Disusun oleh:
Mustafa (14201.09.17041)
SARJANA KEPERAWATAN
STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, tuhan yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang. Atas bimbingan dan pertolongan nya sehingga makalah ini dapat tersusun
dengan berdasarkan berbagai sumber pengetahuan yang bertujuan untuk membantu proses
belajar mengajar mahasiswa agar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Sehingga
dapat di terbitkan sesuai dengan yang di harapkan dan dapat di jadikan pedoman dalam
melaksanakan kegiatanSehari-hari dan sebagai panduan dalam melaksanakan makalah
dengan judul “Makalah Gangguan Psikosis Fungsional” dan dengan selesainya
penyusunan makalah ini, kami juga tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
Penulis
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
Latar Belakang..................................................................................................
Tujuan...............................................................................................................
Manfaat ............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
Definisi gangguan psikosis fungsional.............................................................
Klasifikasi gangguan psikosis fungsional.........................................................
Etiologi gangguan psikosis fungsional.............................................................
Manifestasi klinis gangguan psikosis fungsional.............................................
Pemeriksaan penunjang gangguan psikosis fungsional....................................
Penatalaksanaan gangguan psikosis funsional……………………………….
BAB III PENUTUP..................................................................................................
Kesimpulan.......................................................................................................
Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Manfaat makalah ini bagi mahasiswa baik penyusun maupun pembaca adalah
untuk menambah wawasan.
2. Bagi institusi
Manfaat makalah ini bagi institusi adalah sebagai acuan tambahan untuk
proses belajar mengajar mahasiswa keperawatan tentang “gangguan psikosis
fungsional” Dalam Keperawatan Jiwa II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Psikosis fungsional ialah gangguan mental yang berat dan sangat melibatkan
seluruh kepribadian tanpa ada kerusakan jaringan saraf. Kategori psikosis fungsional
terbagi lagi menjadi tiga kelompok yaitu, skizofrenia, gangguan bipolar dan
gangguan-gangguan psikotik lain (Sheila L, 2008 : 4).
Gangguan berpikir secara medis termasuk dalam golongan psikosis. Psikosis
adalah gangguan psikis yang menyerang kepribadian seseorang. Gangguan tersebut
tampak pada pikiran, emosi, bahasa dan perilaku penderita. Gangguan berpikir
psikosis dikelompokkan menjadi dua, yaitu psikosis organik dan psikosis fungsional.
Psikosis fungsional adalah gangguan psikis disebabkan terganggunya fungsi system
penghantar sinyal sel-sel saraf (neurotransmitter), adakalanya disertai dengan
kerusakan struktur otak (Yunita S, 2015).
2.2 Klasifikasi
2.3 Etiologi
a) Etiologi umum gangguan psikosis fungsional
1) Perasaan kesepian
2) Penyesalan yang mendalam
3) Masalah berat
4) Keputusasaan
b) Etiologi khusus gangguan psikosis fungsional
1) Psikosis manik-depresif (Bipolar Disease)
Psikosis manik-depresif disebabkan oleh factor yang
berhubungan dengan dua gejala utama penyakit ini, yaitu mania dan
depresi. Aspek mania terjadi akibat dari usaha untuk melupakan
kesedihan dan kekecewaan hidup dalam bentuk aktivitas-aktivitas yang
sangat berlebihan. Sedangkan aspek depresinya terjadi karena adanya
penyesalan yang berlebihan.
2) Psikosis paranoid
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan psikosis paranoid
antara lain:
a. Kebiasaan berfikir yang salah
b. Terlalu sensitive dan seringkali dihinggapi rasa curiga
c. Adanya rasa percaya diri yang berlebihan (over confidence)
d. Adanya kompensasi terhadap kegagalan dan kompleks inferioritas
3) Skizofrenia
Para ahli mengenai factor penyebab schizophrenia ada
bermacam-macam. Ada yang menyatakan bahwa penyakit ini
merupakan keturunan, ada pula yang menyatakan bahwa schizophrenia
terjadi gangguan endokrin dan metabolisme. Sedangkan pendapat yang
berkembang adalah bahwa penyakit jiwa ini disebabkan oleh beberapa
factor, antara lain keturunan, pola asuh yang salah, maladaptive,
tekanan jiwa, dan penyakit lain yang belum diketahui (W.F. Maramis,
2015 : 216-217)
Gangguan berpikir penderita skizofrenia disebabkan
ketidakteraturan kerja sistem neurotransmiter dan kerusakan struktur
otak korteks prefrontalis. Ketidakmampuan menghadapi masalah sosial
merupakan pemicu seseorang menderita skizofrenia. Gangguan
berpikir yang dipicu oleh masalah sosial mengakibatkan penderita
mengalami defisit berbahasa (Yunita. S, 2015).
