Instrumen
Instrumen
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga
makalah berjudul “Pengukuran Aliran Dalam Dunia Industri” ini selesai tepat waktu.
Shalawat serta salam atas baginda Nabi Muhammad S.A.W yang telah membawa
ummat manusia dari zaman jahiliah ke zaman yang beradab dan berilmu.Penyusun
menyadari bahwa dalam penyusunannya terdapat begitu banyak kekurangan sehingga
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diperlukan untuk perbaikan
selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat. Aamiin.
Daftar Isi
PENDAHULUAN
Pengukuran aliran fluida adalah sangat penting di dalam suatu industri seperti
proses kilang minyak (refinery), pembangkit listrik (power plant), industri kimia
(petrochemical), Industri pengolah limbah, Industri makanan, industri minuman,
Industri Farmasi dan lain-lain. Pada industri proses seperti ini, memerlukan
penentuan kuantitas dari suatu fluida (liquid, gas, steam, powder) yang mengalir
melalui suatu titik pengukuran, baik didalam saluran yang tertutup maupun saluran
terbuka (parit, sungai). Parameter aliran yang diukur dapat berupa : laju aliran
volume, laju aliran massa, kecepatan aliran. Instrumen untuk melakukan pengukuran
kuantitas aliran fluida ini disebut flow meter. Aplikasi pengguanaan flow meter ini
menpunyai cakupan yang cukup luas pengembangnya seperti bagian dari sensor flow
meter, interaksi sensor dan fluida melalui penggunaan teknik penghitungan komputer
(komputasi), transduser dan hubungannya dengan unit pemprosesan sinyal
(transmitter), serta penilaian dari keseluruhan sistem di bawah kondisi lingkungan
yang ideal, kondisi mudah terendam air karena cuaca, kondisi di daerah yang
berbahaya dan mudah meledak serta pada lokasi laboratorium ataupun di tempat
tertutp lainnya,.
Flow meter mempunyai banyak sekali jenis, ukuran dan model, karena itu jenis
flow meter yang akan kita gunakan harus benar-benar disesuaikan denan kebutuhan
aplikasi dilapangan. Karena jika pemilihan jenis flow meter ini kurang tepat maka
akan menimbulkan biaya lebih tinggi baik karena umur dari flow meter itu sendiri
maupun akurasi dari pengukuran aliran fluida yang kurang tepat dimana akurasinya
rendah. Jika kita mengamati cara kerja flow meter yang bermacam-macam sesuai
dengan tipe flow meter maka hal penting yang perlu diperhatikan seperti jenis fluida,
kepekatan fluida, temperatur, keasaman cairan, working pressure, lingkungan yang
explosion proof, bahkan kebersihan fluida juga harus diinformasikan sebagai
pertimbangan untuk menentukan jenis flow meter yang sesuai. Dari segi jenis fluida
yang akan diukur oleh alat flow meter dibagi dalam 3 bagian yaitu flow meter untuk
fluida cair, fluida Gas dan fluida solid ( tepung, bubuk, pasir dan lainnya). Hampir
semua jenis Flowmeter dapat digunakan untuk mengukur aliran fluida cair dan
beberapa jenis bisa digunakan untuk mengukur fluida gas (Nitrogen, oksigen, udara
bertekanan, steam dan lainnya).Dari semua jenis flow meter yang ada tentu
menggunakan prinsif fisis dalam aplikasinya. Sehingga pada makalah ini akan
dijelaskan mengenai jenis-jenis flow meter dan prinsip kerja yang diterapkannya.
