Anda di halaman 1dari 102

Sistem Ekskresi

Pada Manusia
Biologi Kelas XI
Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Mohammad Ananda Reza K, S.Pd
PENGANTAR
SISTEM EKSKRESI
Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi merupakan sistem organ
yang melakukan proses pengeluaran zat-
zat sisa metabolisme yang sudah tidak
digunakan lagi oleh tubuh.
Ekskresi
a Proses pengeluaran zat sisa metabolisme dalam
tubuh baik berupa zat cair dan zat gas yang sudah
tidak bermanfaat bagi tubuh.

Sekresi
b Proses pengeluaran zat oleh kelenjar yang
masih digunakan di dalam tubuh

Defakasi
c Proses pengeluaran sisa pencernaan atau
feses melalui anus
Limbah Hasil Metabolisme

Beberapa zat sisa metabolisme yang


bersifat racun (toksik) bagi tubuh
antara lain adalah limbah yang
mengandung nitrogen.

Amonia Urea
1. Amonia
Jika amonia tertimbun dalam tubuh akan berakibat fatal. Oleh
kerena itu , amonia di dalam tubuh harus segera diubah dengan
cara memakainya dalam aminasi asam keto , aminasi asam
glutmat, serta pembentukan urea.

2. Urea
Urea berasal dari bahan organik tertentu seperti asam amino dan
purin. Pembentukan urea terjadi di hati. Urea sangat mudah larut
dalam air dan sifat racunnya 100.000 kali lebih kecil dari pada
amonia. Pembentukan urea berasal dari daur ornitin.
Daur Ornitin/Daur Urea
● Siklus urea merupakan suatu reaksi pengubahan amonia (NH3)
menjadi urea ((NH2)2CO).
● Reaksi kimia ini sebagian besar berlangsung di hati dan sedikit terjadi
di ginjal. Hati menjadi pusat pengubahan amonia menjadi urea
berhubungan dengan fungsi hati sebagai tempat menetralkan racun.
● Tahapan reaksi pengubahan amonia menjadi urea terdiri atas 5
tahapan reaksi (siklus urea), 2 tahapan terjadi di matriks mitokondria
serta 3 tahapan terjadi di sitoplasma.
Tahapan Siklus Urea
Sintesis Pemecahan arginin
Sintesis
arginosuksinat menjadi ornitin dan
Karbamoil fosfat
urea

1 3 5

2 4

Sintesis Pemecahan
Sitrulin arginosuksinat
1. Sintesis Karbamoil Fosfat
Pembentukan karbamoil fosfat oleh karbamoil fosfat sintetase 1
(CPS1) dilakukan melalui pemecahan dua molukel ATP. Amonia
yang digabungkan dengan karbamoil fosfat terutama disediakan
melalui deaminasi oksidasi glutamat dehidrogenase mitokondria.
Pada akhirnya atom nitogen yang berasal dari amonia ini menjadi
salah satu nitrogen urea.
2. Sintesis Sitrulin
Bagian karbamoil fosfat akan ditransfer ke ornitin oleh enzim
ornitin transkarbamoilase (OTC) ketika fosfat berenergi tinggi
dilepas sebagai fosfat anorganik. Pada reaksinya, yaitu sitrulin
dibawa kedalam sitosol.
3. Sintesis Arginosuksinat
Arginosuksinat sintetase menggabungkan sitrulin dengan aspartat
untuk membentuk arginosuksinat.gugus α-Amino dari aspartat
menyediakan nitrogen kedua, yang pada akhirnya bergabung
dengan urea. Pembentukan arginosuksinat dilakukan melalui
pemecahan ATP menjadi AMP dan pirofosfat (Ppi). ATP tersebut
merupakan molekul ATP ketiga dan terakhir yang dipakai dalam
pembentukan urea.
4. Pemecahan Arginosuksinat
Arginosuksinat dipecah oleh arginosuksinat liase untuk menghasilkan
arginin dan furamat. Arginin yang dibentuk melalui reaksi ini berperan
sebagai prekursor antara urea. Fumarat yang dihasilkan dari siklus urea
akan dihidrasi menjadi malat sehingga membentuk hubungan dengan
beberapa jalur metabolisme. Misalnya malat dapat diangkat kedalam
mitokondria melalui shuttle malat dan masuk kembali kedalam siklus TCA
dan mengalami oksidasi untuk membentuk oksaloasetat (OAA) yang
digunakan untuk untuk glukoneogenesis.(catatan: oksidasi malat
menghasilkan NADH dan selanjutnya ATP). Alternatif lain, OAA dapat
diubah menjadi aspartat melalui transaminasi dan dapat masuk kedalam
siklus urea.
5. Pemecahan arginin menjadi
ornitin dan urea
arginase memecah arginin menjadi ornitin dan urea, dan hanya
terjadi didalam hati. Jadi sementara dijaringan lain seperti ginjal,
dapat mensintesis arginin melalui reaksi ini, hanya hati yang dapat
memecah argini, dengan demikian akan mensintesis urea.
Reaksi secara keseluruhan dari siklus urea adalah :

