(Skripsi)
Oleh
FEBRIANSYAH PUTRA
NPM. 1542011096
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
Oleh
FEBRIANSYAH PUTRA
Kecelakaan lalu lintas sebagai suatu kejadian yang tidak diharapkan menimbulkan
kerugian bagi manusia, baik itu kerugian dari segi fisik berupa luka-luka, cacat dan
meninggal dunia, maupun kerugian yang bersifat materil. Sehubungan dengan hal
tersebut maka masyarakat membutuhkan asuransi sosial Jasa Raharja.Permasalahan
dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah penyelenggaraan pemberian santunan
kecelakaan lalu lintas oleh PT Jasa Rahaja (Persero) Cabang Lampung? (2) Apakah
yang menjadi faktor-faktor penghambat penyelenggaraan pemberian santunan
kecelakaan lalu lintas oleh PT Jasa Rahaja (Persero) Cabang Lampung?
Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dan empiris. Jenis data
terdiri dari data sekunder dan data primer yang dikumpulkan dengan wawancara dan
dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis kualitatif dan analisis SWOT.
Saran dalam penelitian ini adalah: (1) Pihak PT. Jasa Raharja agar lebih
meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat luas tentang dana santunan kecelakaan
lalu lintas. (2) Pihak PT. Jasa Raharja harus lebih efektif dalam mendampingi korban
atau ahli waris korban dalam melakukan proses pencairan dana santunan.
By
FEBRIANSYAH PUTRA
Traffic accidents as an event that is not expected to cause harm to humans, both
physical losses in the form of injuries, disability and death, as well as material
losses. In connection with this, the community needs Jasa Raharja social insurance.
The problems in this study are: (1) How is the implementation of the provision of
traffic accident compensation by PT Jasa Rahaja (Persero) Lampung Branch? (2)
What are the inhibiting factors for the administration of traffic accident
compensation by PT Jasa Rahaja (Persero) Lampung Branch?
This study uses a normative and empirical juridical approach. The type of data
consists of secondary data and primary data collected by interviews and
documentation. Data analysis using qualitative analysis dan SWOT analysis.
The results of this study indicate: (1) Implementation of the provision of traffic
accident compensation by PT Jasa Rahaja (Persero) Lampung Branch claim
submitted by the victim or the heirs of the victim by filling out a compensation
application form containing identity data from the victim and the complete heirs of
the victim information about accidents, identity and nature of injuries caused by
accidents, conclusions of accidents, compensation forms as basic documents for
insurance compensation requests submitted to PT. The closest Raharja service for
payment of settlement of victims' insurance benefits will be directly given to the
victim or the legal heirs of the victim. (2) The inhibiting factors for the provision of
traffic accident compensation by PT Jasa Rahaja (Persero) Lampung Branch are:
premium payments not in accordance with the provisions in reporting claims, the
insured makes a delay, the patient's family does not meet the specified requirements,
treatment due to an accident traffic is carried out in traditional places and there are
still many victims or heirs who do not yet know what their obligations are in fulfilling
the requirements for submitting the traffic accident compensation fund.
Suggestions in this study are: (1) PT. Jasa Raharja to further improve socialization
to the general public about traffic accident compensation funds. (2) PT. Jasa
Raharja must be more effective in assisting victims or the heirs of victims in the
process of disbursing compensation funds.
Oleh
FEBRIANSYAH PUTRA
Skripsi
pada
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Ibu Ayunawati.
