Anda di halaman 1dari 7

SISTEM REPRODUKSI AVES DAN MAMALIA

Kelompok 2
 Fadilah Ahmad
 Maryati Yusdarmi
 Cyntia Clara
 Grace Margaret
 Elna Farlita
 Melisa Grace
 Umi Kalsum

A. Sistem reproduksi aves


Karakteristik aves jantan dan betina

Jantan :

 Warna cenderung lebih cerah


 Ukuran lebih ramping
 Memilki piyal yang menonjol
 Jari kaki terkadang bertaji tajam (jenis Gallus-gallus sp.)
Betina :

 Warna cendrung lebih gelap


 Ukuran lebih besar ( lebar)
 Memiliki piyal tumpul atau pendek

Aves bereproduksi secara seksual dengan peleburan gamet jantan dan betina.
Pembuahan terjadi secara internal dan semua aves adalah ovipar. Aves memiliki kloaka yang
merupakan pintu masuk dan keluar tunggal untuk sperma atau telur. Walaupun kelompok
burung tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh (internal), Hal
ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.Aves jantan membawa spermanya ke
kloaka betina. Sperma membuahi sel telur. Reproduksi burung bersifat siklus, biasanya
musiman.

Organ reproduksi pada betina terdiri dari ovarium, ovarium aves yang berkembang
hanya yang kiri, ovarium sebelah kanan tidak berkembang dengan baik ( mengalami
rudimenter ) akibat terhimpit oleh beberapa organ seperti jantung dll, ovarium terletak di
bagian dorsal rongga abdomen. saluran telur (oviduct) adalah struktur tubular tunggal yang
dibagi menjadi 5 bagian, yaitu:

1) Bagian proksimal adalah infundibulum, yang menerima sel telur dan tempat
pembuahan terjadi, punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai
ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre yang berfungsi untuk menangkap sperma.
2) Magnum adalah bagian terbesar dan mengeluarkan musin/albumin untuk menutupi sel
telur;
3) Isthmus, istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar
4) Rahim atau kelenjar cangkang, tampak jelas pada aves dewasa yang pernah
bereproduksi
5) Vagina yang terhubung ke kloaka, menerima dan menyimpan semen.

Sedangkan organ reproduksi jantan terdiri dari :

1) Testis berpasangan internal, berbentuk lonjong


2) Epididymis sebagai lanjutan testis tampak jelas berkelok-kelok, berwarna putih
3) Vas deferens yang menuju kearah kloaka
Testis mempunyai warna yang bervariasi (putih, kuning, coklat atau hitam). Ukuran
testis juga bervariasi sesuai dengan status perkembangbiakan; testis imatur sangat kecil,
sementara seekor burung dalam kondisi berkembangbiakakan memiliki ukuran testis yang
sangat besar.

Proses Festilisasi

Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak
tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter.Ovarium dilekati oleh suatu
corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi
uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang
berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung
oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak
mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi
sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.Telur dapat menetas apabila
dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak
burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya.
Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan
sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.

Mekanisme pembentukkan telur pada aves

Reproduksi betina
Reproduksi jantan

Ovarium telah memproduksi oosit masak akan segera di ovulasikan. Oosit kemudian
akan menuju ke ostium abdominale dan mencapai tuba falopii. Disini oosit akan mengalami
pembuahan oleh sperma. Oosit yang telah dibuahi ( atau belum dibuahi) kemudian akan
bergerak turun dalam oviduct hingga mencapai daerah magnum.
Didaerah magnum, oosit akan dibungkus dengan lapisan albumin (putih telur) pekat
dan lapisan albumin encer. Oosit akan bergerak turun mencapai isthmus, dan akan dilapisi
dengan selaput telur berwarna putih. Ketika oosit turun mencapai uterus, maka sekali lagu
telur akan mendapat lapisan pelindung berupa kerabang (cangkang) dari zat kapur, setelah itu
telur akan dilapisi oleh kutikula ( memberi warna mengkilat pada telur). Setelah bungkus
telur lengkap, maka telur akan dikeluarkan melalui kloaka.

B. Sistem Reproduksi Mamalia

Pada mamalia jantan memiliki sepasang testis yang berfungsi untuk menghasilkan
sperma. Testis mamalia jantan berbentul bulat telur dan terletak dalam skrotum (kantung
zakar). Letak skrotum mamalia berada di luar tubuh agar suhunya sesuai untuk pembentukan
sperma. Di dalam testis terdapat saluran halus yang merupakan tempat pembentukan sperma
yang disebut tubulus seminiferus. Pada dinding tubulus seminiferus inilah terdapat bakal
sperma diploid (2n).
Mamalia betina mempunyai sepasang ovarium yang berfungsi untuk menghasilkan sel
telur (ovum). Ovarium pada mamalia terletak dirongga peru bagian kanan dan kiri. Ovarium
diselubungi oleh kapsul pelindung dan mengandung beberapa folikel. Pada setiap folikel
mengandung satu sel telur yang diselubungi oleh satu atau lebih lapisan sel sel folikel. Folikel
mengelilingi oosit dan berfungsi menyediakan makanan dan melindungi perkembangan sel
telur. Oviduk pada mamalia betina merupakan saluran yang menghubungkan ovarium dengan
uterus. Sedangkan pertumbuhan embrio mamalia terjadi pada rahim (uterus).
Mamalia berkembang pada umunya berkembanbiak dengan cara nelahirkan (vivipar).
Proses peleburan sel sperma dan ovum terjadi di dalah tubuh induk betinanya(fertilisasi
internal). Hasil pembuahan sel telur oleh sperma tersebut kemudian membentuk zigot. Zigot
selanjutnya bergerak menuju uterus (rahim). Zigot akan berkembang pada dinding rahim
menjadi embrio. Embrio hewan mamalia dilapisi oleh selaput embrio yang terdiri atas
amnion, korion dan alantois. Selapu embrio ini berfungsi untuk melindungi embrio dari
guncangan dan kekeringan.
Selama di dalam rahim embrio akan mendapatkan sari sari makanan dan oksigen dari
induk betinanya melalui tali plasenta. Embrio yang tumbuh dan berkembang sempurna
selanjutnya akan menjadi janin yang siap dilahirkan. Setelah dilahirkan, anak hewan mamalia
akan menyusui pada induk betinanya.

Anda mungkin juga menyukai