NH3 + CO2 + aspartat + 3 ATP + 2 H2O → urea + fumarat


+ 2 ADP + 2 Pi +AMP + PPi (pirofosfat)
Karena fumarat diperoleh dari menghilangkan NH3 pada
aspartat (step 3 dan 4pada tabel) dan PP i + H2O → 2 Pi,
maka persamaan reaksi kimianya dapatdisederhanakan
menjadi :

2 NH3 + CO2 + 3 ATP + H2O → urea + 2 ADP + 4 Pi + AMP


Sistem Non-Urinaria

A Kulit

Struktur dan
Fungsi Organ B Hati

C Paru-paru
1

Integumen (Kulit)
Berasal dari bahasa latin yaitu
"integumentum” yang berarti penutup.
Fungsi Kulit
➔ Pelindung tubuh dari segala rangsangan,
➔ Sebagai alat ekskresi (mengeluarkan keringat),
➔ Sebagai alat peraba,
➔ Sebagai pelindung organ dibawahnya,
➔ Tempat dibuatnya Vit D dengan bantuan sinar
matahari,
➔ Pengatur suhu tubuh, dan
➔ Tempat menimbun lemak.
Fungsi Ekskresi Kulit
➢ Kelenjar-kelenjar pada kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak
berguna atau sisa metabolisme dalam tubuh misalnya NaCl,
urea, asam urat, amonia, dan sedikit lemak.
➢ Kelenjar lemak pada fetus, atas perintah hormon androgen
dari ibunya, akan menghasilkan sebum untuk melindungi
kulitnya terhadap cairan amnion.
➢ Sebum yang diproduksi kelenjar palit kulit melindungi kulit
dengan cara meminyaki kulit dan menahan penguapan yang
berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering.
Struktur Lapisan
Kulit
Kulit tersusun atas 3
Lapisan utama:
1. Epidermis
2. Dermis
3. Hipodermis/Subkutis
Epidermis
Epidermis terdiri dari:
1. Stratum Korneum
2. Stratum Lusidum
3. Stratum Granulosum
4. Stratum Spinosum
5. Stratum Basalis
Epidermis
Dibentuk oleh 5 lapis sel epitel;
➢ Stratum Corneum
Terdiri dari sel skuamosa yang sangat tipis; mengandung
keratinosit.
➢ Stratum Lucidum
Terdiri dari keratinosit yang bersih, tidak berinti dan tidak
jelas batas antar selnya; sel berisi materi seperti gel
(eleidin) yang akan diubah menjadi keratin; eleidin-lemak
berikatan dengan protein untuk menghambat
masuk/keluarnya air; pada kulit tipis lapisan ini tidak ada.
➢ Stratum Granulosum
Proses keratinisasi dimulai dari lapisan ini. Terdiri dari 2-4
lapis sel yang berisi granul (keratohyalin) yang dibutuhkan
untuk pembentukan keratin. Sitoplasma sel memiliki kadar
enzim lysosom yang tinggi, inti sel tidak ada dan
berdegenerasi. Pada kulit tipis lapisan ini tidak ada.
➢ Stratum Spinosum →tempat sel epitel dan epidermal
Terdiri dari 8-10 lapis sel yang berbentuk tidak teratur
(polyhedral). Sel pada lapisan ini kaya akan RNA yang
menginisasi sintesis protein untuk produksi keratin.
➢ Stratum Basale
Terdiri dari 1 lapis sel kolumnar yang dapat mengalami mitosis
→ aktivitas regenerasi → sel berpindah dari lapisan terbawah
ke paling atas.
Epidermis
❏ Epidermis tersusun atas lapisan tanduk (lapisan korneum) dan
lapisan Malpighi.
❏ Lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat
mengelupas dan digantikan oleh sel-sel baru.
❏ Lapisan Malpighi terdiri atas lapisan spinosum dan lapisan
germinativum.
❏ Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar.
❏ Lapisan germinativum mengandung sel-sel yang aktif
membelah diri, mengantikan lapisan sel-sel pada lapisan
korneum.
❏ Lapisan Malpighi mengandung pigmen melanin yang memberi
warna pada kulit.
Epidermis
Ditinjau dari jenis sel penyusunnya, epidermis mengandung 4 jenis
sel:
1. keratinosit: sel epidermis yang sedang dalam pembentukan
keratin, paling banyak di epidermis.
2. Sel langerhans: (seperti makrofag yang berasal dari sumsum
tulang) penting dalam pembentukan imunitas.
3. Sel granstein: berperan dalam penyajian antigen kepada sel T,
berperan dalam sistem imunitas.
4. Melanosit: sel pembentuk pigmen melanin.
Dermis
● Lapisan ini jauh lebih tebal daripada
epidermis, terbentuk oleh jaringan elastik dan
fibrosa padat dengan elemen selular, kelenjar,
dan rambut sebagai adneksa kulit.
● Dermis terdiri dari:
➔ Pars papilaris
➔ Pars retikularis
Dermis
● Dermis terdiri dari:
a. Pars papilaris, yaitu bagian yang menonjol ke dalam
epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah.
b. Pars retikularis, yaitu bagian bawah dermis yang
berhubungan dengan subkutis, terdiri atas serabut
penunjang kolagen, elastin, dan retikulin.
● Dasar lapisan dermis ini terdiri atas cairan kental asam
hialuronat, kondroitin sulfat, dan sel-sel fibroblast.
● Kolagen muda bersifat lentur namun dengan bertambahnya
umur menjadi stabil dan keras.
Dermis
● Retikulin mirip dengan kolagen muda.
● Elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf, mudah
mengembang dan elastis.
● Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung
saraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak.
● Fungsi : selain sebagai alat ekskresi adalah sebagai organ
penerima rangsangan, pelindung terhadap kerusakan fisik,
penyinaran, dan membunuh bibit penyakit, serta untuk
pengaturan suhu tubuh.
Dermis
● Reseptor yang terdapat dalam dermis ialah:
➔ Reseptor sentuhan,
➔ Reseptor suhu atau termoreseptor, dan
➔ Reseptor tekanan.
● Kelenjar yang terdapat dalam dermis ialah:
1) Kelenjar keringat → Sudorifera
2) Kelenjar sebum/minyak → Sebasea
Pembuluh Darah
Lapisan dermis sangat kaya dengan pembuluh darah yang
memberi nutrisi penting untuk kulit, baik vitamin, oksigen maupun
zat-zat penting lainnya untuk metabolisme sel kulit, selain itu
pembuluh darah juga bertugas mengatur suhu tubuh melalui
mekanisme proses pelebaran atau dilatasi pembuluh darah.
Hipodermis/Subkutan
● Lapisan ini merupakan kelanjutan dermis, terdiri atas:
– Jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak didalamnya,
– Sel lemak merupakan sel bulat, dan besar.
● Lapisan sel lemak : panikulus adiposa, berfungsi sebagai
cadangan makanan dan sebagai bantalan.
● Vaskularisasi kulit, terdiri dari : → retikularis / pembuluh darah
– Pleksus superfisialis di bagian atas dermis,
– Pleksus profunda di bagian subkutan.
Struktur Kulit
Berdasarkan ketebalannya, kulit dibedakan menjadi 2:
1. Kulit tipis → kulit yang menutupi sebagian besar permukaan tubuh.
2. Kulit tebal → kulit yang menutupi telapak tangan dan kaki.
Thick Skin versus Thin Skin
Thick Skin Thin Skin
● Five major layers of the ● There are only four layers
epidermis in the epidermis of thin
skin. The stratum lucidum
● Dermis: Thick skin has a layer is absent.
thinner dermis than thin
skin, and does not contain ● Dermis: Thin skin actually
hairs, sebaceous glands, has a thicker dermis than
or apocrine sweat glands. thick skin, which makes
thin skin easier to suture, if
● Thick skin is only found in it gets damaged. Thin skin
areas where there is a lot also has fewer
of abrasion - fingertips, eccrine/merocrine sweat
palms and the soles of glands.
your feet.
Kelenjar
Pada Kulit
1. Kelenjar Keringat
2. Kelenjar Sebasea
Kelenjar Palit (Glandula sebaceous)
● Terletak di seluruh permukaan kulit manusia
kecuali tapak tangan dan kaki.
● Disebut juga kelenjar holokrin krn tidak
berlumen dan sekret kelenjar berasal dari
dekomposisi sel.
● Terletak di samping akar rambut dan
bermuara pada lumen akar rambut (folikel
rambut).
● Sebum, sekret terdiri atas trigliserida,
skualen, wax ester, kolesterol, dan asam
lemak bebas.
● Sekresi dipengaruhi oleh berbagai faktor dan
hormon androgen.
Kelenjar Keringat (Glandula sudorifera)
a. kelenjar ekrin yang kecil-kecil, terletak
dangkal di dermis
● sekret encer,
● terdapat di seluruh permukaan (telapak
tangan, kaki, dahi dan ketiak), dan
● Mekanisme diatur oleh saraf kolinergik
a. Kelenjar apokrin, yang lebih besar terletak
lebih dalam
● sekretnya lebih kental,
● Fungsi kelenjar ini belum jelas, dan
● Dipengaruhi oleh saraf adrenergik
● Keringat merupakan bagian dari fungsi
ekskresi dan termoregulasi (pengaturan
panas tubuh), serta mengandung air, elektrolit,
garam, sisa-sisa karbohidrat, glukosa, protein,
dan asam laktat.

