Anda di halaman 1dari 41

PULVERES 1

RESEP 25
A. RESEP ASLI
dr. Farma Tika
SIK No. 014 / DU / 2019
Jl. Soekarno – Hatta KM 9
Telp. 0451 – 123456
No.25 Palu,28 Oktober 2019

R/ Nabr 0,1
Kbr 0,1
El.Sach.Lact.M.P q.s

m.f.pulv.dtd.No.XII
S.t.d.d.pulv

Pro : Minzy
Umur : 46 tahun
Alamat : Jl. Hasanuddin No.
49
BB :-
B. KELENGKAPAN RESEP
dr. Farma Tika
Subscriptio
SIK No. 014 / DU / 2019 Invocatio
Jl. Soekarno – Hatta KM 9 Inscriptio
Telp. 0451 – 123456
No.25 Palu,28 Oktober 2019

R/ NaBr 0,1
Kbr 0,1 Praescriptio
El.Sach.Lact.M.P q.s

m.f.pulv.dtd.No.XII
S.t.d.d.pulv Signatura

Pro : Minzy
Umur : 46 tahun
Alamat : Jl. Hasanuddin No.49
BB : -
Keterangan :
- INSCRIPTIO
Nama dokter : dr. Farma Tika
Alamat : Jl. Soekarno – Hatta km. 9
SIK : No 014/DU/2019
No : 27
Tanggal : Palu, 05 Oktober 2019
- INVOCATIO
R/ (recipe) : Ambillah
- PRAESCRIPTIO
Nama Obat : NaBr, KBr, El.Sach.Lact.M.
Komposisi Obat : 0,1 ; 0,1 ; q.s
- SIGNATURA
m.f (misce fac) : Campur dan buatlah
pulv (Pulveres) : Serbuk terbagi
No.VI : Sebanyak 6 bungkus
S (signa) : Tandai
t.dd (ter de die) : 3 kali sehari
- SUBSCRIPTIO
Pro : Minzy
Umur : 46 tahun
Alamat : Jl. Hasanuddin No.49
BB :-

C. OTT
-
D. RESEP STANDAR
-
E. URAIAN BAHAN
1. SL (F1 Edisi III 1979: 338)
Nama Resmi : LACTOSUM
Nama Lain : LAKTOSA, SACHARUM LAKTIS
RM / BM : C12H22O11H2O / 36, 30
Rumus Struktur : CH2OH H OH
OH O OH
O OH H
H
H2O
H OH N
H
H OH CH2OH

Pemerian : Serbuk hablur; putih tidak berbau rasa


agak manis
Kelarutan : Larut dalam 6 bagian air larut dalam 1
bagian air mendidih. Sukar larut dalam
etanol (95%) tidak larut dalam
kloroform P dan eter P.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pemanis
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. Kalii Bromid (FI Edisi III, 1976: 328)


Nama resmi : KALII BROMIDUM
Nama lain : Kalium Bromida
RM / BM : KBr / 119,01
Rumus struktur : K-Br
Pemerian : Hablur tidak berwarna, transparan atau buram atau
serbuk butir; tidak berbau; rasa asin dan agak pahit.
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 1,6 bagian air dan dalam
kurang 200 bagian etanol (90%) P.
Khasiat : Sedativum
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
3. NH4Br (FI Edisi III, 1976: 87)
Nama resmi : AMMONII BROMIDUM
Nama lain : Ammonium Bromida
RM / BM : NH4Br / 97,96
Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur; tidak berwarna sampai


putih kekuningan lemah; tidak berbau; higroskopik.
Kelarutan : Larut dalam 1,3 bagian air dan dalam 12 bagian
etanol (95%) P.
Khasiat : Sedativum
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
F. URAIAN OBAT
1. Kalii Bromid (MIMS Indonesia, 2019)
Indikasi : Anti konvulsan / Obat penenang
DL : 1116 mg
DM :-
Mekanisme kerja : Mengembalikan rangsangan sel saraf sehingga dapat
mencegah atau mengatasi kejang.
Interaksi obat : Menghentikan rangsangan sel saraf yang berlebihan
saat kejang dengan menghambat aktivitas natrium
dalam sel saraf.
Efek samping : Pusing, lemas, mual, sakit kepala, dan mengantuk.
Golongan obat : Sedativum / keras.

