Oleh
Nama: Septia Ayu Lestari
NIM: 2030206063
Dosen Pembimbing:
Retni Paradesa, M.Pd
ABSTRAK
Setiap manusia ingin sampai ketujuan dengan tepat waktu. Tetapi, sering kali kemacetan
menyebabkan keinginan manusia terhambat. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu cara untuk
menanggulangi masalah tersebut yaitu dengan mengetahui jarak tempuh minimum untuk
mencapai suatu tempat. Adapaun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mencari rute
terpendek dari lokasi tempat tinggal peneliti menuju kampus B UIN Raden Fatah
Palembang dari dua jarak yang akan ditempuh menggunakan Algoritma Bellman-Ford.
Pada penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif deskriptif. Berdasarkan hasil
penelitian, untuk rute terpendek dari lokasi tempat tinggal peneliti menuju kampus B
UIN Raden Fatah Palembang dengan menggunakan perhitungan secara manual adalah
melalui Jl. Siaran - Jl. Residen Abdul Rozak - Jl. R.E Martadinata - Jembatan Musi IV -
Jl. Jendral Ahmad Yani dan berakhir di Jl. Gub. H. Bastari, dimana jarak tempuh yang
digunakan sebesar 12,2 km. Sedangkan untuk rute melalui Jl MP. Mangkunegara - Jl.
Veteran - Jl. Gub. H. Bastari memiliki jarak tempuh sebesar 12,3 km. Sedangkan untuk
perhitungan algoritma Bellma-Ford dngan menggunakan aplikasi Matlab, label
perhitungannya hanya sampai pada label 3 atau iterasi ketiga, karena pada aplikasi
MATLAB memiliki batas indeks maksimal 5. Pada label 0 sampai label 3 memiliki angka
yang sama dengan hasil iterasi yang dilakukan dengan cara manual.
1.5 Manfaat
Adapun manfaat dalam penelitian ini antara lain:
a. Bagi Peneliti
Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai matematika
diskrit khususnya mencari rute terpendek menuju kampus B UIN Raden Fatah
Palembang dari dua jarak yang akan ditempuh menggunakan Algoritma
Bellman-Ford berbasis android serta membantu peneliti dalam mencari rute
terpendek menuju kampus B UIN Raden Fatah Palembang.
b. Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan dan membangkitkan rasa ingin tahu terhadap
pengaplikasian matematika diskrit dalam mencari rute terpendek menuju
kampus B UIN Raden Fatah Palembang dari dua jarak yang akan ditempuh
menggunakan Algoritma Bellman-Ford serta sebagai bahan pengembangan
dan referensi bagi pembaca yang akan melakukan penelitian serupa.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Graf
Teori graf merupakan cabang matematika yang mempelajari konsep, jenis, dan
sifat graf (Tenia, 2019). Graf yang dimaksud dalam teori graf berbeda dengan
“grafik”. Gambar dalam teori graf adalah kumpulan objek yang
direpresentasikan sebagai simpul atau node, dengan garis yang menghubungkan
simpul tertentu.
Menurut sejarahnya, teori graf pertama kali dikembangkan oleh seorang
matematikawan Swiss bernama Leonhard Euler (1736). Teori ini didasarkan
pada masalah jembatan Königsberg. Kota Königsberg memiliki empat daratan
yang dihubungkan oleh tujuh jembatan.
Saat itu, ada pertanyaan di masyarakat, jika seseorang berjalan keliling kota,
apakah semua jembatan akan melintas sekaligus? Euler telah berhasil
memecahkan masalah ini. Euler memperkenalkan orbit dan sirkuit Euler
melalui matematika. Metode Euler adalah metode yang melewati setiap sisi graf
tepat satu kali. Jika jalur kembali ke titik awalnya, jalur tertutup atau loop yang
disebut sirkuit Euler terbentuk. Dari perspektif ini, Euler menyimpulkan bahwa
perjalanan itu tidak mungkin (Hopkins, 2009).
Gambar 2.2. Graf Yang Merepresentasikan Jembatan Königsberg
Jenis-Jenis Graf
Secara umum, graf dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Graf tidak terarah
Graf tidak terarah berarti graf dengan tepi yang tidak diarahkan. Pada
gambar ini, deretan pasang simpul yang dihubungkan oleh sisi tidak
termasuk.