● Derajat keasaman keringat berkisar antara


4,0-6,8.
Mekanisme
Termoregulasi
Suhu naik, dan Suhu Turun
Suhu Naik
Pada suhu lingkungan tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi
aktif dan pembuluh kapiler di kulit melebar (vasodilatasi).
Melebarnya pembuluh kapiler akan memudahkan proses
pembuangan air dan sisa metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat
mengakibatkan keluarnya keringat ke permukaan kulit dengan cara
penguapan. Penguapan mengakibatkan suhu di permukaan kulit
turun sehingga kita tidak merasakan panas lagi.
Suhu Turun
Sebaliknya, saat suhu lingkungan rendah (dingin), kelenjar keringat
tidak aktif dan pembuluh kapiler di kulit menyempit
(vasokonstriksi). Pada keadaan ini darah tidak membuang sisa
metabolisme dan air. akibatnya penguapan sangat berkurang,
sehingga suhu tubuh tetap dan tubuh tidak mengalami
kendinginan.
Mekanisme Termoregulasi
2
Hepar (Hati)
Hati merupakan kelenjar terbesar pada
manusia, warnanya merah tua, dan
massanya lebih kurang 2 kg.
Hati
● Hati terbagi dalam dua belahan utama, yaitu belahan kanan
dan kiri.
● Hati berperan sebagai alat ekskresi sekaligus alat sekresi,
karena hati menghasilkan cairan empedu yang berguna dalam
proses pencernaan lemak.
● Hati menghasilkan enzim arginase yang dapat mengubah
arginin menjadi ornitin dan urea. Ornitin yang terbentuk dapat
mengikat NH3 dan CO2 yang bersifat racun.
Fungsi Hati
Selain sebagai alat pengeluaran, hati berfungsi sebagai
berikut :
a. menyimpan gula dalam bentuk glikogen.
b. menawarkan racun.
c. mengubah provitamin A menjadi vitamin A.
d. mengatur kadar gula dalam darah.
e. membuat fibrinogen serta protombin.
f. tempat pembentukan urea
g. menghasilkan cairan empedu
Penampang Hati
3
Pulmo (Paru-
paru)
Paru-paru manusia terdapat dalam rongga
dada, dilindungi oleh tulang rusuk.
Paru-paru
● Paru-paru manusia berjumlah sepasang di dalam rongga dada
manusia sebelah kanan dan kiri yang dilindungi oleh tulang-
tulang rusuk.
● Fungsi paru-paru adalah sebagai alat pernafasan dan erat
hubungannya dengan sistem ekskresi.
● CO2 dan H2O merupakan hasil proses metabolisme di jaringan
yang diangkut melalui darah dan akhirnya dibawa ke paru-paru
untuk dibuang dengan cara difusi di alveolus.
Penampang Paru-paru
Sistem Urinaria
Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya
proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari
zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh.
Ren (Ginjal)
organ ekskresi yang
berbentuk mirip kacang.
Ginjal
● Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring
kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya
bersama dengan air dalam bentuk urin.
● Ginjal terletak retroperitoneal (di belakang peritoneum).
● Ginjal menjalankan fungsi homeostasis dengan mengatur
kesetimbangan cairan dan asam basa dalam tubuh serta
merupakan organ ekskresi yaitu mengeliminasi semua zat sisa
metabolisme (kecuali CO2).
Fungsi Ginjal
➢ Fungsi regulasi ; Mengatur keseimbangan cairan tubuh,
elektrolit dan non elektrolit dan asam basa dengan cara filtrasi
darah, reabsorbsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit serta
mengekskresi kelebihannya sebagai urin.
➢ Fungsi ekskresi ; mengeluarkan produk sisa metabolisme
(misal urea, kreatinin dan asam urat) dan zat kimia asing.
➢ Mensekresi renin, penting untuk mengatur tekanan darah,
bentuk aktif vitamin D3 (penting untuk mengatur kalsium)
serta eritropoitin (penting untuk sintesis eritrosit).
Fungsi Homeostatis Ginjal
❖ Ginjal mengatur pH, konsentrasi ion mineral, dan komposisi air
dalam darah.
❖ Ginjal mempertahankan pH plasma darah pada kisaran 7,4
melalui pertukaran ion hidronium dan hidroksil. Akibatnya, urin
yang dihasilkan dapat bersifat asam pada pH 5 atau alkalis
pada pH 8.
❖ Kadar ion natrium dikendalikan melalui sebuah proses
homeostasis yang melibatkan aldosteron untuk meningkatkan
penyerapan ion natrium pada tubulus konvulasi.
❖ Kenaikan atau penurunan tekanan osmotik darah karena
kelebihan atau kekurangan air akan segera dideteksi oleh
hipotalamus yang akan memberi sinyal pada kelenjar pituitari
dengan umpan balik negatif.
❖ Kelenjar pituitari mensekresi hormon antidiuretik (vasopresin,
untuk menekan sekresi air) sehingga terjadi perubahan tingkat
absorpsi air pada tubulus ginjal. Akibatnya konsentrasi cairan
jaringan akan kembali menjadi 98%.
Struktur Ginjal
❖ Kapsul Ginjal
❖ Korteks Ginjal-daerah luar
❖ Madula Ginjal-daerah dalam
❖ Pelvis Ginjal-saluran pengumpul
Aliran Darah Ginjal
Nefron
● Unit struktural dan fungsional penyusun ginjal.
● Ginjal manusia disusun oleh 1 juta nefron.
● Tempat terjadinya pembentukkan urin.
● Terdiri dari 2 komponen utama :
➔ Glomerolus
➔ Tubulus ginjal
Badan Malphigi
Glomerulus
● Berikut sungai yang berbentuk bola berjaring.
● Berhubungan dengan arteriola (pemeliharaan
tekanan darah).
● Arteriola afferen lebar.
● Arteriola efferen sempit.
● Fungsi : Penyaringan / filtrasi cairan darah.
Tubulus Ginjal
Tubulus Ginjal
Terdiri dari :
● Bagian tubulus yang mengelilingi glomerolus
disebut kapsul Bowman.
● Tubulus proksimal.
● Lengkung Henle.
● Tubulus Distal.
Tipe-tipe Nefron

