Anda di halaman 1dari 16

FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG SEMARANG RAYA

Sekretariat : Jln. Gondang Barat III No. 9, Kec. Tembalang, Kota Semarang.
Email : fmn.semarangan@gmail.com No.HP : 08973409234

COVID-19 = BALIKIN UANG MAHASISWA


TERMASUK MAHASISWA BIDIKMISI!
1
Oleh : Agung Raafi Eka Permadi

1. KALIMAT MUTIARA
Hai, saya Agung, lengkapnya Agung Raafi Eka Permadi. Saya adalah anggota dari FMN
Semarang Raya. Sebelumnya, saya mohon maaf, karena tulisan ini saya akan buat dalam
bentuk yang tidak sederhana, dan sulit dipahami, dengan tidak memperhatikan aspek-aspek
keindahan rima dan frasa dan juga persetan terhadap prosedur penulisan ilmiah. Tulisan ini
akan memuat beberapa hal terkait soal – lagi dan lagi, BKT dan UKT secara khusus, dan
secara umum tentang biaya kuliah. Yap, semua hal tersebut akan saya hubungkan dengan
kondisi “bangsa dan negara”2 hari ini terkait wabah virus corona. Tentu, tulisan ini tidak akan
membahas soal virus tersebut, bukan karena malas, akan tetapi saya mempersilahkan para
politisi muda busuk dan cacat logika, serta calon anggota dewan korup untuk terus update di
sosial medianya guna menggapai mimpinya, kebodohan. Tulisan ini akan terus berkutat pada
sistem pembayaran uang kuliah dan rumusannya. Oh iya, sebelum saya melanjutkan tulisan ini
menuju jenjang yang lebih serius, saya ingin memberikan info, argumentasi tentang mengapa
mahasiswa bidikmisi harus dikembalikan UKTnya padahal mereka kuliah “gratis” berada di akhir
tulisan ini, akan tetapi saya berharap untuk jangan di longkap pembacaannya. Satu lagi, saya
ingin meminta maaf terlebih dahulu kepada para mahasiswa perguruan tinggi swasta karena
dalam tulisan ini, saya akan prediksi bahwa tulisan ini akan jarang sekali membahas soal kalian.
Hal ini disebabkan keterbatasan saya dan kebodohan penulis, sekali lagi penulis mohon maaf
dengan hormat.

2. BAYARAN KULIAH
Pembayaran uang kuliah dalam beberapa perguruan tinggi memang sangat banyak
metodenya, terutama pada beberapa perguruan tinggi swasta. Jika dalam perguruan tinggi
negeri menggunakan metode pembayaran uang kuliah tunggal atau biasa disebut dengan UKT,
perguruan tinggi swasta mempunyai 2 metode pembayaran – yang sampai hari ini saya ketahui,
yakni pembayaran uang kuliah per sks, dan juga pembayaran uang kuliah sistem paket. Akan

1
Agung Raafi Eka Permadi, adalah sesuatu yang digambarkan pada sesi “Kalimat Mutiara”.
2
Penulis beri tanda petik, untuk menghormati mereka yang tidak mengakui dan cengengesan apabila
ada kalimat bangsa dan negara. Penulis mohon maaf soal itu untuk kawan ku di sana.
FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG SEMARANG RAYA
Sekretariat : Jln. Gondang Barat III No. 9, Kec. Tembalang, Kota Semarang.
Email : fmn.semarangan@gmail.com No.HP : 08973409234

tetapi berbagai metode pembayaran pada akhirnya mempunyai kesamaan terkait komponen
yang terdapat didalamnya.

Pembayaran kuliah hari ini menjadi gunjang-ganjing ditengah ramainya dan chaos-nya
penanganan negara terhadap wabah penyakit covid-19. Beberapa kampus yang digadang-
gadang menjadi universitas riset akhirnya gagap melakukan tugasnya di tengah wabah penyakit
hari ini. Belum lagi, soal diliburkannya mahasiswa dan dilarangnya mahasiswa untuk melakukan
kegiatan seperti biasanya di kampus; diskusi, teatrikal, menyanyikan lagu bernada sumbang
untuk negara, bahkan melakukan aksi. (maaf, penulis salah mengetiknya. Kampus memang
tidak menyiapkan ruang untuk hal-hal yang bersifat kritik), (maaf lagi, ternyata bukan hanya
kampus, mahasiswanya pun memang sangat anti kritik). Ya, kampus merupakan kamp
konsentrasi layaknya gulag3, tentu dengan para penjaganya yang otoriter dan fasis, sebab
mereka harus melindungi tuannya, yakni Imperialisme dan Feodalisme.

