Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PORTOFOLIO 1

ROTASI DAN REVOLUSI BUMI

TUGAS PORTOFOLIO NO. 3

OLEH :
REGAN PARAMA YOGYA
( VI B / 37 )
SDN PUCANG III
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KABUPATEN – SIDOARJO
TAHUN 2020
ROTASI DAN REVOLUSI BUMI

Menjelaskan Peristiwa Rotasi Dan Revolusi Bumi

Tiap hari, kita mengalami siang dan malam. Ketika matahari terbit di timur dan terus naik hingga ke atas
kepala kita, kita menyebut waktu tersebut sebagai pagi dan siang. Kemudian, matahari mulai turun ke
barat dan tenggelam, lalu digantikan dengan langit yang penuh bintang dan dihiasi bulan. Kita menyebut
waktu tersebut sebagai sore dan malam. Tapi, apa sih yang menyebabkan siang dan malam? Tidak lain dan
tidak bukan, pergerakan Bumi, yang dalam hal ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu rotasi Bumi dan revolusi
Bumi.

Rotasi Bumi

Rotasi Bumi adalah pergerakan Bumi pada porosnya. Artinya, Bumi selalu berputar sambil mengelilingi
Matahari. Pergerakan Bumi mengelilingi Matahari disebut sebagai revolusi Bumi. Tapi kalau Bumi berputar,
kok kita tidak merasakannya ya? Karena sejak kita lahir, Bumi sudah berotasi dan kita sudah terbiasa. Sama
seperti ketika naik mobil. Kita tidak merasa bahwa isi mobil, seperti jok mobil, radio, atau pengemudinya
bergerak. Dari dalam mobil, justru kita melihat seakan-akan objek-objek di luar yang bergerak. Rotasi Bumi
pun mirip dengan itu, hanya saja pergerakan Bumi lebih stabil. Bukti bahwa Bumi berputar adalah waktu
siang dan malam.

Dari gambar di atas, kita bisa melihat bahwa poros bumi berada pada Kutub Utara dan Kutub Selatan.
Ketika Bumi berputar, sebagian permukaan akan terkena matahari, sementara sebagian lainnya tidak.
Wilayah yang terpapar cahaya matahari akan mengalami siang dan wilayah yang tidak akan mengalami
malam.

Rotasi Bumi juga menyebabkan perbedaan waktu di berbagai daerah. Kita bisa memperhatikan dari
gambar di atas bahwa di saat yang sama, ada wilayah yang sedang mengalami siang, pagi, dan malam.
Rotasi Bumi pun mengakibatkan gerak semu matahari yang sering kita lihat. Seakan-akan Mataharilah yang
bergerak mengelilingi Bumi dari timur ke barat, padahal sebaliknya: Bumi yang mengelilingi Matahari.

Revolusi Bumi

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, revolusi Bumi merupakan pergerakan Bumi mengelilingi
Matahari. Kalau rotasi Bumi hanya memerlukan waktu 1 hari untuk 1 putaran, maka revolusi Bumi
memakan waktu hingga 365 hari untuk mencapai 1 putaran mengelilingi Matahari. Karena itu, kita
mengenal 365 hari sebagai 1 tahun. Karena kita menggenapkan angka tersebut, maka setiap 4 tahun kita
memiliki tahun kabisat yang terdiri dari 366 hari dengan penambahan tanggal 29 Februari.

Selain menentukan tahun, revolusi Bumi juga menyebabkan fenomena lain, seperti perubahan musim,
beda durasi siang dan malam, dan perubahan rasi bintang.

Lintasan Bumi ketika mengelilingi Matahari bukanlah berupa lingkaran sempurna, melainkan menyerupai
elips. Berarti, ada waktu ketika posisi Bumi berada jauh dari Matahari, tapi ada pula waktu ketika posisi
Bumi dekat dengan Matahari. Posisi tersebutlah yang menyebabkan terjadinya perubahan musim dan
perbedaan durasi siang dan malam.

Ketika Bumi berada jauh dari Matahari, sebagian wilayah akan mengalami musim dingin karena durasi
paparan cahaya Matahari yang lebih pendek. Sementara itu, ketika Bumi berada lebih dekat dengan
Matahari, Bumi menerima cahaya Matahari lebih lama sehingga terjadilah musim panas dengan durasi
siang hari yang lebih panjang. Indonesia sendiri tidak terlalu merasakan dampaknya karena berada di garis
khatulistiwa.

Revolusi Bumi juga berarti bahwa posisi Bumi tidaklah selalu sama. Karena itu, terkadang kita hanya dapat
melihat rasi bintang di bulan-bulan tertentu saja. Bukan berarti rasi bintang itu hilang atau pindah,
melainkan posisi Bumi yang berubah.

Anda mungkin juga menyukai