a) Apakah ada perbedaan signifikan antara vektor rata-rata prestasi belajar, kemampuan
penalaran, dan sikap siswa terhadap matematika untuk siswa kelas VII SMP pada kelas yang
memperoleh metode pembelajaran QL dan PjBL?
Jawab:
Sebelum memilih uji yang akan digunakan maka harus diuji normalitasnya terlebih dahulu.
# Grup1: QL
> library(MVN)
> QL <- subset(datapostes, Metode == "QL",select=c(Penalaran,Prestasi,Sikap))
> QL
> mvn(data = QL, mvnTest = "hz", univariateTest = "AD",univariatePlot =
"histogram", multivariatePlot = "qq", multivariateOutlierMethod = "adj",
showOutliers = FALSE, showNewData = FALSE)
# Grup2: PjBL
> PjBL <- subset(datapostes, Metode == "QL",select=c(Penalaran,Prestasi,Sikap))
> PjBL
> mvn(data = PjBL, mvnTest = "hz", univariateTest = "AD",univariatePlot =
"histogram", multivariatePlot = "qq", multivariateOutlierMethod = "adj",
showOutliers = FALSE, showNewData = FALSE)
Hasil QL
$multivariateNormality
Test HZ p value MVN
1 Henze-Zirkler 1.149768 0.002382699 NO
$univariateNormality
Test Variable Statistic p value Normality
1 Anderson-Darling Penalaran 2.0096 <0.001 NO
2 Anderson-Darling Prestasi 1.4211 9e-04 NO
3 Anderson-Darling Sikap 0.2310 0.7849 YES
$Descriptives
n Mean Std.Dev Median Min Max 25th 75th Skew Kurtosis
Penalaran 30 14.90000 3.122223 16 7 19 14 17 -1.4282950 1.3679250
Prestasi 30 79.60000 11.571666 80 44 100 76 88 -1.3329634 2.4127349
Sikap 30 87.83333 7.362924 89 70 101 83 92 -0.3245769 -0.5399459
Hasil PjBL
$multivariateNormality
Test HZ p value MVN
1 Henze-Zirkler 1.197446 0.001359955 NO
$univariateNormality
Test Variable Statistic p value Normality
1 Anderson-Darling Penalaran 1.1545 0.0043 NO
2 Anderson-Darling Prestasi 1.7447 0.0001 NO
3 Anderson-Darling Sikap 0.9716 0.0124 NO
$Descriptives
n Mean Std.Dev Median Min Max 25th 75th Skew Kurtosis
Penalaran 30 13.70000 3.465594 14.5 8 18 10.25 17 -0.2744637 -1.5267516
Prestasi 30 80.53333 14.121965 84.0 40 100 77.00 88 -1.2745860 0.9668718
Sikap 30 88.73333 7.895583 91.5 70 103 82.50 94 -0.6924610 -0.3097691
Interpretasi:
Berdasarkan uji HZ, diperoleh semua p-value kecil dari 0.05. Kedua variabel dependen penalaran,
prestasi, dan sikap tidak mengikuti distribusi normal multivariat pada masing-masing grup metode.
Maka digunakan uji non parametrik UJI U MANN-WHITNEY.
Hasil
data: X
Chi-Sq (approx.) = 7.4215, df = 6, p-value = 0.2836
> qchisq(0.95,df=6)
[1] 12.59159
Interpretasi
Hipotesis: H0: ∑1 = ∑2
H1: ∑1 ≠ ∑2
Kesimpulan: Oleh karena C = 7.4215 < 12.59159 (atau p-value = 0.2836 > 0.05) maka
H0 diterima. Jadi pada taraf signifikansi 0.05 dapat disimpulkan bahwa kedua matriks variansi
kovariansi populasi itu beda.
c) Apakah variansi populasi 1 sama dengan variansi populasi 2 pada skor prestasi belajar?
d) Apakah rata-rata prestasi belajar semua siswa kelas VII yang memperoleh metode pembelajaran
QL itu lebih tinggi dari mereka yang memperoleh metode pembelajaran PjBL?