Jenjang pendidikan formal yang penulis tempuh dan selesaikan adalah pada SD
Negeri 1 Garuntang Teluk Betung Selatan Bandar Lampung selesai Tahun 2009,
SMP Negeri 11 Bandar Lampung selesai Tahun 2012 dan SMA YP Unila Bandar
Lampung selesai Tahun 2015. Pada tahun yang sama penulis diterima dan terdaftar
Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat
amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak
diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya,
sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)
Almamaterku Tercinta
Universitas Lampung
SANWACANA
Alhamdullilah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, sebab
hanya dengan kehendaknya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:
terselesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai
1. Bapak Prof. Dr. Maroni, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Lampung
2. Ibu Sri Sulastuti, S.H.,M.Hum, selaku Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara
bimbingan, masukan dan saran yang diberikan dalam proses penyusunan sampai
3. Bapak Fathoni, S.H., M.H., selaku Pembimbing II, atas bimbingan, masukan dan
saran yang diberikan dalam proses penyusunan sampai dengan selesainya skripsi
4. Bapak Elman Eddy Patra, S.H., M.H., selaku Penguji Utama dan Pembahas I,
Adit, Anta, Buly, Deny, Imam, Amar, Uhat, Trahadi, Rezario, Ucup, Haikal,
8. Sahabat-sahabat Gang Kampus: Anis, Paw, Eca, Rio, Riko, Rodi, Fitri, Nanda,
Zaky, Billy, Cici, Azimah, Mute, Mentari, Wulan, Rissa, Laura, Novalinda, Roby
dan Alqas
Nauval, Fahri, Bayu, Raditya, Maxi, Bima, Dino, Sapik, Ridho dan Taufik,
11. Teman-teman alumni SMA YP Unila Angkatan 2015: Yola, Ramal, Monce, Fifi,
Mentari, Ipeh, Febiola, Maulana, Ramzy, Indah, Tiffany, Clara, Emby, Mele dan
ACL.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyelesaian skripsi ini, terima kasih atas semua bantuan dan
dukungannya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
baik dari segi teknis penulisan maupun dari substansi materi yang disajikan.namun
demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya
Febriansyah Putra
DAFTAR ISI
BAB V PENUTUP............................................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kecelakaan lalu lintas sebagai suatu kejadian yang tidak diharapkan menimbulkan
kerugian bagi manusia, baik itu kerugian dari segi fisik yang berupa luka-luka,
cacat (kehilangan salah satu anggota badan), maupun kerugian yang bersifat
yang relatif besar untuk membiayai pengobatan korban kecelakaan lalu lintas.
Pengendara meskipun telah mematuhi seluruh rambu lalu lintas dan menggunakan
secara berkala, namun sering kali kecelakaan kerap terjadi. Adanya risiko
Ayat (2) Undang-Undang Dasar Tahun 1945, setiap risiko yang terjadi di dalam
Pada sisi lain, keadaan ekonomi dan keuangan negara terbatas untuk menanggung
2
memberikan jaminan sosial dalam bentuk iuran wajib atau sumbangan wajib
korban kecelakaan lalu lintas jalan yang bukan merupakan penumpang kendaraan
Pendirian PT. Jasa Raharja (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
fungsi PT. Jasa Raharja adalah menyediakan layanan asuransi kecelakaan dengan
dasar pemikiran bahwa dalam berlalu lintas setiap orang akan menghadapi suatu
risiko yang tidak dapat ditentukan/diprediksi baik di jalur darat, laut maupun
udara. PT. Jasa Raharja (Persero) sesuai dengan tugas dan fungsi tersebut
bagi rakyatnya melalui jaminan asuransi kecelakaan lalu lintas yang diberikan
1
H. A. Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko, Raja Grafindo, Jakarta, 2005, hlm. 71.
3
Asuransi sosial yang dikelola oleh PT Jasa Raharja (Persero) merupakan bentuk
perlindungan dalam kecelakaan penumpang dan lalu lintas. Hal ini berarti dengan
membayar iuran wajib jasa raharja maka setiap penumpang akan memperoleh
musibah kecelakaan yang menimpa kendaraan bermotor umum atau alat angkutan
Asuransi sosial kecelakaan penumpang dan lalu lintas dinilai penting mengingat
setiap orang yang mengendari kendaraan, baik pribadi maupun umum berisiko
tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa
pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta
benda. Kecelakaan lalu lintas merupakan kejadian yang sangat sulit diprediksi
2
Ibid. hlm. 72.
4
harus menyetorkan hasil penerimaan uang iuran wajib dari para penumpang
kepada PT. Jasa Raharja (Persero). Besaran iuran wajib tidak dengan cara
besaran iuran wajib yang dihimpun secara kolektif tergantung pada trayek bus
dan jumlah seat atau kursi yang dimiliki oleh bus yang bersangkutan.
b. Sumbangan wajib ini lebih dikenal dengan nama Sumbangan Wajib Dana
setiap tahunnya.
Pemberian santunan kepada korban kecelakaan lalu lintas oleh PT. Jasa Raharja
sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Ayat (1) huruf (a) dan (b) UU 33/ 1964:
(1) Tiap penumpang yang sah dari kendaraan bermotor umum, kereta api,
pesawat terbang, perusahaan penerbangan nasional dan kapal perusahaan
perkapalan/pelayaran nasional, wajib membayar iuran melalui
pengusaha/pemilik yang bersangkutan untuk menutup akibat keuangan
disebabkan kecelakaan penumpang dalam perjalanan.