Hari ini mahasiswa seluruh kampus sedang melakukan upaya pencegahan virus corona
dengan herois mereka semua menuruti anjuran pemerintah untuk tetap #dirumahsaja. Betul
upaya itu adalah langkah minimal untuk berusaha membujuk dan menjinakan virus corona agar
segera pergi dari dunia ini. Akan tetapi, suara sumbang pun datang di tengah sibuknya para
tenaga pendidik untuk beradaptasi dengan teknologi, banyak mahasiswa yang menginginkan
agar uang kuliah yang telah mereka/orang tua mereka bayarkan dapat kembali. Logikanya
sangat seerhana, banyak diantara mereka mengatakan bahwa bayaran kuliah mereka itu tidak
mereka rasakan secara langsung, karena mereka tidak menggunakan fasilitas kampus seperti
biasanya, lalu ada juga counter argument yang mengatakan bahwa para mahasiswa sebaiknya
diam di rumah terlebih dahulu dan tidak menuntut ke kampus untuk berbuat yang aneh-aneh,
adapula counter argument yang mengatakan bahwa uang kuliah yang telah dibayarkan tidak
mungkin kembali karena itu untuk menggaji para tenaga pendidik, staff, satpam, dan
sebagainya, atau ada lagi counter argument lain?

Memang suara sumbang hanyalah suara sumbang jika tidak memiliki landasan kokoh
untuk bertahan dari gempuran argument konyol para buzzer negara, maka dari itu, tulisan ini
berusaha menguatkan nada sumbang tersebut dan merubahnya menjadi perlawanan nyata.
Untuk awal kita mulai dengan sistem pembayaran kuliah melalui Uang Kuliah Tunggal (UKT).

3
Untuk pembaca yang belum tau Gulag, sebaiknya jangan diketahui. Anggap saja itu taman bermain
kanak-kanak.
FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG SEMARANG RAYA
Sekretariat : Jln. Gondang Barat III No. 9, Kec. Tembalang, Kota Semarang.
Email : fmn.semarangan@gmail.com No.HP : 08973409234

3. SISTEM UANG KULIAH TUNGGAL


Uang kuliah tunggal atau lebih dikenal sebagai UKT, sejak 2013 sistem UKT dipakai
untuk melakukan pembayaran uang kuliah di perguruan tinggi negeri, dengan sistem subsidi
silangnya UKT dibebani cita-cita agar mampu meningkatkan angka partisipasi sekolah
khususnya masyarkat kelas menengah ke bawah untuk mampu mengakses pendidikan tinggi.
Akan tetapi sebetulnya UKT bukanlah sebuah perhitungan yang mandiri, UKT merupakan hasil
dari hitung menghitung di dalam sebuah keseluruhan biaya kuliah, atau biasa disebut sebagai
Biaya Kuliah Tunggal (BKT). UKT memang dalam rumusannya tak akan pernah terlepas dari
perhitungan BKT4, tentu BKT adalah kunci dari rumusan pembayaran uang kuliah pada
perguruan tinggi negeri5. BKT memuat beberapa aspek yang kemudian di himpun menjadi
sebuah rumusan rumit yang seolah-olah mahasiswa jurusan matematika pun kebingungan
menghitungnya, penulis coba ingatkan kembali soal rumusan tersebut;

Gambar 1. Rumus Biaya Kuliah Tunggal.

Jika dilihat, rumusan ini mengandung 4 aspek, yakni;

- C = BKT basis

4
BKT = Biaya Kuliah Tunggal, atau dalam kata lain adalah keseluruhan biaya operasional yang terkait
langsung dengan proses pembelajaran mahasiswa per semester pada program studi di PTN.
5
Jadi jika ada kampus negeri yang mengeluarkan SK Rektor tentang biaya pendidikan tanpa disertai
keterangan nominal BKTnya itu sudah pasti cacat, persis seperti SK Rektor untuk biaya pendidikan D4 di
Universitas Diponegoro.
FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG SEMARANG RAYA
Sekretariat : Jln. Gondang Barat III No. 9, Kec. Tembalang, Kota Semarang.
Email : fmn.semarangan@gmail.com No.HP : 08973409234

- K1 = Indeks jenis program studi


- K2 = indeks mutu perguruan tinggi
- K3 = indeks kemahalan wilayah

Rumusan tersebut bukan sesuatu yang rigid melainkan ada sesuatu yang dapat
dimainkan di sana, yakni perihal BKT basis. Kenapa BKT basis? BKT basis merupakan sebuah
hitungan yang mempunyai rumusan mendasar yang akan disajikan dalam tulisan ini dengan
tidak sederhana. Atau jika pembaca kurang yakin dan benci dengan argumen penulis, silahkan
lihat dalam gambar yang di tampilkan di atas6, terdapat tulisan “dihitung dari data yang ada di
PTN” bukan? Berangkat dari sana kita akan mempercayai bahwa UKT merupakan mainan
hitungan dari mainan hitungan yang lebih besar, yakni BKT. Lantas bagaimana dengan K1, K2,
dan K3? Soal itu silahkan tanya pemerintah7. Setelah mengetahui bahwa C (BKT basis)
merupakan sebuah hitungan dari perguruan tinggi, maka pembaca juga perlu mengetahui
komponen yang mempengaruhi BKT basis, agar para pembaca semakin mengetahui apa-apa
saja yang terwakilkan melalui pembayaran UKT disetiap semesternya.

