Anda di halaman 1dari 29

Flowmeter (Pengukuran Aliran)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Instrumentasi Alat


DISUSUN OLEH : Kelompok 1 (A2)

Annisa Khairani Nasution 170140044


Cut Sisin Mehita S 170140005
Eka Pratama 170140040
Ira Sahara 170140030
Muhammad Rifaldi 170140037
Mulia Effendi 170140092
Yulfa Azri Salsabila Sinaga 170140036
Yuli Hesni 170140056
Dewi Lestari 1701400

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga
makalah berjudul “Pengukuran Aliran Dalam Dunia Industri” ini selesai tepat waktu.
Shalawat serta salam atas baginda Nabi Muhammad S.A.W yang telah membawa
ummat manusia dari zaman jahiliah ke zaman yang beradab dan berilmu.Penyusun
menyadari bahwa dalam penyusunannya terdapat begitu banyak kekurangan sehingga
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diperlukan untuk perbaikan
selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat. Aamiin.
Daftar Isi

Kata Pengantar ……………………………………………………......i


BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ….…...………………………………………..1
1.2 Tujuan ………….…………………………………………….2
1.3 Rumusan Masalah …………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Defenisi-Defenisi Fisis ……………………..………………...3
2.2 Forluma Aliran ………………………………………………..5
2.3 Instrumen Pengukuran Aliran ……………………………….12
2.4 Aplikasi Pngukuran Laju Alir ……………………………….23
BAB II KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan ..………………………………………………..26
3.2 Saran ..………………………………………………………26
Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengukuran aliran fluida adalah sangat penting di dalam suatu industri seperti
proses kilang minyak (refinery), pembangkit listrik (power plant), industri kimia
(petrochemical), Industri pengolah limbah, Industri makanan, industri minuman,
Industri Farmasi dan lain-lain. Pada industri proses seperti ini, memerlukan
penentuan kuantitas dari suatu fluida (liquid, gas, steam, powder) yang mengalir
melalui suatu titik pengukuran, baik didalam saluran yang tertutup maupun saluran
terbuka (parit, sungai). Parameter aliran yang diukur dapat berupa : laju aliran
volume, laju aliran massa, kecepatan aliran. Instrumen untuk melakukan pengukuran
kuantitas aliran fluida ini disebut flow meter. Aplikasi pengguanaan flow meter ini
menpunyai cakupan yang cukup luas pengembangnya seperti bagian dari sensor flow
meter, interaksi sensor dan fluida melalui penggunaan teknik penghitungan komputer
(komputasi), transduser dan hubungannya dengan unit pemprosesan sinyal
(transmitter), serta penilaian dari keseluruhan sistem di bawah kondisi lingkungan
yang ideal, kondisi mudah terendam air karena cuaca, kondisi di daerah yang
berbahaya dan mudah meledak serta pada lokasi laboratorium ataupun di tempat
tertutp lainnya,.

Flow meter mempunyai banyak sekali jenis, ukuran dan model, karena itu jenis
flow meter yang akan kita gunakan harus benar-benar disesuaikan denan kebutuhan
aplikasi dilapangan. Karena jika pemilihan jenis flow meter ini kurang tepat maka
akan menimbulkan biaya lebih tinggi baik karena umur dari flow meter itu sendiri
maupun akurasi dari pengukuran aliran fluida yang kurang tepat dimana akurasinya
rendah. Jika kita mengamati cara kerja flow meter yang bermacam-macam sesuai
dengan tipe flow meter maka hal penting yang perlu diperhatikan seperti jenis fluida,
kepekatan fluida, temperatur, keasaman cairan, working pressure, lingkungan yang
explosion proof, bahkan kebersihan fluida juga harus diinformasikan sebagai
pertimbangan untuk menentukan jenis flow meter yang sesuai. Dari segi jenis fluida
yang akan diukur oleh alat flow meter dibagi dalam 3 bagian yaitu flow meter untuk
fluida cair, fluida Gas dan fluida solid ( tepung, bubuk, pasir dan lainnya). Hampir
semua jenis Flowmeter dapat digunakan untuk mengukur aliran fluida cair dan
beberapa jenis bisa digunakan untuk mengukur fluida gas (Nitrogen, oksigen, udara
bertekanan, steam dan lainnya).Dari semua jenis flow meter yang ada tentu
menggunakan prinsif fisis dalam aplikasinya. Sehingga pada makalah ini akan
dijelaskan mengenai jenis-jenis flow meter dan prinsip kerja yang diterapkannya.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah sebagai berikut:

