Anda di halaman 1dari 33

A.

PENGERTIAN SUMBER DAYA MINERAL


sumber daya mineral (mineral resource) adalah endapan mineral yang diharapkan dapat
dimanfaatkan secara nyata. sumber daya mineral dengan keyakinan geologi tertentu dapat
berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi
kriteria layak tambang.
B. MACAM-MACAM SUMBER DAYA MINERAL
Sumber daya mineral memiliki bermacam-macam jenis, dibawah ini akan di uraikan
beberapa macam sumber daya mineral yang ada di Indonesia.
1) EMAS
Dalam abad 17 dan 18 VOC mengusahakan pertambangan emas di Salido, Sumatra
Barat. Pertambangan emas tersebut tertua di Indonesia. Sebelum perang dunia II, tambang
emas Lebong Tandai di Rejang Lebong, Bengkulu merupakan penghasil emas terbanyak di
Indonesia. Tambang lainnya terdapat di Cikotok dan Cirotan, Jawa Barat. Dewasa ini
tambang emas Cikotok merupakan milik pemerintah, dan diusahakan oleh PT Aneka
Tambang.
Pengolahan dan pemurnian bijih emas dilaksanakan oleh Unit Logam Mulia yang
menghasilkan: emas, platina, dan perak. Produksi tahun 1975 berkadar 7,29 gram emas
setiap ton dan 191,49 gram perak setiap ton.
Tabel Produksi Tambang Emas Cikotok, Oleh Unit Logam Mulia, Tahun 1971-1975
Tahun Bijih (ton) Emas (kg) Perak (kg)
1971 52 442 330 8 876
1972 64 724 339 8 684
1973 68 634 352 9 372
1974 47 013 265 6 465
1975 54 090 331 4 755
Tambang tembaga di Pegunungan Tembaga (Irian Jaya) juga menghasilkan emas dan
perak disamping tembaga. Produksi tahun 1975 sebesar 200 279 ton bijih tembaga kering
berkadar emas 40 gram dan perak 540 gram.
2) INTAN
Pertambangan Intan, berlokasi di Riam Kanan Kiwa (Kiri) dan sungai Kusan di Kalimantan
Selatan. Pengusahaan intan secara sederhana telah dilakukan oleh masyarakat setempat sejak
tahun 1938. Eksploitasi tambang intan oleh PT Aneka Tambang dipusatkan di Simpangempat, 30
km arah Timur Laut Martapura. Daerah penggalian lainnya terdapat di Cempaka, 6 km arah
selatan Banjarbaru, yang diusahakan sejak tahun 1970. Penggosokan Intan kasar menjadi intan
hiasan dikerjakan di Martapura.
a. Pengembangannya :
Southern Arc Minerals Inc. (PT. SAMI) adalah sebuah perusahaan eksplorasi mineral
tambang yang asal dari Kanada yang berdasar di Indonesia dengan strategi akuisisi,
eksplorasi dan pertumbuhan aset tambang secara yang agresif.  Aneka aset tambang dimiliki
perushaan ini terletak di tempat sangat baik dan adalah aset-aset tambang luar biasa, yang
meliputi empat proyek sedang dimajukan secara yang aktif melibatkan retakan karang/urat
bijih epitermal berisi emas juga dengan perak, dan cadangan porferi emas-tembaga berpotensi
tinggi di pulau Lombok dan Sumbawa.
Southern Arc memperoleh, menilai dan memajukan aset proyek-proyek tambang di
Indonesia, yaitu salah satu daerah logam-mulia dalam dunia yang paling prospektif dan yang
mana punya dua tambang emas-tembaga paling besar di dunia dan banyak cadangan mineral
penting lain.  Strategi Southern Arc adalah fokus pada fase memajukan, eksplorasi dan definisi
sumber daya cadangan mineral dalam siklus proyek pertambangan. Nilai akan dibuka dengan
cara yang memaksimalkan keuntungan bagi pemegang saham, termasuk menyerahkan ekuitas
proyek-proyek pertambangan pada perusahaan pertambangan besar setelah sumber daya
tambang didefinisikan, dan perusahaan pertambangan besar akan memodali, mengembangkan
dan membangun tambang. Kemudian PT. SAMI akan memegang posisi ekuitas minoritas tapi
signifikan dalam proyek-proyek begitu dalam rangka untuk memberikan pendapatan terus
menerus untuk memodali eksplorasi lebih lanjut dalam proyek baru atau mungkin menyediakan
dividen.
Sebagai seperti sebuah ujung tonggak eksekusi strategi yang penting dan significan, PT.
SAMI mengadakan usaha patungan pada tiga proyeknya dengan dua perusahaan pertambangan
besar. Perjanjian dengan SA Vale melibatkan kemajuan proyek Sabalong dan Elang Timur hingga
penyelesaian studi kelayakan untuk membangun proyek pertambangan yang bisa dapat
dimodali bank (bankable feasibility study) pada dua proyek itu.
Newcrest Mining Ltd., yaitu perusahaan pertambangan penghasil emas terbesar ketiga
di dunia, mengadakan perjanjian dengan PT. SAMI untuk memajukan properti emas-perak-
tembaga Taliwang. Perjanjian Taliwang yang tersebut melibatkan pendanaan pada eksplorasi
dan pengeluarkan modal kemajuan hingga USD50 juta sebagai maksimum atau penyelesaian
studi kelayakan untuk membangun proyek pertambangan yang bisa dapat dimodali bank, yang
manapun jadi lebih dahulu. PT. SAMI adalah operator pada ketiga proyek tersebut yang dibawah
usaha patungan.
3) TIMAH DI INDONESIA
a. Sejarah
PT Timah (Persero) Tbk mewarisi sejarah panjang usaha pertambangan timah di Indonesia
yang sudah berlangsung lebih dari 200 tahun. Sumber daya mineral timah di Indonesia ditemukan
tersebar di daratan dan perairan sekitar pulau-pulau Bangka, Belitung, Singkep, Karimun dan
Kundur.
Di masa kolonial, pertambangan timah di Bangka dikelola oleh badan usaha pemerintah
kolonial "Banka Tin Winning Bedrijf" (BTW). Di Belitung dan Singkep dilakukan oleh perusahaan
swasta Belanda, masing-masing Gemeeenschappelijke Mijnbouw Maatschappij Biliton (GMB) dan
NV Singkep Tin Exploitatie Maatschappij (NV SITEM).
Setelah kemerdekaan R.I., ketiga perusahaan Belanda tersebut dinasionalisasikan antara
tahun 1953-1958 menjadi tiga Perusahaan Negara yang terpisah. Pada tahun 1961 dibentuk Badan
Pimpinan Umum Perusahaan Tambang-tambang Timah Negara (BPU PN Tambang Timah) untuk
mengkoordinasikan ketiga perusahaan negara tersebut, pada tahun 1968, ketiga perusahaan negara
dan BPU tersebut digabung menjadi satu perusahaan yaitu Perusahaan Negara (PN) Tambang
Timah.
Dengan diberlakukannya Undang-undang No. 9 Tahun 1969 dan Peraturan Pemerintah No.
19 Tahun 1969, pada tahun 1976 status PN Tambang Timah dan Proyek Peleburan Timah Mentok
diubah menjadi bentuk Perusahaan Perseroan (Persero) yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Negara
Republik Indonesia dan namanya diubah menjadi PT Tambang Timah (Persero).
Krisis industri timah dunia akibat hancurnya the International Tin Council (ITC) sejak tahun
1985 memicu perusahaan untuk melakukan perubahan mendasar untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Restrukturisasi perusahaan yang dilakukan dalam kurun 1991-1995, yang
meliputi program-program reorganisasi, relokasi Kantor Pusat ke Pangkalpinang, rekonstruksi
peralatan pokok dan penunjang produksi, serta penglepasan aset dan fungsi yang tidak berkaitan
dengan usaha pokok perusahaan.
Restrukturisasi perusahaan berhasil memulihkan kesehatan dan daya saing perusahaan,
menjadikan PT Timah (Persero) Tbk layak untuk diprivatisasikan sebagian. PT Timah (Persero) Tbk
melakukan penawaran umum perdana di pasar modal Indonesia dan internasional, dan
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya, dan the London Stock Exchange
pada tanggal 19 Oktober 1995. Sejak itu, 35% saham perusahaan dimiliki oleh masyarakat dalam dan
luar negeri, dan 65% sahamnya masih dimiliki oleh Negara Republik Indonesia.
Untuk memfasilitasi strategi pertumbuhan melalui diversifikasi usaha, pada tahun 1998 PT
Timah (Persero) Tbk melakukan reorganisasi kelompok usaha dengan memisahkan operasi
perusahaan ke dalam 3 (tiga) anak perusahaan, yang secara praktis menempatkan PT Timah
(Persero) Tbk menjadi induk perusahaan (holding company) dan memperluas cakupan usahanya ke
bidang pertambangan, industri, keteknikan, dan perdagangan.
Saat ini PT Timah (Persero) Tbk dikenal sebagai perusahaan penghasil logam timah terbesar
di dunia dan sedang dalam proses mengembangkan usahanya di luar penambangan timah dengan
tetap berpijak pada kompetensi yang dimiliki dan dikembangkan.
b. Logam timah
Timah merupakan logam dasar terkecil yang diproduksi yaitu kurang dari 300.000 ton per
tahun, dibandingkan dengan produksi aluminium sebesar 20 juta ton per tahun.
Timah digunakan dengan berbagai cara di pabrik timah, solder dan pabrik kimia; mulai dari
baju anti api, sampai dengan pembuatan stabiliser pvc, pestisida dan pengawet kayu. Di pabrik
timah digunakan untuk kemasan bersaing dengan aluminium, namun pasar kemasan cukup besar
bagi keduanya dengan masing-masing keunggulannya. Kaleng lapis timah lebih kuat dari kaleng
aluminium, sehingga menjadi keunggulan bagi produk makanan kaleng.
Peningkatan terbesar dalam permintaan timah baru-baru ini adalah karena tekanan
lingkungan yang meminta pabrik solder memangkas kandungan lead pada solder, sehingga