a. BL dan BTL

Komponen BKT basis dibagi 2, menjadi BL (Biaya Langsung), dan BTL (Biaya Tidak
Langsung). BL adalah biaya operasional satuan yang terkait langsung dengan
penyelenggaraan kurikulum program studi. BL dihitung secara cukup detil pada level aktivitas,
yang didasari atas asumsi pemenuhan atas SNPT, serta memperhatikan praktik baik (good
practices) yang selama ini sudah berjalan. Atau dalam bahasa sederhana, BL merupakan
biaya untuk keperluan belajar mengajar. Sedangkan BTL adalah biaya operasional satuan
yang tidak secara langsung terkait dengan penyelenggaraan kurikulum program studi, namun
mutlak diperlukan dalam pengelolaan institusi pendidikan tinggi dalam rangka mendukung
penyelenggaraan program studi, biasanya BTL berguna untuk;

1. Biaya administrasi umum: seperti gaji dan tunjangan tenaga kependidikan, tunjangan
tambahan untuk dosen yang menduduki jabatan struktural (Rektor/Direktur, Pembantu
Rektor/Pembantu Direktur, Kepala Pusat & Lembaga,Dekan, wakil Dekan, Ketua
Jurusan, dll.), bahan habis pakai, perjalanan dinas.

6
Agung Raafi, Ulil Albab, “Analisis Konstruksi Pembiayaan PTN-Bh dan Kelemahan-Kelemahan Dalam
Sistem BKT dan UKT yang Memunculkan Berbagai Masalah Dalam Pondasi Awal Adanya Perguruan
Tinggi Negeri”, Kajian Sederhana, episode 01 nomoe 01, tanpa ISSN, 2019 hal 13.
7
Agung Raafi, Ulil Albab, “Analisis Konstruksi Pembiayaan PTN-Bh dan Kelemahan-Kelemahan Dalam
Sistem BKT dan UKT yang Memunculkan Berbagai Masalah Dalam Pondasi Awal Adanya Perguruan
Tinggi Negeri”. Hal 14.
FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG SEMARANG RAYA
Sekretariat : Jln. Gondang Barat III No. 9, Kec. Tembalang, Kota Semarang.
Email : fmn.semarangan@gmail.com No.HP : 08973409234

2. Pengoperasian & Pemeliharan/perbaikan Sarana dan Prasarana: seperti


Pemeliharaan/perbaikan gedung, jalan lingkungan kampus dan peralatan, bahan bakar
Generator dan angkutan kampus, utilitas (air, listrik, telepon), langganan bandwidth
koneksi Internet, dll.

Atau dalam bahasa sederhana, BTL merupakan biaya yang tidak ada hubunganya dengan
belajar mengajar.

Setelah mengetahui hal tersebut, maka kita akan coba ingat kembali soal UKT. Ketika
BKT basis mempunyai 2 komponen yakni BL, dan BTL, maka dimanakah letak UKT? UKT
sampai saat ini masih enggan untuk penulis tarik ke permukaan, sebab UKT hanyalah figuran
yang bermain peran dalam sistem pembayaran uang kuliah.

Kita akan mulai lagi dengan BKT basis, setelah mengetahui 2 komponen di dalam BKT
basis, pembaca juga wajib mengetahui bahwa BL dan BTL juga memiliki komponen di dalam
dirinya masing-masing. Berikut komponen BL dan BTL8:

 komponen BL dan BTL

BTL BL
Biaya Depresiasi (nilai penurunan ekonomi BL SDM
suatu barang)
a. Gedung
b. Sarana dan Prasarana
Biaya Operasional BL BHP Pemelajaran
a. Pegawai
b. BHP non pembelajaran
c. Umum (listrik, air, telepon, dan
internet)
Biaya Pemeliharaan BL BHP Praktikum
Biaya Tambahan Lain Sarana Pembelajaran
Sarana Praktikum
Gedung Kuliah
Gedung Praktikum

8
Agung Raafi, Ulil Albab, “Analisis Konstruksi Pembiayaan PTN-Bh dan Kelemahan-Kelemahan Dalam
Sistem BKT dan UKT yang Memunculkan Berbagai Masalah Dalam Pondasi Awal Adanya Perguruan
Tinggi Negeri”. Hal 15-19.
FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG SEMARANG RAYA
Sekretariat : Jln. Gondang Barat III No. 9, Kec. Tembalang, Kota Semarang.
Email : fmn.semarangan@gmail.com No.HP : 08973409234

Apakah sudah jelas? Jika belum jelas dan belum puas, akan coba kita bedah lebih dalam lagi,
yakni soal sub-sub komponen dari BL dan BTL. Berikut penjabarannya:

 Sub komponen BL dan BTL

BTL Gedung (Non Pembelajaran) BL SDM


a. Gedung di Kantor Pusat : contoh; a. Gaji dosen PNS dan staff pengajar non
ruang fitness, ruang Rektor, Ruang Ka PNS
Biro AU
b. Gedung di Kantor Fakultas : contoh;
Ruang Adm, Ruang Dekan

c. Gedung di Kantor Prodi : contoh;


Ruang Adm, Ruang Prodi
(dihitung menggunakan rate gaji dosen PNS
per jam efektif, dan juga rate gaji dosen non
(dihitung menggunakan metode depresiasi) PNS per mahasiswa)
BTL Sarana (Non Pembelajaran) BL Gedung (gedung khusus proses
a. Semua sarana di luar lab dan kelas, pembelajaran)
tutorial termasuk pengadaan buku a. Ruang kuliah
pada perpustakaan b. Ruang praktikum
b. Sarana pada Kantor Pusat : contoh; ac c. Ruang lab computer
split, meja, computer
c. Sarana pada Kantor Fakultas
d. Sarana pada Kantor Prodi
(dihitung pada rate biaya gedung per
(dihitung meggunakan metode depresiasi) mahasiswa per jam)
BTL Gaji Pegawai dan dosen Non PNS BL Sarana (sarana yang berhubungan dengan
a. Kantor Pusat prosess pembelajaran)
b. Kantor Fakultas a. LCD
c. Kantor Prodi b. Komputer
c. Layar
d. Microphone/wireless
FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG SEMARANG RAYA
Sekretariat : Jln. Gondang Barat III No. 9, Kec. Tembalang, Kota Semarang.
Email : fmn.semarangan@gmail.com No.HP : 08973409234

e. Meja kuliah
f. Papan tulis
g. Jam dinding
h. Pendingin ruangan

(hal ini juga dihitung melalui metode


(dihitung menggunakan rekapitulasi slip gaji depresiasi, dan hasil akhirnya adalah rate
dan beberapa tunjangan) biaya sarana per mahasiswa per jam di ruang
kuliah)
BTL BHP non Pembelajaran BL Sarana Praktikum (sarana yang
a. Di Kantor Pusat : contoh; buku kas, berhubungan dengan praktikum)
pena, tinta printer a. Alat
b. Di kantor Fakultas b. Bahan
c. Di kantor Prodi (dihitung menggunakan metode depresiasi,
hasil ahkhir memperhatikan rate sarana per
mahasiswa per jam di ruang praktikum, dan
apabila kegiatan praktikum terbagi 2 maka
(dihitung menggunakan rekapitulasi jumlah kedua BHP dan sarana dihitung kemudian di
kebutuhan barang dan harga satuan barang) jumlah)
BTL Umum (listrik, air, telepon, internet) BL BHP kuliah
a. Di kantor Pusat a. Spidol
b. Di kantor Fakultas b. Map plastic
c. Di Kantor Prodi c. Kertas HVS
d. Penghapus papan tulis
e. Penggaris papan tulis
f. Dll
(dihitung menggunakan rekapitulasi total (dihitung dengan kalkulasi jumlah biaya bahan
beban biaya perbulan selama setahun) per mahasiswa per kuliah)
BTL Pemeliharaan BL BHP Praktikum
a. Di Kantor Pusat : contoh; pemeliharaan a. Elektroda las
kendaraan dinas b. Plat
FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG SEMARANG RAYA
Sekretariat : Jln. Gondang Barat III No. 9, Kec. Tembalang, Kota Semarang.
Email : fmn.semarangan@gmail.com No.HP : 08973409234

b. Di kantor Fakultas : contoh; c. Kabel


pemelihraan kendaraan dinas, gedung, d. Lem
sarpras (non pembelajaraan atau e. Dll
termasuk pembelajaran juga)
c. Di Kantor Prodi : contoh; hampir sama
itemnya.
(dihitung menggunakan rekapitulasi anggaran (dihitung dengan kalkulasi jumlah biaya bahan
kebutuhan pemeliharaan barang setahun) per mahasiswa per praktikum)
BTL Tambahan Lainnya
a. Di Kantor Pusat
b. Di Kantor Fakultas
c. Di Kantor Prodi
(itemnya hampir sama, contoh; belanja jasa,
pengembangan staff (ke LN), belanja
perjalanan (perjalanan dinas dalam negeri),
belanja pemberian beasisw, belanja
wisuda/dies natalis, dll.