Nefron Nefron
Kartikal Juxtamedular

Terletak di bagian Terletak di bagian


korteks ginjal medula ginjal
Kapiler
Peritubuler
➢ Kelanjutan dari arteriola efferen
glomerulus.
➢ Normalnya, memiliki tekanan darah
yang rendah.
➢ Ujung kapiler bermuara pada venula.
➢ Hampir menempel sepanjang tubulus
ginjal.
➢ Mengabsorbsi kembali zat-zat tertentu
dari tubulus pengumpul.
Ureter
● Saluran antara ginjal dengan
kandung kemih.
● Jumlah sepasang.
● Fungsi : membawa urin dari
ginjal ke kandung kemih
Ureter
➢ TERDIRI DARI 2 PIPA YANG MASING-MASING BERSAMBUNG
DARI GINJAL KE KANDUNG KEMIH.
➢ LAPISAN DINDING URETER TERDIRI DARI :
❖ LAPISAN LUAR (JARINGAN IKAT/ FIBROSA)
❖ LAPISAN TENGAH (OTOT POLOS)
➢ LAPISAN DINDING URETER TERJADI GERAKAN PERISTALTIK
TIAP 5 MENIT SEKALI YANG MENDORONG URINE MELALUI
URETER.
Vesika Urinaria
● Merupakan kantung yang
berfungsi untuk menampung
urin sementara
● Disusun oleh lapisan otot polos
● Berhubungan dengan uretra
Vesika Urinaria
Sebuah kantung dengan otot yang mulus dan berfungsi sebagai
penampung air seni yang berubah-ubah jumlahnya karena kandung
kemih dapat mengembang dan mengempis.
Proses miksi
❖ Distensi kandung kemih ( 250 cc) → reflek kontraksi dinding
kandung kemih → relaksasi spinkter internus → relaksasi
spinkter eksternus → pengosongan kandung kemih.
❖ Kontraksi kandung kemih dan relaksasai spinkter dihantarakan
melalui serabut saraf simpatis.
❖ Persarafan vesika urinaria diatur torakolumbal & kranial dari
sistem saraf otonom.
Uretra
Uretra
● Saluran yang membawa urin keluar dari tubuh.
● Pada wanita hanya dilalui urin saja, sedang pada pria selain
dilalui urin juga dilalui sel kelamin jantan.
● Dalam anatomi, uretra adalah saluran yang menghubungkan
kantung kemih ke lingkungan luar tubuh. Uretra berfungsi
sebagai saluran pembuang baik pada sistem kemih atau
ekskresi dan sistem seksual. Pada pria, berfungsi juga dalam
sistem reproduksi sebagai saluran pengeluaran sperma.
Uretra Pada Wanita
❖ Pada wanita, panjang uretra sekitar 2,5
sampai 4 cm dan terletak di antara klitoris dan
pembukaan vagina.
❖ Pria memiliki uretra yang lebih panjang dari