1.2.1 Mengetahui prinsip fisis yang digunakan dalam pengukuran aliran.

1.2.2 Mengetahui jenis dan prinsip kerja flow meter.

1.2.3 Mengetahui pertimbangan-pertimbangan yang diperhatikan dalam pemilihan


alat ukur yang akan digunakan dalam pengukuran aliran.

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini antara lain:

1.3.1 Prinsip fisis apa saja yang digunakan dalam pengukuran aliran?

1.3.2 Apa saja jenis flow meter yang ada dan bagaimana prinsip kerjanya?

1.3.3 Apa saja pertimbangan-pertimbangan yang diperhatikan dalam memilih alat


ukur yang akan digunakan dalam pengukuran aliran?
BAB II

PEMBAHASAN

Pengukuran aliran mulai dikenal sejak tahun 1732 ketika Henry Pitot mengatur
jumlah fluida yang mengalir. Dalam pengukuran fluida perlu ditentukan besaran dan
vektor kecepatan aliran pada suatu titik dalam fluida dan bagaimana fluida tersebut
berubah dari titik ke titik.Pada bab ini akan dijelaskan tentang konsep aliran dan laju
fluida serta kaitannya dengan viskositas dan tekanan aliran. Di samping itu akan
dijelaskan beberapa hal pokok seperti Angka Reynolds, rumus yang digunakan dalam
pengukuran aliran, Persamaan Bernoulli, pengukuran aliran menggunakan tekanan
differensial dan pertimbangan dalam penggunaan instrumentasi dalam pengukuran
aliran.

2.1 Definisi-definisi Fisis

2.1.1 Velocity

Merupakan ukuran kecepatan dan arah dari sebuah objek, jika dikaitkan dengan
fluida maka velocity merupakan kecepatan fluida.

2.1.2 Laminar Flow

Terjadi ketika kecepatan rata-rata partikel rendah dan pergerakannya cenderung


lancar.

Gambar 2.1 Bentuk aliran laminar

2.1.3 Turbulen Flow


Terjadi ketika kecepatan rata-rata partikel relatif tinggi yang mengakibatkan
turbulensi (pusaran).

Gambar 2.2 Bentuk aliran turbulent

2.1.4 Viscosity

Properti dari gas atau cairan yang merupakan ukuran ketahanan terhadap
gerakan atau flow. Viscosity terbagi atas viskositas dinamik dan viskositas kinematik.

Tabel 2.1 Faktor konversi viskositas kinematik dan viskositas dinamik

2.1.5 Bilangan Reynolds

Bilangan yang menentukan jenis flow apakah termasuk laminar atau turbulent
dengan ketentuan:

a. Jika R < 2000, bersifat laminar

b. Jika 2000 < R < 5000, bisa bersifat laminar atau turbulent atau keduanya

c. Jika R > 5000, bersifat turbulent

Untuk mencari besarnya Bilangan Reynolds digunakan persamaan (2.1)


Keterangan:

R = Bilangan Reynolds

V = Kec. Fluida rata-rata

D = Diamater pipa

ρ= Massa jenis

µ= Viskositas absolut

2.1.6 Flow Rate

Flow rate merupakan volume fluida yang melewati titik pengukuran.

2.1.7 Total Flow

Volume fluida yang mengalir selama periode waktu dan diukur dalam galon,
meter kubik,liter dan lain sebagainya.

2.2 Formula Aliran

2.2.1 Persamaan Kontinuitas

Pengukuran ini memberikan petunjuk yang sebanding dengan kuantitas total


yang telah mengalir dalam waktu tertentu. Fluida mengalir melewati elemen primer
secara berturutan dalam kuantitas yang kurang lebih terisolasi dengan secara
bergantian mengisi dan mengosongkan bejana pengukur yang diketahui kapasitasnya.

Persamaan kontinuitas menyatakan bahwa jika laju aliran keseluruhan sistem


tidak berubah dengan waktu (lihat Gambar. 2.3a), laju aliran dalam setiap bagian dari
sistem adalah konstan.

Gambar 2.3 Prinsip aliran yang digunakan dalam persamaan kontinuitas: (a) diameter
tetap dan (b) efek diameter yang berbeda pada laju aliran.

Laju aliran Q merupakan fungsi luas pipa A dan kecepatan V dari cairan yang
mengalir

lewat pipa, yakni:

Q = A.V (2.2)

Dimana: Q = laju aliran

A = luas penampang

V = kecepatan rata-rata

Jika cairan yang mengalir dalam tabung dengan daerah penampang yang
berbeda yaitu A1 dan A2, seperti yang yang ditunjukkan pada Gambar 2.2b,
persamaan kontinuitas yang berlaku menjadi:
Persamaan 2.2 di atas merupakan contoh kasus untuk aliran gas, namun
persamaan tersebut dapat dimodifikasi untuk contoh kasus aliran fluida dengan
mengalikan kedua sisi dengan (berat jenis), sehingga persamaan tersebut menjadi:

Contoh soal:

1. Berapakah laju aliran yang melewati sebuah pipa dengan diameter 9 inch, jika
kecepatan rata-ratanya sebesar 5 fps ?

Solusi:

Q = A.V

dimana: ft : feet; cfs : cubic feet second; gps : galon/second; gpm : galon/minute

Namun demikian dalam praktek, kecepatan tidak merata, lebih besar di pusat.
Jadi kecepatan terukur rata-rata dari cairan atau gas dapat berbeda dari kecepatan
rata-rata sebenarnya.

2.2.2 Persamaan Bernoulli

Berdasarkan Hukum Bernoulli, maka berlaku:

Keterangan
P = tekanan fluida ρ = masa jenis fluida

v = kecepatan fulida

g = gravitasi bumi

h = tinggi fluida (elevasi)

Gambar 2.4 Hukum Kontinuitas.

Jika h1 dan h2 dibuat sama tingginya maka,

Perhatian : Rumus diatas hanya berlaku untuk aliran Laminer, yaitu aliran yang
memenuhi prinsip kontinuitas.

Pada dasarnya Persamaan Bernoulli (1738) memberikan hubungan antara tekanan,


kecepatan fluida dan elevasi dari sebuah sistem aliran.

Dimana:

PA dan PB =tekanan statis pada titik A dan B

γΑ dan γB = berat jenis


VA dan VB = kecepatan rata-rata

g = kecepatan gravitasi

ZA dan ZB = elevasi yang menunjukkan tingkat (level)

Gambar 2.5 (a) tekanan pada titik-titik A dan B yang berkaitan dengan Persamaaan
Bernoulli dan (b) penerapan Bernoulli.

2.2.3. Kerugian Aliran Fluida

Persamaan Bernoulli tidak memperhitungkan hilangnya aliran fluida.


Kehilangan aliran ini dicatat sebagai hilangnya tekanan yang dibagi dalam dua
kategori. Pertama, yang terkait dengan viskositas dan gesekan antara penyempitan
dinding dan cairan yang mengalir. Kedua,berhubungan dengan peralatan seperti
katup, siku dan lain sabagainya.

a. Outlet Loss

Laju aliran Q dari persamaan kontinuitas diberikan oleh:

Q = A3.V3 (2.8)

untuk mengukur khilangan pada outlet, persamaan 2.1 dapat dimodofikasi menjadi:

Q = CD.A3.V3 (2.9)

dimana CD merupakan koefisien pengosongan yang bergantung pada ukuran dan


bentuk pipa.
b. Head Loss

Head loss adalah kerugian tekanan yang terjadi pada aliran internal yang
diakibatkan oleh berbagai hal seperti gesekan fluida dengan dindinga pipa dan adanya
hambatan pada pipa seperti belokan, percabangan, katup dan lain sebagainya (Auzani,
2012). Head Loss terbagi menjadi dua yaitu friction loss (kerugian akibat gesekan)
dan fitting loss (kerugian akibat sambungan).

