Anda di halaman 1dari 8

PENGANTAR SIM DAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI

KEUNGGULAN BERSAING

Disusun guna memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen
Dosen Pengampu : Iwan

Oleh
Kelompok 1

1. Nurul Izatun Nisa (1720310045)


2. Riska Fitriani (1720310056)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KUDUS


FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM
MANAJEMEN BISNIS SYARI’AH
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Informasi Manajemen


Burt Scanlan dan J. Bernard Keys dalam buku mereka yang berjudul
Management and Organizatial Behaviour, mengatakan bahwa sistem informasi
manajeman adalah suatu sistem formal tentang melaporkan, menggolongkan, dan
menyebarkan informasi kepada orang-orang yang tepat dalam suatu organisasi.1
Berdasarkan pada pengertian diatas, maka tujuan dibentuknya Sistem Informasi
Manajemen adalah supaya organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam
pembuatan keputusan manajemen, baik yang menyangkut keputusan-keputusan rutin
maupun keputusan-keputusan yang strategis. Sehingga SIM adalah suatu sistem yang
menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugas-tugas organisasi.
Beberapa karakteristik Sistem Informasi Manajemen adalah :2
a. Beroperasi pada tugas-tugas yang terstruktur, dimana prosedur, pengambilan
keputusan, arus informasi, format laporan, dan sebagainya sudah terdefinisi.
b. Bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya.
c. Menyediakan laporan untuk keperluan pengambilan keputusan.
d. Mempermudah untuk keperluan manajemen.

B. Teknologi Informasi sebagai Keunggulan Bersaing


1
Lukman Ahmad, dan Munawir, Sistem Informasi Manajemen:Buku Referensi, Banda Aceh:KITA Publisher, 2018,
hlm 3
2
Lukman Ahmad, dan Munawir, hlm 16-17
Sebuah perusahaan wajar bila memiliki banyak pesaing yang tidak henti-hentinya
berusaha untuk meningkatkan kualitas produk dan pelayanannya. Dalam teori manajemen
klasik, yang dikategorikan sebagai pesaing adalah perusahaan-perusahaan yang
menawarkan produk dengan tipe dan karakteristik yang relatif sama.
Michael Porter dalam teori manajemennya memperkenalkan “Five Force” atau
“Lima Ancaman” sebagai lima hal yang harus diperhatikan oleh para pemilik dan
manajemen puncak perusahaan, yaitu :
1. RIVALRY AMONG EXISTING FIRMS
Ancaman pertama muncul dari para pesaing yang telah menjadi kompetitor cukup
lama. Mereka biasanya merupakan kumpulan perusahaan yang kurang lebih
menawarkan produk atau jasa yang relatif sama di mata pelanggan. Secara prinsip,
terhadap produk dan jasa yang sama ini, strategi yang dijalankan adalah bagaimana
membuat produk atau menawarkan jasa yang lebih murah harganya, lebih baik
kualitasnya, dan lebih cepat pelayanannya (“Cheaper, Better, and Faster”). Yang
menjadi ancaman di sini adalah jika para pesaing tersebut telah mempergunakan
kecanggihan teknologi informasi untuk menciptakan produk atau jasa yang “Cheaper-
Better-Faster” tersebut. Biasanya ada dua area dimana para pesaing melakukan
utilisasi terhadap teknologi ini. Domain pertama berhubungan dengan berbagai
aktivitas front-office, yaitu penggunaan teknologi informasi dalam kaitannya dengan
pelayanan pelanggan secara langsung. Contohnya adalah pemesanan produk atau jasa
melalui electronic commerce, pengiriman uang (transfer) melalui internet banking,
permintaan informasi melalui call center, dan lain sebagainya. Sementara domain
kedua adalah dengan cara memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan
efisiensi aktivitas back-office, seperti penggunaan intranet untuk sarana komunikasi
dan kolaborasi, pengembangan sistem administrasi bebas kertas (paperless office),
implementasi virtual office, pemakaian sistem informasi eksekutif dan decision
support system, dan lain sebagainya.
2. THREAT OF NEW ENTRANTS
Datangnya para pesaing baru merupakan jenis ancaman kedua dari sebuah
perusahaan. Dalam era globalisasi informasi, belum tentu yang dimaksud dengan para
pesaing baru adalah perusahaan yang secara fisik datang dan berada dalam
lingkungan geografis tertentu (lokal, regional, atau nasional). Perusahan tersebut
dapat saja berada di negara lain yang dengan kekuatan teknologi informasinya dapat
menawarkan produk dan pelanggannya melalui jalur komunikasi semacam internet.
3. THREAT OF SUBSTITUTE PRODUCTS AND SERVICES
Ancaman selanjutnya datang dari kemampuan teknologi informasi untuk menciptakan
produk substitusi. Contoh yang sedang populer saat ini adalah pemakaian internet
phone yang menawarkan pelanggan untuk mengadakan pembicaraan interlokal
maupun internasional dengan biaya pulsa lokal. Internet phone ini tentu saja
menggantikan produk telepon tradisional yang pembayarannya berdasarkan harga
pulsa yang ditentukan oleh jauh dekatnya komunikasi. Contoh klasik lainnya adalah
dipergunakannya electronic mail (email) sebagai sarana komunikasi yang paling
efektif dan efisien yang secara signifikan telah mengurangi pendapatan perusahaan
yang menawarkan jasa komunikasi dan kurir. Pengenalan format MPEG-3 yang dapat
menyimpan ratusan lagu merupakan produk substitusi yang mengancam produk kaset
atau compact disc.
4. BARGAINING POWER OF SUPPLIERS
Ancaman berikut berasal dari komponen lain. Komponen pertama berasal dari
rekanan yang merupakan supplier bahan-bahan mentah atau baku yang dibutuhkan
perusahaan untuk menciptakan produk atau jasa. Logikanya cukup mudah, jika para
supplier ini memutuskan hubungan dengan perusahaan, jelas perusahaan tersebut
akan gulung tikar karena tidak dapat menghasilkan produk dan jasanya.
5. BARGAINING POWER OF BUYERS
Komponen ancaman berikutnya berasal dari para pelanggan sendiri. Kekuatan ini
dengan mudah bertambah karena adanya fenomena sebagai berikut:
 Era globalisasi telah membuka batas-batas negara sehingga banjir produk-
produk sejenis dan substitusi melanda pasar (market), sehingga pelanggan
dapat memilih yang terbaik di antara produk-produk yang ditawarkan;
 Secara prinsip, produk-produk dan pelayanan yang ditawarkan perusahaan
multi nasional jauh lebih baik dibandingkan produk-produk dan pelayanan
sejenis produksi lokal, sehingga secara tidak langsung telah menaikkan
standar produk dan pelayanan yang diharapkan pelanggan;
 Berlakunya undang-undang yang secara efektif melindungi para konsumen
terhadap perilaku perusahan yang melakukan kesalahan dalam setiap proses
transaksi dua belah pihak yang terjadi;
 Kebutuhan pelanggan yang kian lama kian bertambah sejalan dengan
tantangan baru dalam kehidupan, terutama dengan adanya perkembangan
teknologi informasi yang semakin menggejala di masyarakat; dan lain
sebagainya.
Terhadap keadaan ini, perusahaan harus benar-benar berusaha untuk memenangkan
hati pelanggan melalui berbagai strategi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai