Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “laporan posisi keuangan dan laporan
arus kas”.

Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita
semua mengenai mata kuliah Akuntansi Keuangan 1 dalam materi laporan posisi keuangan
(neraca) dan laporan arus kas”.

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen terkait dengan
materi 4 dan 5 Akuntansi Keuangan yang berisi tentang manfaat dan keterbatasan laporan
posisi keuangan (neraca), klasifikasi komponen laporan posisi keuangan, penyusunan laporan
posisi keuangan, manfaat laporan arus kas, klasifikasi komponen arus kas, penyusunan
laporan arus kas.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini memiliki banyak kekurangan
dan masih jauh dari kesempurnaan karena kesempurnaan hanya dimiliki oleh Tuhan. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya
makalah ini . Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya
dan bagi kami khususnya .

Denpasar, 12 Febuari 2020

i
Penulis

DAFTAR ISI

JUDUL……………………………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………......1


1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………….....1
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………………...…........2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Manfaat dan keterbatasan laporan posisi keuangan ……………………………………...2


2.2 Klasifikasi komponen laporan posisi keuangan ………………………………………….3
2.3 Penyusunan laporan posisi keuangan …………………………………………………...10
2.4 Manfaat laporan arus kas ………………………………………………………………..16
2.5 Klasifikasi komponen laporan arus kas …………………………………………………17
2.6 Penyusunan laporan arus kas ……………………………………………………………19

BAB III PENUTUP

2.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………….22


2.2 Saran ………………………………………………………………………...……....22

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………….…….iv

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Neraca merupakan salah satu dari laporan keuangan yang paling penting, hal ini
dikarenakan neraca berisi mengenai harta kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan pada
suatu periode tertentu.
Dengan neraca, maka para kreditur atau penanam modal dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan dapat mempelajari tentang kemampuan dari perusahaan tersebut di dalam
melunasi kewajiban-kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang serta
kecenderungan perusahaan pada masa yang akan datang.
Laporan Arus Kas (LAK) merupakan laporan yang disusun secara sistematis untuk
menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas melalui kas umum
negara/kas daerah selama periode tertentu.Penentuan adanya hak dan kewajiban pemerintah
diakui pada saat kas diterima atau dikeluarkan dari kas umum negara/kas daerah.hal ini
sesuai dengan basis yang dianut yaitu basis kas menuju akrual. Laporan Arus Kas
menggambarkan arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas. Arus kas masuk dapat
berasal dari penerimaan tunai pendapatan, penjualan, aset tetap, pencairan dana cadangan,
penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, pinjaman bahkan penerimaan atas potongan
pembayaran yang dilakukan pemerintah.
Laporan Arus Kas bermanfaat untuk berbagai kepentingan. Informasi arus masuk dan
keluar kas dalam Laporan Arus Kas berguna untuk melihat transaksi kas di masa lalu dan
memprediksi arus kas di masa yang akan datang. Arus kas keluar dan masuk merupakan
prediksi sebelum terjadi.Sebuah Laporan Arus Kas menunjukkan realisasi arus kas yang
diprediksi sebelumnya.Oleh karena itu, Laporan Arus Kas yang disusun dapat dijadikan
untuk menilai kecermatan taksiran yang telah dibuat sebelumnya.

1.2 Rumusan Masalah

Apa kegunaan Neraca?


Apa saja keterbatasan dari Neraca?
Apa saja klasifikasi Neraca?
  Apa tujuan dari penyusunan laporan arus kas?

  Bagaimana penyusunan laporan arus kas?

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui kegunaan Neraca.


Untuk mengetahui keterbatasan Neraca.
Untuk mengetahui klasifikasi Neraca.
  Untuk mengetahui tujuan dari penyusunan laporan arus kas.

  Untuk mengetahui bagaimana penyusunan laporan arus kas.

1
BAB II

PEMBAHASAN

Neraca

Neraca ( balance sheet ), yang bisa disebut juga laporan posisi keuangan, melaporkan aktiva,
kewajiban, dan ekuitas pemegang saham perusahaan bisnis pada sutau tanggal tertentu. Laporang
keuangan ini menyediakan informasi mengenai sifat dan jumlah investasi dalam sumber daya
perusahaan, kewajiban kepada kreditor, dan ekuitas pemilik dalam sumber daya bersih.

2.1 Manfaat dan Keterbatasan Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Neraca dapat dimanfaatkan untuk menganalisis likuiditas, solvensi, dan fleksibilitas keuangan
perusahaan.

Likuiditas ( liquidity ) menguraikan “ jumlah waktu yang diperkirakan akan dibutuhkan


sampai suatu aktiva terealisasi atau sebaliknya dikonversi menjadi kas atau sebaliknya
dikonversi menjasi kas atau sampai kewajiban dibayar.” Kreditor sangat berkepentingan
dengan rasio likuiditas jangka pendek, seperti rasio kas ( kas- kas ) terhadap kewajiban jangka
pendek. Likuiditas digunakan para pemegang saham untuk mengevaluasi kemungkinan
dividen tunai di masa depan atau pembelian kembali saham.

Solvensi (solvency) mengacu pada kemampuan perusahaan untuk membayar utang –


utangnya pada saat jatuh tempo. Perusahaan yang memiliki banyak utang kewajiban secara
relatif lebih beresiko karena aktivanya akan diperlukan untuk membayar kewajiban tetap ini
( seperti pembayaran bunga dan pokok )

Likuiditas dan solvensi mempengaruhi fleksibilitas keuangan ( financial flexibility ) entitas,


yang mengukur “kemampuan perusahaan mengambil tindakan yang efektif untuk mengubah
jumlah dan penetapan waktu arus kas sehingga bisa bereaksi terhadap kebutuhan peluang
yang tak terduga.”

KETERBATASAN – KETERBATASAN NERACA

Berikut adalah beberapa keterbatasan penting dari neraca

1. Sebagian aktiva dan kewajiban dicatat pada biaya historis. Akibatnya,


informasi yang dilaporkan dalam neraca memiliki reliabilitas yang lebih

2
tinggi, tetapi juga dikecam karena nilai wajar saat ini yang lebih relevan tidak
dilaporkan.
2. Pertimbangan dan estimasi harus digunakan untuk menentukan berbagai
pos yang dilaporkan dalam neraca.
3. neraca perlu mengabaikan banyak pos yang merupakan nilai keuangan
bagi perusahaan tetapi tidak bisa dicatat segera secara objektif.
2.2 Klasifikasi Komponen Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Akun neraca diklasifikasikan sedemikian rupa sehingga pos – pos serupa dikelompokkan
bersama untuk mendapatkan subtotal yang signifikan. Financial Accounting Standards Boards
( FASB ) sering menyatakan bahwa bagian dari subbagian dari laporan keuangan bisa lebih
informative daripada laporan keuangan itu secara keseluruhan.
Untuk menglasifikasikan pos – pos dalam laporan keuangan, perusahaan mengelompokkan
pos –pos yang memiliki karakteristik serupa dan memisahkan pos – pos yang memiliki
karakteristik berbeda. Sebagai contoh , perusahaan harus melaporkan secara terpisah :
1. Aktiva yang berbeda jenis atau fungsi yang diharapkan dalam operasi
sentral atau aktivitas lainnya.
2. Aktiva dan kewajiban yang memiliki implikasi berbeda atas fleksibilitias
keuangan perusahaan.
3. Aktiva dan kewajiban yang memiliki karakteristik likuiditas umum yang
berbeda.
Berikut ini adalah definisi dari masing – masing pos diatas :

DASAR – DASAR LAPORAN KEUANGAN

1. AKTIVA. Manfaat ekonomi yang mungkin diperoleh di masa depan, atau dikendalikan
oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu.
2. KEWAJIBAN. Pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan
yang berasal dari kewajiban berjalan entitas tertentu untuk mentransfer aktiva atau
menyediakan jasa kepada entitas lainnya di masa depan sebagai hasil dari transaksi
atau kejadian masa lalu.
3. EKUITAS. Kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas setelah dikurangi dengan
kewajiban – kewajibannya. Dalam sebuah entitas bisnis, ekuitas merupakan
kepentingan kepemilikan.
Pos – pos ini kemudian dibagi lagi ke dalam beberapa subklasifikasi.

3
Aktiva Kewajiban

Aktiva lancar Kewajiban lancar


Investasi jangka pendek Utang jangka panjang
Properti, pabrik, dan peralatan Ekuitas pemilik
Aktiva tak berwujud Modal saham
Modal disetor tambahan
Laba ditahan

 Aktiva Lancar

Aktiva lancar (current assets) adalah kas dan aktiva lainnya yang diharapkan akan dapat
dikonversi menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam satu tahun atau satu siklus operasi,
tergantung mana yang paling lama. Siklus operasi adalah waktu rata – rata antara akuisisi bahan
dan perlengkapan dengan realisasi kas melalui penjualan produk (yang digunakan untuk
mendapatkan perlengkapan dan bahan baku). Dimana siklus ini bermula dari kas, persediaan,
produksi, dan piutang, lalu kembali ke kas lagi.

Jika terdapat lebih dari satu siklus operasi dalam satu tahun, maka yang digunakan sebagai
patokan adalah periode satu tahun. Jika siklus operasi lebih panjang dari setahun, maka yang
digunakan adalah periode yang lebih lama.

Aktiva lancar disajikan dalam neraca menurut urutan likuiditas. Lima pos penting dari
aktiva lancar dan dasar penilaian mereka ditunjukan di ilustrasi berikut :

Pos – Pos Dasar Peniliaian

Kas dan ekuivalen kas Nilai wajar

Investasi jangka pendek Pada umumnya nilai wajar

Piutang Estimasi jumlah yang tertagih

Persediaan Harga perolehan atau pasar, yang lebih rendah

Beban dibayar di muka Harga perolehan

Pos – pos di atas tidak dianggap sebagai aktiva lancar jika hal itu diperkirakan tidak
akan terealisasi menjadi kas dalam satu tahum atau dalam satu siklus operasi, mana yang
lebih lama. Secara umum, aturannya adalah bahwa jika suatu aktiva akan diubah menjadi
4
kas atau digunakan satu tahun atau satu siklus operasi, mana yang lebih panjang, maka
aktiva ini diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.

Persyaratan ini memiliki pengecualian. Investasi dalam saham biasa dapat


diklasifikasikan baik sebagai aktiva lancar maupun aktiva tidak lancar tergantung pada niat
manajemen.

Kas
Kas umumnya terdiri atas mata uang dan giro atau demand deposito (Uang tersedia pada
permintaan di institusi keuangan). Ekuivalen kas (Setara kas) adalah investasi jangka pendek dan
sangat likuid yang akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang. Sebagian besar
perusahaan menggunakan istilah  “kas dan ekuivalen kas”, dan mereka menunjukkan bahwa jumlah
ini mendekati nilai wajarnya. 
Sebuah perusahaan harus mengungkapkan setiap restriksi atau komitmen yang terkiat
dengan ketersediaan kas.

Investasi Jangka Pendek


Investasi dalam sekuritas utang dan ekuitas dikelompokkan ke dalam tiga portofolio terpisah untuk
tujuan penilaian dan pelaporan. Ketiga portofolio itu dikategorikan sebagai berikut :
 Sekuritas yang dipegang hingga jatuh tempo (held to maturity securities)
Sekuritas utang perusahaan yang memiliki nilai positif dan kemampuan untuk dipegang
sampai jatuh tempo
 Sekuritas perdagangan (trading securities)
Sekuritas utang dan ekuitas yang terutama dibeli dan dipegang untuk dijual dalam waktu
dekat untuk mendapatkan laba atas selisih harga jangka pendek
 Sekuritas yang tersedia untuk dijual (available for sale securities)
Sekuritas hutang dan ekuitas yang tidak diklasifikasikan sebagai sekuritas yang dipegang
hingga jatuh tempo dan sekuritas perdagangan
Sekuritas perdagangan (apakah itu hutang atau ekuitas) harus dilaporkan sebagai aktiva 
lancar.Sekuritas yang tersedia untuk dijual dan sekuritas ang dipegang hingga jatuh tempo masing
masing diklasifikasikan sebagai aktiva lancar atau tidak lancar tergantung pada situasi. Sekuritas
yang dipegang hingga jatuh tempo harus dilaporkan dengan biaya amortisasi semua sekuritas
perdagangan dan yang tersedia untuk dijual akan dilaporkan pada nilai wajar.