2. Graf terarah
Graf terarah adalah graf yang setiap sisinya berorientasi dan tidak ada sisi
di antara dua simpul.
Titik awal ditandai dengan simpul A dan simpul akhir yaitu I sesuai
gambar 4. 1. Sebetulnya sangat banyak pilihan rute untuk menuju ke kampus
B, namun rute yang nantinya akan digunakan merupakan rute utama yang
sering peneliti tempuh untuk mencapai ke Kampus B UIN Raden Fatah
Palembang. Selanjutnya akan dijelaskan lebih rinci dalam bentuk graf
berbobot yang memuat berbagai titik simpul yang menggambarkan
persimpangan dan garis yang memuat jarak antar simpul.
Proses pengumpulan data di penelitian ini dilakukan dengan cara
mengumpulkan data sekunder yang didapat dari google map. Adapun data-
data yang dikumpulkan yaitu Map Lokasi Dari Perumahan Griya Sako Permai
Ke Kampus B UIN Raden Fatah Palembang.
b. Pembentukan Graf
Pembentukan graf yang akan digunakan dalam penelitian ini diambil
dari gambar yang ditunjukkan pada Gambar 4.1. Selanjutnya, ubah peta
menjadi graf yang memiliki simpul dan vertex. Simpul diberi label di setiap
persimpangan, dan vertex adalah panjang jalan antara simpul.
Gambar 4.2. merupakan gambar yang dibuat dari peta yang didapat
dari Google Map berisi graf tanpa bobot yang mengandung 9 simpul dan 9
vertex. Tabel 4.2 berisi penjelasan rinci terkait gambar 4.2.
Iterasi Ke-1
Untuk melakukan perhitungan pada iterasi pertama dimana
masing-masing simpul masih ∞ dan akan ditambahkan cost atau bobot
jarak yang ditempuh dari simpul awal ke simpul tujuan. Simpul yang
terhubung dengan simpul A yaitu C dan D, maka berikut ini perhitungan
iterasi pertama.
M [1, B] = min (M [0,B], M [0,A] + CAB))
= min (∞ [0] + 2 km)
= min (∞ , 2 km)
= 2 km
M [1, C] = min (M [0,C], M [0,A] + CAC))
= min (∞ [0] + 4,2 km)
= min (∞ , 4,2 km)
= 4,2 km
Sehingga hasil iterasi pertama menghasilkan jarak tempuh sebesar 2
km dan 4,2 km
Iterasi Kedua
Simpul yang terhubung dengan simpul B yaitu D, maka berikut ini
perhitungan iterasi kedua.
M [2, D] = min (M [0,D], M [0,B] + CBD))
= min (3,3 km + 2 km)
= min (5,3 km)
= 5,3 km
Sehingga hasil iterasi kedua menghasilkan jarak tempuh sebesar 5,3
km.
Iterasi Ketiga
Simpul yang terhubung dengan simpul C yaitu F, maka berikut ini
perhitungan iterasi ketiga.
M [3, F] = min (M [0,F], M [0,C] + CCF))
= min (4,1 km + 4,2 km)
= min (8,3 km)
= 8,3 km
Sehingga hasil iterasi ketiga menghasilkan jarak tempuh sebesar 8,3
km.
Iterasi Keempat
Simpul yang terhubung dengan simpul D yaitu E, maka berikut ini
perhitungan iterasi keempat.
M [4, E] = min (M [0,E], M [0,D] + CDE))
= min (1,7 km + 5,3 km)
= min (7 km)
= 7 km
Sehingga hasil iterasi keempat menghasilkan jarak tempuh sebesar 7
km.
Iterasi Kelima
Simpul yang terhubung dengan simpul F yaitu I, maka berikut ini
perhitungan iterasi kelima.
M [5, I] = min (M [0,I], M [0,F] + CDE))
= min (4 km + 8,3 km)
= min (12,3 km)
= 12,3 km
Sehingga hasil iterasi kelima menghasilkan jarak tempuh sebesar
12,3 km.
Iterasi Keenam
Simpul yang terhubung dengan simpul E yaitu G, maka berikut ini
perhitungan iterasi keenam.
