet =( n filter /inlet x Lfilter ) + ( 4 x l dinding )
V-112

Pinlet =( 3 x 2 m ) + ( 4 x 0,3 m )=8 m

Luas saluran inlet (


A inlet )
A inlet =Linlet x h air
2
A inlet =0 , 85 m x 0,2 m=0,2 m

Jari-jari hidrolis saluran inlet (


Rinlet )
hair x Linlet
Rinlet =
( 2 x h air ) + Linlet
0,2 m x 0,85 m
Rinlet = =0,13 m
( 2 x 0,2 m ) + 0, 85 m

Kecepatan aliran pada saluran inlet (


v inlet )
Qinlet
v inlet =
Ainlet
3
0,1 m /dtk
v inlet = =0,6 m/dtk
0,2 m2

Kemiringan saluran inlet (


S inlet )
2
v inlet x n
S inlet =
(
R 2/ 3
inlet
)
2
0,6 m/dtk x 0 ,013
S inlet =
( ( 0 , 13 m )2 /3 )
=0 , 0009 m/m

Besarnya headloss pada saluran inlet (


hlinlet )
hl inlet =Sinlet x Pinlet
hl inlet =0 , 0009 m/m x 8 m=0 , 008 m

Pintu air
Direncanakan,

Debit pintu air (


QPA =Q filter ) = 0,031 m3/dtk

Kecepatan pada pintu air ( v PA ) = 2 m/dtk


Perhitungan,
V-113

Luas pintu air ( A PA )


Q PA
A PA=
v PA
3
0 , 031 m /dtk
A PA= =0 , 02 m2
2 m/dtk
Lebar pintu air ( LPA )

Direncanakan tinggi bukaan pintu air ( d PA ) = 0,5 LPA


A PA=d PA x L PA → L PA=2 d PA
0. 5
A
d PA= PA
2 ( )
0. 5
0 ,02 m2
d PA= (
2 ) =0,9 m≈9 cm
,
Maka ;
LPA =2 x 0,9 m=0 ,18 m≈18 cm

Headloss pada pintu air ( Hl PA )


2
Q PA
(
Hl PA=
)
2. 476 x ( L PA ) x d PA

3 2
0 , 031 m /dtk
Hl =(
2, 476 x ( 0 , 18 m ) x 0,9 m )
PA =0,7 m

Hasil Rancangan :
Dimensi Bak Filtrasi
Jumlah bak filtrasi = 6 buah bak
Lebar bak filtrasi = 2 meter
Panjang bak filtrasi = 5 meter
Luas bak filtrasi = 11,31 meter2
Tinggi bak filtrasi = 5 meter
Tebal Lapisan
Media penyaring (pasir) = 75 cm
Media penyangga (kerikil) = 54,80 cm
V-114

Pipa Orifice
Luas total pipa orifice = 0,03meter2
Jumlah total pipa orifice = 105 buah
Jumlah pipa orifice tiap lateral = 3 buah
Diameter pipa orifice = 2 inch
Pipa Lateral
Luas total pipa lateral = 679 cm2
Diameter pipa lateral = 2 inch
Jumlah pipa lateral = 35 buah
Panjang pipa lateral = 201,8 cm
Pipa Manifold
Jarak antar lateral = 10 inch
Jarak antar orifice = 10 cm
Panjang pipa manifold = 5 meter
Diameter pipa manifold = 18 inch
Headloss
Total Media penyaring (pasir) = 68,7 cm
Total Media penyangga (kerikil) = 0,8 cm
Pipa orifice = 0,12 meter
Pipa lateral = 0,0053 meter
Pipa manifold = 0,0003 meter
Orifice-lateral = 0,03 meter
Lateral-manifold = 0,00814 meter
Sistem underdrain = 17 cm
Total Headloss saat Filtrasi = 89,23 cm
Backwash
Kecepatan backwash = 1,11 cm/dtk
Debit backwash = 0,13 m3/dtk
Perlengkapan Pipa
Reducer = 1 buah
Gate Valve = 1 buah
Tee = 1 buah
V-115

