Anda di halaman 1dari 5

NAMA : MUHAMMAD NAUFAL AL AKBAR

KELAS : 1C/19

NIM : 1942620090

1. Faktor apa yang menjadikan isu dapat terus berkembang dan apakah isu tersebut menjadi salah
satu peyebab terjadinya manajemen krisis?

Faktor-faktor penyebab krisis terjadi:


1. Krisis karena bencana alam
2. Krisis karena kecelakaan industri
3. Krisis karena produknya yang kurang sempurna
4. Krisis karena persepsi publik
5. Krisis karena hubungan kerja yang buruk
6. Krisis karena kesalahan strategi bisnis
7. Krisis karena terkait masalah kriminal
8. Krisis karena pergantian manajemen
9. Krisis karena persaingan bisnis
10. Krisis keuangan
11. Krisis publik relation
12. Krisis strategi

Ada banyak hal penyebab isu dapat berkembang isu biasanya dengan cara yang dapat
diprediksi, bersumber dari tren atau peristiwa yang berkembang melalui suatu rangkaian
tingkatan yang dapat diidentifikasi serta tidak berbeda dari siklus perkembangan sebuah produk.
Karena evolusi atau perkembangan sebuah isu sering menghasilkan kebijakan publik, semakin
dini suatu isu yang relevan diidentifikasi dan dikelola dalam rangka respon organisasional yang
sistematis.

2. Seberapa erat keterkaitan antara isu dengan manajemen krisis?

Pengertian krisis pada dasarnya merupakan titik penentu atau momentum yang dapat
mengarah pada kehancuran atau kejayaan. Dan arah perkembangan menuju kehancuran atau
kejayaan tersebut sangat tergantung pada pandangan, sikap dan tindakan yang diambil terhadap
krisis tersebut. Krisis memberi kesempatan bagi orang-orang tertentu untuk menjadi pahlawan,
penyelamat atau menjadi pengubah. Krisis yang berhasil diatasi pada umumnya akan melahirkan
nama besar, keharuman dan reputasi. Manajemen krisis adalah respon pertama perusahaan
terhadap sebuah kejadian yang dapat merubah jalannya operasi bisnis yang telah berjalan
normal. Artinya terjadi gangguan pada proses bisnis ‘normal’ yang menyebabkan perusahaan
mengalami kesulitan untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi yang ada, dan dengan demikian dapat
dikategorikan sebagai krisis. Kejadian buruk dan krisis yang melanda dunia bisnis dapat
mengambil beragam bentuk. Mulai dari bencana alam seperti Tsunami, musibah teknologi
(kebakaran, kebocoran zat-zat berbahaya) sampai kepada karyawan yang mogok kerja. Segala
kejadian buruk dan krisis, berpotensi menghentikan proses normal bisnis yang telah dan sedang
berjalan, membutuhkan penanganan yang segera dari pihak manajemen. Penanganan yang segera
ini kita kenal sebagai manajemen krisis. Manajemen krisis adalah respon pertama perusahaan
terhadap sebuah kejadian yang dapat merubah jalannya operasi bisnis yang telah berjalan
normal. Pendekatan yang dikelola dengan baik sebagai respon terhadap kejadian itu terbukti
secara signifikan sangat membantu meyakinkan para pekerja, pelanggan, mitra, investor, dan
masyarakat luas akan kemampuan organisasi melewati masa krisis.

3. Seberapa penting peran publis relation dalam menangani manajemen krisis?

Manajemen krisis dan komunikasi krisis adalah dua hal yang sangat penting dalam
Manajemen Public Relations. Betapa tidak, krisis menempatkan brand, baik individu maupun
perusahaan di bawah. Banyak studi kasus yang telah membuktikan bahwa krisis membangun
perhatian luar biasa, dan komunikasi krisis yang baik membuka kesempatan yang san-gat besar
untuk membangun citra dan reputasi. Sehubungan dengan masalah krisis, orang yang
mempunyai peranan penting untuk mengembalikan citra perusahaan yang baik adalah seorang
Public Relations (Humas). Seorang PR tidak hanya harus mempunyai technical skill dan
managerial skill dalam keadaan normal, tapi PR juga harus memiliki kemampuan dalam
mengantisipasi, menghadapi atau menangani suatu krisis kepercayaan dan penurunan citra yang
terjadi. Selanjutnya merupakan tantangan berat adalah pemulihan citra positif masyarakat
terhadap kepercayaan perusahaan. Seorang Public Relation (PR) bagaikan besi penyangga
jembatan informasi bagi masyarakat. Seorang PR dituntut untuk memperindah reputasi sebuah
perusahaan oleh karena itu hubungan baik PR dengan media massa harus dipertahankan dengan
sebaik-baiknya. Tanpa PR, media takkan bisa mempunyai informasi yang akurat mengenai suatu
perusahaan, dan sebaliknya tanpa media, reputasi perusahaan takkan tercium oleh masyarakat
luas. Dalam penanganan suatu isu dan krisis, bila pihak perusahaan dapat mendekatkan diri pada
media. Maka krisis ini dapat diminimalisir dengan catatan pengelolaan media dengan baik
seperti Menindaklanjuti pemberitaan media dan membangun hubungan baik dengan media.

4. Bagaimana pengaruh manajemen krisis terhadap masyarakat umum?

Perusahaan sesungguhnya berada dalam sebuah lingkungan dinamis dimana faktor eksternal
sangat penting. Praktek keseharian perusahaan disadari atau tidak membawa konsekuensi bagi
pemangku kepentingan. Pihak manajemen tidak bisa lagi menerapkan kebijakan yang hanya
semata mengejar profit tanpa memperhatikan keinginan dan kebutuhan masyrakat. Kesenjangan
yang terjadi antara pengharapan perusahaan dengan masyrakat seiring dengan keberadaan
perusahaan dalam suatu lingkungan bisa memicu munculnya isu yang jika diabaikan dapat
mengancam aktivitas dan reputasi perusahaan. Saat bersamaan, perusahaan juga sesungguhnya
rentan terhadap terjadinya krisis. Ketika isu tidak berhasil dikelola dengan baik, isu akan
berkembang menjadi krisis. Pada tahapan ini, pihak manajemen perusahaan membutuhkan energi
agar krisis tidak berkembang liar dan mengancam reputasi perusahaan. Saat bersamaan potensi
krisis tidak terduga pun bisa menghantam perusahaan. Krisis, apapun bentuknya dapat menimpa
perusahaan dengan tidak terduga, cepat atau perlahan, terlepas dari besar atau kecilnya
perusahaan tersebut. Sehingga manajeman krisis harus memiliki langkah-langkah yang tepat
terhadap isu-isu yang beredar, agar menumbuhkan kembali citra positif perusahaan dan
kepercayaan masyarakat terkait isu-isu tersebut.
Nama : Muhammad Naufal Al Akbar

Kelas : 1C/19

NIM : 1942620090

PRO PENYELESAIAN KASUS SAMSUNG GALAXY NOTE 7 (KELOMPOK 6)

1. Identifikasi Isu

Pada pertengahan tahun 2016 Samsung mengalami tragedi besar terkait produk smartphone
yang baru saja dirilis. Seorang netizen di China baru-bari ini mengunggah beberapa foto yang
menunjukkan nasib tragis Samsung Galaxy Note 7 miliknya. Ponsel tersebut terlihat gosong dan
sebagian besar casing belakangnya meleleh. Ia menceritakan, perangkat tersebut terbakar saat
sedang di-charge. Setelah kejadian di Korea Selatan dan China tersebut, muncul beberapa kasus
yang sama di wilayah yang berbeda. Penyebab dari mudah terbakarnya smartphone tersebut
diduga dari baterai yang digunakan.

2. Analisa Isu

Pemeriksaan ulang terhadap semua aspek telah dimulai oleh perusahaan, mulai dari struktur
baterai secara menyeluruh, perangkat keras, perangkat lunak, dan proses manufaktur. Samsung
beserta tim masih membutuhkan tambahan waktu demi mendapatkan jawaban yang tepat dari
kecelakaan tersebut, sehingga bersamaan dengan itu perusahaan sedang bergerak secepatnya
dalam proses investigasi. Setelah serangkaian investigasi, Samsung pada Januari lalu
menyatakan kegagalan dalam baterai sebagai penyebab meledaknya Note 7.

3. Strategi dalam menghadapi isu

A. Mengklarifikasi isu

“ Berdasarkan investigasi kami, ditemukan kesalahan pada sel baterai. Baterai terlalu panas
atau overheating, kondisi ini terjadi ketika anode-ke-katode bertemu dan terjadi kontak,” seperti
dikutip melalui halaman Samsung.com/uk, Sabtu 10 September 2016. “ Kondisi ini sangat
langka terjadi pada proses manufaktur. ”

Atribusi publik tentang siapa yang bertanggung jawab terhadap krisis yang dihadapi oleh
Samsung kali ini masuk kedalam klaster kecelakaan atau tanpa kesengajaan. Seperti yang
dijelaskan dalam buku Teori-Teori Public Relations : Perspektif barat dan lokal oleh Kriyantono
(2014) klaster krisis memiliki tiga kelompok kriteria, yaitu: klaster korban, dalam klaster ini
atribusi publik terhadap suatu organisasi atau perusahaan yang mengalami krisis adalah seorang
korban, publik meyakini bahwa organisasi atau perusahaan bukan penyebab terjadinya krisis.
Klaster kecelakaan atau tanpa kesengajaan, dalam klaster ini publik meyakini bahwa organisasi
atau perusahaan tanpa sengaja meyebabkan krisis. Klaster kesengajaan, dalam klaster ini
organisasi diatribusi oleh publik dengan sengaja menyebabkan krisis tersebut. SCCT memiliki
tiga variabel penanggung jawab, yaitu: penanggung jawab krisis pertama, sejarah krisis, dan
reputasi organisasi sebelumnya. Dalam kasus ini Samsung berada pada variabel pertama yaitu
penanggung jawab krisis pertama, dalam variabel ini dijelaskan bahwa perusahaan baru pertama
kali mendapartkan jenis krisis tersebut. Samsung dalam 8tahun terakhir tercatat tidak pernah
mengalami kesalahan teknis separah ini sebelumnya.

B. Permohonan Maaf

Permohonan maaf Samsung di sejumlah media cetak kenamaan AS ini terjadi setelah hampir
sebulan pengumuman mereka menghentikan produksi dan penjualan Galaxy Note 7 pada 11
Oktober lalu.

"Prinsip utama kami adalah menghadirkan kualitas dan keamanan yang terbaik. Baru-baru
ini, kami gagal memenuhi janji tersebut. Untuk itu kami sungguh-sungguh meminta maaf. Kami
akan memeriksa ulang setiap aspek perangkat, termasuk piranti keras, piranti lunak, perakitan,
dan struktur baterai secara keseluruhan" tulis Lee dalam iklan tersebut.

C. Strategi pemulihan isu

Langkah pertama yang harus dilakukan sebuah organisasi dalam mengatasi krisis adalah
mengatasi akibat krisis yang menimpa korban. Samsung mengadaptasi ‘mengatasi akibat krisis
yang menimpa korban’ dengan cara mengganti kerugian korban dengan mengganti smartphone
mereka dengan unit baru dan juga mengganti uang rugi untuk mereka yang gagal mendapatkan
produk setelah memesan. Samsung juga dikabarkan memberikan biaya rumah sakit bagi para
korban yang mengalami luka bakar akibat ledakan, walaupun tidak dinyatakan secara resmi
berapa jumlah uang yang diberikan Samsung untuk pengobatan tersebut.

Langkah kedua, mengganti unit yang bermasalah hingga penarikan massal dan
pemberhentian produksi unit Galaxy Note 7 selamanya membuktikan bahwa Samsung tidak
membiarkan kasus ini begitu saja dan berusaha untuk keluar dari krisis yang dialaminya.
Berdasarkan tindakan yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah mudah terbakarnya unit
Galaxy Note 7 Perusahaan elektronik besar dari Korea Selatan ini menggunakan teori atribusi
dan SCCT.

Anda mungkin juga menyukai