Anda di halaman 1dari 16

KARYA ILMIAH

Dampak Negatif Internet Terhadap Perilaku Remaja

Dosen Pengampu : Herlina, M.Pd.

Disusun oleh :

Shafira Rizky Maulidya (181230108)

TBI 4C

TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN

BANTEN
ABSTRAK

Internet merupakan salah satu hasil dari kecanggihan dan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi buatan manusia. Berbagai kemudahan yang ditawarkannya, salah satunya adalah
media sosial. Namun sayangnya, kecanggihan ini berdampak terhadap perilaku seseorang.
Dampak terburuk yang mungkin dihasilkan dari situs jejaring sosial adalah tidak etisnya
seseorang dalam berperilaku di media sosial (khususnya remaja). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dampak negatif dari internet, menjelaskan apa saja dampak negatif internet bagi
remaja yang mempengaruhi perubahan perilakunya, serta mengetahui cara untuk menyikapi era
revolusi 4.0. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dan data
yang dihasilkan didapat dari sumber yang jelas.

Kata kunci :
Dampak negatif, Internet, Media sosial, Perilaku, Remaja.

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
taufiq dan hidayah-Nya berupa kekuatan dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan
karya ilmiah yang berjudul “Dampak Negatif Internet Terhadap Perilaku Remaja”. Shalawat
serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dialah satu-satunya
manusia yang diberi amanat oleh Allah untuk menyampaikan risalah Illahi.

Mohon maaf kepada dosen pengampu apabila di dalam tulisan ini banyak kesalahan kata
ataupun cara penulisan. Saya sangat membutuhkan kritik dan saran, maka dari itu saya sangat
berterima kasih apabila tulisan saya mendapatkan kritik dan saran. Semoga tulisan ini dapat
bermanfaat untuk saya dan pembaca.

April, 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK………………………………………………………………….…………………….i
KATA PENGANTAR……………………………………………………….…………………..ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….……………iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................2
A. Pengertian Internet.............................................................................................................2
B. Dampak Negatif yang Ditimbulkan Internet...................................................................2
C. Cara Menyikapi Perkembangan Teknologi di Era 4.0...................................................9
BAB III PENUTUP......................................................................................................................11
A. Kesimpulan........................................................................................................................11
B. Kritik dan Saran...............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi telah memasuki era baru yang bernama Revolusi Industri 4.0.
Melalui The Fourth Industrial Revolution menyatakan bahwa dunia telah
mengalami empat tahapan revolusi, yaitu: 1) Revolusi Industri 1.0 terjadi pada
abad ke 18 melalui penemuan mesin uap, sehingga memungkinkan barang dapat
diproduksi secara masal, 2) Revolusi Industri 2.0 terjadi pada abad ke 19-20
melalui penggunaan listrik yang membuat biaya produksi menjadi murah, 3)
Revolusi Industri 3.0 terjadi pada sekitar tahun 1970 an melalui penggunaan
komputerisasi, dan 4) Revolusi Industri 4.0 sendiri terjadi pada sekitar tahun 2010
an melalui rekayasa intelegensia dan internet of thing sebagai tulang punggung
pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin.
Revolusi Industri 4.0 secara fundamental mengakibatkan berubahnya cara
manusia berpikir, hidup, dan berhubungan satu dengan yang lain. Era ini akan
mendisrupsi berbagai aktivitas manusia dalam berbagai bidang, tidak hanya dalam
bidang teknologi saja, namun juga bidang yang lain seperti ekonomi, sosial, dan
politik. 1

B. Rumusan Masalah
1. Apakah dampak negatif internet terhadap perilaku remaja ?
2. Mengapa penggunaan internet dapat memengaruhi perilaku remaja ?
3. Bagaimana menyikapi kemajuan teknologi pada era 4.0 ?

C. Tujuan
1. Mengetahui dampak negatif internet terhadap perilaku remaja.
2. Mengetahui perkembangan internet dikalangan remaja.
3. Mengetahui cara dalam menyikapi kemajuan teknologi pada era 4.0.

