Achmad Supriyanto
FIP Universitas Negeri Malang (e-mail: aspriess@gmail.com; HP. 081334096498)
17
18
(Ramdass & Kruger, 2006:9). TQM di- nyebabkan kegagalan dalam mengim-
anggap sebagai suatu pendekatan da- plementasikan TQM, antara lain: (1)
lam menjalankan usaha yang menco- perubahan yang menyeluruh (para-
ba untuk memaksimalkan daya saing digma manajemen, komitmen, tujuan,
organisasi melalui perbaikan terus- dan pelatihan) tidak dipenuhi; (2)
menerus atas produk, jasa, manusia, usaha setengah hati dan harapan ti-
proses dan lingkungannya (Tjiptono dak realistis; dan (3) kesalahan dele-
dan Diana, 2000:4). Organisasi yang gasi dan kepemimpinan, tim, proses
menggunakan TQM berupaya untuk penyebarluasan, pendekatan terbatas,
mengadakan perbaikan secara berke- dan pemberdayaan yang prematur.
lanjutan dalam rangka memenangkan Kendala lain yang dihadapi oleh or-
persaingan dalam era global menda- ganisasi antara lain penciptaan ling-
tang. Upaya yang dimaksudkan beru- kungan yang mendukung usaha per-
pa langkah-langkah untuk meningkat- baikan dan berorientasi pada mutu
kan perbaikan berkelanjutan, seperti masih kurang, pemahaman terhadap
(1) customer focus; (2) improvement pro- perencanaan strategis dan dialogis
cess; dan (3) total involvement (Tenner masih kurang, pemberdayaan sumber
dan DeToro, 2000:32). Esensi TQM daya manusia masih kurang, komit-
adalah suatu filosofi yang menunjuk men dan partisipasi karyawan pro-
pada perubahan budaya dalam suatu gram perbaikan mutu masih kurang,
organisasi, serta dapat menyentuh ha- dan sistem informasi manajemen pen-
ti dan pikiran orang menuju mutu dukung pelaksanaan program pe-
yang diidamkan. ningkatan mutu kurang mendapat
Beberapa indikasi keberhasilan perhatian.
organisasi yang mengimplementasi- Implementasi TQM pada SMM
kan TQM ditunjukkan melalui: (1) ko- pembelajaran dapat diadopsi dari
mitmen yang tinggi dari seluruh ja- Tenner & DeToro (2000:32). Model
jaran organisasi (pimpinan tertinggi tersebut mengandung tiga hal utama,
sampai dengan karyawan terendah); yaitu tujuan, prinsip, dan elemen-
(2) organisasi yang mantap; dan (3) elemen TQM. Tujuan utama TQM
motivasi dan disiplin yang tinggi dalam pendidikan adalah meningkat-
(Gandem, 1999:14). Keberhasilan TQM kan mutu pendidikan secara berke-
juga sangat ditentukan oleh lima pilar lanjutan, terus-menerus, dan terpadu.
penyangganya, yaitu: (1) produk; (2) Pencapaian tujuan dapat diwujudkan
proses, (3) organisasi, (4) kepemim- menggunakan prinsip-prinsip pem-
pinan; dan (5) komitmen (Creech, fokusan pada pengguna, peningkat-
2000:447). an kualitas pada proses, dan pelibatan
Memang tidak sepenuhnya TQM semua komponen pendidikan. Bebe-
berhasil diimplementasikan pada or- rapa elemen pendukung untuk men-
ganisasi karena berbagai faktor pe- capai tujuan peningkatan kualitas
nyebab. Tjiptono dan Diana (2000: 4) pendidikan secara berkelanjutan, ya-
menyatakan bahwa faktor yang me- itu kepemimpinan, pendidikan dan
ada lima (5) aspek yang diungkap BPM. Kegiatan ini dilakukan tiga kali
dalam penelitian ini. Pertama, tingkat dalam satu semester. Pelibatan ang-
keberhasilan implementasi TQM pada gota organisasi oleh BPM secara me-
SMM pembelajaran dapat ditinjau nyeluruh belum dilakukan secara op-
dari tiga aspek, yaitu: (1) perumusan timal. Hal ini ditunjukkan oleh ang-
tujuan peningkatan mutu; (2) pene- gota organisasi yang belum sepenuh-
rapan prinsip-prinsip TQM pada nya terlibat dalam kegiatan penjamin-
SMM; dan (3) komponen pendukung an mutu.
implementasi TQM pada SMM. Hasil Komponen pendukung implemen-
analisis data ditunjukkan sebagai be- tasi TQM pada SMM dalam penelitian
rikut. Rumusan tujuan SMM pem- ini mencakup aspek, yaitu (1) kepe-
belajaran untuk peningkatan mutu di mimpinan; (2) diklat; (3) komunikasi;
masing-masing jurusan sudah terse- (4) pengukuran; (5) dukungan struk-
dia, dianggap sudah cukup jelas, dan tur; dan (6) penghargaan. Komponen
dilakukan perbaikan ketika ditemu- kepemimpinan pada masing-masing
kan sesuatu yang belum sesuai. Ru- jurusan, dan fakultas sebagai pendu-
musan tujuan SMM tersebut sudah kung implementasi TQM pada SMM
ada dan sedikit mengalami perbaikan. pembelajaran dinilai cukup. Pelaksa-
Penerapan prinsip-prinsip TQM naan diklat belum dapat dikatakan
pada SMM yang mencakup pemfo- baik. Hal ini karena pelaksanaan dik-
kusan pada pelanggan, perbaikan lat belum dapat diimplementasikan
pada proses, dan pelibatan anggota secara optimal, bahkan ada yang me-
dalam berbagai kegiatan SMM. Pem- nyatakan pelaksanaan diklat dinilai
fokusan kegiatan ke pelanggan (maha- tidak baik. Komunikasi yang diba-
siswa, dosen, dan staf) sudah dilaku- ngun pada SMM dinilai cukup baik,
kan, tetapi belum optimal. Kondisi terutama tampak pada kegiatan so-
yang ada menunjukkan adanya per- sialisasi standar dan tujuan BPM,
ubahan pelayanan terhadap mahasis- UPM, dan GPM sebagai sebuah unit
wa sebelum dan sesudah BPM, UPM, independen yang membantu proses
dan GPM. Perbaikan proses kegiatan perbaikan kinerja seluruh unit dan
secara terus-menerus, khususnya ter- komponen yang ada, khususnya ber-
kait dengan proses pembelajaran su- kaitan dengan pelaksanaan kegiatan
dah tampak dari meningkatnya ke- akademik. Hal yang menunjukkan be-
disiplinan dan komitmen dosen da- lum optimal terjadi pada sosialisasi
lam melaksanakan proses perkuliah- hasil dan upaya tindak lanjut masing-
an (kehadiran dosen, penyusunan masing GPM yang sudah disampai-
RPS, penyelenggaraan evaluasi pem- kan kepada BPM. Pengukuran kinerja
belajaran, presensi kehadiran maha- sudah dilakukan setiap unit, terutama
siswa, sampai pada pengembalian pada UPM dan masing-masing GPM
tugas dan hasil ujian mahasiswa). Hal berdasarkan standar yang telah di-
tersebut terkontrol melalui Monev tetapkan oleh BPM. Masing-masing
yang dilakukan GPM, UPM, dan unit menetapkan standar mengacu
pada standar yang sudah ada. Struk- nusia, waktu, dan sumber daya lain-
tur sebagai konfigurasi formal komu- nya yang diperlukan. Gambaran ham-
nikasi antara BPM, UPM, dan GPM batan dari aspek sumber daya ma-
dinilai sangat baik. Keberadaan BPM, nusia, waktu, anggaran, dan sumber
UPM, dan GPM sebagai unit atau ba- daya lain (sarana dan prasarana) yang
dan independen yang bertugas mem- diperlukan dalam implementasi TQM
berikan rekomendasi dan masukan pada SMM melalui BPM, GPM, dan
terkait dengan pelaksanaan akademik UPM yang dilaksanakan dapat dike-
melalui kegiatan monev untuk diberi- tahui. Hampir semua pimpinan bu-
kan kepada pejabat struktural yang kan menjadi hambatan, tetapi men-
memiliki wewenang untuk melakukan dukung aktivitas implementasi TQM
upaya tindak lanjut berdasarkan te- pada SMM pembelajaran. Kinerja sa-
muan tersebut. Dukungan struktur ter- tuan tugas cukup bagus, hanya ada
lihat dalam menyediakan bahan-ba- beberapa hal yang perlu mendapat
han yang diperlukan untuk menyu- perhatian khusus, seperti ada bebe-
sun laporan GPM serta menyediakan rapa anggota GPM yang mengatakan
waktu dan dana dalam mensosiali- bahwa: (1) kekompakkan tim menjadi
sasikan hasil kerja GPM. Penghargaan hambatan; (2) waktu merupakan ken-
khusus terhadap keterlaksanaan ki- dala paling besar dalam pelaksanaaan
nerja GPM dan UPM ataupun kinerja kegiatan penjaminan mutu, baik dari
unit dan komponen belum member- pimpinan unit kerja, satgas, dan para
kan dampak yang signifikan bagi pe- dosen; dan (3) biaya untuk pelaksana-
ningkatan kinerja masing-masing unit. an kegiatan penjaminan mutu dise-
Kedua, dukungan pihak pimpin- diakan di institusi pendidikan walau-
an, pelaksana, tim khusus, dalam im- pun dana terbatas.
plementasi TQM pada SMM pembe- Keempat, strategi BPM, GPM, dan
lajaran sangat diperlukan untuk men- UPM dalam mengatasi berbagai ham-
capai keberhasilan mutu yang diha- batan dalam implementasi TQM pada
rapkan. Berdasarkan analisis data di- SMM pembelajaran ditinjau dari stra-
peroleh hasil bahwa dukungan pim- tegi yang dikembangkan dari per-
pinan unit kerja dinilai baik oleh ang- spektif manajemen perubahan. Stra-
gota dalam upaya tidak lanjut, satgas tegi yang dimaksudkan meliputi:
pelaksana cukup mendukung kegiat- pendidikan dan komunikasi, parti-
an penjaminan mutu, dan kekompak- sipasi, fasilitas dan dukungan, nego-
kan tim cukup mendukung kegiatan siasi, manipulasi dan kooptasi, dan
penjaminan mutu. Kondisi ini sangat pemaksaan. Penggunaan strategi-
positif agar keberlangsungan UPM strategi tersebut dalam implementasi
dan GPM di institusi pendidikan un- TQM pada SMM dapat dilihat se-
tuk mendukung kinerja BPM secara bagai berikut. Diklat dan komunikasi
keseluruhan. tidak secara intensif dilaksanakan se-
Ketiga, ada beberapa hambatan bagai strategi BPM, UPM dan GPM
yang berasal dari sumber daya ma- dalam mengatasi berbagai hambatan
Peningkatan kualitas pembelajaran da- minan mutu. Kondisi ini sangat po-
pat ditingkatkan apabila implemen- sitif untuk keberlangsungan SMM
tasi TQM dilakukan secara serius, di- pembelajaran untuk mendukung ki-
dukung oleh stakeholders, berjalan se- nerja secara keseluruhan.
cara sistemik dan sistematis, terus- Ketiga, hambatan dari aspek sum-
menerus dan berkesinambungan. ber daya manusia, waktu, anggaran,
dan sumber daya dalam implemen-
KESIMPULAN tasi TQM dalam SMM pembelajaran
Pertama, keberhasilan implemen- yang dilaksanakan hampir semua
tasi TQM pada SMM pembelajaran pimpinan bukan menjadi hambatan,
dapat ditinjau dari tiga aspek, yaitu: tetapi mendukung aktivitas imple-
(1) perumusan tujuan peningkatan mentasinya. Kinerja tim juga cukup
mutu; (2) penerapan prinsip-prinsip bagus, hanya masih ada kendala, an-
TQM dalam SMM; dan (3) komponen tara lain (1) kekompakkan tim; (2)
pendukung implementasi TQM pada waktu terbatas; dan (3) biaya terbatas.
SMM. Rumusan tujuan tersedia, jelas, Keempat, strategi yang digunakan
dan dilakukan perbaikan ketika di- untuk mengatasi berbagai hambatan
temukan sesuatu yang belum sesuai dalam implementasi TQM pada SMM
dan mengalami perbaikan. Penerapan pembelajaran dilakukan melalui: (1)
prinsip-prinsipnya mencakup pem- diklat dan komunikasi, tetapi tidak
fokusan pada pelanggan, perbaikan secara intensif dilaksanakan; (2) pe-
proses, dan pelibatan anggota dalam libatan anggota selalu digunakan; (3)
berbagai kegiatan. Komponen pendu- penyediaan fasilitas dan pemberian
kung kepemimpinan dinilai cukup, dukungan diberikan oleh pimpinan
diklat belum diimplementasikan se- unit, namun hal tersebut pada kondisi
cara optimal. Komunikasi cukup baik, tertentu tidak dapat diberikan; (4) ne-
pengukuran kinerja dilakukan setiap gosiasi kadang dilakukan; (5) praktik
unit, struktur formal, dan komunikasi manipulasi dan kooptasi ada teruta-
organisasi sangat baik. Dukungan ma terkait dengan pencapaian stan-
struktur diperlukan dalam penyusun- dar; dan (6) pemaksaaan tidak pernah
an laporan, penyediaan waktu dan dilakukan oleh pimpinan unit mau-
dana dalam mensosialisasikan hasil pun pelaksana penjaminan mutu.
kerja. Penghargaan atas kinerja ang- Kelima, hasil-hasil implementasi
gota SMM pembelajaran belum mem- TQM pada SMM menunjuk pada dua
berikan dampak signifikan bagi pe- (2) hal, yaitu: (1) monev pembelajar-
ningkatan kinerja masing-masing unit. an; dan (2) draft naskah dokumen
Kedua, dukungan pihak pimpin- penjaminan mutu akademik di insti-
an dinilai baik oleh anggota dalam tusi pendidikan.
upaya tidak lanjut, satgas pelaksana
cukup mendukung kegiatan penja- SARAN
minan mutu, dan kekompokkan tim Tim SMM pembelajaran perlu
cukup mendukung kegiatan penja- mempertahankan rumusan tujuan
Creech, B. 2000. Lima Pilar (Manajemen Robbins, S.P., Coulter, M. 2000. Mana-
Mutu Terpadu) TQM: Cara mem- jemen II. Jakarta: Prenhallindo.
buat Total Quality Management
Bekerja bagi Anda. Jakarta: Bina- Robbins, S. 2000. Perilaku Organisasi:
rupa Aksara. Konsep, Kontroversi, Aplikasi.
Edisi Kedua. Jakarta: Prenhal-
Gandem, I.B. 1999. Penerapan Sistem lindo.
Jaminan Mutu ISO-9001 di Pe-
rum Jasa Tirta. Makalah dalam Ramdass, K. & Kruger, D. 2006. Repo-
Seminar dan Lokakarya tentang sitioning Quality Culture in High-
"Implementasi Konsep TQM un- er Education. Pretoria: Univer-
tuk Memaksimalkan Daya Saing sity of Johannesburg.
Organisasi pada Era Globalisasi
dan Perdagangan Bebas". Tang- Sirvanci, M.B. 2004. “Critical Issues for
gal 8-10 Pebruari 1999. Malang: TQM Implementation in High-
Universitas Brawijaya. er Education”. The TQM Maga-
zine, Vol. 16 Iss: 6.
Helms, M.M., Williams, A.B., and
Nixon, J.C. 2001. “TQM Prin- Taylor, A & Hill, F.M. 1992. “Imple-
ciples And Their Relevance To menting TQM in Higher Edu-
Higher Education: The Quest- cation International”. Journal of
ion ff Tenure And Post-Tenure Educational Management. Volu-
Review”. International Journal of me: 6 Issue: 4.
Educational Management, Vol. 15
Iss: 7. Tenner, A. R., & DeToro, I.J. 2000.
Total Quality Management: Three
Kotler, J.P. & Schlesinger, LA. 1979. Steeps to Continous Improvement.
Choosing Strategies for Change. Massachuset: Addison-Weley
Harvard Business Review. 57 Publishing Company.
(2). Hal 106-114.
Tjiptono, F. & Diana, D. 2000. Total
Nugraha, P. 2000. “Penerapan Mana- Quality Management. Yogyakar-
jemen Mutu Terpadu pada ta: Andi Offset.
Matakuliah di Jurusan Teknik
Sipil”. Dimensi Teknik Sipil, Vol. Varnavas, A.P. & Soteriou, A.C. 2002.
2, N0. 1, Maret 2000: 65-70. “Towards Customer-Driven Ma-
nagement in Hospitality Edu-
Perum Jasa Tirta. 1999. Pedoman Mutu cation: A Case Study of the High-
(Quality Manual). Malang: Pe- er Hotel Institute. International
rum Jasa Tirta. Journal of Educational Manage-
ment, Volume: 16 Issue: 2.