Pada Manusia
Biologi Kelas XI
Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Mohammad Ananda Reza K, S.Pd
PENGANTAR
SISTEM EKSKRESI
Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi merupakan sistem organ
yang melakukan proses pengeluaran zat-
zat sisa metabolisme yang sudah tidak
digunakan lagi oleh tubuh.
Ekskresi
a Proses pengeluaran zat sisa metabolisme dalam
tubuh baik berupa zat cair dan zat gas yang sudah
tidak bermanfaat bagi tubuh.
Sekresi
b Proses pengeluaran zat oleh kelenjar yang
masih digunakan di dalam tubuh
Defakasi
c Proses pengeluaran sisa pencernaan atau
feses melalui anus
Limbah Hasil Metabolisme
Amonia Urea
1. Amonia
Jika amonia tertimbun dalam tubuh akan berakibat fatal. Oleh
kerena itu , amonia di dalam tubuh harus segera diubah dengan
cara memakainya dalam aminasi asam keto , aminasi asam
glutmat, serta pembentukan urea.
2. Urea
Urea berasal dari bahan organik tertentu seperti asam amino dan
purin. Pembentukan urea terjadi di hati. Urea sangat mudah larut
dalam air dan sifat racunnya 100.000 kali lebih kecil dari pada
amonia. Pembentukan urea berasal dari daur ornitin.
Daur Ornitin/Daur Urea
● Siklus urea merupakan suatu reaksi pengubahan amonia (NH3)
menjadi urea ((NH2)2CO).
● Reaksi kimia ini sebagian besar berlangsung di hati dan sedikit terjadi
di ginjal. Hati menjadi pusat pengubahan amonia menjadi urea
berhubungan dengan fungsi hati sebagai tempat menetralkan racun.
● Tahapan reaksi pengubahan amonia menjadi urea terdiri atas 5
tahapan reaksi (siklus urea), 2 tahapan terjadi di matriks mitokondria
serta 3 tahapan terjadi di sitoplasma.
Tahapan Siklus Urea
Sintesis Pemecahan arginin
Sintesis
arginosuksinat menjadi ornitin dan
Karbamoil fosfat
urea
1 3 5
2 4
Sintesis Pemecahan
Sitrulin arginosuksinat
1. Sintesis Karbamoil Fosfat
Pembentukan karbamoil fosfat oleh karbamoil fosfat sintetase 1
(CPS1) dilakukan melalui pemecahan dua molukel ATP. Amonia
yang digabungkan dengan karbamoil fosfat terutama disediakan
melalui deaminasi oksidasi glutamat dehidrogenase mitokondria.
Pada akhirnya atom nitogen yang berasal dari amonia ini menjadi
salah satu nitrogen urea.
2. Sintesis Sitrulin
Bagian karbamoil fosfat akan ditransfer ke ornitin oleh enzim
ornitin transkarbamoilase (OTC) ketika fosfat berenergi tinggi
dilepas sebagai fosfat anorganik. Pada reaksinya, yaitu sitrulin
dibawa kedalam sitosol.
3. Sintesis Arginosuksinat
Arginosuksinat sintetase menggabungkan sitrulin dengan aspartat
untuk membentuk arginosuksinat.gugus α-Amino dari aspartat
menyediakan nitrogen kedua, yang pada akhirnya bergabung
dengan urea. Pembentukan arginosuksinat dilakukan melalui
pemecahan ATP menjadi AMP dan pirofosfat (Ppi). ATP tersebut
merupakan molekul ATP ketiga dan terakhir yang dipakai dalam
pembentukan urea.