1
B.Prasetyo, U.Trisyanti, “Revolusi Industri 4.0 dan Tantangan Perubahan Sosial”, Journal of Proceedings Series
no.5, 2018, hal. 22.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Internet
Berkembangnya revolusi industri saat ini semakin mendorong
perkembangan teknologi menjadi lebih maju. Dunia saat ini telah memasuki era
revolusi industry 4.0. Salah satu ciri revolusi industri 4.0 ini yaitu adanya
interkoneksi antara manusia dengan mesin/perangkat melalui internet of
things/internet of people. 2
Internet merupakan kepanjangan dari interconnected networking. istilah
internet berasal dari Bahasa latin ‘inter’ yang berarti “antara”. Internet adalah
sebuah dunia maya jaringan komputer (interkoneksi) yang terbentuk dari miliaran
komputer di dunia. Internet memungkinkan kita untuk menghilangkan hambatan
hambatan jarak dan waktu dalam mendapatkan informasi. Internet merupakan
sistem global jaringan komputer yang berhubungan menggunakan standar
internet protocol suite (TCP/IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh
dunia.

D. Dampak Negatif yang Ditimbulkan Internet


Tidak dapat dipungkiri bahwa internet (salah satunya media sosial)
mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang. Seseorang yang
awalnya kecil bisa menjadi besar dengan media sosial, atau sebaliknya. Bagi
masyarakat khususnya kalangan remaja, media sosial sudah menjadi candu yang
membuat penggunanya tiada hari tanpa membuka media sosial. Remaja pada era
revolusi industry 4.0 termasuk dalam kategori generasi Z. Generasi Z merupakan
generasi yang tumbuh dan berkembang dengan sebuah ketergantungan yang besar
pada teknologi digital dan internet. Orang-orang yang termasuk dalam Generasi Z
sejak dini sudah mengenal atau mungkin bisa juga diperkenalkan dan terbiasa
dengan berbagai macam dan bentuk gadget. Hal ini baik secara langsung atau
2
Wandi Adiansah dkk, “Person in environment Remaja Pada Era Revolusi Industri 4.0”, Jurnal Pekerjaan Sosial
Vol.2 No.1, 2019, hal.51.

2
tidak langsung sangat berpengaruh terhadap perkembangan perilaku dan
kepribadiannya, sudah jamak bahwa media membawa efek pada perilaku.
Kecepatan internet telah membuat perilaku Gen Z sangat berbeda dengan generasi
sebelumnya. Mereka suka akan sesuatu yang instan, cepat, kolaboratif, dan viral.
Berikut dampak negatif yang ditimbulkan dari internet terhadap perilaku remaja :

1. Kurangnya berkomunikasi langsung secara verbal


Dampak dari perilaku instan yang dibawa oleh internet membuat gen Z
terkadang kurang berkomunikasi langsung, secara verbal. Mereka lebih
terbiasa berkomunikasi via media sosial. Sayangnya, relasi mereka yang
terjalin kuat dengan dunia maya melalui media sosial membuat mereka
seringkali terputus konektivitas dengan dunia nyata. Intensitas pertemuan
fisik berkurang, meet up yang biasa dilakukan saat ini tinggal wacana, dan
jika mereka bertemu satu sama lain akan timbul rasa canggung dikarenakan
mereka terbiasa bebas berbicara melalui media sosial, akhirnya mereka sama
sama tenggelam dalam gadget mereka masing-masing. Memang benar jika
ada yang mengatakan “dengan gadget orang yang jauh terasa dekat, orang
yang dekat terasa jauh”. 3

2. Adanya cyberbullying
Cyberbullying adalah metode bullying yang memanfaatkan koneksi
internet dan perangkat komunikasi digital seperti handphone, video camera,
e-mail, dan web yang dapat memposting atau mengirim pesan-pesan yang
mengganggu, mempermalukan dan bermaksud untuk menyakiti orang lain.
Setiap individu memiliki kecenderungan untuk berperilaku cyberbullying
yang dipengaruhi oleh kepribadian. Kepribadian masing-masing individu
berbeda, yang dapat memberikan pengaruh terhadap perilaku yang
ditimbulkannya.
Terdapat beberapa alasan yang mendorong seseorang melakukan
cyberbullying diantaranya adalah : 1) sebagai wujud balas dendam, 2) agar
3
Wandi Adiansah dkk, “Person in environment Remaja Pada Era Revolusi Industri 4.0”, Jurnal Pekerjaan Sosial
Vol.2 No.1, 2019, hal.51-52.