membuat kandungan timah dalam solder meingkat dari 30% menjadi hampir 97% hal ini merupakan
peningkatan konsumsi yang besar.
c. Eksplorasi
Mulai tahun 1996, perusahaan menggunakan peralatan berteknologi modern yaitu Global
Positioning System (GPS) untuk melengkapi fasilitas kegiatan dan aktivitas eksplorasi. Hal ini sangat
membantu meningkatkan efisiensi dan keakuratan dari pemetaan dan pengukuran. Data dari tes
laboratorium dan GPS disimpan di dalam komputer untuk memproduksi dan menghasilkan peta
geologis yang sangat tinggi keakuratannya bagi pertambangan yang sistematis dan efisien.
d. Penambangan Lepas Pantai
Perusahaan mengoperasikan armada kapal keruk untuk operasi produksi di daerah lepas
pantai (off shore). Armada kapal keruk mempunyai kapasitas mangkok (bucket) mulai dari ukuran 7
cuft sampai dengan 24 cuft. Kapal keruk dapat beroperasi mulai dari kedalaman 15 meter sampai 50
meter di bawah permukaan laut dan mampu menggali lebih dari 3,5 juta meter kubik material setiap
bulan. Setiap kapal keruk dioperasikan oleh karyawan yang berjumlah lebih dari 100 karyawan yang
waktu bekerjanya terbagi atas 3 kelompok dalam 24 jam sepanjang tahun.
Hasil produksi bijih timah dari kapal keruk diproses di instalasi pencucian untuk
mendapatkan kadar minimal 30% Sn dan diangkut dengan kapal tongkang untuk dibawa ke Pusat
Pengolahan Bijih Timah (PPBT) untuk dipisahkan dari mineral ikutan lainnya selain bijih timah dan
ditingkatkan kadarnya hingga mencapai persyaratan peleburan yaitu minimal 70-72% Sn.
e. Penambangan Darat
Produksi penambangan darat yang berada di wilayah Kuasa Pertambangan (KP) perusahaan
dilaksanakan oleh kontraktor swasta yang merupakan mitra usaha dibawah kendali perusahaan.
Hampir 80% dari total produksi perusahaan berasal dari penambangan di darat mulai dari Tambang
Skala Kecil berkapasitas 20 m3/jam sampai dengan Tambang Besar berkapasitas 100 m3/jam.
Proses penambangan timah alluvial menggunakan pompa semprot (gravel pump).Setiap
kontraktor atau mitra usaha melakukan kegiatan penambangan berdasarkan perencanaan yang
diberikan oleh perusahaan dengan memberikan peta cadangan yang telah dilakukan pemboran
untuk mengetahui kekayaan dari cadangan tersebut dan mengarahkan agar sesuai dengan pedoman
atau prosedur pengelolaan lingkungan hidup dan keselamatan kerja di lapangan. Hasil produksi dari
mitra usaha dibeli oleh perusahaan sesuai harga yang telah disepakati dalam Surat Perjanjian Kerja
Sama.
f. Pengolahan
Untuk meningkatkan kadar bijih timah atau konsentrat yang berkadar rendah, bijih timah
tersebut diproses di Pusat Pencucian Bijih Timah (Washing Plant). Melalui proses tersebut bijih
timah dapat ditingkatkan kadar (grade) Sn-nya dari 20 - 30% Sn menjadi 72% Sn untuk memenuhi
persyaratan peleburan. Proses peningkatan kadar bijih timah yang berasal dari penambangan di laut
maupun di darat diperlukan untuk mendapatkan produk akhir berupa logam timah berkualitas
dengan kadar Sn yang tinggi dengan kandungan pengotor (impurities) yang rendah.
g. Peleburan
Perusahaan mengoperasikan 8 tanur dan 2 single stage furnace (SSF), 7 tanur berada di
daerah Mentok, Bangka dan 1 tanur berada di daerah Kundur. Proses peleburan merupakan proses
melebur bijih timah menjadi logam Timah. Untuk mendapatkan logam timah dengan kualitas yang
lebih tinggi, maka harus dilakukan proses pemurnian terlebih dahulu dengan menggunakan suatu
alat pemurnian yang disebut crystallizer.
Produk yang dihasilkan berupa logam timah dalam bentuk balok atau batangan dengan
skala berat antara 16 kg sampai dengan 26 kg per batang. Produk yang dihasilkan juga dapat
dibentuk sesuai permintaan pelanggan (customize) dan mempunyai merek dagang yang terdaftar di
London Metal Exchange (LME).
h. Distribusi dan Pemasaran
Kegiatan pemasaran mencakup kegiatan penjualan dan pendistribusian logam timah.
Pendistribusian logam timah hampir 95% dilaksanakan untuk memenuhi pasar di luar negeri atau
ekspor dan sebesar 5% untuk memenuhi pasar domestik. Negara tujuan ekspor logam Timah antara
lain adalah wilayah Asia Pasifik yang meliputi Jepang, Korea, Taiwan, Cina dan Singapura, wilayah
Eropa meliputi Inggris, Belanda, Perancis, Spanyol dan Italia serta Amerika dan Kanada.
4) MANGAAN
Mangan termasuk unsur terbesar yang terkandung dalam kerak bumi. Bijih mangan utama
adalah pirolusit dan psilomelan, yang mempunyai komposisi oksida dan terbentuk dalam cebakan
sedimenter dan residu. Mangan mempunyai warna abu-abu besi dengan kilap metalik sampai
submetalik, kekerasan 2 – 6, berat jenis 4,8, massif, reniform, botriodal, stalaktit, serta kadang-
kadang berstruktur fibrous dan radial. Mangan berkomposisi oksida lainnya namun berperan bukan
sebagai mineral utama dalam cebakan bijih adalah bauxit, manganit, hausmanit, dan lithiofori,
sedangkan yang berkomposisi karbonat adalah rhodokrosit, serta rhodonit yang berkomposisi silika.
Cebakan mangan dapat terjadi dalam beberapa tipe, seperti cebakan hidrotermal, cebakan
sedimenter, cebakan yang berasosiasi dengan aliran lava bawah laut, cebakan metamorfosa,
cebakan laterit dan akumulasi residu. Sekitar 90% mangan dunia digunakan untuk tujuan metalurgi,
yaitu untuk proses produksi besi-baja, sedangkan penggunaan mangan untuk tujuan non-metalurgi
antara lain untuk produksi baterai kering, keramik dan gelas, kimia, dan lain-lain.
a. POTENSI MANGAAN DI INDONESIA
Potensi cadangan bijih mangan di Indonesia cukup besar, namun terdapat di berbagai lokasi
yang tersebar di seluruh Indonesia. Potensi tersebut terdapat di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau,
Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Kualitas batu Mangan dari NTT termasuk yang terbaik di dunia, dan jumlah yang terukur
saat ini cukup untuk penuhi kebutuhan Indonesia serta Korea Selatan selama lima puluh tahun
mendatang.
Dampak Negatif:
1. Aktivitas penambangan mengakibatkan kerusakan lingkungan. Di banyak tempat di
pulau Timor, bebatuan berfungsi sebagai tangkapan air hujan yang kemudian
bermanfaat menyediakan sumber air bersih bagi penduduk. Penambangan mangan
dikhawatirkan mengganggu daya tampung alam terhadap air hujan, sehingga
mengganggu juga pasokan kebutuhan akan air.
2. Kondisi kesejahteraan rakyat tidak mengalami perubahan setelah penambangan
dilakukan secara masif selama beberapa tahun terakhir. Ada manfaat jangka pendek
berupa tambahan penghasilan, namun jumlahnya tidak cukup buat penuhi kebutuhan
hidup, dan berdampak buruk dalam jangka panjang. Angka kemiskinan di NTT tetap
tinggi, dan masih tergolong provinsi yang paling miskin atau terbelakang.
3. Hal-hal terkait ketenagakerjaan, seperti kesehatan dan keselamatan kerja, keberadaan
pekerja anak, pendidikan dan pengetahuan dasar yang dibutuhkan rakyat mengenai
obyek kerjanya, pengupahan, dan lain-lain.
4. Dampak-dampak sosial budaya di tengah masyarakat, seperti meningkatnya persaingan
disertai pudarnya semangat gotong royong, bergesernya sumber penghidupan
masyarakat dari bertani menjadi “penambang tradisional”, dan lain-lain.
b. Mangan dalam perekonomian
Batu mangan berguna sebagai bahan baku industri, seperti untuk pembuatan baterai,
keramik, bahan kimia, dan baja. Namun saat ini mangan paling banyak digunakan untuk kebutuhan
industri baja yang penggunaannya mencapai 90% (Majalah Tambang, 3 November 2008).
Kandungan mangan dapat menghasilkan baja dengan kualitas bagus, yaitu lebih kuat dan ringan
dibandingkan baja dari bahan mentah lain. Kualitas demikian membuat batu mangan menjadi bahan
baku paling banyak dicari oleh kalangan industriwan baja akhir-akhir ini. Sebagaimana diketahui,
industri baja merupakan salah satu industri dasar (hulu) yang sangat dibutuhkan, baik untuk
kebutuhan konstruksi, elektronik, otomotif, dll. Negara yang pembeli mangan terbesar di dunia saat
ini adalah Tiongkok dan India. Sementara produsen terbesar adalah Ukraina dan Afrika Selatan.
Kedua negara tersebut menguasai sekitar 80% cadangan mangan dunia.
5) NIKEL
Nikel ditemukan oleh A. F. Cronstedt pada tahun 1751. Nikel berwarna putih keperak-
perakan dengan pemolesan ti ngkat ti nggi. Bersifat keras dan mulur (dapat ditarik),
mudah ditempa, sedikit ferromagnetis, dan merupakan konduktor yang agak baik terhadap panas
dan listrik. Nikel tergolong dalam grup logam besi-kobal, yang dapat menghasilkan alloy yang sangat
berharga. Ia tergolong dalam logam peralihan.
Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ni dan nomor
