Anda di halaman 1dari 2

Kelas Dramaturg

“Perkembangan Dramaturgi dalam Pertunjukan Kontemporer”


Peter Eckersall (Profesor Kajian Teater dan Performance,
Graduate Center, City University of New York)
Abstrak
Kuliah ini akan menjelajahi perkembangan gagasan dramaturgi Eropa dan pengaruhnya terhadap
praktik – praktik teater dan pertunjukan kontemporer. Dramaturgi akan dibicarakan sebagai semacam
‘sistem pengoperasian’ (operating system) bagi teater kontemporer, dan sebuah jembatan yang
menghubungkan gagasan yang mengilhami suatu karya seni serta perwujudannya melalui ekspresi
artistik. Dengan kata lain, dramaturgi dalam kuliah ini dilihat sebagai sebuah cara berpikir tentang
bagaimana makna dan pengalaman dari sebuah pertunjukan kontemporer diciptakan melalui bahan-
bahan serta proses berteater. Kuliah ini akan membahas posisi penting ‘dramaturgi baru’ dalam
perkembangan ini dan akan memaparkan contoh – contoh pertunjukan yang memperlihatkan tren – tren
‘dramaturgis baru’ seperti: kelintas-disiplinan, percampuran (hybridity) serta anti-teatrikalitas. Kuliah
ini juga akan mendiskusikan bagaimana dramaturgi ‘sosial’ serta ‘kehidupan sehari-hari’ telah berkait-
kelin dan dalam pertunjukan kontemporer.
Kuliah ini akan berujung pada paparan ringkas tentang munculnya minat para seniman pertunjukan
dalam mendalami dramaturgi.
Dramaturgi sangat sulit didefinisikan
Di bawah judul ‘Para Dramaturg Mengambil Kesempatan Membela Diri Mereka,’ dialog di bawah
ini direkam dalam sebuah artikel yang dimuat di harian The New York Times:
Dengan jengkel, seorang moderator, ia sendiri juga seorang dramaturg, bertanya pada enam
anggota panel untuk menyatakan misi dari seorang dramaturg. Ini yang ia peroleh. ‘Saya bisa jadi bakal
dibunuh karena mengatakan hal ini, tapi saya tidak tahu jawabannya,’ ujar yang pertama, seorang
dramaturg yang bekerja di NY’s Lincoln Centre (pusat kesenian di New York). ‘Saya mencari pola
dalam setiap hal (penciptaan),’ kata yang kedua. ‘Saya seorang perantara antara actor dan sutradara,’
kata seorang dramaturg terkenal dari Volksbühne, di Berlin. Orang keempat, yang pernah bekerja
sebagai dramaturg dan perancang set berkata: ‘Seorang dramaturg adalah seorang penyeimbang yang
hebat dan seorang pelebur (leveller) yang mulia atas semua elemen yang menyusun sebuah kolaborasi
teater. Orang kelima, seorang dramaturg yang bekerja di suatu Shakespeare company, menjawab: ‘Saya
ingin memastikan bahwa setiap actor memahami setiap kata dan setiap dialog dan setiap adegan dalam
sebuah lakon’. ‘Para dramaturg menjawab pertanyaan – pertanyaan, ’ ujar panelis terakhir… ‘adalah
tugas seorang dramaturg untuk membuat pertanyaan-pertanyaan itu sedalam dan sesulit dan
seprovokatif mungkin.
“Dramaturgy Network” yang berbasis di Inggris Raya juga menghasilkan rentang jawaban yang
lebar ketika berusaha mendefinisikan apa itu dramaturgi dan kerja para dramaturg. Website mereka
mencatat bahwa kata Dramaturg berasal dari Yunani kuno: Dramatourgos = drama (laku atau tindakan)
+ ergos (kerja atau komposisi). Jadi, mulanya, seorang dramatourgos adalah seorang penyusun
(composer) drama, atau penulis naskah drama.
Sementara dramaturgi – sebagai analisis structural dan wacana estetik — bermula dari era Klasik.
Sejarah (-sejarah) teater mencatat bahwa dramaturg muncul di institusi – institusi teater abad ke-18 di
Eropa. Para penulis, yang dipekerjakan oleh institusi-institusi teater untuk mengelola dan menciptakan
repertoar mereka, menjadi dramaturg. G. E. Lessing, seorang penulis lakon ternama dari Jerman pada
masa itu, tulisan – tulisannya tentang seni panggung (stagecraft), sastra dan peran teater dalam
pembangunan budaya, sangat berpengaruh dalam membentuk bidang dan praktik dramaturgi. Kaitan
dramaturgi dengan bidang sastra tetap tersisa ; sampai sekarang istilah “dramaturg” secara umum
digunakan untuk merujuk pada penasehat sastra yang bekerja di sebuah gedung/institusi teater, yang
berpartisipasi dalam proses latihan, dan mengembangkan dan / atau memastikan bahwa “integritas” atau
ruh dari naskah lakon tidak hilang di ruang latihan dan penciptaan yang bergerak cepat.
Patrice Pavis mencatat tugas – tugas yang lebih prosaik di bawah ini sebagai tugas dramaturgikal:
 Memilih naskah – naskah
 Melakukan penelitian tentang karya
 Menetapkan makna lakon – lakon dan meletakkannya kedalam konteks global/luas (sosial/politis,
dll.)
 Hadir dalam latihan sebagai pengamat yang kritis (Patrice Pavis “The Ambivalent Job of the
Dramaturg”)

Soal :
1. Apa yang anda pahami dari dramatuurgi dalam ringkasan artikel diatas?
2. Berikan pandangan anda tentang perkembangan gagsasan dramaturgi dari ringkasan
artikel diatas?
3. Apakah Dramaturgi relevan di terapkan di Indonesia dan berikan penjelasannya dalam
perkembangan seni peran di Indonesia?

Anda mungkin juga menyukai