Anda di halaman 1dari 7

Soal nomor 1:

1. (quantum.csv) Suatu penelitian telah dilakukan untuk membandingkan dua metode


pembelajaran Quantum Learning (QL) dengan Project Based Learning (PjBL) dalam prestasi belajar,
kemampuan penalaran, dan sikap siswa terhadap matematika untuk siswa kelas VII SMP. Gunakan
data posttest. Misal: 1: QL, 2: PjBL. (SAMPEL INDEPENDEN-MULTIVARIAT)

a) Apakah ada perbedaan signifikan antara vektor rata-rata prestasi belajar, kemampuan
penalaran, dan sikap siswa terhadap matematika untuk siswa kelas VII SMP pada kelas yang
memperoleh metode pembelajaran QL dan PjBL?
Jawab:
Sebelum memilih uji yang akan digunakan maka harus diuji normalitasnya terlebih dahulu.

> dat <- read.csv(file="C:/Users/HP/Downloads/quantum.csv",head=TRUE)


> dat
> str(dat)
> datapostes <- subset(dat, Tes == "Post")
> datapostes

Uji normalitas (Program R)

# Grup1: QL
> library(MVN)
> QL <- subset(datapostes, Metode == "QL",select=c(Penalaran,Prestasi,Sikap))
> QL
> mvn(data = QL, mvnTest = "hz", univariateTest = "AD",univariatePlot =
"histogram", multivariatePlot = "qq", multivariateOutlierMethod = "adj",
showOutliers = FALSE, showNewData = FALSE)

# Grup2: PjBL
> PjBL <- subset(datapostes, Metode == "QL",select=c(Penalaran,Prestasi,Sikap))
> PjBL
> mvn(data = PjBL, mvnTest = "hz", univariateTest = "AD",univariatePlot =
"histogram", multivariatePlot = "qq", multivariateOutlierMethod = "adj",
showOutliers = FALSE, showNewData = FALSE)

Hasil QL
$multivariateNormality
Test HZ p value MVN
1 Henze-Zirkler 1.149768 0.002382699 NO

$univariateNormality
Test Variable Statistic p value Normality
1 Anderson-Darling Penalaran 2.0096 <0.001 NO
2 Anderson-Darling Prestasi 1.4211 9e-04 NO
3 Anderson-Darling Sikap 0.2310 0.7849 YES

$Descriptives
n Mean Std.Dev Median Min Max 25th 75th Skew Kurtosis
Penalaran 30 14.90000 3.122223 16 7 19 14 17 -1.4282950 1.3679250
Prestasi 30 79.60000 11.571666 80 44 100 76 88 -1.3329634 2.4127349
Sikap 30 87.83333 7.362924 89 70 101 83 92 -0.3245769 -0.5399459

Hasil PjBL
$multivariateNormality
Test HZ p value MVN
1 Henze-Zirkler 1.197446 0.001359955 NO

$univariateNormality
Test Variable Statistic p value Normality
1 Anderson-Darling Penalaran 1.1545 0.0043 NO
2 Anderson-Darling Prestasi 1.7447 0.0001 NO
3 Anderson-Darling Sikap 0.9716 0.0124 NO

$Descriptives
n Mean Std.Dev Median Min Max 25th 75th Skew Kurtosis
Penalaran 30 13.70000 3.465594 14.5 8 18 10.25 17 -0.2744637 -1.5267516
Prestasi 30 80.53333 14.121965 84.0 40 100 77.00 88 -1.2745860 0.9668718
Sikap 30 88.73333 7.895583 91.5 70 103 82.50 94 -0.6924610 -0.3097691
Interpretasi:

Hipotesis: H0: Data berdistribusi normal

H1: Data tidak berdistribusi normal

Grup Uji Henze-Zirkler


QL HZ = 1.149768
p-value = 0.002382699
PjBL HZ = 1.149768
p-value = 0.002382699

Berdasarkan uji HZ, diperoleh semua p-value kecil dari 0.05. Kedua variabel dependen penalaran,
prestasi, dan sikap tidak mengikuti distribusi normal multivariat pada masing-masing grup metode.
Maka digunakan uji non parametrik UJI U MANN-WHITNEY.

b) Apakah kedua matriks variansi kovariansi populasi itu sama?