Elbow = 1 buah
Sistem Outlet Bak Filtrasi
Gutter
 Jumlah gutter = 2 buah
 Lebar saluran gutter = 0,4 meter
 Panjang gutter = 6 meter
 Headloss gutter = 0,0088 meter
Pelimpah
 Panjang pelimpah = 6 meter
 Jumlah pelimpah = 4 buah
 Debit tiap pelimpah = 0,031 m3/dtk
Bak penampung
 Bentuk bak = Persegi Panjang
 Lebar bak = 0,75 meter
 Panjang bak = 2 meter
 Headloss bak = 0,002 meter
Gullet
 Lebar gullet = 0,5 meter
 Panjang gullet = 2 meter
 Headloss gullet = 0,0007 meter
Pipa penguras
 Kecepatan aliran = 1,3 m/dtk
Sistem Inlet
Lebar saluran inlet = 0,85 meter
Tinggi saluran inlet = 0,2 meter
Panjang saluran inlet = 8 meter
Luas saluran inlet = 0,2 meter2
Headloss saluran inlet = 0,008 meter
Pintu Air
Luas pintu air = 0,02 meter2
Lebar pintu air = 0,18 meter
Headloss pintu air = 0,7 meter
V-116
V-117
V-118
V-119

5.2.7 Bak Pelarut Koagulan


Kriteria Perencanaan :
Dosis pembubuhan (C) = 20 mg/l Alum, dari hasil
jartest
Periode pengisihan bak pelarut (t) = 12 jam
Konsentrasi larutan (c) = 10 %
Berat jenis alum (Bj as) = 2,71 kg/l
Efisiensi pompa pembubuhan ≤ 75 %
Tekanan pompa pembubuhan (H) = 10 meter
Jumlah pompa sesuai jumlah bak
Direncanakan terdiri dari 2 bak.
Bentuk bak bujur sangkar

Perhitungan :
Kebutuhan Alumuninum Sulfat (Tawas)
V-120

Kebutuhan = Q×Dosis×kemurnian
100
0,2 m3 /dtk×20 mg/ L× ×1000 L/m3
= 90
= 4444,44 mg/dtk
Kebutuhan untuk interval 12 jam

Kebutuhan =
Qas×td
3600 dtk 1 kg
4444 , 44 mg/dtk×12 jam× x 6
= jam 10 mg
= 192 Kg
Volume Alumunium Sulfat
192 kg
Vol=
BJ as
192 kg
Vol=
2 ,71 kg/L
Vol=70,8 L

Volume Pelarut
90
V air= ×70 ,8 L
10
V air =637 ,6 L=0 , 64 m3
Volume Larutan (Volume Bak)
V bak=V alum +V pelarut
V bak =70, 8 L+637 ,6 L
V bak =708 , 5 L=0,7 m3
Dimensi Bak
P=L=1 m
V bak
0,7 m3
h= = =0,7 m
P×L 1 m×1 m

Maka, dimensi bak adalah


V-121

Panjang =1m
Lebar =1m
Tinggi = 0,7 m + freeboard 0,2 m
= 0,9 m

Sistem Pembubuhan
V laru tan 0,7 m3
Qdo sin g = =
td 12×3600
L
Q do sin g =2×10−5 m3 / dtk =0 , 02
dtk

1 1
Bj=

[ C
mg
L ( 100−C )
+
100 ρ al 100 ρ air
][
=
20
mg

100×2 ,71
L
kg
L
+
( 100−20 )

100×0,99695
mg
L
kg
L
]
=1 ,14 Kg/L

Daya Pompa Pembubuhan


Efisiensi pompa = 75 %
Head = 10 m
ρ×g×q×h
P=
η
L
1 ,14×9 , 81×(2 x 10−2 ) ×10
dtk
P=
0 , 75
P=2,44 W =0,003 HP

5.2.8 Desinfeksi
Jumlah bak pelarut yang digunakan adalah 2 buah bak dimana 2 bak
pelarut akan melarutkan klor sesuai dengan debit pengolahan yaitu 0,2 L/dtk.

Direncanakan ,
Daya pengikat klor (DPC) = 1,25 mg/L
V-122

Sisa klor yang di harapkan = 0,4 mg/L


Bentuk bak = Bulat

Diameter bak (
d bak ) = 1,5 m
t
Periode pengisian bak pelarut ( P. pelarut ) = 12 jam

Konsentrasi kaporit dalam larutan (


C kaporit−larutan ) =5%

Konsentrasi pelarut dalam larutan (


C pelarut ) = 95 %

Berat jenis kaporit (


ρkaporit ) = 0,88 kg/L
Efisiensi pompa ( η ) = 75 %
Head pembubuh (H) = 10 m

Total bak pelarut (


ntotal bak ) = 2 buah
Masing-masing bak pelarut dilengkapi dengan pompa sehingga
jumlah pompa yang digunakan adalah 2 buah pompa.
Kemurnian Cl dalam kaporit = 60%
Perhitungan,

Besarnya dosis chlor (


C chlor )
C chlor =DPC + Sisa Chlor
C chlor =1 ,25 mg/L + 0,4 mg/ L=1 , 65 mg/ L

Besarnya dosis kaporit (


C kaporit )
Dosis Cl 1,65 mg/l
C kaporit= = =2,75 mg/l
% Cl 60%

Kebutuhan kaporit dalam 10 jam (sekali pelarutan) (


K kaporit−12 jam )
K kaporit−12 jam=C kaporit x Q pengolahan x t P . pelarut
K kaporit−12 jam=( 2 , 75 mg/ L ) x ( 100 L/dtk ) x ( 10 jam x 3600 dtk/ jam )
K kaporit−12 jam=23760000 mg≈23 ,76 kg
V-123

Kebutuhan kaporit dalam satu hari (


K kaporit−24 jam )
24 jam
K kaporit−24 jam =K kaporit−12 jam x nbak x
10 jam
24 jam
K kaporit −24 jam =23,76 kg x 2x =47,52 kg
10 jam

Volume kaporit dalam sekali pelarutan (


V kaporit )
K kaporit−12 jam
V kaporit =
ρkaporit
23,76 kg
V kaporitl= =27 L
0, 88 kg/ L

Volume air pelarut (


V air pelarut )

% air pelarut
V air pelarut= [(
% kaporit )
x K kaporit−12 jam

ρ air ]
95 %
V air pelarut=
5%
[ (x23,76 kg

0,99695 kg/ L
)
=452,8 L=0,453m3 /dtk ]
Volume larutan (
V larutan )

V larutan =V kaporit + V air pelarut

V laru tan =( 27 + 452 , 8 ) L=479 , 8 L≈0,5 m3

Debit pembubuhan kaporit (


Qkaporit )
V-124

V laru tan
Qkaporit =
t P . pelarut
479 ,8 L
Qkaporit = =0 ,01 L/dtk
10 jam x 3600 jam/dtk

Luas permukaan bak pelarut (


A pelarut )
1
A pelarut = x π x ( d bak )2
4
1
A pelarut = x 3 , 14 x ( 1,5 m )2=1 , 77 m2
4

Kedalaman larutan di bak (


hlaru tan )
V laru tan
hlaru tan=
A pelarut
3
0,5 m
hlaru tan= =0,3 m
1 ,77 m2

Kedalaman bak pelarut (


hbak )
hbak =hlaru tan + ( 20 % x hlaru tan )

hbak =0,3 m + ( 0,2 x 0,3 m )=0 , 33 m

Berat jenis larutan (


ρlarutan )

ρlaru tan =[ ( % kaporit x ρ kaporit ) + ( % air pelarut x ρair ) ]

ρlaru tan =[ ( 5 % x 0 , 88 kg ) + ( 95 % x 0 , 99695 kg/ L ) ] =0 , 991 kg / L

Tenaga pompa yang dibutuhkan (P)


ρlaru tan x g x Q laru tan x H
P=
η
2
0 , 991 kg /L x 9 , 81 m/dtk x 0 ,01 L/dtk x 10 m
P=
0 , 75
P=1,73 Watt≈0, 002 HP
V-125

5.2.9 Reservoir Operasional


Volume Reservoir Operasional
Volume reservoir operasional dihitung berdasarkan kebutuhan air untuk
operasional dan pemeliharaan bangunan pengolahan air minum, yaitu
untuk backwash filter, kebutuhan pelarut bahan kimia dan pencucian unit-
unit lainnya. Berdasarkan perhitungan sebelumnya volume reservoir
operasional adalah :
Kriteria Desain:
Kebutuhan air pencucian tiap filter
Vair-backwash = 30,2 m3
Kebutuhan air untuk melarutkan koagulan
 V air untuk melarutkan koagulan selama interval 10 jam = 0,53
m3
 V air untuk melarutkan koagulan selama sehari = 0,53m3 x 3 =
1,6 m3
Kebutuhan air untuk melarutkan desinfektan
 V air untuk melarutkan desinfektan selama sehari = 0,189 m3
Kebutuhan air untuk para pegawai
 Diasumsikan pegawai berjumlah 15 orang
 Kebutuhan air per orang per hari = 10 L/org/hri = 0,01
m3/org/hri
 V air selama sehari untuk pegawai = 0,01 m3/org/hri x 15 org =
0,15 m3
Total volume air reservoir operasional
V R .Operasional =30,2m3 +1,6 m3+ 0,189 m3 +0,15 m3=32,1 m3

Ketinggian Reservoir Operasional


Perletakkan reservoir operasional direncanakan sama dengan elevasi dasar
gutter pada bak filter sehingga ketinggian reservoir operasional yang
diperlukan :
Hl=Hlbackwash +tinggi gutter +h Resevoir Operasional
Hl=6,48 m+ 0,23 m+3 m
V-126

Hl=9,72 m

Luas permukaan Reservoir Operasional (AR.Operasional)


V R .Ope rasional 32,1m3
A R .Operasional = = =10,70 m2
hair 3m

Lebar Reservoir Operasional (LR.Operasional)


P R .Operasional =LR . Operasional
A R .Operasional =PR .Operasional x LR .Operasional

LR .Operasional= √10,70 m2=3,3 m

Panjang Reservoir Operasional (PR.Operasional)


P R .Operasional =LR . Operasional
P R .Operasional =3,3 m
Tinggi Reservoir Operasional (HR.Operasional)
H R .Operasional =hair +hfreeboard
H R .Operasional =3 m+ ( 20 % x 3 m )
H R .Operasional =3,6 m

Debit Reservoir Operasional (QR.Operasional)


Asumsi kecepatan pada perpipaan reservoir operasional adalah 1,5 m/dtk
Q R .Operasional =V x A R .Operasional

Q R .Operasional =1,5 m2 /dtk x 10,70 m2 =16,05m3 /dtk

Sistem Perpipaan Reservoir Operasional


 Pipa Pembawa
Direncanakan :
Diameter pipa pembawa (dpipa pembawa) = 6 inch = 0,1524 m
Panjang pipa pembawa (Ppipa pembawa) = 10 m
Koefisien kekasaran pipa (C) = 120
Kecepatan pengaliran dalam pipa (Valiran) = 1,5 m/dtk
V-127

Perlengkapan pipa pembawa :


Gate valve = 1 buah
Elbow 90 = 1 buah

 Untuk menaikkan air dari reservoir umum ke reservoir operasional


direncanakan mengunkaan pompa, dengan :
Berat jenis air (ρair) = 0,99695 kg/L
Percepatan gravitasi = 9,81 m/dtk
Efisiensi pompa = 75%

Perhitungan :
Luas permukaan pipa pembawa (Apipa pembawa)
1
A pipa pembawa = x π x ( d pipa pembawa )2
4
1
A pipa pembawa = x 3,14 x ( 0,1524 m )2
4
A pipa pembawa =0,018 m2