(dihitung sesuai dengan rekapitulasi anggaran


kebutuhan kegiatan selama setahun)

b. Pembiayaan Universitas Negeri

Setelah semua sudah dibedah, kita dapat mengetahui bahwa BKT secara umum
tercantum semua jenis kegiatan belajar mengajar ataupun kegiatan hambur-hambur uang yang
outputnya berupa Karya Tulis Ilmiah saja. Lalu, apakah UKT membiayai semua komponen
tersebut? Jawabannya cukup tegas, tidak. Kenapa tidak? Karena alokasi pemasukan kampus
tidak hanya UKT. Di bawah penulis coba jabarkan lebih lanjut. Akan tetapi, sebelum menuju ke
penjabaran, sebenarnya dalam sistem pendanaan di dalam PTN, terdapat 3 sistem, yakni; 1)
PTN-SATKER, 2) PTN-BLU, 3) PTN-BH. Dikarenakan penulis masih awam terkait SATKER,
dan BLU maka penulis hanya mampu memberikan penjabaran sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berbicara soal PTN-BH, akan tetapi penulis meyakini bahwa
pemasukan dari setiap PTN adalah sama.
FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG SEMARANG RAYA
Sekretariat : Jln. Gondang Barat III No. 9, Kec. Tembalang, Kota Semarang.
Email : fmn.semarangan@gmail.com No.HP : 08973409234

Menurut PP 26/2015, setiap PTN-BH memiliki 2 jenis pemasukan, yaitu;

- APBN, yang terdiri dari;


a. Rupiah Murni, yang berguna untuk gaji dosen PNS
b. Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) / Bantuan Pendanaan
Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (baca: BPPTNBH), yang berguna untuk;
biaya operasional, biaya dosen (non PNS), biaya tenaga pendidik (non PNS), biaya
investasi, biaya pengembangan (penjabaran lebih lanjut dari tiap point sudah
dipaparkan di PP 26 Tahun 2015).
- Non-APBN, yang terdiri dari; masyarakat, biaya pendidikan (UKT), pengelolaan dana
abadi, usaha PTN-BH, kerjaama tridharma perguruan tinggi, pengelolaan kekayaan
PTN-BH, APBD, pinjaman lain.(penjabaran lebih lanjut telah dipaparkan di PP 26 Tahun
2015 mulai dari pasal 11).

Jika dilihat, UKT merupakan sebuah pendapatan PTN guna menjalankan kerjanya, yakni
memberikan jasa pelayanan pendidikan kepada masyarakat. Pada PTN-Satker, PTN-BLU, dan
PTN-BH semua memiliki kesamaan yakni pembayaran uang kuliah tetap dianggap sebagai
pendapatan PTN yang harus dikelola menjadi pelayanan jasa pendidikan yang berkualitas.

c. Uang Kuliah Tunggal

Setelah panjang lebar penjabaran di atas, mungkin pembaca sudah mulai merasa bosan
karena ingin langsung masuk ke dalam poin utamanya, jika iya, penulis memohon maaf,
tujuannya hanya ingin menyebar luaskan sedikit pengetahuan yang penulis punya agar para
pembaca juga dapat menemukan kasus-kasus lain, dan juga mudah dipahami.

UKT merupakan sebagian pemasukan PTN guna menjalankan roda ekonominya, akan
tetapi apa saja yang tercantum dalam UKT? Berikut analisanya:

Kita semua sudah mengetahui bahwa dalam BKT secara umum terdapat BKT basis, yang
didalamnya terdapat 2 komponen, yakni BL dan BTL. Dari sini kita mendapatkan pertanyaan,
“UKT di dalamnya memenuhi kebutuhan yang mana? BL atau BTL?”, maka mari kita mulai
pembedahannya, mulai dari memahami fungsi pendanaan PTN.

1. Rupiah Murni : untuk menggaji dosen, tendik, karyawan PNS.


2. BOPTN/BPPTNBH : 1) biaya operasional, 2) biaya tenaga kependidikan, 3) biaya
investasi, 4) biaya pengembangan. Semua penjabarannya ada pada pasal 6 PP No
26/2015.
FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG SEMARANG RAYA
Sekretariat : Jln. Gondang Barat III No. 9, Kec. Tembalang, Kota Semarang.
Email : fmn.semarangan@gmail.com No.HP : 08973409234

3. Non-APBN : biaya dosen dan tendik yang diberikan dalam bentuk insentif.

Jika dilihat, bahwasannya fungsi dari pemasukan PTN dari segi non-APBN yang tidak diatur
secara mendetail. Tetapi, itu tidak jadi masalah, sebaiknya kita coba kita bedah kembali
menggunakan komponen-komponen yang ada di dalam BL dan BTL9.

BTL : Biaya yang tidak ada hubungannya secara langsung dengan proses belajar mengajar.

1. Biaya depresiasi gedung, sarana, dan prasarana =>> dibiayai oleh BOPTN/BPPTNBH,
bisa juga menggunakan Uang Pangkal/SPI.
2. Biaya operasional =>> dibiayai oleh BOPTN/BPPTNBH sesuai dengan PP 26/2015
pasal 6 ayat (1).
3. Biaya pemeliharaan =>> dibiayai oleh BOPTN/BPPTNBH sesuai dengan PP 26/2015
pasal 6 ayat (1) huruf d
4. Biaya tambahan lain =>> dibiayai oleh BOPTN/BPPTNBH sesuai dengan PP 26/2015
pasal 6 ayat (6).

BL : Biaya yang berhubungan langsung dengan proses belajar mengajar.

1. BL SDM =>> dibiayai oleh Rupiah Murni dan juga BOPTN/BPPTNBH tergantung PNS
atau tidak.
2. BHP Pembelajaran =>> dibiayai oleh non-APBN (UKT dan 7 jenis pemasukan lainnya).
3. BHP Praktikum =>> dibiayai oleh non-APBN (UKT dan 7 jenis pemasukan lainnya).
4. Sarana pembelajaran (hitungan biaya depresiasi) =>> dibiayai oleh non-APBN (UKT
dan 7 jenis pemasukan lainnya).
5. Sarana praktikum (hitungan biaya depresiasi) =>> dibiayai oleh non-APBN (UKT dan 7
jenis pemasukan lainnya).
6. Gedung pembelajaran (hitungan biaya depresiasi) =>> dibiayai oleh non-APBN (UKT
dan 7 jenis pemasukan lainnya).
7. Gedung praktikum (hitungan biaya depresiasi) =>> dibiayai oleh non-APBN (UKT dan 7
jenis pemasukan lainnya).

Untuk meyakinkan kembali bahwa BL adalah suatu komponen yang berhubungan


langsung dengan proses belajar mengajar, penulis ingin menjabarkan cuplikan gambar
berikut10.

9
Lebih lanjut, lih. Agung Raafi, Ulil Albab, “Analisis Konstruksi Pembiayaan PTN-Bh dan Kelemahan-
Kelemahan Dalam Sistem BKT dan UKT yang Memunculkan Berbagai Masalah Dalam Pondasi Awal
Adanya Perguruan Tinggi Negeri”. hal 26-33.
FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG SEMARANG RAYA
Sekretariat : Jln. Gondang Barat III No. 9, Kec. Tembalang, Kota Semarang.
Email : fmn.semarangan@gmail.com No.HP : 08973409234

Gambar 2. Pembagian komponen BL berdasarkan jenis kegiatan.

Gambar 3. Cara kuantifikasi kegiatan kelas.

10
Lebih lanjut, lih. Agung Raafi, Ulil Albab, “Analisis Konstruksi Pembiayaan PTN-Bh dan Kelemahan-
Kelemahan Dalam Sistem BKT dan UKT yang Memunculkan Berbagai Masalah Dalam Pondasi Awal
Adanya Perguruan Tinggi Negeri”. hal 64-68.
FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG SEMARANG RAYA
Sekretariat : Jln. Gondang Barat III No. 9, Kec. Tembalang, Kota Semarang.
Email : fmn.semarangan@gmail.com No.HP : 08973409234

Gambar 4. Cara kuantifikasi kegiatan laboratorium/studio/bengkel.

Gambar 5. Cara kuantifikasi kegiatan tugas akhir.

Penjabaran di atas dapat membantu kita untuk mengatakan bahwa UKT merupakan
sebagian dari BL, atau UKT adalah sebagian dari fasilitas yang berhubungan langsung dengan
proses belajar mengajar. Kenapa hanya sebagian? Sebab di dalam jenis pemasukan PTN
FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG SEMARANG RAYA
Sekretariat : Jln. Gondang Barat III No. 9, Kec. Tembalang, Kota Semarang.
Email : fmn.semarangan@gmail.com No.HP : 08973409234

melalui non-APBN terdapat 7 jenis usaha yang bisa dilakukan oleh PTN guna memenuhi
kebutuhan berjalannya pelayanan jasa pendidikan11. Artinya, jika para mahasiswa sudah
membayarkan sepenuhnya uang kuliah mereka, maka seharusnya mereka mendapatkan
komponen-komponen yang ada di dalam Biaya Langsung, seperti; gedung yang layak, bangku
dan meja yang layak, alat praktikum yang memadai dan layak, bahkan sampai papan tulis dan
spidol yang layak, termasuk bagi para pejuang semester akhir, karena mereka sudah pasti
kesulitan untuk mendapatkan bimbingan, ditambah apabila terjadi revisi, dan revision ersebut
membutuhkan ruang dan alat laboratorium kampus yang seharusnya sudah mereka bayarkan
dalam bentuk UKT. Sehingga jika dalam situasi seperti saat ini terjadi – terjadi wabah virus
corona, dan kuliah diliburkan/dilakukan secara online, maka ………………………………………

4. SKS DAN SISTEM PAKET


Selesai sudah menelanjangi sistem UKT, tetapi PRnya belum selesai. Kali ini, penulis
mengajak untuk menelanjangi sistem SKS dan juga sistem Paket dalam sistem pembayaran
uang kuliah pada perguruan tinggi swasta. Akan tetapi sebelumnya penulis memohon maaf
apabila dalam bahasan kali ini argumentasi penulis kurang kuat, sebab penulis kekurangan
waktu untuk melakukan investigasi sosial terkait sistem SKS. Sekaligus, penulis memohon
bantuan untuk para mahasiswa perguruan tinggi swasta khususnya untuk menguatkan
argumentasi penulis yang akan disajikan di bawah ini dengan cara membantah mealui hasi
investigasi sosial secara mendalam di kampusnya sesuai sistem pembayaran uang kuliah di
kampus masing-masing.