(2) Penumpang kendaraan bermotor umum di dalam kota dibebaskan dari
pembayaran iuran wajib.
Pasal 2 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan RI No. 37/PMK. 010/2008 tentang
Alat Angkutan Penumpang umum di Darat, Laut dan Udara tanggal 26 Februari
2008.
Isu hukum dalam penelitian ini adalah masih adanya masyarakat yang belum
memahami secara jelas mengenai syarat dan prosedur pengajuan klaim ketika
mengurus santunan atas kecelakaan lalu lintas pada PT. Jasa Raharja (Persero).
Hal ini didasarkan pada hasil observasi secara acak terhadap keluarga/ahli waris
korban kecelakaan lalu lintas pada pada PT. Jasa Raharja (Persero).
Kecelakaan Lalu Lintas oleh PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Lampung”
1.2.1 Permasalahan
santunan kecelakaan lalu lintas oleh PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang
Lampung?
Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Hukum Administrasi Negara,
lintas oleh PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Lampung. Lokasi penelitian adalah
pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Lampung dan waktu penelitian
kecelakaan lalu lintas oleh PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Lampung
Kegunaan penelitian ini terdiri dari kegunaan teoritis dan kegunaan praktis
sebagai berikut:
1) Kegunaan teoritis
2) Kegunaan Praktis
b. Sebagai salah satu rujukan atau bahan informasi dan referensi bagi pihak-
c. Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Hukum pada Fakultas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu agar mencapai tujuan tertentu. Ada dua pandangan mengenai sumber
hanya bila hal itu diterima oleh kelompok/individu kepada siapa wewenang
tersebut dijalankan.4
3
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1998, hlm. 356
4
Rusadi Kantaprawira, Hukum dan Kekuasaan, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 1998,
hlm. 42
9
yang diartikan sebagai hal berwenang, hak dan kekuasaan yang dipunyai
yang berasal dari kekuasaan legislatif (diberi oleh undang-undang) atau dari
hukum yang mengatur administrasi, yaitu hubungan antara warga negara dan
sebagai hak untuk memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak
melingkupinya.7
5
Prajudi Admosudirjo. Teori Kewenangan. PT. Rineka Cipta Jakarta. 2001. hlm. 6.
6
R. Abdoel Djamali. Pengantar Hukum Indonesia. Bandung. PT Raja Grafindo Persada Jakarta.
2001.hlm 67.
7
Muammar Himawan. Pokok-Pokok Organisasi Modern. Bina Ilmu. Jakarta. 2004. hlm. 51.
10
formal”, kekuasaan yang berasal dari kekuasaan yang diberikan oleh undang-
formal tersebut harus didukung juga dengan dasar-dasar kekuasaan dan pengaruh
8
A. Gunawan Setiardja, Dialektika Hukum dan Moral dalam Pembangunan Masyarakat
Indonesia, Kanisius, Yogyakarta, 1990, hlm. 25.
11
mandat. 9
a. Wewenang Atribusi, adalah wewenang yang melekat pada suatu jabatan yang
kepada suatu organ (institusi) pemerintahan atau lembaga Negara oleh suatu
badan legislatif yang independen. Wewenang ini adalah asli, yang tidak
wewenang yang dialihkan dari wewenang atribusi dari suatu organ (institusi)
9
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Cet.II, UII Press, Yogyakarta, 2003. hlm. 54.
12
c. Wewenang Mandat, dalam hal ini tidak ada sama sekali pengakuan wewenang
atau pengalihan wewenang, yang ada hanya janji-janji kerja interen antara
Berkaitan dengan asas delegasi, yang merupakan asas paling penting dalam
atau tugas.
tanggung jawab.
dicapai. 11
Wewenang tidak hanya diartikan sebagai kekuasaan, oleh karena itu, dalam
hukum publik tidak tertulis atau asas umum pemerintahan yang baik. Wewenang
10
Prajudi Admosudirjo, Op.Cit., hlm. 11.
11
Muammar Himawan, Pokok-Pokok Organisasi Modern, Bina Ilmu, Jakarta, 2004, hlm. 51.
