Anda di halaman 1dari 26

TUGAS KELOMPOK

LAPORAN POSISI KEUANGAN

Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I

Disusun oleh:

Nama NPM
1. Arum Wulandari 1851030178
2. Efta Melvia 1851030268
3. Melin Adenia Putri 1851030138

KELAS F

AKUNTANSI SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan pada waktunya. Sholawatserta salam
semoga selalu tercurah kepada kekasih Allah, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya hingga pada umatnya sampai akhir zaman. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
matakuliah Akuntansi Keuangan Menengah I, dengan makalah yang berjudul “Laporan Posisi
Keuangan”. Adapun makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin dan bantuan dari
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tak lupa
untuk memyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah membantu.

Namun terlepas dari hal tersebut kami menyadari bahwa terdapat kekurangan dari makalah kami
baik dari segi penyusunan, segi bahasa maupun segi yang lainnya. Oleh karena itu dengan lapang
dada kami pembuka kesempatan bagi pembaca untuk memberikan kritik atau saran kepada
makalah yang kami susun, agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Kami mengharapkan agar makalah kami dapat berguna bagi pembaca dan dapat diambil
hikmahnya sekaligus dapat menginspirasi pembaca.

Bandar lampung, September 2019

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii

PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1

C. Tujuan ................................................................................................................................. 1

PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 2

A. Pengertian Laporan Posisi Keuangan ............................................................................. 2

B. Unsur Laporan Posisi Keuangan ...................................................................................... 4

C. Pengklasifikasian Dalam Laporan Posisi Keuangan ...................................................... 8

D. Format Laporan Posisi keuangan .................................................................................. 15

F. Pengungkapan .................................................................................................................. 20

PENUTUP .................................................................................................................................... 21

A. KESIMPULAN ................................................................................................................ 21

B. SARAN .............................................................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 23

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hasil akhir dari proses akuntansi yang paling penting adaalah laporan keuangan. Dengan
membaca laporan keuangan, manajemen, pemilik perusahaan atau siapapun yang
berkepentingan bisa mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Didalam suatu laporan
keuangan terdapat bagian-bagian salah satunya adalah laporan posisi keuangan. Yang
dimana laporan posisi keuangan memberika informasi tentang asset, kewajiban, serta
ekuitas. Laporan posisi keuangan memberikan dasar untuk menghitung tingkat
pengembalian dan mengevaluasian strutur modal perusahaan. Sedangkan pengukuran
kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan
biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai
unsur neraca. Dengan membuat laporan posisi keuangan kita dapat menyususn laporan laba
rugi dan laporan perubahan ekuitas. Karena segitu pentingnya laporan posisi keuangan
maka harus teliti dalam memasukan dan memperkirakan akun akun yang ada.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian laporan posisi keuangan?
2. Bagaimana unsur dari laporan posisi keuangan?
3. Bagaimana pengklasifikasian yang terdapat di laporan posisi keuangan?
4. Bagaimana format laporan posisi keuangan?
5. Bagaimana pengungkapan yang terdapat di laporan posisi keuangan?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian laporan posisi keuangan
2. Mengetahui unsur laporan posisi keuangan
3. Mengetahui pengklasifikasian
4. Mengetahui format laporan posisi keuangan
5. Mengetahui pengungkapan

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan merupakan salah satu yang terpenting bagi perusahaan,
setiap perusahaan diharuskan untuk menyajikan posisi keuangan, biasanya disusun pada
periode tertentu, misalnya satu tahun. Namun, laporan posisi keuangan juga dapat dibuat
pada saat tertentu untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini bila diperlukan. Biasanya
hal ini sering dilakukan pihak manajemen untuk mengetahui kondisi perusahaan pada saat
tertentu.1
Menurut PSAK 1(Revisi 2013) penyajian Laporan Keuangan. Entitas menyajikan
asset sebagai asset lancar dan tidak lancar serta liabilitas sebagai liabilitas janka pendek
dan liabilitas jangka panjang sebagai klasifikasi terpisah dalam laporan posisi keuangan,
kecuali penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang lebih relevan dan
dapat diandalkan. Liabilitas menunjkan sumber pendana dari pihak ketiga yang harus
dibayark baik dalam bentuk uang, barang atau jasa. Sedangkan ekuitas menunjukkan
investasi atau kepemilikan pemodalan entitas yang bersangkutan.
Perusahaan menyajikan ringkasan yang terstruktur mengenai asset, liabilitas dan
ekuitas. Asset dan liabilitas diklasifikasikan dengan suatu cara yang memfasilitasi
pengguna untuk mengevaluasi struktur modal entitas, likuiditas, solvabilitas, dan
fleksibelitas keuangan, sehingga asset dan liabilitas diklasifikasikan berdasarkan
karakteristik operasi entitas.2
Likuiditas
Adalah tersedianya dana kas dan saldo yang ada direkening bank yang terkait
dengan suatu pembatasan penggunaan baik pengaturan ataupun suatu perjanjian, dan
asset setara kas yang diperlukan untuk membayar likuiditas secaratepat waktu. Suatu

1
Kasmir.Pengantar Manajemen Keuangan.2010.Jakarta:Prenadamedia.hal 69
2
Dwi Martani,dkk.Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK.2016.Jakarta:Salemba Empat.hal 141

2
entitas dikatakan likuid bila memiliki cukup dana tunai atau asset yang setiap saat dapat
dikonversikan menjadi dana tunai untuk memenuhi liabilitasnya ketika jatuh tempo.
Untuk mengetahui suatu perusahaan cukup likuid, lazimnya dikenal beberapa
parameter yang dihitung dan dianalisis berdasarkan data dan informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan suatu perusahaan. Parameter tersebut adalah asset lancar
(current assets), asset likuid (liquid assets), modal kerja (working capital), rasio
likuiditas (liquidity rasio) antara lain rasio lancar (current ratio) dan acid test atau quick
ratio.
Aset Lancar (Current Assets) adalah dana tunai yaitu uang kas dan simpanan di
Bank yang bebas penggunaannya, asset lain yang dalam setahun atau siklus usaha
normal akan terkonversi menjadi dana tunai, dan persediaan atau jasa yang tersedia
untuk dimanfaatkan dalam siklus usaha normal.
Aset Likuid (Liquid Assets) adalah kas dan simpanan direkening bank serta dana
tunai lainnya yang tidak disisihkan untuk tujuan tertentu (kecuali untuk pembayaran
liabilitas jangka pendek) atau investasi yang setiap saat dapat dicairkan.
Modal Kerja (Working Capital) atau Aset Lancar Netto ( Net Current Assets) yaitu
total aset lancar dikurangi total liabilitas jangka pendek.
Rasio Lancar (Current Ratio) untuk mengukur kemampuan entitas untuk melunasi
liabilitas jangka pendek ketika jatuh tempo. Dihitung dengan membandingkan asset
lancar dengan liabilitas jangka pendek. Penguna rasio ini harus mengacu pada rasio
standar rata-rata pada masing-masing industri.
Acid Test atau Quick Ratio adalah rasio yang lebih tajam untuk mengukur
kemampuan likuiditas suatu perusahaan, karena dalam perhitungan telah dikeluarkan
factor persediaan. Rasio ini dihitung dengan membandingkan total asset lancar setelah
dikurangkan dengan jumlah persediaan dengan jumlah liabilitas jangka pendek.
Solvabilitas
Adalah kemampuan entitas untuk melunasi liabilitasnya lazimnya diukur dengan
menghitung rasio solvabilitas (solvency ratio). Rasio solvabilitas (Solvency Ratio) adlah
rasio untuk mungukur jumlah relative liabilitas yang digunakan suatu entitas untuk
membelanjai kegiatan usahanya, terutama untuk mengukur kemampuan dengan
melunasi liabilitasnya.

3
Fleksebilitas Keuangan (Financial Flexibility)
Likuiditas dan solvabilitas mempengaruhi fleksibelitas keuangan (financial
flexibility), yang menentukan kemampuan entitas dlam pengambilan tindakan secara
efektif untuk mengatur jumlah dan jadwal arus kas dalam menghadapi kebutuhan dan
kesempatan yang tak terduga.
Suatu entitas yang telah sarat dibelanjai dengan liabilitas akan mengakibatkan
kurang leluasa dalam mengambil keputusan dibidang keuangan. Sumber dana menjadi
terbatas atau tidak tersedia untuk melakukan ekspansi, membelanjai kesempatan yang
timbul atau melunasi liabilitas yang jatuh tempo. Suatu perusahaan dengan tingkat
fleksibilitas keuangan yang tinggi secara relative akan lebih mudah bertahan
menghadapi masa sulit, bangun kembali dari kerugian yang diderita serta mengambil
setiap kesempatan usaha tak terduga. Pada umumnya semakin besar fleksibilitas
keuangan suatu perusahaan, maka semakin kecil kegagalan.

B. Unsur Laporan Posisi Keuangan


Laporan posisi keuangan terdiri atas tiga elemen utama: asset, liabilitas, dan
ekuitas.
Asset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa
masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan di peroleh masa
depan.3 Aset dapat mengambil bermacam-macam bentuk, aset dapat memiliki fisik yang
kasat mata sepertigedung, mesin produksi, atau persediaan barang dagangan. Namun dilain
pihak, beberapa aset tidak berbentuk fisik atau tidak berwujud namun dalam bentuk klaim
legal ataupun hak. Contohnya adalah hak paten dan investasi dalam obligasi pemerintah.
Agar seumber daya ekonomi perusahaan boleh disebut sebagai aset haruslah memiliki
karakteristik berikut:

3
Hans Kartikahadi,dkk.Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS.2016.Ikatan Akuntan Indosesia.hal
158-162

4
 Sumber daya tersebut mestilah mampu memberikan kontribusi secara langsung
maupun tidak langsung kepada arus masuk kas perusahaan dimasa yang akan
datang. Potensi jasa seperti ini bisa ada karena aset diharapkan akan ditukar dengan
sesuatu yang lainnya yang bernilai bagi perusahaan misalnya persediaan, akan
digunakan menghasilkan barang atau dipakai untuk sesuatu yang lainnya yang
meningkatkan nilai aktiva lainnya misalnya sebuah pabrik atau akan dipakai untuk
melunasi kewajibannya umpamnya kas.
 Perusahaan haruslah sanggup mendapatkan manfaat dimasa yang akan datang dan
mengendalikan akses pihak lain terhadapnya. Pengendalian berarti bahwa
perusahaan biasanya dapat mengabaikan atau mengatur pihak lain untuk memakai
aset tersebut.
 Transaksi atau kejadian yang membentuk hak perusahaan untuk mengendalikan
atau mendapatkan menfaat aset haruslah sudah sudah terjadi. Hal ini berarti bahwa
perusahaan tidak akan mempunyai aset untuk mendapatkan manfaat tertentu di
masa yang akan datang apabila transaksi atau kejadian yang memberikannya akses
atau pengendalian atau manfaat itu belum berlangsung.
 Biaya perolehan atau nilai wajar dari sumber daya ekonomi tersebut sepatutnya
terukur secara objektif.

Pengendalian merupakan konsep akuntansi yang serupa tapi tak sama dengan
konsep kegal atau kepemilikan. Sungguhpun sebagai pos besar yang dilaporkan sebagai
aset dimiliki oleh entitas, namun kepemilikan (ownership) aset bukanlah merupakan tes
esensial bagi suatu aktiva.4

Liabilitas adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,
penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumberdaya entitas yang
mengandung manfaat ekonomi5. Kewajiban perusahaan harus memiliki tiga karakteristik
supaya boleh dianggap sebagai suatu kewajiban.

4
Sofyan Syafari Harahap.2002.Teori Akuntansi Laporan Keuangan.Jakarta:Bumi Aksara.hal12-13
5
Hans Kartikahadi,dkk.Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS.2016.Ikatan Akuntan
Indosesia.hal162

5
 Kewajiban tersebut harus melibatkan tanggung jawab perusahaan kepada entitas
atau entitas-entitas lainnya yang akan diselesaikan dengan suatu pengorbanan yang
melibatkan transfer aset,provisi jasa, atau penggunaan aset.
 Perusahaan mestilah berutang dala suatu cara sqedemikian rupa sehingga
perusahaan sedikit atau tidak mempunyai kebebasan untuk menghindari
pengorbanan dimasa yang akan datang. Dengan demikian, perusahaan harus
mempunyai tanggung jawab legal untuk mengalihkan aktiva atau memberikan jasa
kepada satu atau lebih entitasnya.
 Transaksi atau kejadian lainnya yang mewajibkan perusahaan haruslah sudah
terjadi. Begitu kewajiban telah dipikul oleh perusahaan, kewajiban tersebut tetap
akan menjadi kewajiban sampai perusahaan menyelesaikan atau kejadian lain
menghapusnya dari tanggung jawab.

Ekuitas adalah hak residual atas asset setelah dikurangi semua liabilitas.
Perusahaan mempunyai dua jenis ekuitas: yang pertama ekuitas kepada yang
meminjamkan dana (yakni, kreditor) dan kepada pemilik perusahaan. Ekuitas pemilik
(owner equity) menunjukkan klaim pemilik terhadap aktiva perusahaan. Karena klaim
kreditor mempunyai prioritas legal lebih tinggi ketimbang klaim pemilik.6

Walaupun akuntansi menganut prinsip substansi lebih penting daripada bentuk, tapi
keberadaan suatu asset, liabilitas dan ekuitas dan pengakuan secara yuridis formal jelas
berdasarkan hukum perdata dan dagang yang berlaku. Kapan suatu asset yang diperoleh
melalui transaksi jual beli dapat dikatakan telah berpindah kepemilikan secara hukum,
haruslah memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku dan atau kebiasaan dalam
dunia bisnis yang bersangkutan. Dalam hukum perdata dikenal perbedaan barang bergerak
dan barak tak bergerak. Transaksi jual beli untuk barang bergerak dan barang tak bergerak
masing-masing diatur secara tersendiri.
PSAK 1 menyebutkan informasi minimum harus dicakup dalam laporan posisi
keuangan. Sementara Peraturan Bapepam dan LK VIII.G.7 juga memberikan komponen
keuangan utama laporan posisi keuangan yang harus disajikan secara tersendiri. Berikut

6
Sofyan Syafari Harahap.2002.Teori Akuntansi Laporan Keuangan.Jakarta:Bumi Aksara.hal13-15

6
adalah informasi minimum yang harus dicakup dalam laporan posisi keuangan berdasarkan
ketentuan PSAK 1:
a) Asset tetap
b) Property investasi
c) Asset tak berwujud
d) Asset keuangan(tidak termasuk jumlah yang disajikan pada (e, g, dan h)
e) Investasi dengan menggunakan metode ekuitas
f) Persediaan
g) Piutang dagang dan piutang lainnya
h) Kas dan setara kas
i) Aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang
termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk
dijual sesuai dengan PSAK 58 (2004) Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk
Dijual dan Operasi yang Diberhentikan.
j) Utang dagang dan terutang lain
k) Provisi
l) Liabilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam ( j dan k)
m) Liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46
(2004) Akuntansi Pajak Penghasilan.
n) Liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK
46
o) Liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan
sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58
p) Kepentingan non pengendalian, disajikan sebagai bagian dari ekuitas, dan;
q) Modal saham dan cadangan yang dapat didistribusikan kepada entitas induk.

Tentunya pengaplikasian standar tersebut harus disesuaikan menurut keadaan


masing-masing entitas pelaporan. Kapan suatu unsur harus dilaporkan tersendiri dan tidak
tercampur dengan unsur lain, ditentukan oleh meterialitas, sifat, tingkat likuiditas, dan
fungsi suatu aset; sedangkan untuk liabilitas tergantung pada jumlah, sifat dan saat jatuh

7
tempo. Bila dipandang relevan untuk pemahaman posisi keuangan, entitas dapat
menyajikan pos-pos tambahan, judul dan subtotal dalam laporan posisi keuangan.

C. Pengklasifikasian Dalam Laporan Posisi Keuangan


Pengklasifikasian agar laporan keuangan dapat benar-benar informative dan
bermanfaat bagi para pemangku kepentingan untuk pengambilan keputusan ekonomi,
masalah pengakuan,pengukuran, pengelompokan dan pelaporan unsur laporan keuangan
adalah sangat penting. Unsur laporan keuangan yaitu aset, laibilitas, dan ekuitas perlu
dikelompokan dan dilaporkan sedmikian rupa agar dapat berguna untuk mengukur dan
menganalisis likuiditas, solvabilitas dan fleksibilitas keuangan suatu entitas ekonomi
dengan baik.
Pengklarifikasian Aset Lancar dan Tak Lancar, Liabilitas Jangka Pendek dan
Jangka Panjang
PSAK 1 mewajibkan entitas menyajikan asset lancer dan aset tidak lancer, serta
liabiltas jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasifikasi yang terpisah dalam
laporan posisi keuangan. Jika manajemen menganggap bahwa penyajian asset dan
liabilitas berdasarkan likuiditas akan memberikan informasi yang lebih relevan dan
dapat diandalkan, misalnya untuk entitas lembaga keuangan, maka entitas dapat
menyajikan seluruh asset dan liabilitas berdasarkan likuiditas. Penyajian berdasarkan
likuiditas bias berdasarkan urutan yang paling likuid hingga yang paling tidak likuid
atau sebaliknya, sepanjang diurutkan berdasarkan likuiditasnya.

Apapun bentuk penyajian yang dipilih oleh entitas, entitas diharuskan untuk
mengungkapkan jumlah yang dapat dipulihkan atau diselesaikan setelah lebih dari 12
bulan, untuk setiap pos aset dan liabilitas yang menggabungkan jumlah yang dapat
dipulihkan atau diselesaikan antara yang diperkirakan akan terjadi dalam waktu 12
bulan dengan yang akan terjadi lebih dari 12 bulan. Pengungkapan ini bisa dilakukan
dalam catatan atas laporan keuangan dan tidak harus dalam laporan posisi keuangan.

8
Untuk entitas yang menyediakan barang dan jasa dengan siklus operasi yang jelas,
pemisahan antara aset lancar dan aset tidak lancar, liabilitas jangka pendek dan jangka
panjang dapat memberikan informasi mengenai aset neto yang digunakan secara terus
menerus sebagai model kerja dibandingkan dengan aset dan liabilitas lainnya yang
umurnya lebih panjang.

Manfaat Karyawan

Entitas yang menggunakan pengelompokkan lancar dan tidak lancar atau jangka
pendek dan panjang dalam penyajian laporan posisi keuangan tidak diharuskan untuk
melakukan analisis dan membedakan, aset dan liabilitas terkait manfaat pasca kerja
karyawan atas aset lancar dan tidak lancar atau liabilitas jangka pendek dan panjang.

Namun untuk imbalan kerja jangka pendek dan imbalan jangka panjang lainnya,
seperti: cuti tahunan, cuti besar, cuti hari raya, penghargaan masa kerja atau imbalan
jasa jangka panjang lainnya serta imbalan cacat permanen, entitas harus
mengklasifikasikan sesuai dengan waktu yang diharapkan untuk diselesaikan.

Pajak Tangguhan

Entitas yang menggunakan pengelompokkan aset lancar dan tidak lancar atau
liabilitas jangka pendek atau jangka panjang dalam laporan posisi keuangan, tidak
diperkenankan untuk mengklasifikasikan aset pajak tangguhan sebagai aset lancar atau
liabilitas pajak tangguhan sebagai liabilitas jangka pendek. Setiap perioade pelaporan,
sesuai pengaturan dalam PSAK 46 (2014) Akuntansi Pajak Penghasilan, entitas harus
menghitung dan mengakui adanya pajak tangguhan, yang mungkin berada pada posisi
aset atau liabilitas. Misalnya: jika terdapat aset pajak tangguhan, maka aset pajak
tangguhan tersebut harus diklasifikasikan dalam kelompok aset tidak lancar.
Sebaliknya jika yang timbul adalah liabilitas pajak tangguhan, maka liabilitas pajak
tangguhan diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka panjang.

Aset Lancar dan tak lancar

PSAK 1 menyebutkan kriteria suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika:

9
a) Entitas mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk menjual
atau menggunakannya, dalam siklus operasi normal;
b) Entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan;
c) Entitas mengharapkan akan merealisasikan aset dalam jangka waktu dua belas
bulam setelah periode laporan;
d) Kas atau setara kas, kecuali yang dibatasi tidak dapat dipertukarkan atau
digunakan untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya dua belas bulan
setelah periode pelaporan.7

Aset yang tidak termasuk katagori diatas adalah sebagai aset tak lancar.

Siklus operasi entitas merupakan jangka waktu antara perolehan aset untuk
memeroses dan realisasinya menjadi kas dan setara kas. Ketika siklus operasi normal
entitas tidak didefinisikan secara jelas, mak diasumsikan selama dua belas bulan.

Contoh aset lancar antara lain kas,piutang, persediaan, investasi jangka pendek, dan
biaya dibayar dimuka. Pengklasifikasian terpisah antara aset lancar dan tidak lancar
akan menunjukan bagaimana suatu aset difungsikan dalam entitas. Contohnya sebuah
motor bagi entitas dealer, motor merupakan persediaan atau aset lancar karena motor
tersebut merupakan barang dagang. Sedangkan motor yang digunakan entitas lainnya
sebagai alat angkut sehari-hari akan diklasifikasikan sebagai aset tetap atau aset tidak
lancar.

Aset tidak lancar adalah aset yang tidak memenuhi definisi aset lancar. Aset tidak
lancar adalah sebagai berikut:

1. Investasi Jangka Panjang


Investasi jangka panjang mencakup beberapa bentuk seperti investasi dalam
obligasi dan saham, investasi dalam bentuk dana yang disisihkan untuk
tujuan tertentu (sinking fund).
2. Aset Tetap

7
Hans Kartikahadi,dkk.Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS.2016.Ikatan Akuntan
Indosesia.hal163-168

10
Ini adalah aaset berwujud yang digunakan dalam operasi entitas, misalnya
treuk, bangunan, mesin dan furniture.
3. Aset Tak berwujud
Merupakan aset tanpa wujud fisik dan bukan berbentuk instrumen keuangan
misalnya, hak paten, hak cipta, frinchise, dan goodwill.
4. Aset lainnya yang bersifat tidak lancar
Contohnya piutang jangka panjang dan biaya dibayar dimuka jangka
panjang.8

Liabilitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang

PSAK 1 memberikan rumusan liabilitas jangka pendek sebagaimana disebutkan


dibawah ini. Entitas mengklasifikasikan liabilitas yang tidak termasuk kategori tersebut
dibawah sebagai liabilitas jangka panjang.

a) Entitas mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus


operasi normalnya;
b) Entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;
c) Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu dua
belas bulan setelah periode pelaporan;
d) Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas
selama sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan.

Beberapa contoh dari liabilitas ini adalah sebagai berikut.

a) Deposit yang dapat dikembalikan (refundable deposit).


b) Liabilitas keuangan yang akan jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah
periode pelaporan.

8
Dwi Martani,dkk.Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK.2016.Jakarta:Salemba Empat.hal 142

11
c) Ketika entitas melanggar ketentuan perjanjian pinjaman jangka panjang yang
menyebabkan liabilitas tersebut harus segera dibayar (payable on demand).9

Contoh liabilitas jangka pendek antara lain utang dagang, biaya akrual untuk biaya
karyawan, atau biaya operasi lain. Siklus operasi normal yang sama diterapkan pada
aset dan liabilitas. Kriteria untuk mengklasifikasikan liabilitas jangka pendek atau
jangka panjang berdasarkan kondisi yang ada pada tanggal akhir periode laporan
keuangan. Utang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun setelah
tanggal akhir periode akan diklasifikasikan sebagai liabilitas lancar, meskipun entitas
sudah melakukan perjanjian untuk pembiayaan kembali atau perpanjangan
(refinancing atau rechedule) menjadi jangka panjang, namun perjanjian tersebut baru
dilakukan setelah tanggal akhir peride laporan keuangan sebelum laporan keuangan
terbit.

Liabilitas jangka panjang biasanya mencakup:

1. Liabilitas yang berasal dari pembiayaan seperti, penerbitan obligasi, utang sewa
guna usaha, dan utang bank jangka panjang.
2. Liabilitas yang berasal dari kegiatan operasi entitas, seperti kewajiban pension,
dan kewajiban pajak tangguhan.
3. Liabilitas yang tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya suatu peristiwa
dimasa depan, seperti provisi untuk kewajiban garansi.10
Informasi yang harus disajikan dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas
laporan keuangan
PSAK No.1 menjelaskan bahwa laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian
jumlah pos-pos berikut :
a) Aset tetap
b) Properti investasi
c) Asset tidak berwujud
d) Aset keuangan

9
Hans Kartikahadi,dkk.Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS.2016.Ikatan Akuntan
Indosesia.hal169
10
Dwi Martani,dkk.Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK.2016.Jakarta:Salemba Empat.hal 143

12
e) Investasi dengan menggunakan metode ekuitas
f) Asset biologik
g) Persediaan
h) Piutang dagang dan piutang lainnya
i) Kas dan setara kas
j) Total aset yang diklasifikasikan sebagai asset yang dimiliki untuk dijual dan aset
yang termasuk dalam lepasan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk
dijual sesuai dengan PSAK 58
k) Utang dagang dan terutang lainnya
l) Kewajiban diestimasi
m) Liabilitas keuangan
n) Liabilitas dan aset untuk pajak lancar PSAK No.46
o) Kepentingan nonpengendalian
p) Modal saham dan cadangan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

Ekuitas

Ekuitas merupakan bagian pemilik atau suatu entitas. Jenis dan pengklasifikasian
ekuitas tergantung pada bentuk hukum perusahaan: perusahaan perseorangan, firma,
perseroan komandite(CV), perseroan terbatas(PT), perusahaan umum(perum),perusahaan
jawatan(perjan), koperasi dan lain-lain.
Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan akhir
periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan yang timbul dari:
a) Laba rugi
b) Masing-masing pos pendapatan komprehensif lain.
c) Transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik,yang menunjukan
secara terpisah kontribusi dari pemilik dan distribusikan kepada pemilik dan
perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang tidak menyebabkan hilangnya
pengendalian.
Entitas menyajikan, baik dalam laporan perubahan ekuitas atau dalam catatan atas
laporan keuanganm, jumlah deviden yang diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama
periode, dan nilai deviden per saham.

13
Pengungkapan Modal Saham
Pengungkapan yang jelas tentang modal saham harus dilakukan secukupnya sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku. PSAK 1 memberikan petunju tentang
pengungkapan untuk setiap jenis saham, baik itu lakukan dalam laporan posisi keuangan
ataupun dalam catatan atas laporan keuangan.
Komponen Ekuitas Lainnya
Dalam laporan posisi keuangan, entitas dapat menyajikan penghasilan
komprehensif lain dalam satu baris kompenen ekuitas lainnya dan menyajikan rincian dari
komponen ekuitas lain dalam catatan atas laporan keuangan.
Berdasarkan SAK yang berlaku hingga saat ini, komponen penghasilan komprehensif lain
adalah sebagai berikut:
 Selisish revaluasi asset tetap dan asset tak berwujud, jika entitas menggunakan
metode revaluasi untuk satu atau lebih kelompok aset tetapnya dan asset tak
berwujud.
 Keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti.
 Selisish kurs penjabaran laporan keuangan.
 Selisih nilai wajar asset keuangan tersedia untuk dijual.
 Bagian efektif selisih nilai wajar instrumen lindung nilai dalam rangka lindung nilai
arus kas.
Kepentingan Nonpengendalian
Berdasarkan PSAK yang lama, dalam laporan keuangan konsolidasian, kita
mengenal istilah hak minoritas ( minority interest), namun dalam PSAK 65 (2014)
laporan keuangan konsolidasi, istilah tersebut diganti dengan kepentingan
Nonpengendalian(non-controlling interest).
Kepentingan Nonpengendalian adalah ekuitas entitas anak yang tidak dapat diatribusikan
secara langsung atau tidak langsung pada entitas induk.

Perubahan pengertian ini memberikan paradigma baru dalam pengertian suatu


entitas. Iika sebelumnya, hak minoritas disaiikan diantara liabilitas dan ekuitas, PSAK 65
mengatur bahwa kepentingan nonpengendali disajikan sebagai bagian dari ekuitas terpisah
dan’ ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk Kepentingan nonpengendali
menggambarkan bagian dari aset neto entitas anak yang dimilih oleh orang atau
14
sekelompok orang pemilik entitas anak, namun tidak memiliki pengendalian atas entitas
anak. Kepemilikan ini memenuhi defmisi ekuitas sebagaimana disebutkan dalam Kerangka
Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.11

D. Format Laporan Posisi keuangan

PSAK tidak menyarankan format tertentu untuk menyajikan laporan posisi keuangan.
Beberapa entitas menyajikan aset terlebih dahulu kemudian diikuti dengan ekuitas dan
liabilitas. Sementara entitas lainnya menyajikan aset lancar padaurutan awal aset dan
liabilitas jangka pendek pada urutan awal liabilitas. Secara umum, ada dua bentuk laporan
posisi keuangan yang biasa diikuti oleh entitas, yaitu bentuk akun (account form) dan
bentuk laporan (report form). Bentuk akun menyajikan secara berdampingan bagian kiri
adalah aset dan bagian kanan adalah liabilitas dan ekuitas.

Laporan Posisi Keuangan

31 Desember 2015

Aset lancar Liabilitas jangka pendek


Aaset tidak lancar Liabilitas jangka panjang
Ekuitas

Sementara bentuk laporan menyajikan secara berurutan kebawah mulai dari aset, liabilitas,
dan ekuitas.

Laporan Posisi Keuangan

31 Desember 2015

Aset

Liabilitas

Ekuitas

11
Hans Kartikahadi,dkk.Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS.2016.Ikatan Akuntan Indosesia.hal
172-175

15
Sedangkan format yang di ilustrasikan di IFRS berbeda dalam penyajiannya sebagai
berikut.

Laporan Posisi Keuangan

31 Desember 2015

Aset tidak lancar Ekuitas


Aset lancar Liabilitas jangka panjang
Liabilitas jangka pendek

PSAK menyajikan format yang mengikuti kebiasaan di Indonesia, sedangkan IFRS


menyajikan ilustrasi format yang mengikuti kebiasaandi perusahaan-perusahaan di Eropa,
yaitu sebagian besar menyajikan aset tidak lancar terlebih dahulu sebelum aset lancar dan
menyajikan ekuitas terlebih dahulu sebelum liabilitas.

16
17
18
19
F. Pengungkapan
Pengungkapan laporan arus kas
Menurut PSAK 2(revisi 2009)laporan arus kas bahwa transaksi investasi dan
pendanaan yang tidak memerlukan penggunaan kas dan setara kas, tidak termasuk dalam
laporan arus kas. Transaksi tersebut contohnya adalah perolehan asset secara kredit atau
melalui sewa pembiayaan,akuisisi suatu entitas melalui penerbitan saham, dan konversi
utang menjadi modal. Transaksi semacam itu meskipun memengaruhi struktur aset serta
modal entitas, tapi tidak memengaruhi arus kas periode berjalan, sehingga tidak
dimasukkan ke dalam laporan.

Pengungkapan laporan posisi keuangan


Mengungkapkan dalam laporan posisi keuangan atau dalam catatan atas laporan
keuangan, subkalisifikasi dari pos-pos yang disajikan. Perincian subkalisifikasi bergantung
pada ketentuan di PSAK, misalnya:
1. Piutang, antara piutang usaha pihak ketiga dan piutang usaha dengan pihak berelasi.
2. Persediaan, disubkalisifikasi antara persediaan bahan baku,barang dalam proses,
dan barang jadi.
3. Aset tetap, disubkalifikasikanterpisah menurut kelompok aset tetap, misalnya
tanah, bangunan dan peralatan.
Pengungkapan yang juga dapat disajikan pada laporan posisi keuangan (atau dapat juga
dilaporan perubahan ekuitas atau catatan atas laporan posisi keuangan) misalnya informasi
mengenai jenis saham, yaitu jumlah saham modal dasar dan jumlah saham yang terbitkan
dan disetor penuh, dan nilai nominal saham.12

12
Dwi Martani,dkk.Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK.2016.Jakarta:Salemba Empat.hal 144-146

20
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menurut PSAK 1(Revisi 2013) penyajian Laporan Keuangan. Entitas menyajikan
asset sebagai asset lancar dan tidak lancar serta liabilitas sebagai liabilitas janka pendek
dan liabilitas jangka panjang sebagai klasifikasi terpisah dalam laporan posisi keuangan,
kecuali penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang lebih relevan dan
dapat diandalkan. Liabilitas menunjkan sumber pendana dari pihak ketiga yang harus
dibayark baik dalam bentuk uang, barang atau jasa. Sedangkan ekuitas menunjukkan
investasi atau kepemilikan pemodalan entitas yang bersangkutan.
Laporan posisi keuangan terdiri atas tiga elemen utama: asset, liabilitas, dan
ekuitas. Asset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa
masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan di peroleh masa
depan. Liabilitas adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,
penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumberdaya entitas yang
mengandung manfaat ekonomi. Kewajiban perusahaan harus memiliki tiga karakteristik
supaya boleh dianggap sebagai suatu kewajiban. Ekuitas adalah hak residual atas asset
setelah dikurangi semua liabilitas. Perusahaan mempunyai dua jenis ekuitas: yang pertama
ekuitas kepada yang meminjamkan dana (yakni, kreditor) dan kepada pemilik perusahaan.
Ekuitas pemilik (owner equity) menunjukkan klaim pemilik terhadap aktiva perusahaan.
Karena klaim kreditor mempunyai prioritas legal lebih tinggi ketimbang klaim pemilik.
Mengungkapkan dalam laporan posisi keuangan atau dalam catatan atas laporan
keuangan, subkalisifikasi dari pos-pos yang disajikan. Perincian subkalisifikasi bergantung
pada ketentuan di PSAK, misalnya:
1) Piutang, antara piutang usaha pihak ketiga dan piutang usaha dengan pihak berelasi.
2) Persediaan, disubkalisifikasi antara persediaan bahan baku,barang dalam proses,
dan barang jadi.
3) Aset tetap, disubkalifikasikanterpisah menurut kelompok aset tetap, misalnya
tanah, bangunan dan peralatan.

21
B. SARAN
Dari uraian diatas, saran yang dapat kami berikan adalah kiranya dalam pembuatan
laporan posisi keuangan harus lebih teliti sehingganya dapat diketahui kondisi keuangan
perusahaaan lebih baik. Dalam pembuatan laporan posisi keuangan harus dimulai dengan
akun yang paling likuid.

22
DAFTAR PUSTAKA

Harahap,Sofyan Syafari.2002.Teori Akuntansi Laporan Keuangan.Jakarta:Bumi Aksara

Kartikahadi, Hans,dkk.Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS.2016.Ikatan


Akuntan Indosesia

Kasmir.Pengantar Manajemen Keuangan.2010.Jakarta:Prenadamedia


Martani, Dwi,dkk.Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK.2016.Jakarta:Salemba Empat

23

Anda mungkin juga menyukai