Debit pipa pembawa (Qpipa pembawa)


Q pipa pembawa= A pipa pembawa x V pipa pembawa

Q pipa pembawa=0,018 m2 x 1,5 m/dtk


Q pipa pembawa=0,027 m3 /dtk

Kemiringan pipa pembawa (Spipa pembawa)


1
Q pipa pembawa
S pipa pembawa=
( 2,63
0,2785 x C x ( d pipa pembawa ) ) 0,54
V-128

1
0,027 m3 /dtk
S pipa pembawa=
( 0,2785 x C x ( 0,1524 m )
2,63 ) 0,54

S pipa pembawa=0,018 m/m

Kehilangan tekanan pada pipa pembawa (Hlpipa pembawa)


Hl pipa pembawa=S pipa pembawa x P pipa pembawa
Hl pipa pembawa=0,018 m/m x 10 m
Hl pipa pembawa=0,18 m

Waktu yang diperlukan dalam pengisian reservoir operasional


(TR.Operasonal)
V R .Operasional
t R . Operasional=
Q pipa pembawa
32,1 m3
t R . Operasional=
0,027 m 3 / dtk
t R . Operasional=1174 dtk=20 menit
 Kehilangan tekanan pada perlengkapan pipa pembawa
Kehilangan tekanan pada gate valve (HlGate Valve)
2
( v gate valve )
HlGate Valve =K Gate Valve x ( (2 x g ) ) x ngate valve

( 1,5 m/dtk )2
HlGate Valve =0,2 x
(( 2 x 9,81 m/dtk 2) ) x1

HlGate Valve =0,02 m

Kehilangan tekanan pada elbow (Hlelbow)


2
( v elbow )
Hl elbow=K elbow x ( (2 x g) ) x n elbow

( 1,5 m/dtk )2
Hl elbow=0,3 x
(( 2 x 9,81 m/dtk 2 ) ) x1

Hl elbow=0,03 m
V-129

Total kehilangan pada perlengkapan pipa pembawa


(Hlperlengkapan pipa pembawa)
Hl perlengkapan pipa pembawa=Hl gate valve + Hl gate valve
Hl perlengkapan pipa pembawa=0,02m+0,03 m
Hl perlengkapan pip a pembawa=0,06 m

 Pipa Hisap
Direncanakan :
Diameter pipa hisap (dpipa hisap) = 6 inch = 0,1524 m
Panjang pipa hisap (Ppipa hisap) =6m
Koefisien kekasaran pipa (C) = 120
Kecepatan pengaliran dalam pipa (Valiran) = 1,5 m/dtk

Perhitungan :
Kemiringan pipa hisap (Spipa hisap)
1
Q pipa pembawa
(
S pipa hisap = 2,63
0,2785 x C x ( d pipa hisap ) ) 0,54

1
0,027 m3 /dtk
(
S pipa hisap =
0,2785 x C x ( 0,1524 m )
2,63 ) 0,54

S pipahisap =0,018 m/m

Kehilangan tekanan pada pipa hisap (Hlpipa hisap)


Hl pipa hisap=S pipahisap x P pipa hisap
Hl pipa hisap=0,018 m/m x 6 m
Hl pipa hisap=0,11 m

 Total Kehilangan Tekan Pada Perpipaan (Hltotal)


V-130

Hltotal =Hl pipa pembawa + Hl perlengkapan pipa pembawa + Hl pipa hisap


Hltotal =0,18 m+ 0,06 m+ 0,11 m
Hltotal =0,35 m

 Head Pompa yang dibutuhkan (Headpompa)


Head pompa =H R .Operasional =+ Hltotal + H air Reservoir
Head pompa =3,6 m+0,35 m+ 6 m
Head pompa =8,75 m

 Daya Pompa (P)


ρair x g x Q inlet x Head pompa
P=
μ
0,99695 Kg/ L x 9,81 m/dtk 2 x 27 L/dtk x 8,75 m
P=
75 %
P=1418 Watt=2 HP