13
Wewenang ini dimiliki oleh orang orang yang sudah lama sekali memiliki
pada hukum publik. Wewenang berkaitan dengan hak dan kewajiban, yaitu agar
tetapi juga kewajiban sebagai hukum publik. Wewenang adalah fungsi untuk
menjalankan kegiatan dalam organisasi, sebagai hak untuk memerintah orang lain
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tujuan dapat tercapai.
12
Prajudi Admosudirjo, Op.Cit., hlm. 87.
13
Ibid, hlm.88.
14
hukum yang berlaku di dalam masyarakat dan segala kewenangan yang dimiliki
oleh seseorang didasarkan pada hukum yang berlaku, hal ini diatur juga agar
a. Adanya perintah yang tegas mengenai subjek lembaga pelaksana yang diberi
Ketiga syarat tersebut bersifat pilihan dan salah satunya harus ada dalam
atribusi dan delegasi, mandat merupakan salah satu sumber wewenang. Mandat
verzekering atau assurantie. Pertanggungan atau asuransi ditinjau dari segi hukum
Batasan pengertian dari Pasal 1774 KUHPerdata tersebut sama sekali tidak dapat
ditarik terus sebagai jalur perjanjian asuransi, karena unsur tertentu bagi suatu
untungan kurang atau tidak tepat, karena dalam perjanjian untung-untungan secara
sengaja dan sadar para pihak di dalam perjanjian itu akan mengalami atau
secara seimbang, jadi di sini berarti bahwa prestasi secara timbal balik tidak
dipenuhi atau tidak seimbang. Di samping itu juga tidak tepat kiranya apabila
Tahun 2014 tentang Perasuransian adalah adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak
atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung
diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan
diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
Apabila ditelaah secara redaksional, rumusan yang terdapat pada Pasal 246
KUHD lebih mengutamakan pada asuransi kerugian. Hal itu sehubungan degan
17
Suparman Astrawidjaja, Aspek-Aspek Hukum Asuransi dan Surat Berharga. Alumni, Bandung.
2003. hlm. 14
17
diharapkan lebih menonjol kepada sesuatu yang dapat dinilai dengan uang. Pasal
246 KUHD secara keseluruhan dan dalam pengertian umum hanya tepat untuk
jenis asuransi kerugian saja, tidak untuk asuransi jiwa atau asuransi sejumlah
uang.18 Dalam asuransi jiwa yang menjadi objek asuransi adalah jiwa tertanggung
atau mereka yang diasuransikan dan manfaat yang diberikan dapat berupa
santunan kepada seseorang atau lebih yang ditunjuk sebagai penerima manfaat
Obyek asuransi menurut rumusan Pasal 246 KUHD meliputi benda dan jasa, jiwa
dan raga, kesehatan manusia, tanggung jawab hukum, serta semua kepentingan
lainnya yang dapat hilang, rusak, rugi dan atau berkurangnya nilainya. 20
Sesuai dengan definisi asuransi tersebut dapat disimpulkan adanya beberapa unsur
b. Adanya premi
tertanggung
Adanya suatu peristiwa yang belum terjadi berkaitan dengan konsep risiko yang
18
Ibid, hlm.15
19
A. Junaedy Ganie, Hukum Asuransi Indonesia, Sinar grafika, Jakarta, 2011. hlm. 84.
20
Bhisma Murti, Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan, Kanisius, Yogyakata, 2000, hlm 9
21
Radiks Purba, Memahami Asuransi di Indonesia Seri Umum No.10, PT. Pustaka Binaman
Pressindo, Jakarta, 1992, hlm. 29
18
ilmuwan. Hal ini merupakan akibat luasnya ruang lingkup serta banyaknya segi-
segi yang mempengaruhinya, sehingga tergantung dari sudut pandang dan titik
Risiko sebagai kemungkinan kerugian yang akan dialami, yang diakibatkan oleh
bahaya yang mungkin terjadi tapi tidak diketahui lebih dahulu apakah akan terjadi
dan kapan akan terjadi. Risiko sebagai sebagai kewajiban memikul kerugian yang
diakibatkan karena suatu sebab atau kejadian di luar kesalahan sendiri. Risiko
terjadinya suatu kerugian dimasa yang akan datang, jadi asuransi menjadikan
suatu ketidakpastian menjadi suatu kepastian yaitu dalam hal terjadi kerugian,
demikian setiap terjadi kejadian hanya perlu memfokuskan pada dua hal pokok,
yakni ketidakpastian (uncertainty) dan kerugian (loss). Segala sesuatu yang dapat
dipastikan akan terjadi, tidak dapat disebut sebagai risiko. Misalnya, kematian.
