Anda di halaman 1dari 13

IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT

DALAM SISTEM MANAJEMEN MUTU PEMBELAJARAN


DI INSTITUSI PENDIDIKAN

Achmad Supriyanto
FIP Universitas Negeri Malang (e-mail: aspriess@gmail.com; HP. 081334096498)

Abstract: Implementation of the Total Quality Management in the Learning


Quality Management System in Educational Institutions. This study aimed to
analyse the implementation of the Total Quality Management (TQM) in the
learning quality management system in educational institutions. This study
used a descriptive design. The population consisted of people in the
organizational structure of the quality management system and the sample was
pusposively selected. The data were collected through interviews and
documents and were analysed using the descriptive technique. The findings
show that: (1) the TQM has been implemented but it still needs optimizing, (2)
it needs support from the heads of relevant units, (3) there are constraints
because of work teams that are not optimal and limited time and funds, (4) the
strategies to deal with the constraints depend on the condition and situation,
and (5) the implementation of the TQM refers to an evaluation and monitoring
study and the draft of academic quality assurance documents.

Keywords: implementation, TQM, learning, education

PENDAHULUAN filosofi dengan nama sendiri. Apa pun


Berbagai upaya untuk meningkat- namanya dapat digunakan, misalnya,
kan kualitas pendidikan tinggi telah, Total Quality Control, Total Quality ser-
sedang, dan akan terus dilaksanakan vice, Continuos Improvement, strategic
secara bertahap dan berkelanjutan. Quality Initiatives, Service Quality (Sa-
Strategi pengembangannya antara lain llis, 1993:75) ataupun Sistem Manaje-
dilakukan dengan menerapkan para- men Mutu (Gandem, 1999:14). Melalui
digma baru berupa peningkatan kua- penamaan tersebut, diharapkan ber-
litas berkelanjutan di masa menda- pengaruh terhadap budaya kualitas
tang yang dikenal dengan nama Total di dalam organisasi yang bersangkut-
Quality Management (TQM). Prinsip- an.
prinsip dasar yang terkandung di da- TQM berkaitan dengan pencipta-
lamnya telah diadopsi oleh perguruan an budaya kualitas yang bertujuan
tinggi. Pelaksanaan program TQM da- agar karyawan dan staf dapat me-
pat menggunakan nama yang disepa- muaskan konsumen sekaligus didu-
kati oleh pihak-pihak yang berkepen- kung oleh struktur organisasi mereka
tingan. Beberapa organisasi memakai dalam melakukan hal yang dimaksud

17
18

(Ramdass & Kruger, 2006:9). TQM di- nyebabkan kegagalan dalam mengim-
anggap sebagai suatu pendekatan da- plementasikan TQM, antara lain: (1)
lam menjalankan usaha yang menco- perubahan yang menyeluruh (para-
ba untuk memaksimalkan daya saing digma manajemen, komitmen, tujuan,
organisasi melalui perbaikan terus- dan pelatihan) tidak dipenuhi; (2)
menerus atas produk, jasa, manusia, usaha setengah hati dan harapan ti-
proses dan lingkungannya (Tjiptono dak realistis; dan (3) kesalahan dele-
dan Diana, 2000:4). Organisasi yang gasi dan kepemimpinan, tim, proses
menggunakan TQM berupaya untuk penyebarluasan, pendekatan terbatas,
mengadakan perbaikan secara berke- dan pemberdayaan yang prematur.
lanjutan dalam rangka memenangkan Kendala lain yang dihadapi oleh or-
persaingan dalam era global menda- ganisasi antara lain penciptaan ling-
tang. Upaya yang dimaksudkan beru- kungan yang mendukung usaha per-
pa langkah-langkah untuk meningkat- baikan dan berorientasi pada mutu
kan perbaikan berkelanjutan, seperti masih kurang, pemahaman terhadap
(1) customer focus; (2) improvement pro- perencanaan strategis dan dialogis
cess; dan (3) total involvement (Tenner masih kurang, pemberdayaan sumber
dan DeToro, 2000:32). Esensi TQM daya manusia masih kurang, komit-
adalah suatu filosofi yang menunjuk men dan partisipasi karyawan pro-
pada perubahan budaya dalam suatu gram perbaikan mutu masih kurang,
organisasi, serta dapat menyentuh ha- dan sistem informasi manajemen pen-
ti dan pikiran orang menuju mutu dukung pelaksanaan program pe-
yang diidamkan. ningkatan mutu kurang mendapat
Beberapa indikasi keberhasilan perhatian.
organisasi yang mengimplementasi- Implementasi TQM pada SMM
kan TQM ditunjukkan melalui: (1) ko- pembelajaran dapat diadopsi dari
mitmen yang tinggi dari seluruh ja- Tenner & DeToro (2000:32). Model
jaran organisasi (pimpinan tertinggi tersebut mengandung tiga hal utama,
sampai dengan karyawan terendah); yaitu tujuan, prinsip, dan elemen-
(2) organisasi yang mantap; dan (3) elemen TQM. Tujuan utama TQM
motivasi dan disiplin yang tinggi dalam pendidikan adalah meningkat-
(Gandem, 1999:14). Keberhasilan TQM kan mutu pendidikan secara berke-
juga sangat ditentukan oleh lima pilar lanjutan, terus-menerus, dan terpadu.
penyangganya, yaitu: (1) produk; (2) Pencapaian tujuan dapat diwujudkan
proses, (3) organisasi, (4) kepemim- menggunakan prinsip-prinsip pem-
pinan; dan (5) komitmen (Creech, fokusan pada pengguna, peningkat-
2000:447). an kualitas pada proses, dan pelibatan
Memang tidak sepenuhnya TQM semua komponen pendidikan. Bebe-
berhasil diimplementasikan pada or- rapa elemen pendukung untuk men-
ganisasi karena berbagai faktor pe- capai tujuan peningkatan kualitas
nyebab. Tjiptono dan Diana (2000: 4) pendidikan secara berkelanjutan, ya-
menyatakan bahwa faktor yang me- itu kepemimpinan, pendidikan dan