Sebelum memulai lebih jauh, penulis coba menyajikan gambaran perbedaan dari sistem
pembayaran ala PTN dan PTS. PTN dalam sistem pembayaran uang kuliah mereka memilih
untuk menggunakan sistem UKT, yang didalamnya ada keyakinan bahwa akan mampu
memurahkan biaya pendidikan atau setidaknya memberikan akses demokratis bagi seluruh
kelas masyarakat. Hal tersebut tertuang di dalam sistem susbsidi silangnya, yang jika dibaca
secara matematis maka dalam subsidi silang harus terdapat angka median dari seluruh
golongan, sehingga kita mampu mengetahui golongan berapa saja yang disubsidi dan golongan
berapa saja yang melakukan subsidi. Sehingga keadilan dan akses masuk PTN dapat

11
Jika PTN-BH, maka 7 jenis pemasukan non-APBN akan menjadi tanggung jawab PTN, sebab sudah
mempunyai otonomi yang sangat besar guna mengelola keuangan secara mandiri. Lebih lanjut, lih.
Bahan Biro Perencanaan
dalam Rakor Pengawasan Bersama Itjen-BPKP (BOPTN dan BPPTNBH). Jika PTN-BLU, maka 7 jenis
pemasukan non-APBN akan ditutupi kekurangannya oleh negara, hal ini selaras dengan cita-cita BLU
sendiri, yakni melayani masyrakat sesuai dengan PP 74/2012 sebagai perubahan dari PP 23/2005
tentang Badan Layanan Umum.
FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG SEMARANG RAYA
Sekretariat : Jln. Gondang Barat III No. 9, Kec. Tembalang, Kota Semarang.
Email : fmn.semarangan@gmail.com No.HP : 08973409234

dirasakan oleh seluruh lapisan kelas masyarakat12. Jika dalam PTS, terdapat 2 metode
pembayaran uang kuliah, yakni; sistem sks dan sistem paket. Beberapa kampus menjalankan
kebijakan sistem paket, sebut saja Universitas Nasional, dan Uniersitas Pancasila, ada pula
yang menggunakan sistem sks, yang penulis ketahui Universitas Muhamadiyah Surakarta
menggunakan sistem sks ini. Menariknya, banyak mahasiswa yang menganggap ada
perbedaan dari semua jenis pembayaran kulia tersebut, padahal semuanya mempunyai
rumusan yang sama. Bedanya, di dalam sistem UKT terdapat subsidi silang, di dalam sistem
paket tidak ada, jika sistem paket menggunakan subsidi silang dan terdapat golongan-
golongan, itu juga disebut sistem UKT. Ditambah, sebelum adanya kebijakan pembayaran
dengan sistem UKT, semua PTN menggunakan sistem pembayaran SPP, yang bisa dikatakan
sangat mirip dengan sistem paket. Begitu pula dengan sistem SKS, sebenarnya sistem SKS ini
membedah sampai pada tingkaan SKS dari sistem paket. Satu lagi, perbedaannya, dalam PTN,
terdapat tangan Negara dalam sektor ekonomi, jika dalam PTS, sejauh pengamatan penulis,
negara hanya sebagai regulator, itu juga selalu kalah sama yayasan.

Paragraf ketiga merupakan poin penulis. Setelah mengetahui bahwasannya ketiga sistem
pembayaran uang kuliah baik di PTN maupun PTS memiliki kesamaan. Maka penulis mengajak
pembaca memikirkan BL yang sudah sejak awal kita bahas. Yap, penulis ingin mengajukan
sebuah duga praduga.

1. UKT merupakan sebagian BL dari keseluruhan BL pada BKT secara umum.


2. Pembayaran sistem paket mirip dengan UKT, hanya saja tidak memiliki golongan dan
tidak subsidi silang, sehingga didalamnya terdapat BL.
3. Pembayaran sistem SKS merupakan breakdown lebih detail dan rinci dari kedua sistem
tersebut, dan didalamnya tetap terdapat BL.

Apakah kita bisa sama-sama mengatakan bahwa di dalam semua pembayaran tersebut
pasti terdapat BL atau setidaknya setengah BL yang sudah sejak awal kita bahas di atas?
Artinya, bahwa jika semua mahasiswa PTS telah membayar seluruhnya uang kuliah mereka
di awal masuk, yang seharusnya digunakan untuk memberikan fasiitas, sarana dan
prasarana yang memadai dan layak untuk mahasiswa, seperti; ruang kelas, kursi, meja,
papan tulis, spidol, proyektor, dll, sedangkan di sisi lain terjadi wabah virus corona yang hari

12
Nahasnya, problematika UKT dengan subsidi silang masih saja terjadi, tidak terlihatnya angka
median/angka proposional bayaran dalam UKT, belum lagi banyak kampus yang tidak transparan dalam
hal statistic prosentase golongan (di banyak PTN justru golongan 6,7,8 lebih banyak prosentasenya ketimbang
golongan 1,2,3). Lebih lanjut, lih. Agung Raafi, Ulil Albab, “Analisis Konstruksi Pembiayaan PTN-Bh dan
Kelemahan-Kelemahan Dalam Sistem BKT dan UKT yang Memunculkan Berbagai Masalah Dalam
Pondasi Awal Adanya Perguruan Tinggi Negeri”. hal 69-79.
FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG SEMARANG RAYA
Sekretariat : Jln. Gondang Barat III No. 9, Kec. Tembalang, Kota Semarang.
Email : fmn.semarangan@gmail.com No.HP : 08973409234

ini mengganggu aktivitas kegiatan belajar mengajar (BL), sehingga perkuliahan terpaksa
harus di liburkan atau digantikan menjadi sistem online, maka………………………………….

5. TERAKHIR

Terakhir, penulis ingin sampaikan bahwa setelah dibedah dan dipelajari dengan
mendalam, maka tidak ada alasan untuk tidak dikembalikannya uang kuliah mahasiswa baik
secara penuh maupun setengahnya. Sebab mahasiswa yang telah membayar uang kuliah tidak
mendapatan apa yang seharusnya mereka dapatkan dari Perguruan Tinggi; kelas, kursi,
bangku, papan tulis, alat lab, ruang lab, dsb. Mereka tidak merasakan itu semua yang sudah
tercantum dalam BL yang telah mereka bayarkan. Kemudian, jika masih ada saja kampus yang
mengatakan bahwa mahasiswa di liburkan hanya 2 minggu atau 3 minggu atau 1 bulan atau 2
bulan, jadi tidak perlu dikembalikan itu adalah sebuah kekeliruan yang fatal, sebab sekalipun
libur 1 hari saja, di tengah-tengah jadwal kuliah, maka terapat nilai lebih BL yang diambil dari
mahasiswa oleh kampusnya, sehingga seharusnya mahasiswa mendapatkan kembali uang
kuliah yang telah mereka bayarkan.

Terakhir sekali lagi, mengapa itu menjadi penting? Sebab uang yang telah dikembalikan
tersebut berguna untuk bertahan hidup dari ancaman wabah virus corona yang sudah
meluluhlantahkan perekonomian yang menyebabka hargabahan kebutuhan pokok menjadi naik
dan semakin sulit terjangkau bagi kelas masyarakat bawah. Hal ini juga berlaku bagi
mahasiswa bidikmisi? Mengapa? Karena bidikmisi bukanlah gratis, akan tetapi bayar UKT
mereka ditetapkan oleh pemerintah dan dibayarkan oleh pemerintah sebesar Rp. 2.400.000,-13.
Artinya bahwa mahasiswa bidikmisi juga mempunyai hak untuk diberikannya UKTnya bukan ke
Kampus, melainkan kepada mahasiswa tersebut, sehingga mereka juga mampu bertahan hidup
di tengah wabah virus corona ini.

Sekian.

13
Anonim, “Berapakah Besaran Biaya Bidikmisi?” dalam
https://bidikmisi.belmawa.ristekdikti.go.id/petunjuk/17 . Lebih lanjut, lih. Agung Raafi, Ulil Albab, “Analisis
Konstruksi Pembiayaan PTN-Bh dan Kelemahan-Kelemahan Dalam Sistem BKT dan UKT yang
Memunculkan Berbagai Masalah Dalam Pondasi Awal Adanya Perguruan Tinggi Negeri”. hal 76.
FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG SEMARANG RAYA
Sekretariat : Jln. Gondang Barat III No. 9, Kec. Tembalang, Kota Semarang.
Email : fmn.semarangan@gmail.com No.HP : 08973409234

REFERENSI

Semua penulisan mengacu pada hasil kajian dari Agung Raafi dan Ulil Albab,
yang berjudul “ANALISIS KONSTRUKSI PEMBIAYAAN PTN-BH DAN KELEMAHAN-
KELEMAHAN DALAM SISTEM BKT DAN UKT YANG MEMUNCULKAN BERBAGAI
MASALAH DALAM PONDASI AWAL ADANYA PERGURUAN TINGGI NEGERI”, yang
dirilis pada tanggal 2 mei 2019. Untuk para pembaca yang ingin membaca kajian
tersebut atau membantahnya, silahkan klik link di bawah ini:

bit.ly/ASUkoe
(ASUnya gede yaaa)
(eh itu wajib dibaca ya, agar
dapat memahami kajian ini)

terimakasih

Anda mungkin juga menyukai