Kematian adalah suatu hal yang pasti terjadi, sehingga tidak dapat dikategorikan
sebagai risiko. Namun kapan matinya seseorang adalah sesuatu hal yang tidak
22
Herman Darmawi, Manajemen Asuransi, Bumi Aksara, Jakarta, 2004, hlm. 44
23
C.S.T. Kansil, Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, Sinar Grafika,
Jakarta. 2002, hlm.178
19
Berdasarkan sifatnya risiko dibagi menjadi dua, yaitu risiko murni (pure risk) dan
risiko spekulatif (speculative risk). Dalam risiko murni kemungkinan yang akan
timbul hanyalah dua hal yaitu adanya kerugian (loss) atau tidak adanya kerugian
(no loss). Sebagai contoh, jika kita mengemudikan mobil untuk menuju ke suatu
tempat, kita menghadapi risiko kecelakaan atau tidak terjadi kerugian apapun
tidak hanya kemungkinan adanya kerugian atau tidak adanya kerugian, namun
juga adanya kemungkinan dapat menimbulkan keuntungan bagi salah satu pihak
a. Risiko tersebut dapat menimbulkan kerugian yang dapat diukur dengan uang.
Misalnya, kerusakan harta benda dimana tingkat ganti rugi dapat diukur dari
biaya perbaikannya.
b. Harus ada sejumlah besar risiko yang sama dengan risiko yang diasuransikan
24
Herman Darmawi, Op.Cit, hlm. 46
20
d. Kerugian yang ditimbulkan oleh risiko itu harus terjadi secara tiba-tiba, tidak
a. Risiko kematian, adalah suatu peristiwa yang pasti terjadi, tetapi tidak
ditinggalkan.
b. Risiko hari tua, adalah suatu peristiwa yang pasti terjadi dan dapat
diperkirakan kapan akan terjadi, tetapi tidak diketahui berapa lama terjadi.
c. Risiko kecelakaan, suatu peristiwa yang tidak pasti terjadi, tetapi tidak
keluarga/tanggungan.26
25
Nurhaida Aroyad, Asuransi Kecelakaan di Indonesia, AKP Perbanas, Medan, 1997, hlm.76
26
Ibid, hlm.77
21
Buku I KUHD mengatur tentang jenis asuransi yang pertama, kedua dan
ketiga. Sedangkan jenis asuransi yang keempat dan kelima di atur dalam Buku
sebelumnya. Ciri dari asuransi jumlah adalah kepentingan yang tidak dapat
dinilai dengan uang, sejumlah uang yang akan dibayarkan oleh penanggung
27
Mashudi dan Mochammad Chidir Ali, Hukum Asuransi, Mandar Maju, Bandung, 1995. hlm. 52
22
tidak ada paksaan dari luar. Oleh sebab itu asas kebebasan berkontrak
28
Ibid. hlm. 104
23
penumpang dan lalu lintas. Hal ini berarti dengan membayar iuran wajib jasa
menimpa kendaraan bermotor umum atau alat angkutan penumpang umum yang
ditumpanginya.30
Asuransi ini dikelola oleh PT. Asuransi Kerugian Jasa Raharja, yang memiliki
pelaksanaanya.
Undang Nomor 34 Tahun 1964 hanya diberikan kepada orang (manusia) yang
29
Endang dan M.Suparman, Hukum Asuransi Perlindungan Tertanggung, Asuransi
Deposito, Usaha Perasuransian, Alumni, Bandung, 2003.hlm. 15
30
H. Yacob Djasmani. Penyelenggaraan Jaminan Sosial Sebagai Tugas Pemerintah. Masalah-
Masalah Hukum. Volume 40, Nomor 1. Universitas Diponegoro. Semarang. 2011.hlm. 3
24
menjadi korban kecelakaan angkutan umum dan kecelakaan lalu lintas jalan.
