Memperoleh Gelar Apoteker (Apt) Program Studi Profesi Apoteker
Disusun Oleh : Abdi Manaf Langga, S.Farm 2019000106
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA 2020 PERUBAHAN ASPEK CPOB DARI TAHUN 1988 SAMPAI CPOB TAHUN 2018 CPOB 1988 EDISI I CPOB 2001 EDISI II 1. ketentuan umum, 1. ketentuan umum, 2. personalia, 2. personalia, 3. bangunan dan fasilitas, 3. bangunan dan fasilitas, 4. peralatan, 4. peralatan, 5. sanitasi dan higiene, 5. sanitasi dan higiene, 6. produksi, 6. produksi, 7. pengawasan mutu, 7. pengawasan mutu, 8. inspeksi diri, 8. inspeksi diri, 9. penanganan keluhan terhadap obat, 9. penanganan keluhan terhadap obat, penarikan kembali obat, dan obat penarikan kembali obat, dan obat kembalian, kembalian, 10. dokumentasi. 10. dokumentasi.
CPOB 2006 EDISI CPOB 2012 EDISI
III IV 1. Manajemen 1. Manajemen Mutu Mutu 2. Personalia 2. Personalia 3. Bangunan 3. Bangunan dan Fasilitas dan Fasilitas 4. Peralatan 4. Peralatan 5. Sanitasi dan 5. Sanitasi dan Higiene Higiene 6. Produksi 6. Produksi 7. Pengawasan 7. Pengawasan mutu mutu 8. Inspeksi diri 8. Inspeksi diri, dan audit audit mutu mutu dan audit 9. Penanganan dan keluhan persetujuan terhadap pemasok produk, 9. Penanganan penarikan keluhan kembali terhadap produk, dan produk, produk penarikan kembalian, kembali 10. Dokumentasi produk, dan 11. Pembuatan produk dan Analisis kembalian, berdasarkan 10. Dokumentasi kontrak 11. Pembuatan 12. Kualifikasi dan Analisis dan Validasi berdasarkan kontrak 12. Kualifikasi dan Validasi CPOB 2018 EDISI V 1. Sistem Mutu Industri Farmasi 2. Personalia 3. Bangunan - Fasilitas 4. Peralatan 5. PRODUKSI 6. Cara Penyimpanan dan Pengiriman Obat yang Baik 7. Pengawasan Mutu 8. Inspeksi Diri, Audit Mutu dan Audit & Persetujuan Pemasok 9. Keluhan dan Penarikan Produk 10. Dokumentasi 11. Kegiatan Alih Daya 12. Kualifikasi dan Validasi PERKEMBANGAN FARMAKOPE INDONESIA
Perkembangan Farmakope Indonesia telah dimulai sebelum berlakunya Undang-
undang pokok Kesehatan, diawali dengan keputusan Kongres Apoteker Indonesia (sekarang menjadi Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia). IkatanFarmakope Indonesia jilid 1 edisi I merupakan farmakope nasional yang telah diterbitkan untuk pertama kalinya pada tahun 1962 dan diberlakukan oleh Menteri Kesehatan RI pada tanggal 20 Mei 1962 bersamaan pada hari Kebangkitan Nasional, berdasarkan surat Menteri Kesehatan RI No.652/Kab/4 dan merupakan pelaksanaan Undang-undang No.9 tahun 1960 yang mengatur tentang Pokok- pokok Kesehatan. Dalam penyusunan farmakope jilid 1 edisi I tahun 1962 ini, panitia Farmakope Indonesia menggunaan naskah persiapan yang diusulkan oleh ikatan Apotheker Indonesia dengan mengacu pada Pharmacopoea Internationalis Editio Prima yang diterbitkan oleh WHO pada tahun 1955. Dalam melaksanakan penyusunan dan pemeliharaan Farmakope Indonesa telah mendapat bantuan yang sangat besr dari Institut Teknologi Bandung khususnya dari departemen ilmu kimia dan ilmu hayat. Pada tahun 1965 diterbitkan Farmakope Indonesia jilid II edisi 1 yang merupakan pelengkap bagi Farmakope Indonesia jilid 1 edisi I dan pada farmakope Indonesia edisi II ini memuat sediaan-sediaan galenika dan sediaan farmasi lainnya yang belum dimasukkan dalam Farmakope Indonesia edisi 1 jilid I. Farmakope Indonesia edisi II ini oleh Menteri Kesehatan diberlakukan pada tanggal 20 Mei 1965 bertepatan juga dengan hari Kebangkitan Nasional. Dalam Farmakope Indonesia Jilid II diadakan perubahan panitia yang bersangkutan dalam pembuatannya. Untuk menyesuaikan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan agar penerapan farmakope Indonesia dapat lebih diperluas, maka dilakukan revisi Farmakope Indonesia edisi II oleh panitia dengan surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.72/Kab/B VII/70 tanggal 21 Februari 1970. Ekstra Farmakope Indonesia sebagai pelengkap Farmakope Indonesia edisi II diterbitkan pada tahun 1974, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.8/Kab/B.VII/72 tanggal 8 Januari 1972 dibentuk susunan panitia Ekstra Farmakope Indonesia. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1858/II/SK/78 tanggal 21 September 1978 dibentuk panitia Framakope Indonesia untuk menyusun Farmakope Indonesia edisi ke III sebagai revisi Farmakope Indonesia edisi II dan diberlakukan oleh Menteri Kesehatan RI, berdasarkan Surat Keputusan No.395/Menkes/SK/X/79, tertanggal 9 Oktober 1979. Dengan perkembangn ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dalam selang waktu yang relatif panjang, yaitu tahun 1979 sampai dengan tahun 1995 kebutuhan untuk merevisi buku Farmakope Indonesia edisi ke III merupakan kebutuhan yang sangat mendesak. Untuk mengantisipasi era globalisasi yang akan terjadi dalam dunia farmasi, indonesia diharapkan dapat menangkap peluang bersaung di pasaran bebas dunia dengan menghasilkan produk-produk farmasi yang bermutu dan berkualitas tinggi.Oleh karena itu pada tahun 1990 dibentuk suatu Tim Revisi Farmakope Edisi III untuk mrngkaji dasar-dasar revisi Farmakope Indonesia edisi III. Beberapa monografi dalam Farmakope edisi 2 tidak dimuat lagi dalam Farmakope edisi 3, sebaliknya banyak monografi baru yang telah ditambahkan ke dalam Farmakope edisi 3 yang tidak ada dalam Farmakope edisi 2 . Monografi umum dikelompokkan dan ditempatkan pada urutan setelah ketentuan umum dan pereaksi ditulis dengan huruf kursif. Farmakope edisi 3 memuat tabel dosis lazim dan dosis maksimum.
Daftar Lampira FI II yang dihapus Daftar Lampiran Baru FI III
Penetapan spektrum peresapan Zat pembanding kimia inframerah Fotometri nyala Penetapan kadar asam folat Identifikasi senyawa nitrogen organik Penetapan kadar efinefrina Polarografi Penetapan kadar tiamina hidroklorida Pemeriksaan steroid Penetapan kadar belerangdioksida Uji batas timbal Penetapan kadar kalsium Uji batas selenium Penetapan kadar asam balsam jumlah Elektroforesis Penetapan kadar abu dan kadar abu Peneta pan bilangan asetil yang tidak larut dalam asam Penetapan kadar ester Persyaratan dan pemeriksaan Penetapan kadar metoksil simplisia nabati Penetapan kadar sineol Bakuhajati dan satuan aktivitas Penetapan kadar mentol bebas Penetapan hajati digitalis Titrad kompleksometri Penetapan hajati kortikotropina Nitrimetri Penetapan hajati heparina Penetapan kadar alginat Penetapan hajati indjeksi Penetapan kadar garam nitrogen tubokurarina organik Penetapan hajati indjeksi oksitosina Penetapan kadar a-tokoferol Penetapan hajati indjeksi vasopresina Penetapan kadar bromida, klorida dan Penetapan hajati indjeksi insulina iodida secara potensiometrik Pertjobaan terhadap hambatan efek Penetapan kadar riboflavina insulina dalam indjeksi insulina seng Penetapan kadar tiamina dalam protaminat campuran Penetapan kadar seng dalam indjeksi Penetapan bilangan hidroksil insulina dan indjeksi insulina seng polisorbat dan derivat sorbitol protaminat Kejernihan dan tingkat opalesensi Pertjobaan batas keracunan untuk cairan tak berwarna antibiotika Tingkat wama cairan Pertjobaan terhadap pirOgen Permeriksaan simplisia nabati Pertjobaan terhadap sterilitas Penetapan hayati sianokobalamina Penetapan hajati antigen dan zat anti Penetapan hayati toksin uji Schick Tjara sterilisasi Uji keamanan hayati Uji batas jasadrenik Ujt hayati
Selanjutnya dibentuk kembali Panitia Farmakope Indonesia berdasarkan SK.Men.Kes.