atom 28. Nikel ini berupa logam yang keras namun dapat dibentuk. Karena sifatnya yang
fleksibel dan mempunyai karakteristik-karakteristik yang unik seperti tidak berubah sifatnya bila
terkena udara, ketahanannya terhadap oksidasi dan kemampuannya untuk  mempertahankan
sifat-sifat aslinya di bawah suhu yang ekstrim, nikel lazim digunakan dalam berbagai aplikasi
komersial dan industri. Dalam keadan tidak bercampur, wujud nikel adalah sebagai zat yang lembek,
tapi nikel bisa menjadi baja tahan karat (stainless steel) apabila dipadukan dengan krom, besi, dan
zat logam lainnya. Nikel sangat penting dalam pembentukan logam campuran (alloy dan superalloy),
terutama baja tidak berkarat (stainless steel).
Nikel mulai ditambang di daerah Pomalaa-Kolaka dalam tahun 1936. Saat Jepang
menduduki Indonesia, pertambangan diteruskan dan diperluas. Sekarang pengolahannya
diusahakan oleh PT Aneka Tambang. Di Pomalaa dibangun pabrik pengolah nikel. Kadar nikel
menjadi lebih tinggi setelah diolah di pabrik agar dapat memenuhi mutu ekspor. Semua hasil
pertambangan nikel di kirim ke Jepang.
Cadangan nikel Indonesia sekitar 2,9% dari cadangan nikel dunia, dan merupakan peringkat
ke-8 sedangkan darisisi produksi adalah 8,6% dan merupakan peringkat ke-4 dunia.
Daerah-daerah penghasil nikel Indonesia diantaranya:
 Bengkalis : Sumatra
 Bolaang Mangondow : Sulawesi Utara.
 Cikotok : Jawa Barat.
 Logas : Riau
 Meuleboh : DI Aceh
 Rejang Lebong : Bengkulu
a. Proses Penambangan
Operasi penambangan nikel sebagai tambang terbuka dengan tahapan sebagai berikut:
 Pengeboran pada jarak spasi 25 - 50 meter untuk mengambil sample batuan dan tanah
untuk mendapatkan gambaran kandungan nikel yang terdapat di wilayah tersebut.
 Pembersihan dan pengupasan lapisan tanah penutup setebal 10– 20 meter yang kemudian
dibuang di tempat tertentu ataupun dipakai langsung untuk menutupi suatu wilayah purna
tambang.
 Penggalian lapisan bijih nikel yang berkadar tinggi setebal 5-10 meter dan dibawa ke stasiun
penyaringan.
 Pemisahan bijih di stasiun penyaringan berdasarkan ukurannya. Produk akhir hasil
penyaringan bijih tipe Timur adalah -6 inci, sedangkan produk akhir bijih tipe Barat adalah –
4/-2 inci.
 Penyimpanan bijih yang telah disaring di suatu tempat tertentu untuk pengurangan kadar
air secara alami, sebelum dikonsumsi untuk proses pengeringan dan penyaringan ulang di
pabrik.
 Penghijauan lahan-lahan purna tambang. Dengan metode open cast mining yang dilakukan
sekarang, dimana material dari daerah bukaan baru, dibawa dan dibuang ke daerah purna
tambang, untuk selanjutnya dilakukan landscaping, pelapisan dengan lapisan tanah pucuk,
pekerjaan terasering dan pengelolaan drainase sebelum proses penghijauan/penanaman
ulang dilakukan.
b. Pengolahan Nikel
Proses pengolahan dilakukan untuk menghasilkan nikel matte yaitu produk dengan
kadar nikel di atas 75 persen. Tahap-tahap utama dalam proses pengolahan adalah sebagai
berikut:
 Pengeringan di Tanur Pengering bertujuan untuk menurunkan kadar air bijih laterit yang
dipasok dari bagian Tambang dan memisahkan bijih yang berukuran +25 mm dan – 25 mm.
 Kalsinasi dan Reduksi di Tanur Pereduksi untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih,
mereduksi sebagian nikel oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi.
 Peleburan di Tanur Listrik untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk
fasa lelehan matte dan terak.
 Pengkayaan di Tanur Pemurni untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27
persen menjadi di atas 75 persen.
 Granulasi dan Pengemasan untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiran-
butiran yang siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas.
c. Penggunaan Nikel
Karena sifatnya yang fleksibel dan mempunyai karakteristik-karakteristik yang unik seperti
tidak berubah sifatnya bila terkena udara, ketahanannya terhadap oksidasi dan kemampuannya
untuk mempertahankan sifat-sifat aslinya di bawah suhu yang ekstrim, nikel lazim digunakan dalam
berbagai aplikasi komersial dan industri. Nikel terutama sangat berharga untuk fungsinya dalam
pembentukan logam campuran (alloy dan superalloy), terutama baja tidak berkarat (stainless steel). 
Sekitar 70% dari produksi nikel digunakan untuk produksi stainless steel, sementara sisanya
digunakan untuk berbagai penggunaan industri seperti baterai, baja campuran rendah, campuran
berbasis logam nikel, campuran berbasis tembaga, electroplating.elektronika, aplikasi industri
pesawat terbang, dan berbagai macam produk lain seperti katalis dan turbin pembangkit listrik
bertenaga gas. 
Beberapa pengunaan nikel antara lain:
 Nikrom : 60% Ni, 25% Fe, dan 15% Cr : pembuatan alat-alat laboratorium (tahan asam),
kawat pada alat pemanas.
 Alnico (Al, Ni, Fe dan Co) : sebagai bahan pembuat magnet yang kuat.
 elektroplating (pelapisan besi, tembaga : [Ni(NH 3)6]Cl2, [Ni(NH3)6]SO4)
 serbuk nikel sebagai katalis seperti pada adisi H2 dalam proses pembuatan mentega, juga
pada cracking menyak bumi.
 bata alloy :3-5 % Ni + logam lain (keras, elastis)
 platinit : baja dengan kandungan 46% Ni yang mempunyai muai yang sama dengan gelas
dan invar : baja dengan kadar nikel 35% dengan sedikit Mn dan C. Digunakan sebagai kawat
listrik yang ditanam dalam kaca seperti pada bohlam lampu pijar.
 Monel : 60% Ni dan 40% Cu : bahan pembuatan uang logam, instrumen tranmisi listrik, dan
baling-baling kapal laut.
Contoh peralatan yang memakai campuran nikel diantaranya adalah benda yang terbuat
dari stainless steel seperti peralatan masak, peralatan gedung dan rumah yang memakai logam
tahan karat lainnya.
6) BIJIH BESI
Salah satu bahan tambang yang banyak terdapat di bumi dan sampai saat ini telah banyak
dimanfaatkan dalam berbagai keperluan adalah besi. Besi paling banyak dimanfaatkan sebagai
campuran utama baja (alloy). Penghasil utama besi adalah bijih besi karena besi sangat jarang
ditemukan dalam keadaan bebas. Besi merupakan unsur yang ditemukan berlimpah di alam. Selain
itu, besi juga ditemukan di matahari dan bintang lainnya dalam jumlah yang seadanya. Inti atomnya
sangat stabil. Besi merupakan bahan galian yang paling banyak dan beragam kegunaannya karena
disebabkan oleh kelimpahan besi di kerak bumi sangat besar dan juga pengolahannnya relatif murah
dan memerlukan biaya yang cukup murah. Selain itu juga besi mempunyai sifat-sifat yang
menguntungkan (mempunyai banyak manfaat) dan dapat dengan mudah dimodifikasi.
Penambangan besi terdapat di daerah Lampung (Gunung Tegak), Kalimantan Selatan (Pulau
Sebuku), Sulawesi Selatan (Pegunungan Verbeek), dan Jawa Tengah (Cilacap).
Inti bumi dengan radius 2.150 mil, terdiri dari besi dengan 10 persen hidrogen teroklusi. Besi
merupakan unsur keempat yang berlimpah ditemukan di kerak bumi. Bijih besi yang umum adalah
hematit, yang sering terlihat sebagai pasir hitam sepanjang pantai dan muara aliran sungai. Besi
merupakan logam kedua yang paling banyak di bumi ini. Karakter dari endapan besi ini bisa berupa
endapan logam yang berdiri sendiri namun seringkali ditemukan berasosiasi dengan mineral logam
lainnya. Kadang besi terdapat sebagai kandungan logam tanah (residual), namun jarang yang
memiliki nilai ekonomis tinggi. Endapan besi yang ekonomis umumnya berupa Magnetite,
Hematite,  Limonite dan Siderite. Kadang kala dapat berupa mineral: Pyrite, Pyrhotite, Marcasite,
dan Chamosite.
Beberapa jenis genesa dan endapan yang memungkinkan endapan besi bernilai ekonomis
antara lain :
 Magmatik: Magnetite  dan Titaniferous Magnetite
 Metasomatik kontak: Magnetite dan Specularite
 Pergantian/replacement: Magnetite  dan Hematite
 Sedimentasi/placer: Hematite, Limonite, dan Siderite
 Konsentrasi mekanik dan residual: Hematite, Magnetite  dan Limonite
 Oksidasi: Limonite  dan Hematite
 Letusan Gunung Api
Dari mineral-mineral bijih besi, magnetit adalah mineral dengan kandungan Fe paling tinggi,
tetapi terdapat dalam jumlah kecil. Sementara hematit merupakan mineral bijih utama yang
dibutuhkan dalam industri besi. Mineral-mineral pembawa besi dengan nilai ekonomis dengan
susunan kimia, kandungan Fe dan klasifikasi komersil dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Mineral Susunal Kimia Kandungan Fe (%) Klasifikasi komersil
Magnetit FeO, Fe2O3 72,4 Magnetik atau bijih hitam
Hematit Fe2O3 70 Bijih merah
Limonit Fe2O3.nH2O 59-63 Bijih coklat
Siderit FeCO3 48,2 Spathic, black band, clay ironstone

