Anda di halaman 1dari 9

1. Gambarkan daur ornitin!

Tahapan Siklus Urea

a. Reaksi 1 Sintesis Karbamil Fosfat

Reaksi sintetis karbamil fosfat yang merupakan tahap yang


pertama dari siklus urea ini yang berlangsung di matriks mitokondria hati.
Ion ammonium, karbon dioksida, dan fosfat (yang berasal dari ATP) sebagai
bahan baku reaksi berkondensasi guna membentuk karbamil fosfat
dikatalisis oleh enzim karbamil fosfat sintase I, yaitu enzim yang terdapat
pada mitokondria hati organisme urotelik.

2 ATP yang dihidrolisis selama reaksi ini menyiapkan tenaga


penggerak untuk sintesis 2 ikatan kovalen-ikatan amida dan ikatan
campuran asam karboksilat-asam fosfat anhidrida dari karbamil fosfat,
dengan kata lain reaksi ini membutuhkan energi ditandai dengan adanya
perubahan ATP menjadi ADP (tampak pada skema reaksi). Selain Mg2+
suatu asam dikarboksilat, lebih disukai N-asetil glutamat dimana
peranannya dalam reaksi ini sebagai kofaktor. Kofaktor ini mengakibatkan
banyak perubahan konformasional (penyesuaian bentuk) dalam struktur
karbamil fosfat sintase yang membuka (expose) gugus sulfidril tertentu,
menyembunyikan gugus lainnya, dan mempengaruhi afinitas enzim untuk
ATP.

b. Reaksi 2 Sintesis Sitrulin

Setelah reaksi sintetis karbamil fosfat kemudian ialah reaksi


sintesis sitrulin dimana reaksi ini berlangsung di matrik mitokondria hati
pula sama seperti reaksi sintesis karbamil fosfat. Pemindahan gugus
karbamil dari karbamil fosfat ke ornitin membentuk sitrulin + Pi (ortofosfat/
fosfat anorganik), dikatalisis oleh enzim L-ornitin transkarbamoilase
mitokondria hati. Reaksi sangat karakteristik untuk ornitin serta
keseimbangan cenderung kuat ke sintesis sitrulin.

c. Reaksi 3 Sintesis Asam Argininosuksinat

Reaksi asam argininosuksinat merupakan reaksi pertama yang


berlangsung di sitosol hati, ditandai dengan masuknya ornitin (hasil reaksi
sebelumnya ke sitosol). Pada reaksi sintesis asam argininosuksinat, aspartat
serta sitrulin ini akan diikat bersamaan melalui gugus amino aspartat diikat
bersamaan dengan enzim argininosuksinat sintetase. Reaksi ini memerlukan
ATP yang ditandai dengan adanya perubahan ATP menjadi AMP serta
keseimbangan cenderung kuat ke sintesis arginosuksinat.

d. Reaksi 4 Penguraian Asam Argininosuksinat

Reaksi penguraian asam argininosuksinat berlangsung di sitosol


hati. Penguraian asam argininosuksinat memproduksi arginin dan asam
fumarat, reaksi ini dikatalisis oleh enzim argininosuksinase, suatu enzim
yang berasa dari hati dan jaringan ginjal. Reaksi berlangsung melalui
mekanisme pembuangan trans. Fumarat yang dibentuk bisa dikonversi
menjadi oksaloasetat melalui reaksi fumarase dan melat dehidrogenase dan
kemudian ditransaminasi untuk membentuk kembali (regenerasi) aspartat.
e. Reaksi kelima Pembelahan arginin menjadi ornitin dan urea

Reaksi ini melengkapi siklus urea dan membentuk kembali


(regenerasi ornitin), substrat untuk reaksi 2. Pembelahan hidrolitik gugus
guanidino dari arginin akan dikatalisis dengan arginase, yang berada dalam
hati semua organisme ureotelik. Dalam jumlah yang lebih kecil, arginase
juga berada dalam jaringan ginjal, otak, kelenjar mamae, jaringan testikuler
dan kulit. Arginase hati mamalia diaktifkan oleh Co2+ atau Mn2+ Ornitin
dan lisin merupakan penghambat kuat yang bersaing dengan arginin.

Sumber :

Wilmar, M. (2000). Praktikum Urin, Penuntun Praktikum Biokimia. Jakarta:


Widya Medika.

2. Berikan contoh hewan pada masing-masing golongan hewan berikut:


Hewan Amonotelik, Ureotelik, Urikotelik, Guanotelik,dan Hewan
penghasil Trimetilaminoksid!

a. Hewan Amonotelik, yaitu golongan hewan yang menghasilkan zat sisa


berupa ammonia (NH3). Contohnya : Ikan.

b. Hewan Ureotelik, yaitu golongan hewan yang menghasilkan zat sisa berupa
urea.Contohnya : Mamalia dan Amphibi.

c. Hewan Urikotelik,yaitu golongan hewan yang menghasilkan zat sisa berupa


asam urat (Uric Acid). Contohnya Burung dan Reptil.

d. Hewan Guanotelik,yaitu akskreta utama yang dikeluarkan melalui saluran-


saluran malphigi dan kantong-kantong kloaka.Contohnya :Artropoda seperti
laba-laba.

e. Hewan penghasil Trimetilaminoksid, Contohnya : mollusca,crustaceae, dan


ikan seperti hiu dan pari.