wanita. Artinya, wanita lebih berisiko terkena
infeksi kantung kemih atau sistitis dan infeksi
saluran kemih.
Uretra Pada Pria
Pada pria, panjang uretra sekitar 20 cm dan berakhir pada akhir penis.
Uretra pada pria dibagi menjadi 4 bagian, dinamakan sesuai dengan
letaknya:
● pars pra-prostatica, terletak sebelum kelenjar prostat.
● pars prostatica, terletak di prostat, Terdapat pembukaan kecil, dimana
terletak muara vas deferens.
● pars membranosa, sekitar 1,5 cm dan di lateral terdapat kelenjar
bulbouretralis.
● pars spongiosa/cavernosa, sekitar 15 cm dan melintas di corpus
spongiosum penis.
Proses
Pembentukan
Urine
Filtrasi
● Proses penyaringan darah yang kurang selektif.
● Air, ion dan zat makanan serta zat terlarut di keluarkan
dari darah ke tubulus proksimal.
● Sel darah dan beberapa protein tetap berada di dalam
darah.
● Terbentuk filtrat primer di tubulus proksimal.
Reabsorpsi
● Urin primer yang terbentuk di tubulus proksimal terdiri dari :
➢ Sebagian besar air
➢ Glukosa dan Asam Amino
➢ Ion
● Kemudian zat tersebut kemudian diserap oleh kapiler
peritubuler secara aktif dan pasif.
● Penyerapan terjadi di sepanjang Tubulus proksimal, Lengkung
Henle, dan tubulus distal.
● Mekanisme reabsorbsi:
❖ Transport aktif
❖ Transport pasif
● Zat-zat yang direabsorbsi aktif: Glucosa, asam amino, Na+, K+
● Permeabilitas urea < air banyak urea dalam air kemih
● Creatinin, inulin, manitol permeabilitas = 0, jadi 100% terdapat
dalam urin
Reabsorbsi dan sekresi pada
berbagai lumen tubuli
● Tubulus Proximalis :
○ Glucose, as.amino dan protein 100% direabsorbsi.
○ Air, Na+, Cl-, K+ 80% direabsorbsi
● Pars Descenden Loop Henle : sangat permeabel
● Pars Ascenden : tidak permeable terhadap air, dapat reabsorbsi aktif
Na+, Cl-
● Tubulus Distalis :
○ Permeabilitas air tergantung ADH
○ Na+, Cl-, reabsorbsi aktif
○ Sekresi H+, K+, NH3-
Transport Ion-ion Pada Tubuli
● Cl- : reabsorbsi pada Loop Henle tebal, tubulus proximalis
● K+ : disekresi pada tubulus distal
● HCO3- : direabsorbsi dalam bentuk CO2, sebagian kecil dalam
bentuk HCO3-
● H+ : disekresi aktif pada tubulus proximalis
● Urea : difiltrasi sempurna, direabsorbsi 40 – 50%