M [6, G] = min (M [0,G], M [0,E] + CEG))
= min (2 km + 7 km)
= min (9 km)
= 9 km
Sehingga hasil iterasi keenam menghasilkan jarak tempuh sebesar 9
km.
Iterasi Ketujuh
Simpul yang terhubung dengan simpul G yaitu H, maka berikut ini
perhitungan iterasi ketujuh.
M [7, H] = min (M [0,H], M [0,G] + CEG))
= min (1,3 km + 9 km)
= min (10,3 km)
= 10,3 km
Sehingga hasil iterasi ketujuh menghasilkan jarak tempuh sebesar
10,3 km.
Iterasi Kedelapan
Simpul yang terhubung dengan simpul H yaitu I, maka berikut ini
perhitungan iterasi kedelapan.
M [8, I] = min (M [0,I], M [0,H] + CEG))
= min (1,9 km + 10,3 km)
= min (12,2 km)
= 12,2 km
Sehingga hasil iterasi kedelapan menghasilkan jarak tempuh sebesar
12,2 km.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 7 nama jalan yang diteliti dari titik awal
(tempat tinggal peneliti) yang dituangkan dalam bentuk graf dimana terdapat 8 titik
yang dicari rute terpendeknya. 8 titik tersebut merupakan batas-batas jalan. ini bisa
diperhatikan pada Gambar 4.2 sebagai rute menuju kampus B UIN Raden Fatah
Palembang.
Dari hasil penelitian di atas, untuk mencari rute terpendek melalui algoritma
Bellman-Ford menggunakan dua cara yaitu menggunakan cara manual dan juga
menggunakan bantuan program MATLAB. Penyelesaian pada kasus ini
menggunakan algoritma Bellman-Ford menggunakan beberapa tahap. Namun
sebelum menyelesaikan kasus ini terlebih dahulu perlu mencari jarak dari masing-
masing titik. Pada penelitian ini menggunakan hasil pencarian dengan bantuan tool
penunjuk arah pada google Maps. Selanjutnya masuk kedalam algoritma pencarian
jalur tependek dengan menggunakan Algoritma bellman-Ford. Tahap ke-1 adalah
menentukan titik 1 sebagai titik awal dengan memberi simbol A dan mendaftar
semua titik maupun sisi sebagaimana terdapat pada gambar 4.3.
Setelah itu memberi nilai titik awal sama dengan nol dan yang lainnya tak
terhingga. Selanjutnya proses iterasi terhadap semua titik untuk menentukan jarak
dari semua titik yang berhubungan dengan titik asal dengan cara:
Jika jarak V lebih besar dari jarak U+bobot UV maka jarak V diisi dengan jarak
U+bobot UV. dimana U = titik asal, V = titik tujuan, UV= sisi yang menghubungkan
U dan V. Langkah ini dilakukan sehingga semua titik terkunjungi.
Berdasarkan hasil, pencarian rute minimum dari titik awal ke semua titik dengan
menggunakan algoritma bellman-ford, terdapat delapan proses iterasi yaitu sebagai
berikut:
Iterasi Pertama
Iterasi pertama dimulai dari titik yang berhubungan dengan titik awal, yaitu dari
titik A ke titik B dan C. Pada iterasi pertama jarak untuk titik B dan C diisi
dengan bobot titik A ditambah dengan jarak dari titik A ke titik B dan C yaitu
untuk titik B sebesar 0 + 2 km = 2 km dan titik C sebesar 0 + 4,2 km.
Iterasi Kedua
Untuk iterasi kedua pada yaitu iterasi dari titik B ke titik D diisi dengan jarak
dari titik A ke titik B ditambah dengan jarak dari titik B ke titik D yaitu 2 km +
3,3 km = 5,3 km
Iterasi Ketiga
Untuk iterasi ketiga pada yaitu iterasi dari titik C ke titik F diisi dengan jarak
dari titik A ke titik C ditambah dengan jarak dari titik C ke titik F yaitu 4,2 km +
4,1 km = 8,3 km
Iterasi Keempat
Untuk iterasi keempat pada yaitu iterasi dari titik D ke titik E diisi dengan jarak
dari titik A ke titik D ditambah dengan jarak dari titik D ke titik E yaitu 5,3 km +
1,7 km = 7 km
Iterasi Kelima
Untuk iterasi kelima pada yaitu iterasi dari titik F ke titik I diisi dengan jarak
dari titik A ke titik F ditambah dengan jarak dari titik F ke titik I yaitu 8,3 km + 4
km = 12,3 km
Iterasi Keenam
Untuk iterasi keenam pada yaitu iterasi dari titik E ke titik G diisi dengan jarak
dari titik A ke titik E ditambah dengan jarak dari titik E ke titik G yaitu 7 km + 2
km = 9 km
Iterasi Ketujuh
Untuk iterasi ketujuh pada yaitu iterasi dari titik G ke titik H diisi dengan jarak
dari titik A ke titik G ditambah dengan jarak dari titik G ke titik H yaitu 9 km +
1,3 km = 10,3 km
Iterasi Kedelapan
Untuk iterasi kedelapan pada yaitu iterasi dari titik H ke titik I diisi dengan jarak
dari titik A ke titik H ditambah dengan jarak dari titik H ke titik yaitu 10,3 km +
1,9 km = 12,2 km
Selanjutnya berdasarkan output hasil program yang telah diperoleh menggunakan
bantuan MATLAB yaitu menginput matriks 9x9. Ini bersesuaian dengan banyaknya
titik pada graf. Setelah menginput matriksnya, selanjutnya menentuntukan titik 1
sebagai titik awal yang disimbolkan dengan huruf t dan mendefenisisikan semua
titik. Setelah semua titik didefinisikan, langkah berikutnnya adalah melakukan
inisialisasi terhadap semua titik dimana titik awal diberikan nilai nol dan titik lainnya
diberikan label 9999. Dimana angka 9999 digunakan sebagai pengganti label tak
hingga. Selanjunya, menjalankan perulangan menggunakan algoritma Bellman-Ford
dengan merelaksasi setiap sisi. Setelah itu program dijalankan maka diperoleh jarak
tempuh minimum dari titik awal ke semua titik sebagai berikut:
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dari rumusan masalah, maka peneliti menyarankan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Melakukan perhitungan secara manual untuk algoritma yang berbeda.
2. Melakukan perhitungan dngan aplikasi yang berbeda
3. Memilih rute yang berbeda untuk menuju kampus B UIN Raden Fatah
Palembang
DAFTAR PUSTAKA
Matematika Diskrit Dan Penerapannya Dalam Dunia Informasi. (2019). Deepublish.
Alfeno, & Devi. (2017). Implenentasi Glbl Positioning System dan Location Basd Service
Pada Sistem Informasi Kereta Api Untuk Wilayah Jabodetabe. Jurnal Sisfotek Global,
7.
Budiawati. (2016). Tongkat istiwa ‘, global positioning system (gps) dan google earth untuk
menentukan titik koordinat bumi dan aplikasinya dalam penentuan arah kiblat. Al-
Ahkam, 65-92.
Naba, D. A. (2009). Tutorial CEPAT & MUDAH FUZZY LOGIC dengan MATLAB. Agus
Naba.
Nasarrudin, & Yunida. (2022). Pengantar Simulasi Sistem Komunikasi Digital Menggunakan
Matlab. Aceh: Syiah Kuala University Press.
Pratiwi, D. A., Awangga, R. M., & Setyawan, M. Y. (2020). SELEKSI CALON KELULUSAN
TEPAT WAKTU MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA MENGGUNAKAN
METODE NAÏVE BAYES. Bandung: Kreatif Industri Nusantara.
Rizqiani, S. l. (2018). IMPLEMENTASI ALGORITMA BELLMAN-FORD PADA
APLIKASI PARIWISATA REMBANG SEBAGAI MEDIA INFORMASI
PARIWISATA. Skripsi, 21.
Saputra. (207). Penerapan Algoritma A* pada Google Map. Jurnal Teknik Informatika
Institut Teknologi Bandung.
Utami, & Erfina. (2022). Analisis Sentimen Objek Wisata Bali Di Google Maps
Menggunakan Algoritma Naive Bayes. J-SAKTI . Jurnal Sains Komputer dan
Informatika, 418-427.