Cakrawala Pendidikan, Februari 2011, Th. XXX, No. 1


19

pelatihan, struktur pendukung, ko- management teams often address these


munikasi, penghargaan, pengukuran. potential barriers with assessments”. Ar-
Ada beberapa faktor pendukung tinya, tidak saja dari sisi manusianya
dan penghambat dalam implementasi saja yang dapat menjadi rintangan
TQM ke dalam SMM di institusi pen- dalam perubahan organisasional, te-
didikan di perguruan tinggi. Bebe- tapi ada rintangan potensial yang ber-
rapa pakar di bidang ini telah me- asal dari budaya organisasi, sejarah,
nyumbangkan hasil kajian maupun nilai dan kapasitas untuk perubahan.
penelitiannya. Hasil penelitian Change Penolakan terhadap perubahan orga-
Management Learning Center atau CMLC nisasional sangat membutuhkan pe-
(2004:47) telah menemukan lima besar nanganan yang serius dari pihak-pi-
yang menjadi variabel pendukung hak yang berkompeten (agen per-
perubahan dan penghambat kesuk- ubahan). Ada beberapa strategi yang
sesan (the top-five contributors to success dapat dijadikan pedoman untuk meng-
and the top-five greatest CM obstacles). atasinya.
Ada lima faktor yang mendukung
kesuksesan dalam perubahan organi- METODE
sasional, yaitu dukungan yang efektif, Penelitian ini bertujuan untuk
persatuan dan kesatuan dari barisan menganalisis implementasi TQM da-
manajer dan para pegawai, tim khu- lam SMM pembelajaran di institusi
sus, perubahan terus-menerus dan ko- pendidikan. Penelitian ini mengambil
munikasi sesuai target, perencanaan kasus di BPM, GPM, dan UPM yang
yang baik dan pendekatan yang dior- dilaksanakan di FIP UM. Penelitian
ganisir. ini tidak memberikan treatment (per-
Beberapa faktor penghambat per- lakuan), tetapi berdasarkan tujuannya
ubahan organisasional penolakan dari untuk mengungkap data yang ada
pegawai dan staf, penolakan dari ma- sehingga penelitian ini menggunakan
najemen menengah, dan dukungan rancangan penelitian deskriptif.
pelaksana yang buruk, waktu, ang- Variabel penelitian ini adalah im-
garan biaya, sumber daya terbatas, plementasi TQM dalam SMM. Imple-
dan kelembaman dan politik orga- mentasinya menunjuk pada suatu
nisasi. CMLM (2004:49) menyatakan, upaya penerapan konsep TQM ke
bahwa “An organization's culture, his- dalam suatu Sistem Manajemen Mutu
tory, values and capacity for change are (SMM) di institusi pendidikan. Varia-
potential obstacles for change manage- bel, sub variabel, dan indikator pe-
ment teams”, …“consultants and change nelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Implementasi Total Quality Management dalam Sistem Manajemen Mutu Pembelajaran


20

Tabel 1. Variabel, Sub-Variabel, dan Indikator Penelitian


Variabel Sub Variabel Indikator
Implementasi Keberhasilan Rumusan Tujuan SMM
TQM dalam implementasi TQM dalam Prinsip-prinsip TQM dalam pelaksanaan
SMM SMM SMM
Komponen TQM dalam SMM

Pendukung implementasi Pimpinan


TQM dalam SMM Pelaksana
Tim Khusus (BPM, GPM, dan UPM)

Penghambat Sumber daya manusia (pimpinan,


implementasi TQM dalam pelaksana, tim khusus)
SMM Waktu
Anggaran
Sumber daya lain (sarana & prasarana)

Strategi BPM, GPM, dan Pendidikan & komunikasi


UPM dalam mengatasi Partisipasi
berbagai hambatan Fasilitas & dukungan
Negosiasi
Manipulassi & kooptasi
Pemaksaan

Hasil-hasil implementasi Dokumen Pembelajaran


TQM dalam SMM Non Dokumen Pembelajaran

Populasi dalam penelitian ini ada- Data penelitian ini dikumpulkan


lah orang yang masuk dalam struktur dengan teknik-teknik wawancara dan
organisasi BPM (UM), GPM, dan studi dokumenter. Teknik analisis des-
UPM yang ada di FIP UM. Jumlah po- kriptif kualitatif digunakan untuk
pulasi dua puluh delapan (28) orang. mengungkap gambaran keberhasilan
Dengan memperhatikan situasi dan implementasi konsep TQM pada SMM
kondisi populasi yang ada (kesibuk- dalam pembelajaran. Langkah-lang-
an, waktu, dan keakuratan sumber kah analisis meliputi pengumpulan
informasi, dan informan), pada akhir- data, reduksi data, analisis kecende-
nya sampel diambil secara purposive. rungan untuk menghasilkan kategori,
Pengambilan sampel tersebut didasar- dan penarikan kesimpulan.
kan pada kesediaan responden, ke-
akuratan data yang diberikan, dan HASIL
representasi masing-masing unit yang Hasil-hasil penelitian ini dapat di-
berjumlah enam (6) UPM. Jumlah deskripsikan berdasarkan urutan pen-
responden sebanyak dua belas (12) capaian tujuan penelitian. Berdasar-
orang. kan tujuan yang sudah ditentukan,

Cakrawala Pendidikan, Februari 2011, Th. XXX, No. 1


21

ada lima (5) aspek yang diungkap BPM. Kegiatan ini dilakukan tiga kali
dalam penelitian ini. Pertama, tingkat dalam satu semester. Pelibatan ang-
keberhasilan implementasi TQM pada gota organisasi oleh BPM secara me-
SMM pembelajaran dapat ditinjau nyeluruh belum dilakukan secara op-
dari tiga aspek, yaitu: (1) perumusan timal. Hal ini ditunjukkan oleh ang-
tujuan peningkatan mutu; (2) pene- gota organisasi yang belum sepenuh-
rapan prinsip-prinsip TQM pada nya terlibat dalam kegiatan penjamin-
SMM; dan (3) komponen pendukung an mutu.
implementasi TQM pada SMM. Hasil Komponen pendukung implemen-
analisis data ditunjukkan sebagai be- tasi TQM pada SMM dalam penelitian
rikut. Rumusan tujuan SMM pem- ini mencakup aspek, yaitu (1) kepe-
belajaran untuk peningkatan mutu di mimpinan; (2) diklat; (3) komunikasi;
masing-masing jurusan sudah terse- (4) pengukuran; (5) dukungan struk-
dia, dianggap sudah cukup jelas, dan tur; dan (6) penghargaan. Komponen
dilakukan perbaikan ketika ditemu- kepemimpinan pada masing-masing
kan sesuatu yang belum sesuai. Ru- jurusan, dan fakultas sebagai pendu-
musan tujuan SMM tersebut sudah kung implementasi TQM pada SMM
ada dan sedikit mengalami perbaikan. pembelajaran dinilai cukup. Pelaksa-
Penerapan prinsip-prinsip TQM naan diklat belum dapat dikatakan
pada SMM yang mencakup pemfo- baik. Hal ini karena pelaksanaan dik-
kusan pada pelanggan, perbaikan lat belum dapat diimplementasikan
pada proses, dan pelibatan anggota secara optimal, bahkan ada yang me-
dalam berbagai kegiatan SMM. Pem- nyatakan pelaksanaan diklat dinilai
fokusan kegiatan ke pelanggan (maha- tidak baik. Komunikasi yang diba-
siswa, dosen, dan staf) sudah dilaku- ngun pada SMM dinilai cukup baik,
kan, tetapi belum optimal. Kondisi terutama tampak pada kegiatan so-
yang ada menunjukkan adanya per- sialisasi standar dan tujuan BPM,
ubahan pelayanan terhadap mahasis- UPM, dan GPM sebagai sebuah unit
wa sebelum dan sesudah BPM, UPM, independen yang membantu proses
dan GPM. Perbaikan proses kegiatan perbaikan kinerja seluruh unit dan
secara terus-menerus, khususnya ter- komponen yang ada, khususnya ber-
kait dengan proses pembelajaran su- kaitan dengan pelaksanaan kegiatan
dah tampak dari meningkatnya ke- akademik. Hal yang menunjukkan be-
disiplinan dan komitmen dosen da- lum optimal terjadi pada sosialisasi
lam melaksanakan proses perkuliah- hasil dan upaya tindak lanjut masing-
an (kehadiran dosen, penyusunan masing GPM yang sudah disampai-
RPS, penyelenggaraan evaluasi pem- kan kepada BPM. Pengukuran kinerja
belajaran, presensi kehadiran maha- sudah dilakukan setiap unit, terutama
siswa, sampai pada pengembalian pada UPM dan masing-masing GPM
tugas dan hasil ujian mahasiswa). Hal berdasarkan standar yang telah di-
tersebut terkontrol melalui Monev tetapkan oleh BPM. Masing-masing
yang dilakukan GPM, UPM, dan unit menetapkan standar mengacu