1.2 Tujuan
1.3.1 Prinsip fisis apa saja yang digunakan dalam pengukuran aliran?
1.3.2 Apa saja jenis flow meter yang ada dan bagaimana prinsip kerjanya?
PEMBAHASAN
Pengukuran aliran mulai dikenal sejak tahun 1732 ketika Henry Pitot mengatur
jumlah fluida yang mengalir. Dalam pengukuran fluida perlu ditentukan besaran dan
vektor kecepatan aliran pada suatu titik dalam fluida dan bagaimana fluida tersebut
berubah dari titik ke titik.Pada bab ini akan dijelaskan tentang konsep aliran dan laju
fluida serta kaitannya dengan viskositas dan tekanan aliran. Di samping itu akan
dijelaskan beberapa hal pokok seperti Angka Reynolds, rumus yang digunakan dalam
pengukuran aliran, Persamaan Bernoulli, pengukuran aliran menggunakan tekanan
differensial dan pertimbangan dalam penggunaan instrumentasi dalam pengukuran
aliran.
2.1.1 Velocity
Merupakan ukuran kecepatan dan arah dari sebuah objek, jika dikaitkan dengan
fluida maka velocity merupakan kecepatan fluida.
2.1.4 Viscosity
Properti dari gas atau cairan yang merupakan ukuran ketahanan terhadap
gerakan atau flow. Viscosity terbagi atas viskositas dinamik dan viskositas kinematik.
Bilangan yang menentukan jenis flow apakah termasuk laminar atau turbulent
dengan ketentuan:
b. Jika 2000 < R < 5000, bisa bersifat laminar atau turbulent atau keduanya
R = Bilangan Reynolds
D = Diamater pipa
ρ= Massa jenis
µ= Viskositas absolut
Volume fluida yang mengalir selama periode waktu dan diukur dalam galon,
meter kubik,liter dan lain sebagainya.
Gambar 2.3 Prinsip aliran yang digunakan dalam persamaan kontinuitas: (a) diameter
tetap dan (b) efek diameter yang berbeda pada laju aliran.
Laju aliran Q merupakan fungsi luas pipa A dan kecepatan V dari cairan yang
mengalir
Q = A.V (2.2)
A = luas penampang
V = kecepatan rata-rata
Jika cairan yang mengalir dalam tabung dengan daerah penampang yang
berbeda yaitu A1 dan A2, seperti yang yang ditunjukkan pada Gambar 2.2b,
persamaan kontinuitas yang berlaku menjadi:
Persamaan 2.2 di atas merupakan contoh kasus untuk aliran gas, namun
persamaan tersebut dapat dimodifikasi untuk contoh kasus aliran fluida dengan
mengalikan kedua sisi dengan (berat jenis), sehingga persamaan tersebut menjadi:
Contoh soal:
1. Berapakah laju aliran yang melewati sebuah pipa dengan diameter 9 inch, jika
kecepatan rata-ratanya sebesar 5 fps ?
Solusi:
Q = A.V
dimana: ft : feet; cfs : cubic feet second; gps : galon/second; gpm : galon/minute
Namun demikian dalam praktek, kecepatan tidak merata, lebih besar di pusat.
Jadi kecepatan terukur rata-rata dari cairan atau gas dapat berbeda dari kecepatan
rata-rata sebenarnya.
Keterangan
P = tekanan fluida ρ = masa jenis fluida
v = kecepatan fulida
g = gravitasi bumi
Perhatian : Rumus diatas hanya berlaku untuk aliran Laminer, yaitu aliran yang
memenuhi prinsip kontinuitas.
Dimana:
g = kecepatan gravitasi
Gambar 2.5 (a) tekanan pada titik-titik A dan B yang berkaitan dengan Persamaaan
Bernoulli dan (b) penerapan Bernoulli.
a. Outlet Loss
Q = A3.V3 (2.8)
untuk mengukur khilangan pada outlet, persamaan 2.1 dapat dimodofikasi menjadi:
Q = CD.A3.V3 (2.9)
Head loss adalah kerugian tekanan yang terjadi pada aliran internal yang
diakibatkan oleh berbagai hal seperti gesekan fluida dengan dindinga pipa dan adanya
hambatan pada pipa seperti belokan, percabangan, katup dan lain sebagainya (Auzani,
2012). Head Loss terbagi menjadi dua yaitu friction loss (kerugian akibat gesekan)
dan fitting loss (kerugian akibat sambungan).