Kerugian harta benda (barang penumpang, rumah, gedung dan lain-lain) dan
kerugian alat angkut umum yang mengalami musibah kecelakaan atau yang
ditabrak oleh alat angkutan umum yang mengalami kecelakaan , tidak dijaminoleh
jasa raharja.
korban kecelakaan lalu lintas. Dalam hal ini, apabila terjadi musibah sehingga
b. Santunan sejumlah uang kepada ahli waris dari penumpang yang meninggal
c. Biaya perawatan dan pengobatan serta sejumlah uang yang diberikan sebagai
Pengelolaan jaminan sosial oleh PT Jasa Raharja diterapkan sistem gotong royong
yang merupakan unsur pokok dari falsafah hidup bangsa Indonesia. Berpedoman
Undang Undang Nomor 33 Tahun 1964 jo. peraturan pemerintah nomor 17 Tahun
31
Nicky Darmawan. Klaim Asuransi Kendaraan Umum pada Kecelakaan Lalu Lintas yang
Menimbulkan Kerugian terhadap Penumpang dan Korban Kecelakaan di Luar Kendaraan Umum
(studi di kabupaten malang). Universitas Brawijaya Malang. 2013.
25
2) Kapal sungai atau kapal klotik atau kapal danau dan kapal penyebrangan,
4) Kendaraan bermotor umum dengan trayek keluar kota seperti bus, dan travel,
menuliskan atau menstempel pada karcis: termasuk iuran wajib jasa raharja.
Besarnya iuran wajib tersebut bervariasi, sesuai jenis alat angkutan umum yang
dilakukan secara progresif, artinya untuk kelas yang lebih tinggi dikenakan iuran
wajib yang persentasinya lebih besar dari kelas yang lebih rendah.32
1) Penumpang kendaraan bermotor umum dalam kota, seperti bus kota, taksi
2) Para penumpang kereta api dalam jarak radius 50 Km dari pusat kota
32
Abdul Muis, Hukum Asuransi dan Bentuk-Bentuk Perasuransian, Fakultas Hukum USU,
Medan, 2005, hlm.32.
26
Nomor 18 Tahun 1965 maka setiap pemilik kendaraan bermotor atau pengusaha
kecelakaan lalulintas jalan, yaitu sebagai santunan asuransi yang akan diberikan
bermotor seperti pejalan kaki dan penyebrang jalan, dan pengendara kendaraan
lain yang diluar kesalahan atau kekuasaanya dilanggar atau ditabrak oleh
sumbangan wajib berbeda menurut jenis/tipe, usia, dan kekuatan mesin (CC)
4) Kereta api35
33
Sarasita Ayu Sastika. Tanggung Jawab Hukum Perusahaan Asuransi Terhadap Korban
Kecelakaan Lalu Lintas Di Jalan Raya. Fakultas Hukum. Universitas Muhammadiyah Surakarta,
2018.
34
Usman Aji. Hukum Pengangkutan di Indonesia. Rineka Cipta, Jakarta, 2008, hlm.37
35
Ibid, hlm.38
27
hak atas santunan asuransi kecelakaan lalu lintas jalan. Tata cara pemenuhan iuran
a. Kendaraan bus, pemenuhan iuran wajib kendaraan bus dilakukan dengan cara:
1) Iuran wajib disatukan dengan harga karcis penumpang, dan pada karcis
b. Kendaraan non bus: alat pengangkutan jenis COLT, subur ban, taksi, opelet,
dan lain lain yang memiliki trayek keluar kota, pemenuhan iuran wajib
c. Kereta api: iuran wajib bagi angkutan kereta api disatukan dengan harga karcis
penumpang
d. Kapal laut dan kapal penyebrangan.Tata cara pemenuhan iuran wajib bagi
e. Pesawat udara
36
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Asuransi di Indonesia, Madra Madju Bandung, 2000, hlm.112
28
Nomor 18 Tahun 1965, ditetapkan bahwa setiap pengusaha dan pemilik kendaraan
lalulintas jalan raya untuk setiap tahun. Dana yang terhimpun dari sumbangan
wajib dana kecelakaan lalu lintas jalan (SDKLLJ) digunakan untuk memberikan
santunan asuransi bagi korban kecelakaan lalu lintas jalan, yaitu kendaraan yang
lainnya yang diluar kesalahan atau kekuasaanya ditabrak atau dilanggar oleh
satu atap disingkat SAMSAT, dan instansi instansi yang berkepentingan dalam
3. PT Jasa Raharja 38
37
Emmy Pangaribuan Simanjuntak. Pertanggungan Wajib/Sosial, Seksi Hukum Dagang.