Implementasi Total Quality Management dalam Sistem Manajemen Mutu Pembelajaran


22

pada standar yang sudah ada. Struk- nusia, waktu, dan sumber daya lain-
tur sebagai konfigurasi formal komu- nya yang diperlukan. Gambaran ham-
nikasi antara BPM, UPM, dan GPM batan dari aspek sumber daya ma-
dinilai sangat baik. Keberadaan BPM, nusia, waktu, anggaran, dan sumber
UPM, dan GPM sebagai unit atau ba- daya lain (sarana dan prasarana) yang
dan independen yang bertugas mem- diperlukan dalam implementasi TQM
berikan rekomendasi dan masukan pada SMM melalui BPM, GPM, dan
terkait dengan pelaksanaan akademik UPM yang dilaksanakan dapat dike-
melalui kegiatan monev untuk diberi- tahui. Hampir semua pimpinan bu-
kan kepada pejabat struktural yang kan menjadi hambatan, tetapi men-
memiliki wewenang untuk melakukan dukung aktivitas implementasi TQM
upaya tindak lanjut berdasarkan te- pada SMM pembelajaran. Kinerja sa-
muan tersebut. Dukungan struktur ter- tuan tugas cukup bagus, hanya ada
lihat dalam menyediakan bahan-ba- beberapa hal yang perlu mendapat
han yang diperlukan untuk menyu- perhatian khusus, seperti ada bebe-
sun laporan GPM serta menyediakan rapa anggota GPM yang mengatakan
waktu dan dana dalam mensosiali- bahwa: (1) kekompakkan tim menjadi
sasikan hasil kerja GPM. Penghargaan hambatan; (2) waktu merupakan ken-
khusus terhadap keterlaksanaan ki- dala paling besar dalam pelaksanaaan
nerja GPM dan UPM ataupun kinerja kegiatan penjaminan mutu, baik dari
unit dan komponen belum member- pimpinan unit kerja, satgas, dan para
kan dampak yang signifikan bagi pe- dosen; dan (3) biaya untuk pelaksana-
ningkatan kinerja masing-masing unit. an kegiatan penjaminan mutu dise-
Kedua, dukungan pihak pimpin- diakan di institusi pendidikan walau-
an, pelaksana, tim khusus, dalam im- pun dana terbatas.
plementasi TQM pada SMM pembe- Keempat, strategi BPM, GPM, dan
lajaran sangat diperlukan untuk men- UPM dalam mengatasi berbagai ham-
capai keberhasilan mutu yang diha- batan dalam implementasi TQM pada
rapkan. Berdasarkan analisis data di- SMM pembelajaran ditinjau dari stra-
peroleh hasil bahwa dukungan pim- tegi yang dikembangkan dari per-
pinan unit kerja dinilai baik oleh ang- spektif manajemen perubahan. Stra-
gota dalam upaya tidak lanjut, satgas tegi yang dimaksudkan meliputi:
pelaksana cukup mendukung kegiat- pendidikan dan komunikasi, parti-
an penjaminan mutu, dan kekompak- sipasi, fasilitas dan dukungan, nego-
kan tim cukup mendukung kegiatan siasi, manipulasi dan kooptasi, dan
penjaminan mutu. Kondisi ini sangat pemaksaan. Penggunaan strategi-
positif agar keberlangsungan UPM strategi tersebut dalam implementasi
dan GPM di institusi pendidikan un- TQM pada SMM dapat dilihat se-
tuk mendukung kinerja BPM secara bagai berikut. Diklat dan komunikasi
keseluruhan. tidak secara intensif dilaksanakan se-
Ketiga, ada beberapa hambatan bagai strategi BPM, UPM dan GPM
yang berasal dari sumber daya ma- dalam mengatasi berbagai hambatan

Cakrawala Pendidikan, Februari 2011, Th. XXX, No. 1


23

yang ada. Pelibatan anggota merupa- Sasaran utama monev pembe-


kan strategi yang selalu digunakan lajaran mencakup tiga hal, yaitu: ke-
untuk mengatasi hambatan dalam hadiran dosen, kehadiran mahasiswa,
kegiatan penjaminan mutu. Penye- dan Rencana Perkuliahan Semester
diaan fasilitas dan pemberian du- (RPS). Rata-rata kehadiran dosen men-
kungan diberikan oleh pimpinan capai 54,30%, tingkat kehadiran maha-
unit, namun hal tersebut pada kon- siswa mencapai 53,45%, dan penyam-
disi tertentu tidak dapat diberikan. paian RPS dosen ke mahasiswa men-
Dalam pelaksanaan kegiatan penja- capai 39, 27%. Pencapaian-pencapaian
minan mutu, strategi negosiasi ter- tersebut (kehadiran dosen dan maha-
kadang dilakukan. Praktik manipu- siswa) belum maksimal karena ada
lasi dan kooptasi ada, terutama ter- jurusan yang belum menyerahkan la-
kait dengan pencapaian standar pa- poran ke UPM. Pencapaian RPS dari
da masing-masing GPM. Pemaksaan dosen ke mahasiswa juga masih
tidak pernah dilakukan, baik oleh 39,27% karena jurusan belum menye-
pimpinan unit maupun pelaksana rahkan ke pihak UPM (dosen ada tu-
penjaminan mutu. gas lain ketika monev berlangsung).
Seluruh komponen bekerja berda- Draft naskah dokumen penjamin-
sarkan ketentuan dengan segenap ke- an mutu akademik yang dihasilkan
sadaran masing-masing pihak sesuai terdiri dari: (1) kebijakan akademik
dengan tugas yang dipercayakan se- fakultas; (2) standar akademik fakul-
cara sinergis. Fokus utama dari ke- tas; (3) manual mutu sistem penjamin-
giatan penjaminan mutu, baik mulai an mutu akademik; dan (4) standar
dari tingkat GPM, UPM, sampai de- operasional prosedur audit mutu aka-
ngan BPM adalah menanamkan bu- demik. Namun demikian, draft nas-
daya mutu pada setiap unit kerja be- kah tersebut sampai dengan peneliti-
rikut seluruh komponennnya. Budaya an ini dilakukan belum disahkan oleh
mutu yang dibangun akan mendu- senat fakultas.
kung keberhasilan institusi tersebut
mencapai tujuan yang telah ditetap- PEMBAHASAN
kan. Implementasi TQM pada SMM di
Kelima, hasil-hasil implementasi institusi pendidikan sudah dijalankan,
TQM pada SMM pembelajaran me- tetapi belum optimal. Hal ini didu-
nunjuk pada dua (2) hasil utama, ya- kung oleh adanya penciptaan budaya
itu monitoring dan evaluasi (monev) kualitas pada sistem pembelajaran.
pembelajaran dan draft naskah doku- Namun demikian, penciptaan budaya
men penjaminan mutu akademik. Ha- kualitas pembelajaran tersebut mem-
sil monev pembelajaran pada jurusan- butuhkan proses yang panjang, perlu
jurusan diketahui bahwa UPM dan dilakukan secara bertahap dan ker-
GPM sebagian besar sudah melaksa- kelanjutan, serta membutuhkan sum-
nakan monev pembelajaran tetapi ada ber daya manusia dan nonmanusia
sebagian kecil belum melaporkan. yang yang memadai.

Implementasi Total Quality Management dalam Sistem Manajemen Mutu Pembelajaran


24

Penerapan prinsip-prinsip TQM kuat penelitian Change Management


pada SMM yang mencakup pemfo- Learning Center (CMLC) pada tahun
kusan pada pelanggan, perbaikan 2004 yang telah menemukan lima be-
pada proses, dan pelibatan anggota sar yang menjadi variabel pendukung
dalam berbagai kegiatan telah ber- atau kontributor (the top-five contribu-
jalan. Pemfokusan kegiatan pada pe- tors to success) pada perubahan dan
langgan (mahasiswa, dosen, dan staf) penghambat kesuksesan perubahan
sudah dilakukan, tetapi belum opti- (the top-five greatest CM obstacles).
mal. Jika prinsip-prinsip tersebut di- Variabel pendukung keterlaksana-
lakukan secara konsisten dalam jang- an program BPM, UPM, dan GPM
ka panjang, dapat menghasilkan la- mengacu pada the top-five contributors
yanan jasa pendidikan yang baik. Hal to success yaitu: adanya dukungan
ini sesuai dengan prinsip yang harus yang efektif (effective sponsorship), ya-
diperhatikan, yaitu selalu ada per- itu dukungan dari rektor UM yang
baikan dalam setiap proses ketika memberikan keleluasaan kepada BPM
mengimplementasikan TQM pada ins- untuk menjalankan tiga pokok dan
titusi pendidikan tinggi (Ramdass & fungsinya dengan SK Rektor Nomor
Kruger, 2006). Terdapat perbedaan de- 0033a/KEP/J36/HK/2006. Hal ini ditin-
ngan apa yang pernah dilakukan da- daklanjuti dengan dukungan dari
lam penerapan prinsip-prinsip TQM di struktur pada masing-masing UPM
The Higher Hotel Institute, Cyprus. Pe- dan GPM. Ada persatuan dan kesatu-
nerapannya masih menjadi tantangan an dari barisan manajer dan para pe-
yang besar karena tidak ada prinsip gawai meskipun tidak secara menye-
khusus, tetapi wujudnya dapat di- luruh. Tim khusus BPM, UPM, dan
amati secara jelas. Tidak ada pende- GPM melalui Satgas yang dibentuk
katan formal, lembaga ini hanya me- juga memberikan kontribusi terhadap
nerapkan apa yang ada di literatur, keterlaksanaan program penjaminan
terutama dalam membangun dasar mutu. Seluruh jajaran BPM, UPM,
yang kuat melalui budaya manajemen dan GPM berupaya melakukan con-
yang menekankan pada pelanggan tinous improvement pada setiap unit
(Varnavas & Soteriou, 2002). kerja, namun hal tersebut tidak di-
Adanya dukungan pimpinan unit dukung dengan komunikasi sesuai
kerja dinilai baik oleh anggota dalam dengan target yang ditentukan. Arti-
upaya tidak lanjut, satgas pelaksana nya, hasil dari perbaikan tidak diko-
cukup mendukung kegiatan penja- munikasikan kepada unit kerja se-
minan mutu, dan kekompokkan tim bagai feed back dari kegiatan yang te-
cukup mendukung kegiatan penja- lah dilaksanakan. Komunikasi belum
minan mutu. Kondisi ini sangat po- dilakukan secara konsisten, terbuka,
sitif untuk keberlangsungan UPM dan memenuhi sasaran pada sasaran yang
GPM di institusi pendidikan guna tepat dan dilakukan dengan alat
mendukung kinerja BPM secara kese- bantu yang bervariasi. Perencanaan
luruhan. Hasil penelitian ini memper- yang disusun oleh jajaran penjaminan

