(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA/ MA/ SMK
Mata Pelajaran : Bahasa Jawa
Kelas/Semester : XII/1
Materi Pokok : Seni Pertunjukan
Alokasi Waktu : 8 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berin- teraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di.
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Selama dan setelah proses pembelajaran siswa mensyukuri anugerah Tuhan keberadaan
bahasa Jawa dan menggunakannya sesuai kaidah dan konteks mempersatukan bangsa.
2. Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa dapat menunjukkan rasa syukur atas
anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Jawa dan menggunakannya sebagai sarana
komunikasi dalam memahami Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan
3. Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa menunjukkan prilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, dan proaktif dalam menggunakan bahasa Jawa untuk memahami
Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan
4. Setelah membaca contoh Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan dan
mendiskusikan, siswa dapat menentukan Karateristik, fungsi dan manfaat seni
pertunjukan hasil observasi baik melalui lisan maupun tulisan.
Pertemuan 2
1. Selama dan setelah proses pembelajaran siswa mensyukuri anugerah Tuhan keberadaan
bahasa Jawa dan menggunakannya sesuai kaidah dan konteks mempersatukan bangsa.
2. Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa dapat menunjukkan rasa syukur atas
anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Jawa dan menggunakannya sebagai sarana
komunikasi dalam menginterpretasi Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan.
3. Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa menunjukkan prilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, dan proaktif dalam menggunakan bahasa Jawa untuk menginterpretasi
Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan.
4. Setelah memahami Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan dan mendiskusikan,
siswa dapat menginterpretasi Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan
Pertemuan 3 dan 4
1. Selama dan setelah proses pembelajaran siswa mensyukuri anugerah Tuhan keberadaan
bahasa Jawa dan menggunakannya sesuai kaidah dan konteks mempersatukan bangsa.
2. Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa dapat menunjukkan rasa syukur atas
anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Jawa dan menggunakannya sebagai sarana
komunikasi dalam Mempresentasikan Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan.
3. Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa menunjukkan prilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, dan proaktif dalam menggunakan bahasa Jawa untuk Mempresentasikan
Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan.
4. Setelah memahami Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan dan mendiskusikan,
siswa dapat Mempresentasikan Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan
D. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Pemahaman Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan
a. Pengertian Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan
b. Kata-kata sukar wacana tentang Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan
c. Ajaran moral Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan
Pertemuan 2
2. Penginterpretasian Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan
a. Hakikat menginterpretasi Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan
b. Interpretasi Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan
Pertemuan 3 dan 4
3. Cara Mempresentasikan Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan
a. Mempresentasikan Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan dengan
memperhatikan wiraga, wirawa, wiraswara dan wirasa
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : scientific
Metode : diskusi, tanya jawab, penugasan
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
Alokasi
Bagian Kegiatan Pembelajarn
Waktu
Pendahuluan a. Siswa memberi salam hormat kepada guru, berdoa, dan 10 menit
mengkondisikan diri siap belajar.
b. Siswa bertanya jawab (dengan siswa yang lain dan guru)
berkaitan dengan materi Karateristik, fungsi dan manfaat
seni pertunjukan yang akan dipelajari.
c. Siswa menyimak tujuan pembelajaran dan manfaat
menguasai materi pembelajaran.
d. Siswa menyimak pokok-pokok/cakupan meteri
pembelajaran
Inti Mengamati 10 menit
a. Siswa secara berkelompok mengamati Karateristik,
fungsi dan manfaat seni pertunjukan dari berbagai
sumber dengan jujur dan bertanggung jawab.
b. Siswa memerhatikan penjelasan tentang Karateristik,
fungsi dan manfaat seni pertunjukan dengan bertanggung
jawab.
Menanya 10 menit
a. Siswa berdiskusi secara berkelompok tentang
Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan dari
berbagai sumber serta tentang Karateristik, fungsi dan
manfaat seni pertunjukan dengan bertanggung jawab.
Mengeksplorasi 15 menit
a. Siswa mengumpulkan informasi dari kelompok satu ke
kelompok yang lain tentang struktur, metrum,
Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan dengan
proaktif dan bertanggung jawab
b. Siswa secara individu mencoba menentukan
Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan dengan
jujur dan bertanggung jawab.
c. Siswa mengumpulkan informasi tenteng Karateristik,
fungsi dan manfaat seni pertunjukan
Mengasosiasi 15 menit
a. Siswa secara berkelompok menyimpulkan Karateristik,
fungsi dan manfaat seni pertunjukan dengan jujur dan
penuh tanggung jawab.
b. Siswa secara berkelompok meyimpulkan tenteng
Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan
Mengomunikasikan 15 menit
a. Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi tentang
Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan dengan
jujur dan bertanggung jawab
b. Masing-masing kelompok secara pro aktif memberikan
tanggapan dengan jujur dan bertanggung jawab
Penutup a. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang diajarkan 15 Menit
tentang Karateristik, fungsi dan manfaat seni
pertunjukan berdasarkan struktur dan kaidah.
b. Siswa melalukan refleksi terkait pembelajaran yang baru
berlangsung dengan membuat catatan penguasaan materi.
c. Siswa mengerjakan evaluasi formatif berkaitan
Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan.
d. Siswa saling bertukar pekerjaan dan mengoreksi
pekerjaan serta memberikan umpan balik hasil evaluasi.
e. Siswa memperoleh tugas pengayaan untuk
mendeskripsikan Karateristik, fungsi dan manfaat seni
pertunjukan dari bebagai sumber.
Pertemuan- 2
Alokasi
Bagian Kegiatan Pembelajaran
Waktu
a. Siswa memberi salam hormat kepada guru, berdoa dan 10 menit
mengkondisikan diri siap belajar dengan tertib dan
penggunaan bahasa yang santun
b. Siswa dan guru bertanya jawab berkaitan dengan materi
Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan yang
sudah didapatkan siswa pada pembelajaran sebelumnya
Pendahuluan
dengan kritis dan cermat
c. Siswa menyimak tujuan pembelajaran dan memberikan
penjelasan tentang manfaat menguasai materi
pembelajaran dengan jujur dan tanggung jawab
d. Siswa menyimak pokok-pokok/cakupan meteri
pembelajaran dengan jujur dan tanggung jawab
Inti Mengamati 10 menit
a. Siswa secara berkelompok mengamati Karateristik,
fungsi dan manfaat seni pertunjukan dari berbagai
sumber dengan bertanggung jawab
b. Siswa memperhatikan bagaimana Karateristik, fungsi dan
manfaat seni pertunjukan dari berbagai sumber dengan
bertanggung jawab
Menanya 10 menit
a. Siswa berdiskusi secara berkelompok tentang
menginterpretasi Karateristik, fungsi dan manfaat seni
pertunjukan dari berbagai sumber dengan jujur dan
bertanggung jawab.
Mengksplorasi 15 menit
a. Siswa mengumpulkan informasi secara proaktif dari
kelompok satu ke kelompok yang lain tentang
menginterpretasi Karateristik, fungsi dan manfaat seni
pertunjukan dari berbagai sumber dengan jujur dan
bertanggung jawab
b. Siswa secara individu mencoba menginterpretasi
Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan dari
berbagai sumberdengan jujur dan bertanggung jawab
Mengasosiasi 15 menit
a. Siswa proaktif dalam kelompok untuk menyimpulkan
interpretasi Karateristik, fungsi dan manfaat seni
pertunjukan dari berbagai acara
Mengomunikasikan 15 menit
a. Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi tentang
interpretasi Karateristik, fungsi dan manfaat seni
pertunjukan dari berbagai sumberdengan jujur dan
bertanggung jawab
b. Masing-masing kelompok secara proaktif memberikan
tanggapan dengan jujur dan bertanggung jawab
Penutup a. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang diajarkan 15 menit
tentang interpretasi Karateristik, fungsi dan manfaat seni
pertunjukan dari berbagai sumberdengan jujur dan
bertanggung jawab
b. Siswa melalukan refleksi terkait pembelajaran yang baru
berlangsung dengan membuat catatan penguasaan materi
dengan jujur dan tanggung jawab
c. Siswa mengerjakan evaluasi formatif berkaitan
menangkap Karateristik, fungsi dan manfaat seni
pertunjukan.
d. Siswa saling bertukar pekerjaan dan mengoreksi
pekerjaan serta memberikan umpan balik hasil evaluasi.
e. Siswa menerima tugas mencipta Karateristik, fungsi dan
manfaat seni pertunjukan yang akan dibicarakan pada
pertemuan berikutnya.