1) Friction Loss
Terjadinya pengurangan aliran fluida dalam pipa akibat gesekan antara fluida yang
mengalir dengan dinding wadah.Besarnya aliran fluida yang hilang akibat gesekan ini
diberikan oleh:
Dimana:
hL = head loss
f = faktor gesekan
L = panjang pipa
D = diameter pipa
2) Fitting Loss
hL = head loss
Pengukuran aliran yang paling banyak digunakan dalam dunia industri ialah
pengukuran dengan prinsip perbedaan tekanan, selain itu terdapat berbagai prinsip
pengukuran lain seperti turbin, magnetic, termal dan lain sebagainya. Pengukuran
aliran dapat dibagi menjadi flow rate, total flow dan mass flow.Pemilihannya
bergantung pada akurasi dan karakteristik fluida.
Pengukuran perbedaan tekanan dapat dibuat untuk menentukan laju alir ketika
cairan yang mengalir melalui pembatas tertentu. Pembatasan menghasilkan
peningkatan tekanan yang dapat langsung berhubungan dengan laju alir. Jenis
pembatas yang dimaksud terdiri dari: (A) Orifice plate, (b) Venturi tube, (c) Flow
nozzle, dan (d) Dall tube.
a. Orifice Plate
Alat ukur terdiri dari pipa dimana dibagian dalamnya diberi pelat berlubang lebih
kecil dari ukuran diameter pipa. Sensor tekanan diletakan disisi pelat bagian inlet (P1)
dan satu lagi dibagian sisi pelat bagian outlet (P2). Jika terjadi aliran dari inlet ke
outlet, maka tekanan P1 akan lebih besar dari tekanan outlet P2.
Keuntungan utama dari Orfice plate ini adalah dari :
1) Konstruksi sederhana
2) Ukuran pipa dapat dibuat persis sama dengan ukuran pipa sambungan.
1) Jika terdapat bagian padat dari aliran fluida, maka padat bagian tersebut akan
terkumpul pada bagian pelat disisi inlet.
rendah.
K = konstanta pipa
g = gravitasi bumi Rumus ini juga berlaku untuk pipa venturi Berdasarkan bentuk dan
tempat lubang, orifice plate terbagi menjadi 3 yaitu: concentric orifice, excentric
orifice dan segmental orifice. Adapun gambar dari ketiga jenis orifice tersebut
ditunjukkan pada gambar 2.5.
Gambar 2.7 Concentric orifice (a), excentric orifice (b) dan segmental orifice (c)
b. Venturi Tube
Bentuk lain dari pengukuran aliran dengan beda tekanan adalah venturi tube (pipa
venture). Pada pipa venturi, pemercepat aliran fluida dilakukan dengan cara
membentuk corong sehingga aliran masih dapat dijaga agar tetap laminar. Sensor
tekana pertama (P1) diletakkan pada sudut tekanan pertama dan sensor tekanan kedua
diletakkan pada bagian yang paling menjorok ke tengah. Pipa venturi biasa
dipergunakan untuk mengukur aliran cairan.
Kerugiannya adalah:
3) Beda tekanan yang ditimbulkan menjadi lebih kecil dari orifice plate.
c. Flow Nozzle
d. Dall Tube
a. Static Tube
Static tube flow meter menggunakan prinsip perbedaan tekanan dengan mengisi
pipa tertentu sebagai chamber sebagai tekanan referensi dan perbedaan tekanan yang
didapatkan setara dengan kecepatan fluida. Jenis flow meter ini rentan terjadi
penyumbatan sehingga hanya digunakan untuk pengukuran fluida dengan tekanan
yang tidak terlalu besar.
b. Rotameter
Prinsip operasi dari rotameter (variable area meters) didasarkan pada pelampung
(float) yang berfungsi sebagai penghalang aliran, pelampung tersebut akan melayang
dalam suatu tabung yang mempunyai luas penampang tidak konstan.Luas penampang
tabung berubah tergantung ketinggiannya (semakin tinggi semakin besar).
c. Turbin
d. Moving Vane
Perangkat ini dapat digunakan dalam konfigurasi pipa dan digunakan untuk
mengukur aliran saluran terbuka (open channel flow).