Program R:
> QLprestasi <- subset(datapostes, Metode == "QL",select=c(Prestasi))
> QLprestasi
> colMeans(QLprestasi)
> PjBLprestasi <- subset(datapostes, Metode == "PjBL",select=c(Prestasi))
> PjBLprestasi
Hasil:
Rata-rata Prestasi QL : 79.60000
Interpretasi:
Rata-rata prestasi siswa yang memperoleh pembelajaran dengan PjBL lebih tinggi daripada QL.
e) Tentukan interval kepercayaan 95% bagi beda rata-rata skor prestasi belajar dari metode
pembelajaran QL dan PjBL. Berikan interpretasinya.
2. Seorang psikolog pendidikan merasa bahwa pria lebih baik dalam penalaran abstrak daripada
wanita. Untuk menguji hipotesis ini, ia mengumpulkan skor tes dari 6 wanita dan 7 pria. Data
diberikan di bawah ini:
Wanita 8 9 13 1 3 6
Pria 10 5 12 4 7 11 12
data: pria
W = 0.87258, p-value = 0.1955
data: wanita
W = 0.98259, p-value = 0.9637
*Interpretasi:
H0: Data berdistribusi normal
H1: Data tidak berdistribusi normal
Berdasarkan uji Shapiro, diperoleh masingmasing p-value lebih dari 0.05. Distribusi data
dari masing-masing grup mengikuti distribusi normal.:
data: x and y
W = 15, p-value = 0.8238
alternative hypothesis: true location shift is greater than 0
Interpretasi
1: pria 2: wanita
2 2
Hipotesis: H0: σ 1 = σ 2
H1: σ 12≠ σ 22
Taraf signifikansi: 𝛼 = 0.10
Statistik uji: 𝐹 = 𝑠1 2/𝑠2 2
Kriteria keputusan: F0.05(9,9) = 3.179, F0.95(9,9) = 0.3145749 H0 ditolak jika Fhit >
3.179 atau Fhit < 0.315 atau H0 ditolak jika p-value < 0.05 Hitungan: F = 8.026 dan p-
value = 0.00477
Kesimpulan: Oleh karena F = 8.0261 dan p-value = 0.00477 < 0.05 maka 𝐻0 ditolak, 𝜎1
c) Lakukan pengujian hipotesis dan berikan kesimpulan.
Program R:
> #uji t
> t.test(pria, wanita,alternative = "greater", mu =
0,paired=FALSE, var.equal = FALSE, conf.level = 0.95)
> qt(0.95,9.4048)
[1] 1.824171
Hasil:
3. Suatu penelitian telah dilakukan untuk mengetahui efektivitas obat baru yang dirancang untuk
mengurangi perilaku berulang pada anak yang terkena autisme. Sebanyak 8 anak autis
mendaftar dalam penelitian dan jumlah waktu setiap anak terlibat dalam perilaku berulang
selama periode pengamatan tiga jam diukur sebelum pengobatan dan sekali lagi setelah minum
obat baru dalam jangka waktu 1 minggu. Data ditunjukkan di bawah ini.
Hipotesis: 𝐻0:𝜇𝑑 = 0
𝐻1:𝜇𝑑 > 0
Taraf signifikansi: 𝛼 = 0.05
Statistik uji: 𝑡 =
Kriteria keputusan: 𝑡 0.05(36) = 1.688 H0 ditolak jika 𝑡 > 1.688 atau H0 ditolak jika p-value <
0.05
Hitungan: 𝑡 = 10.099
Kesimpulan: Oleh karena 𝑡 = 10.099 > 1.688 (atau 𝑝-𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 = 2.385e-12 < 0.05) maka 𝐻0
ditolak. Jadi pada taraf signifikansi 𝛼 = 0.05 dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan
rata-rata prestasi belajar IPA siswa kelas VII dengan menggunakan metode pembelajaran
CTL
Paired t-test