Cakrawala Pendidikan, Februari 2011, Th. XXX, No. 1


25

mutu UM cukup komprehensif di dan Nixon, 2001:1). Berbagai kendala


BPM, namun perencanaan belum di- yang dihadapi perguruan tinggi ke-
lakukan pada masing-masing GPM. tika mengimplementasikan TQM cu-
Pendekatan yang dilakukan juga be- kup variatif sesuai dengan situasi dan
lum terorganisir dengan baik. Hal ini kondisi institusi masing-masing. Se-
ditunjukkan dengan adanya keterlam- mua itu membutuhkan strategi untuk
batan pelaporan dari masing-masing mengatasinya sehingga walaupun ada
UPM dan GPM sehingga feedback ti- kendala, TQM nantinya dapat diim-
dak dapat diberikan segera dan hal plementasikan di bidang pendidikan
ini menjadi hambatan untuk menyu- dengan baik. Hal yang sangat disaran-
sun kegiatan dalam rangka melaku- kan untuk membangun institusi pen-
kan continous improvement. Hasil ini didikan yang baik adalah dengan cara
melengkapi penelitian Taylor & Hill meningkatkan kualitas pendidikan se-
(1992:1) bahwa faktor penentu kesuk- cara terus-menerus, terutama pada
sesan TQM ada pada struktur, kultur , pembelajarannya agar para mahasiswa
manajemen sumber daya manusia, menjadi pemikir yang kritis dan krea-
dan kepemimpinan organisasional. tif dalam menghadapi perubahan tek-
Memang ditemukan ada beberapa nologi yang cepat (Crawford dan
hambatan dalam mengimplementasi- Shutler, 1999).
kan TQM pada SMM, terutama ber- Beberapa strategi BPM, GPM, dan
asal dari sumber daya manusia, wak- UPM untuk mengatasi berbagai ham-
tu, dan sumber daya lainnya yang batan dalam implementasi TQM pada
diperlukan. Hambatan-hambatan ter- SMM pembelajaran dilakukan dengan
sebut tidak berbeda dengan yang cara membangun kesadaran masing-
sudah diteliti oleh CMLC (2004) yang masing pihak sesuai dengan tugas
disebutnya sebagai the top-five greatest yang dipercayakan kepada anggota
CM obstacles. Kelimanya meliputi pe- unit tersebut secara sinergis. Pena-
nolakan dari pegawai dan staf, pe- naman budaya mutu pada setiap unit
nolakan dari manajemen menengah, kerja berikut seluruh komponennnya
dan dukungan pelaksana yang buruk, juga selalu ditekankan dalam mendu-
waktu, anggaran biaya, dan sumber kung keberhasilan institusi tersebut
daya terbatas, serta kelembaman dan mencapai tujuan yang telah ditetap-
politik organisasi. Kesulitan lainnya kan. Sebenarnya, ada strategi sistema-
adalah dalam mengkreasi implement- tis yang dapat dijadikan acuan dalam
tasi TQM di pendidikan tinggi karena mengatasi berbagai hambatan terse-
berkaitan dengan isu kepemimpinan, but, yaitu mulailah dari strategi yang
budaya, dan isu-isu organisasional halus (pendidikan dan komunikasi)
(Sirvanci, 2004:382). Beberapa perguru- sampai dengan pemaksaan, serta stra-
an tinggi juga mengalami kesulitan ke- tegi air. Ketika menghadapi penolak-
tika mengimplementasikan TQM yang an yang kuat tidak selamanya harus
disebabkan oleh sistem periodisasi dihadapi dengan strategi pemaksaan,
waktu yang kuat (Helms, Williams, tetapi diperlukan strategi yang dapat

Implementasi Total Quality Management dalam Sistem Manajemen Mutu Pembelajaran


26

mendinginkan para penolaknya se- sedangkan di bidang pendidikan (per-


cara persuasif dan akhirnya mereka guruan tinggi) masih relatif jarang.
berubah menjadi pendukung imple- Pertama, hasil penelitian yang ada
mentasi TQM. Beberapa strategi yang menunjukkan bahwa implementasi
telah dikemukakan para pakar, yaitu TQM di dunia bisnis sangat sukses
Kotler & Schlesinger (1979), Robbins (Supriyanto & Rohmad, 2002:10). Hal
(2000), Robbins & Coulter (2000) an- ini dibuktikan oleh Perum Jasa Tirta
tara lain melalui pendidikan dan ko- (1999:15) yang sukses dalam mengem-
munikasi, partisipasi dan penyertaan, bangkan dan menerapkan TQM. Per-
pemberian fasilitas dan dukungan, ne- usahaan yang bergerak di bidang la-
gosiasi dan persetujuan, manipulasi yanan jasa pengelolaan air dan mela-
dan pemilihaaan menjadi anggota, me- kukan pengembangan dan penerapan
maksa secara terang-terangan dan ter- TQM dengan nama Sistem Jaminan
selubung, serta strategi air. Semua Mutu ISO-9001. Hasil studi tersebut
strategi tersebut dapat dipilih dan di- menunjukkan bahwa perusahaan ini
pilah untuk digunakan ketika meng- mengimplementasikan TQM dengan
hadapi berbagai hambatan dalam im- nama Sistem Jaminan Mutu ISO-9001
plementasi TQM pada SMM di masa (SJM ISO-9001).
mendatang. Hal ini berbeda dengan imple-
Hasil-hasil implementasi TQM mentasi TQM pada bidang pendidik-
dalam SMM pembelajaran menunjuk an di perguruan tinggi berdasarkan
pada dua hasil utama, yaitu monitor- data yang dikumpulkan oleh Quality
ing dan evaluasi (monev) pembe- Progress (QPR). Hasil penelitian ini
lajaran dan draft naskah dokumen menunjukkan bahwa pada tahun 1992
penjaminan mutu akademik. Hasil di Amerika Serikat sudah ada 220
monev pembelajaran pada jurusan- institusi pendidikan tinggi yang me-
jurusan diketahui bahwa UPM dan nerapkan TQM (Lewis dan Smith da-
GPM sebagian besar sudah melak- lam Tjiptono & Diana, 2000:79). Har-
sanakan monev pembelajaran, tetapi vard University, Oregon State Univer-
ada sebagian kecil belum melaporkan. sity, University of Pennsylvania, Univer-
Hasil tersebut tampak belum optimal sity of Chicago, University of Texas-Aus-
karena pencapaiannya dilakukan se- tin adalah beberapa perguruan tinggi
cara bertahap dan berkesinambungan. yang mengadopsi TQM. Perguruan
Kondisi ini sangat wajar mengingat tinggi tersebut menyatakan bahwa ke-
dalam penerapan hal-hal baru (TQM hadiran TQM berdampak pada per-
pada SMM pembelajaran) tidak serta ubahan manajemen konvensional, ter-
merta secara langsung dapat meng- masuk ditemukan enam tantangan da-
hasilkan yang maksimal. lam menerapkannya, yaitu berkenaan
Hasil penelitian terdahulu yang dengan dimensi kualitas, fokus pada
berkaitan dengan implementasi TQM pelanggan, kepemimpinan, perbaikan
di organisasi memang masih didomi- berkesinambungan, manajemen SDM,
nasi oleh kalangan dunia industri, dan manajemen berdasarkan fakta.

Cakrawala Pendidikan, Februari 2011, Th. XXX, No. 1


27

Peningkatan kualitas pembelajaran da- minan mutu. Kondisi ini sangat po-
pat ditingkatkan apabila implemen- sitif untuk keberlangsungan SMM
tasi TQM dilakukan secara serius, di- pembelajaran untuk mendukung ki-
dukung oleh stakeholders, berjalan se- nerja secara keseluruhan.
cara sistemik dan sistematis, terus- Ketiga, hambatan dari aspek sum-
menerus dan berkesinambungan. ber daya manusia, waktu, anggaran,
dan sumber daya dalam implemen-
KESIMPULAN tasi TQM dalam SMM pembelajaran
Pertama, keberhasilan implemen- yang dilaksanakan hampir semua
tasi TQM pada SMM pembelajaran pimpinan bukan menjadi hambatan,
dapat ditinjau dari tiga aspek, yaitu: tetapi mendukung aktivitas imple-
(1) perumusan tujuan peningkatan mentasinya. Kinerja tim juga cukup
mutu; (2) penerapan prinsip-prinsip bagus, hanya masih ada kendala, an-
TQM dalam SMM; dan (3) komponen tara lain (1) kekompakkan tim; (2)
pendukung implementasi TQM pada waktu terbatas; dan (3) biaya terbatas.
SMM. Rumusan tujuan tersedia, jelas, Keempat, strategi yang digunakan
dan dilakukan perbaikan ketika di- untuk mengatasi berbagai hambatan
temukan sesuatu yang belum sesuai dalam implementasi TQM pada SMM
dan mengalami perbaikan. Penerapan pembelajaran dilakukan melalui: (1)
prinsip-prinsipnya mencakup pem- diklat dan komunikasi, tetapi tidak
fokusan pada pelanggan, perbaikan secara intensif dilaksanakan; (2) pe-
proses, dan pelibatan anggota dalam libatan anggota selalu digunakan; (3)
berbagai kegiatan. Komponen pendu- penyediaan fasilitas dan pemberian
kung kepemimpinan dinilai cukup, dukungan diberikan oleh pimpinan
diklat belum diimplementasikan se- unit, namun hal tersebut pada kondisi
cara optimal. Komunikasi cukup baik, tertentu tidak dapat diberikan; (4) ne-
pengukuran kinerja dilakukan setiap gosiasi kadang dilakukan; (5) praktik
unit, struktur formal, dan komunikasi manipulasi dan kooptasi ada teruta-
organisasi sangat baik. Dukungan ma terkait dengan pencapaian stan-
struktur diperlukan dalam penyusun- dar; dan (6) pemaksaaan tidak pernah
an laporan, penyediaan waktu dan dilakukan oleh pimpinan unit mau-
dana dalam mensosialisasikan hasil pun pelaksana penjaminan mutu.
kerja. Penghargaan atas kinerja ang- Kelima, hasil-hasil implementasi
gota SMM pembelajaran belum mem- TQM pada SMM menunjuk pada dua
berikan dampak signifikan bagi pe- (2) hal, yaitu: (1) monev pembelajar-
ningkatan kinerja masing-masing unit. an; dan (2) draft naskah dokumen
Kedua, dukungan pihak pimpin- penjaminan mutu akademik di insti-
an dinilai baik oleh anggota dalam tusi pendidikan.
upaya tidak lanjut, satgas pelaksana
cukup mendukung kegiatan penja- SARAN
minan mutu, dan kekompokkan tim Tim SMM pembelajaran perlu
cukup mendukung kegiatan penja- mempertahankan rumusan tujuan