1) Friction Loss

Terjadinya pengurangan aliran fluida dalam pipa akibat gesekan antara fluida yang
mengalir dengan dinding wadah.Besarnya aliran fluida yang hilang akibat gesekan ini
diberikan oleh:

Dimana:

hL = head loss

f = faktor gesekan

L = panjang pipa

D = diameter pipa

V = kecepatan fluida rata-rata

g = konstanta gravitasi faktor gesekan f tergantung pada angka Reynold.

2) Fitting Loss

Besarnya kerugian akibat sambungan pada pipa diberikan oleh:


Dimana:

hL = head loss

K = koefisien kerugian pada berbagai macam sambungan

V = kecepatan fluida rata-rata

g = konstanta gravitasi Nilai K dapat didapatkan dari handbook yang nilainya


tergantung tipe dari sambungan pipa yang ada.

2.3. Instrumen Pengukuran Aliran

Pengukuran aliran yang paling banyak digunakan dalam dunia industri ialah
pengukuran dengan prinsip perbedaan tekanan, selain itu terdapat berbagai prinsip
pengukuran lain seperti turbin, magnetic, termal dan lain sebagainya. Pengukuran
aliran dapat dibagi menjadi flow rate, total flow dan mass flow.Pemilihannya
bergantung pada akurasi dan karakteristik fluida.

2.3.1. Flow Rate

Pengukuran perbedaan tekanan dapat dibuat untuk menentukan laju alir ketika
cairan yang mengalir melalui pembatas tertentu. Pembatasan menghasilkan
peningkatan tekanan yang dapat langsung berhubungan dengan laju alir. Jenis
pembatas yang dimaksud terdiri dari: (A) Orifice plate, (b) Venturi tube, (c) Flow
nozzle, dan (d) Dall tube.

a. Orifice Plate

Alat ukur terdiri dari pipa dimana dibagian dalamnya diberi pelat berlubang lebih
kecil dari ukuran diameter pipa. Sensor tekanan diletakan disisi pelat bagian inlet (P1)
dan satu lagi dibagian sisi pelat bagian outlet (P2). Jika terjadi aliran dari inlet ke
outlet, maka tekanan P1 akan lebih besar dari tekanan outlet P2.
Keuntungan utama dari Orfice plate ini adalah dari :

1) Konstruksi sederhana

2) Ukuran pipa dapat dibuat persis sama dengan ukuran pipa sambungan.

3) Harga pembuatan alat cukup murah

4) Output cukup besar

Kerugian menggunakan cara ini adalah :

1) Jika terdapat bagian padat dari aliran fluida, maka padat bagian tersebut akan
terkumpul pada bagian pelat disisi inlet.

2) Jangkauan pengukuran sangat rendah

3) Dimungkinkan terjadinya aliran Turbulen sehingga menyebabkan kesalahan


pengukuran jadi besar karena tidak mengikuti prinsip aliran Laminer.

4) Tidak memungkinkan bila digunakan untuk mengukur aliran fluida yang


bertekanan

rendah.

Gambar 2.6 Orifice plate

Jumlah fluida yang mengalir per satuan waktu ( m3/dt) adalah :


dimana :

Q = jumlah fluida yang mengalir ( m3/dt)

K = konstanta pipa

A2 = luas penampang pipa sempit

P = tekanan fluida pada pipa 1 dan 2 ρ = masa jenis fluida

g = gravitasi bumi Rumus ini juga berlaku untuk pipa venturi Berdasarkan bentuk dan
tempat lubang, orifice plate terbagi menjadi 3 yaitu: concentric orifice, excentric
orifice dan segmental orifice. Adapun gambar dari ketiga jenis orifice tersebut
ditunjukkan pada gambar 2.5.

Gambar 2.7 Concentric orifice (a), excentric orifice (b) dan segmental orifice (c)

b. Venturi Tube

Bentuk lain dari pengukuran aliran dengan beda tekanan adalah venturi tube (pipa
venture). Pada pipa venturi, pemercepat aliran fluida dilakukan dengan cara
membentuk corong sehingga aliran masih dapat dijaga agar tetap laminar. Sensor
tekana pertama (P1) diletakkan pada sudut tekanan pertama dan sensor tekanan kedua
diletakkan pada bagian yang paling menjorok ke tengah. Pipa venturi biasa
dipergunakan untuk mengukur aliran cairan.

Keuntungan dari pipa venturi adalah:

1) Partikel padatan masih melewati alat ukur

2) Kapasitas aliran cukup besar

3) Pengukuran tekana lebih baik dibandingkan orifice plate.

4) Tahan terhadapa gesakan fluida.

Kerugiannya adalah:

1) Ukuiran menjadi lebih besar

2) Lebih mahal dari orifice plate

3) Beda tekanan yang ditimbulkan menjadi lebih kecil dari orifice plate.

Gambar 2.8 Venturi tube

c. Flow Nozzle

Tipe Flow Nozzle menggunakan s ebuah corong yang diletakkan diantara


sambungan pipa sensor tekanan P1 dibagian inlet dan P2 dibagian outlet. Tekanan P2
lebih kecil dibandingkan P1. Sensor jenis ini memiliki keunggulan diabanding
venture dan orificeplate yaitu:
1) Masih dapat melewatkan padatan

2) Kapasitas aliran cukup besar

3) Mudah dalam pemasangan

4) Tahan terhadap gesekan fluida

5) Beda tekanan yang diperoleh lebih besar daripada pipa venturi

6) Hasil beda tekanan cukup baik karena aliran masih laminer

Gambar 2.9 Flow Nozle

d. Dall Tube

Tipe pembatas yang sedikit menyebabkan berkurangnya kecepatan aliran dengan


konstruksi ditunjukkan pada gambar 2.7. Dall tube sebetulnya merupakan gabungan
dari venturi tube dan orifice plate.

Gambar 2.10 Dall tube

e. Beberapa jenis pengukur lain Elbow


Ketika aliran melewati sebuah elbow maka akan terjadi gaya sentrifugal yang
menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan antara sisi dalam elbow dengan sisi luar
elbow.

Gambar 2.11 Elbow flow meter

a. Static Tube

Static tube flow meter menggunakan prinsip perbedaan tekanan dengan mengisi
pipa tertentu sebagai chamber sebagai tekanan referensi dan perbedaan tekanan yang
didapatkan setara dengan kecepatan fluida. Jenis flow meter ini rentan terjadi
penyumbatan sehingga hanya digunakan untuk pengukuran fluida dengan tekanan
yang tidak terlalu besar.

Gambar 2.12 Static tube

b. Rotameter
Prinsip operasi dari rotameter (variable area meters) didasarkan pada pelampung
(float) yang berfungsi sebagai penghalang aliran, pelampung tersebut akan melayang
dalam suatu tabung yang mempunyai luas penampang tidak konstan.Luas penampang
tabung berubah tergantung ketinggiannya (semakin tinggi semakin besar).

Gambar 2.13 Rotameter

c. Turbin

Menggunakan baling-baling yang diletakkan pada garis aliran. Kecepatan rotasi


dari roda berbanding lurus dengan laju aliran.

Gambar 2.14 Turbin

d. Moving Vane

Perangkat ini dapat digunakan dalam konfigurasi pipa dan digunakan untuk
mengukur aliran saluran terbuka (open channel flow).
Gambar 2.15 Moving vane

e. Magnetic Flow Meter

Prinsip kerja flowmeter jenis ini didasarkan pada hukum induksi elektromagnetik,
yaitu bila suatu fluida konduktif elektrik melewati pipa tranducer, maka fluida akan
bekerja sebagai konduktor yang bergerak memotong medan magnet yang
dibangkitkan oleh kumparan magnetic dari transducer, sehingga timbul tengangan
listrik induksi.

Gambar 2.16 Magnetic flow meter

f. Strain Gauge Flow Meter

Flow meter yang menggunakan strain gauge digunakan untuk mengukur gaya
pada objek yang berada pada aliran gas atau cairan. Besarnya gaya yang ada pada
objek sebanding dengan laju aliran fluida. Alat ukur ini murah namun dengan akurasi
menengah.
Gambar 2.17 Strain gauge flow meter

2.3.2. Total Flow

Pengukuran total aliran pada pipa tertutup. Pengukuran total flow yang paling
sering dijumpai ialah piston flow meter, nutating disc.

a. Piston Flow Meter

Terdiri dari sebuah piston dalam silinder. Mula-mula fluida masuk dari salah satu
sisi piston kemudian mengisi silinder dimana cairan dialihkan ke sisi lain piston
melalui katup dan port outlet silinder penuh terbuka. Pengalihan fluida membalikkan
arah piston dan mengisi silinder di sisi lain piston. Frekuensi piston melintasi silinder
dalam kerangka waktu tertentu memberikan total fluida.

Gambar 2.18 Piston flow meter

b. Nutating Disc Flow Meter

Berbentk disk yang dapat berosilasi yang nantinya digunakan untuk mengukur dan
menentukan volume total. Alat ukur ini apat digunakan untuk mengukur lumpur.
Gambar 2.19 Nutating disc flow meter

2.3.3. Mass Flow

Jika volume aliran fluida sudah didaptakan, maka mass flow dapat didapat
dengan mengalikan volume aliran dengan massa jenisnya. Salah satu metode untuk
mengukur m ass flow ialah dengan metode termal. Thermal mass flowmeter
didasarkan pada pengukuran panas yang diserap dari sensor akibat dialiri fluida.
Jumlah panas yang diserap menentukan laju aliran massa (mass flow rate).

Gambar 2.20 Thermal mass flow meter

Ketika fluida melewati kawat panas (hot wire) maka akan fluida akan
menyerap panas dan hot wire akan mengirim sinyal ke rangkaian elektronika untuk
memanaskan kembali kawat panas sesuai dengan teperatur referensi. Daya yang
dibutuhkan untuk mempertahankan temperatur pada kawat panas tersebut sebanding
dengan debit aliran fluida yang melewati flow meter.

2.3.4. Dry Particulate Flow Rate


Dalam pengukuran aliran partikel kita perlu mengetahui berat serta panjang
lintasan yang dilaluinya dengan persamaan:

Keterangan:

Q = Laju aliran (debit)

W = Berat material

L = Panjang lintasan

R = Kecepatan sabuk berjalan

Gambar 2.21 Dry particulate flow meter

2.3.5. Open Channel Flow

Terjadi ketika fluida yang mengalir tidak berada dalam sebuah pipa melainkan
sebuah wadah terbuka. Prinsip kerjanya mirip dengan orifice plate dan venturi tube
yang menggunakan prinsip perbedaan tekanan pada tiap sisi penyempitan dindingnya.
Gambar 2.22 Open channel flow meter

2.4 Aplikasi pengukuran laju alir


2.4.1 Pengukur aliran variabel –pengukur aliran piston dan spring untuk gas dan
cairan.
Jenis pengukur aliran piston menggunakan orifis tabung yang dibentuk oleh
piston dan sebuah kerucut runcing. Piston ditempatkan dibagian dasar kerucut (tidak
pada posisi aliran) oleh kalibrasi spring. Skalanya berdasarkan pada berat jenis 0,84
untuk pengukur minyak dan 1,0 untuk pengukur air. Desainnya sederhana dan
mudah yang dapat dilengkapi alat untuk mentransmisikan sinyal listrik yang
membuatnya menjadi ekonomis untuk rotameter untuk mengukur laju alir dan
kontrol.

2.4.2 Pengukur aliran ultrasonik (Non-Intrusif atau Doppler) untuk cairan


Pengukur aliran ultrasonik Doppler biasanya digunakan pada penggunaan cairan
kotor seperti limbah cair dan cairan kotor lainnya dan lumpur yang biasanya
menyebabkan kerusakan pada sensor konvensional. Prinsip dasar operasi memakai
pergantian frekuensi (Efek Doppler) dari sinyal ultrasonik ketika direfleksikan oleh
partikel yang mengambang atau gelembung gas (tidak sinambung) dalam pergerakan.

Gambar Pengukur aliran Ultrasonik (Dynasonics Ltd)


2.4.3 Pengukur aliran turbin
Pengukur aliran turbin merupakan pengukur yang sangat teliti (0,5%
pembacaa n) dan dapat digunakan untuk cairan bersih dan cairan kental hingga
mencapai 100 centistokes. Sebuah pipa lurus berdiameter 10 diperlukan pada saluran
masuk. Keluaran yang paling umum adalah frekuensi gelombang sinus atau
gelombang k uadrat, namun pengkondisi sinyal dapat disimpan di puncak meteran
untuk keluaran analog dan pengklasifikasian anti ledakan. Meterannya terdiri dari
sebuah rotor multi-bladed yang dipasang pada sudut yang tepat terhadap aliran dan
tersuspensi dalam aliran fluida pada bearing yang berjalan bebas.
2.4.4 Sensor roda pengayuh
Sensor roda pengayuh merupakan pengukur aliran terkenal yang efektif
biayanya untuk air atau fluida seperti air. Beberapa alat ditawarkan
dengantambahan alat aliran atau gaya sisipan. Meteran tersebut, seperti meteran
turbin, memerlukan pipa lurus dengan diameter minimum 10 pada saluran masuk dan
5 pada saluran keluar. Bahan kimia yang cocok harus diperiksa bila tidak
menggunakan air. Keluaran pulsa gelombangnya jenis gelombang sinus dan
gelombang kuadratnya namun pengirim transmiternya tersedia untuk integral atau
panel mounting. Rotor roda pengayuh tegak lurus terhadap aliran dan hanya
berhubungan dengan penampang lintang aliran yang terbatas.
2.4.5 Pengukur aliran jenis positive displacement
Meteran ini digunakan untuk pengukur air jika tidak tersedia pipa lurus dan
jika meteran turbin dan sensor pengayuh roda akan mengakibatkan terlalu banyak
turbulensi. Pengukur aliran jenis positive displacement juga digunakan untuk
mengukur aliran cairan kental.
2.4.6 Pengukur aliran magnetik untuk cairan konduktif
Pengukur aliran ini tersedia dalam satu jalur atau dengan disisipkan. Pengukur
aliran magnetik tidak memerlukan bagian yang bergerak dan ideal untuk pengukuran
aliran air limbah atau cairan kotor yang konduktif. Hasil pengukurannya dalam
bentuk integral atau analog, dapat digunakan untuk pemantauan jarak jauh atau
pencatatan data harian.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini ialah sebagai
berikut:

3.1.1 Prinsip fisis yang digunakan dalam pengukuran ialah persamaan kontinuitas dan
Hukum Bernoulli, selain itu adanya faktor kerugian aliran (flow losses) sebagai faktor
koreksi dari Hukum Bernoulli.

3.1.2 Terdapat berbagai jenis macam flow meter dengan prinsip kerja yang berbeda-
beda seperti orifice plate, venturi tube, flow nozzle dan dall tube dengan prinsip
perbedaan tekanan; hot wire dengan prinsip perbedaan panas; flow meter magnetic
dengan prinsip magnet pada Hukum Faraday; dan lain-lain sebagainya.

3.1.3 Ada banyak hal yang perlu dipertimbangakn dalam memilih pengukuran aliran
seperti akurasi, jenis aliran yang akan diukur, biaya dan lain sebagainya tergantung
kebutuhan.

3.2 Saran

Untuk penyusunan makalah tentang aliran selanjutnya perlu kiranya diuraikan


lebih banyak lagi jenis alat ukur yang biasa digunakan di dunia industri. Di samping
itu perlu dijelaskan secara detail konsep fisis dari semua jenis alat ukur yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Dasar Instrumentasi dan Proses Kontrol. Balongan: BPST Direktorat
Pengolahan.

Dunn, William C. 2005. Fundamentals of Industrial and Instrumentation and Process


Control. New York: McGraw Hill.

Fauzani official.wordpress.com/2012/05/26/head-loss/ diakses pada tanggal 3 April


2015 pukul 15.14 WIB.

Anda mungkin juga menyukai