Aktivitas Beberapa Proses Fisiologis Tanaman Kakao Muda Di Lapang Pada Berbagai Naungan Buatan PDF
Aktivitas Beberapa Proses Fisiologis Tanaman Kakao Muda Di Lapang Pada Berbagai Naungan Buatan PDF
1 ISSN 1858-4330
25
Jurnal Agrisistem, Juni 2006, Vol 2 No. 1 ISSN 1858-4330
ABSTRAK
ABSTRACT
Research aim to learn the influence of shading to growth and activity of some
physiological process of juvenil cocoa crop in field. Research executed in Faculty of
Agriculture and Forestry Unhas, from July until September 2004. Research was arranged
to randomized complete design, with 5 treatment, that is: cacao crop without shading,
black net shading, white plastic shading, bamboo krey shading and bamboo matting
(gamacca) shading. Result of experiment revealed that type of white plastic shading
showed the activity of better young cacao crop physiology specially at photosynthesis, and
able to support the growth and young cacao crop growth in field.
26
Jurnal Agrisistem, Juni 2006, Vol 2 No. 1 ISSN 1858-4330
menjadi 610.876 hektar. Dengan demikian cahaya matahari, maka diperlukan suatu
terjadi perluasan areal sebesar 522.161 teknik budidaya yang dapat menunjang
hektar selama kurun waktu 10 tahun atau aktivitas fisiologi tanaman sehingga
rata-rata sebesar 52,26% setiap tahun mampu mendukung pertumbuhan
(Dinas Perdagangan Sulawesi Selatan, tanaman kakao muda.
2000). Berdasarkan luas tanaman kakao di Naungan merupakan salah satu
Sulawesi Selatan sebagai daerah aspek budidaya yang mempunyai peranan
penghasilan kakao terbesar di Indonesia penting dalam sistem pengelolaan
saat ini mencapai sekitar 63 % produk tanaman kakao. Naungan pada tanaman
kakao di Indonesia. Luas pertanaman kakao akan mempengaruhi iklim mikro,
kakao di Sulawesi Selatan sampai tahun khususnya dalam hal penerimaan cahaya
2002 mencapai 240.785 Ha dan sebagian matahari, suhu, kelembaban udara, angin,
besar (98%) dalam bentuk perkebunan pertumbuhan gulma, dan sruktur tanah.
rakyat. Produksi kakao Sulawesi Selatan Tanaman kakao membutuhkan tingkat
sampai tahun 2002 mencapai 213.754 ton penyinaran yang optimal, hal ini akan
dengan volume ekspor 204.366 ton berpengaruh terhadap proses fososintesis
(Nasaruddin, 2002). dan aktivitas stomata. Naungan pada
Dalam rangka pencapaian tanaman kakao ada yang bersifat
produktivitas kakao diperlukan suatu sementara dan tetap. Kebanyakan di
teknik budidaya yang tepat. Seringkali kebun-kebun pembibitan mempergunakan
produktivitas yang diperoleh rendah tanaman penaung untuk menaungi
disebabkan oleh terhambatnya tanaman kakao tersebut, hal ini akan
pertumbuhan awal tanaman akibat menyebabkan terjadinya persaingan antar
intensitas cahaya yang diterima di tanaman penaung dengan tanaman kakao
lapangan pada awal pertanaman tidak baik dalam penerimaan cahaya matahari,
optimal untuk kakao muda, hal ini unsur hara, air dan sebagainya. Untuk
menyebabkan laju pertumbuhan dan mengatasi hal tersebut diperlukan suatu
perkembangan tanaman kurang optimal. jenis penaung buatan yang dapat
Faktor lingkungan dan penerapan teknik menaungi tanaman kakao muda dan tidak
budidaya sangat mempengaruhi merugikan kondisi ekologis disekitar
pertumbuhan awal tanaman yang pada pertanaman. Peranan aspek ekologis
gilirannya akan mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan produksi
pertumbuhan dan produksi. Tanaman tanaman kakao merupakan hal penting
kakao dapat tumbuh dan berproduksi yang harus diperhatikan, mengingat aspek
dengan baik apabila ditanam pada kondisi tersebut sangat mempengaruhi aktivitas
ekologis yang sesuai. Salah satu faktor fisiologi tanaman kakao.
lingkungan yang berperan penting Berdasarkan uraian di atas, maka
terhadap pertumbuhan dan aktivitas dilaksanakan penelitian mengenai
fisiologi tanaman kakao yakni intensitas berbagai jenis naungan terhadap
cahaya matahari yang diterima oleh pertumbuhan dan beberapa aktivitas
tanaman. Kebutuhan cahaya matahari fisiologi tanaman kakao muda yang baru
(intensitas cahaya matahari) pada tanaman dipindahkan ke pertanaman.
kakao tergantung pada umur tanaman. Hipotesis dari penelitian ini adalah
Kebutuhan intensitas cahaya matahari terdapat salah satu jenis naungan yang
berangsur-angsur meningkat sesuai dapat memberikan aktivitas fisiologi
dengan peningkatan umur tanaman terbaik dalam mendukung berlangsungnya
(Nasaruddin, 2002). Dengan adanya pertumbuhan tanaman kakao muda di
perbedaan tingkat kebutuhan intensitas pertanaman.