Hasil Rancangan :
Dimensi Reservoir Operasional
Luas permukaan RO = 10,90 meter2
Lebar RO = 3,3 meter
Panjang RO = 3,3 meter
Tinggi RO = 3,6 meter
Debit RO = 16,34 m3/dtk
Sistem Perpipaan
Pipa Pembawa
 Diameter pipa pembawa = 6 inch
 Panjang pipa pembawa = 10 meter
 Headloss pipa pembawa = 0,18 meter
Pipa Hisap
 Diameter pipa hisap = 6 inch
V-131

 Panjang pipa hisap = 6 meter


 Headloss pipa hisap = 0,35 meter
 Head pompa yang dibutuhkan = 3,98 meter
 Daya pompa = 1418 Watt = 2 HP
V-132
V-133

5.3 Profil Hidrolis


Tujuan dilakukan perhitungan profil hidrolis adalah untuk mengetahui tinggi
muka air dari masing-masing unit bangunan pengolahan yang telah direncanakan.
Perhitungan profil hidrolis dilakukan berdasarkan besarnya kehilangan tekanan
dari saluran-saluran penghubung di setiap unit bangunan pengolahan. Dalam
perhitungan profil hidrolis yang akan dilakukan ini tinggi muka air reservoir/clear
well dengan tinggi muka air ± 0,00.

5.3.1 Tinggi Muka Air Pada Reservoir


Diketahui,

Kehilangan tekanan di backwash (


Hlbakcwash ) = 6,48 m
Steady head = 2 m
Perhitungan,
H air−CW =Hlbackwash + SteadyHead
H reservoir=6, 48 m + 2 m=8,48 m
Besar kehilangan tekan di unit backwash sebesar 6,48 m, dengan perkiraan
adanya steady head, yang dimaksudkan agar pergelontoran air berlangsung
dengan baik, maka ditambahakan steady head sebesar 2 m.

5.3.2 Tinggi Muka Air di Bak Filtrasi


Headloss pada filter saat beroperasi,
Diketahui,

Total headloss pada bak filtrasi (


Hf total ) = 88,20 cm
Perhitungan,

Tinggi muka air di bak filtrasi (


H air−filtrasi )
H air−filtrasi =Hf total + H ekual + H mediafiltrasi
H air−filtrasi =( 88 ,20 + 330 + (75+54 , 80 ) ) cm
H air−filtrasi =547,80 cm≈5, 4780 m
V-134

Tinggi muka air di sistem inlet bak filtrasi


Diketahui,
Headloss pada gutter (Hlgutter) = 0,009 m
Headloss pada gullet (Hlgullet) = 0,001 m
Headloss pada pintu air (Hlpintu air) = 0,652 m
Headloss pada saluran inlet (Hlinlet) = 0,008 m
Perhitungan,
Tinggi muka air pada gutter (Hgutter)
H gutter =H air−filtrasi + Hl gutter
H gutter =5, 4780 m + ( 0 ,009 m) =5 , 4869 m
Tinggi muka air pada gullet (Hgullet)
H gullet =H gutter + Hl gullet
H gullet =5 ,4869 m + ( 0,001 m )=5, 4876 m
Tinggi muka air pada pintu air (Hpintu air)
H p int u−air =H gullet + Hl pint u−air
H p int u−air =5, 4876 m + ( 0, 652 m )=6,1400 m
Tinggi muka air pada saluran inlet (Hinlet)
H inlet =H p int u−air + Hl inlet
H inlet =6 , 1400 m + ( 0 ,008 m) =6 ,1477 m

5.3.3 Tinggi Muka Air Di Bak Sedimentasi


Tinggi muka air di sistem outlet bak sedimentasi
Diketahui,

Headloss pada gutter (


Hl gutter ) = 0,025 m
Perhitungan,

Tinggi muka air pada gutter (


H air−gutter )
H air−gutter =H air−inlet( filtrasi ) + Hl gutter
H air−gutter =6,1477 m+ 0,025 m=6,1729 m
V-135