Piutang

5
adalah Suatu aktiva yang timbul karena perusahaan menjual barangnya atau memberikan jasanya
kepada para pelanggan dan menerima janji bahwa pelanggan akan memberikan sejumlah uang
kepada perusahaan pada suatu waktu dimasa yang akan datang.
Setiap kerugian yang diantisipasi akibat piutang tak tertagih, jumlah dan sifat dari setiap piutang
non-dagang, serta setiap piutang yang digunakan sebagai jaminan harus diidentifikasi secara jelas.
Kategori utama piutang harus disajikan dalam neraca atau catatan terkiat. Untuk piutang yang
berasal dari transaksi tidak biasa (seperti penjualan property, atau pinjaman kepada afiliasi atau
karyawan), perusahaan harus mengklasifikasinnya secara terpisah sebagai piutang jangka panjang,
kecuali diperkirakan akan diterima dalam waktu setahun.

Persediaan
Untuk menyajikan persediaan secara tepat, dasar penilain (yaitu, aman yang terendah antara biaya
ata harga pasar) dan metode penetapan harga (FIFO atau LIFO) harus diugkapkan.

Beban Dibayar di Muka


Beban di bayar di muka yang termasuk dalam aktiva lancar adalah pengeluaran yang telah
dilakukan untuk manfaat (biasanya jasa) yang akan diterima dalam satu tahun atau satu siklus
operasi, tergantung mana yang lebih panjang. Pos-pos ini merupakan aktiva lancar karena juika hal
itu belum dibayar, maka perlu digunakan kas selama tahun berjalan atau siklus akuntansi
berikutnya. Beban dibayar di muka dilaporkan pada jumlah biaya yang belum jatuh tempo atau
belum digunakan.
Contoh umum adalah pembayaran di muka untuk polis asuransi. Pengeluaran ini
diklasifikasi sebagai beban dibayar di muka pada saat dikeluarkan karena pembayaran ini
mendahului penerimaan manfaat dari cakupan asuransi. Beban di bayar di muka umum lainnya
adalah sewa dibayar dimuka, iklan, pajak, dan perlengkapan kantor atau operasi.

Aktiva tidak lancar


Aktiva tidak lancar adalah aktiva tidak memenuhi definisi aktiva lancar. Aktiva ini mencakup
berbagai pos.

Investasi jangka Panjang

Investasi jangka Panjang ( long term investment) yang sering disebut investasi saja, biasanya terdiri
dari satu di antara empat jenis investasi berikut :

1. Investasi dalam sekuritas, seperti obligasi, saham biasa atau wesel jangka panjang.

6
2. Investasi dalam aktiva tetap berwujud, yang saat ini tidak digunakan dalam operasi, seperti
tanah yang ditahan untuk spekulasi.
3. Investasi yang disisihkandalam dana khusus, seperti dana pelunasan, dana pensiun atau dana
ekspansi pabrik. Nilai penyerahan tunai (cash surrender value) dan asuransi jiwa termasuk
kategori ini
4. Investasi dalam anak perusahaan atau afiliasi yang tidak dikonsolidasikan

Investasi jangka panjang biasanya dipegang salama bertahun tahun. Pos ini biasanya
disajikan dalam neraca tepat di bawah Aktiva lancar pada bagian terpisah yang disebut “investasi”.
Banyak sekuritas yang disajikan secara layak dalam investasi jagka panjang, sebetulnya siap untuk
dipasarkan. Namun sekuritas ini tidak dimasukkan dalam aktiva lancar kecuali jika tujuannya
adalah mengkonversinya menjadi kas dalam dalam jangka pendek dalam satu tahun atau satu siklus
operasi, tergantung man yang lebih panjang. Sekuritas yang diklasifikasikan sebagai sekuritas yang
tersedia untuk dijual harus dilaporkan pada nilai wajar. Sementara sekuritas yang diklasifikasikan
sebagai sekuritas yang dipegang hingga jatuh tempo dilaporkan pada biaya yang diamortisasi.

Properti, pabrik, dan Peralatan

Properti, pabrik, dan Peralatan (property, plant, and equipment) adalah kekayaan yang bersifat tahan
lama yang digunakan dalam operasi regular perusahaan. Aktiva ini terdiri dari property atau
kekayaan fisik seperti tanah, bangunan, mesin, perabotan, perkakas, dan sumber daya yang tidak
dapat diperbaharui (hutan, mineral). Kecuali tanah, sebagai besar aktiva ini dapat disusutkan
(seperti bangunan) atau dideplesikan (seperti hutan dan cadangan minyak).

Dasar penilain property, pabrik, dan perlatan, setiap hak gadai atas kekayaan, dan akumulasi
penyusutan harus diungkapkan biasanya dalam catatan atas laporan keuangan.

Aktiva Tak Berwujud

Aktiva Tak Berwujud (intangible assets) tidak memiliki substansi fisik dan biasanya mempunyai
tingat ketidakpastian yang tinggi berkenaan dengan manfaat masa depan. Aktiva tidak berwujud
meliputi paten, hak cipta, waraaba, good will, merek dagang, nama dagang dan daftar pelanggan.
Pada umumnya, semua aktiva tak berwujud ini diamortisasi (dihapus) selama mas manfaatnya yang
terbatas. Perusahaan secara periodic menilai umur aktiva tak berwujud (seperti goodwill)
berdasarkan penurunan nilai (impairment) yang terjadi. Aktiva tak berwujud dapat menjadi sumber
daya ekonomi yang signifikan, namun para analis keuangan sering kali mengabaikannya karena
penilainnya sulit dilakukan.