2. NH4Br (MIMS Indonesia, 2019)


Indikasi : Anti konvulsan / sedatif / Obat penenang
DL : 500 mg – 1 gr / 2 gr – 4 gr
DM : - / 10 gr
Mekanisme kerja : Menekan aktivitas mental, menurunkan respon
terhadap rangsangan emosi sehingga menenangkan.
Interaksi obat : Memperkuat penekanan sistem saraf pusat, secara
tersendiri obat tersebut memperlihatkan efek yang
lebih spesifik pada dosis yang lebih dibanding dosis
yang dibutuhkan untuk mendepresi sistem saraf pusat
secara umum.
Efek samping : Efek sedasi, mengantuk, pusing, lemas, dan sakit
kepala.
Golongan obat : Sedativum / Keras
G. PERHITUNGAN DOSIS
1. NaBr
DL : 1 gr -3 gr = 1000mg-3000mg -/kg
DM : 6 gr = 6000 mg/hari
46
DL = x 1000 mg – 3000 mg
20
= 2300 – 6000 mg/hari
46
DM = x 6000 mg/hari
20
= 13800 mg/hari
Berdasarkan resep
1xp = 1 x 100 mg = 1000 mg < 2300-6900/kg
3xp = 3 x 100 mg = 300 mg < 13800 mg/hari
Presentase
100 mg
Sekali = x 100% = 1,44% < 100% (TOD)
6900 mg
300 mg
Sehari = x 100% = 2,17% < 100% (TOD)
13800 mg
Perhitungan Bahan
100 mg
= x 12 = 2,4 tab
500 mg

2. KBr
DL : 1 gr -3 gr = 1000mg-3000mg -/kg
DM : 6 gr = 6000 mg/hari
46
DL = x 1000 mg – 3000 mg
20
= 2300 – 6000 mg/hari
46
DM = x 6000 mg/hari
20
= 13800 mg/hari
Berdasarkan resep
1xp = 1 x 100 mg = 1000 mg < 2300-6900/kg
3xp = 3 x 100 mg = 300 mg < 13800 mg/hari
Presentase
100 mg
Sekali = x 100% = 1,44% < 100% (TOD)
6900 mg
300 mg
Sehari = x 100% = 2,17% < 100% (TOD)
13800 mg
Perhitungan Bahan
100 mg
= x 12 = 2,4 tab
500 mg
20 mg x 6
= 12 tab
10 mg/tab
H. ALAT DAN BAHAN
H.1. Alat
1. Lumpang dan Alu
2. Neraca Ohaus
3. Sudip
4. Sendok tanduk
5. Lap kasar dan lap halus
6. Hotplate
7. Gelas Beaker

H.2. Bahan
1. Air
2. Alkohol 70%
3. Kertas perkamen
4. Masker
5. Handscoon
6. Etiket putih
7. Kapas dan tissue
8. Saccharum Lactis
9. Plastik embalase

H.3. Obat
1. NaBr 0,1
2. KBr 0,1
I. CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dibersihkan lumpang dan alu menggunakan alkohol 70%.
3. Dikalibrasikan Neraca Ohaus.
4. Diambil dan ditimbang KBr 0,1 dan NaBr 0,1,
5. Dimasukkan Saccharum Lactis ke dalam lumpang untuk menutupi pori-pori
lumpang.
6. Dimasukkan NaBr ke dalam lumpang dan digerus hingga homogen.
7. Dimasukkan KBr ke dalam lumpang, lalu digerus hingga halus dengan
homogeny.
8. Dikeluarkan dari lumpang menggunakan sudip ke atas kertas perkamen.
9. Dibungkus dan masukan kedalam plastic embalase.
10. Diberi etiket putih untuk pemakaian dalam

J. ETIKET

APOTEK AYU FARMA


Jl. Maleo No 42 A
Apoteker: Annisa Farah Salsabila, S.
Farm, Apt
SIPA G 701 18 056

No : 25 Tgl : 05-10- 2019


Nama : Ny. Minzy

Tablet
Capsul
3 x Sehari, 1 Bungkus
Sendok mkn
Sendok the

Sebelum / Sesudah Makan


Semoga Lekas Sembuh

K. INDIKASI
Epilepsi
L. COPY RESEP
APOTEK AYU FARMA
Jl. Maleo No 42 A
Annisa Farah Salsabila, S.Farm., Apt
SIPA: G 701 18 056
Palu,05Oktober 2019
SALINAN RESEP
Resep untuk : Minzy
Resep dari : dr. Farma Tika
Tanggal resep : 05 Oktober 2019
Tanggal pembuatan: 05 Oktober 2019
Nomor : 25

R/ Nabr 0,1
KBr 0,1
Ellaeosacch lach. Mp q.s
M. f. Pulv. Dtd. No. VI
S.t.d.d pulv
det
Cap Apotek PCC

Tanda Tangan
Apoteker

Annisa Farah Salsabila, S.Farm, Apt.


PULVERES 1
RESEP 26
A. RESEP ASLI
dr. Farma Tika
SIK No. 014 / DU / 2019
Jl. Soekarno – Hatta KM 9
Telp. 0451 – 123456
No. 26 Palu,
26/09/2019
Iter 1x
R / Isoniazid 200 mg
PCT 250 mg
Lactosum q.s
m.f.pulv.dtd.No.XII
S.tdd. pulv 1

Pro : Dandi
Umur : 9 tahun
Alamat : Jl. Tadulako No.51
BB :-
B. KELENGKAPAN RESEP
dr. Farma Tika
SIK No. 014 / DU / 2019
Jl. Soekarno – Hatta KM 9
Inscriptio
Telp. 0451 – 123456
No. 26
Palu, 05/10/2019
iter 1x
Invocati R/ Isoniazid 200 mg
Praescriptio
o
PCT 250 mg
Lactosum q.s
m.f. pulv.dtd. No. XII Signatura
s.t.d.d. pulv. 1
Pro : Dandi
Umur : 9 th
Subscriptio
Alamat : Jl. Tadulako No.
15
BB :-
Keterangan :
- INSCRIPTIO
Nama dokter : dr. Farma Tika
Alamat : Jl. Soekarno – Hatta km. 9
No : 26
Tanggal : 26/09/2019
- INVOCATIO
R/ (recipe) : Ambillah
- PRAESCRIPTIO
Nama obat : Isoniazid , PCT, Lactosum
Komposisi obat : 200 mg, 250 mg, q.s
- SIGNATURA
m.f (misce fac) : Campur dan buatlah
PUlV (Pulveres) : Serbuk bagi
dtd (da tales doses) : Berikan sesuai takaran /
dosis
no (nomero) : Sebanyak
XII : 12
s (signa) : Tandai
t.dd (terde die) : 3 kali sehari
- SUBSCRIPTIO
Pro : Dandi
Umur : 9 th
Alamat : Jl. Tadulako No. 15
BB :-

C. OTT
-

D. RESEP STANDAR
-
E. URAIAN BAHAN
1. SL (F1 Edisi III 1979: 338)
Nama Resmi : LACTOSUM
Nama Lain : Laktosa, Sacharum Laktis
RM / BM : C12H22O11H2O / 36, 30
Rumus Struktur : CH2OH H OH
OH O OH
O OH H
H2O
H OH N H
H
H OH CH2OH

Pemerian : Serbuk hablur; putih tidak berbau rasa


agak manis
Kelarutan : Larut dalam 6 bagian air larut dalam 1
bagian air mendidih. Sukar larut dalam
etanol (95%) tidak larut dalam
kloroform P dan eter P.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pemanis
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. PCT (FI edisi IV 1995 )


Nama resmi : ACETAMINOPHEN
Nama lain : Paracetamol
RM/BM : C8H9NO2 / 151,16
Pemerian : Berupa hablur atau serbuk hablur putih, rasa pahit,
berbau, serbuk kristal dengan sedikit rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95
%)P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian
gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P;
larut dalam larutan alkalihidroksida.
Khasiat : Sebagai zat aktif.
Kegunaan : Sebagai antiseptik.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Persyaratan kadar :-

F. URAIAN OBAT
1. PCT (Mims Indonesia, 2019)
Indikasi : Penanganan pertama bagi nyeri antipiretik dan analgetik
paracetamol di gunakan bagi nyeri yang ringan sampai
sedang.
DL : 10-15 mg
DM : 500-1000 mg
Mekanisme kerja : Paracetamol bekerja langsung di pusat saraf dengan
mempengaruhi ambang rasa sakit dengan menghambat
enzim cymxgenase, cox-1, cox-2, dan cox-3 yang terlihat
dalam pembentukan prostaglandin.
Efek samping : Hipotensi, Kerusakan hati dalam ginjal
Interaksi obat : Antikonusulan dapat meningkat konversi
acetamiphuphan menjadi kepfornic jika dikonsumsi
bersmaan antikogulan oval
Golongan obat : Obat keras (k)

2. Isoniasid (Mims Indonesia, 2019)


Indikasi : Pada kasus tuberculosid paru aktif di indikasikan
untuk pengobatan tuberculosis aktif yang di sebabkan
oleh infeksi mycobacterium tuberculsosis yang masih
terhadap INH, selcun itu, pada tuberkolosis latein.
Untuk pengobatan pasien asimtomatik yang terinfeksi
bakteri
DL : -/5 mg sehari
DM : 300 mg
Mekanisme kerja : INH bekerja dengan cara menghambat sintesis asam
mikolit, yaitu asam komponen esensial dinding sel
bakteri. Mekanisme inilah yang nantinya akan
menimbang efek terapi obat yang bersifat bakterisid
terhadap organism mycobacterium tubereulosis yang
aktif bertambah secra intraseluler dan ektraseluler.
Efek samping : Sakit perut tengah, reaksi alergi, hipetitis berat,
difisienst vitamin B6, dan efek samping berat lainnya
seperti kejang
Interaksi obat : Dapat memiliki interaksi dengan obat-obatan lain.
Interaksi ini meningkatkan efek samping yang terjadi
maupun menurunkan efek amping yang terjadi maupun
menurunkan efektivitas obat
Golongan obat : Obat keras (k)
G. PERHITUNGAN DOSIS
1. Isoniazid
DL : 10-15 mg/kg
DM : 300 mg
9
DL = x 10-15 mg/kg
20
= 4,5 – 6,75 mg/kg
9
DM = x 300 mg/hari
20
= 135 mg/hari
Berdasarkan Resep
1xp = 1 x 200 mg = 200 mg > 4,5 – 6,75 mg/kg
3xp = 3 x 200 mg = 600 mg > 135 mg
Presentase
200 mg
Sekali = x 100% = 3252 > 100% (OD)
6,75 mg
600 mg
Sehari = x 100% = 444 > 100% (OD)
135 mg
Perhitungan Bahan
200 mg
= x 12 = 24 tab
100 mg
H. ALAT DAN BAHAN
H.1. Alat
1. Lumpang dan Alu
2. Neraca Ohaus
3. Sudip
4. Sendok tanduk
5. Lap kasar dan lap halus
6. Hotplate
7. Gelas Beaker

H.2. Bahan
1. Air
2. Alkohol 70%
3. Kertas perkamen
4. Masker
5. Handscoon
6. Etiket putih
7. Kapas dan tissue
8. Saccharum Lactis
9. Plastik embalase

H.3. Obat
1. Isoniazid 200 mg
2. PCT 250 mg
I. CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dibersihkan lumpang dan alu menggunakan alkohol 70%.
3. Dikalibrasikan Neraca Ohaus.
4. Diambil dan ditimbang Isoniazid 200 mg dan PCT 250 mg
5. Dimasukkan Saccharum Lactis ke dalam lumpang untuk menutupi pori-
pori lumpang.
6. Dimasukkan Isoniazid ke dalam lumpang dan digerus hingga homogen.
7. Dimasukkan PCT ke dalam lumpang, lalu digerus hingga halus dengan
homogen.
8. Dikeluarkan dari lumpang menggunakan sudip ke atas kertas perkamen.
9. Dibungkus dan masukan kedalam plastic embalase.
10. Diberi etiket putih untuk pemakaian dalam

K. ETIKET

APOTEK AYU FARMA


Jl. Maleo No 42 A
Apoteker: Meilani Meiranda, S. Farm, Apt
SIPA G 701 18 056

No : 26 Tgl : 26-09- 2019


Nama : Dandi

Tablet
Capsul
3 x Sehari, 1 Bungkus
Sendok mkn
Sendok the

Sebelum / Sesudah Makan


Semoga Lekas Sembuh

L. INDIKASI
Tuberculosis

O. COPY RESEP

APOTEK AYU FARMA


Jl. Maleo No 42 A
Meilani Meiranda, S.Farm., Apt
SIPA: G 701 18 056
Palu, 26 September 2019
SALINAN RESEP
Resep untuk : Dandi
Resep dari : dr. Farma Tika
Tanggal resep : 26 September 2019
Tanggal pembuatan: 26 September
2019
Nomor : 26

R/ Isoniazid200 mg
PCT 250 mg

m.f pulv.dtd. no. XII


S.tdd pulv. 1
det
Cap Apotek PCC

Tanda Tangan
Apoteker

Annisa Farah Salsabila, S.Farm, Apt.


PULVERES 1
RESEP 27
A. RESEP ASLI
dr. Farma Tika
SIK No. 014 / DU / 2019
Jl. Soekarno – Hatta KM 9
Telp. 0451 – 123456
No.27 Palu,28 Oktober 2019

R/ Papaver HCL 0,15


Sodium bikarbonat 0,15
SL q.s

m.f.pulv.dtd.No.vI
S.t.d.d.pulv

Pro : Zariah
Umur : 16 tahun
Alamat : Jl. Karya no. 15
BB :-
B. KELENGKAPAN RESEP
dr. Farma Tika
Subscriptio
SIK No. 014 / DU / 2019 Invocati
o
Jl. Soekarno – Hatta KM 9 Inscriptio
Telp. 0451 – 123456
No.25 Palu,28 Oktober 2019

R/ Papaver HCL 0,15


Sodium bikarbonat 0,15 Praescriptio
SL q.s

m.f.pulv.dtd.No.XII
S.t.d.d.pulv Signatura

Pro : Minzy
Umur : 46 tahun
Alamat : Jl. Hasanuddin No.49
BB : -
Keterangan :
- INSCRIPTIO
Nama dokter : dr. Farma Tika
Alamat : Jl. Soekarno – Hatta km. 9
SIK : No 014/DU/2019
No : 27
Tanggal : Palu, 05 Oktober 2019
- INVOCATIO
R/ (recipe) : Ambillah
- PRAESCRIPTIO
Nama Obat : Papaver HCL, sodium bikarbonat
Komposisi Obat : 0,15 dan 0,15
- SIGNATURA
m.f (misce fac) : Campur dan buatlah
pulv (Pulveres) : Serbuk terbagi
No.VI : Sebanyak 6 bungkus
S (signa) : Tandai
t.dd (ter de die) : 3 kali sehari
- SUBSCRIPTIO
Pro : Zariah
Umur : 16 tahun
Alamat : Jl. Karya no.15
BB :-

C. OTT
Bila karbohidrat mentasfer ion hidrogen, akan dihasilkan air dan CO2, yang
dapat memperburuk asidosis respiratorik, Natrium bikarbonat menggeser kurva
disosiasi aksi hemoglobin ke kiri mengganggu penghambatan oksigen ke
jaringan, dosis besar dapat mengakibatkan hipoklemia, hipokaisemia,
hipernatrema, dan hiperosmolalitas serta dapat menurunkan ambang terjadinya
fibrilasi (Behirman, Kliegman, Arum, 1999).
D. RESEP STANDAR
-
F. URAIAN OBAT
1. Papaverine HCL (Mims Indonesia, 2019)
Indikasi : Spomolitik pada kolik usus, saluran benih, saluran
empedu
DL : 120-300 mg
DM : 600 mg
Mekanisme kerja : Meningkatkan aliran darah ke dalam tubuh.
Membantu relaksasi atau mengurangi ketegangan otot
polos yang mengalami inflamasi atau iritasi.
Mengurangi kontraksi berlebihan pada pasien gastatis.
Efek samping : Pusing, mengantuk, wajah yang kemerahan,
berkeringan, sakit kepala, dengan nadi tak teratur.
Interaksi obat : Menyediakan reaksi depresan SSP dengan morpa.
Mengurangi efek terapi levodopa. Resiko pusing dan
pingsan.
Golongan obat : Obat keras (k)
G. PERHITUNGAN DOSIS
1. Isoniazid
DL : 120 mg – 300 mg
DM : 600 mg
16
DL = x 120 mg – 300 mg
20
= 96 mg – 240 mg
Berdasarkan Resep
1xp = 1 x 150 mg = 150 mg > 96 mg – 240 mg
3xp = 3 x 150 mg = 450 mg > 96 mg – 240 mg
Presentase
450 mg
= x 100% = 468,75% - 187,5% > 100% (OD)
96−240 mg
Perhitungan Bahan
200 mg
= x 12 = 24 tab
100 mg
H. ALAT DAN BAHAN
H.1. Alat
1. Lumpang dan Alu
2. Neraca Ohaus
3. Sudip
4. Sendok tanduk
5. Lap kasar dan lap halus
6. Hotplate
7. Gelas Beaker

H.2. Bahan
1. Air
2. Alkohol 70%
3. Kertas perkamen
4. Masker
5. Handscoon
6. Etiket putih
7. Kapas dan tissue
8. Saccharum Lactis
9. Plastik embalase

H.3. Obat
1. Papaver HCL 0,15
2. Sodium bikarbonat 0,15
I. CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dibersihkan lumpang dan alu menggunakan alkohol 70%.
3. Dikalibrasikan Neraca Ohaus.
4. Diambil dan ditimbang Papaver HCl 0,15 dan Sodium bikarbonat 0,15 mg
5. Dimasukkan Saccharum Lactis ke dalam lumpang untuk menutupi pori-pori
lumpang.
6. Dimasukkan Papaver HCl ke dalam lumpang dan digerus hingga homogen.
7. Dimasukkan Sodium bikarbonat ke dalam lumpang, lalu digerus hingga halus
dengan homogeny.
8. Dikeluarkan dari lumpang menggunakan sudip ke atas kertas perkamen.
9. Dibungkus dan masukan kedalam plastic embalase.
10. Diberi etiket putih untuk pemakaian dalam

J. ETIKET

APOTEK AYU FARMA


Jl. Maleo No 42 A
Apoteker: Meilani Meiranda, S. Farm, Apt
SIPA G 701 18 056

No : 27 Tgl : 26-09- 2019


Nama : Zariah

Tablet
Capsul
3 x Sehari, 1 Bungkus
Sendok mkn
Sendok the

Sebelum / Sesudah Makan

Semoga Lekas Sembuh


J. INDIKASI
Batuk berdahak

K. COPY RESEP

APOTEK AYU FARMA


Jl. Maleo No 42 A
Meilani Meiranda, S.Farm., Apt
SIPA: G 701 18 056

Palu,26September 2019
SALINAN RESEP
Resep untuk : Zariah
Resep dari : dr. Farma Tika
Tanggal resep : 26September 2019
Tanggal pembuatan: 26September
2019
Nomor : 27

R/ Papaver HCl 0,15


Sodium bikarbonat 0,15

m.f pulv.dtd. no. XII


S.tdd pulv. 1
det
Cap Apotek PCC

Tanda Tangan
Apoteker
Annisa Farah Salsabila, S.Farm, Apt.
L. PEMBAHASAN
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihasilkan,
ditujukan untuk pemakaian oral atau pemakaian luar. Anak-anak atau orang
dewasa yang suka menelan kapsuln atau tablet lebih mudah menggunakan obat
dalam bentuk serbuk. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau
kapsul dalam ukuran yang lazim, dapat dibuat dalam bentuk serbuk. Sebelum
digunakan, biasanya serbuk oral dapat dicampur dengan air minum. Serbuk oral
dapat diserahkan dalambentuk terbagi (pulveres) atau tidak terbagi (pulvis). Pada
umumnya serbuk terbagi dibungkus dengan kertas perkamen. (FI Edisi IV. 2010 :
14-15)

Kalibrasi bertujuan untuk memperoleh kebenaran dan keakuratan penimbangan


bahan sesuai dengan standar yang telah ada. (Wijaya, 2018) Alasan mengapa obat
dan bahan ditimbang terleih dahulu agar dapat diketahui jumlah serbuk yang
akan digerus sesuai dengan dosis yang telah ditentukan. Kertas perkamen
diletakan diatas neraca ohaus harus dikalibrasi lagi karena zat aktif yang akan
ditimbang harus berat asli tanpa bobot kertas perkamen.

Alkohol digunakan untuk membersihkan lumpang, alu, sudip, dan alat-alat yang
digunakan dalam pembuatan serbuk bertujuan agar membunuh kuman dan
mikroorganisme. (Warisno A. Dahona, 2011).

Lumpang dan alu digunakan sebagai alat utama untuk menghaluskan atau
menggerus bahan yang berbahan baku keras, seperti sedimen tablet.

Dalam membuat serbuh lebih baik bila bahan-bahan baku serbuk kering maka itu,
untuk menggerus halus serbuk kristal lebih baik menggunakan mortir panas. Hal
ini khusus untuk menggerus KBR, NaBr, dan sebagainya (Moh Arief. 2008).

Obat yang berwarna digerus terlebih dahulu agar dapat memperoleh serbuk yang
homogen. Sccharum lactis ditambahkan sebagai bahan pengisi pori-pori
lumpung. (Syamsuni. 2002).
Tinctura diuapkan perlarutnya diatas bangas air hingga hampir kering lalu
diserbukkan dengan pertolongan bahan tambahan yang cocok, bisa digunakan
saccharum lactes. (Moh.Arief. 2006)

Menurut (Elmitra, 2017) keuntungan untuk serbuk antara lain :


1. Serbuk lebih mudah terdispresi dan lebih larut daripada sediaan yang
dipadatkan.
2. Anak-anak atau orang tua yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih
mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk.
3. Masalah stabilitas yang sering dihadapi dalam sediaan cair, tidak di
temukan dalam sediaan serbuk.
4. Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau larutan air dapat dibuat dalam
bentuk serbuk.
5. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dapat
dibuat dalam bentuk serbuk.
6. Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan
penderita.

Kerugian dalam bentuk serbuk antara lain :


1. Tidak tertutup rasa dan bau yang tidak enak (pahit, sepet, lengket dilidah,
amis, dan lain-lain)
2. Pada penyimpanan kadanng terjadi lembab atau basah

Adapun perlakuan yang dilakukan yaitu, pertama menyiapkan alat dan bahan
seperti lumpung dan alu, lap kasar, kertas perkamen, plastik embalase, sudip,
tablet, dan sendok tanduk. Kalibrasi neraca ohaus. Hingga dititik seimbang (0).
Letakkan kertas perkaamen diatas neraca ohaus. Timbang asetocal sebanyak 300
mg. Ditambahkan SL ke dalam lumpung untuk menutupi pori-pori lumpung.
Kemudian masukkan asetosal lalu digerus hingga halus dan homogen. Diambil
lalu dituang TOA dengan cawan perselin diatas neraca ohaus. Letakkan cawan
porselin yang telah terisi SL ke atas penagas air, tetesi TOA sedikit ddemi sedikit
hingga menguap atau kering. Camour TOA ke dalam lupung berisi asetosal,
gerus hingga tercampur rata, halus, serta homogen. Setelah halus keluarkan dari
dalam lumpung ke atas kertas perkamen kemudian bagi menjadi 10 bagian sama
banyak diatas kertas perkamen dan segera dibungkus. Masukkan kedalam plastik
embalase.
M. PEMBAHASAN
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihasilkan,
ditujukan untuk pemakaian oral atau pemakaian luar. Anak-anak atau orang
dewasa yang suka menelan kapsuln atau tablet lebih mudah menggunakan obat
dalam bentuk serbuk. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau
kapsul dalam ukuran yang lazim, dapat dibuat dalam bentuk serbuk. Sebelum
digunakan, biasanya serbuk oral dapat dicampur dengan air minum. Serbuk oral
dapat diserahkan dalambentuk terbagi (pulveres) atau tidak terbagi (pulvis). Pada
umumnya serbuk terbagi dibungkus dengan kertas perkamen. (FI Edisi IV. 2010 :
14-15)

Kalibrasi bertujuan untuk memperoleh kebenaran dan keakuratan penimbangan


bahan sesuai dengan standar yang telah ada. (Wijaya, 2018).

Alasan mengapa obat dan bahan ditimbang terleih dahulu agar dapat diketahui
jumlah serbuk yang akan digerus sesuai dengan dosis yang telah ditentukan.

Kertas perkamen diletakan diatas neraca ohaus harus dikalibrasi lagi karena zat
aktif yang akan ditimbang harus berat asli tanpa bobot kertas perkamen.

Alkohol digunakan untuk membersihkan lumpang, alu, sudip, dan alat-alat yang
digunakan dalam pembuatan serbuk bertujuan agar membunuh kuman dan
mikroorganisme. (Warisno A. Dahona, 2011)

Lumpung dan alu digunakan sebagai alat utama untuk menghaluskan atau
menggerus bahan yang berbahan baku keras, seperti sedimen tablet.

Dalam membuat serbuh lebih baik bila bahan-bahan baku serbuk kering maka itu,
untuk menggerus halus serbuk kristal lebih baik menggunakan mortir panas. Hal
ini khusus untuk menggerus KBR, NaBr, dan sebagainya (Moh Arief. 2008).
Obat yang berwarna digerus terlebih dahulu agar dapat memperoleh serbuk yang
homogen. Sccharum lactis ditambahkan sebagai bahan pengisi pori-pori
lumpang. (Syamsuni. 2002)

Tinctura diuapkan perlarutnya diatas bangas air hingga hampir kering lalu
diserbukkan dengan pertolongan bahan tambahan yang cocok, bisa digunakan
saccharum lactes. (Moh.Arief. 2006).

Menurut (Elmitra, 2017) keuntungan untuk serbuk antara lain :


1. Serbuk lebih mudah terdispresi dan lebih larut daripada sediaan yang
dipadatkan.
2. Anak-anak atau orang tua yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah
menggunakan obat dalam bentuk serbuk.
3. Masalah stabilitas yang sering dihadapi dalam sediaan cair, tidak di temukan
dalam sediaan serbuk.
4. Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau larutan air dapat dibuat dalam
bentuk serbuk.
5. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dapat
dibuat dalam bentuk serbuk.
6. Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan
penderita.

Kerugian dalam bentuk serbuk antara lain :


1. Tidak tertutup rasa dan bau yang tidak enak (pahit, sepet, lengket dilidah,
amis, dan lain-lain)
2. Pada penyimpanan kadanng terjadi lembab atau basah

Adapun perlakuan yang dilakukan yaitu, pertama menyiapkan alat dan bahan
seperti lumpung dan alu, lap kasar, kertas perkamen, plastik embalase, sudip,
tablet, dan sendok tanduk. Kalibrasi neraca ohaus. Hingga dititik seimbang (0).
Letakkan kertas perkaamen diatas neraca ohaus. Timbang asetocal sebanyak 300
mg. Ditambahkan SL ke dalam lumpung untuk menutupi pori-pori lumpung.
Kemudian masukkan asetosal lalu digerus hingga halus dan homogen. Diambil
lalu dituang TOA dengan cawan perselin diatas neraca ohaus. Letakkan cawan
porselin yang telah terisi SL ke atas penagas air, tetesi TOA sedikit ddemi sedikit
hingga menguap atau kering. Camour TOA ke dalam lupung berisi asetosal,
gerus hingga tercampur rata, halus, serta homogen. Setelah halus keluarkan dari
dalam lumpung ke atas kertas perkamen kemudian bagi menjadi 10 bagian sama
banyak diatas kertas perkamen dan segera dibungkus. Masukkan kedalam plastik
embalase.
N. KESIMPULAN

1. Serbuk adalah campuran kering bahan obat yang


dihaluskan bertujuan untuk pemakaian oral maupun
pemakaian luar.
2. Batuk berdahak merupakan respon tubuh untuk
mengeluarkan zat-zat asing yang masuk.
3. Otitis media akut adalah peradangan pada telinga tengah
disebabkan oleh infeksi bakteri.
4. Tuberculosis adalah penyakit menular disebabkan oleh
kuman mycobacterium tuberculosis.

O. SARAN
Praktikan harus lebih teliti dalam perhitungan dosis dan perhitungan bahan
obat di dalam resep. Agar obat yang diberikan tepat dosis sesuai penyakit
yang diderita pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. 2015. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope
Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope
Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
Ikatan Apoteker Indonesia. 2019. ISO Informasi Spesealite Obat
Indonesia Volume 52/2019. Jakarta: PT ISFI Penerbitan
Medscape. 2019. Diakses tanggal 29 September 2019 pukul 10.00
WITA
MIMS Indonesia 2019. Diakses tanggal 29 September 2019 pukul
11.00 WITA
Syamsuni. 2009. Ilmu Resep. Jakarta: EGC
Warisno, D. 2011. Ling Zhi Lengkap Tepat Usaha Jamur Berkhasiat
Obat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Wijaya, H. 2018. Metrologi Industri. Malang: UB Press

Anda mungkin juga menyukai