Program R
datpos <- subset(dat, Tes == "Post")
datpos
#Asumsi homogenitas
library(biotools)
X <- as.matrix(datpos[,c("Penalaran","Prestasi","Sikap")])
Metode <-factor(datpos$Metode)
boxM(X,Metode)

Hasil

Box's M-test for Homogeneity of Covariance Matrices

data: X
Chi-Sq (approx.) = 7.4215, df = 6, p-value = 0.2836

> qchisq(0.95,df=6)
[1] 12.59159
Interpretasi
Hipotesis: H0: ∑1 = ∑2

H1: ∑1 ≠ ∑2

Taraf signifikansi: α = 0.05

Statistik uji: Box’s M


2
Kriteria keputusan: χ 0.05 (6 )= 12.59159 H0 ditolak jika C > 12.59159 atau H0 ditolak jika p-
value < 0.05

Hitungan: C = 7.4215 dan p-value = 0.2836

Kesimpulan: Oleh karena C = 7.4215 < 12.59159 (atau p-value = 0.2836 > 0.05) maka
H0 diterima. Jadi pada taraf signifikansi 0.05 dapat disimpulkan bahwa kedua matriks variansi
kovariansi populasi itu beda.

c) Apakah variansi populasi 1 sama dengan variansi populasi 2 pada skor prestasi belajar?

d) Apakah rata-rata prestasi belajar semua siswa kelas VII yang memperoleh metode pembelajaran
QL itu lebih tinggi dari mereka yang memperoleh metode pembelajaran PjBL?
Program R:
> QLprestasi <- subset(datapostes, Metode == "QL",select=c(Prestasi))
> QLprestasi
> colMeans(QLprestasi)
> PjBLprestasi <- subset(datapostes, Metode == "PjBL",select=c(Prestasi))
> PjBLprestasi

Hasil:
Rata-rata Prestasi QL : 79.60000

Rata-rata Prestasi PjBL: 80.53333

Interpretasi:

Rata-rata prestasi siswa yang memperoleh pembelajaran dengan PjBL lebih tinggi daripada QL.

e) Tentukan interval kepercayaan 95% bagi beda rata-rata skor prestasi belajar dari metode
pembelajaran QL dan PjBL. Berikan interpretasinya.

2. Seorang psikolog pendidikan merasa bahwa pria lebih baik dalam penalaran abstrak daripada
wanita. Untuk menguji hipotesis ini, ia mengumpulkan skor tes dari 6 wanita dan 7 pria. Data
diberikan di bawah ini:
Wanita 8 9 13 1 3 6
Pria 10 5 12 4 7 11 12

a) Tuliskan hipotesis nol dan hipotesis alternatif.


2 2
H0: σ 1 = σ 2 (penalaran abstrak pria sama dengan penalaran abstrak wanita)
H1: σ 12> σ 22 (penalaran abstrak pria lebih baik daripada penalaran abstrak wanita)

b) Tentukan statistik uji nonparametrik yang sesuai.


Uji Normalitas
* Program R
> wanita <- c(8,9,13,1,3,6)
> pria <- c(10,5,12,4,7,11,12)
> #uji normal
> shapiro.test(pria)
> shapiro.test(wanita
*Hasil
Shapiro-Wilk normality test

data: pria
W = 0.87258, p-value = 0.1955

Shapiro-Wilk normality test

data: wanita
W = 0.98259, p-value = 0.9637

*Interpretasi:
H0: Data berdistribusi normal
H1: Data tidak berdistribusi normal
Berdasarkan uji Shapiro, diperoleh masingmasing p-value lebih dari 0.05. Distribusi data
dari masing-masing grup mengikuti distribusi normal.:

Uji statistic nonparametric yang sesuai adalah:


> x <- c(8,9,13,1,3,6)
> y <- c(10,5,12,4,7,11,12)
> wilcox.test(x,y,
alternative = c("less"),
mu = 0, paired = FALSE, exact = NULL, correct =
TRUE,
conf.int = FALSE, conf.level = 0.95)
Hasil:
Wilcoxon rank sum test with continuity correction

data: x and y
W = 15, p-value = 0.8238
alternative hypothesis: true location shift is greater than 0