Sumber :
Sreekumar,S.2010. Basic Physiology. PHI LEARNING Pvt. Ltd. Hlm.180-181

3. Berikan deskripsi tentang:Protonepridia,Methanepridia, Badan Malphigi!

a. Protonepridia

b. Methanepridia

c. Badan Malphigi

4. Gambarkan struktur dan fungsi dari ginjal dan nefron!

a. Struktur dan fungsi ginjal

Bentuk ginjal seperti kacang merah, jumlahnya sepasang dan terletak di


dorsal kiri dan kanan tulang belakang di daerah pinggang. Berat ginjal
diperkirakan 0,5% dari berat badan, dan panjangnya ± 10 cm. Setiap menit
20-25% darah dipompa oleh jantung yang mengalir menuju ginjal. Ginjal
terdiri dari tiga bagian utama yaitu: Korteks (bagian luar) ,Medulla (sumsum
ginjal),Pelvis renalis (rongga ginjal) .

1. Korteks Ginjal
Korteks merupakan bagian terluar dari ginjal yang memiliki fungsi
sebagai tempat terjadinya filtrasi dan ultafiltrasi. Di dalam korteks
terdapat nefron yag membuat permukaan ginjal lebih luas.

2. Medula Ginjal

Medula ginjal merupakan bagian yang memiliki bentuk kerucut


menyerupai piramida. Satu ginjal terdiri dari 8 – 12 piramida. Pada
medula ada beberapa saluran seperti tubulus kolektivus, lengkung henle,
dan tubulus kontortus. Fungsi medula ginjal sendiri untuk menyerap zat
nutrisi yang masih dapat digunakan dari hasil saringan korteks ginjal.

3. Pelvis Ginjal

Pelvis atau rongga ginjal merupakan bagian dari ureter yang


melebar. Pelvis merupakan tempat pengumpulan urin sementara sebelum
urin tersebut menuju ke organ eksresi selanjutnya.

4. Pembuluh Darah Ginjal

Ginjal mempunyai arteri dan vena utama. Sama halnya pada organ
lain, arteri memiliki fungsi untuk membawa darah bersih yang berisikan
oksigen dan nutrisi.

5. Nefron

Nefron merupakan struktur terpenting dari ginjal. Nefron memiliki


sebagai unit penyaringan darah dan untuk menghasilkan urin.

Fungsi utama ginjal adalah membuang bahan sisa (terutama senyawa


nitrogen seperti urea dan kreatin, yang dihasilkan dari metabolisme
makanan oleh tubuh), bahan asing dan produk sisanya. Ginjal juga mengatur
keseimbangan air dan elektrolit berupa ekskresi kelebihan air dan elektrolit
dan juga mempertahankan asam-basa, suatu proses osmoregulasi. Selain itu
juga ginjal mensekresi renin, yang turut dalam pengaturan tekanan darah
dan kadar ion natrium dan eritropoietin, yang berhubungan dengan produksi
eritrosit oleh sumsum tulang. Ekskresi dan pembentukan urin meliputi ultra
filtrasi plasma darah membentuk filtrat. Filtrat diubah oleh reabsorpsi
selektif sebagian besar air yang terfiltrasi oleh molekul kecil lainnya dan
oleh sekresi (Leeson et al, 1990).

b. Struktur dan fungsi nefron

Nefron merupakan struktur terpenting dari ginjal. Nefron memiliki


sebagai unit penyaringan darah dan untuk menghasilkan urin. Manusia
mempunyai 2 jenis nefron, yaitu nefron kortikal memiliki lengkung henle
yang pendek, sedangkan nefron jukstamedularis memiliki lengkung henle
yang lebih panjang. 80 persen nefron yang ada di ginjal manusia ialah
nefron kortikal, sedangkan 20 persen lainnya adalah nefron jukstamedularis.
Nefron terdiri dari beberapa bagian utama : (Junquneira et al.1998).

1.Badan malphigi, merupakan bagian nefron ginjal yang terdiri dari


glomerulus dan kapsula bowman. Fungsi badan malpigi adalah sebagai
tempat dimana terdapatnya alat penyaringan darah.

2.Glomerulus, merupakan struktur yang berfungsi sebagai tempat


penyaringan darah untuk menyaring air, asam amino, garam, urea dan
glukosa. Hasil dari saringan glomerulus disebut urin primer.

3.Kapsula Bowman, merupakan organ berbentuk seperti kapsul yang


membungkus glomelurus. Fungsi Kapsula bowman adalah untuk
mengumpulkan cairan hasil penyaringan glomerulus.