Pertemuan- 3 dan 4
Alokasi
Bagian Kegiatan Pembelajaran
Waktu
a. Siswa memberi salam hormat kepada guru, berdoa dan 10 menit
mengkondisikan diri siap belajar dengan tertib dan
penggunaan bahasa yang santun
b. Siswa dan guru bertanya jawab berkaitan dengan materi
presentasi Karateristik, fungsi dan manfaat seni
pertunjukan yang sudah ditulis siswa pada pembelajaran
Pendahuluan
sebelumnya dengan kritis dan cermat
c. Siswa menyimak tujuan pembelajaran dan memberikan
penjelasan tentang manfaat menguasai materi
pembelajaran dengan jujur dan tanggung jawab
d. Siswa menyimak pokok-pokok/cakupan meteri
pembelajaran dengan jujur dan tanggung jawab
Inti Mengamati 10 menit
a. Siswa secara berkelompok mengamati presentasi
Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan dengan
tepat dengan bertanggung jawab
b. Siswa memperhatikan bagaimana presentasi
Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan dengan
tepat dengan bertanggung jawab
Menanya 10 menit
b. Siswa berdiskusi secara berkelompok tentang presentasi
Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan dengan
tepat dengan jujur dan bertanggung jawab.
Mengumpulkan data 15 menit
a. Siswa mengumpulkan informasi secara proaktif dari
berbagai sumber tentang presentasi Karateristik, fungsi
dan manfaat seni pertunjukan dengan tepat dengan jujur
dan bertanggung jawab
b. Siswa secara kelompok mencoba mendiskusikan
presentasi Karateristik, fungsi dan manfaat seni
pertunjukan dengan tepat dengan jujur dan bertanggung
jawab
Mengasosiasi 15 menit
a. Siswa proaktif dalam kelompok untuk menyimpulkan
presentasi Karateristik, fungsi dan manfaat seni
pertunjukan dengan tepat
Mengomunikasikan 15 menit
a. Masing-masing individu/ Kelompok Mempresentasikan
Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan dengan
jujur dan bertanggung jawab
b. Masing-masing individu/ kelompok secara proaktif
memberikan tanggapan dengan jujur dan bertanggung
jawab
Penutup a. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang diajarkan 15 menit
tentang presentasi Karateristik, fungsi dan manfaat seni
pertunjukan dengan tepat dengan jujur dan bertanggung
jawab
b. Siswa melalukan refleksi terkait pembelajaran yang baru
berlangsung dengan membuat catatan penguasaan materi
dengan jujur dan tanggung jawab
c. Siswa mengerjakan evaluasi formatif berkaitan
Mempresentasikan Karateristik, fungsi dan manfaat seni
pertunjukan.
d. Siswa saling bertukar pekerjaan dan mengoreksi
pekerjaan serta memberikan umpan balik hasil evaluasi.
e. Siswa menerima tugas membuat evaluasi Karateristik,
fungsi dan manfaat seni pertunjukan tentang ajaran moral
yang terkandung di dalamnya untuk di kumpul pada pada
pertemuan berikutnya.
2. Penilaian Sikap
1)Penilaian kompetensi sikap melalui Observasi
a. Teknik Penilaian : Observasi
b. Bentuk instrumen : Lembar Observasi
c. Kisi-kisi
Lembar Observasi
Sikap Spiritual
No. Sikap/ Indikator Butir
Nilai Pertanyaan
1 Jujur Menunjukkan perilaku tidak berbohong pada
kegiatan mengartikan kata sulit, menemukan pesan,
menyusun pesan
Berperilaku selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak
lain.
2 Disiplin Berperilaku selalu menyelesaikan tugas sesuai
dengan waktu yang dialokasikan dalam
pembelajaran
Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda v pada kolom yang sesuai dengan
keadaan dirimu yang sebenarnya.
d. Jurnal
Jurnal Penilaian
Nama:
Kelas :
1.
2.
2. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis
b. Bentuk instrumen : Uraian
c. Kisi-kisi
2. Keterampilan
a. Teknik Penilaian : Unjuk Kerja
b. Bentuk instrumen :Produk
c. Kisi-kisi
…………………………… ……………………………
…………………………… ……………………………
LAMPIRAN 1: Bahan Ajar
Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan
A. Pemahaman Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan
1. Hakikat Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan
Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan adalah yang merupakan jabaran tentang
suatu objek dari hasil pengamatan. ini memiliki struktur yang terdiri atas suatu pernyataan
umum yang dijabarkan melalui penjelasan aspek yang dilaporkan-aspek yang dilaporkan.
Babak 1
Sang Prabu Brawijaya katon sèkel ing galih, amarga kélangan
putri ontang-antingé kang aran Dewi Sekartaji. Ing paséwakan kedhaton Kedhiri, Prabu
Brawijaya banjur nganakaké sayembara kanggo nglari mendrané Dewi Sekartaji.
Prabu Brawijaya : “Sendhang arum lumèbèr myang segara madu. Kakang Patih apa kanthi
raharja anggènira séba ing ngarsaningsun?”
Patih Arya : ”Kawula nuwun, kanthi pangestu sinuwun, sowan kula mriki kebak ing
kasarasan. Wonten dhawuh punapa kanjeng prabu nimbali kula.”
Prabu Brawijaya : ”Kakang Patih, ana ing sajroning kaputrèn katon tanpa ana wekasé maling
aguna, ananging Dewi Sekartaji putriningsun uncat kaya kajumput déwa kang
linuwih. Kakang Patih anakna sayembara, sapa sing bisa nglari sauncaté
Dewi Sekartaji ora ketang anaké randha klèlèran bocah kabur
kanginan, yèn lanang dadiya jatukramané Dewi Sekarataji yèn wadon dadia
sedulur sinarawèdi Dewi Sekartaji.”
Patih Arya : ”Sendika dhawuh sinuwun.”
Sanalika iku ana jaka bagus tumeka ing paséwakan.
Prabu Brawijaya : ”Tèja-tèja suleksana, ora ana larangané wong takon sapa jenengmu?”
Jaka Kembang Kuning : ”Menawi kanjeng Prabu muji jasad kula, kula menika Jaka
Kembang Kuning sinuwun.”
Prabu Brawijaya : ”Ya, Jaka Kembang Kuning musadanana sauncaté Dewi Sekartaji, aja wani-
wani bali yèn durung nemokaké Dewi Sekartaji!”
Jaka Kembang Kuning : ”Sendika dhawuh sinuwun.”
Babak 2
Ing kedhaton sabrang, kratoné wong kang brangasan.
Raden Klana : ”Apa?!! Ing kedhiri ana sayembara?!! Ha.. ha.. ha.. ayo patih melu
nggoleki Dewi Sekartaji, aku pengin rabi karo Dewi Sekartaji sing ayu
kinyis-kinyis kae ha..ha..ha..”
Patih Sedah Rama : ”Sendika Gusti.”
Babak 3
Ing pasar Katumenggungan kang kahanané ramé banget. Akèh dagangan kayata pitik, daging
sapi, kacang godhog, tèla godhog, lsp. Jaka Kembang Kuning lan abdiné lagi nyamar dadi
tukang ngamèn barung terbang.
Jaka Kembang Kuning : ”Kakang, aja nganti ketara anggoné nyamar iki.”
Ki Tawang Alun : ”Inggih, Ndara.”
Jaka Kembang Kuning : ”Kakang, kaé lo.. ana wong wadon ayu banget, apa kae Dewi Sekartaji
ya, Kakang?”
Ki Tawang Alun : ”Inggih Ndara, kadosipun menika leres Dewi Sekartaji. Inggih leres,
Ndara.”
Jaka Kembang Kuning : ”Ngene Kakang, ayo bali menyang kraton Kedhiri, matur yèn Dewi
Sekartaji wis daktemokaké ing pasar Katumenggungan iki.”
Ki Tawang Alun : “Sendika, Ndara.”
Babak 4
Ing satengahé dalan Jaka Kembang Kuning dicegat dening bégal wadya balané Raden Klana.
Raden Klana : “É, ladalah.... ora udan ora barat kok ana bocah prubul-prubul lumaku
ing kéné. Sapa jenengmu, Ngger?”
Jaka Kembeng Kuning : ”Kula menika Jaka Kembang Kuning, duta saking Kanjeng Prabu
Brawijaya.”
