Bentuk Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan A
Bentuk Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan A
Program Menjaga Mutu Eksternal Pada bentuk ini kedudukan organisasi yang bertanggungjawab
menyelenggarakan program menjaga mutu berada diluar institusi yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan. Untuk ini, biasanya untuk suatu wilayah kerja tertentu dan/atau untuk kepentingan tertentu,
dibentuklah suatu organisasi, diluar institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan, yang
diserahkan tanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan, yang diserahkan
tanggung jawab menyelenggarakan program menjaga mutu, misalnya suatu badan penyelenggara
program asuransi kesehatan, yang untuk kepentingan programnya, membentuksuatu unit program
menjaga mutu, guna memantau, menilai serta mengajukan saran-saran perbaikan mutu pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh berbagai institusipelayanan kesehatan yang tergabung dalam
program yang dikembangkannya. Pada program menjaga mutu eksternal seolah-olah ada campur
tangan pihak luar untuk pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh suatu institusi pelayanan
kesehatan, yang biasanya sulit diterima.
B. Ditinjau Berdasarkan waktu dilaksanakan kegiatan : Program Menjaga Mutu Prospektif (Prospective
Quality Assurance) Adalah program menjaga mutu yang diselenggarakan sebelum pelayanan kesehatan.
Pada bentuk ini perhatian utama lebih ditunjukkan pada standar masukan dan standar lingkungan yaitu
pemantauan dan penilaian terhadap tenaga pelaksana, dana, sarana, di samping terhadap kebijakan,
organisasi, dan manajemen institusi kesehatan. Apabila ditemukan tenaga pelaksana, dana, sarana,
kebijakan, struktur organisasi, dan sistem manajemen yang dianut tidak sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan, akan berpengaruh terhadap mutu pelayanan, sehingga mutu pelayan kesehatan sulit
dapat diharapkan. Prinsip pokok program menjaga mutu prospektif sering dimanfaatkan dan tercantum
dalam banyak peraturan perundang-undangan, di antaranya : a) Standarisasi Standarisasi adalah
keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang dipergunakan sebagai batas
penerimaan minimal, atau disebut pula sebagai kisaran variasi yang masih dapat diterima ( Clinical
Practice Guideline , 1990). Standarisasi adalah upaya menentukan standarstandar tertentu yang harus
dipenuhi. Untuk dapat menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan bermutu ditetapkanlah
standarisasi pelayanan kesehatan. b) Lisensi (Perizinan) Lisensi Standarisasi perlu diikuti dengan
perizinan untuk mencegah pelayanan yang tidak bermutu. Izin menyelenggarakan pelayanan
kesehatan hanya diberikan kepada institusi kesehatan dan atau tenaga pelaksana yang telah memenuhi
standar yang telah ditetapkan. Sekali standar tersebut tidak terpenuhi, izin penyelenggaraan pelayanan
kesehatan segera di cabut. c) Sertifikasi Sertifikasi adalah tindak lanjut dari perizinan, yakni memberikan
sertifikat (pengakuan) kepada institusi kesehatan dan atau tenaga kesehatan yang benar-benar telah
dan atau tetap memenuhi persyaratan Agar hasilnya optimal, sertifikasi perlu ditinjau serta diberikan
secara berkala. d) Akreditasi Akreditasi adalah bentuk lain dari sertifikasi yang nilainya dipandang lebih
tinggi Dilakukan secara bertingkat, yakni sesuai dengan kemampuan institusi kesehatan dan tenaga
pelaksana yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Akreditasi juga ditinjau serta diberikan secara
berkala.
Program Menjaga Mutu Konkuren (Concurent Quality Assurance) Yang dimaksud dengan Program
menjaga mutu konkuren adalah yang diselenggarakan bersamaan dengan pelayanan kesehatan.Pada
bentuk ini perhatian utama lebih ditujukan pada standar proses, yakni memantau dan menilai tindakan
medis, keperawatan dan non medis yang dilakukan. Program konkuren ini paling sulit
dilaksanakan,karena ada faktor tenggang rasa kesejawatan. Kecuali apabila menyelenggarakan yankes
dalam satu tim ( team work ) atau terbentuk kelompok kesejawatan ( peer group ).
Program Menjaga Mutu Restrospektif (Retrospective Quality Assurance) Program menjaga mutu
retrospektif adalah program menjaga mutu yang dilaksanakan setelah pelayanan kesehatan
diselenggarakan. Pada bentuk ini, perhatian utama lebih ditujukan pada unsur keluaran, yakni menilai
pemanpilan peleyanan kesehatan. Jika penampilan tersebut berada dibawah standar yang telah
ditetapkan, maka berarti pelayanan kesehtan yang diselenggarakan kurang bermutu.