RI No. 695/ Men.Kes./SK/VIII/1992 untuk melanjutkan penyusunan Farmakope Indonesia edisi IV yang diterbitkan pada tanggal 19 Desember 1995.Untuk memeriksa naskah Farmakope Indonesia edisi IV dibentuk Dewan Redaksi Farmakope Indonesia edisi IV berdasarkan SK Dir.Jen. Pengawasan Obat dan Makanan No.HK.00.06.2.01494 Pada Farmakope Indonesia edisi ke IV terdapat perubahan pada daftar monografi yang di update sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan penghapusan beberapa monografi yang ada dalam FI III, terdapat daftar sediaan umum baru seperti Gel, implan dll dan penghapusan beberapa sediaan umum yang ada di FI III, Penghapusan beberapa lampiran seperti tabel mengenai Daftar Dosis Lazim dan Dosis Maksimum seperti yang terdapat pada buku Farmakope Indonesia edisi III dan Penambahan beberapa lampiran baru seperti Daftar Tabel Alkoholometrik mengenai Tabel Bobot Jenis dan Kadar Etanol, Tabel Kesetaraan Termometrik, Tabel larutan Isotonik yang tidak terdapat pada buku Farmakope edisi ke III. Namun diantara perbedaan kedua buku Farmakope Indonesia baik dari edisi ke III maupun edisi ke IV secara keseluruhan saling melengkapi antar Farmakope Indonesia satu dengan yang lainnya begitu pula dengan edisi-edisi sebelumnya Tahun 2014 diterbitkan Farmakope yang terbaru yaitu Farmakope Indonesia edisi V (FI V). Farmakope Indonesia Edisi V ditetapkan sebagai standar mutu obat di Indonesia oleh Menteri Kesehatan RI melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang Pemberlakuan Farmakope Indonesia Edisi V. Menurut Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Dra. Maura Linda Sitanggang, Ph.D, Ilmu pengetahuan dan teknologi bidang farmasi khususnya dalam hal standardisasi, metode, dan prosedur analisis sediaan jadi obat serta bahan baku obat terus berkembang, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin tinggi untuk mendapatkan produk obat yang berkulaitas. Memperhatikan hal tersebut, maka diterbitkan Farmakope Indonesia Edisi V (FI V) sebagai persyaratan mutu bahan baku dan sediaan jadi obat yang beredar di Indonesia. FI V berisi ketentuan umum, monografi sediaan umum serta monografi bahan baku dan sediaan jadi. Di samping itu, terdapat lampiran yang merupakan informasi dan penjelasan dari metode analisis dan prosedur pengujian yang terdapat di dalam monografi mencakup pengujian dan penetapan secara umum, mikrobiolohi, biologi, kimia dan fisika. Penyusunan FI V ini dilakukan oleh Panitia Penyusun FI V yang dibentuk oleh Menteri Kesehatan RI, dan terdiri dari pakar dan ahli dalam berbagai bidang keahlian, terutama di bidang farmasetika, farmakokinetik, biofarmasi, biologi, mikrobiologi, kimia farmasi, tata nama dan perundang-undangan. Pakar dan ahli tersebut berasal dari berbagai institusi pemerintah dan swasta. Dengan diterbitkannya FI V ini, diharapkan mutu bahan baku dapat terjamin, dan sediaan jadi obat di Indonesia dijamin keamanan, mutu dan khasiatnya sehingga dapat memberikan perlindungan bagi masyarakat.