Tinggi muka air di bak sedimentasi


Diketahui,

Tinggi air pada V-Notch (


H air V −Notch ) = 0,036 m
Perhitungan,

Tinggi muka air pada bak sedimentasi (


H air−se dim entasi )

H air−se dim entasi=H air− gutter + H air V −Notch


H air−se dim entasi =6,1729 m + 0,036 m=6 ,2086 m

Tinggi muka air di sistem inlet bak sedimentasi


Diketahui,

Headloss pada saluran inlet (


Hl sal−inlet ) = 0,00004 m
Perhitungan,

Tinggi muka air pada saluran inlet (


H air−inlet )
H air−inlet =H air− sedim entasi + Hl sal−inlet
H air−inlet =6 ,2086 m + 0,00004 m=6,2087 m

5.3.4 Tinggi Muka Air Di Bak Flokulasi


Beda tinggi muka air pada tiap tahap (tahap I – tahap VI)
Diketahui,
Headloss pada tahap I = 0,4 m
Headloss pada tahap II = 0,3 m
Headloss pada tahap III = 0,2 m
Headloss pada tahap IV = 0,1 m
Headloss pada tahap V = 0,1 m
Headloss pada tahap VI = 0,07 m
V-136

Perhitungan,

Tinggi muka air pada tahap VI (


H air−VI )
H air−VI =H air−inlet ( sedim entasi ) + hVI
H air−VI =6 ,2087 m + 0,07 m=6,2751 m

Tinggi muka air pada tahap V (


H air−V )

H air−V =H air−VI + hV
H air−V =6,2751 m + 0,1 m=6,3740 m

Tinggi muka air pada tahap IV (


H air− IV )
H air− IV =H air−V + h IV
H air− IV =6 ,3740 m + 0,1 m=6,5149 m

Tinggi muka air pada tahap III (


H air− III )
H air− III=H air−IV + h III
H air− III=6,5149 m + 0,2 m=6,7103 m

Tinggi muka air pada tahap II (


H air− II )
H air− II =H air− III + h II
H air− II =6,7103 m + 0,3 m=6 ,9771 m

Tinggi muka air pada tahap I (


H air−I )

H air− I=H air−II + hI


H air− I=6 ,9771 m + 0,4 m=7,3393 m
V-137

Tinggi muka air di sistem inlet bak flokulasi


Diketahui,

Headloss pada saluran inlet (


Hl sal−inlet ) = 0,000155 m
Perhitungan,

Tinggi muka air pada saluran inlet (


H air−inlet )
H air−inlet =H air− I + Hlsal−inlet
H air−inlet =7,3393 m + 0,000155 m=7,398 m

Tinggi muka air di saluran penampung bak flokulasi


Diketahui,

Headloss pada saluran penampung (


Hl sal−penampung ) = 0,06 m
Perhitungan,

Tinggi muka air pada saluran penampung (


H air− penampung )
H air− penampung=H air−inlet + Hl sal− penampung
H air− penampung=7 ,3980m + 0,06 m=7 ,3982 m

5.3.5 Tinggi Muka Air Di Bak Koagulasi


Tinggi muka air di sistem outlet bak koagulasi
Diketahui,

Headloss pada sistem outlet bak koagulasi (


Hl sal−outlet ) = 0,002
m
Perhitungan,

Tinggi muka air pada sistem outlet bak koagulasi (


H sal−outlet )
H sal−outlet =H air− penamoung( flokulasi ) + Hlsal−outlet
H sal−outlet =7 ,3982 m + 0,002 m=7,4002 m
V-138

Tinggi muka air di sistem inlet bak koagulasi


Diketahui,

Headloss pada saluran inlet bak koagulasi (


Hl sal−inlet )
= 0,0017 m
Perhitungan,

Tinggi muka air pada saluran inlet bak koagulasi (


H sal−inlet )
H sal−inlet =H sal−outlet + Hl sal−inlet
H sal−inlet =7,4002 m + 0 ,0017 m=7 ,4019 m
V-139

Anda mungkin juga menyukai