27
Jurnal Agrisistem, Juni 2006, Vol 2 No. 1 ISSN 1858-4330
28
Jurnal Agrisistem, Juni 2006, Vol 2 No. 1 ISSN 1858-4330
KONDUKTAN STOMATA
119.15 121.49
Gamacca (K4) 256.22a 120
123.64
(milmol m s )
Keterangan : Angka-angka yang Diikuti Oleh
-2 -1
100
Huruf yang Sama Berarti Berbeda
Tidak Nyata pada Taraf Uji BNT0.05 80
Nilai pembanding 28.91 60
40
Fotosintesis 20
0
Hasil Uji BNT0.05 pada Tabel 2
Ko K1 K2 K3 K4
menunjukkan bahwa naungan Plastik
PERLAKUAN
Putih (K2) memberikan rata-rata nilai
fotosintesis yang tertinggi (21.76 mmol m-
2 -1
s ) dan berbeda nyata dengan Kontrol Gambar 1. Diagram Batang Rata-rata
(Ko) 12.74 mmol m-2s-1, Paranet hitam Nilai Konduktan Stomata
(K1) 16.4 mmol m-2s-1 dan Krey Bambu (milmol m-2s-1) Pada Berbagai
(K3) 17.27 mmol m-2s-1 tetapi berbeda Jenis naungan Umur 92 HST
tidak nyata dengan perlakuan Gamacca Gambar 1 menunjukkan bahwa
(K4) 18.13 mmol m-2s-1 jenis naungan Gamacca (K4) memberikan
rata-rata nilai konduktan stomata
Tabel 2. Rata-rata Nilai Fotosintesis tertinggi yaitu 169.71 milmol m-2s-1
Tanaman Kakao (mmol m-2s-1) sedangkan kontrol (K0) memberikan rata-
Pada Berbagai Jenis Naungan rata nilai konduktan stomata terendah
Umur 92 HST. yaitu 119.15 milmol m-2s-1
Perlakuan Rataan hasil
Kontrol (K0) 12.74c
Transpirasi
Paranet Hitam (K1) 16.4bc
Plastik Putih (K2) 21.76a
Perlakuan berbagai jenis naungan
Krey Bambu (k3) 17.27b berpengaruh tidak nyata terhadap laju
Gamacca (K4) 18.13ab transpirasi. Gambar 2 menunjukkan
Keterangan : Angka-angka yang Diikuti bahwa Kontrol (K0) memberikan rata-rata
Oleh Huruf yang Sama Berarti nilai transpirasi tertinggi yaitu 4.47
Berbeda Tidak Nyata pada Taraf milmol m-2s-1 sedangkan jenis naungan
Uji BNT0.05 Nilai pembanding bambu (K3) memberikan rata-rata nilai
4.08 terendah yaitu 3.59 milmol m-2s-1
29
Jurnal Agrisistem, Juni 2006, Vol 2 No. 1 ISSN 1858-4330
Pembahasan
5.00
4.47 4.21
4.50
3.92 3.59 3.95 Tanaman kakao merupakan salah
4.00 satu kelompok tanaman C3 yang
3.50 membutuhkan intensitas cahaya yang
TRANSPIRASI
(milmol m-2s-1)
30
Jurnal Agrisistem, Juni 2006, Vol 2 No. 1 ISSN 1858-4330
31
Jurnal Agrisistem, Juni 2006, Vol 2 No. 1 ISSN 1858-4330
32
Jurnal Agrisistem, Juni 2006, Vol 2 No. 1 ISSN 1858-4330
stomata, sehingga menghambat masuknya Salisbury, B.F., C.W. Ross, 1995. Plant
CO2 ke dalam daun (Salisbury dan Ross, Physiology (Fisiologi Tumbuhan:
1995). Terjemahan Diah R. Lukman
Sumaryono). Jilid II. Penerbit ITB
KESIMPULAN Bandung, Bandung.
DAFTAR PUSTAKA
33