● Kreatinin :

❖ Difiltrasi sempurna

❖ Tidak direabsorbsi

❖ Disekresi di tubulus proximalis

● Inulin :

❖ Difiltrasi sempurna

❖ Tidak direabsorbsi
❖ Tidak disekresi
Sedangkan zat lainnya, yaitu sampah nitrogen berupa :
● Urea
● Asam Urat
● Kreatinin
● Beberapa Air
Akhirnya terbentuklah urin sekunder.
Sekresi - Augmentasi
● Terjadi di Tubulus Distal
● Beberapa zat keluar dari kapiler peritubuler ke tubulus ginjal.
❖ H+, Na+ dan ion potassium
❖ Creatinin
❖ Racun dan obat-obatan
● Akhirnya urin sekunder dan senyawa di atas bergabung
membentuk urin lalu bergerak menuju tubulus pengumpul
untuk dikeluarkan.
Pengaturan
Pembentukan
Urine
Pengaturan Keseimbangan Air
● Cairan yang banyak diminum menyebabkan cairan tubuh menjadi
encer. Urin menjadi encer dan kelebihan air akan dieksresikan dengan
cepat.
● Pada waktu tubuh kehilangan air atau asupan zat terlarut berlebihan
menyebebkan cairan tubuh menjadi pekat dan urin juga pekat.
● Konsentrasi cairan tubuh berhubungan dengan osmolalitas.
● Osmolalitas ; jumlah partikel yang larut dalam suatu larutan. Jika
partikel yang larut dalam suatu larutan besar / tinggi, tekanan
osmotik juga akan tinggi. Osmosis = difusi khusus.
● Osmolalitas ditentukan oleh rasio zat terlarut (terutama garam
Na dan K) terhadap air sedangkan volume cairan ekstraseluler
ditentukan oleh jumlah Na dan air yang ada.
● Mekanisme renin-angiostensin-aldosteron berperan penting
dalam pengaturan kadar Na tubuh.
● Aldosteron meningkat ; retensi Na.
● Renin berfungsi mempertahankan volume cairan ekstraseluler
dan tekanan perfusi jaringan dengan mengubah resistensi
pembuluh darah dan eksresi Na dan air ginjal.
Gangguan dan
Kelainan pada
Sistem Ekskresi
Sebuah bentuk sebab akibat
● Sirosis hati (cirrhosia)
Sirosis hati adalah kondisi berubahnya sel- sel hati menjadi jaringan
ikat fibrosa, sehingga sel-sel hati itu kehilangan fungsinya. Sirosis
dapat disebabkan oleh minuman keras.
● Hemokromatosis
Hemokromatosis adalah kelainan secara genetik yang menyebabkan
tubuh banyak menyerap zat besi dari makanan. Akibatnya, zat besi
banyak tersimpan di dalam organ organ tertentu, seperti hati, jantung
dan pankreas.
● Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus adalah gangguan yang menyerang salah satu
organ terpenting dalam sistem ekskresi, yaitu ginjal. Penderita
diabetes insipidus mengeluarkan urine terlalu banyak karena
kekurangan hormon ADH (Anti Diuretic Hormone). ADH adalah
sejenis hormon yang mengatur proses reabsorpsi cairan pada ginjal.
Kekurangan hormon ini dapat menyebabkan jumlah urine meningkat
hingga 30 kali lipat. Diabetes jenis ini disebabkan oleh kurangnya
hormon ADH (antidiuretic hormone) sehingga ekskresi urin
meningkat. Pada umumnya urin yang diekskresikan berjumlah antara
4-6 liter perhari, tetapi penderita diabetes jenis ini dapat mencapai 12-
15 liter setiap hari, tergantung dari jumlah air yang diminum.
Penderita disarankan banyak minum agar tidak terjadi dehidrasi.
● Diabetes mellitus
Diabetes mellitus adalah penyakit yang terjadi karena terdapat
glukosa dalam urin. Kondisi ini terjadi karena adanya penurunan
produksi insulin yang dihasilkan oleh pankreas. Menurunnya hormon
insulin menyebabkan terganggunya proses perombakan glukosa
menjadi glikogen dan reabsorpsi glukosa dalam glomerulus.
● Albuminuria
Penyakit ini terjadi akibat ginjal tidak dapat melakukan penyaringan
protein (albumin). Protein (albumin) yang tidak dapat disaring
tersebut akan keluar bersama urin. Penyakit ini disebabkan oleh
kerusakan pada glomerulus.
● Batu Ginjal
Gangguan lain yang menyerang ginjal adalah batu ginjal. Batu ginjal
disebabkan oleh pembentukan endapan garam kalsium pada rongga
ginjal, saluran ginjal, dan kandung kemih. Batu ginjal tersebut
berbentuk kristal yang terdiri dari kalsium oksalat, asam urat, dan
kristal kalsium fosfat. Batu ginjal tidak dapat larut.
Biasanya, penyebab batu ginjal adalah konsumsi garam mineral yang
berlebih dan kurangnya konsumsi air pada tubuh. Jika tidak ditangani,
batu ginjal bisa menimbulkan hidronefosis, yaitu membesarnya ginjal
karena urine tidak dapat mengalir keluar karena tersumbat batu
ginjal. Selain itu, ketika sering menahan buang air kecil dan kurang
minum, batu ginjal juga bisa terbentuk.
Does anyone have
any questions?
Thank anandareza.teach@gmali.com
087780979020

you!
iamabiologist.wordpress.com

CREDITS: This presentation template


was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai