Tinjauan Pustaka
Email: william_dr83@yahoo.com
Abstrak
Kardiomiopati adalah sekumpulan kelainan pada otot jantung dan seringkali berakhir
dengan gagal jantung. Penyakit ini diklasifikasikan berdasarkan bentuk perubahan anatominya
menjadi tiga yaitu kardiomiopati dilatasi, hipertrofik dan restriktif. Etiologi dari masing-masing
kardiomiopati sangat banyak dan sangat mungkin bertambah seiring bertambahnya ilmu
pengetahuan dan beberapa pengetahuan mengenai penyakit ini yang masih perlu untuk diteliti
lebih lanjut, pada makalah ini akan dibahas detail mengenai kardiomiopati dari aspek
patofisiologi dan patogenesisnya.
Abstract
Cardiomyopathy is a disease that affect heart muscle and often ended with heart failure.
This disease can be classified into dilated, hypertrophic and restrictive type. The cause of each
type is a lot and in time there will be added even more. This review will be discussed especially
about the pathophysiology and the pathogenesis of the disease.
kelainan pada jantung dengan kelainan Dilatasi ruang yang terjadi lebih
utama terbatas pada miokardium. Kondisi sering mengenai salah satu ventrikel saja.
ini seringkali berakhir dengan menjadi gagal Dilatasi ruang ventrikel biasanya diikuti
1
jantung. pembesaran dinding ventrikel tetapi
Etiologi terkadang dapat diketahui pembesaran dinding yang terjadi masih lebih
tetapi tidak jarang pula etiologinya tidaklah kecil dibandingkan dengan dilatasi ruang
kompensasi (baik oleh peningkatan simpatis, atrium kiri memiliki tiga dampak yang
mekanisme Frank-Starling, sistem renin- buruk, yaitu peningkatan tekanan dan
angiotensin-aldosteron/RAA dan volume yang berlebihan di atrium kiri
vasopresin), maka akan menyebabkan sehingga atrium kiri membesar yang akan
ventrikel hanya dapat memompa sejumlah meningkatkan resiko, dampak buruk
kecil darah ke sirkulasi, sehingga nantinya berikutnya adalah regurgitasi ke atrium kiri
darah tersebut akan lebih banyak tertimbun menyebabkan darah yang dipompakan oleh
di ventrikel, timbunan darah inilah yang ventrikel kiri lebih sedikit sehingga
akan menyebabkan dilatasi ruang ventrikel memperparah penurunan stroke volume
2,3
yang bersifat progresif. yang telah terjadi, dampak buruk yang
terakhir adalah pada saat diastolik volume
Dilatasi ruang yang progresif
darah yang masuk ke atrium kiri menjadi
nantinya akan membuat disfungsi katup
lebih besar karena mendapat tambah darah
mitral (katup mitral tidak dapat tertutup
yang disebabkan oleh regurgitasi ventrikel
sempurna), kelainan pada katup mitral ini
kiri yang pada akhirnya akan menambah
akan menyebabkan terjadinya regurgitasi
jumah darah di ventrikel kiri, sehingga
darah ke atrium kiri. Regurgitasi darah ke
memperparah dilatasi yang telah terjadi.1-3
Gambar 2. Patofisiologi Kardiomiopati dilatasi. Dikutip dari(3)
oleh adanya hipertrofi ventrikel kiri tanpa ada atau tidaknya sumbatan intermiten aliran
diikuti dilatasi ruang ventrikel kiri dan juga keluar saat sistolik. Jadi patofisiologi
yang tidak disebabkan oleh tekanan yang kardiomiopati hipertrofi dalam hal ini dibagi
meningkat karena peningkatan resistensi dua berdasarkan ada atau tidaknya sumbatan
sistemik kronis (contoh bukan karena intermiten keluarnya darah saat sistolik.3
hipertensi ataupun stenosis aorta). Hipertrofi (Gambar 4)
ventrikel kiri yang terjadi dapat bersifat
Kardiomiopati hipertrofi tanpa sumbatan
simterik (pada 10% kasus kardiomiopati
aliran sistolik
hipertrofi) dan asimetrik. Penebalan yang
bersifat asimetrik yaitu penebalan septum Pada kardiomiopati hipertrofi jenis
ventrikel tidak proposional dengan ini selain terjadi hipertrofi juga terjadi
penebalan dinding ventrikel kiri, dengan kekakuan dan gangguan relaksasi pada
3,8
rasio lebih dari 1:3. ventrikel kiri. Gangguan relaksasi yang
menurun pada ventrikel kiri menyebabkan
Patofisiologi Kardiomiopati hipertrofi
peningkatan tekanan ventrikel kiri, yang
Gejala klinis pada kardiomiopati akan dialirkan ke arah belakang, sehingga
hipertrofi disebabkan oleh karena adanya mengakibatkan peningkatan tekanan atrium,
penurunan fungsi diastolik dan juga karena vena pulmonal dan kapiler pulmonal.
