Pengertian Sumber Daya Mineral Dan Cadangan Lengkap
Pengertian Sumber Daya Mineral Dan Cadangan Lengkap
b. Pengolahan Besi
Bijih besi dari tambang biasanya masih bercampur dengan pasir, tanah liat, dan batu-batuan
dalam bongkah-bongkahan yang tidak sama besar. Untuk kelancaran proses pengolahan bijih besi,
bongkah-bongkah tersebut dipecahkan dengan mesin pemecah, kemudian disortir antara bijih besih
dan batu-batuan ikutan dengan tromol magnet. Pekerjaan selanjutnya adalah mencuci bijih besi
tersebut dan mengelompokkan menurut besarnya, bijih besi halus dan butir-butir yang kecil
diaglomir di dalam dapur sinter atau rol hingga berupa bola-bola yang dapat dipakai kembali sebagai
isi dapur. Setelah bijih besi itu dipanggang di dalam dapur panggang agar kering dan unsur-unsur
yang mudah menjadi gas keluar dari bijih kemudian dibawa ke dapur tinggi diolah menjadi besi
kasar.
c. Aplikasi dan Pemanfaatan Besi
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa aplikasi terbesar dari besi adalah dalam
bentuk alloy yaitu baja. Selanjutnya baja dimanfaatkan dalam berbagai keperluan baik itu bagunan
atau alat-alat rumah tangga. Selain dalam bentuk baja, besi banyak digunakan untuk bahan
manufaktur diberbagai bidang seperti badan mobil, peralatan listrik, berbagai jenis kapal, keperluan
rumah tangga juga menggunakan komponen besi. Perusahaan air juga banyak yang menggunakan
besi, besi tersebut digunakan untuk melapisi pipa saluran air. Tekhnologi seperti komputer juga
dalam perangkat lunaknya menggunakan besi untuk melindungi komponen- komponen lunak
didalamnya.
d. Efek Negati f Pertambangan Besi
Efek negatif utama yang ditimbulkan oleh pabrik pertambangan besi adalah pencemaran.
Dua versi definisi pencemaran, pertama adalah mengubah sesuatu menjadi lebih kotor, sedangkan
definisi kedua adalah secara fisik membuat jadi tidak murni, busuk dan kotor. Namun berdasarkan
hasil survei dari beberapa definisi pencemaran, Hellawell (1986) menyimpulkan bahwa pencemaran
adalah sebagai sesuatu (zat atau benda) yang berada dalam tempat yang salah, pada waktu yang
salah, dan jumlah yang salah. Pencemaran lingkungan memiliki hubungan yang erat dengan kegiatan
manusia, karena itu selama dua abad terakhir ini telah terjadi momentum peningkatan kerusakan
lingkungan secara keseluruhan di permukaan bumi ini sebagai hasil dari kegiatan manusia. Hal ini
diperparah lagi oleh kondisi jumlah populasi manusia dari masa ke masa selalu bertambah dengan
pesat, sedangkan hasil teknologi pengolahan limbah tidak menentu sehingga terjadi korelasi positif
antara kecepatan peningkatan populasi manusia dengan kenaikan kuantitas limbah di bumi ini
(Hellawell,1986). Karat adalah lapisan yang terbentuk setelah senyawa besi bereaksi dengan air
danoksigen. Ini merupakan campuran antara oksida besi dan oksida air. Reaksi yang terjadi dalam
proses penghilangan karat besi tersebut adalah sebagai berikut: Fe 2O3+ 6 HCl→2 FeCl3+ 3 H2O (karat
besi). Proses yang telah dikemukakan di atas dinamakan proses pickling yaitu upaya
untuk menghilangkan karat yang melapisi material (besi/baja) menggunakan asam kuat. Kadar besi
(Fe) dalam limbah akan meningkat dalam proses ini karena banyaknya FeCl 2 dan FeCl3 yang
terbentuk dari hasil reaksi.
7) BAUKSIT
Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral dengan susunan
terutama dari oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit (Al 2O3H2O) dan mineral gibsit (Al 2O3 .
3H2O). Secara umum bauksit mengandung Al 2O3 sebanyak 45 – 65%, SiO2 1 – 12%, Fe2O3 2 – 25%,
TiO2 >3%,dan H2O 14 – 36%.
Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika dengan memungkinkan pelapukan
sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al nisbi tinggi, kadar Fe
rendah dan kadar kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali. Batuan
tersebut (misalnya sienit dan nefelin yang berasal dari batuan beku, batu lempung, lempung dan
serpih. Batuan-batuan tersebut akan mengalami proses lateritisasi,yang kemudian oleh proses
dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit. Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi
kedudukannya di kedalaman tertentu.
Bauksit sudah diolah sejak tahun 1935 di daerah Kijang (pulau Bintan) dan sekitarnya. Di
Indonesia bauksit ditemukan di Pulau Bintan dan sekitarnya, Pulau Bangka dan Kalimantan Barat.