7
Aktiva Lainnya
Pos-pos yang dicantumkan dalam kelompok aktiva lainnya sangat bervariasi dalam praktek. 
Umumnya pos pos ini meliputi beban dibayar di muka jangka panjang, biaya pensiun dibayar di
muka, dan piutang tidak lancar, aktiva dalam dana khusus, pajak penghasilan yang
ditangguhkan (deferrend income tax), property yang dipegang untuk dijual, dank as atau sekuritas
yang dibatasi, Perusahaan harus membatasi bagian ini hanya untuk pos pos tidak biasa yang cukup
berbeda dengan aktiva yang termasuk dalam kategori khusus.

Kewajiban

Seperti pada aktiva, perusahaan juga mengklasifikasikan kewajiban sebagai lancar atau jangka
panjang.

Kewajiban Lancar

Kewajiban lancar (current liabilities) adalah kewajiban yang diperkirakan secara memadai akan
dilikuidasi melalui penggunaan aktiva lancar atau penciptaan kewajiban lancar lainnya. Konsep ini
meliputi :

1. Utang yang berasal dari akuisisi barang dan jasa : utang usaha, utang gaji, utang pajak dan
lain lain
2. Penagihan yang diterima di muka sebelum barang dikirimkan atau jasa diberikan seperti
pendapatan sewa yang belum diasilkan atau pendapatan langganan yang belum dihasilkan
3. Kewajiban lain yang likuidasinya akan dilakukan dalam siklus operasi diseperti bagian
obligasi jangka panjang yang harus dibayarkan dalam periode berjalan, atau kewajiban
jangka pendek yang berasal dari pembelian peralatan.

Suatu waktu, kewajiban yang terutang pada tahun berikutnya tidak dimasukkan dalam bagian
kewajiban lancar. Ini terjadi jika utang itu diperkirakan akan dibiayai kembali melalui penerbitan
utang jangka panjang lain, atau jika utang akan ditarik dari aktiva tidak lancar. Pendekatan ini
digunakan karena likuidasi tidak dihasilkan dari penggunaan aktiva lancar atau penciptaan
kewajiban lancar lainnya.

Kewajiban lancar tidak dilaporkan dalam setiap urutan yang konsisten. Pos pos yang
dicantumkan terlebih dahulu umumnya adalah wesel bayar, utang usaha, atau utang jangka pendek
sementara hutang pajak penghasilan, utang jangka panjang yang jatuh tempo saat ini, atau
kewajiban lancar lain umumnya dicantumkan terakir

8
Kewajiban lancar meliputi pos pos seperti wesel dagang dan non dagang serta utang usaha, uang
muka yang diterima dari pelanggan, dan bagian lancar utang jangka panjang yang jatuh tempo.
Pajak penghasilan dan pos pos akrual lainnya diklasifikasikan secara terpisah, jika material. Setiap
kewajiban yang dijamin misalnya, saham yang ditahan sebagai jaminan atas wesel bayar harus
dijelaskan secara lengkap dalam catatan sehingga aktiva yang menjamin sekuritas tersebut dapat
diidentifikasi.

Kelebihan total aktiva lancar di atas total kewajiban lancar disebut dengan modal kerja
(working capital) (yang kadang kadang disebut juga modal kerja bersih). Modal kerja merupakan
jumlah bersih dari sumber daya perusahaan yang relative lancar. Yaitu, modal kerja yang
merupakan penyangga lancar yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan keuangan pada siklus
operasi.

Modal kerja merupakan jumlah yang jarang diungkapkan dalam neraca, tetapi dihitung oleh
para banker dan kreditor lain sebagai indicator atas likuiditas jangka pendek perusahaan. Namun,
untuk menentukan likuiditas dan ketersediaan modal kerja actual guna memenuhi kewajiban lancar.

Kewajiban jangka Panjang

Kewajiban jangka panjang (long term liabilities) adalah kewajiban yang diperkirakan secara
memadai tidak akan dilikuidasi dalam siklus operasi yang normal, melainkan akan dibayar pada
suatu tanggal di luar waktu itu. Utang obligasi, wesel bayar, sebagian pajak penghasilan yang
ditangguhkan, kewajiban lease, dan kewajiban pensiun merupakan contoh yang paling umum.
Kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam siklus berjalan diklasifikasikan
sebagai kewajiban lancar jika likuidasinya membutuhkan penggunaan aktiva lancar.

Secara umum, kewajiban jangka panjang terdiri dari tiga jenis :

1. Kewajiban yang berasal dari situasi pembiayaan khusus, seperti penerbitan obligasi,
kewajiban lease jangka panjang, dan wesel bayar jangka panjang.
2. Kewajiban yang berasal dari operasi normal perusahaan, seperti kewajiban pensiun dan
kewajiban pajak penghasilan yang ditangguhkan
3. Kewajiban yang tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu kejadian atau lebih di
masa depan untuk mengkonfirmasi jumlah yang harus dibayar, atau pihak yang dibayar
atau tanggal pembayaran seperti jaminan jasa atau produk dan kontinjensi lainnya.

9
Pada umumnya, banyak pengungkapan tembahan diperlukan untuk kewajiban jangka
panjang, karena sebagian besar utang jangka panjang tunduk pada berbagai perjanjian dan
pembatasan untuk melindungi pemberian jaminan

Setiap premi atau diskonto harus dilaporkan secara terpisah sebagai penambahan atau
pengutrangan atas uang obligasi. Persyaratan dari seluruh perjanjian kewajiban jangka panjang
(termasuk tanggal jatuh tempo, suku bunga, sifat kewajiban dan setiap sekuritas yang dijaminkan
untuk mendukung utang tersebut) seringkali dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.

Ekuitas pemilik

Kelompok ekuitas pemilik (owner’s equality/ ekuitas pemegang saham adalah salah satu bagian
yang paling sulit dibuat dan dipahami. Hal ini disebabkan oleh kerumitan dari perjanjian modal
saham dan berbagi restriksi yang dikenakan atas ekuitas pemilik oleh undang undang korporasi
1. MODAL
Negara bagian, perjanjian SAHAM,
kewajiban, Nilai pari
dan dewan atau ditetapkan
direksi. ataspemilik
Bgian ekuitas saham yang diterbitkan
biasanya dibagi ke
2. MODAL DISETOR TAMBAHAN, Keleihan jumlah yang dibayarkan di
dalam tiga bagian
atas nilai pari atau yang ditetapkan
3. LABA DITAHAN, laba korporasi yang tidak didistribusikan

BAGIAN EKUITAS PEMEGANG


SAHAM

Persyaratan pengungkapan yang utama untuk modal saham adalah jumlah nilai per saham
yang diotorisasi, dan yang beredar. Modal disetor tambahan biasanya disajikan dalam satu jumlah,
walaupun subtotalnya bersifat informative jika sumber modal tambahan ini bervariasi dan material.
Bagian laba ditahan dapat dipisahkan antara yang tidak diapropriasi (jumlah yang biasanya tersedia
untuk didistribusikan sebagai deviden) dan setiap jumlah yang dibatasi (misalnya, oleh kontrak
obligasi atau perjanjian pinjaman lain). Selain itu, setiap modal saham yang dibeli kembali (saham
treasuri) ditunjukkan sebagai pengurangan pemegang saham.

Akun kepemilikan atau ekuitas pemegang saham dalam sebuah korporasi sangat berbeda
dengan yang ada pada perusahaan perseorangan atau persekutuan. Akun modal permanen para
sekutu dan saldo akun temporernya (akun penarikan) ditunjukkan secara terpisah. Perusahaan
perseorangan biasanya menggunakan satu akun modal yang menampung semua transaksi ekuitas
pemilik

2.3 Penyusunan Laporan Posisi Keuangan (Neraca)


10
Ada 7 langkah yang dilakukan pada akhir periode akuntansi untuk menghasilkan laporan
keuangan yaitu:

 Langkah 1: Membuat Neraca Saldo dari Buku Besar


 Langkah 2: Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat jurnal penyesuaian
 Langkah 3: Membuat Neraca Lajur (daftar kerja)
 Langkah 4: Membuat Laporan Keuangan Laba Rugi dan Neraca
 Langkah 5: Menyesuaikan dan menutup rekening-rekeningn
 Langkah 6: Membuat neraca saldo setelah penutupan
 Langkah 7: Menyesuaikan kembali rekening-rekening
 

Langkah 1: Membuat Neraca Saldo dari Buku Besar

Neraca saldo ini disebut juga dengan neraca saldo sebelum penyesuaian. Neraca saldo
adalah ringkasan saldo rekening-rekening transaksi yang terjadi selama periode akuntansi.
Membuat neraca saldo adalah menyusun daftar rekening-rekening buku besar dengan saldo
debit dan kredit. Ada 3 (tiga) proses yang dilakukan sebelum membuat neraca saldo, yaitu:

A: Menganalisis Transaksi Finansial dalam Membuat Laporan Keuangan

Manfaat dan tujuan aktivitas ini adalah mengolongkan/mengklasifikasi setiap


transaksi keuangan sesuai dengan rekening/akun/pos-pos Laporan Keuangan. Apakah
transaksi tersebuta termasuk dalam kelompok:

 Aset
 Likuiditas
 Ekuitas
 Penerimaan/Penjualan
 Biaya/Beban

Perhatikan contoh analisis transaksi finansial berikut ini:

PT Milenia Jaya pada tanggal 01 Januari 2020 membeli Komputer dari Toko Eramedia
Jaya untuk Bagian Administrasi dan umum dengan harga Rp 10.000.000 tunai.

Analisis transaksi:

Transaksi tersebut menambah aset/ inventaris perusahaan dan menurunkan aset kas senilai
Rp 10.000.000.

B: Membuat Jurnal Umum dan Khusus dalam Membuat Laporan Keuangan

Aktivitas ini dilaksanakan setelah proses analisis transaksi selesai dilakukan. Setelah
semua transaksi finansial dikelompok-kelompokan sesuai dengan pos-posnya. Langkah

11
selanjutnya adalah membuat Jurnal Pencatatan Transaksi  sesuai dengan rekening/akun dan
debit kredit.

Perhatikan contoh yang mengambil data dari PT Milenia Jaya di atas:

Setelah kita menganalisi transaksi tersebut, selanjutnya mencatat jurnal transaksi sebagai
berikut:

[Debit] Perlengkapan Kantor – Komputer Rp 10.000.000


[Kredit] Kas  Rp 10.000.000
 

C: Membuat Buku Besar dalam Membuat Laporan Keuangan

Pembuatan buku besar dilaksanakan setelah proses penjurnalan transaksi selesai


dilakukuan. Selanjutnya dilakuan posting atau pemindahan setiap catatan di jurnal umum
dan jurnal khusus tersebut ke buku besar sesuai dengan pos/rekening/akun.nya

Dari contoh transaksi di atas, kita bisa membuat buku besar sebagai berikut:

Rekening/ Akun: Perlengkapan Kantor

Tanggal transaksi: 1 Januari 2020


Saldo Awal: 0
Saldo Akhir: Rp 10.000.000 (sisi Debit)

Dan bila disajikan dalam tabel 5 kolom adalah seperti berikut ini:

Rekening/ Akun: Kas

Tanggal transaksi: 1 Januari 2020


Saldo Awal: 0
Saldo Akhir: Rp 10.000.000 (sisi Kredit)

Dan bila disajikan dalam bentuk tabel berkolom adalah sebagai berikut:

12
Neraca saldo ini disusun bila semua jurnal sudah dibukukan ke masing-masing
rekeningnya. Penyusunan Neraca Saldo ini dilakukan sebelum membuat jurnal penyesuaian
sehingga disebut juga neraca saldo yang belum disesuaikan. Penyusunan Neraca Saldo
adalah langkah pertama untuk membuat jurnal penyesuaian dan Neraca Lajur. Selain itu
dapat juga digunakan untuk memeriksa keseimbangan debit dan kredit dari seluruh rekening
buku besar.

Berikut contoh neraca saldo:

 Langkah 2. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat jurnal penyesuaian

Karena beberapa transaksi yang terjadi yang dicatat pada tanggal terjadinya itu masih
tidak sesuai dengan keadaan pada akhir periode. Maka perlu dikumpulkan data tertentu yang
nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk membuat jurnal penyesuaian. Fungsi jurnal
penyesuaian adalah membuat penyesuaian untuk transaksi tertentu. Misalnya, transaksi
asuransi dibayar di muka, penyusutan aktiva tetap.

Di bawah ini contoh jurnal penyesuaian untuk transaksi tertentu :

13
 

Langkah 3. Membuat Neraca Lajur (Daftar Kertas Kerja Akuntansi)

Langkah ketiga untuk membuat laporan keuangan adalah membuat neraca lajur atau
kertas kerja. Neraca lajur (daftar kerja) merupakan suatu cara untuk memudahkan penyusunan
laporan keuangan. Penyusunan neraca lajur dimulai dari neraca saldo dan disesuaikan dengan
data yang diperoleh dari langkah nomor #2 di atas. Saldo yang sudah disesuaikan akan
nampak dalam kolom neraca saldo disesuaikan dan merupakan saldo-saldo yang akan
dilaporkan dalam neraca dan laporan laba rugi.

Perhatikan contoh neraca lajur :

Langkah 4. Membuat Laporan Laba Rugi dan Neraca


Setelah membuat neraca lajur, selanjutnya kita menyusun laporan keuangan:

 Laporan Posisi Keuangan/ Neraca


 Laporan Laba Rugi,
 Laporan Perubahan Modal/ Ekuitas
 Laporan Arus Kas
 Catatan Atas Laporan Keuangan
Cara membuat laporan keuangan posisi keuangan / neraca dan laporan laba
rugi dapat disusun langsung dari Neraca Lajur. Karena dalam neraca lajur sudah dipisahkan
jumlah-jumlah yang akan dilaporkan dalam neraca dan laporan laba rugi. Kolom neraca dan
laba rugi dalam neraca lajur (daftar kerja) diubah bentuknya sehingga dapat dihasilkan
neraca dan laporan laba rugi yang mudah dibaca dan dianalisa.
Perhatikan laporan laba rugi dan neraca yang dibuat dari neraca lajur berikut ini:

14
Langkah 5. Menyesuaikan dan menutup rekening-rekening dengan Jurnal Penutup

Data yang diperoleh dalam langkah nomor #2 digunakan sebagai dasar untuk
membuat jurnal penyesuaian yang perlu dan kemudian dibukukan ke rekening-rekening
dalam buku besar. Setelah rekening-rekening disesuaikan selanjutnya adalah membuat jurnal
penutupan buku. Jurnal penutupan adalah jurnal untuk menutup semua rekening nominal ke
rekening rekening laba rugi. Dan memindahkan saldo rekening laba rugi ke rekening laba
tidak dibagi.

Perhatikan contoh berikut ini:


 

Langkah 6. Membuat neraca saldo setelah penutupan


Sesudah jurnal penyesuaian dan penutupan dibukukan ke masing-masing rekeningnya.
Maka untuk memeriksa keseimbangan debit dan kredit rekening-rekening yang masih terbuka
dibuat neraca saldo sesudah penutupan.

Perhatikan contoh neraca saldo setelah penutupan dalam langkah membuat laporan


keuangan berikut ini:
 

Langkah 7. Menyesuaikan Kembali Rekening-rekening

Langkah ke-7 cara menyusun laporan keuangan adalah membuat jurnal penyesuaian
kembali. Pengertian Jurnal penyesuaian kembali adalah jurnal untuk menghapus rekening-
rekening antisipasi (accrued). Dan transitoris (prepaid) yang timbul dari jurnal penyesuaian

15
akhir periode dan mengembalikannya ke rekening nominal. Jurnal penyesuaian kembali
dibuat pada hari pertama periode berikutnya dengan maksud untuk memudahkan pembuatan
jurnal periode berikutnya. Perlu diketahui bahwa jurnal penyesuaian kembali ini hanya untuk
memudahkan pembuatan jurnal periode berikutnya. Sehingga jika tidak dibuat jurnal
penyesuaian kembali akan diperoleh hasil yang sama dengan jika dibuat jurnal penyesuaian
kembali. Perbedaannya hanya pada jurnal yang berkaitan dengan
rekening prepaid dan accrued. Tidak semua jurnal penyesuaian akan disesuaikan kembali,
namun hanya jurnal-jurnal tertentu saja.

Perhatikan contoh ayat jurnal penyesuaian pada langkah membuat laporan keuangan berikut
ini:

2.4 Manfaat (Kegunaan) Laporan Arus Kas

Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pengeluaran kas, dan perubahan bersih
kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama periode yang dilaporkan.
Informasi yang tercantum dalam laporan arus kas akan membantu investor, kreditor, dan pihak-
pihak lainnya dalam menilai

1) Kemampuam perusahaan untuk menghasilkan kas di masa yang akan datang,

16
Dengan mempelajari hubungan antara pos-pos dalam laporan arus kas, investor akan dapat
membuat prediksi tentang jumlah, saat, dan ketidakpastian kas yang akan datang, lebih baik
daripada yang dihasilkan oleh data berbasis akrual
2) Kemampuan perusahaan untuk membayar dividend an membayar kewajibnnya.
Apabila perusahaan tidak memiliki kas yang mencukupi, maka perusahaan tidak akan dapat
membayar gaji pegawai , membayar utang, atau membayar dividen. Para pegawai kreditur, dan
para pemegang saham sangat tertarik pada laporan ini, karena laporan ini dapat menunjukkan
kas dalam bisnis.
3) Alasan tentang terjadinya perbedaan antara laba bersih dengan kas bersih yang
dihasilkan (digunakan) oleh aktivitas operasi.
Laba bersih memberi informasi tentang keberhasilan atau kegagalan operasi perusahaan.
Namun sejumlah pemakai laporan keuangan tidak puas atas digunakannya dasar akrual dalam
penentuan laba bersih, karena didalamnya terdapat banyak estimasi. Akibatnya pemakai
laporan mempertanyakan keandalan angka-angka dalam laporan. Banyak pemakai laporan arus
kas ingin mengetahui alasan mengapa terdapat perbedaan antara laba bersih dengan kas bersih
yang dihasilkan oleh aktivitas operasi. Dengan demikian mereka akan dapat menilai keandalan
angka laba.
4) Transaksi-transaksi kas untuk investasi dan pendanaan selama periode laporan.
Dengan mempelajari transaksi-transaksi investasi dan pendanaan perusahaan, pembaca laporan
keuangan akan dapat lebih mengerti mengapa asset dan kewajiban berubah selama periode
laporan.
2.5 Klasifikasi Komponen Laporan Arus Kas
Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan kas dan pengeluaran kas menjadi aktivitas
operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Karakteristik transaksi dan peristiwa lain dari
setiap jenis aktivitas sebagai berikut :
1> Aktivitas operasi meliputi pengaruh kas dari transaksi-transaksi yang menimbulkan
pendapatan dan beban. Dengan demikian hal tersebut akan masuk dalam penentuan laba
bersih.
2> Aktivitas investasi meliputi pembelian dan penjualan investasi dan asset tetap (tanah,
gedung, peralatan, dan sebagainya), serta pemberian pinjaman dan penerimaan
pelunasan pinjaman.
3> Aktivitas pendanaan meliputi mendapatkan kas dari penerbitan surat utang (misalnya
obligasi atau wessel) dan pembayaran kembali pinjaman serta mendapatkan kas dari
pemegang saham, pembelian kembali saham dan pembayaran dividen.

