Anda di halaman 1dari 11

 

Tinjauan Pustaka
 

Patofisiologi dan Patogenesis Kardiomiopati


William

Dosen bagian Fisiologi FK UKRIDA

Alamat Korespondensi: Jl Terusan Arjuna no 6 Jakarta 11510

Email: william_dr83@yahoo.com

Abstrak

Kardiomiopati adalah sekumpulan kelainan pada otot jantung dan seringkali berakhir
dengan gagal jantung. Penyakit ini diklasifikasikan berdasarkan bentuk perubahan anatominya
menjadi tiga yaitu kardiomiopati dilatasi, hipertrofik dan restriktif. Etiologi dari masing-masing
kardiomiopati sangat banyak dan sangat mungkin bertambah seiring bertambahnya ilmu
pengetahuan dan beberapa pengetahuan mengenai penyakit ini yang masih perlu untuk diteliti
lebih lanjut, pada makalah ini akan dibahas detail mengenai kardiomiopati dari aspek
patofisiologi dan patogenesisnya.

Kata kunci: Kardiomiopati, otot jantung, gagal jantung

The Pathophysiology and Pathogenesis of Cardiomyopathy


William
Departement of Physiology FK UKRIDA
Correspondence email: william_dr83@yahoo.com

Abstract

Cardiomyopathy is a disease that affect heart muscle and often ended with heart failure.
This disease can be classified into dilated, hypertrophic and restrictive type. The cause of each
type is a lot and in time there will be added even more. This review will be discussed especially
about the pathophysiology and the pathogenesis of the disease.

Key words: Cardiomyopathy, heart muscle, heart failure


 
Pendahuluan tetapi pada sebagian besar kasus

Kardiomiopati adalah sekumpulan penyebabnya adalah idiopatik.1-3

kelainan pada jantung dengan kelainan Dilatasi ruang yang terjadi lebih
utama terbatas pada miokardium. Kondisi sering mengenai salah satu ventrikel saja.
ini seringkali berakhir dengan menjadi gagal Dilatasi ruang ventrikel biasanya diikuti
1
jantung. pembesaran dinding ventrikel tetapi

Etiologi terkadang dapat diketahui pembesaran dinding yang terjadi masih lebih

tetapi tidak jarang pula etiologinya tidaklah kecil dibandingkan dengan dilatasi ruang

jelas. Yang tidak termasuk dalam klasifikasi ventrikel.2

penyakit ini tetapi sama-sama menganggu Secara mikroskopik dapat terlihat


miokardium dan dapat menimbulkan gagal degenerasi kardiomiosit dengan hipertrofi
jantung adalah kondisi seperti hipertensi, yang iregular dan atrofi dari serat otot.
penyakit katup atau penyakit arteri Terkadang dapat ditemukan fibrosis
1,2
koroner. interstitial dan fibrosis perivaskular yang

Kardiomiopati dapat dibagi menjadi sangat luas.4 (Gambar 1A&B)

tiga berdasarkan perubahan anatomi yang Patofisiologi Kardiomiopati dilatasi


terjadi, yaitu kardiomiopati dilatasi,
kardiomiopati hipertrofi dan kardiomiopati Penyebab dari gejala klinis yang

restriksi.1-3 tampak pada kardiomiopati dilatasi adalah


adanya penurunan fungsi kontraksi
Kardiomiopati dilatasi miokardium diikuti oleh adanya dilatasi

Kardiomiopati dilatasi adalah jenis pada ruang ventrikel.1-3

kardiomiopati dengan ciri-ciri yaitu Penurunan fungsi kontraksi


terdapatnya dilatasi ruang ventrikel yang miokardium disebabkan karena adanya
progresif dan disertai disfungsi dari kerusakan pada kardiomiosit, kerusakan ini
kontraksi ventrikel saat sistolik. Penyakit ini akan mengakibatkan kontraksi ventrikel
memiliki banyak etiologi antara lain: menurun, dan diikuti dengan penurunan
genetik, bahan toksik (alkohol, volume sekuncup serta curah jantung.
doxorubicin), peripartum, miokarditis virus, Penurunan kontraksi ventrikel jika sudah
tidak dapat diatasi lagi oleh mekanisme
Gambar 1A Gambaran mikroskopis potongan melintang serat otot jantung yang normal. 1B Kardiomiopati dilatasi,
terlihat serat otot yang dipenuhi rongga kosong karena terjadi atrofi dan dipenuhi oleh fibrosis (warna unggu).
Dikutip dari(5)

kompensasi (baik oleh peningkatan simpatis, atrium kiri memiliki tiga dampak yang
mekanisme Frank-Starling, sistem renin- buruk, yaitu peningkatan tekanan dan
angiotensin-aldosteron/RAA dan volume yang berlebihan di atrium kiri
vasopresin), maka akan menyebabkan sehingga atrium kiri membesar yang akan
ventrikel hanya dapat memompa sejumlah meningkatkan resiko, dampak buruk
kecil darah ke sirkulasi, sehingga nantinya berikutnya adalah regurgitasi ke atrium kiri
darah tersebut akan lebih banyak tertimbun menyebabkan darah yang dipompakan oleh
di ventrikel, timbunan darah inilah yang ventrikel kiri lebih sedikit sehingga
akan menyebabkan dilatasi ruang ventrikel memperparah penurunan stroke volume
2,3
yang bersifat progresif. yang telah terjadi, dampak buruk yang
terakhir adalah pada saat diastolik volume
Dilatasi ruang yang progresif
darah yang masuk ke atrium kiri menjadi
nantinya akan membuat disfungsi katup
lebih besar karena mendapat tambah darah
mitral (katup mitral tidak dapat tertutup
yang disebabkan oleh regurgitasi ventrikel
sempurna), kelainan pada katup mitral ini
kiri yang pada akhirnya akan menambah
akan menyebabkan terjadinya regurgitasi
jumah darah di ventrikel kiri, sehingga
darah ke atrium kiri. Regurgitasi darah ke
memperparah dilatasi yang telah terjadi.1-3
Gambar 2. Patofisiologi Kardiomiopati dilatasi. Dikutip dari(3)

Penurunan stroke volume karena Kardiomiopati dilatasi yang


menurunnya kontraktilitas miokardium dan disebabkan oleh infeksi virus umumnya
ditambah dengan adanya regurgitasi katup akan sembuh sendiri. Dihipotesiskan bahwa
mitral akan menimbulkan gejala kelelahan kerusakan miokardium dan fibrosis terjadi
dan kelemahan pada otot rangka karena karena adanya kompeks imun yang merusak
kurangnya suplai darah ke otot rangka.3 yang timbul karena dipicu oleh komponen
dari tubuh virus. Walapun demikian terdapat
Pada kardiomiopati dilatasi juga
hal yang kontradiktif yaitu pemakaian obat
terjadi peningkatan tekanan pengisian
penekan imun tidak memberikan perbaikan
ventrikel yang akan menimbulkan gejala-
pada pasien kardiomiopati oleh sebab
gejala kongesti paru seperti dispnea,
virus.3-5
ortopnea, ronki basah dan juga gejala-gejala
kongesti sistemik seperti peningkatan Pada sekelompok kecil orang yang
tekanan vena jugularis, hepatomegali dan mengkonsumsi minuman beralkohol secara
edema perifer.3 (Gambar 2) kronis dan berlebihan dapat mengalami
kardiomiopati dilatasi. Walaupun
Patogenesis Kardiomiopati dilatasi
patofisiologi dari keadaan ini tidak
Kardiomiopati dilatasi memiliki diketahui, etanol diduga menganggu fungsi
banyak etiologi seperti: virus, alkohol, sel dengan cara menghambat fosforilasi
peripartum, genetik, dan idiopatik.
oksidatif dari mitokondria dan oksidasi dari kardiomiosit. Telah diketahui bahwa mutasi
asam lemak.3-5 pada kardiomiopati dilatasi adalah mutasi
yang terjadi pada gen-gen yang mengkode
Kardiomiopati dilatasi oleh sebab
sitoskeleton, miofibril dan protein membran
peripartum adalah bentuk dari kardiomiopati
nukleus dari kardiomiosit.3,4,7
dilatasi dengan gejala gagal jantung yang
terjadi pada bulan terakhir kehamilan atau Kardiomiopati Hipertrofi
sampai 6 bulan masa postpartum. Faktor
Kardiomiopati hipertrofi merupakan
resiko untuk keadaan ini adalah ras afro-
kardiomiopati dengan ciri yang dominan
amerika, dan multipara. Penyebab mengapa
adalah terjadinya hipertrofi otot jantung.
peripartum dapat menyebabkan
Etiologinya adalah kelainan genetik dengan
kardiomiopati dilatasi masih belum
pola penuruan autosomal dominan.3,4
diketahui, kemungkinannya adalah karena
adanya faktor-faktor seperti: hipertensi pada Gambaran mikroskopis yang penting
kehamilan, overload cairan, defisiensi pada kelainan ini adalah terjadinya: (1)
nutrisi, akibat metabolik lain dan hipertrofi miokardium yang ekstensif yang
kemungkinan adanya gangguan sistem imun jarang dijumpai pada keadaan lain, dengan
telah diajukan juga sebagai penyebabnya. diameter transversal miokardium >40
Penelitian terbaru juga telah membuktikan mikrometer dimana nilai normalnya adalah
faktor lain seperti tingginya kadar prolaktin kurang lebih 15 mikrometer (2) terjadi
dengan kejadian kardiomiopati dilatasi. 3-6 miofiber disarray yaitu susunan miokardium
yang berubah, antara lain miosit terlihat
Kardiomiopati dilatasi oleh karena
sendiri-sendiri dan susunan yang tidak
familial atau genetik, jenis kardiomiopati
teratur (3) terjadinya fibrosis interstitial dan
dilatasi ini sekitar 20-30% dari yang
fibrosis penganti jaringan yang rusak
sebelumnya diklasifikasikan sebagai 4
(Gambar 3).
idiopatik. Merupakan kelainan autosomal
dominan, resesif dan terkait kromosom X Penyakit ini mendapat perhatian
serta juga melibatkan penurunan oleh yang khusus karena merupakan penyebab
mitokondria yang akan menyebabkan defek umum terjadinya kematian mendadak pada
pada kekuatan kontraksi miokardium, atlet. Dengan insiden sekitar 1:500 dari
pembentukan energi dan masa hidup dari populasi.8 Kardiomiopati hipertrofi ditandai
Gambar 3A. Gambaran mikroskopis jantung normal, terlihat miokardiosit ukuran masih normal dengan susunan
paralel. 3B Hipertrofi jantung patologis, terlihat kardiomiosit membesar dengan susunan masih paralel. 3C
Kardiomiopati hipertrofik, terlihat pembesaran kardiomiosit dengan susunan tidak lagi paralel (miofiber disarray).
Dikutip dari(3)

oleh adanya hipertrofi ventrikel kiri tanpa ada atau tidaknya sumbatan intermiten aliran
diikuti dilatasi ruang ventrikel kiri dan juga keluar saat sistolik. Jadi patofisiologi
yang tidak disebabkan oleh tekanan yang kardiomiopati hipertrofi dalam hal ini dibagi
meningkat karena peningkatan resistensi dua berdasarkan ada atau tidaknya sumbatan
sistemik kronis (contoh bukan karena intermiten keluarnya darah saat sistolik.3
hipertensi ataupun stenosis aorta). Hipertrofi (Gambar 4)
ventrikel kiri yang terjadi dapat bersifat
Kardiomiopati hipertrofi tanpa sumbatan
simterik (pada 10% kasus kardiomiopati
aliran sistolik
hipertrofi) dan asimetrik. Penebalan yang
bersifat asimetrik yaitu penebalan septum Pada kardiomiopati hipertrofi jenis
ventrikel tidak proposional dengan ini selain terjadi hipertrofi juga terjadi
penebalan dinding ventrikel kiri, dengan kekakuan dan gangguan relaksasi pada
3,8
rasio lebih dari 1:3. ventrikel kiri. Gangguan relaksasi yang
menurun pada ventrikel kiri menyebabkan
Patofisiologi Kardiomiopati hipertrofi
peningkatan tekanan ventrikel kiri, yang
Gejala klinis pada kardiomiopati akan dialirkan ke arah belakang, sehingga
hipertrofi disebabkan oleh karena adanya mengakibatkan peningkatan tekanan atrium,
penurunan fungsi diastolik dan juga karena vena pulmonal dan kapiler pulmonal.
Peningkatan tekanan pada vena pulmonal karena katup mitral terdorong dan menutup
dan kapiler pulmonal inilah yang jalur keluar darah melalui katup aorta, katup
menyebabkan gejala dispnea pada penderita mitral bagian anterior tidak dapat menutup
kardiomiopati jenis ini. Jantung yang dengan sempurna saat sistolik sehingga
hipertrofi juga dapat menimbulkan gejala terjadi regurgitasi katup mitral.3
angina peningkatan kebutuhan oksigen oleh
Pada pasien dengan obstruksi aliran
miokardium. Jantung yang hipertrofi serta
sistolik, gejala-gejala yang timbul selain
adanya miosit disarray sehingga rentan
sama dengan kardiomiopati hipertrofi tanpa
terhadap timbulnya aritmia yang malignan. 3
sumbatan aliran sistolik juga ditambah oleh
Kardiomiopati dengan sumbatan aliran gejala-gejala akibat sumbatan aliran sistolik,
sistolik yaitu: angina (yang disebabkan oleh
hipertrofi otot jantung ditambah dengan
Kira-kira sepertiga pasien dengan
peningkatan kerja ventrikel kiri karena harus
kardiomiopati hipertrofi mengalami
melawan sumbatan saat sistolik), dispnea
sumbatan intermiten aliran sistolik.
oleh karena adanya regurgitasi mitral, yang
Mekanisme sumbatan intermiten aliran
terakhir adalah adanya kegagalan
sistolik ini disebabkan oleh gerakan
meningkatkan curah jantung saat
abnormal dari katup mitral anterior yang 3
berolahraga
lokasinya dekat dengan posisi penebalan
septum ventrikel. Mekanisme terjadinya Patogenesis Kardiomiopati hipertrofi
sumbatan aliran sistolik adalah sebagai
Patogenesis dari kardiomiopati
berikut: pada saat ventrikel berkontraksi,
hipertrofi adalah karena terdapatnya gen-gen
ejeksi darah ke katup aorta menjadi lebih
yang mengalami mutasi. Gen-gen yang
cepat dari biasanya karena harus mengalir
mengalami mutasi tersebut adalah gen-gen
melalui jalur yang sudah menyempit, aliran
yang bertanggung jawab menghasilkan
darah yang cepat ini mengakibatkan tekanan
protein kompleks sarkomer antara lain:
pada katup mitral sehingga secara abnormal
protein beta miosin rantai berat, tropinin,
mendorong katup mitral ke arah septum,
dan myosin-binding protein C (Gambar 5),
akibatnya katup mitral mendekat septum
yang akan mengakibatkan gangguan fungsi
ventrikel kiri yang hipertrofi dan menutup
kontraksi otot jantung. Gangguan fungsi
sementara aliran darah ke aorta. Selain itu
kontraksi yang terjadi akan dikompensasi
Gambar 4. Patofisiologi Kardiomiopati hipertrofik. Dikutip dari (3)

oleh otot jantung dengan terjadinya Walaupun hipertrofi pada


hipertrofi otot jantung dan proliferasi dari kardiomiopati dapat mengenai semua bagian
fibroblas.5,7,8 dari ventrikel tetapi septum ventrikel yang
paling umum terkena sekitar 90% dari
Patofisiologi, patogenesis dan
kasus, yang lebih jarang terjadi adalah
perjalanan penyakit dari kardiomiopati
hipertrofi pada dinding ventrikel atau
hipertrofi sangat bervariasi dan bergantung
terlokalisasi pada apeks atau regio tengah
kepada gen mana yang mengalami mutasi.
dari ventrikel kiri. Tidak seperti hipertrofi
Bahkan jenis mutasi pada gen tertentu
ventrikel yang disebabkan oleh hipertensi,
sangat menentukan onset hipertrofi dan
dimana miositnya membesar secara uniform
remodeling jantung yang terjadi serta resiko
dan tersusun rapih, gambaran mikroskopis
seseorang akan mengalami gagal jantung
otot jantung pada penderita kardiomiopati
ataupun kematian mendadak. Contohnya
hipertrofi sangat berbeda yaitu susunan
mutasi pada beta miosin rantai berat yang
kardiomiositnya kacau/miosit disarray dan
mengubah aktivitas listrik diasosiasikan
banyak terdapat jaringan ikat yang
dengan prognosis yang buruk dibandingkan
merupakan ciri khas dari kardiomiopati
mutasi pada gen lain.7,8
hipertrofi. 3-5, 8
Gambar 5. Patogenesis Kardiomiopati hipertrofik&Kardiomiopati dilatasi dengan sebab genetik (Tulisan berwarna
merah: mutasi protein pada penyakit Kardiomiopati dilatasi, tulisan berwarna biru: mutasi protein pada penyakit
Kardiomiopati hipertrofik, Tulisan berwarna hijau mutasi protein pada keadaan Kardiomiopati hipertrofik atau
Kardiomiopati dilatasi). Dikutip dari(4)

Kardiomiopati restriktif sarkoidosis, hemokromatosis,glycogen),


skleroderma.4
Kardiomiopati resktriktif merupakan
kardiomiopati dengan ciri kekakuan Kekakuan ventrikel yang abnormal
ventrikel yang abnormal serta gangguan dan gangguan pengisian ventrikel
dalam pengisian ventrikel. Angka kejadian disebabkan karena terbentuknya banyak
kardiomiopati jenis ini lebih jarang jaringan parut pada endokardium dan
dibandingkan kedua jenis kardiomiopati infiltrasi miokardium oleh substansi yang
lainnya.3-5 abnormal3-5

Etiologi dari keadaan ini adalah Gambaran mikroskopis pada


idiopatik, genetik, radiasi, infiltrasi (amiloid, kardiomiopati restriktif yaitu: terlihat adanya
Gambar 6. Patofisiologi Kardiomiopati restriktif. Dikutip dari(3)

fibrosis interstitial dalam bentuk patchy atau menyebabkan kelemahan dan kelelahan
difus yang bervariasi dari minimal sampai pada otot rangka.3(Gambar 6)
ekstensif. 4
Patogenesis Kardiomiopati restriktif
Patofisiologi Kardiomiopati restriktif
Belum diketahui secara jelas
Berkurangnya kemampuan regang
Penutup
dari ventrikel menjadi dasar dari kelainan
yang terjadi, yang berupa gangguan pada Kardiomiopati merupakan penyakit
saat pengisian ventrikel. Gangguan yang mengenai miokardium. Perjalanan
pengisian ventrikel menyebabkan dua penyakit ini bersifat kronis progresif dan
macam kelainan, yaitu: meningkatnya menuju ke keadaan gagal jantung. Penyakit
tekanan vena sistemik dan paru dengan ciri ini dapat diklasifikasikan berdasarkan
kongesti vaskular kiri dan kanan. Kedua bentuk perubahan anatominya menjadi tiga
adalah berkurangnya ukuran ruang ventrikel yaitu kardiomiopati dilatasi, hipertrofik dan
dengan penurunan volume sekuncup dan restriktif. Etiologi dari masing-masing
curah jantung. Sama seperti pada kardiomiopati sangat banyak dan sangat
kardiomiopati dilatasi, kongesti vena akan mungkin bertambah seiring bertambahnya
menyebabkan peningkatan tekanan vena ilmu pengetahuan., sedangkan untuk
jugularis, hepatomegali dan edema perifer patogenesisnya masih belum diketahui
sedangkan penurunan curah jantung akan dengan baik, hal ini membuat kardiomiopati
menarik untuk diteliti lebih lanjut, selain hypertrophic cardiomyopathy.
untuk menambah pengetahuan kita tentang Circulation. 2005;112:293-6.
penyakit ini tetapi juga untuk menemukan
terapi yang paling tepat.

Daftar Pustaka

1. Rosendorff C. Essential cardiology


principle and practice. 2ed. New Jersey:
Humana Press; 2005.

2. Abraham WT, Acker MA, Ackerman


MJ, Ades PA, Antman EM, Anversa P,
et al. Braunwald Heart Disease. 9ed.
Philadelphia: Elsevier;2012.

3. Lilly LS. Patophysiology of heart


disease. 5ed. Philadelphia: Lippincott
William&Wilkins;2011.

4. Kumar, Abbas, Fausto, Aster. Robbins


and Cotran Pathologic basis of disease.
8ed. Philadelphia: Saunders;2010.

5. Davies MJ. The cardiomyopathies: an


overview. Heart. 2000;83:469-74.

6. Ramaraj R, Sorrell VL. Peripartum


cardiomyopathy: causes, diagnosis, and
treatment. Cleveland Clinic Journal of
Medicine. 2009;76(5):289-96.

7. Watkins H, Ashrafian H, Redwood C.


Inherited cardiomyopathies. NEJM.
2011;364;17:1643-56.

8. Roberts R, Sigwart U. Current concepts


of pathogenesis and treatment of

Anda mungkin juga menyukai