a. Eksplorasi bijih besi


Penyelidikan umum dan eksplorasi bijih besi di Indonesia sudah banyak dilakukan oleh
berbagai pihak, sehingga diperlukan penyusunan pedoman teknis eksplorasi bijih besi. Pedoman
dimaksudkan sebagai bahan acuan berbagai pihak dalam melakukan kegiatan penyelidikan umum
dan eksplorasi bijih besi primer, agar ada kesamaan dalam melakukan kegiatan tersebut diatas
sampai pelaporan.
Tata cara eksplorasi bijih besi primer meliputi urutan kegiatan eksplorasi sebelum pekerjaan
lapangan, saat pekerjaan lapangan dan setelah pekerjaan lapangan. Kegiatan sebelum pekerjaan
lapangan ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai prospek cebakan bijih besi primer,
meliputi studi literatur dan penginderaan jarak jauh. Penyediaan peralatan antara lain peta
topografi, peta geologi, alat pemboran inti, alat ukur topografi, palu dan kompas geologi, loupe,
magnetic pen, GPS, pita ukur, alat gali, magnetometer, kappameter dan peralatan geofisika.
Kegiatan pekerjaan lapangan yang dilakukan adalah penyelidikan geologi meliputi
pemetaan; pembuatan paritan dan sumur uji, pengukuran topografi, survei geofisika dan pemboran
inti.
Kegiatan setelah pekerjaan lapangan yang dilakukan antara lain adalah analisis laboratorium
dan pengolahan data. Analisis laboratorium meliputi analisis kimia dan fisika. Unsur yang dianalisis
kimia antara lain : Fetotal, Fe2O3, Fe3O4, TiO2, S, P, SiO2, MgO, CaO, K2O, Al2O3, LOI. Analisis fisika yang
dilakukan antara lain : mineragrafi, petrografi, berat jenis (BD). Sedangkan pengolahan data adalah
interpretasi hasil dari penyelidikan lapangan dan analisis laboratorium.
Tahapan eksplorasi adalah urutan penyelidikan geologi yang umumnya dilakukan melalui
empat tahap sbb : Survei tinjau, prospeksi, eksplorasi umum, eksplorasi rinci. Survei tinjau, tahap
eksplorasi untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang berpotensi bagi keterdapatan mineral pada
skala regional. Prospeksi, tahap eksplorasi dengan jalan mempersempit daerah yg mengandung
endapan mineral yg potensial. Eksplorasi umum, tahap eksplorasi yang rnerupakan deliniasi awal
dari suatu endapan yang teridentifikasi .
Eksplorasi rinci, tahap eksplorasi untuk mendeliniasi secara rinci dalarn 3-dimensi terhadap
endapan mineral yang telah diketahui dari pencontohan singkapan, paritan, lubang bor, shafts dan
terowongan.
Penyelidikan geologi adalah penyelidikan yang berkaitan dengan aspek-aspek geologi
diantaranya : pemetaan geologi, parit uji, sumur uji. Pemetaan adalah pengamatan dan
pengambilan conto yang berkaitan dengan aspek geologi dilapangan. Pengamatan yang dilakukan
meliputi : jenis litologi, mineralisasi, ubahan dan struktur pada singkapan, sedangkan pengambilan
conto berupa batuan terpilih.
Penyelidikan Geofisika adalah penyelidikan yang berdasarkan sifat fisik batuan, untuk dapat
mengetahui struktur bawah permukaan, geometri cebakan mineral, serta sebarannya secara
horizontal maupun secara vertical yang mendukung penafsiran geologi dan geokimia secara
langsung maupun tidak langsung.
Pemboran inti dilakukan setelah penyelidikan geologi dan penyelidikan geofisika. Penentuan
jumlah cadangan (sumberdaya) mineral yang mempunyai nilai ekonomis adalah suatu hal pertama
kali yang perlu dikaji, dihitung sesuai standar perhitungan cadangan yang berlaku, karena akan
berpengaruh terhadap optimasi rencana usaha tambang, umur tambang dan hasil yang akan
diperoleh.
Dalam hal penentuan cadangan, langkah yang perlu diperhatikan antara lain :
 Memadai atau tidaknya kegiatan dan hasil eksplorasi.
 Kebenaran penyebaran dan kualitas cadangan berdasarkan korelasi seluruh data eksplorasi
seperti pemboran, analisis conto, dll.
 Kelayakan penentuan batasan cadangan, seperti Cut of Grade, Stripping Ratio, kedalaman
maksimum penambangan, ketebalan minimum dan sebagainya bertujuan untuk mengetahui
kondisi geologi dan sebaran bijih besi bawah permukaan.