3
terlihat lebih hebat dan keren, 3) memiliki rasa iri terhadap target
cyberbullying, 4) pelaku memiliki kepribadian tertentu yang merasa senang
jika menyakiti orang lain, 5) menyatakan cyberbullying sebagai cara untuk
menyatakan kepuasannya, disini pelaku mendapatkan kepuasan karena
cyberbullying dilakukan sebagai cara untuk mengeluarkan agresi fantasi
ketika online. 4

3. Penurunan minat belajar


Kebutuhan akan informasi dan hiburan yang tinggi disertai kemudahan
untuk mengakses internet menjadikan seseorang memiliki kecenderungan
untuk mengalami kecanduan internet yang tinggi. Terlebih dengan mengakses
internet setiap orang bisa membuat jejaring sosial web page pribadi, di
antaranya facebook, twitter, Instagram, dan snapchat. Sebagian besar
pengguna jejaring sosial adalah dari kalangan remaja. Dengan berbagai fitur
interaksi sosial yang ditawarkan oleh berbagai media sosial tersebut, para
remaja kemudian tenggelam dalam keasyikan di dunia tanpa batas tersebut
yang mengakibatkan penurunan minat belajar.
Turunnya minat belajar siswa (remaja) bisa menjadi hal yang mengerikan
bagi perkembangan dunia pendidikan. Keberhasilan dunia pendidikan yang
seharusnya ada di tangan kalangan remaja dalam bentuk generasi-generasi
berkualitas yang akan menjadi sumber daya di negeri ini sepertinya semakin
jauh dari pencapaian hanya karena dunia maya. Lalu jika seperti ini salah
siapa? ini masalah kita bersama mulai dari orang tua, masyarakat, pemerintah,
dan kesadaran diri sendiri. Kita harus sama sama memperbaikinya agar
keberhasilan dalam dunia pendidikan bisa tercapai. 5

4. Memunculkan perilaku nomophobia (no mobile phone phobia) dan phubbing


(phone snubbing)
4
Tjitjik Hamidah, Resty Emillya, Pengaruh Internet Terhadap Kehidupan Manusia (Surakarta : Muhammadiyah
University Press, 2018), hal.30.
5
Miskahuddin, “Pengaruh Internet Terhadap Penurunan Minat Belajar Mahasiswa”, Jurnal Mudarrissuna Vol.7
No.2, hal. 294-296.

4
Nomophobia (no mobile phone phobia) merupakan istilah untuk
menggambarkan seseorang yang tidak bisa jauh dari media sosial. Jenis fobia
yang ditandai ketakutan berlebihan jika seseorang kehilangan ponsel untuk
sekedar melihat notifikasi yang masuk. Mereka akan selalu membawa
ponselnya kemanapun pergi dan hamper selalu memeriksa ponselnya setiap
6
ada kesempatan. Nomophobia diartikan tidak hanya seseorang yang cemas
karena tidak membawa ponsel, namun ketakutan dan kecemasan tersebut
dapat terjadi karena berbagai kondisi, misalnya tidak ada jangkauan jaringan
(tidak ada sinyal), kehabisan baterai, kehabisan kuota, dan sebagainya.
Penderita nomophobia menurut Pradana, Muqtadiroh dan Nisafani
memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1) menghabiskan banyak waktu dalam
menggunakan mobile phone, mempunyai satu atau lebih gadget, dan selalu
membawa charger, 2) merasa cemas dan gugup ketika mobile phone tidak
ada didekatnya atau tidak pada tempatnya. Selain itu juga merasa tidak
nyaman Ketika ada gangguan atau tidak ada jaringan serta saat baterai lemah,
3) selalu melihat dan mengecek layer telepon selular untuk mencari tahu
pesan atau panggilan masuk. Hal ini seringkali disebut ringxiety yaitu
perasaan seseorang yang menganggap telepon selularnya bergetar atau
berbunyi, 4) tidak pernah mematikan telepon selularnya (selalu sedia 24 jam),
5) lebih nyaman berkomunikasi melalui mobile phone dan merasa kurang
nyaman ketika berkomunikasi secara langsung, 5) mengeluarkan biaya yang
besar untuk mobile phone.7 Remaja nomophobia cenderung akan lebih
intensif menggunakan mobile phone dengan kurang memperdulikan dunia
nyata disekitarnya.
Bagaimana nomophobia bisa terjadi ? Diketahui dari hasil riset, pengguna
smartphone terbanyak adalah remaja kelompok usian 16-21 tahun dengan
presentase 39%. Hasil penelitian tersebut juga mengungkapkan tidak hanya
sebagai pengguna smartphone terbesar, tetapi juga pengguna internet terbesar

6
Wandi Adiansah dkk, “Person in environment Remaja Pada Era Revolusi Industri 4.0”, Jurnal Pekerjaan Sosial
Vol.2 No.1, 2019, hal. 52.
7
Pradana, Muqtadiroh, Nisafani, “Perancangan Aplikasi Liva Untuk Mengurangi Nomophobia dengan Pendekatan
Gramifikasi”, Jurnal Teknik ITS Vol. 1 No. 5, 2016.

