Anda di halaman 1dari 3

Ingat seluruh pengalaman Anda dalam merancang dan menerapkan pembelajaran jarak

jauh. Bagaimana alur pengalaman Anda sejak awal merancang hingga menerapkan
pembelajaran jarak jauh? Bagaimana kondisi awal? Apa tantangan yang dihadapi? Apa
yang Anda lakukan untuk mengatasi tantangan?
Pandemi covid 19 datang seperti pencuri yang secara tiba-tiba mengejutkan dunia. Hal tersebut
tentunya berpengaruh secara langsung terhadap dunia pendidikan di tanah air. Digerakannya
pembelajaran jarak jauh dimasa pandemi memang terbilang sangat luar biasa. Tapi tentunya
kita tahu, bahwa Indonesia adalah negara kepulauan yang pembangunannya tidak merata. Jika
merancang pembelajaran jarak jauh untuk siswa yang berada di wilayah perkotaan dengan
dukungan fasilitas internet yang memadai, apa lagi banyak orang tua yang nota bene orang-
orang berpendidikan tentulah tidak terlalu sulit. Tetapi keadaan sebaliknya jika Anda berada di
wilayah 3T seperti halnya kami di Kabupaten Lembata, Provinsi NTT saat ini.
Jangankan fasilitas pendukung, kepedulian orang tua terhadap dunia pendidikan bisa dibilang
sangatlah minim. Hanya beberapa dari mereka yang mau mendukung karena merasa
pendidikan dapat mengubah masa depan anak-anak mereka. Memang ada beberapa dari
mereka yang membelikan android untuk anak-anaknya, tetapi itu bukan berarti untuk
mendukung pembelajaran anak. Ini hanya sekedar mengikuti trand saat ini, akhibatnya banyak
kejadian sangat memilukan yang kita hadapi. Sebagai salah satu contoh anak menipu orang tua
untuk membeli paket data yang akan digunakan dalam pembelajaran dimasa pandemi dengan
mengatasnamakan satuan pendidikan. Padahal setelah diperoleh, malahan dihabiskan untuk
bermedsos atau pun bermain game. Dan justeru menghabiskan banyak waktu untuk hal
tersebut karena tanpa pengawasan orang tua, yang mana pengetahuan mereka tentang
teknologi masih sangat minim.
Lantas proses pembelajaran seperti apa yang cocok dijalankan pada daerah 3T saat
menghadapi situasi pandemi ini. Dengan pertimbangan proses yang biasa dilakukan universitas
terbuka, merupakan jalan terbaik yang dapat diadopsi dengan mempertimbangkan juga
karakteristik siswa kita. Ya, dalam proses pembelajaran yang dilakukan universitas terbuka
memang selalu mengandalkan pembelajaran mandiri dengan modul, selain tatap muka secara
berjenjang. Lantas apakah modul cocok digunakan dalam pembelajaran jarak jauh untuk anak
setingkat SMP di daerah 3T. Mungkin jawabannya akan berbeda, dengan mempertimbangkan
karakteristik siswa kita masing-masing. Nah untuk menjawabi hal tersebut, kita butuh asesmen
diagnostik awal untuk mengetahui kesiapan baik siswa, maupun orang tua mereka masing-
masing dalam menjalankan pembelajaran dari rumah.
Dengan wawancara terbuka sebagai bagian dari asesmen diagnostik awal melalui pola guru
kunjung (GK), saya mendapatkan beberapa hasil yang dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran
jarak jauh secara keseluruhan hanya dapat dilakukan dengan pola guru kunjung, walaupun ada
beberapa dari mereka yang mau melakukannya secara daring. Dan modul menjadi
kesepakatan kami sebagai media yang akan digunakan nanti dalam pembelajaran. Hanya saja,
masih banyak siswa yang tidak dapat didampingi orang tua mereka dalam proses pembelajaran
di rumah dengan berbagai alasan misalnya, sibuk dengan pekerjaan, tidak dapat membantu
anaknya masing-masing karena rendahnya tingkatan pendidikan orangtua (terutama ibu) yang
rata-rata hanya tamatan sekolah dasar.
Berangkat dari hasil asesmen diagnostik awal, saya kemudian membuat sebuah modul yang di
dalamnya memuat materi untuk kompetensi dasar 3.1 mengenai membuat generalisasi dari
pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi objek, dilengkapi dengan soal Latihan
sebagai tagihannya. Selain merancang modul, hal lain yang dilakukan guru adalah membuat
jadwal guru kunjung untuk 6 wilayah besar yang menjadi zona dari SMPN 2 Nubatukan antara
lain, daerah Waijarang, Pada, Waikilok, Bluwa, Waikomo, dan Lusikawak. Karena terdiri dari 6
wilayah, maka dengan mudah dapat saya kunjungi sekali dalam seminggu untuk tiap wilayah
masing-masing.
Semuanya berjalan baik-baik saja pada pertemuan-pertemuan awal, sebab pada saat itu
memang masih sendiri melakukan program guru kunjung, dimana semua rekan-rekan guru
masih menunggu aba-aba dari atasan seperti biasanya. Namun kendala pun mulai muncul
ketika semua guru melakukan hal yang sama. Siswa mulai mengeluh banyak tumpukkan tugas,
dan kebingungan harus mendahulukan yang mana. Karena mengejar waktu dan target, maka
akibatnya mereka hanya fokus pada penyelesaian tugas, tanpa harus terlebih dahulu membaca
dan memahami dengan benar isi modul.

Dari pengalaman yang telah Anda jelaskan sebelumnya, bagaimana respon dan
komentar dari siswa Anda? Apa usulan siswa untuk pengembangan pembelajaran jarak
jauh selanjutnya?
Berdasarkan persoalan yang dihadapi, dan untuk memenuhi salah satu komponen keterampilan
abad 21 yaitu literasi, maka saya mencoba merancang media baru yang memang cocok untuk
berliterasi dimasa pandemi. Atas dasar data dan pengalaman dalam mengelolah taman baca
pribadi di rumah, ternyata usia mereka lebih cenderung membaca buku yang bernuansa
gambar seperti komik. Maka bermodalkan sedikit pengetahuan tentang software comiclife 3,
saya mencoba merancang sebuah komik pembelajaran yang kemudian diberi nama The Math
Comic. Memang butuh keahlian khusus dalam merancang skenario seperti seorang sutradara,
tetapi dengan sedikit percaya diri saya berani mengambil keputusan itu. Komik tersebut
didesain dengan menghadirkan masalah awal yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari-
hari terutama ditengah pandemic covid 19. Masalah yang disajikan ingin mengarahkan siswa
untuk memahami mengapa kita semua harus melakukan social distancing yang dikaji secara
matematis. Dari masalah tersebut kemudian dikembangkan sehingga dapat mencakup 5
kompetensi dasar (KD) sekaligus yaitu KD 3.1 s.d KD 3.5.
Bertepatan dengan selesainya rancangan komic, sekolah kami mendapatkan izin dari daerah
untuk melakukan pembelajaran tatap muka (TM) dengan sistem sift. Dimana untuk kelas 8 yang
saya ampu mendapat kesempatan 2 hari dalam seminggu. Dengan perubahan tersebut, maka
rancangan pembelajaran yang awalnya hanya dengan program guru kunjung, saya
kembangkan lagi dengan memadukan tatap muka dan guru kunjung berdasarkan perbandingan
TM : GK = 2 : 4. Untuk program guru kunjung yang hanya meninggalkan 4 hari dengan 6
wilayah besar kunjungan tentunya tidak seefektif seperti rancangan awal. Dengan asesmen
diagnostik lanjutan dan juga berdasarkan evaluasi terhadap proses yang telah dijalankan, maka
4 hari tersebut saya fokuskan hanya untuk siswa yang bermasalah (lambat dalam merespon
tugas yang diberikan, dan juga memiliki permasalahan serius di rumah).
Karena pembelajarannya berbasis proyek, maka produk yang menjadi tagihannya selama satu
semester adalah membuat koneksi matematika (antar materi dan materi, serta matari dengan
kehidupan nyata) berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh setelah membaca komik.
Koneksi yang diharapkan, berdasarkan kelima KD yang telah disebutkan di atas. Dari kelima
KD tersebut memuat materi pola bilangan, koordinat kartesius, relasi dan fungsi, persamaan
garis lurus, dan sistem persamaan linier dua variabel. Sehingga komik yang dihasilkan setebal
52 halaman dengan 3 bagian besar yaitu, cerita hari pertama tentang covid 19 sebagai
pengantar, cerita hari kedua tentang menentukan titik-titik koordinat dan menggambar garis
lurus pada bidang kartesius, cerita hari ketiga tentang menentukan persamaan garis lurus
sekaligus menentukan solusi dari sistem persamaan linier dua variabel dengan menggambar
grafik.
Berdasarkan inovasi pembelajaran yang saya lakukan tersebut, siswa benar-benar menyambut
dengan sangat antusias. Hal pertama yang membuat mereka merasa lebih nyaman adalah,
tidak terhimpit waktu untuk mengejar target karena dijalankan selama satu semester terhitung
sejak bulan Agustus s.d November 2020. Tidak harus menyelesaikan pekerjaan (membaca
modul) secara maraton, karena terburu dengan tugas yang segera diselesaikan setelah
membaca modul. Selain nyaman karena tidak terhimpit dengan waktu, komik juga dapat dibaca
dalam nuansa rekreasi dan tidak harus dalam pengawasan yang ketat dari orang tua. Sebab
bacaannya berisi cerita yang erat kaitannya dengan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Tugasnya pun secara terstruktur yang terdiri dari 4 tahapan yaitu, membaca komik (selama
bulan Agustus), menuliskan informasi yang diperoleh setelah membaca komik (selama bulan
September), membuat koneksi matematika (selama bulan Oktober), mempresentasikan hasil
membuat koneksi matematika (selama bulan November).
Awal proses pembelajaran yang memadukan antara tatap muka dan program guru kunjung,
dengan bantuan the math comic sedikit terhambat saat saya selaku guru mengalami
kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan luka cukup serius. Tapi syukurlah dengan
bekerjasama antar guru lintas mata pelajaran, saya tetap dapat melayani proses pembelajaran
yang seharusnya tatap muka menjadi virtual dengan memanfaatkan aplikasi zoom meeting.
Siswa dituntun untuk memahami isi komik oleh saya sendiri selaku guru mata pelajaran,
dengan dibantu oleh dua orang guru yaitu guru TIK dan guru matematika dalam menyiapkan
teknisnya bersama siswa di dalam kelas. Dengan demikian, mereka dapat memahami proses
pembelajaran secara daring yang selama ini hanya mereka dengar, sekaligus meningkatkan
pemahaman mereka tentang literasi ICT.

Apa perbedaan praktik pembelajaran jarak jauh yang Anda lakukan antara sebelum dan
sesudah mengikuti program Guru Belajar seri Masa Pandemi COVID-19? Tuliskan poin
perbedaan beserta bukti dan penjelasannya.
Berdasarkan pembelajaran yang telah dilakukan secara daring, mereka menjadi tertarik dan
menginginkan pembelajaran yang demikian pada waktu mendatang. Tapi sayang saya harus
memberikan klarifikasi, karena tidak setiap mereka mempunyai sarana yang dapat mendukung
hal ini. Untuk mengganti rasa penasaran mereka tentang manfaat ICT dalam proses
pembelajaran, saya mengajak mereka untuk menyepakati bersama tahapan akhir dari tugas
terstruktur yaitu tahap presentasi dilakukan dengan merekam diri sendiri, dengan bantuan
anggota keluarga yang lain, atau bekerja dengan teman yang kebetulan berdekatan. Hal
tersebut dilakukan untuk memenuhi unsur kompetensi yaitu kolaborasi dan komunikasi.
Sedangkan unsur berpikir kritis dan kreatif dapat terbentuk saat siswa membuat koneksi
matematika.
Dengan melakukan asesmen diagnostik awal dan lanjutan, saya selaku guru dapat
menghasilkan media yang cocok dengan karakteristik siswa, yang semula hanya berupa modul
biasa, menjadi komik bernuansa matematika, dan dapat mencakup 5 KD sekaligus.
Pembelajaran dengan bantuan komik dapat melahirkan beberapa unsur literasi sekaligus
seperti literasi huruf, literasi angka, dan literasi finansial yang ditunjukkan dalam sebuah cerita
sebagai masalah awal dalam membentuk sebuah garis lurus. Selain literasi huruf, angka, dan
finansial, juga terdapat literasi ICT yang dapat ditunjukkan dengan siswa mengkreasi video
presentasi. Untuk 4 unsur komptensi yaitu berpikir kritis dan kreatif, dapat terpenuhi saat siswa
membuat koneksi matematika (antar materi, maupun materi dengan kehidupan sehari-hari).
Sedangkan unsur kolaborasi dan komunikasi dapat terpenuhi saat membuat video presentasi.
Sedangkan model pembelajaran yang dipilih, yaitu pembelajaran berbasis proyek, dapat
memberikan peluang bagi siswa untuk mencipta koneksi matematika yang dapat dikategorikan
dalam level HOTS.

Silahkan unggah poster perbedaan pembelajaran jarak jauh sebelum dan sesudah
mengikuti program Guru Belajar seri Masa Pandemi COVID-19
Klik untuk LIhat Poster

Anda mungkin juga menyukai