b. Pengolahan Besi
Bijih besi dari tambang biasanya masih bercampur dengan pasir, tanah liat, dan batu-batuan
dalam bongkah-bongkahan yang tidak sama besar. Untuk kelancaran proses pengolahan bijih besi,
bongkah-bongkah tersebut dipecahkan dengan mesin pemecah, kemudian disortir antara bijih besih
dan batu-batuan ikutan dengan tromol magnet. Pekerjaan selanjutnya adalah mencuci bijih besi
tersebut dan mengelompokkan menurut besarnya, bijih besi halus dan butir-butir yang kecil
diaglomir di dalam dapur sinter atau rol hingga berupa bola-bola yang dapat dipakai kembali sebagai
isi dapur. Setelah bijih besi itu dipanggang di dalam dapur panggang agar kering dan unsur-unsur
yang mudah menjadi gas keluar dari bijih kemudian dibawa ke dapur tinggi diolah menjadi besi
kasar.
c. Aplikasi dan Pemanfaatan Besi
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa aplikasi terbesar dari besi adalah dalam
bentuk alloy yaitu baja. Selanjutnya baja dimanfaatkan dalam berbagai keperluan baik itu bagunan
atau alat-alat rumah tangga. Selain dalam bentuk baja, besi banyak digunakan untuk bahan
manufaktur diberbagai bidang seperti badan mobil, peralatan listrik, berbagai jenis kapal, keperluan
rumah tangga juga menggunakan komponen besi. Perusahaan air juga banyak yang menggunakan
besi, besi tersebut digunakan untuk melapisi pipa saluran air. Tekhnologi seperti komputer juga
dalam perangkat lunaknya menggunakan besi untuk melindungi komponen- komponen lunak
didalamnya.
d. Efek Negati f Pertambangan Besi
Efek negatif utama yang ditimbulkan oleh pabrik pertambangan besi adalah pencemaran.
Dua versi definisi pencemaran, pertama adalah mengubah sesuatu menjadi lebih kotor, sedangkan
definisi kedua adalah secara fisik membuat jadi tidak murni, busuk dan kotor. Namun berdasarkan
hasil survei dari beberapa definisi pencemaran, Hellawell (1986) menyimpulkan bahwa pencemaran
adalah sebagai sesuatu (zat atau benda) yang berada dalam tempat yang salah, pada waktu yang
salah, dan jumlah yang salah. Pencemaran lingkungan memiliki hubungan yang erat dengan kegiatan
manusia, karena itu selama dua abad terakhir ini telah terjadi momentum peningkatan kerusakan
lingkungan secara keseluruhan di permukaan bumi ini sebagai hasil dari kegiatan manusia. Hal ini
diperparah lagi oleh kondisi jumlah populasi manusia dari masa ke masa selalu bertambah dengan
pesat, sedangkan hasil teknologi pengolahan limbah tidak menentu sehingga terjadi korelasi positif
antara kecepatan peningkatan populasi manusia dengan kenaikan kuantitas limbah di bumi ini
(Hellawell,1986). Karat adalah lapisan yang terbentuk setelah senyawa besi bereaksi dengan air
danoksigen. Ini merupakan campuran antara oksida besi dan oksida air. Reaksi yang terjadi dalam
proses penghilangan karat besi tersebut adalah sebagai berikut: Fe 2O3+ 6 HCl→2 FeCl3+ 3 H2O (karat
besi). Proses yang telah dikemukakan di atas dinamakan proses pickling yaitu upaya
untuk menghilangkan karat yang melapisi material (besi/baja) menggunakan asam kuat. Kadar besi
(Fe) dalam limbah akan meningkat dalam proses ini karena banyaknya FeCl 2 dan FeCl3 yang
terbentuk dari hasil reaksi.
7) BAUKSIT
Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral dengan susunan
terutama dari oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit (Al 2O3H2O) dan mineral gibsit (Al 2O3 .
3H2O). Secara umum bauksit mengandung Al 2O3 sebanyak 45 – 65%, SiO2 1 – 12%, Fe2O3 2 – 25%,
TiO2 >3%,dan H2O 14 – 36%.
Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika dengan memungkinkan pelapukan
sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al nisbi tinggi, kadar Fe
rendah dan kadar kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali. Batuan
tersebut (misalnya sienit dan nefelin yang berasal dari batuan beku, batu lempung, lempung dan
serpih. Batuan-batuan tersebut akan mengalami proses lateritisasi,yang kemudian oleh proses
dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit. Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi
kedudukannya di kedalaman tertentu.
Bauksit sudah diolah sejak tahun 1935 di daerah Kijang (pulau Bintan) dan sekitarnya. Di
Indonesia bauksit ditemukan di Pulau Bintan dan sekitarnya, Pulau Bangka dan Kalimantan Barat.
Negara pembeli bauksit Indonesia adalah Kanada dan Vietnam. Sampai saat ini penambangan
bauksit di Pulau Bintan satu-satunya yang terbesar di Indonesia. Beberapa tempat antara lain:
 Sumatera utara : Kota Pinang (kandungan Al2O3 = 15,05 – 58,10%).
 Riau : P.Bulan, P.Bintan (kandungan SiO2 = 4,9%, Fe2O3 = 10,2%, TiO2 = 0,8%, Al2O3 =
54,4%), P.Lobang (kepulauan Riau), P.Kijang (kandungan SiO2 = 2,5%, Fe2O3 = 2,5%, TiO2 =
0,25%, Al2O3 = 61,5%, H2O = 33%),merupakan akhir pelapukan lateritic setempat, selain
ditempat tersebut terdapat juga diwilayah lain yaitu, Galang, Wacokek, Tanah Merah,dan
daerah searang.
 Kalimantan Barat : Tayan Menukung, Sandai, Pantus, Balai Berkuah, Kendawangan dan
Munggu Besar.
 Bangka Belitung : Sigembir.
a. Pengolahan
Penambangan bauksit dilakukan dengan penambangan terbuka diawali dengan land clearing.
Setelah pohon dan semak dipindahkan dengan bulldozer, dengan alat yang sama diadakan pengupasan
tanah penutup. Lapisan bijih bauksit kemudian digali dengan shovel loader yang sekaligus memuat bijih
bauksit tersebut kedalam dump truck untuk diangkut ke instalansi pencucian.
Bijih bauksit dari tambang dilakukan pencucian dimaksudkan untuk meningkatkan kualitasnya
dengan cara mencuci dan memisahkan bijih bauksit tersebut dari unsur lain yang tidak diinginkan, missal
kuarsa, lempung dan pengotor lainnya. Partikel yang halus ini dapat dibebaskan dari yang besar melalui
pancaran air (water jet) yang kemudian dibebaskan melalui penyaringan (screening). Disamping itu
sekaligus melakukan proses pemecahan (size reduction) dengan menggunakan jaw crusher.
8) TEMBAGA
Pada tahun 1936 ditemukan di ketinggian 3460 meter di pegunungan Jayawijaya bijih tembaga
dengan kadar tinggi dan cadangan besar. Untuk mengolah bijih tembaga tersebut telah diadakan
kontrak karya dengan sebuah perusahaan asing. Tambang tembaga tersebut telah berproduksi.
Sehubungan dengan penambangan tembaga itu diresmikan pula kota pertambangan tembaga yang
diberi nama Tembagapura. Bijih tembaga diolah dijadikan tembaga untuk di ekspor.
Tabel Produksi dan Nilai Ekspor Tembaga Indonesia, 1973-1975 (dalam ton)
Keterangan 1973 1974 1975
Bijih tembaga 1.249.684 2.486.028 2.630.669
Tembaga 125.870 202.620 201.273
Ekspor tembaga 114.218 207.245 193.439
9) MINYAK BUMI
Eksplorasi minyak bumi dimulai pada akhir abad 19, di sekitar Cirebon, Jawa Barat. Penemuan
lapangan minyak yangmenguntungkan berturut-turut di Sumatera Utara, Jawa Timur, Sumatra Selatan,
Kalimmantan Timur, kemuadian lagi di Sumatera Utara dan di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Pengolahannya dimulai tahun 1912 oleh Bataafsche Petroleum Maaschappy (BPM). Sejak saat
itu hingga sekarang banyak perusahaan asing yang mendapat izin mengusahakan pertambangan minyak
bumi di Indonesia. Salah satu perusahaan asing yang sejak sebelum Indonesia memperoleh
kemerdekaan sudah mengusahan minyak bumi disini dan banyak menghasilkan PT Caltex Pacifik
Indonesia. Semua perusahaan asing harus kerjasama dengan pemerintah Indonesia yang di wakili oleh
Pertamina (Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara).
Masing-masing perusahaan mempunyai daerah usaha tertentu. PT Caltex di daerah Riau, PT
Stanvac di Sumatera Selatan, sedang PT Pertamina di Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara, Jambi
dan Kalimantan Timur. Selain itu Pertamina dengan kontraktor-kontraktor asing mengusahakan di
daerah lepas pantai Jawa Barat, Madura, Kalimantan Timur dan Seram.
Tabel Produksi Minyak Mentah menurut Daerah Penghasil 1971-1975 (dalam ribuan barrel)
Daerah 1971 1972 1973 1974 1975
Sumatera Utara 15 672,0 19 198,5 18 646,2 19 183,8 15 785,4
Riau 183 928,5 177 016,9 177 542,5 194 902,7 169 747,2
Sumatera Selatan 24 058,5 30 208,7 19 682,6 24 359,2 17 386,1
Kalimantan Timur 3 219,9 6 433,5 9 053,1 3 931,9 12 147,4
Irian Jaya 466,8 493,4 11 490,6 3 958,0 23 200,3
Lepas pantai 4 524,3 25 540,0 80 804,5 64 056,9 87 541,1
Lain-lain 93 803,0 130 640,3 174 618,3 178 143,7 151 047,0
Jumlah 325 672,5 395 552,2 488 536,2 501 837,8 476 851,9
Sebagian besar minyak mentah Indonesia di hasilkan oleh daerah Riau. Daerah irian Jaya dan
lepas pantai makin meningkat hasilnya setiap tahun. Daerah lepas pantai yang paling besar
menghasilkan adalah di pantai utara Jawa Barat.
Produksi minyak bumi Indonesia merupakan 4,9 %dari produksi minyak bumi di seluruh dunia.
Usaha untuk meningkatkan produksi terus dijalankan. Dalam tahun 1975 terdapat 373 sumur minyak
dan 15 sumur gas bumi.
Tabel Produksi Minyak Bumi menurut Daerah Tahun 1974-1975 dalam %
Daerah 1974 1975
Sumatera 75,4 % 72,1 %
Kalimantan 1,8 % 2,5 %
Jawa 2,4 % 1,6 %
Irian Jaya 2,3% 4,9 %
Lepas Pantai 18,1 % 18,9 %
100,0 % 100,0 %
Minyak bumi mentah harus diolah untuk dapat dipakai. Hasilnya antara lain avigas, avtur,
mogas, minyak tanah, solar, mnyak diesel, dan minyak bakar. Avigas (aviation gas) dan avtur (aviation
turbo) digunakan sebagai bahan bakar penerbangan. Mogas (mobil gas) digunakan sebagai bahan bakar
bermotor. Bensin, premium, dan super merupakan jenis-jenis bahan bakar kendaraan bermotor, yang
dikenal dalam masyarakat. Minyak tanah atau kerosin digunakan dalam rumah tangga untuk bermacam-
macam keperluan. Solar dan diesel digunakan sebagai bahan bakar dalam industri yang menggunakan
mesin diesel, misalnya pembangkit tenaga listrik dan industri lainnya. Solar digunakan juga untuk
menjalankan kendaraan bermesin diesel eperti truk dan bus. Minyak bakar digunakan pada pabrik
semen.
Penyulingan atau rafinase hanya diusahakan oleh Pertamina. Pabrik penyulingan terdapat di
Pangkalanbrandan, Dumai, Sungai Pakning, Plaju-Sungai Gerong, Wonokromo, dan Balikpapan.
Sebagaian besar minyak bumi diekspor. Dari hasil tahun 1975 76% nya diekspor, dan hanya 22 % dikilang
sendiri dalam negeri. Negara pembeli adalah Jepang, Amerika Serikat, Trinidad, bahama, Filipina,
Taiwan, Inggris, Singapura, dan Birma. Jepang (49%) dan Amerika Serikat (35%) merupakan pembeli
minyak bumi mentah Indonesia terbesar.
Beberapa hasil lain yang diperoleh dalam penyulingan minyak bumi mentah adalah lilin, minyak
pelumnas dan aspal. Selain aspal yang bersumber pada penyulingan terdapat juga aspal yang
ditambang. Tambang aspal terdapat di Buton yaitu aspal yang digunakan dalam pembangunan jalan.
10) GAS BUMI
Biasanya gas bumi ditemukan bersama minyak bumi. Pada tahun 1970-an ditemukan lapangan
gas bumi yang berpotensi besar di Arun, sebelah Tenggara Lho Suumawe, Aceh, dan di Badak,
Kalimantan Barat. Dalam pengolahannya, gas bumi diolah menjadi gas bumi cair (LNG= Liquified Natural
Gas). Keberadaan sumber daya mineral khususnya minyak bumi dan gas bumi di Indonesia sangat
membantu perkembangan perekonomian nasional. Berikut adalah perbandingan sumber daya mineral
di Indonesia dengan di dunia. Komoditi yang dihasilkan dari sektor ini masih memegang peranan penting
dalam perekonomian nasional, menyumbang hampir mencapai 30% dari total pendapatan negara.
Taksiran cadangan
Nama Mineral Perbandingan
Indonesia Dunia
1. Timah 865 ton 11.100.000 ton 8%
2. Nikel 15 juta ton 100 juta ton 14%
3. Tembaga 6 juta ton 126 juta ton 5%
4. Batubara 32 milyar ton 663 milyar ton 2%
5. Alumunium 934 juta ton 139.000 juta ton 0,7%
6. Minyak bumi 9,1 milyar barrel 916,6 milyar barrel 1%
7. Gas bumi 0,138 juta BSCF 6,9 juta BSCF 2%