Negara pembeli bauksit Indonesia adalah Kanada dan Vietnam. Sampai saat ini penambangan
bauksit di Pulau Bintan satu-satunya yang terbesar di Indonesia. Beberapa tempat antara lain:
Sumatera utara : Kota Pinang (kandungan Al2O3 = 15,05 – 58,10%).
Riau : P.Bulan, P.Bintan (kandungan SiO2 = 4,9%, Fe2O3 = 10,2%, TiO2 = 0,8%, Al2O3 =
54,4%), P.Lobang (kepulauan Riau), P.Kijang (kandungan SiO2 = 2,5%, Fe2O3 = 2,5%, TiO2 =
0,25%, Al2O3 = 61,5%, H2O = 33%),merupakan akhir pelapukan lateritic setempat, selain
ditempat tersebut terdapat juga diwilayah lain yaitu, Galang, Wacokek, Tanah Merah,dan
daerah searang.
Kalimantan Barat : Tayan Menukung, Sandai, Pantus, Balai Berkuah, Kendawangan dan
Munggu Besar.
Bangka Belitung : Sigembir.
a. Pengolahan
Penambangan bauksit dilakukan dengan penambangan terbuka diawali dengan land clearing.
Setelah pohon dan semak dipindahkan dengan bulldozer, dengan alat yang sama diadakan pengupasan
tanah penutup. Lapisan bijih bauksit kemudian digali dengan shovel loader yang sekaligus memuat bijih
bauksit tersebut kedalam dump truck untuk diangkut ke instalansi pencucian.
Bijih bauksit dari tambang dilakukan pencucian dimaksudkan untuk meningkatkan kualitasnya
dengan cara mencuci dan memisahkan bijih bauksit tersebut dari unsur lain yang tidak diinginkan, missal
kuarsa, lempung dan pengotor lainnya. Partikel yang halus ini dapat dibebaskan dari yang besar melalui
pancaran air (water jet) yang kemudian dibebaskan melalui penyaringan (screening). Disamping itu
sekaligus melakukan proses pemecahan (size reduction) dengan menggunakan jaw crusher.
8) TEMBAGA
Pada tahun 1936 ditemukan di ketinggian 3460 meter di pegunungan Jayawijaya bijih tembaga
dengan kadar tinggi dan cadangan besar. Untuk mengolah bijih tembaga tersebut telah diadakan
kontrak karya dengan sebuah perusahaan asing. Tambang tembaga tersebut telah berproduksi.
Sehubungan dengan penambangan tembaga itu diresmikan pula kota pertambangan tembaga yang
diberi nama Tembagapura. Bijih tembaga diolah dijadikan tembaga untuk di ekspor.
Tabel Produksi dan Nilai Ekspor Tembaga Indonesia, 1973-1975 (dalam ton)
Keterangan 1973 1974 1975
Bijih tembaga 1.249.684 2.486.028 2.630.669
Tembaga 125.870 202.620 201.273
Ekspor tembaga 114.218 207.245 193.439
9) MINYAK BUMI
Eksplorasi minyak bumi dimulai pada akhir abad 19, di sekitar Cirebon, Jawa Barat. Penemuan
lapangan minyak yangmenguntungkan berturut-turut di Sumatera Utara, Jawa Timur, Sumatra Selatan,
Kalimmantan Timur, kemuadian lagi di Sumatera Utara dan di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Pengolahannya dimulai tahun 1912 oleh Bataafsche Petroleum Maaschappy (BPM). Sejak saat
itu hingga sekarang banyak perusahaan asing yang mendapat izin mengusahakan pertambangan minyak
bumi di Indonesia. Salah satu perusahaan asing yang sejak sebelum Indonesia memperoleh
kemerdekaan sudah mengusahan minyak bumi disini dan banyak menghasilkan PT Caltex Pacifik
Indonesia. Semua perusahaan asing harus kerjasama dengan pemerintah Indonesia yang di wakili oleh
Pertamina (Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara).
Masing-masing perusahaan mempunyai daerah usaha tertentu. PT Caltex di daerah Riau, PT
Stanvac di Sumatera Selatan, sedang PT Pertamina di Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara, Jambi
dan Kalimantan Timur. Selain itu Pertamina dengan kontraktor-kontraktor asing mengusahakan di
daerah lepas pantai Jawa Barat, Madura, Kalimantan Timur dan Seram.
Tabel Produksi Minyak Mentah menurut Daerah Penghasil 1971-1975 (dalam ribuan barrel)
Daerah 1971 1972 1973 1974 1975
Sumatera Utara 15 672,0 19 198,5 18 646,2 19 183,8 15 785,4
Riau 183 928,5 177 016,9 177 542,5 194 902,7 169 747,2
Sumatera Selatan 24 058,5 30 208,7 19 682,6 24 359,2 17 386,1
Kalimantan Timur 3 219,9 6 433,5 9 053,1 3 931,9 12 147,4
Irian Jaya 466,8 493,4 11 490,6 3 958,0 23 200,3
Lepas pantai 4 524,3 25 540,0 80 804,5 64 056,9 87 541,1
Lain-lain 93 803,0 130 640,3 174 618,3 178 143,7 151 047,0
Jumlah 325 672,5 395 552,2 488 536,2 501 837,8 476 851,9
Sebagian besar minyak mentah Indonesia di hasilkan oleh daerah Riau. Daerah irian Jaya dan
lepas pantai makin meningkat hasilnya setiap tahun. Daerah lepas pantai yang paling besar
menghasilkan adalah di pantai utara Jawa Barat.
Produksi minyak bumi Indonesia merupakan 4,9 %dari produksi minyak bumi di seluruh dunia.
Usaha untuk meningkatkan produksi terus dijalankan. Dalam tahun 1975 terdapat 373 sumur minyak
dan 15 sumur gas bumi.
Tabel Produksi Minyak Bumi menurut Daerah Tahun 1974-1975 dalam %
Daerah 1974 1975
Sumatera 75,4 % 72,1 %
Kalimantan 1,8 % 2,5 %
Jawa 2,4 % 1,6 %
Irian Jaya 2,3% 4,9 %
Lepas Pantai 18,1 % 18,9 %
100,0 % 100,0 %
Minyak bumi mentah harus diolah untuk dapat dipakai. Hasilnya antara lain avigas, avtur,
mogas, minyak tanah, solar, mnyak diesel, dan minyak bakar. Avigas (aviation gas) dan avtur (aviation
turbo) digunakan sebagai bahan bakar penerbangan. Mogas (mobil gas) digunakan sebagai bahan bakar
bermotor. Bensin, premium, dan super merupakan jenis-jenis bahan bakar kendaraan bermotor, yang
dikenal dalam masyarakat. Minyak tanah atau kerosin digunakan dalam rumah tangga untuk bermacam-
macam keperluan. Solar dan diesel digunakan sebagai bahan bakar dalam industri yang menggunakan
mesin diesel, misalnya pembangkit tenaga listrik dan industri lainnya. Solar digunakan juga untuk
menjalankan kendaraan bermesin diesel eperti truk dan bus. Minyak bakar digunakan pada pabrik
semen.
Penyulingan atau rafinase hanya diusahakan oleh Pertamina. Pabrik penyulingan terdapat di
Pangkalanbrandan, Dumai, Sungai Pakning, Plaju-Sungai Gerong, Wonokromo, dan Balikpapan.
Sebagaian besar minyak bumi diekspor. Dari hasil tahun 1975 76% nya diekspor, dan hanya 22 % dikilang
sendiri dalam negeri. Negara pembeli adalah Jepang, Amerika Serikat, Trinidad, bahama, Filipina,
Taiwan, Inggris, Singapura, dan Birma. Jepang (49%) dan Amerika Serikat (35%) merupakan pembeli
minyak bumi mentah Indonesia terbesar.
Beberapa hasil lain yang diperoleh dalam penyulingan minyak bumi mentah adalah lilin, minyak
pelumnas dan aspal. Selain aspal yang bersumber pada penyulingan terdapat juga aspal yang
ditambang. Tambang aspal terdapat di Buton yaitu aspal yang digunakan dalam pembangunan jalan.
10) GAS BUMI
Biasanya gas bumi ditemukan bersama minyak bumi. Pada tahun 1970-an ditemukan lapangan
gas bumi yang berpotensi besar di Arun, sebelah Tenggara Lho Suumawe, Aceh, dan di Badak,
Kalimantan Barat. Dalam pengolahannya, gas bumi diolah menjadi gas bumi cair (LNG= Liquified Natural
Gas). Keberadaan sumber daya mineral khususnya minyak bumi dan gas bumi di Indonesia sangat
membantu perkembangan perekonomian nasional. Berikut adalah perbandingan sumber daya mineral
di Indonesia dengan di dunia. Komoditi yang dihasilkan dari sektor ini masih memegang peranan penting
dalam perekonomian nasional, menyumbang hampir mencapai 30% dari total pendapatan negara.
Taksiran cadangan
Nama Mineral Perbandingan
Indonesia Dunia
1. Timah 865 ton 11.100.000 ton 8%
2. Nikel 15 juta ton 100 juta ton 14%
3. Tembaga 6 juta ton 126 juta ton 5%
4. Batubara 32 milyar ton 663 milyar ton 2%
5. Alumunium 934 juta ton 139.000 juta ton 0,7%
6. Minyak bumi 9,1 milyar barrel 916,6 milyar barrel 1%
7. Gas bumi 0,138 juta BSCF 6,9 juta BSCF 2%
Potensi minyak dan gas bumi terkandung dalam 60 cekungan dan baru 25% yang dieksploitasi.
Menurut perkiraan, sumberdaya minyak bumi mencapai lebih kurang 70 – 72 milyar barrel, sedangkan
yang sudah diteliti dan sudah dapat digolongkan sebagai cadangan baru kurang lebih 9 – 10 milyar
barrel. Sumberdaya dan cadangan minyak bumi Indonesia akan bertambah terus bila eksplorasi terus
dilakukan. Belum lagi potensi yang mungkin ada di dalam batuan yang lebih tua (batuan Pra-Tersier),
karena sejauh ini minyak dan gas bumi baru diproduksi dari batuan berumur Tersier karena lebih
dangkal letaknya. Demikian pula potensi sumberdaya mineral lainnya yang masih bisa untuk
dikembangkan.
Pertambangan minyak dan gas bumi pernah menjadi soko guru perekonomian pemerintah.
Namun karena kurangnya eksplorasi di bidang migas ini telah menyebabkan kita harus mengimpor
minyak mentah untuk menutup defisit konsumsi BBM yang setiap tahun meningkat 6-7%.
a. Cara pengembangan
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan sumber daya mineral (gas
bumi):
1. Memperbaiki iklim investasi guna terus mendukung fungsi sektor energi dan sumber daya
mineral sebagai tulang punggung penggerak roda ekonomi nasional dalam tahun-tahun
mendatang.
2. Penyempurnaan “aturan main” mengenai pengelolaan produksi pemanfaatan minyak dan gas
bumi (migas) perlu terus disempurnakan guna mendukung peningkatan devisa sebagai
penerimaan negara.
3. Menemukan cadangan baru migas, panas bumi, dan batubara melalui peningkatan kegiatan
seismik survei, termasuk pemanfatan geo-science, pemboran eksplorasi/pengembangan, serta
pembangunan sarana dan prasarana pendukung.
4. Mengembangkan sumber-sumber migas di daerah laut dalam dan wilayah timur Indonesia
melalui pemberian perangsang tambahan atau insentif.
5. Mengoptimalkan serta meningkatkan produksi kilang migas guna memenuhi kebutuhan BBM
dalam negeri, serta meningkatkan pelayanan dan penyaluran BBM di dalam negeri.
6. Menyelesaikan konflik lahan peruntukan antara pertambangan dan hutan lindung, menurunkan
jumlah pertambangan mineral dan batubara tanpa izin (PETI), serta mengoptimalisasi kegiatan
pengembangan masyarakat paska tambang.
7. Menyempurnakan sistem data dan informasi geologi guna mendukung pencarian sumber daya
dan cadangan energi dan mineral, dan promosi wilayah kerja pertambangan.
Dalam tahun-tahun mendatang, sektor industri akan terus menjadi konsumen energi final yang
paling besar. Berbeda dengan sektor transportasi yang hanya mengkonsumsi bahan bakar minyak
(BBM), sektor industri mengkonsumsi berbagai jenis energi final, seperti BBM (35–40%), gas bumi (30–
35%), batu bara (15–18%), Liquified Petroleum Gas (LPG) (0–1%), dan listrik (10–12%). Di samping itu
pemanfaatan bahan bakar gas (BBG) terutama untuk sektor transportasi menjadi salah satu opsi yang
perlu mendapatkan perhatian. Dengan meningkatnya harga BBM akhir-akhir ini – berkurangnya subsidi
BBM – ada potensi untuk menggeser kedudukan BBM di sektor industri oleh berbagai jenis energi final
lainnya. Gas bumi, batu bara, dan LPG menjadi lebih kompetitif untuk digunakan sebagai energi input di
sektor industri. Belum lagi energi final lainnya yang bersumber dari nabati (biofuel) atapun hayati
(biomass), yang jika dikelola dengan baik akan merupakan sumber energi alternatif (yang juga
kompetitif) pengganti BBM.
Secara umum, ada empat variasi dasar batubara, yang merupakan hasil dari kekuatan mengenai
lapisan material tanah yang diubah dalam jalan berbeda. Variasi ini turun dari langkah yang pertama di
(dalam) pembentukan batubara, ciptaan tanah gemuk bahan bakar atau material. Antrasit/ Batubara
keras gilap: Kadang-Kadang juga disebut “ antrasit,” antrasit/batubara keras gilap terbentuk dari
batubara bituminus ketika tekanan dikembangkan di (dalam) batu karang strata dilipat sepanjang
ciptaan rangkaian pegunungan. Ini terjadi hanya di (dalam) membatasi area mengenai ilmu bumi yang
terutama semata daerah Pennsylvania Appalachian. Antrasit/Batubara keras gilap mempunyai isi energi
yang paling tinggi dari semua batubara dan digunakan untuk memanaskan ruang dan membangitkan
listrik.
Di Indonesia pertambangan batu bara dimulai sekitar abad 19. Mula-mula diusahakan dengan
pertambangan Pengaron, Kalimantan timur dan tambang Sungai Durian di Sumatera Barat, tetapi gagal
karena kesulitan pengangkutan. Akhir abad 19 dibuka tambang batubara Umbilin, dan pada permulaan
abad 20 dibuka tambang Bukit Asam di Sumatera Selatan. Tambang batubara yang hingga sekarang
masih beroperasi adalah Ombilin (Sumbar), Bukit Asam (SumSel), dan Mahakam (KaLTim). Produksi
batubara menurun ketika berkurangnya pemakaian batubara bagi kereta api, namun meningkat tajam
setelah maraknya penggunaaan batu bara sebagai pembangkit listrik, industri semen, industri timah dan
lain sebagainya. Di Indonesia terdapat jenis batubara yang merupakan kualitas terbaik yaitu batubara
“Antrasit” yaitu batubara yang kadar arangnya sangat tinggi yang dihasilkan oleh tambang batubara
Bukit Asam. Indonesia saat ini hanya memiliki cadangan yang relatif terbatas, yaitu sebesar 4.968 juta
ton atau 0,55% dari total cadangan batubara dunia. Dengan tingkat produksi mencapai 120 juta ton per
tahun, diperkirakan batubara di Indonesia dapat diproduksi selama 41,43 tahun.
a. Cara pengembangan
Pemerintah mengeluarkan serangkaian kebijakan di bidang pengembangan sumber
energi alternatif pada awal tahun 2006. Kebijakan tersebut tertuang dalam 3 ketentuan, yaitu
Perpres Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional, Perpres No 1/2006 tentang
Bahan Bakar Nabati, dan Inpres No 2/2006 tentang batu bara yang dicairkan sebagai bahan
bakar lain. Dengan kebijakan tersebut, Pemerintah ingin mendorong peran dunia usaha dalam
pengembangan bahan bakar alternatif sebagai substitusi terhadap bahan bakar minyak. Salah
satu yang diinginkan oleh Pemerintah adalah pengembangan batu bara cair.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan potensi sumber daya
mineral di Indonesia, khususnya batubara:
1. Menyelesaikan konflik lahan peruntukan antara pertambangan dan hutan lindung,
menurunkan jumlah pertambangan mineral dan batubara tanpa izin (PETI), serta
mengoptimalisasi kegiatan pengembangan masyarakat paska tambang.
2. Menyempurnakan sistem data dan informasi geologi guna mendukung pencarian
sumber daya dan cadangan energi dan mineral, dan promosi wilayah kerja
pertambangan.
3. Mengoptimalkan pengembangan batu bara cair karena memiliki kelebihan antara lain:
Harga produksi lebih murah, yaitu setiap barel batu bara cair membutuhkan biaya
produksi yang tidak lebih dari US$15 per barel. Bandingkan dengan biaya produksi rata-
rata minyak bumi yang berlaku di dunia saat ini yang mencapai US$23 per barel. Serta
jenis batu bara yang dapat dipergunakan adalah batu bara yang berkalori rendah (low
rank coal), yakni kurang dari 5.100 kalori, yang selama ini kurang diminati pasaran, serta
masih banyak lagi kelebihan dari batubara cair ini.
12) BELERANG
Belerang diusahakan di Telaga Cibodas, Jawa Barat, Gunung IJen dan Gunung Welirang, Jawa
Timur, Gunung Mahawu, Sulawesi Utara. Produksi Belerang meningkat karena kebutuhan akan belerang
di industri bertambah tiap tahun.
13) FOSFAT
Fosfat di Indonesia terdapat di gua-gua gamping dalam bentuk butiran dan bungkalan besar.
Kadar Fosfat Indonesia berkisar antara 30% sampai 40%. Beberapa perusahaan swasta menggali fosfat di
Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Fosfat dipakai sebagai pupuk bagi tanah yang bersifat asam.
Hasil penggalian fosfat dipasarkan ke berbagai perkebunan di Jawa dan Sumatera. Sejak tahun 1971
produksi Fosfat Indonesia meningkat Terus. Dalam tahun itu produksi fosfat 485 ton.
14) GIPSUM
Gypsum dibutuhkan dalam pembuatan semen. Untuk pembuatan satu ton semen dibutuhkan
2,3 ton batu gamping, 0,04 ton gypsum, dan 0,3 ton lempung. Kadang-kadang dibutuhkan juga pasir besi
(pabrik semen Padang). Selain untuk pembuatan semen, gipsum juga dipakai dalam kedokteran sebagai
pembalut bagian tubuh yang patah, dan juga untuk pembuatan patung dan lain-lain.
15) YODIUM
Yodium diketemukan diberbagai tempat di Jawa. Di Jawa Timur ada tiga tempat yang
mengandung air garam beryodium, yaitu di Guyangan-Kedungwaru, di Watudakon-Sekarputih, di Pujon
(Kabupaten Malang). Yodium dipakai untuk pembuatan obat cair merah (yodium tintura) untuk
mencegah infeksi. Pengolahan yodium di usahakan oleh PT Kimia Farma di pabrik Watudakon
(Mojokerto), Jawa Timur. Produksi yodium Watudakon meningkat terus sejak tahun 1971. Dalam tahun
itu dihasilkan 8.811.452 kg, sedang dalam tahun 1974 dan 1975 berturut-turut dihasilkan 25.933.157
dan 33.077.349 kg.
16) KAOLIN
Kaolin merupakan pelapukan dari mineral, antara lain pada batuan granit. Daerah penghasil
ialah pulau Bangka, Belitung dan Sulawesi Utara. Produksi Kaolin dalam Tahun 1973, 1974, dan 1975
tampak menurun. Berturut-turut dalam tahun-tahun tersebut dihasilkan 23.268 ton, 18.972 ton, dan
21.632 ton. Sekitar 70% kaolin itu dihasilkan di Belitung.
Menurut Mc Kelvey, 1973, cadangan dibedakan atas dua pengertian yaitu sumber daya (resources)
dan cadangan (reserves).
� Sumber daya adalah akumulasi (longgokan) zat padat, cair atau gas yang terbentuk secara
alamiah, terletak di dalam atau di permukaan bumi, terdiri dari satu jenis atau lebih komoditas,
dapat diperoleh secara nyata dan bernilai ekonomis.
� Cadangan adalah bagian dari sumber daya teridentifikasi dari suatu komoditas mineral yang
ekomonis dan tidak bertentangan dengan ketentuan hukum dan kebijaksanaan pada saat itu. Untuk
beberapa jenis endapan mineral, istilah “reserve” disepadankan dengan “ore” atau cadangan bijih.
a. Klasifikasi Cadangan
Mc Kelvey, 1973, membuat klasifikasi cadangan dan sumber daya mineral sebagai mana yang
terdapat pada tabel berikut;
A. Sumber daya (resources) adalah akumulasi (longgokan) zat padat, cair atau gas yang terbentuk
secara alamiah, terletak di dalam atau di permukaan bumi, terdiri dari satu jenis atau lebih
komoditas, dapat diperoleh secara nyata dan bernilai ekonomis.
B. Sumber daya teridentifikasi (identified resources) adalah endapan mineral yang diketahui nyata,
baik jenis, bentuk, kedudukan maupun kuantitas dan kualitasnya. Dasarnya petunjuk geologi,
pengambilan conto dan pengukuran teknis bermetoda.
C. Sumber daya tak teridentifikasi (undiscovered resources) adalah zona endapan mineral yang
belum diketahui secara nyata, baik bentuk, kedudukan maupun kuantitas dan kualitasnya.
Terbentuknya endapan mineral hanya diperkirakan berdasarkan teori-teori geologi secara garis
besar.
D. Cadangan (reserves) adalah bagian dari sumber daya teridentifikasi dari suatu komoditas
mineral yang ekomonis dan tidak bertentangan dengan ketentuan hukum dan kebijaksanaan
pada saat itu. Untuk beberapa jenis endapan mineral, istilah “reserve” disepadankan dengan
“ore” atau cadangan bijih
E. Sumber daya teridentifikasi sub ekonomis (identified sub ekonomis resources) adalah sumber
daya (bukan cadangan) yang dapat menjadi cadangan dengan perubahan ekonimi, harga,
teknologi serta tidak bertentangan dengan ketentuan hukum/kebijaksanaan pada saat itu.
F. Cadangan terunjuk (demonstrated reserves) adalah sumber daya teridentifikasi yang tonase dan
kadarnya diketahui dari pengukuran nyata, pengambilan conto, data produksi terperinci dan
proyeksi data geologi. Dibagi dua yaitu cadangan terukur (measured reserves) dan cadangan
teridentifikasi (indicated reserves)
H. Cadangan teridentifikasi (indicated reserves) adalah cadangan yang tonase dan kadarnya
sebagian berdasarkan perhitungan dari pengambilan conto atau dari data produksi. Sebagian
lainnya berdasarkan proyeksi keadaan geologi setempat dengan jarak tertentu. Titik-titik
pengambilan conto dan pengukurannya relatif tidak begitu dekat sehingga struktur, kadar,
ketebalan, kedudukan dan kelanjutan dari longgokan mineral serta batas-batasnya belum dapat
ditentukan dengan tepat.
I. Cadangan tereka (inferred reserves) adalah cadangan yang diperhitungkan kuantitasnya
berdasarkan pengetahuan keadaan geologi. Begitu juga kelanjutan longgokan mineral serta
batas-batas endapan tersebut. Kadar diperhitungkan berdasarkan beberapa titik pengambilan
conto dan hasil pengukuran, tetapi sebagian besar berdasarkan kesamaan ciri-ciri subzona
geologi endapan.
J. Para marginal adalah sumber daya sub ekonomis yang berbatasan langsung dengan cadangan
yang bernilai ekonomis/menguntungkan. Tidak menguntungkan saat ini oleh ketentuan hukum
dan kebijakan pemerintah yang mengijinkan pengelolaannya
K. Sub marginal adalah sumber daya sub ekonomis yang dapat bernilai ekonomis/menguntungkan,
apabila keadaan harga komoditas tersebut pada tingkat yang menguntungkan, atau karena
kemajuan teknologi sehingga mengakibatkan penekanan biaya penambangan dan
pengelolaannya.
L. Sumber daya hipotetik (hypothetical resources) adalah sumber daya tak teridentifikasi,
diharapkan menjadi zona pengembangan endapan mineral teridentifikasi. Sebagian besar
berdasarkan keadaan geologi umum. Dapat menjadi sumber daya teridentifikasi dengan
eksplorasi lanjut.
M. Sumber daya spekulatif (speculative resources) adalah sumber daya tak teridentifikasi, masih
mungkin ditemukan pada zona geologi dari sumber daya yang telah ditahui. Sumber daya ini
belum diketahui jenis dan sifatnya, hanya diperkirakan menjadi sumber daya. Dapat menjadi
sumber daya teridentifikasi dengan eksplorasi lanjut.
Peta sebaran Cadangan Mineral di Indonesia
Biji besi merupakan mineral yang terdiri atas oksigen dan atom besi yang saling berikatan
bersama dalam molekul. Dalam pertambangan, bijih besi biasanya ditemukan dalam bentuk
magnetit (Fe3O4), , hematit (Fe2O3), , goethit, limonit, atau siderit dalam berbagai warna.
Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk memiliki cadangan bijih besi yang melimpah. Di Indonesia,
bijih besi dapat ditemukan di Pulau Jawa (Lumajang, Ciamis,Cilacap, Banten, Yogyakarta, dan Tasikmalaya),
Aceh, Sulawesi Utara (MinahasaSelatan), NTT(Kabupaten Manggarai), dan Bengkulu. Bahkan bijih besi di
Indonesia dikenal instimewa yaitu mengandung Vanadium sehingga disebut pasir hitam.
Berdasarkan data terbaru dari kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, cadangan bijih besi Indonesia tahun
2012 kemarin adalah sebesar 115 juta ton, dan diperkirakan akan habis 9 tahun mendatang. Hal ini tidak lain
disebabkan oleh meningkatnya aktivitas ekspor bijih besi nasional 7 kali lipat pada tahun 2011 sekitar 13 juta ton .
2. Cadangan Tembaga
Tembaga merupakan salah satu hasil mineral utama Indonesia. Tembaga sendiri emiliki banyak
kegunaan antara lain digunakan untuk konduktor panas dan listrik. Dalam unsur kimia tembaga
memiliki lambang Cu dan memuliki korosi yang cepat.
Tembaga merupakan salah satu mineral andalan Indonesia. Bahkan pada tahun 2012, Indonesia
merupakan negara ke 5 terbesar di dunia yang menghasilkan tembaga. Daerah penghasil
tembaga di Indonesia antara lain Bukitasam (berpusat di Tanjungenim, Sumatera Selatan),
Kotabaru (Pulau Laut, kalimantan Selatan), Sungai Berau (Sawahlunto, Sumatera Barat),
Tembagapura (Irian Jaya), dll.
Cadangan batubara Indonesia hanya 0.5% dari cadangan dunia namun dari segi produksi
Indonesia menempati posisi ke enam dengan jumlah produksi 246 juta ton. Berdasarkan data
Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral tahun 2012, cadangan tembaga Indonesia
sebesar 4,2 miliar ton.
3. Cadangan Alumunium
Aluminium merupakan elemen kimia dengan simbol Al, berwarba putih metalik, dan tidak larut
dalam air pada keadaan norma. Alumunium merupakan elemen yang banyak ditemukan di
lapisan tanah dan sebesar 8% dari berat bumi berupa alumnium. Aluminium memiliki kepadatan
metal yang rendah dan kemampuan menghadapi korosi yang baik dengan proses passivation.
Aluminium biasanya dihasilkan melalui proses pertamabnagna mineral lain (dihasilkan sebagai
produk samping). Aluminium biasanya ditemui di daerah aliran sungai seperti di Riau (Pulau
Bintan) dan di Papua. Proses peleburan aluminium biasanya membuthkan energi yang besar
sehingga pabriknya biasanya dekat dengan daerah penghasil listrik
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian , ekspor besar-besaran bijih bauksit pada tahun
2011 juga mencapai sebesar 40 juta ton. Jumlah ini meningkat 5 kali dibanding tahun 2008.
Pada tahun 2011,cadangan aluminium Indonesia adalah sebesar 180 juta ton yaitu hanya
dapat bertahan untuk 5 tahun ke depan.
4. Cadangan Timah
Timah merupakan senyawa kimia yang berwarna keperakan, dapat ditempa, tidak mudah
teroksidasi dalam udara sehingga tahan karat. Timah biasa dipakai dalam industri sebagai
pelapis logam untuk mencegah karat. Timah diperoleh dari mineral kasiterit yang terbentuk
sebagai oksida.
Indonesia merupakan salah satu negara utama penghasil dan pengekspor timah. Timah biasa
ditemui di daerah daratan dan perairan sekitar pulau-pulau
Bangka, Belitung, Singkep, Karimun dan Kundur. Perusahaan pertambangan timah di Indonesia
yang terkenal yaitu PT TIMAH yang merupakan perusahaan BUMN yang khusus bergerak di
bidang pertambangan timah.
Berdasarkan data dari PT Timah Tbk (TINS) , diperkirakan cadangan timah hingga Desember
2011 sebanyak 8.496 ton. Hal ini dikarenakan karena Indonesia dinilai belum optimal dalam
melakukan eksploitasi timah.
5. Cadangan Nikel
Nikel merupakan unsur kimia metalik yang memiliki sifat tahan karat. Dalam keadaan murni,
nikel bersifat lembek, namun jika dipadukan dengan besi, krom, dan logam lainnya, dapat
membentuk baja tahan karat yang keras. Perpaduan nikel dengan unsur lain menghasilkan
stainless steel yang banyak diaplikasikan pada peralatan dapur.
Indonesia merupakan negara ke 8 penghasil nikel dengan cadangan nikel Indonesia sekitar 2,9%
dari cadangan nikel dunia. Darisisi produksi adalah 8,6% dan merupakan peringkat ke-4 dunia.
Daerah penghasil nikel di Indonesia antara lain Bengkalis (Sumatra), Bolaang mangondow
(Sulawesi Utara), Cikotok (Jawa Barat), Logas (Riau), Meulaboh (DI Aceh), Rejang
Lebong(Bengkulu).
Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, pada tahun 2012,
cadangan nikel Indonesia sebesar 577 juta ton.
2. Cadangan batu bara Indonesia
Batu bara merupakan batuan/karang yang terbentuk dari ba-rang tumbuhan melalui
metamorfisme kimia dan geologi akibat panas dan tekanan yang memakan waktu puluhan-
ratusan juta-tahun.
Berdassarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, cadangan batubara
Indonesia pada tahun 2011 adalah sebesar 32 miliar ton. Batubara biasa ditemukan di daerah
Sawahlunto (Sumbar), Tanjung Enim (Palembang), kalimantan Barat, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, jamibi, Riau, Aceh, dan Papua.
Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan potensi tebu (gula), Bahkan Indonesia
dahulu pernah menjadi negara eksportir gula nomor satu di dunia. Sangat jauh berbeda dengan
kondisi saat ini dimana Indonesia sudah tidak lagi menjadi negara pengekspor gula, bahkan
menjadi negara importir gula. Padahal gula sendiri merupakan salah satu komoditi penting yang
dibutuhkan oleh masyarakat karena digunakan langsung sebagai konsumsi masyarakat.
Kondisi ini jelas tidak dapat dipisahkan dari kondisi areal perkebunan Indonesia, khususnya areal
perkebunan tebu yang dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Berita baiknya adalah akhir-
akhir ini, pengusaha gula nampaknya semakin bertambah jika dilihat dari meningkatnya luas
kebun teh di Indonesia sejak tahun 2000an. Berdasarkan data BPS, berikut luas pekebunan
tebu dari tahun ke tahun:
Karena potensinya, pohon Akasia sendiri merupakan salah satu jenis pohon komersialisasi yang
di budidayakan. Di Indoensia beberapa perusahaan kertas memilki perkebunan kayu akasia yang
tersebar di berbagai tempat di Indonesia seperti di Jawa Timur dan Riau dengan perusahaan
PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk dan PT Riau Andalan Pulp & Paper. Berdasarkan data dari
penelitian cadangan karbon Indonesia, cadangan karbon dari pohon akasia adalah sebesar 92
ton C/Ha(cadangan karbon di atas permukaan tanah).
Sumber
http://www.majalahtambang.com/detail_berita.php?category=18&newsnr=5795
http://id.wikipedia.org/wiki/Bijih_besi
http://emas-perak.com/market-nuggets-commerzbank-pasar-tembaga-ketat-output-tembaga-
chili-dan-indonesia-menurun-pada-2011/
http://economy.okezone.com/read/2012/06/13/320/646654/cadangan-bijih-tembaga-ri-4-2-
miliar-ton
http://en.wikipedia.org/wiki/Aluminium
http://www.lensaindonesia.com/2012/06/14/akibat-ekspor-mineral-gila-gilaan-cadangan-biji-
besi-sisa-9-th.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Timah_(perusahaan)
http://id.wikipedia.org/wiki/Timah
http://www.imq21.com/news/read/47490/20120111/161643/Cadangan-Timah-TINS-Capai-8-
496-Ton.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Nikel
http://blog.unsri.ac.id/sodikin/pertambangan/sr/3615/
http://www.lensaindonesia.com/2012/06/14/akibat-ekspor-mineral-gila-gilaan-cadangan-biji-
besi-sisa-9-th.html
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=54
http://www.slideshare.net/SriHartatik1/ubkpu-budidaya-tebu-2012kuliah-1-2012
http://www.tentangkayu.com/2008/09/kayu-akasia-acacia-mangium.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Pine
http://id.wikipedia.org/wiki/Bambu
KESIMPULAN
Sumber daya mineral (mineral resource) adalah endapan mineral yang diharapkan dapat
dimanfaatkan secara nyata.
Ada bermacam-macam sumber daya mineral yang ada di Indonesia, seperti : emas, intan, timah,
mangaan, nikel, bijih besi, bauksit, tembaga, minyak bumi, batu bara,gas bumi, belerang, fosfat, gypsum,
yodium, dan kaolin. Sumber daya mineral ini perlu dikembangkan dan dikelola secara benar.
Pengelolaan yang benar dapat memberikan manfaat bagi manusia secara berkelanjutan.