5
8
dibandingkan generasi lainnya. Tingginya tingkat pemakaian smartphone
dikalangan remaja perlu diseimbangkan dengan keterampilan dalam
memanfaatkannya, terkadang remaja tidak mampu memaksimalkan dalam
penggunaan smartphone dapat membuat harga diri remaja merasa gagal,
malu, dan mengalami gangguan psikologis (emosional). Tetapi sebaliknya,
jika remaja mampu dalam memaksimalkan dalam penggunaan smartphone
atau terlalu asik memainkannya sampai lupa waktu dan tidak bisa mengontrol
diri hal itulah yang akan menyebabkan adanya penyakit nomophobia
dikarenakan tekanan akibat perubahan kondisi sosial budaya serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat.
Phubbing adalah gabungan dari kata phone dan snubbing, menurut Haigh
diartikan sebagai tindakan menyakiti orang lain dalam interaksi sosial karena
lebih berfokus pada smartphone nya. Phubbing dapat digambarkan sebagai
individu yang melihat smartphone nya saat berbicara dengan orang lain, sibuk
dengan smartphone nya dan mengabaikan komunikasi interpersonalnya.
Fenomena phubbing muncul atas ketergantungan manusia terhadap
smartphone nya sehingga orang menjadi lebih apatis terhadap lingkungan,
karena terlalu fokus pada apa yang ada didalam genggamannya. Seperti
contoh Ketika sedang makan atau berkumpul Bersama teman atau keluarga
pasti ada aja alasan yang melatarbelakangi seseorang untuk melakukan
phubbing. Pada akhirnya terciptalah istilah “komunikasi yang seharusnya
berasal dari hati menjadi dari jari, mendekatkan yang jauh menjauhkan yang
dekat” menjadi semakin popular di masyarakat karena efek negative yang
ditimbulkan dari internet dan smartphone. 9
Fenomena phubing sebagai akibat kemunculan smartphone dapat dianalisa
menggunakan teori ketergantungan media dimana secara sederhana teori ini
ingin menegaskan bahwa semakin seseorang tergantung pada kebutuhannya
dalam menggunakan media, maka semakin penting peranan media dalam
kehidupan seseorang, dan hal tersebut akan memberikan lebih banyak
8
Hanika, “Fenomena Phubbing di Era Milenia (Ketergantungan Seseorang pada Smartphone Terhadap
Lingkungan)”, Jurnal Interaksi Vol.4 No.1, 2015, hal. 44.
9
Hanika, “Fenomena Phubbing di Era Milenia (Ketergantungan Seseorang pada Smartphone Terhadap
Lingkungan)”, Jurnal Interaksi Vol.4 No.1, 2015, hal. 48.

6
pengaruh kepada individu yang bersangkutan. 10 Walaupun media yang
dimaksud didalam teori ini adalah media massa, tetapi dalam
perkembangannya media baru seperti smartphone juga memiliki karakteristik
yang serupa dengan media massa. Dimana konvergensi media menjadikan
media massa dapat dinikmati melalui medium smartphone. 11

5. Memiliki gaya hidup yang hedonis dan tidak sesuai kenyataan


Jika dilihat dari gaya hidup remaja saat ini cenderung hedonis terutama di
kota-kota besar, mereka memiliki cara tersendiri untuk meluapkan ekspresi
mereka, dunia hidupnya tidak terlepas dari hiburan dan teknologi terutama
internet (media sosial). Media sosial telah menjadi bagian dari keseharian
mereka untuk dapat melihat perkembangan baru dari teman begitupun
sebaliknya.12 Kalangan remaja yang menjadi hiperaktif di media sosial juga
sering memposting kegiatan sehari-hari mereka yang seakan menggambarkan
gaya hidup mereka yang mencoba mengikuti perkembangan jaman, sehingga
mereka dianggap lebih popular di lingkungannya. Padahal apa yang mereka
posting di media sosial tidak selalu menggambarkan keadaan social life
mereka yang sebenarnya. Ketika para remaja tersebut memposting sisi
hidupnya yang penuh kesenangan, tidak jarang kenyataannya mereka merasa
kesepian. Manusia sebagai aktor yang kreatif mampu menciptakan berbagai
hal, salah satunya adalah interaksi dunia maya. 13

6. Melakukan perilaku yang menyimpang


Internet memang memudahkan kita dalam mengakses beragam situs sesuai
dengan kebutuhan pengguna jasa alat elektronik modern tersebut yang

10
Baran, Dennis, “Mass Communication Theory : Foundations, Ferment and future”, 2012.
11
Littlejohn, Foss, “Encyclopedia of communication Theory”, 2009.
12
Wandi Adiansah dkk, “Person in environment Remaja Pada Era Revolusi Industri 4.0”, Jurnal Pekerjaan Sosial
Vol.2 No.1, 2019, hal. 52.
13
WSR. Putri dkk, “Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku Remaja”, Jurnal Prosiding Penelitian Vol.3 No.1,
hal.51.

7
berkaitan dengan bisnis, hobi, pendidikan, pertemanan, bahkan transaksi bisa
melalui internet. Pentingnya keberadaan internet mendorong sebagian orang
untuk terhubung dengan jaringan internet. Namun sering kali internet
memberikan dampak yang berbahaya pada remaja yang tanpa sengaja
mendapatkan informasi dari website ketika melakukan surfing atau
mendapatkan kiriman email berisi konten pornografi, juga ketika melakukan
chatting (diskusi) di jejaring sosial tanpa disengaja mendapatkan kiriman link
(jaringan) konten porno. Mudah dan murahnya mendapatkan layanan internet
serta kurangnya pengawasan dalam mengakses internet, membuat sebagian
orang termasuk remaja menggunakan layanan internet untuk mengakses
materi pornografi. Materi porno berupa cerita, gambar, video dan chatting.
Diketahui bahwa remaja merupakan fase dimana kematangan organ
seksualnya sudah mulai bekerja mengakibatkan nafsu seksualnya sudah
tumbuh, sehingga remaja cenderung berminat membicarakan, mempelajari
atau mengamati segala hal yang berbau seksual. Hal itu dapat mengacu pada
terjadinya perubahan perilaku remaja. Dengan ini bisa disimpulkan bahwa
internet merupakan salah satu faktor terbesar remaja melakukan perilaku
seksual karena mereka sudah melihat konten pornografi di internet seperti di
youtube. Mengapa demikian, karena dengan melihat hal-hal yang berbau
seksual akan berpengaruh secara kognitif serta dapat merefleksikan aktivitas
tersebut dalam bentuk imajinasi dan tindakan. Remaja bisa dengan leluasa
mengakses internet tidak hanya dirumah tetapi di warnet dan di tempat
lainnya.14

E. Cara Menyikapi Perkembangan Teknologi di Era 4.0


Perkembangan teknologi di era revolusi industri 4.0 menyebabkan
persoalan yang berkaitan dengan hilangnya nilai-nilai sosial humainora. Generasi
milenial sudah menunjukan degradasi mental dengan gaya hidup konsumerisme,

Erna Dusra, “pengaruh Media Internet Terhadap Perilaku Menyimpang Remaja di Sekolah Menengah Atas
14

Negeri 1 Maros”, 2017, hal. 2-3.

8
kebebasan tanpa batas, serta hilangnya perilaku etis di media sosial. Cara
menyikapi perkembangan teknologi di era 4.0 antara lain sebagai berikut :

1. Mengajarkan pendidikan karakter


Memasuki era revolusi 4.0 ini banyak remaja yang mengalami dampak
negatif dari internet diantaranya tidak etisnya perilaku remaja saat
menggunakan internet atau sosial media. Maka dari itu perlu mengajarkan
pendidikan karakter kepada mereka dengan mengintegrasikan kecerdasan
holistik Rasulullah SAW dengan tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan karakter bukan hal yang baru di Indonesia. Ki Hajar
Dewantoro telah mengajarkan pendidikan karakter melalui praktek pendidikan
yang mengusung kompetensi alam murid, bukan dengan perintah, paksaan,
tetapi dengan tuntunan. Cara mendidik seperti ini lebih dikenal dengan
pendekatan among, yang lebih menyentuh pada tataran etika dan perilaku
yang tidak terlepas dengan karakter seseorang. 15
Membangun karakter dan watak bangsa melalui pendidikan, mutlak
dibutuhkan. Mulai dari diri sendiri, lingkungan rumah, sekolah dan
masyarakat. Ratna Megawangi menilai bahwa pendidikan karakter dan etika
di Indonesia saat ini kurang mendapat penekanan dalam sistem pendidikan
negara. Pelajaran PPKN, Agama atau budi pekerti selama ini dianggap tidak
berhasil. Karena pengajarannya hanya sebatas teori, tanpa adanya refleksi dari
nilai-nilai pendidikan tersebut. Dampaknya anak tumbuh menjadi manusia
yang tidak memiliki karakter, bahkan dinilai lebih buruk lagi menjadi generasi
yang tidak bermoral. 16
2. Adanya pengawasan dari orang tua
Di era globalisasi ini peran orang tua sangat penting terhadap tumbuh
kembang anak dalam melewati perubahan teknologi revolusi 4.0 dalam
menggunakan internet. Seringkali para orangtua kecolongan karena mendapati
anaknya melihat video atau situs yang tidak pantas untuk dilihat, juga anak