Potensi minyak dan gas bumi terkandung dalam 60 cekungan dan baru 25% yang dieksploitasi.
Menurut perkiraan, sumberdaya minyak bumi mencapai lebih kurang 70 – 72 milyar barrel, sedangkan
yang sudah diteliti dan sudah dapat digolongkan sebagai cadangan baru kurang lebih 9 – 10 milyar
barrel. Sumberdaya dan cadangan minyak bumi Indonesia akan bertambah terus bila eksplorasi terus
dilakukan. Belum lagi potensi yang mungkin ada di dalam batuan yang lebih tua (batuan Pra-Tersier),
karena sejauh ini minyak dan gas bumi baru diproduksi dari batuan berumur Tersier karena lebih
dangkal letaknya. Demikian pula potensi sumberdaya mineral lainnya yang masih bisa untuk
dikembangkan.
Pertambangan minyak dan gas bumi pernah menjadi soko guru perekonomian pemerintah.
Namun karena kurangnya eksplorasi di bidang migas ini telah menyebabkan kita harus mengimpor
minyak mentah untuk menutup defisit konsumsi BBM yang setiap tahun meningkat 6-7%.
a. Cara pengembangan
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan sumber daya mineral (gas
bumi):
1. Memperbaiki iklim investasi guna terus mendukung fungsi sektor energi dan sumber daya
mineral sebagai tulang punggung penggerak roda ekonomi nasional dalam tahun-tahun
mendatang.
2. Penyempurnaan “aturan main” mengenai pengelolaan produksi pemanfaatan minyak dan gas
bumi (migas) perlu terus disempurnakan guna mendukung peningkatan devisa sebagai
penerimaan negara.
3. Menemukan cadangan baru migas, panas bumi, dan batubara melalui peningkatan kegiatan
seismik survei, termasuk pemanfatan geo-science, pemboran eksplorasi/pengembangan, serta
pembangunan sarana dan prasarana pendukung.
4. Mengembangkan sumber-sumber migas di daerah laut dalam dan wilayah timur Indonesia
melalui pemberian perangsang tambahan atau insentif.
5. Mengoptimalkan serta meningkatkan produksi kilang migas guna memenuhi kebutuhan BBM
dalam negeri, serta meningkatkan pelayanan dan penyaluran BBM di dalam negeri.
6. Menyelesaikan konflik lahan peruntukan antara pertambangan dan hutan lindung, menurunkan
jumlah pertambangan mineral dan batubara tanpa izin (PETI), serta mengoptimalisasi kegiatan
pengembangan masyarakat paska tambang.
7. Menyempurnakan sistem data dan informasi geologi guna mendukung pencarian sumber daya
dan cadangan energi dan mineral, dan promosi wilayah kerja pertambangan.
Dalam tahun-tahun mendatang, sektor industri akan terus menjadi konsumen energi final yang
paling besar. Berbeda dengan sektor transportasi yang hanya mengkonsumsi bahan bakar minyak
(BBM), sektor industri mengkonsumsi berbagai jenis energi final, seperti BBM (35–40%), gas bumi (30–
35%), batu bara (15–18%), Liquified Petroleum Gas (LPG) (0–1%), dan listrik (10–12%). Di samping itu
pemanfaatan bahan bakar gas (BBG) terutama untuk sektor transportasi menjadi salah satu opsi yang
perlu mendapatkan perhatian. Dengan meningkatnya harga BBM akhir-akhir ini – berkurangnya subsidi
BBM – ada potensi untuk menggeser kedudukan BBM di sektor industri oleh berbagai jenis energi final
lainnya. Gas bumi, batu bara, dan LPG menjadi lebih kompetitif untuk digunakan sebagai energi input di
sektor industri. Belum lagi energi final lainnya yang bersumber dari nabati (biofuel) atapun hayati
(biomass), yang jika dikelola dengan baik akan merupakan sumber energi alternatif (yang juga
kompetitif) pengganti BBM.

11) BATU BARA

Secara umum, ada empat variasi dasar batubara, yang merupakan hasil dari kekuatan mengenai
lapisan material tanah yang diubah dalam jalan berbeda. Variasi ini turun dari langkah yang pertama di
(dalam) pembentukan batubara, ciptaan tanah gemuk bahan bakar atau material. Antrasit/ Batubara
keras gilap: Kadang-Kadang juga disebut “ antrasit,” antrasit/batubara keras gilap terbentuk dari
batubara bituminus ketika tekanan dikembangkan di (dalam) batu karang strata dilipat sepanjang
ciptaan rangkaian pegunungan. Ini terjadi hanya di (dalam) membatasi area mengenai ilmu bumi yang
terutama semata daerah Pennsylvania Appalachian. Antrasit/Batubara keras gilap mempunyai isi energi
yang paling tinggi dari semua batubara dan digunakan untuk memanaskan ruang dan membangitkan
listrik.