Implementasi Total Quality Management dalam Sistem Manajemen Mutu Pembelajaran


28

yang sudah ditetapkan, tetapi penerap- fokuskan pada implementasi TQM


an prinsip-prinsip TQM pada SMM dalam SMM pembelajaran ditinjau
perlu lebih diperhatikan dan diopti- dari variabel waktu yang lebih pan-
malkan lagi dalam pelaksanaan pro- jang, penerimaan anggota organisasi
gram mendatang, termasuk di dalam- terhadap program-program jangka
nya harus memberdayakan pendu- panjang, dan permasalahan-permasa-
kung-pendukung yang diperlukan da- lahan yang paling sering timbul dan
lam jangka panjang. Tim dalam meng- solusinya ketika melaksanakan pro-
atasi berbagai hambatan dalam imple- gram-program utama pada semua
mentasi TQM dalam SMM pembe- unit.
lajaran juga perlu lebih intensif dalam
melaksanakan diklat, selalu melibat- UCAPAN TERIMA KASIH
kan anggota secara keseluruhan, meng- Terima kasih saya ucapkan ke-
optimalkan penggunaan fasilitas pen- pada Dewan Redaksi Jurnal Cakrawala
dukung, sedangkan yang lainnya di- Pendidikan yang telah memberi saran
gunakan sesuai dengan situasi dan yang berharga bagi perbaikan artikel
kondisi di lapangan. ini. Terima kasih juga saya ucapkan
Para pimpinan fakultas, jurusan, kepada staf Jurnal Cakrawala Pendi-
dan unit-unit yang terkait perlu tetap dikan Universitas Negeri Yogyakarta.
mendukung pelaksanaan implemen-
tasi TQM pada SMM pembelajaran DAFTAR PUSTAKA
dalam jangka panjang sehingga ke- Al-Saket, A. 2003. A Case Study of Total
berlangsungannya dapat tetap eksis. quality Management in Manufac-
Namun demikian, karena masih ada- turing and Construction Firm. Fa-
nya hambatan dari beberapa anggota culty of Enginerring at Rands
GPM, terutama yang berkaitan de- Afrikaans University.
ngan kekurangkompakkan tim, wak-
tu yang terbatas (-kendala paling be- Change Management Learning Cen-
sar-), dan keterbatasan biaya, maka ter. 2004. "ADKAR" -A Model for
pimpinan fakultas perlu membuat so- Change Management Change Ma-
lusi yang tepat, seperti membangun nagement Tutorial Series. CMLC.
tim yang solid, mengalokasikan wak- Garfield Ave. Loveland, CO
tu khusus untuk melaksanakan pro- 80537 USA. http://www.Change
gram secara optimal. Hasil-hasil yang Management.com.htm. Diakses
dicapai harus dijadikan dasar per- tanggal 25 Pebruari 2007.
baikan, disosialisasikan kepada se-
mua anggota organisasi nonsatgas, Crawford, L.E.D & Shutler, P. 1999.
ditindaklajuti secara konsisten dan di- “Total Quality Management In
sinergikan untuk meningkatkan kua- Education: Problems And Issu-
litas akademik dan non akademik . es For The Classroom Teacher”.
Penelitian lanjutan dapat dilak- International Journal of Educatio-
sanakan oleh peneliti dengan mem- nal Management, Vol. 13 Iss: 2.

Cakrawala Pendidikan, Februari 2011, Th. XXX, No. 1


29

Creech, B. 2000. Lima Pilar (Manajemen Robbins, S.P., Coulter, M. 2000. Mana-
Mutu Terpadu) TQM: Cara mem- jemen II. Jakarta: Prenhallindo.
buat Total Quality Management
Bekerja bagi Anda. Jakarta: Bina- Robbins, S. 2000. Perilaku Organisasi:
rupa Aksara. Konsep, Kontroversi, Aplikasi.
Edisi Kedua. Jakarta: Prenhal-
Gandem, I.B. 1999. Penerapan Sistem lindo.
Jaminan Mutu ISO-9001 di Pe-
rum Jasa Tirta. Makalah dalam Ramdass, K. & Kruger, D. 2006. Repo-
Seminar dan Lokakarya tentang sitioning Quality Culture in High-
"Implementasi Konsep TQM un- er Education. Pretoria: Univer-
tuk Memaksimalkan Daya Saing sity of Johannesburg.
Organisasi pada Era Globalisasi
dan Perdagangan Bebas". Tang- Sirvanci, M.B. 2004. “Critical Issues for
gal 8-10 Pebruari 1999. Malang: TQM Implementation in High-
Universitas Brawijaya. er Education”. The TQM Maga-
zine, Vol. 16 Iss: 6.
Helms, M.M., Williams, A.B., and
Nixon, J.C. 2001. “TQM Prin- Taylor, A & Hill, F.M. 1992. “Imple-
ciples And Their Relevance To menting TQM in Higher Edu-
Higher Education: The Quest- cation International”. Journal of
ion ff Tenure And Post-Tenure Educational Management. Volu-
Review”. International Journal of me: 6 Issue: 4.
Educational Management, Vol. 15
Iss: 7. Tenner, A. R., & DeToro, I.J. 2000.
Total Quality Management: Three
Kotler, J.P. & Schlesinger, LA. 1979. Steeps to Continous Improvement.
Choosing Strategies for Change. Massachuset: Addison-Weley
Harvard Business Review. 57 Publishing Company.
(2). Hal 106-114.
Tjiptono, F. & Diana, D. 2000. Total
Nugraha, P. 2000. “Penerapan Mana- Quality Management. Yogyakar-
jemen Mutu Terpadu pada ta: Andi Offset.
Matakuliah di Jurusan Teknik
Sipil”. Dimensi Teknik Sipil, Vol. Varnavas, A.P. & Soteriou, A.C. 2002.
2, N0. 1, Maret 2000: 65-70. “Towards Customer-Driven Ma-
nagement in Hospitality Edu-
Perum Jasa Tirta. 1999. Pedoman Mutu cation: A Case Study of the High-
(Quality Manual). Malang: Pe- er Hotel Institute. International
rum Jasa Tirta. Journal of Educational Manage-
ment, Volume: 16 Issue: 2.

Implementasi Total Quality Management dalam Sistem Manajemen Mutu Pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai