Anda di halaman 1dari 2

Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria berlokasi di Jalan Kepanjen 6 Surabaya.

Bangunan ini berdampingan dengan gedung SMA Frateran Surabaya. Gereja ini
mulai dibangun pada tahun 1899 dengan bantuan arsitek W. Westmaas dari
Semarang, dan diresmikan pada 5 Agustus 1900. Sebelum dibangunnya Gereja
Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria yang sekarang ini, pada tahun 1822 sudah
dibangun sebuah Gereja Katolik pertama di Surabaya bergaya Eropa yang terletak di
Roomsche Kerkstraat di Jl. Cendrawasih.

SEJARAH
Pada awalnya dua orang pastor pada tanggal 12 Juli 1810, Hendricus Waanders dan
Phillipus Wedding datang dari Belanda dengan kapal ke Surabaya. Semula Pastor
Waanders tinggal di Jalan Gatotan (sekarang lokasi SDK St. Aloysius), yang
berfungsi sebagai rumah pastoran dan sekaligus rumah ibadat sementara, sampai
didirikannya gedung gereja pada tahun 1822 di Roomsche Kerkstraat (Jl.
Cendrawasih).

Sejarah dibangunnya gedung gereja yang sekarang setelah wafatnya Pastor Waanders
adalah ketika Pastor Moonen Pr. seorang dari tiga imam yang diajak Mgr. Vrancken,
langsung berangkat ke Surabaya setelah retret selama 8 hari di Jakarta. Pastor
Moonen tiba di Jakarta pada tanggal 13 Agustus 1847. Perhatian untuk membina
anak-anak, terlebih mereka yang ditinggalkan oleh orangtuanya sangat tinggi. Karena
itu, pada tahun 1856 didirikan SSV yang namanya lebih dikenal sebagai ”Dana
Bantuan Santo Vincentius”.

Perhatian kedua ialah memugar gereja, sumbangan umat dan subsidi dari
pemerintahan. Selain pemugaran, beliau juga membeli organ dan altar yang di impor
dari kota ’s Bosch. Jaman terus berkembang dan jumlah umat semakin bertambah.
Akhirnya berkat uluran tangan Pastor Provinsial Yesuit, Pastor Van de Elzen SJ dan
Pastor Pallinckx SJ mendarat di Bandara Jakarta pada tanggal 9 Juli 1859 dan
langsung ditugaskan di Surabaya. Sejak itu pelayanan rohani umat Katolik ditangani
oleh kedua Pastor Yesuit tersebut. Di bawah dua imam Yesuit ini, karya misi di
Surabaya bertambah mekar. Mereka membuka sekolah katolik yang pertama.

Pada tahun 1889 SSV Paroki dapat membeli sebidang tanah yang bagus dari
pemerintah. Pilar pertama dipasang pada tanggal 18 April 1899. Pilar yang
dibutuhkan sebanyak 790 buah. Pilar tersebut terdiri dari kayu galam yang
didatangkan dari Kalimantan. Peletakan batu pertama baru dilaksanakan pada tanggal
19 Agustus 1899 oleh Pastor van Santen SJ. Untuk mendasari pilar tersebut, maka
bahannya didatangkan dari Eropa dan demikian pula bahan bangunan yang lain.
Seluruh bangunan tembok dari bata yang juga didatangkan dari Eropa dipasang sesuai
dengan warna aslinya. Khusus untuk bangunan kayu diambilkan dari kayu jati,
sedanghkan kap dan puncak menara dipakai sirap dari kayu besi. Biaya yang
dibutuhkan untuk pembangunan gedung gereja tersebut adalah sebagai berikut:

Menara : f. 10.000,00
Pondasi : f. 60.000,00
Bangunan : f. 95.000,00
Total : f. 165.000,00
Ukuran gereja ini yaitu panjang bagian dalam 47.60 meter, lebar tangan gereja 30.70
meter, transep 12.70 meter, dar lantai sampai ujung gawel 17.40 meter. Setelah gereja
selesai, mebelnya diusahakan selaras dengan bentuknya, yaitu gaya gotik lancip.
Pemberkatan gedung gereja dilaksanakan oleh Mgr. Prinsen pada tanggal 5 Agustus
1900 pukul 08.00.

Sejak tahun 1923 Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria dilayani oleh para pastor
Congregatio Missionis (disingkat CM), yang melanjutkan dan mengembangkan karya
para misionaris terdahulu, hingga meluas menjadi Gereja Keuskupan Surabaya
sekarang.

Di zaman perang kemerdekaan tahun 1945 bangunan gereja hancur terkena bom dan
terbakar. Renovasi mulai dilakukan oleh Pastor P.A. Bastiansen CM pada tahun 1949-
1950, dengan memakai jasa biro arsitek Henri Estourgie. Arsitektur tetap
dipertahankan, namun tanpa menggunakan menara lagi. Beberapa bagian seperti kaca
jendela menjadi polos. Ditambahkan juga ruang Sakristi (tempat penyimpanan benda-
benda suci dan tempat para imam beserta para petugas lainnya mempersiapkan diri
sebelum perayaan misa) di samping kiri dan kanan Panti Imam. Selain itu juga
ditambahkan ruang pengakuan dosa di bagian sayap kiri dan kanan.

Pada tahun 1996 Gereja Kepanjen direnovasi lagi. Kedua menara yang terdapat di
samping kanan dan kiri pintu masuk utama gereja, kembali dipasang. Ketinggian
masing-masing menara adalah 15 meter, dengan tinggi salib 3,75 meter dan ayam
jago 3,50 meter. Keduanya dari bahan stainless steel.
Dari segi arsitektur, Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria mendapatkan
penghargaan dari komunitas Pelestarian Arsitektur Surabaya pada tahun 1996, dan
pada tahun 1998 ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya sesuai SK Wali kota
Surabaya no. 188/45/004/402.1.04/1998.

Anda mungkin juga menyukai