15
Mahbubi, Pendidikan Karakter (Yogyakarta : Pustaka Ilmu, 2012), hal. 699.
16
Fitrotin Jamilah dkk, “Integrasi Kecerdasan Holistik Rasulullah SAW Untuk Generasi Muda Berkarakter di
Pendidikan Era Industri 4.0”, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ekonomi Vol.4 No.8, 2019.

9
mengalami kecanduan terhadap game online atau media sosialnya sehingga
melupakan kewajibannya untuk belajar dan beribadah. Hal itu terjadi
dikarenakan kurangnya pengawasan dari orang tua terhadap anaknya.
Orangtua harus selalu siaga, memberikan batasan waktu kepada anak dalam
bermain gadget dan juga memblokir situs situs yang berbau pornografi supaya
tidak ada lagi perilaku anak yang tidak baik dalam menggunakan internet dan
gadget nya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berkembangnya revolusi industri saat ini semakin mendorong
perkembangan teknologi menjadi lebih maju. Dunia saat ini telah memasuki era
revolusi industry 4.0. Salah satu ciri revolusi industri 4.0 ini yaitu adanya
interkoneksi antara manusia dengan mesin/perangkat melalui internet of

10
things/internet of people. Tidak dapat dipungkiri bahwa internet (salah satunya
media sosial) mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang.
Menurut riset pengguna internet terbanyak ada dikalangan remaja. Internet
mempunyai beberapa dampak negatif terhadap perilaku remaja, maka dari itu
diperlukan antisipasi untuk menghadapi era revolusi 4.0 ini dengan cara
pendidikan karakter dan pentingnya peran orang tua.

F. Kritik dan Saran


Dalam penulisan karya ilmiah ini, saya menyadari bahwa tulisan ini masih
memiliki kekurangan, baik dari segi isi maupun cara penulisannya. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati saya sangat berharap ada kritikan dan saran
yang sifatnya membangun. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis juga
pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Adiansah, Wandi dkk, “Person in environment Remaja Pada Era Revolusi Industri 4.0”, Jurnal
Pekerjaan Sosial Vol.2 No.1, 2019.

B. Prasetyo, U.Trisyanti, “Revolusi Industri 4.0 dan Tantangan Perubahan Sosial”, Journal of
Proceedings Series no.5, 2018.

Baran, Dennis, “Mass Communication Theory : Foundations, Ferment and future”, 2012.

Dusra, Erna, “pengaruh Media Internet Terhadap Perilaku Menyimpang Remaja di Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Maros”, 2017.

11
Hamidah, Tjitjik, Resty Emillya, Pengaruh Internet Terhadap Kehidupan Manusia, Surakarta :
Muhammadiyah University Press, 2018.

Hanika, “Fenomena Phubbing di Era Milenia (Ketergantungan Seseorang pada Smartphone


Terhadap Lingkungan)”, Jurnal Interaksi Vol.4 No.1, 2015.

Jamilah, Fitrotin dkk, “Integrasi Kecerdasan Holistik Rasulullah SAW Untuk Generasi Muda
Berkarakter di Pendidikan Era Industri 4.0”, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ekonomi Vol.4 No.8,
2019.

Littlejohn, Foss, “Encyclopedia of communication Theory”, 2009.

Mahbubi, Pendidikan Karakter, Yogyakarta : Pustaka Ilmu, 2012.

Miskahuddin, “Pengaruh Internet Terhadap Penurunan Minat Belajar Mahasiswa”, Jurnal


Mudarrissuna Vol.7 No.2.

Pradana, Muqtadiroh, Nisafani, “Perancangan Aplikasi Liva Untuk Mengurangi Nomophobia


dengan Pendekatan Gramifikasi”, Jurnal Teknik ITS Vol. 1 No. 5, 2016.

WSR. Putri dkk, “Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku Remaja”, Jurnal Prosiding
Penelitian Vol.3 No.1.

12

Anda mungkin juga menyukai