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. 1980, hlm.78
38
Ibid, hlm.81
29
Dengan sistem ini maka para pengusaha dan pemilik kendaraan bermotor dapat
a. Setiap penumpang sah dari alat angkutan umum (darat, laut, sungai, danau,
b. Yang telah membayar iuran wajib untuk tiap perjalanan yang ditempuhnya,
3) Kupon iuran wajib jasa raharja dan karcis penumpang yang dikeluarkan
oleh pemilik atau pengusaha angkutan umum, dimana iuran wajib telah
4) karcis iuran wajib jasa raharja yang dibuktikan untuk tiap perjalanan
dengan kartu penjatahan (kartu kontrol) yang ada pada alat angkutan
Setiap penumpang yang telah dibebaskan dari membayar iuran wajib, yaitu yang
menumpang bus kota, taksi dalam kota oplet atau mikrolet dalam kota, angkutan
39
Emmy Pangaribuan Simanjuntak. Hukum Pertanggungan dan Perkembangannya, Seksi Hukum
Dagang Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. 2004, hlm.81
30
bermotor dalam kota lainnya, dan setiap penumpang kereta api dalam jarak radius
Menurut Undang Undang Nomor 34 Tahun 1964 jo. Peraturan Pemerintah Nomor
a. Setiap orang menjadi korban tabrak oleh kendaraan bermotor atau kereta api;
b. Setiap yang berada didalam suatu kendaraan bermotor yang ditabrak oleh
dan sepeda motor yang ditabrak oleh kendaraan bermotor lain dan
Tidak semua korban kecalakan lalu lintas berhak memperoleh santunan asuransi,
a. Bunuh diri atau percobaan bunuh diri atau kesengajaan lainnya dari pihak
b. Korban dalam keadaan mabuk dan tidak sadar, korban melakukan perbuatan
jahat, korban mempunyai cacat badan, atau keadaan jasmaniah atau rohaniah
40
Ibid, hlm.83
31
e. Kecelakaan terjadi sebagai akibat langsung atau tidak langsung dari peristiswa
f. Kecelakaan terjadi karena akibat atau diakibatkan oleh reaksi inti atom atau
Dasar hukum PT. Jasa Raharja (Persero) sebagai perusahaan yang menjalankan
Pertanggungan Wajib Kecelakaan Lalulintas Jalan. Tugas dan fungsi PT. Jasa
mengadakan iuran wajib yang di pungut dari penumpang umum dan sumbangan
Asuransi Sosial Kecelakaan Lalu Lintas Jalan termasuk jenis asuransi wajib
a. Berlakunya Asuransi Sosial Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ini di wajibkan oleh
undang-undang bukan berdasarkan perjanjian
b. Pihak penyelenggara asuransi ini adalah pemerintah yang didelegasikan
kepada Badan Usaha Milik Negara sebagaimana diatur dalam Pasal 5 Undang-
Undang Nomor 34 Tahun 1964 (dalam hal ini adalah PT. Jasa Raharja
Persero)
c. Asuransi Sosial Kecelakaan Lalu Lintas Jalan bermotif perlindungan
masyarakat (social security), yang dananya dihimpun dari masyarakat dan di
gunakan untuk kepentingan masyarakat yang diancam bahaya lalu lintas jalan
d. Dana yang sudah terkumpul dari masyarakat, tetapi belum digunakan sebagai
dana kecelakaan lalu lintas jalan dimanfaatkan untuk kesejahteraan
masyarakat melalui program investasi.
32
Dasar hukum pelaksanaan Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan adalah Undang-
Undang Nomor 34 Tahun 1964 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan juga diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan RI
33
Asuransi sosial jasa raharja tidak menggunakan polis sebagai bentuk perjanjian
tertulis para pihak, hak ini karena semua hak dan kewajiban dari pihak jasa raharja
dan korban kecelakaan lalu lintas sudah jelas di atur di peraturan perundang-
undangan. Istilah premi yang umumnya digunakan oleh perusahaan asurnasi tidak
digunakan oleh PT Asuransi Jasa Raharja (Persero) tetapi diganti menjadi iuran
wajib yang dibayarkan pada saat pembelian karcis/tiket angkutan umum dan
otomatis nama yang tertera dalam STNK terdaftar dalam asuransi jasa raharja.
Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan merupakan salah satu jenis perlindungan
sosial bagi masyarakat yang penting. Melalui asuransi kecelakaan lalu lintas jalan,
setiap pengendara kendaraan di jalan raya dapat dijamin dari biaya-biaya yang
BAB III
METODE PENELITIAN
hukum yang berlaku yang erat kaitannya dengan permasalah penelitian yang
lain yang erat kaitannya dengan permasalahan yang diteliti. Pendekatan secara
empiris, yaitu pendekatan yang dilakukan dengan cara melihat pada kenyataan
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat dengan cara melakukan penelitian
responden penelitian, yaitu dari PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Lampung
41
Soerjono Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum. Rineka Cipta. Jakarta. 1983. hlm.14
35
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data tambahan yang diperoleh melalui studi kepustakaan
dalam penelitian. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
Udara
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara berikut:
a. Pemeriksaan data, yaitu mentukan data yang sesuai dengan pokok bahasan,
d. Seleski data, yaitu memilih data yang sesuai dengan pokok permasalahan yang
akan dibahas
Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif.
Data yang telah diolah dengan menggunakan cara deskriptif kualitatif, maksudnya
adalah analisis data yang dilakukan dengan menjabarkan secara rinci kenyataan/
keadaan atas suatu objek dalam bentuk kalimat guna memberikan gambaran yang
informasi yang dimiliki dan dihadapi oleh suatu organisasi, baik yang berasal dari
(1) Strength (kekuatan), merupakan situasi dan kemampuan internal yang bersifat
positif yang memungkinkan organisasi memiliki keuntungan strategis dalam
mencapai tujuannya.
38
(2) Weakness (kelemahan), merupakan situasi dan ketidak mampuan internal yang
mengakibatkan organisasi tidak dapat mencapai tujuannya atau sebagai
kondisi yang menempatkan organisasi pada ketidak beruntungan dan tidak
kompetitif.
(1) Opportunities (peluang), adalah situasi dan faktor-faktor eksternal yang
membantu organisasi dalam mencapai atau bahkan melampaui pencapaian
sasarannya.
(2) Threat (tantangan), adalah faktor-faktor eksternal yang menyebabkan
organisasi tidak dapat mencapai sasarannya. 42
42
J. Salusu. Pengambilan Keputusan Strategik Untuk Organisasi Publik dan Organisasi Non
Profit. PT Gramedia Widiasarana. Jakarta, 2001. hlm.45-46
72
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pelaksanaan pemberian santunan kecelakaan lalu lintas oleh PT. Jasa Raharja
(Persero) Cabang Lampung klaim diajukan oleh korban atu ahli waris korban
dengan mengisi formulir pengajuan santunan yang berisi data identitas diri
dari korban dan ahli waris korban secara lengkap dan keterangan tentang
asuransi korban yang akan diterimakan langsung kepada korban atau ahli
waris korban yang sah. Adapun syarat pengajuan santunan baik korban
meninggal atau luka-luka terdiri atas fotokopi laporan polisi dan sket gambar
kecelakaan, KTP korban atau ahli waris korban, Kartu keluarga, akta Nikah
lalu lintas oleh PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Lampung adalah:
pihak korban ataupun ahli waris masih banyak yang belum mengetahui apa
5.2 Saran
jelas tentang hak dan kewajiban yang seharusnya dipenuhi korban atau ahli
waris korban berdasarkan peraturan yang berlaku sehingga pihak Jasa Raharja
lintas tersebut, begitu pula korban atau ahli waris harus dapat memenuhi
2. Pihak PT. Jasa Raharja harus lebih efektif dalam mendampingi korban atau
ahli waris korban dalam melakukan proses pencairan dana santunan, sehingga
santunan dapat dilakukan melalui rekening lain selain rekening BRI, karena
tidak semua korban atau ahli waris korban memiliki rekening BRI.
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Hartono, Sri Rejeki. 2001. Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi. Sinar
Grafika, Jakarta.
Kansil, C.S.T. dan Christine S.T. Kansil. 1995. Disiplin Berlalu Lintas di Jalan
Raya .Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Purba, Radiks. 1992. Memahami Asuransi di Indonesia Seri Umum No.10, PT.
Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Rastuti, Tuti. 2011. Aspek Hukum Perjanjian Asuransi, Pustaka Yustisia,
Yogyakarta.
Shofie, Yusuf. 2011. Konsumen dan Hukum Asuransi, Citra Aditya Bakti,
Bandung.
B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor: KEP. 16/ PMK. 010/2017 tentang Besar
Santunan dan Iuran Wajib Dana Pertanggungan Kecelakaan Penumpang
Alat Angkutan Penumpang umum di Darat, Laut dan Udara
C. JURNAL