Anda di halaman 1dari 10

Jenderal Soedirman

Sumber gambar: pedomanbengkulu

Soedirman tidak hanya tercatat sebagai Panglima Tentara dan Jenderal Republik Indonesia
pertama, tetapi juga menjadi yang termuda dalam sejarah.

Pada usia 31 tahun, dia sudah bergabung dengan para pahlawan kemerdekaan yang lain untuk
berjuang mengusir penjajah Jepang, Belanda dan sekutu.
Pangeran Diponegoro

Sumber gambar: wartamuslimin

Pangeran Diponegoro berperan besar dalam memimpin Perang Jawa yang terjadi dalam kurun
waktu lima tahun, yaitu pada tahun 1825 hingga 1830.

Perang ini berkobar di hampir seluruh daerah di Pulau Jawa dan merupakan salah satu perang
terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah perjuangan melawan Belanda.

Walaupun berakhir dengan kemenangan Belanda, Pangeran Diponegoro sempat membuat


Belanda mengalami kesulitan dan kerugian akibat gugurnya ribuan serdadu Belanda.
Ki Hadjar Dewantara

Sumber gambar: wikimedia

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih dikenal dengan Ki Hadjar Dewantara
merupakan salah satu aktivis pergerakan kemerdekaan.

Sepanjang hidupnya, Ki Hadjar Dewantara telah berperan besar dalam pendidikan Indoensia.

Perguruan Taman Siswa adalah salah satu hasil jerih payahnya dalam memberikan kesempatan
pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia yang waktu itu hanya bisa dinikmati oleh masyarakat
Belanda dan kalangan elit saja.
Bung Tomo

Sumber gambar: detiknews

Sutomo alias Bung Tomo, adalah salah satu pahlawan nasional asal Surabaya. Bung Tomo
dikenal dengan aksi heroiknya saat membangkitkan semangat arek-arek Suroboyo dalam
melawan kembali tentara Nederlandsch Indie Civil Administratie (NICA) Belanda dalam
pertempuran 10 November.
Bung Tomo, yang juga merupakan seorang jurnalis asal Surabaya ini juga dikenal dengan
semboyan “Merdeka atau Mati” dalam pertempuran berdarah di Surabaya tersebut. Pertempuran
Surabaya kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.

R.A. Kartini

Sumber gambar: majalah suara pendidikan

Sebagai salah satu pahlawan wanita, Raden Adjeng Kartini telah berjasa dalam memperjuangkan
kesetaraan hak kaum perempuan semasa hidupnya.

Latar belakang bangsawan tidak lantas membuatnya tunduk kepada para penguasa dan nilai-nilai
mereka yang konservatif.

Malah, Kartini dinilai telah memelopori bangkitnya perempuan pribumi dengan pemikirannya
yang lebih moderat.
Tjoet Nyak Dien

Sumber gambar: sukita

Merupakan pahlawan nasional perempuan yang berasal dari Aceh. Pada masa Perang Aceh, Cut
Nyak Dien ikut melakukan perlawanan dengan memimpin rakyat Aceh untuk menyerang
Belanda.

Kematian Ibrahim Lamnga yang merupakan suami pertamanya dalam perang tersebut telah
mengobarkan tekad dan semangat Cut Nyak Dien untuk menghentikan penjajahan Belanda.
Sultan Hasanuddin

Sumber gambar: lensaindonesia

Dijuluki sebagai Ayam Jantan dari Timur, Sultan Hasanuddin adalah salah satu pahlawan
kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Sulawesi Selatan.

Setelah naik takhta menjadi sultan dari Kerajaan Gowa, ia berupaya menggabungkan kerajaan-
kerajaan kecil Indonesia Timur dan memberikan perlawanan yang cukup sengit kepada pihak
Kompeni Belanda.
Dr.(H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta (populer sebagai Bung Hatta, lahir di Fort de Kock,
Sumatera Barat, 12 Agustus 1902 – meninggal di Jakarta, 14 Maret 1980 pada umur 77 tahun)
adalah pejuang, negarawan, dan juga Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Ia mundur dari
jabatan wakil presiden pada tahun 1956, karena berselisih dengan Presiden Soekarno. Hatta
dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Bandar udara internasional Jakarta menggunakan
namanya sebagai penghormatan terhadap jasanya sebagai salah seorang proklamator
kemerdekaan Indonesia.
Ir. Soekarno adalah presiden pertama Indonesia yang juga berperan sebagai pencetus dasar
negara Pancasila yang kita gunakan hingga saat ini. Bersama dengan Mohammad Hatta,
Soekarno merupakan tokoh penting yang telah menginspirasi masyarakat Indonesia dalam
perjuangan mencapai gerbang kemerdekaan.
DEWI SARTIKA

Dewi Sartika (lahir di Bandung, 4 Desember 1884 – meninggal di Tasikmalaya, 11 September


1947 pada umur 62 tahun) adalah tokoh perintis pendidikan untuk kaum perempuan, diakui
sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia tahun 1966.

Anda mungkin juga menyukai