Anda di halaman 1dari 4

PENGAMATAN DAN ANALISIS INTERNAL Desember 25,

2008
Posted by syairdunk in IT. 
trackback

Pertanyaan-pertanyaan diskusi :

1. Apa relevansi pandangan berbasis sumber daya perusahaan terhadap manajemen strategis?

Jawab : Relevansinya dapat dilihat pada kecenderungan-kecenderungan yang bersifat


kemasyarakatan dimonitor dan diperkirakan. Maksudnya adalah untuk mengidentifikasi faktor-
faktor strategi eksternal-peluang dan ancaman-yang sangat mungkin mempengaruhi masa depan
perusahaan. Manajer-manajer strategis juga harus melihat ke dalam perusahaan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor strategis internal, yaitu kekuatan dan keuntungan dari peluang-
peluang yang ada sambil menghindari ancaman-ancaman.

2. Bandingkan dan bedakan tiga pendekatan untuk mengamati dan menganalisis lingkungan internal
perusahaan!

Jawab : Manajer strategis dapat mengamati dan menganalisis variabel internal dengan menggunakan
3 pendekatan, yaitu :

1. Analisis PIMS (Profit Impact of Market Strategy); yang dilakukan oleh Institut
Perencanaan Strategis untuk membantu menemukan faktor-faktor strategis internal yang relevan
bagi badan-badan usaha. Sampai saat ini analisis PIMS telah mengidentifikasi 9 faktor strategis
utama yang bertanggung jawab terhadap terjadinya 80 persen variasi dalam profitabilitas di antara
perusahaan.
2. Analisis Rantai Nilai; sebagaimana dikemukakan oleh Porter, adalah salah satu cara
untuk menguji sifat dan tingkat sinergi, apabila ada, di antara kegiatan-kegiatan internal
perusahaan. Pengujian sistematis kegiatan-kegiatan individual dapat mendorong kepada
pemahaman yang lebih baik terhadap kekuatan dan kelemahan perusahaan.
3. Analisis Fungsional; adalah cara yang paling sederhana untuk mengamati dan
menganalisis lingkungan organisasi. H.I. Ansoff, seorang pejabat manajemen strategis,
mengemukakan bahwa keahlian dan sumber daya perusahaan dapat diatur ke dalam profil
kompetensi sesuai fungsi bisnis seperti pemasaran, keuangan, penelitian dan pengembangan, dan
operasi.

3. Uraikan analisis rantai nilai Porter dan bagaimana hal itu terkait dengan manajemen strategis!

Jawab : Analisis rantai nilai Porter terdiri dari tiga langkah, yaitu :
Ø Pertama; uji rantai nilai produk atau jasa tertentu dari segi berbagai keiatan yang terlibat dalam
produksi atau provisinya. Porter mengidentifikasi lima kegiatan utama yang biasanya terjadi di setiap
bisnis : (1) unbound logistic (bahan mentah), (2) operasi, (3) outbound logistic (barang jadi), (4)
pemasaran dan penjualan, dan (5) layanan konsumen.

Ø Kedua; menguji keterkaitan antara semua kegiatan. Keterkaitan adalah hubungan antara cara satu
kegiatan dilakukan dan biaya untuk melakukan kegiatan lain. Dalam usaha untuk mencari cara
mendapatkan keunggulan kompetitif di pasar, perusahaan dapat menjalankan fungsi yang sama
dengan cara dan hasil yang berbeda.

Ø Ketiga; menguji sinergi potensial di antara produk atau unit bisnis. Tidak saja tiap elemen
berharga (seperti periklanan atau pemanufakturan) memiliki skala ekonomi, tetapi juga lingkup
ekonomis dari keseluruhan segmen.

4. Dalam keadaan seperti apa suatu budaya dan struktur perusahaan menjadi kekuatan atau
kelemahan perusahaan?

Jawab : Pemahaman terhadap bagaimana perusahaan tertentu tersusun sangat berguna dalam
perumusan strategi. Apabila struktur perusahaan cocok dengan perubahan strategi yang diusulkan,
maka struktur tersebut merupakan kekuatan perusahaan, akan tetapi bila struktur tidak sesuai
dengan strategi yang ada atau diusulkan, maka struktur tersebut jelas merupakan kelemahan
perusahaan dan membuat strategi tidak dapat dilaksanakan dengan benar.