4.Tubulus Kontortus Proksimal, merupakan tempat penyerapan kembali


(reabsorbsi) urin primer. Hasil dari penyaringan tubulus kontortus
proksimal disebut urin sekunder. Urin sekunder ini mengandung kadar
urea yang tinggi.

5.Lengkung Henle, saluran setengah lingkaran yang mengaitkan antara


tubulus kontortus proksimal dengan tubulus kontortus distal. Lengkung
Henle menjaga supaya urin tidak kembali pada organ yang sudah
dilewatinya.

6.Tubulus kontortus distal, merupakan tempat untuk melepaskan zat tidak


bermanfaat atau berlebihan dalam urin sekunder. Proses yang dikerjakan
oleh tubulus kontortus distal dinamai proses augmentasi. Hasil dari cairan
yang telah melewati tubulus kontortus distal adalah urin yang
sesungguhnya.

7.Tubulus Kolektivus, merupakan saluran sempit yang panjang, berfungsi


untuk menampung urin sementara di dalam nefron sebelum disalurkan ke
pelvis ginjal.

Sumber :

Junquneira,Carneiro.1998.Basic Histology.Alih Bahasa Tambajong.Jakarta:


EGC.

Leeson dan Paparo. 1990.Buku Ajar Histologi.Alih Bahasa Tambajong.Jakarta:


EGC.

5. Uraikan proses pembentukan urine!

Proses Pebentukan Urine

a. Filtrasi (Penyaringan)
Filtrasi adalah proses penyaringan darah yang mengandung zat-zat
berbahaya sisa metabolisme. Zat tersebut bersifat racun bagi tubuh.Filtrasi
terjadi di badan malpighi yang terdiri atas glomerulus dan kapsula
bowman.Glomerulus berfungsi untuk menyaring air, garam, asam amino,
glukosa, dan urea.Hasil filtrasi di glomerulus akan mengalir menuju kapsula
bowman dan menghasilkan urine primer.Urine primer mengandung air,
gula, asam amino, garam/ion anorganik dan urea.

b. Reabsorpsi (Penyerapan Kembali)

Reabsorpsi terjadi ditubulus kontortus proksimal dan menghasilkan


urine sekunder.Urine primer yang terkumpul di kapasula Bowman masuk ke
dalam tubulus kontortus proksimal dan terjadi reabsorpsi.Pada proses ini
terjadi proses penyerapan kembali zat-zat yang masih berguna bagi tubuh
oleh dinding tubulus, lalu masuk ke pembuluh darah yang mengelilingi
tubulus.Zat-zat yang diserap kembali oleh darah antara lain: glukosa, asam
amino, dan ion-ion anorganik (Na+, Ka+, Ca2+, Cl-, HCO3-, HPO43- dan
SO43-)Urine sekunder mengandung sisa limbah nitrogen dan urea.Urine
sekunder masuk ke lengkung henle. Pada tahap ini terjadi osmosis air di
lengkung henle desenden sehingga volume urine sekunder berkurang dan
menjadi pekat. Ketika urine sekunder mencapai lengkung henle asenden,
garam Na+ dipompa keluar dari tubulus, sehingga urine menjadi lebih pekat
dan volume urine tetap.

c. Augmentasi (Pengendapan)

Dari lengkung henle asenden, urine sekunder akan masuk ke


tubulus distal untuk masuk tahap augmentasi (pengendapan zat-zat yang
tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh).Zat sisa yang dikeluarkan oleh pembuluh
kapiler adalah ion hidrogen (H+), ion kalium (K+), NH3 dan kreatinin.
Pengeluaran ion H+ ini membantu menjaga pH yang tetap dalam
darah.Selama melewati tubulus distal, urine banyak kehilangan air sehingga
konsentrasi urine makin pekat.
Selanjutnya urine memasuki pelvis renalis dan menuju ureter,
kemudian dialirkan ke vesica urinaria, untuk ditampung sementara waktu.
Pengeluaran urine diatur oleh otot-otot sfingter. Kandung kemih hanya
mampu menampung kurang lebih 300 ml.Hasil akhir dari tahap Augmentasi
adalah urine yang sesungguhnya. Urine sesungguhnya mengandung urea,
asam urine, amonia, sisa-sisa pembongkaran protein, dan zat-zat yang
berlebihan dalam darah seperti vitamin, obat-obatan, hormon, serta garam
mineral.Jika terdapat bahan atau zat lain maka hal tersebut adalah indikasi
bahwa terdapat masalah di ginjal.

Sumber :

Isnaeni, Wiwi.2006.Fisiologi Hewan. Kanisius: Yogyakarta

6. Jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi volume urine!

7. Jelaskan apa yang dimaksud zat antidiuretic dan zat diuretic! Masing-
masing berikan 3 contoh!

8. Dari tiga contoh diatas pilih salah satunya untuk anda jelaskan mekanisme
kerjanya (antidiuretic maupun diuretic)!

Anda mungkin juga menyukai