Interpretasi
1: pria 2: wanita
2 2
Hipotesis: H0: σ 1 = σ 2
H1: σ 12≠ σ 22
Taraf signifikansi: 𝛼 = 0.10
Statistik uji: 𝐹 = 𝑠1 2/𝑠2 2
Kriteria keputusan: F0.05(9,9) = 3.179, F0.95(9,9) = 0.3145749 H0 ditolak jika Fhit >
3.179 atau Fhit < 0.315 atau H0 ditolak jika p-value < 0.05 Hitungan: F = 8.026 dan p-
value = 0.00477
Kesimpulan: Oleh karena F = 8.0261 dan p-value = 0.00477 < 0.05 maka 𝐻0 ditolak, 𝜎1
c) Lakukan pengujian hipotesis dan berikan kesimpulan.
Program R:
> #uji t
> t.test(pria, wanita,alternative = "greater", mu =
0,paired=FALSE, var.equal = FALSE, conf.level = 0.95)
> qt(0.95,9.4048)
[1] 1.824171

Hasil:

Welch Two Sample t-test

data: pria and wanita


t = 0.94284, df = 9.4048, p-value = 0.1847
alternative hypothesis: true difference in means is greater than 0
95 percent confidence interval:
-1.914047 Inf
sample estimates:
mean of x mean of y
8.714286 6.666667
qt(0.95,9.4048)
[1] 1.824171
Interpretasi
Misal:
▪ 1: metode baru ▪ 2: metode lama
Hipotesis: H0: 𝜇1 = 𝜇2
H1: 𝜇1 > 𝜇2
Taraf signifikansi: α = 0.05
^x1− ^x2−μ 0
s 21 s22
Statistik Uji: : t =
√ +
n 1 n2
Kriteria keputusan: t 0.05(9.4048) = 1.824171
Hitungan: thit = 0.94284, p-value = 0.1847
Kesimpulam Oleh karena t = 0.94284 < 1.824171 (atau p-value = 0.1847 > 0.05)
maka H0 diterima. Jadi pada taraf signifikansi 0.05 dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai
pria sama dengan wanita.

3. Suatu penelitian telah dilakukan untuk mengetahui efektivitas obat baru yang dirancang untuk
mengurangi perilaku berulang pada anak yang terkena autisme. Sebanyak 8 anak autis
mendaftar dalam penelitian dan jumlah waktu setiap anak terlibat dalam perilaku berulang
selama periode pengamatan tiga jam diukur sebelum pengobatan dan sekali lagi setelah minum
obat baru dalam jangka waktu 1 minggu. Data ditunjukkan di bawah ini.

Ana Sebelum perlakuan Satu minggu setelah perlakuan


k
1 85 75
2 70 50
3 40 50
4 65 40
5 80 20
6 75 65
7 55 40
8 20 25

a) Tuliskan hipotesis nol dan hipotesis alternatif.


𝐻0:𝜇𝑑 = 0 (obat baru tidak efektif mengurangi perilaku berulang pada anak yang terkena
autism)
𝐻1:𝜇𝑑 > 0 (obat baru efektif mengurangi perilaku berulang pada anak yang terkena
autisme
b) Tentukan statistik uji nonparametrik yang sesuai.
Uji normalitas:
Hipotesis: H0: Data berdistribusi normal
H1: Data tidak berdistribusi normal
Dari output diperoleh W = 0.90094, p-value = 0.2946 > 0.05 maka H0 diterima. Jadi pada
taraf signifikansi 0.05 dapat disimpulkan bahwa distribusi dari beda (d) signifikan berbeda
dari distribusi normal. (dengan kata lain, asumsi normalitas terpenuhi)
Gunakan t test
c) Lakukan pengujian hipotesis dan berikan kesimpulan.

Hipotesis: 𝐻0:𝜇𝑑 = 0
𝐻1:𝜇𝑑 > 0
Taraf signifikansi: 𝛼 = 0.05
Statistik uji: 𝑡 =
Kriteria keputusan: 𝑡 0.05(36) = 1.688 H0 ditolak jika 𝑡 > 1.688 atau H0 ditolak jika p-value <
0.05
Hitungan: 𝑡 = 10.099
Kesimpulan: Oleh karena 𝑡 = 10.099 > 1.688 (atau 𝑝-𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 = 2.385e-12 < 0.05) maka 𝐻0
ditolak. Jadi pada taraf signifikansi 𝛼 = 0.05 dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan
rata-rata prestasi belajar IPA siswa kelas VII dengan menggunakan metode pembelajaran
CTL

Paired t-test

data: postes and pretes


t = -2.06, df = 7, p-value = 0.9608
alternative hypothesis: true difference in means is greater
than 0
95 percent confidence interval:
-29.99554 Inf
sample estimates:
mean of the differences
-15.625

Anda mungkin juga menyukai