Perubahan pada misi, tujuan, strategi, dan kebijakan tidak mungkin sukses apabila melawan budaya
perusahaan yang sudah diterima. Keenganan dan bahkan sabotase mungkin saja terjadi karena
karyawan berusaha menolak perubahan radikal pada filosofi dan arah perusahaan. Demikian halnya
dengan struktur, apabila budaya organisasi cocok dengan strategi yang baru, maka hal itu
merupakan kekuatan internal. Dan apabila yang terjadi sebaliknya, maka itu merupakan kelemahan
internal yang sangat serius.

5. Jenis faktor internal apa sajakah yang dapat membantu manajer untuk menentukan apakah suatu
perusahaan sebaiknya menekankan pada produksi dan penjualan produk murah dalam jumlah besar,
atau produk mahal dengan jumlah kecil?

Jawab : Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pangsa pasar yang tinggi belum tentu
menghasilkan laba yang tinggi. Beberapa perusahaan yang menjual produk berkualitas tinggi (relatif
terhadap pesaing), meskipun tidak memiliki pangsa pasar yang tinggi, dapat saja memiliki laba yang
besar. Para peneliti PIMS menyatakan bahwa faktor terpenting yang mempengaruhi kinerja unit
bisnis secara relatif terhadap pesaingnya adalah kualitas produk atau jasanya. Mereka juga
menyatakan bahwa pemimpin pasar cenderung menghasilkan produk berkualitas lebih tinggi
daripada pesaing dan pengikut pasarnya.

6. Apa bedanya antara operating dan financial leverage? Apa saja dampaknya terhadap perencanaan
strategis?

Jawab : Dari sudut pandang strategis, bidang keuangan harus dianalisis untuk melihat sebaik apa
dana ditangani. Bauran dana jangka pendek dan jangka panjang yang diperoleh dari luar harus
sesuai dengan tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Konsep financial leverage (rasio total
hutang terhadap total aktiva) sangat berguna dalam menguraikan penggunaan hutang untuk
meningkatkan laba yang tersedia bagi pemegang saham.

Menurut J.F.Weston dan T.E. Copelang, operating leverage adalah pengaruh perubahan tertentu
dalam volume penjualan pada pendapatan operasional bersih (net operating income). Dari segi
strategi, perusahaan harus mencari posisi pasar yang memungkinkan ia memproduksi dan menjual
barang-barang dalam kuantitas kecil. Agar dapat mengambil manfaat dari operating leverage,
perusahaan-perusahaan jasa yang menggunakan operasi berkelanjutan dapat saja menggantikan
mesin diagnostik, video, ataupun tenaga kerja pendukung dengan personalia profesional yang
dibayar mahal.

7. Apa sajakah pro dan kontra menggunakan kurva pengalaman untuk menentukan strategi?

Jawab : Manajemen biasanya menggunakan kurva pengalaman untuk melakukan estimasi terhadap
biaya-biaya produksi : (1) produk yang belum pernah dibuat dengan peralatan dan proses yang ada
sebelumnya, atau (2) produk yang sudah ada yang dibauat dengan peralatan dan proses baru.
Meskipun banyak perusahaan telah menggunakan kurva pengalaman dengan ekstensif, penerimaan
terhadap norma industri adalah suatu hal yang beresiko. Kurva pengalaman suatu industri belum
tentu benar untuk suatu perusahaan tertentu karena beberapa alasan.

8. Mengapa sistem informasi harus dimasukkan dalam analisis kekuatan dan kelemahan
perusahaan?

Jawab : Sistem informasi harus dimasukkan dalam analisis kekuatan dan kelemahan perusahaan
karena dapat memenuhi empat tujuan utama:

ü Sistem informasi dapat memberikan sinyal peringatan masalah-masalah yang berasal baik dari
dalam maupun dari luar.

ü Sistem informasi dapat mengotomatisasi operasi-operasi klerikal. Penggajian, laporan persediaan,


dan catatan-catatan lain dapat diperoleh secara otomatis dari database.
ü Sistem informasi dapat membantu para manajer dari berbagai hierarki untuk membuat keputusan-
keputusan rutin (terprogram).

ü Sistem informasi dapat menyediakan informasi yang perlu bagi manajemen untuk membuat suatu
keputusan strategis (tidak terprogram).

Anda mungkin juga menyukai