Raden Klana : ”O, ha..ha..ha....iki kowé mesthiné diutus nggoleki Dewi Sekartaji. Ya
bener, wis tinemu durung?”
Jaka Kembang Kuning : ”Menawi sampun kenging menapa menawi dèrèng ugi kenging
menapa?”
Raden Klana : ”Wé, ladalah....ora gelem ngomong, apa wis ora tedhas tapak paluné
pandhé kowé iki!”
Jaka Kembang Kuning : ”Senajanta panjenengan rangkep sayuta, kula boten badhe omong.”
Jaka Kembang Kuning lan wadyabalané banjur perang amuk-amukan karo Raden Klana lan
wadyabalané. Wusanané perang iku dimenangaké dèning Jaka Kembang Kuning, déné Raden
Klana mati.
Babak 5
Ing pasèwakan kedhaton Kedhiri.
Prabu Brawijaya :“Jaka Kembang Kuning, kepiyé, wis tinemu karo Dewi Sekartaji
apa durung?”
Jaka Kembang Kuning :”Sampun Gusti, menika Gusti Putri Dwi Sekartaji.”
(Dewi Sekartaji mlebu didherekake Ki Tawang Alun).
Dewi Sekartaji : ”Rama Prabu, kula nyuwun pangapunten, sampun damel ruweting
penggalih panjenengan.”
Prabu Brawijaya : ”Ya, anakku Nggèr ora dadi apa. Sabda pandhita ratu tan wola wali.
Jaka Kembang Kuning, sira pancèn bocah kang wis angentasi gawé.
Saiki sira sun dadèkaké jodhoné Dewi Sekartaji.”
Jaka Kembang Kuning lan Dewi Sekartaji banjur palakrama.
Tamat
(Sumber: Wayang Bèbèr Jawa Timur, Rudhi Prasetyo, 2007)
a. Mendeskripsikan arti kata-kata sulit pada Karateristik, fungsi dan manfaat seni
pertunjukan kethoprak
Saat kalian membaca Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan di atas ada kata-
kata sulit yang kalian temukan? Artikanlah kata-kata sulit tersebut dengan menggunakan
Baoesastra Jawa. Kata-kata sulit pada Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan
sebagai berikut
2 Fungsi ………………………………………………………..
3 Manfaat ………………………………………………………..
Cermatilah sekali lagi Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan dibawah ini!
SRANDHUL
Kesenian ’srandhul’ kagolong ’drama tari’. Katitik saka crita kang biasa digelarake, ana bedane
antara daerah kang siji karo daerah liyane. Ing daerah tinamtu, crita sing kerep
digelarake kesenian ’srandhul’ yaiku crita rakyat saka paraga-paraga tinemtu kang misuwur, lan
ing daerah liyane kesenian ’srandhul’ iki mung nontonake crita rakyat winates mung paraga
’dadung awuk’ wae, mula bisa diarani kesenian ’dadung awuk’. Nanging sanajan mengkono,
piranti tetabuhan kang digunakake lan cara penganggone padha wae. Kanggo mentaske
tontonan ’srandhul’, dibutuhake paraga cacahe wong 15, yaiku wong 5 niyaga lan wong 9 dadi
paraga lakon. Paraga lakon ’srandhul’ ana kang kadhapuk saka priya lan wanita, nanging ana uga
kang kadhapuk saka paraga priya wae, satemah paraga lakon wanita dilakonake dening paraga
priya.
Sandhangan kang dianggo ing tontonan srandhul kuwi sandhangan kang adate dianggo
dening wong desa, ditambah nganggo paesan kang padha kaya apa kang dadi lakone Dene
anggone cecaturan ing tontonan ’srandhul’ uga caturan kang biasa dianggo ana ing urip sedina-
dinane. Dene anggone nggelaraken lakone diwujudake nganggo tarian. Piranti tetabuhan kang
digunakake awujud angklung, ketipung lan kendhang. Dene papan kanggo tontonan ’srandhul’
ana ing lapangan migunakake lampu pepadhang kang nganti saiki tetep digunakake, yaiku obor,
mula tontonan ’srandhul’ digelarake ing wayah wengi, dene wektu lan suwene ora temtu, manut
marang panyuwunane kang duwe gawe. Kanggo miwiti, tontonan mung wujud tetabuhan.
Dening Th. Pegeaud, ’srandhul’ wujud tontonan kang dianakke dening rakyat lan kanggo rakyat
desa kaya dene tontonan khas rakyat Ngayogyakarta, Wonogiri lan Pajang. Dene miturut
budayawan Kunto Wijoyo, tontonan iki kawujud saka budaya panguripan ing tlatah pegunungan
kang cingkrang lan kurang banyu.
Mula bukane tontonan kang dhisik luwih wujud ’mbarang’ (ngamen) ing daerah
Wonogiri, wiwit dadi tontonan kang moncer ana ing daerah kulon. Kesenian iki diwiwiti saka
dalan utama ing perangan sisih lor/tengah (wiwit Bayat, Klaten, Prambanan, Sambilegi,
Wonocatur, Sayegan, Bangunjiwa, Kasihan) lan kidul (wiwit Pesisir Pundong, Kreteg,
Bambanglipuro, Srandakan, Sewon, Banguntapan, Sedayu, Kasihan). Ing perangan dalan
lor/tengah biasane nontonake lakon-lakon ’dadung awuk’. Dene dalan kidul nggelarake lakon
kang dijupuk saka serat Babad Menak, satemah akeh crita kang mambu siyar Islam (contone
lakon gugure Wong Ageng Menak Jayengrana). Nganti moncere, tontonan srandhul iki wis
ngalami owah-owahan sing okeh, saka ana gerakan, papan, kembangan crita, rias-busana, piranti
tetabuhan, paraga tari, peralatan tontonan, urutan crita, lan liya-liyane.
Kesenian srandhul miwit ana nalika jaman ontran-ontran Pangeran Diponegoro karo Sri
Susuhunan Paku Buwono VI. Moncere kesenian iki bebarengan karo anane owah-owahan
politik lan kawicaksaan agraria kanthi anane tanam paksa ing desa-desa dening pamerintah
kolonial Walanda. Bab kuwi kang njalari tontonan srandhul iki kaya tontonan pralambang
satire kang alus lan unik minangka wujud tangkeping sikep rakyat marang penjajahan
Walanda, kaya dene jiwaning seni perlawanan kang ana ing tontonan seni ing daerah liya, kaya
seni ”ludruk” ing Jawa Timur. Kaya umume seni khas rakyat, swasana paguyuban krasa kuwat
banget.
Para paraga ing kesenian srandhul iki paling ora dumadi saka wong 5 kang mesthi ana
ing pakem crita utama, yaiku : Jatikarna (Ratu Puserbumi), Patih Srandhul (Patih Puserbumi),
Endang Puraisin (kakange Jatikarna), Nagadewa lan Gabahrata (kekarone Ratu lan Patih saka
Nglakata). Dene critane ora adoh saka lakon rebutan jasad Wong Ageng Menak Jayengrana
antarane Kraton Puserbumi lan Kraton Nglakata.
(Kapetik saking:jkdevacbp.blogspot.com,kanthi owah-owahan sawetara)
LK 1 : Menagkap Makna kata Sulit
Interpretasilah kata-kata yang sulit pada Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan di
atas!
2 ………………………… ………………………………………………………..
3 ………………………… ………………………………………………………..
4 ………………………… ………………………………………………………..
Simpulan:.......................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
..........................
LK 3 : Menginterpretasi Makna
SIMPULAN
.....................................................................................................................
............................................................................................................. .......
.....................................................................................................................
...................................................................................................... ..............
.....................................................................................................................
............................................................................................... .....................
.....................................................................................................................
........................................................................................ ............................
.....................................................................................................................
................................................................................. ...................................
.....................................................................................................................
.......................................................................... ..........................................
.....................................................................................................................
................................................................... .................................................
.....................................................................................................................
............................................................
Lampiran 3: INSTRUMEN PENILAIAN
1. Sikap Spiritual
1)Penilaian kompetensi sikap melalui Observasi
a. Teknik Penilaian : Observasi
b. Bentuk instrumen : Lembar Observasi
c. Kisi-kisi
Lembar Observasi
Sikap Spiritual
No. Sikap/ Indikator Butir
Nilai Pertanyaan
1 Jujur Menunjukkan perilaku tidak berbohong pada
kegiatan mengartikan kata sulit, menemukan
pesan, menyusun pesan
Berperilaku selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap
diri dan pihak lain.
2 Disiplin Berperilaku selalu menyelesaikan tugas sesuai
dengan waktu yang dialokasikan dalam
pembelajaran
Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda v pada kolom yang sesuai dengan
keadaan dirimu yang sebenarnya.
g. Jurnal
Jurnal Penilaian
Nama:
Kelas :
1.
2.
2. PENGETAHUAN
TES URAIAN
Petunjuk
1. Baca secara cermat Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan berikut!
SRANDHUL
Kesenian ’srandhul’ kagolong ’drama tari’. Katitik saka crita kang biasa digelarake, ana
bedane antara daerah kang siji karo daerah liyane. Ing daerah tinamtu, crita sing
kerep digelarake kesenian ’srandhul’ yaiku crita rakyat saka paraga-paraga tinemtu kang
misuwur, lan ing daerah liyane kesenian ’srandhul’ iki mung nontonake crita rakyat
winates mung paraga ’dadung awuk’ wae, mula bisa diarani kesenian ’dadung awuk’.
Nanging sanajan mengkono, piranti tetabuhan kang digunakake lan cara penganggone
padha wae. Kanggo mentaske tontonan ’srandhul’, dibutuhake paraga cacahe wong 15,
yaiku wong 5 niyaga lan wong 9 dadi paraga lakon. Paraga lakon ’srandhul’ ana kang
kadhapuk saka priya lan wanita, nanging ana uga kang kadhapuk saka paraga priya wae,
satemah paraga lakon wanita dilakonake dening paraga priya.
Sandhangan kang dianggo ing tontonan srandhul kuwi sandhangan kang adate
dianggo dening wong desa, ditambah nganggo paesan kang padha kaya apa kang dadi
lakone Dene anggone cecaturan ing tontonan ’srandhul’ uga caturan kang biasa dianggo
ana ing urip sedina-dinane. Dene anggone nggelaraken lakone diwujudake nganggo
tarian. Piranti tetabuhan kang digunakake awujud angklung, ketipung lan kendhang.
Dene papan kanggo tontonan ’srandhul’ ana ing lapangan migunakake lampu pepadhang
kang nganti saiki tetep digunakake, yaiku obor, mula tontonan ’srandhul’ digelarake ing
wayah wengi, dene wektu lan suwene ora temtu, manut marang panyuwunane kang duwe
gawe. Kanggo miwiti, tontonan mung wujud tetabuhan.
Dening Th. Pegeaud, ’srandhul’ wujud tontonan kang dianakke dening rakyat lan
kanggo rakyat desa kaya dene tontonan khas rakyat Ngayogyakarta, Wonogiri lan Pajang.
Dene miturut budayawan Kunto Wijoyo, tontonan iki kawujud saka budaya panguripan
ing tlatah pegunungan kang cingkrang lan kurang banyu.
Mula bukane tontonan kang dhisik luwih wujud ’mbarang’ (ngamen) ing daerah Wonogiri,
wiwit dadi tontonan kang moncer ana ing daerah kulon. Kesenian iki diwiwiti saka dalan
utama ing perangan sisih lor/tengah (wiwit Bayat, Klaten, Prambanan, Sambilegi,
Wonocatur, Sayegan, Bangunjiwa, Kasihan) lan kidul (wiwit Pesisir Pundong, Kreteg,
Bambanglipuro, Srandakan, Sewon, Banguntapan, Sedayu, Kasihan). Ing perangan dalan
lor/tengah biasane nontonake lakon-lakon ’dadung awuk’. Dene dalan kidul nggelarake
lakon kang dijupuk saka serat Babad Menak, satemah akeh crita kang mambu siyar Islam
(contone lakon gugure Wong Ageng Menak Jayengrana). Nganti moncere, tontonan
srandhul iki wis ngalami owah-owahan sing okeh, saka ana gerakan, papan, kembangan
crita, rias-busana, piranti tetabuhan, paraga tari, peralatan tontonan, urutan crita, lan liya-
liyane.
Kesenian srandhul miwit ana nalika jaman ontran-ontran Pangeran Diponegoro
karo Sri Susuhunan Paku Buwono VI. Moncere kesenian iki bebarengan karo anane owah-
owahan politik lan kawicaksaan agraria kanthi anane tanam paksa ing desa-desa dening
pamerintah kolonial Walanda. Bab kuwi kang njalari tontonan srandhul iki kaya
tontonan pralambang satire kang alus lan unik minangka wujud tangkeping sikep
rakyat marang penjajahan Walanda, kaya dene jiwaning seni perlawanan kang ana ing
tontonan seni ing daerah liya, kaya seni ”ludruk” ing Jawa Timur. Kaya umume seni khas
rakyat, swasana paguyuban krasa kuwat banget.
Para paraga ing kesenian srandhul iki paling ora dumadi saka wong 5 kang mesthi
ana ing pakem crita utama, yaiku : Jatikarna (Ratu Puserbumi), Patih Srandhul (Patih
Puserbumi), Endang Puraisin (kakange Jatikarna), Nagadewa lan Gabahrata (kekarone
Ratu lan Patih saka Nglakata). Dene critane ora adoh saka lakon rebutan jasad Wong
Ageng Menak Jayengrana antarane Kraton Puserbumi lan Kraton Nglakata.
(Kapetik saking:jkdevacbp.blogspot.com,kanthi owah-owahan sawetara)
2. Setelah itu, jawablah pertanyaan berikut!
a. Berdasarkan Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan yang diberikan, jawablah
pertanyaan- pertanyaan berikut untuk mengetahui pemahaman kalian tentang
Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan!
1. Geneya srandhul diarani kesenian dadung awuk?
......................................................................................................................................
..................................................................................................................................
2. Paraga kesenian srandhul ana pira? Sebutna!
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
3. Kapan mula bukane srandhul?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
4. Sandhangan apa sing digunakake paraga srandhul?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
5. Ana limang paraga lakon sing mesthi ana ing crita srandhul. Coba sebutna!
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
b. Berdasarkan Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan yang diberikan, jelaskan
tentang nilai pendidikan yang terdapat di dalam seni pertunjukan tersebut!
c. Berdasarkan Karateristik, fungsi dan manfaat seni pertunjukan, deskripsikan tentang
Niali filosofi dalam seni pertunjukan tersebut!
sesuai
Total Skor 12
1 kesenian ’srandhul’ iki mung nontonake crita rakyat winates mung paraga
’dadung awuk’ wae, mula bisa diarani kesenian ’dadung awuk’
2 wong 5 kang mesthi ana ing pakem crita utama, yaiku : Jatikarna (Ratu
Puserbumi), Patih Srandhul (Patih Puserbumi), Endang Puraisin (kakange
Jatikarna), Nagadewa lan Gabahrata (kekarone Ratu lan Patih saka Nglakata).
Dene critane ora adoh saka lakon rebutan jasad Wong Ageng Menak
Jayengrana antarane Kraton Puserbumi lan Kraton Nglakata.
3 Kesenian srandhul miwit ana nalika jaman ontran-ontran Pangeran
Diponegoro karo Sri Susuhunan Paku Buwono VI
4 Sandhangan kang dianggo ing tontonan srandhul kuwi sandhangan kang
adate dianggo dening wong desa, ditambah nganggo paesan kang padha kaya
apa kang dadi lakone
5 wong 5 kang mesthi ana ing pakem crita utama, yaiku : Jatikarna (Ratu
Puserbumi), Patih Srandhul (Patih Puserbumi), Endang Puraisin (kakange
Jatikarna), Nagadewa lan Gabahrata (kekarone Ratu lan Patih saka Nglakata).
Dene critane ora adoh saka lakon rebutan jasad Wong Ageng Menak
Jayengrana antarane Kraton Puserbumi lan Kraton Nglakata.
b. Nilai pendidikan
Karateristik, fungsi Nilai Pendidikan
dan manfaat seni
pertunjukan
c. Struktur Kebahasaan
Seni Pertunjukan Nilai Filosofi
3. Keterampilan
Petunjuk
menuliskan laporan kerja secara kelompok tentang karakteristik salah satuseni pertunjukkan
tradisional Jawa dengan tepat
Pedoman Penskoran :
Perhitungan skor :
Skor = Perolehan skor
Skor Maksimal x 100