4. Pemecahan Arginosuksinat
Arginosuksinat dipecah oleh arginosuksinat liase untuk menghasilkan
arginin dan furamat. Arginin yang dibentuk melalui reaksi ini berperan
sebagai prekursor antara urea. Fumarat yang dihasilkan dari siklus urea
akan dihidrasi menjadi malat sehingga membentuk hubungan dengan
beberapa jalur metabolisme. Misalnya malat dapat diangkat kedalam
mitokondria melalui shuttle malat dan masuk kembali kedalam siklus TCA
dan mengalami oksidasi untuk membentuk oksaloasetat (OAA) yang
digunakan untuk untuk glukoneogenesis.(catatan: oksidasi malat
menghasilkan NADH dan selanjutnya ATP). Alternatif lain, OAA dapat
diubah menjadi aspartat melalui transaminasi dan dapat masuk kedalam
siklus urea.
5. Pemecahan arginin menjadi
ornitin dan urea
arginase memecah arginin menjadi ornitin dan urea, dan hanya
terjadi didalam hati. Jadi sementara dijaringan lain seperti ginjal,
dapat mensintesis arginin melalui reaksi ini, hanya hati yang dapat
memecah argini, dengan demikian akan mensintesis urea.
Reaksi secara keseluruhan dari siklus urea adalah :
A Kulit
Struktur dan
Fungsi Organ B Hati
C Paru-paru
1
Integumen (Kulit)
Berasal dari bahasa latin yaitu
"integumentum” yang berarti penutup.
Fungsi Kulit
➔ Pelindung tubuh dari segala rangsangan,
➔ Sebagai alat ekskresi (mengeluarkan keringat),
➔ Sebagai alat peraba,
➔ Sebagai pelindung organ dibawahnya,
➔ Tempat dibuatnya Vit D dengan bantuan sinar
matahari,
➔ Pengatur suhu tubuh, dan
➔ Tempat menimbun lemak.
Fungsi Ekskresi Kulit
➢ Kelenjar-kelenjar pada kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak
berguna atau sisa metabolisme dalam tubuh misalnya NaCl,
urea, asam urat, amonia, dan sedikit lemak.
➢ Kelenjar lemak pada fetus, atas perintah hormon androgen
dari ibunya, akan menghasilkan sebum untuk melindungi
kulitnya terhadap cairan amnion.
➢ Sebum yang diproduksi kelenjar palit kulit melindungi kulit
dengan cara meminyaki kulit dan menahan penguapan yang
berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering.
Struktur Lapisan
Kulit
Kulit tersusun atas 3
Lapisan utama:
1. Epidermis
2. Dermis
3. Hipodermis/Subkutis
Epidermis
Epidermis terdiri dari:
1. Stratum Korneum
2. Stratum Lusidum
3. Stratum Granulosum
4. Stratum Spinosum
5. Stratum Basalis
Epidermis
Dibentuk oleh 5 lapis sel epitel;
➢ Stratum Corneum
Terdiri dari sel skuamosa yang sangat tipis; mengandung
keratinosit.
➢ Stratum Lucidum
Terdiri dari keratinosit yang bersih, tidak berinti dan tidak
jelas batas antar selnya; sel berisi materi seperti gel
(eleidin) yang akan diubah menjadi keratin; eleidin-lemak
berikatan dengan protein untuk menghambat
masuk/keluarnya air; pada kulit tipis lapisan ini tidak ada.
➢ Stratum Granulosum
Proses keratinisasi dimulai dari lapisan ini. Terdiri dari 2-4
lapis sel yang berisi granul (keratohyalin) yang dibutuhkan
untuk pembentukan keratin. Sitoplasma sel memiliki kadar
enzim lysosom yang tinggi, inti sel tidak ada dan
berdegenerasi. Pada kulit tipis lapisan ini tidak ada.
➢ Stratum Spinosum →tempat sel epitel dan epidermal
Terdiri dari 8-10 lapis sel yang berbentuk tidak teratur
(polyhedral). Sel pada lapisan ini kaya akan RNA yang
menginisasi sintesis protein untuk produksi keratin.
➢ Stratum Basale
Terdiri dari 1 lapis sel kolumnar yang dapat mengalami mitosis
→ aktivitas regenerasi → sel berpindah dari lapisan terbawah
ke paling atas.
Epidermis
❏ Epidermis tersusun atas lapisan tanduk (lapisan korneum) dan
lapisan Malpighi.
❏ Lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat
mengelupas dan digantikan oleh sel-sel baru.
❏ Lapisan Malpighi terdiri atas lapisan spinosum dan lapisan
germinativum.
❏ Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar.
❏ Lapisan germinativum mengandung sel-sel yang aktif
membelah diri, mengantikan lapisan sel-sel pada lapisan
korneum.
❏ Lapisan Malpighi mengandung pigmen melanin yang memberi
warna pada kulit.
Epidermis
Ditinjau dari jenis sel penyusunnya, epidermis mengandung 4 jenis
sel:
1. keratinosit: sel epidermis yang sedang dalam pembentukan
keratin, paling banyak di epidermis.
2. Sel langerhans: (seperti makrofag yang berasal dari sumsum
tulang) penting dalam pembentukan imunitas.
3. Sel granstein: berperan dalam penyajian antigen kepada sel T,
berperan dalam sistem imunitas.
4. Melanosit: sel pembentuk pigmen melanin.
Dermis
● Lapisan ini jauh lebih tebal daripada
epidermis, terbentuk oleh jaringan elastik dan
fibrosa padat dengan elemen selular, kelenjar,
dan rambut sebagai adneksa kulit.
● Dermis terdiri dari:
➔ Pars papilaris
➔ Pars retikularis
Dermis
● Dermis terdiri dari:
a. Pars papilaris, yaitu bagian yang menonjol ke dalam
epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah.
b. Pars retikularis, yaitu bagian bawah dermis yang
berhubungan dengan subkutis, terdiri atas serabut
penunjang kolagen, elastin, dan retikulin.
● Dasar lapisan dermis ini terdiri atas cairan kental asam
hialuronat, kondroitin sulfat, dan sel-sel fibroblast.
● Kolagen muda bersifat lentur namun dengan bertambahnya
umur menjadi stabil dan keras.
Dermis
● Retikulin mirip dengan kolagen muda.
● Elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf, mudah
mengembang dan elastis.
● Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung
saraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak.
● Fungsi : selain sebagai alat ekskresi adalah sebagai organ
penerima rangsangan, pelindung terhadap kerusakan fisik,
penyinaran, dan membunuh bibit penyakit, serta untuk
pengaturan suhu tubuh.
Dermis
● Reseptor yang terdapat dalam dermis ialah:
➔ Reseptor sentuhan,
➔ Reseptor suhu atau termoreseptor, dan
➔ Reseptor tekanan.
● Kelenjar yang terdapat dalam dermis ialah:
1) Kelenjar keringat → Sudorifera
2) Kelenjar sebum/minyak → Sebasea
Pembuluh Darah
Lapisan dermis sangat kaya dengan pembuluh darah yang
memberi nutrisi penting untuk kulit, baik vitamin, oksigen maupun
zat-zat penting lainnya untuk metabolisme sel kulit, selain itu
pembuluh darah juga bertugas mengatur suhu tubuh melalui
mekanisme proses pelebaran atau dilatasi pembuluh darah.
Hipodermis/Subkutan
● Lapisan ini merupakan kelanjutan dermis, terdiri atas:
– Jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak didalamnya,
– Sel lemak merupakan sel bulat, dan besar.
● Lapisan sel lemak : panikulus adiposa, berfungsi sebagai
cadangan makanan dan sebagai bantalan.
● Vaskularisasi kulit, terdiri dari : → retikularis / pembuluh darah
– Pleksus superfisialis di bagian atas dermis,
– Pleksus profunda di bagian subkutan.
Struktur Kulit
Berdasarkan ketebalannya, kulit dibedakan menjadi 2:
1. Kulit tipis → kulit yang menutupi sebagian besar permukaan tubuh.
2. Kulit tebal → kulit yang menutupi telapak tangan dan kaki.
Thick Skin versus Thin Skin
Thick Skin Thin Skin
● Five major layers of the ● There are only four layers
epidermis in the epidermis of thin
skin. The stratum lucidum
● Dermis: Thick skin has a layer is absent.
thinner dermis than thin
skin, and does not contain ● Dermis: Thin skin actually
hairs, sebaceous glands, has a thicker dermis than
or apocrine sweat glands. thick skin, which makes
thin skin easier to suture, if
● Thick skin is only found in it gets damaged. Thin skin
areas where there is a lot also has fewer
of abrasion - fingertips, eccrine/merocrine sweat
palms and the soles of glands.
your feet.
Kelenjar
Pada Kulit
1. Kelenjar Keringat
2. Kelenjar Sebasea
Kelenjar Palit (Glandula sebaceous)
● Terletak di seluruh permukaan kulit manusia
kecuali tapak tangan dan kaki.
● Disebut juga kelenjar holokrin krn tidak
berlumen dan sekret kelenjar berasal dari
dekomposisi sel.
● Terletak di samping akar rambut dan
bermuara pada lumen akar rambut (folikel
rambut).
● Sebum, sekret terdiri atas trigliserida,
skualen, wax ester, kolesterol, dan asam
lemak bebas.
● Sekresi dipengaruhi oleh berbagai faktor dan
hormon androgen.
Kelenjar Keringat (Glandula sudorifera)
a. kelenjar ekrin yang kecil-kecil, terletak
dangkal di dermis
● sekret encer,
● terdapat di seluruh permukaan (telapak
tangan, kaki, dahi dan ketiak), dan
● Mekanisme diatur oleh saraf kolinergik
a. Kelenjar apokrin, yang lebih besar terletak
lebih dalam
● sekretnya lebih kental,
● Fungsi kelenjar ini belum jelas, dan
● Dipengaruhi oleh saraf adrenergik
● Keringat merupakan bagian dari fungsi
ekskresi dan termoregulasi (pengaturan
panas tubuh), serta mengandung air, elektrolit,
garam, sisa-sisa karbohidrat, glukosa, protein,
dan asam laktat.
Nefron Nefron
Kartikal Juxtamedular
● Kreatinin :
❖ Difiltrasi sempurna
❖ Tidak direabsorbsi
● Inulin :
❖ Difiltrasi sempurna
❖ Tidak direabsorbsi
❖ Tidak disekresi
Sedangkan zat lainnya, yaitu sampah nitrogen berupa :
● Urea
● Asam Urat
● Kreatinin
● Beberapa Air
Akhirnya terbentuklah urin sekunder.
Sekresi - Augmentasi
● Terjadi di Tubulus Distal
● Beberapa zat keluar dari kapiler peritubuler ke tubulus ginjal.
❖ H+, Na+ dan ion potassium
❖ Creatinin
❖ Racun dan obat-obatan
● Akhirnya urin sekunder dan senyawa di atas bergabung
membentuk urin lalu bergerak menuju tubulus pengumpul
untuk dikeluarkan.
Pengaturan
Pembentukan
Urine
Pengaturan Keseimbangan Air
● Cairan yang banyak diminum menyebabkan cairan tubuh menjadi
encer. Urin menjadi encer dan kelebihan air akan dieksresikan dengan
cepat.
● Pada waktu tubuh kehilangan air atau asupan zat terlarut berlebihan
menyebebkan cairan tubuh menjadi pekat dan urin juga pekat.
● Konsentrasi cairan tubuh berhubungan dengan osmolalitas.
● Osmolalitas ; jumlah partikel yang larut dalam suatu larutan. Jika
partikel yang larut dalam suatu larutan besar / tinggi, tekanan
osmotik juga akan tinggi. Osmosis = difusi khusus.
● Osmolalitas ditentukan oleh rasio zat terlarut (terutama garam
Na dan K) terhadap air sedangkan volume cairan ekstraseluler
ditentukan oleh jumlah Na dan air yang ada.
● Mekanisme renin-angiostensin-aldosteron berperan penting
dalam pengaturan kadar Na tubuh.
● Aldosteron meningkat ; retensi Na.
● Renin berfungsi mempertahankan volume cairan ekstraseluler
dan tekanan perfusi jaringan dengan mengubah resistensi
pembuluh darah dan eksresi Na dan air ginjal.
Gangguan dan
Kelainan pada
Sistem Ekskresi
Sebuah bentuk sebab akibat
● Sirosis hati (cirrhosia)
Sirosis hati adalah kondisi berubahnya sel- sel hati menjadi jaringan
ikat fibrosa, sehingga sel-sel hati itu kehilangan fungsinya. Sirosis
dapat disebabkan oleh minuman keras.
● Hemokromatosis
Hemokromatosis adalah kelainan secara genetik yang menyebabkan
tubuh banyak menyerap zat besi dari makanan. Akibatnya, zat besi
banyak tersimpan di dalam organ organ tertentu, seperti hati, jantung
dan pankreas.
● Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus adalah gangguan yang menyerang salah satu
organ terpenting dalam sistem ekskresi, yaitu ginjal. Penderita
diabetes insipidus mengeluarkan urine terlalu banyak karena
kekurangan hormon ADH (Anti Diuretic Hormone). ADH adalah
sejenis hormon yang mengatur proses reabsorpsi cairan pada ginjal.
Kekurangan hormon ini dapat menyebabkan jumlah urine meningkat
hingga 30 kali lipat. Diabetes jenis ini disebabkan oleh kurangnya
hormon ADH (antidiuretic hormone) sehingga ekskresi urin
meningkat. Pada umumnya urin yang diekskresikan berjumlah antara
4-6 liter perhari, tetapi penderita diabetes jenis ini dapat mencapai 12-
15 liter setiap hari, tergantung dari jumlah air yang diminum.
Penderita disarankan banyak minum agar tidak terjadi dehidrasi.
● Diabetes mellitus
Diabetes mellitus adalah penyakit yang terjadi karena terdapat
glukosa dalam urin. Kondisi ini terjadi karena adanya penurunan
produksi insulin yang dihasilkan oleh pankreas. Menurunnya hormon
insulin menyebabkan terganggunya proses perombakan glukosa
menjadi glikogen dan reabsorpsi glukosa dalam glomerulus.
● Albuminuria
Penyakit ini terjadi akibat ginjal tidak dapat melakukan penyaringan
protein (albumin). Protein (albumin) yang tidak dapat disaring
tersebut akan keluar bersama urin. Penyakit ini disebabkan oleh
kerusakan pada glomerulus.
● Batu Ginjal
Gangguan lain yang menyerang ginjal adalah batu ginjal. Batu ginjal
disebabkan oleh pembentukan endapan garam kalsium pada rongga
ginjal, saluran ginjal, dan kandung kemih. Batu ginjal tersebut
berbentuk kristal yang terdiri dari kalsium oksalat, asam urat, dan
kristal kalsium fosfat. Batu ginjal tidak dapat larut.
Biasanya, penyebab batu ginjal adalah konsumsi garam mineral yang
berlebih dan kurangnya konsumsi air pada tubuh. Jika tidak ditangani,
batu ginjal bisa menimbulkan hidronefosis, yaitu membesarnya ginjal
karena urine tidak dapat mengalir keluar karena tersumbat batu
ginjal. Selain itu, ketika sering menahan buang air kecil dan kurang
minum, batu ginjal juga bisa terbentuk.
Does anyone have
any questions?
Thank anandareza.teach@gmali.com
087780979020
you!
iamabiologist.wordpress.com