Di Indonesia pertambangan batu bara dimulai sekitar abad 19. Mula-mula diusahakan dengan
pertambangan Pengaron, Kalimantan timur dan tambang Sungai Durian di Sumatera Barat, tetapi gagal
karena kesulitan pengangkutan. Akhir abad 19 dibuka tambang batubara Umbilin, dan pada permulaan
abad 20 dibuka tambang Bukit Asam di Sumatera Selatan. Tambang batubara yang hingga sekarang
masih beroperasi adalah Ombilin (Sumbar), Bukit Asam (SumSel), dan Mahakam (KaLTim). Produksi
batubara menurun ketika berkurangnya pemakaian batubara bagi kereta api, namun meningkat tajam
setelah maraknya penggunaaan batu bara sebagai pembangkit listrik, industri semen, industri timah dan
lain sebagainya. Di Indonesia terdapat jenis batubara yang merupakan kualitas terbaik yaitu batubara
“Antrasit” yaitu batubara yang kadar arangnya sangat tinggi yang dihasilkan oleh tambang batubara
Bukit Asam. Indonesia saat ini hanya memiliki cadangan yang relatif terbatas, yaitu sebesar 4.968 juta
ton atau 0,55% dari total cadangan batubara dunia. Dengan tingkat produksi mencapai 120 juta ton per
tahun, diperkirakan batubara di Indonesia dapat diproduksi selama 41,43 tahun.

Table jenis dan cadangan batubara yang ada di Indonesia:

a. Cara pengembangan
Pemerintah mengeluarkan serangkaian kebijakan di bidang pengembangan sumber
energi alternatif pada awal tahun 2006. Kebijakan tersebut tertuang dalam 3 ketentuan, yaitu
Perpres Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional, Perpres No 1/2006 tentang
Bahan Bakar Nabati, dan Inpres No 2/2006 tentang batu bara yang dicairkan sebagai bahan
bakar lain. Dengan kebijakan tersebut, Pemerintah ingin mendorong peran dunia usaha dalam
pengembangan bahan bakar alternatif sebagai substitusi terhadap bahan bakar minyak. Salah
satu yang diinginkan oleh Pemerintah adalah pengembangan batu bara cair.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan potensi sumber daya
mineral di Indonesia, khususnya batubara:
1. Menyelesaikan konflik lahan peruntukan antara pertambangan dan hutan lindung,
menurunkan jumlah pertambangan mineral dan batubara tanpa izin (PETI), serta
mengoptimalisasi kegiatan pengembangan masyarakat paska tambang.
2. Menyempurnakan sistem data dan informasi geologi guna mendukung pencarian
sumber daya dan cadangan energi dan mineral, dan promosi wilayah kerja
pertambangan.
3. Mengoptimalkan pengembangan batu bara cair karena memiliki kelebihan antara lain:
Harga produksi lebih murah, yaitu setiap barel batu bara cair membutuhkan biaya
produksi yang tidak lebih dari US$15 per barel. Bandingkan dengan biaya produksi rata-
rata minyak bumi yang berlaku di dunia saat ini yang mencapai US$23 per barel. Serta
jenis batu bara yang dapat dipergunakan adalah batu bara yang berkalori rendah (low
rank coal), yakni kurang dari 5.100 kalori, yang selama ini kurang diminati pasaran, serta
masih banyak lagi kelebihan dari batubara cair ini.
12) BELERANG
Belerang diusahakan di Telaga Cibodas, Jawa Barat, Gunung IJen dan Gunung Welirang, Jawa
Timur, Gunung Mahawu, Sulawesi Utara. Produksi Belerang meningkat karena kebutuhan akan belerang
di industri bertambah tiap tahun.

13) FOSFAT
Fosfat di Indonesia terdapat di gua-gua gamping dalam bentuk butiran dan bungkalan besar.
Kadar Fosfat Indonesia berkisar antara 30% sampai 40%. Beberapa perusahaan swasta menggali fosfat di
Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Fosfat dipakai sebagai pupuk bagi tanah yang bersifat asam.
Hasil penggalian fosfat dipasarkan ke berbagai perkebunan di Jawa dan Sumatera. Sejak tahun 1971
produksi Fosfat Indonesia meningkat Terus. Dalam tahun itu produksi fosfat 485 ton.
14) GIPSUM
Gypsum dibutuhkan dalam pembuatan semen. Untuk pembuatan satu ton semen dibutuhkan
2,3 ton batu gamping, 0,04 ton gypsum, dan 0,3 ton lempung. Kadang-kadang dibutuhkan juga pasir besi
(pabrik semen Padang). Selain untuk pembuatan semen, gipsum juga dipakai dalam kedokteran sebagai
pembalut bagian tubuh yang patah, dan juga untuk pembuatan patung dan lain-lain.
15) YODIUM
Yodium diketemukan diberbagai tempat di Jawa. Di Jawa Timur ada tiga tempat yang
mengandung air garam beryodium, yaitu di Guyangan-Kedungwaru, di Watudakon-Sekarputih, di Pujon
(Kabupaten Malang). Yodium dipakai untuk pembuatan obat cair merah (yodium tintura) untuk
mencegah infeksi. Pengolahan yodium di usahakan oleh PT Kimia Farma di pabrik Watudakon
(Mojokerto), Jawa Timur. Produksi yodium Watudakon meningkat terus sejak tahun 1971. Dalam tahun
itu dihasilkan 8.811.452 kg, sedang dalam tahun 1974 dan 1975 berturut-turut dihasilkan 25.933.157
dan 33.077.349 kg.
16) KAOLIN
Kaolin merupakan pelapukan dari mineral, antara lain pada batuan granit. Daerah penghasil
ialah pulau Bangka, Belitung dan Sulawesi Utara. Produksi Kaolin dalam Tahun 1973, 1974, dan 1975
tampak menurun. Berturut-turut dalam tahun-tahun tersebut dihasilkan 23.268 ton, 18.972 ton, dan
21.632 ton. Sekitar 70% kaolin itu dihasilkan di Belitung.

A. Cadangan Mineral Indonesia

1. Cadangan Menurut Mc Kelvey

Menurut Mc Kelvey, 1973, cadangan dibedakan atas dua pengertian yaitu sumber daya (resources)
dan cadangan (reserves).

� Sumber daya adalah akumulasi (longgokan) zat padat, cair atau gas yang terbentuk secara
alamiah, terletak di dalam atau di permukaan bumi, terdiri dari satu jenis atau lebih komoditas,
dapat diperoleh secara nyata dan bernilai ekonomis.
� Cadangan adalah bagian dari sumber daya teridentifikasi dari suatu komoditas mineral yang
ekomonis dan tidak bertentangan dengan ketentuan hukum dan kebijaksanaan pada saat itu. Untuk
beberapa jenis endapan mineral, istilah “reserve” disepadankan dengan “ore” atau cadangan bijih.

a. Klasifikasi Cadangan

Mc Kelvey, 1973, membuat klasifikasi cadangan dan sumber daya mineral sebagai mana yang
terdapat pada tabel berikut;

Pengertian-pengertian dalam tabel diatas adalah sebagai berikut:

A. Sumber daya (resources) adalah akumulasi (longgokan) zat padat, cair atau gas yang terbentuk
secara alamiah, terletak di dalam atau di permukaan bumi, terdiri dari satu jenis atau lebih
komoditas, dapat diperoleh secara nyata dan bernilai ekonomis.

B. Sumber daya teridentifikasi (identified resources) adalah endapan mineral yang diketahui nyata,
baik jenis, bentuk, kedudukan maupun kuantitas dan kualitasnya. Dasarnya petunjuk geologi,
pengambilan conto dan pengukuran teknis bermetoda.
C. Sumber daya tak teridentifikasi (undiscovered resources) adalah zona endapan mineral yang
belum diketahui secara nyata, baik bentuk, kedudukan maupun kuantitas dan kualitasnya.
Terbentuknya endapan mineral hanya diperkirakan berdasarkan teori-teori geologi secara garis
besar.

D. Cadangan (reserves) adalah bagian dari sumber daya teridentifikasi dari suatu komoditas
mineral yang ekomonis dan tidak bertentangan dengan ketentuan hukum dan kebijaksanaan
pada saat itu. Untuk beberapa jenis endapan mineral, istilah “reserve” disepadankan dengan
“ore” atau cadangan bijih

E. Sumber daya teridentifikasi sub ekonomis (identified sub ekonomis resources) adalah sumber
daya (bukan cadangan) yang dapat menjadi cadangan dengan perubahan ekonimi, harga,
teknologi serta tidak bertentangan dengan ketentuan hukum/kebijaksanaan pada saat itu.