17
Kategori aktivitas operasi biasanya dianggap palig penting. Kategori ini menunjukkan kas
yang berasal dari aktivitas operasi perusahaan. Sumber kas ini biasanya dipandang sebagai
pengukur terbaik kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas yang mencukupi keberlanjutan
perusahaan.

Gambar 8-1 merinci jenis-jenis penerimaan kas dan pengeluaran kas pada masing-
masing kategori kas. Camkanlah pedoman umum berikut ini :

1. Aktivitas operasi meliputi pos-pos laporan laba rugi.


2. Aktivitas investasi meliputi arus kas yang berasal dari perubahan investasi (pembelian
dan penjualan investasi) dan asset-aset jangka panjang.
3. Aktivitas pendanaan meliputi arus kas yang berasal dari perubahan-perubahan dalam
pos-pos utang jangka panjang dan ekuitas pemegang saham

Perusahaan mengklasifikasikan sebagai aktivitas operasi beberapa arus kas yang


berkaitan dengan aktivitas investasi dan pendanaan. Sebagai contoh, penerimaan pendapatan
investasi (bunga dan dividen) diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, demikian pula pembayaran
bunga kepada pemberi pinjaman. Mengapa hal-hal tersebut dipandang sebagai aktivitas operasi?

18
Jawabannya karena perusahaan melaporkan pos-pos tersebut dalam laporan laba rugi yaitu laporan
yang menunjukkan hasil operasi.

2.6 Penyusunan Laporan Arus Kas


Perusahaan menyusun laporan arus kas dengan cara berbeda dibandingkan dengan tiga
laporan keuangan lainnya. Pertama, laporan arus kas tidak disusun dari neraca saldo yang telah di
sesuaikan. Untuk menyusun laporan ini, diperlukan informasi yang detail tentang perubahan dalam
saldo-saldo akun yag terjadi diantara dua tanggal. Neraca saldo yang telah disesuaikan tidak dapat
memberikan data yang diperlukan. Kedua, laporan arus kas berkaitan dengan penerimaan kas dan
pengeluaran kas. Akibatnya, perusahaan harus menyesuaikan pengaruh dan penggunaan akuntansi
akrual untuk menentukan arus kas.
Informasi untuk menyusun laporan ini biasanya berasal dari 3 (tiga) sumber, yaitu :
1. Neraca Komparatif. Informasi dalam neraca komparatif (neraca yang diperbandingkan)
menunjukkan jumlah perubahan dalam asset, kewajiban, dan ekuitas pemegang saham dari
awal periode hingga akhir periode.
2. Laporan Laba Rugi tahun berjalan. Informasi dalam laporan ini membantu dalam
menentukan jumlah kas yang diperoleh atau digunakan dalam operasi selama tahun yang
bersangkutan.
3. Informasi Tambahan. Informasi ini meliputi data transaksi yang diperlukan untuk
menentukan bagaimana kas dihasilkan atau digunakan selama periode yang bersangkutan.
Penyusunan laporan arus kas dari sumber-sumber data di atas meliputi 3 (tiga) tahapan
sebagai berikut:
Tahap.1 Menentukan kas yang dihasilkan atau digunakan dalam aktivitas operasi
dengan cara melakukan konversi laba bersih dari dasar akrual menjadi dasar
tunai.
Tahap ini menyangkut analisis tidak hanya laporan laba rugi tahun ini etapi juga
neraca komparatif, serta data tambahan tertentu.
Tahap.2 Menganalisis perubahan dalam asset lancar dan kewajiban dan mencatatnya
sebagai aktivitas investasi dan pendanaan atau mengungkapkannya sebagai
transaksi non-kas.
Tahap ini menyangkut analisis data dalam neraca komparatif dan memilih informasi
tambahan tertentu untuk melihat pengaruhnya terhadap kas.
Tahap.3 Membandingkan perubahan bersih dalam kas yang tercntum dalam laporan
arus kas dengan perubahan dalam akun kas sebagaimana dilaporkan dalam
neraca untuk memastikan kesesuaiannya.

19
Selisih antara saldo awal dan saldo akhir kas dapat dihitung dengan mudah dari
neraca komparatif

2.6.1 Metode tak langsung dan metode langsung


Untuk melaksanakan tahap 1, perusahaan harus melakukan konversi laba bersih dari dasar
akrual menjadi dasar kas (dasar tunai). Konversi ini bisa dilakukan dengan salah satu dari dua
metode, yaitu metode tidak langsung dan metode langsung. Kedua metode akan mencapai jumlah
total “kas bersih yang dihasilkan oleh aktivitas operasi” yang sama. Perbedaannya adalah dalam
“bagaimana” mencapai angka tersebut.
Metode tak langsung menyesuaikan laba bersih dari pos-pos yang tidak mempengaruhi kas.
Di Amerika Serikat hampir 99% perusahaan menggunakan metode ini. Perusahaan lebih menyukai
metode tak langsung karena 2 (dua) alasan, yaitu metode ini lebih mudah dan lebih murah, dan
lebih menitikberatkan pada selisih antara laba bersih dengan kas bersih dari aktivitas operasi.
Metode langsung menunjukkan pelaksanaan penerimaan kas dan pengeluaran kas, sehingga
metode ini sejalan dengan tujuan penyusunan laporan arus kas.

A. Penyusunan Laporan Arus Kas – Metode tak Langsung


Tahap.1 Menentukan kas bersih yang dihasilkan atau digunakan dalam aktivitas operasi dengan
melakukan konversi laba bersih dari dasar akrual ke dasar tunai.
Untuk menentukan kas bersih yang dihasilkan oleh aktivitas operasi dengan
menggunakan metode tak langsung, perusahaan melakukan penyesuaian atas laba bersih
dengan berbagai cara. Pada tahap awal yang penting dimengerti adalah mengapa laba
bersih harus dikonversi menjadi kas bersih yang dihasilka aktivitas operasi. Berdasarkan
prinsip akuntansi yang berlaku umum, perusahaan diharuskan menggunakan dasar akrual.
Atas dasar akrual, perusahaan akan mencatat pendapatan apabila sudah diperoleh dan
akan mengakui beban apabila sudah terjadi. Termasuk dalam pendapatan sudah diperoleh
adalah penjualan secara kredit, walaupun uangnya belum diterima. Beban dianggap sudah
terjadi, walaupun beban tersebut belum dibayar secara tunai. Dengan demikian,
berdasarkan dasar akrual, laba bersih tidak sama dengan kas yang diperoleh dari aktivitas
operasi. Oleh karena itu, apabila menggunakan metode tidak langsung, perusahaan harus
melakukan penyesuaian atas laba bersih untuk mengkonversi pos-pos tertentu menjadi
dasar tunai. Metode tak langsung (atau metode rekonsiliasi dimulai dengan laba bersih
dan selanjutnya dikonversi menjadi kas bersih yang dihasilkan dari aktivitas operasi

20
Tahap.2 Menganalisis perubahan dalam akun-akun asset tak lancar lancar dan akun-akun
kewajiban tak lancar dan mencatatnya sebagai aktivitas dan pendanaan, atau sebagai
aktivitas investasi dan pendanaan non-kas
Tahap.3 Membandingkan perubahan dalam kas bersih yang tercantum dalam laporan arus kas
dengan perubahan dalam akun kas sebagaimana tercantum dalam neraca untuk
memastikan bahwa keduanya sesuai.

B. Penyusunan Laporan Arus Kas – Metode Langsung

Tahap.1 Dalam metode langsung, perusahaan menghitung kas bersih yang dihasilkan oleh
aktivitas operasi dengan melakukan penyesuaian atas setiap pos dalam laporan laba-rugi
dari dasar akrual menjadi dasar tunai. Untuk menyederhanakan dan meringkas kelompok
aktivitas operasi, perusahaan hanya melaporkan kelompok-kelompok penerimaan kas dan
pengeluaran kas yang utama.untuk kelompok-kelompok utama ini, selisih antara
penerimaan kas dan pengeluaran kas merupakan kas bersih yang dihasilkan oleh aktivitas
operasi.

Cara yang paling efisien dalam menerapkan metode langsung ialah dengan cara
menganalisis setiap pos dalam laporan laba-rugi sesuai dengan urutan yang tercantum di
laporan. Selanjutnya kita dapat menentukan jumlah penerimaan kas dan pengeluaran kas
yang berkaitan dengan pendapatan dan beban tersebut.

Tahap.2 Menganalisis perubahan dalam akun-akun aset tak lancar dan kewajiban jangka panjang,
serta mencatat aktivitas investasi dan pendanaan, atau sebagai transaksi non-kas yang
signifikan.

Tahap.3 Membandingkan perubahan bersih dalam kas yang tercantum dalam laporan arus kas
dengan perubahan dalam akun kas yang dilaporkan dalam neraca komparatif untuk
kesesuaian antara keduanya.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Di dalam akuntansi keuangan, Neraca atau laporan posisi keuangan (balance


sheet atau statement of financial position) adalah bagian dari laporan keuangan suatu entitas
yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan entitas
tersebut pada akhir periode tersebut. Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, liabilitas,
dan ekuitas yang dihubungkan dengan persamaan akuntansi berikut:
 aset = liabilitas + ekuitas

Informasi yang dapat disajikan di neraca antara lain posisi sumber kekayaan entitas
dan sumber pembiayaan untuk memperoleh kekayaan entitas tersebut dalam suatu periode
akuntansi.

Laporan arus kas merupakan laporan keuangan pokok,para pemakai laporan ingin
mengetahui bagaimana perusahaan menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas.
Laporan arus kas merinci sumber  penerimaan maupun pengeluaran kas berdasarkan
aktivitas operasi,investasi,dan pembiayaan.

Laporan arus kas bermanfaat secara internal bagi manajemen dan secara eksternal
bagi para pemodal dan kreditor secara internal,manajemen memakai laporan arus kas untuk
menilai likuiditas,menentukan kebijakan deviden dan mengevaluasi imbas dari keputusan-
keputusan kebijakan pokok yang menyangkut investasi dan pendanaan.

3.2 Saran

Dengan adanya pembahasan makalah ini pemakala berharap dapat bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan pemakalah pada khususnya. Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan untuk itu, pemakalah mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
kesempurnaan makalah kami untuk selanjutnnya.

22
DAFTAR PUSTAKA
Kieso, D.E, Weygandt. J.J, dan Warfield. T.D. Akuntansi Intermediate. Ciracas,Jakarta. Penerbit
Erlangga. (Edisi Keduabelas Bahasa Indonesia)

Jusup,Al .Haryono.2011.Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 2. Yogyakarta:Sekolah Tinggi Ilmu


Ekonomi YKPN.

http://bagikanyukk.blogspot.com/2016/01/laporan-posisi-keuangan.html

https://manajemenkeuangan.net/membuat-laporan-keuangan/

22

Anda mungkin juga menyukai