Peningkatan tekanan pada vena pulmonal karena katup mitral terdorong dan menutup
dan kapiler pulmonal inilah yang jalur keluar darah melalui katup aorta, katup
menyebabkan gejala dispnea pada penderita mitral bagian anterior tidak dapat menutup
kardiomiopati jenis ini. Jantung yang dengan sempurna saat sistolik sehingga
hipertrofi juga dapat menimbulkan gejala terjadi regurgitasi katup mitral.3
angina peningkatan kebutuhan oksigen oleh
Pada pasien dengan obstruksi aliran
miokardium. Jantung yang hipertrofi serta
sistolik, gejala-gejala yang timbul selain
adanya miosit disarray sehingga rentan
sama dengan kardiomiopati hipertrofi tanpa
terhadap timbulnya aritmia yang malignan. 3
sumbatan aliran sistolik juga ditambah oleh
Kardiomiopati dengan sumbatan aliran gejala-gejala akibat sumbatan aliran sistolik,
sistolik yaitu: angina (yang disebabkan oleh
hipertrofi otot jantung ditambah dengan
Kira-kira sepertiga pasien dengan
peningkatan kerja ventrikel kiri karena harus
kardiomiopati hipertrofi mengalami
melawan sumbatan saat sistolik), dispnea
sumbatan intermiten aliran sistolik.
oleh karena adanya regurgitasi mitral, yang
Mekanisme sumbatan intermiten aliran
terakhir adalah adanya kegagalan
sistolik ini disebabkan oleh gerakan
meningkatkan curah jantung saat
abnormal dari katup mitral anterior yang 3
berolahraga
lokasinya dekat dengan posisi penebalan
septum ventrikel. Mekanisme terjadinya Patogenesis Kardiomiopati hipertrofi
sumbatan aliran sistolik adalah sebagai
Patogenesis dari kardiomiopati
berikut: pada saat ventrikel berkontraksi,
hipertrofi adalah karena terdapatnya gen-gen
ejeksi darah ke katup aorta menjadi lebih
yang mengalami mutasi. Gen-gen yang
cepat dari biasanya karena harus mengalir
mengalami mutasi tersebut adalah gen-gen
melalui jalur yang sudah menyempit, aliran
yang bertanggung jawab menghasilkan
darah yang cepat ini mengakibatkan tekanan
protein kompleks sarkomer antara lain:
pada katup mitral sehingga secara abnormal
protein beta miosin rantai berat, tropinin,
mendorong katup mitral ke arah septum,
dan myosin-binding protein C (Gambar 5),
akibatnya katup mitral mendekat septum
yang akan mengakibatkan gangguan fungsi
ventrikel kiri yang hipertrofi dan menutup
kontraksi otot jantung. Gangguan fungsi
sementara aliran darah ke aorta. Selain itu
kontraksi yang terjadi akan dikompensasi
Gambar 4. Patofisiologi Kardiomiopati hipertrofik. Dikutip dari (3)
fibrosis interstitial dalam bentuk patchy atau menyebabkan kelemahan dan kelelahan
difus yang bervariasi dari minimal sampai pada otot rangka.3(Gambar 6)
ekstensif. 4
Patogenesis Kardiomiopati restriktif
Patofisiologi Kardiomiopati restriktif
Belum diketahui secara jelas
Berkurangnya kemampuan regang
Penutup
dari ventrikel menjadi dasar dari kelainan
yang terjadi, yang berupa gangguan pada Kardiomiopati merupakan penyakit
saat pengisian ventrikel. Gangguan yang mengenai miokardium. Perjalanan
pengisian ventrikel menyebabkan dua penyakit ini bersifat kronis progresif dan
macam kelainan, yaitu: meningkatnya menuju ke keadaan gagal jantung. Penyakit
tekanan vena sistemik dan paru dengan ciri ini dapat diklasifikasikan berdasarkan
kongesti vaskular kiri dan kanan. Kedua bentuk perubahan anatominya menjadi tiga
adalah berkurangnya ukuran ruang ventrikel yaitu kardiomiopati dilatasi, hipertrofik dan
dengan penurunan volume sekuncup dan restriktif. Etiologi dari masing-masing
curah jantung. Sama seperti pada kardiomiopati sangat banyak dan sangat
kardiomiopati dilatasi, kongesti vena akan mungkin bertambah seiring bertambahnya
menyebabkan peningkatan tekanan vena ilmu pengetahuan., sedangkan untuk
jugularis, hepatomegali dan edema perifer patogenesisnya masih belum diketahui
sedangkan penurunan curah jantung akan dengan baik, hal ini membuat kardiomiopati
menarik untuk diteliti lebih lanjut, selain hypertrophic cardiomyopathy.
untuk menambah pengetahuan kita tentang Circulation. 2005;112:293-6.
penyakit ini tetapi juga untuk menemukan
terapi yang paling tepat.
Daftar Pustaka