Gambar 2.15 Moving vane
Prinsip kerja flowmeter jenis ini didasarkan pada hukum induksi elektromagnetik,
yaitu bila suatu fluida konduktif elektrik melewati pipa tranducer, maka fluida akan
bekerja sebagai konduktor yang bergerak memotong medan magnet yang
dibangkitkan oleh kumparan magnetic dari transducer, sehingga timbul tengangan
listrik induksi.
Flow meter yang menggunakan strain gauge digunakan untuk mengukur gaya
pada objek yang berada pada aliran gas atau cairan. Besarnya gaya yang ada pada
objek sebanding dengan laju aliran fluida. Alat ukur ini murah namun dengan akurasi
menengah.
Gambar 2.17 Strain gauge flow meter
Pengukuran total aliran pada pipa tertutup. Pengukuran total flow yang paling
sering dijumpai ialah piston flow meter, nutating disc.
Terdiri dari sebuah piston dalam silinder. Mula-mula fluida masuk dari salah satu
sisi piston kemudian mengisi silinder dimana cairan dialihkan ke sisi lain piston
melalui katup dan port outlet silinder penuh terbuka. Pengalihan fluida membalikkan
arah piston dan mengisi silinder di sisi lain piston. Frekuensi piston melintasi silinder
dalam kerangka waktu tertentu memberikan total fluida.
Berbentk disk yang dapat berosilasi yang nantinya digunakan untuk mengukur dan
menentukan volume total. Alat ukur ini apat digunakan untuk mengukur lumpur.
Gambar 2.19 Nutating disc flow meter
Jika volume aliran fluida sudah didaptakan, maka mass flow dapat didapat
dengan mengalikan volume aliran dengan massa jenisnya. Salah satu metode untuk
mengukur m ass flow ialah dengan metode termal. Thermal mass flowmeter
didasarkan pada pengukuran panas yang diserap dari sensor akibat dialiri fluida.
Jumlah panas yang diserap menentukan laju aliran massa (mass flow rate).
Ketika fluida melewati kawat panas (hot wire) maka akan fluida akan
menyerap panas dan hot wire akan mengirim sinyal ke rangkaian elektronika untuk
memanaskan kembali kawat panas sesuai dengan teperatur referensi. Daya yang
dibutuhkan untuk mempertahankan temperatur pada kawat panas tersebut sebanding
dengan debit aliran fluida yang melewati flow meter.
Keterangan:
W = Berat material
L = Panjang lintasan
Terjadi ketika fluida yang mengalir tidak berada dalam sebuah pipa melainkan
sebuah wadah terbuka. Prinsip kerjanya mirip dengan orifice plate dan venturi tube
yang menggunakan prinsip perbedaan tekanan pada tiap sisi penyempitan dindingnya.
Gambar 2.22 Open channel flow meter
3.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini ialah sebagai
berikut:
3.1.1 Prinsip fisis yang digunakan dalam pengukuran ialah persamaan kontinuitas dan
Hukum Bernoulli, selain itu adanya faktor kerugian aliran (flow losses) sebagai faktor
koreksi dari Hukum Bernoulli.
3.1.2 Terdapat berbagai jenis macam flow meter dengan prinsip kerja yang berbeda-
beda seperti orifice plate, venturi tube, flow nozzle dan dall tube dengan prinsip
perbedaan tekanan; hot wire dengan prinsip perbedaan panas; flow meter magnetic
dengan prinsip magnet pada Hukum Faraday; dan lain-lain sebagainya.
3.1.3 Ada banyak hal yang perlu dipertimbangakn dalam memilih pengukuran aliran
seperti akurasi, jenis aliran yang akan diukur, biaya dan lain sebagainya tergantung
kebutuhan.
3.2 Saran
Anonim. 2007. Dasar Instrumentasi dan Proses Kontrol. Balongan: BPST Direktorat
Pengolahan.