3.6 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
1) Flupheanin decanote 25 mg/cc
2) Haloperidol decanote 50 mg/cc
3) Thioridazine 55 mg/cc
b. Penatalaksanaan keperawatan
1) Terapi kelompok
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan
kelompok klien bersama dengan jalan diskusisatu sama lain yang
dipimpin oleh petugas kesehatan jiwa.
2) Terapi lingkungan
Lingkungan berkaitan erat dengan stimulus psikologis
seseroang yang akan berdampak pada kesembuhan.
(Duden, 2013)
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
A. Pengkajian
1. Factor predisposisi
Tekanan ekonomi, abnormalitas otak, kekacauan lingkungan
2. Factor presipitasi
Stressor (daya tahan terhadap stressor, kualitas stressor, jenis stressor, dan
persepsi terhadap stressor)
B. Perilaku
Perubahan perilaku pada gangguan psikosis fungsional
1. Lebih suka menyendiri
2. Halusinasi (sering terjadi merasa ada teman padahal tidak)
3. Pembicaraan dengan susunan kata kacau
4. Memiliki kepercayaan berlebihan akan suatu hal yang tidak nyata (waham)
5. Tingkah laku bizar
C. Diagnose
1. Ketidakefektifan koping
2. Halusinasi
3. Waham
D. Intervensi
1. Ketidakefektifan koping
a) Batasan karakteristik
1) Frustasi tentang ketidak mampuan untuk melakukan aktivitas sebelumnya.
2) depresi
3) Malu
b) NOC
1) Kepercayaan mengenai kesehatan: merasakan kemampuan melakukan
Kode Indicator
2) Tingkat Depresi
Kode Indikator
12081 Kesedihan
4
12081 Kesedian
6
3) Tingkat Kecemasan
Kode Indicator
12110 Distress
4
c) NIC
1) Dukungan emosional
Diskusikan dengan pasien mengenai pengalaman emosinya.
Eksplora siapa yang memicu emosi pasien
Rangkul atau sentuh pasien dengan penuh dukungan
2) Inspirasi harapan
Bantu pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi area dari harapan dalam
hidup
Informasikan pada pasien mengenai apakah situasi yang terjadi sekarang
bersifat sementara
Kembangkan dalam mekanisme koping pasien
3) Peningkatan keterlibatan keluarga
Identifikasi kemampuan anggota keluarga untuk terlibat dalam perawatan
pasien
Tentukan sumber daya fisik, emosional dan edukasi dari pemberi perawatan
utama
Monitor keterlibatan anggota keluarga dalam perawatan pasien.
2. Halusinasi
Pasien Keluarga
S 1. Identifikasi halusinasi: isi, frekuensi, 1. Diskusikan masalah yang
P waktu terjadi, situasi pencetus, perasaan, dirasakan dalam merawat pasien.
1 respon. 2. Jelaskan pengertian, tanda dan
2. Jelaskan cara mengontrol halusinasi: gejala, dan proses terjadinya
hardik, obat, bercakap-cakap, melakukan halusinasi (gunakan booklet).
kegiatan. 3. Jelaskan cara merawat halusinasi.
3. Latih cara mengontrol halusinasi dengan 4. Latih cara merawat halusinasi:
menghardik. hardik.
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk 5. Anjurkan membantu pasien sesuai
latihan menghardik. jadual dan member pujian.
S 1. Evaluasi kegiatan menghardik. Beri 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
P pujian. merawat/melatih pasien
2 2. Latih cara mengontrol halusinasI dengan menghardik. Beri pujian.
obat (jelaskan 6 benar: jenis, guna, 2. Jelaskan 6 benar cara
dosis, frekuensi, cara, kontinuitas memberikan obat.
minum obat) 3. Latih cara memberikan atau
3. Masukkan pada jadual kegiatan untuk membimbing pasien minum obat.
latihan menghardik dan minum obat. 4. Anjurkan membantu pasien
sesuai jadual dan memberi pujian
S 1. Evaluasi kegiatan latihan menghardik dan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
P minum obat. Beri pujian. merawat atau melatih pasien
3 2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik dan memberikan
obat (jelaskan 6 benar: jenis, guna, obat. Beri pujian.
dosis, frekuensi, cara, kontinuitas 2. Jelaskan cara bercakapcakap dan
minum obat). melakukan kegiatan untuk
3. Masukkan pada jadual kegiatan untuk mengontrol halusinasi.
latihan menghardik dan minum obat. 3. Latih dan sediakan waktu
bercakap-cakap dengan pasien
terutama saat halusinasi.
4. Anjurkan membantu pasien
sesuai jadual dan memberi
pujian.
Pasien Keluarga
S 1. Identifikasi tanda dan gejala waham 1. Diskusikan masalah yang dirasakan
P 2. Bantu orientasi realitas: panggil nama, dalam merawat pasien.
1 orientasi waktu, orang dan tempat atau 2. Jelaskan pengertian, tanda dan
lingkungan. gejala, dan proses terjadinya waham
3. Diskusikan kebutuhan pasien yang tidak (gunakan booklet).
terpenuhi. 3. Jelaskan cara merawat: tidak
4. Bantu pasien memenuhi kebutuhannya disangkal, tidak diikuti/diterima
yang realistis. (netral).
5. Masukkan pada jadual kegiatan untuk 4. Latih cara mengetahui kebutuhan
pemenuhan kebutuhan. pasien dan mengetahui kemampuan
pasien.
5. Anjurkan membantu pasien sesuai
jadual dan memberi pujian.
S 1. Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
P pasien dan berikan pujian. membimbing pasien memenuhi
2 2. Diskusikan kemampuan yang dimiliki. kebutuhannya. Beri pujian.
3. Latih kemampuan yang dipilih dan 2. Latih cara memenuhi kebutuhan
berikan pujian. pasien.
4. Masukkan pada jadual pemenuhan 3. Latih cara melatih kemampuan
kebutuhan dan kegiatan yang telah dilatih yang dimiliki pasien.
4. Anjurkan membantu pasien sesuai
jadual dan memberi pujian.
S 1. Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
P pasien, kegiatan yang dilakukan pasien dan membimbing memenuhi kebutuhan
3 berikan pujian. pasien dan membimbing pasien
2. Jelaskan tentang obat yang diminum (6 melaksanakan kegiatan yang telah
benar: jenis, guna, dosis, frekuensi, cara, dilatih. Beri pujian.
kontinuitas minum obat) 2. Jelaskan obat yang diminum oleh
3. Masukkan pada jadual pemenuhan pasien dan caramembimbingnya.
kebutuhan, kegiatan yang telah dilatih dan 3. Anjurkan membantu pasien sesuai
obat. jadual dan memberi pujian.
S 1. Evaluasi pemenuhan kebutuhan pasien, 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
P kegiatan yang telah dilatih dan minum obat, membimbing memenuhi kebutuhan
4 Berikan pujian. pasien, membimbing pasien
2. Diskusikan kebutuhan lain dan cara melaksanakan kegiatan yang telah
memenuhinya. dilatih dan minum obat. Beri pujian.
3. Diskusikan kemampuan yang dimiliki 2. Jelaskan follow up ke PKM, tanda
dan memilih yang akan dilatih.Kemudian kambuh dan rujukan.
latih. 3. Anjurkan membantu pasien sesuai
4. Masukkan pada jadual pemenuhan jadual dan memberi pujian.
kebutuhan, kegiatan yang telah dilatih dan
obat.
S 1. Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
P pasien, kegiatan yang dilatih dan minum membimbing memenuhi kebutuhan
5 obat, Berikan pujian. pasien, membimbing pasien
2. Nilai kemampuan yang telah mandiri. melaksanakan kegiatan yang telah
3. Nilai apakah waham terkontrol dilatih dan minum obat. Beri pujian.
2. Nilai kemampuan keluarga
merawat pasien.
3. Nilai kemampuan keluarga
melakukan kontrol ke PKM.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gangguan berpikir secara medis termasuk dalam golongan psikosis. Psikosis
adalah gangguan psikis yang menyerang kepribadian seseorang. Gangguan tersebut
tampak pada pikiran, emosi, bahasa, dan perilaku penderita. Gangguan berpikir
psikosis dikelompokan menjadi dua, yaitu psikosis organic dan psikosis fungsional
( Yunita S, 2015).
Psikosis fungsional ialah gangguan mental yang berat dan sangat melibatkan
seluruh kepribadian tanpa ada kerusakan jaringan saraf. Kategori psikosis fungsional
terbagi lagi menjadi tiga kelompok yaitu, skizofrenia, gangguan bipolar dan
gangguan-gangguan psikotik lain (Sheila L, 2008 : 4).
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Auroryningtyas, Ersaha. et al. 2019. Pengalaman Komunikasi Orang Tua Dengan Anak
Yang Mengalami Gangguan Jiwa Pasca Rehabilitasi Di Kabupaten
Semarang. Jurnal Unisula. 7 (2) 48-63
Suryani, Yunita. 2015. Defisit Pragmatik Tuturan Penderita Skizofrenia Di Rs Jiwa
Menur Surabaya: Kajian Pragmatik Klinis. Jurnal Pena Indonesia. 1 (2) 1-37
Lesmana, C. B Jaya. 2017. Buku Panduan Belajar Koas Ilmu Kedokteran Jiwa. Bali:
Udayana University Press
Nanda Internasional Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. 2018. EGC. Jakarta
Amar, Z. 2016. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa Teori dan Aplikasi Klinik.
Yogyakarta: Indonesia Pustaka
Duden, D. 2013. Keperawatan Jiwa Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan
Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publihing