F. Cadangan terunjuk (demonstrated reserves) adalah sumber daya teridentifikasi yang tonase dan
kadarnya diketahui dari pengukuran nyata, pengambilan conto, data produksi terperinci dan
proyeksi data geologi. Dibagi dua yaitu cadangan terukur (measured reserves) dan cadangan
teridentifikasi (indicated reserves)

G. Cadangan terukur (measured reserves) adalah cadangan yang kuantitasnya dihitung


berdasarkan hasil pengukuran nyata. Pengukuran singkapan, paritan, terowongan dan
pemboran. Kadar dari hasil pengambilan conto yang berpola. Jarak titik-titik pengambilan conto
dan pengukuran relatif dekat dan terperinci sehingga model geologi endapan mineral tersebut
dapat diketahui dengan jelas. Begitu juga struktu, jenis, komposisi, kadar, ketebalan, kedudukan
dan kelanjutan dari longgokan (akumulasi) mineral serta batas-batasnya dapat ditentukan
dengan tepat. Kesalahan perhitungan, baik kuantitas maupun kualitasnya dibatasi tidak lebih
dari 20%.

H. Cadangan teridentifikasi (indicated reserves) adalah cadangan yang tonase dan kadarnya
sebagian berdasarkan perhitungan dari pengambilan conto atau dari data produksi. Sebagian
lainnya berdasarkan proyeksi keadaan geologi setempat dengan jarak tertentu. Titik-titik
pengambilan conto dan pengukurannya relatif tidak begitu dekat sehingga struktur, kadar,
ketebalan, kedudukan dan kelanjutan dari longgokan mineral serta batas-batasnya belum dapat
ditentukan dengan tepat.
I. Cadangan tereka (inferred reserves) adalah cadangan yang diperhitungkan kuantitasnya
berdasarkan pengetahuan keadaan geologi. Begitu juga kelanjutan longgokan mineral serta
batas-batas endapan tersebut. Kadar diperhitungkan berdasarkan beberapa titik pengambilan
conto dan hasil pengukuran, tetapi sebagian besar berdasarkan kesamaan ciri-ciri subzona
geologi endapan.

J. Para marginal adalah sumber daya sub ekonomis yang berbatasan langsung dengan cadangan
yang bernilai ekonomis/menguntungkan. Tidak menguntungkan saat ini oleh ketentuan hukum
dan kebijakan pemerintah yang mengijinkan pengelolaannya

K. Sub marginal adalah sumber daya sub ekonomis yang dapat bernilai ekonomis/menguntungkan,
apabila keadaan harga komoditas tersebut pada tingkat yang menguntungkan, atau karena
kemajuan teknologi sehingga mengakibatkan penekanan biaya penambangan dan
pengelolaannya.

L. Sumber daya hipotetik (hypothetical resources) adalah sumber daya tak teridentifikasi,
diharapkan menjadi zona pengembangan endapan mineral teridentifikasi. Sebagian besar
berdasarkan keadaan geologi umum. Dapat menjadi sumber daya teridentifikasi dengan
eksplorasi lanjut.

M. Sumber daya spekulatif (speculative resources) adalah sumber daya tak teridentifikasi, masih
mungkin ditemukan pada zona geologi dari sumber daya yang telah ditahui. Sumber daya ini
belum diketahui jenis dan sifatnya, hanya diperkirakan menjadi sumber daya. Dapat menjadi
sumber daya teridentifikasi dengan eksplorasi lanjut.
Peta sebaran Cadangan Mineral di Indonesia

1. Cadangan Bijih Besi

Biji besi merupakan mineral yang terdiri atas oksigen dan atom besi yang saling berikatan
bersama dalam molekul. Dalam pertambangan, bijih besi biasanya ditemukan dalam bentuk
magnetit (Fe3O4), , hematit (Fe2O3), , goethit, limonit, atau siderit dalam berbagai warna.

Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk memiliki cadangan bijih besi yang melimpah. Di Indonesia,
bijih besi dapat ditemukan di Pulau Jawa (Lumajang, Ciamis,Cilacap, Banten, Yogyakarta, dan Tasikmalaya),
Aceh, Sulawesi Utara (MinahasaSelatan), NTT(Kabupaten Manggarai), dan Bengkulu. Bahkan bijih besi di
Indonesia dikenal instimewa yaitu mengandung Vanadium sehingga disebut pasir hitam.

Berdasarkan data terbaru dari kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, cadangan bijih besi Indonesia tahun
2012 kemarin adalah sebesar 115 juta ton, dan diperkirakan akan habis 9 tahun mendatang. Hal ini tidak lain
disebabkan oleh meningkatnya aktivitas ekspor bijih besi nasional 7 kali lipat pada tahun 2011 sekitar 13 juta ton .
2. Cadangan Tembaga
Tembaga merupakan salah satu hasil mineral utama Indonesia. Tembaga sendiri emiliki banyak
kegunaan antara lain digunakan untuk konduktor panas dan listrik. Dalam unsur kimia tembaga
memiliki lambang Cu dan memuliki korosi yang cepat.

Tembaga merupakan salah satu mineral andalan Indonesia. Bahkan pada tahun 2012, Indonesia
merupakan negara ke 5 terbesar di dunia yang menghasilkan tembaga. Daerah penghasil
tembaga di Indonesia antara lain Bukitasam (berpusat di Tanjungenim, Sumatera Selatan),
Kotabaru (Pulau Laut, kalimantan Selatan), Sungai Berau (Sawahlunto, Sumatera Barat),
Tembagapura (Irian Jaya), dll.

Cadangan batubara Indonesia hanya 0.5% dari cadangan dunia namun dari segi produksi
Indonesia menempati posisi ke enam dengan jumlah produksi 246 juta ton. Berdasarkan data
Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral tahun 2012, cadangan tembaga Indonesia
sebesar 4,2 miliar ton.

3. Cadangan Alumunium
Aluminium merupakan elemen kimia dengan simbol Al, berwarba putih metalik, dan tidak larut
dalam air pada keadaan norma. Alumunium merupakan elemen yang banyak ditemukan di
lapisan tanah dan sebesar 8% dari berat bumi berupa alumnium. Aluminium memiliki kepadatan
metal yang rendah dan kemampuan menghadapi korosi yang baik dengan proses passivation.

Aluminium biasanya dihasilkan melalui proses pertamabnagna mineral lain (dihasilkan sebagai
produk samping). Aluminium biasanya ditemui di daerah aliran sungai seperti di Riau (Pulau
Bintan) dan di Papua. Proses peleburan aluminium biasanya membuthkan energi yang besar
sehingga pabriknya biasanya dekat dengan daerah penghasil listrik

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian , ekspor besar-besaran bijih bauksit pada tahun
2011 juga mencapai sebesar 40 juta ton. Jumlah ini meningkat 5 kali dibanding tahun 2008.
Pada tahun 2011,cadangan aluminium Indonesia adalah sebesar 180 juta ton yaitu hanya
dapat bertahan untuk 5 tahun ke depan.
4. Cadangan Timah
Timah merupakan senyawa kimia yang berwarna keperakan, dapat ditempa, tidak mudah
teroksidasi dalam udara sehingga tahan karat. Timah biasa dipakai dalam industri sebagai
pelapis logam untuk mencegah karat. Timah diperoleh dari mineral kasiterit yang terbentuk
sebagai oksida.

Indonesia merupakan salah satu negara utama penghasil dan pengekspor timah. Timah biasa
ditemui di daerah daratan dan perairan sekitar pulau-pulau
Bangka, Belitung, Singkep, Karimun dan Kundur. Perusahaan pertambangan timah di Indonesia
yang terkenal yaitu PT TIMAH yang merupakan perusahaan BUMN yang khusus bergerak di
bidang pertambangan timah.

Berdasarkan data dari PT Timah Tbk (TINS) , diperkirakan cadangan timah hingga Desember
2011 sebanyak 8.496 ton. Hal ini dikarenakan karena Indonesia dinilai belum optimal dalam
melakukan eksploitasi timah.

5. Cadangan Nikel
Nikel merupakan unsur kimia metalik yang memiliki sifat tahan karat. Dalam keadaan murni,
nikel bersifat lembek, namun jika dipadukan dengan besi, krom, dan logam lainnya, dapat
membentuk baja tahan karat yang keras. Perpaduan nikel dengan unsur lain menghasilkan
stainless steel yang banyak diaplikasikan pada peralatan dapur.

Indonesia merupakan negara ke 8 penghasil nikel dengan cadangan nikel Indonesia sekitar 2,9%
dari cadangan nikel dunia. Darisisi produksi adalah 8,6% dan merupakan peringkat ke-4 dunia.
Daerah penghasil nikel di Indonesia antara lain Bengkalis (Sumatra), Bolaang mangondow
(Sulawesi Utara), Cikotok (Jawa Barat), Logas (Riau), Meulaboh (DI Aceh), Rejang
Lebong(Bengkulu).

Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, pada tahun 2012,
cadangan nikel Indonesia sebesar 577 juta ton.
2. Cadangan batu bara Indonesia
Batu bara merupakan batuan/karang yang terbentuk dari ba-rang tumbuhan melalui
metamorfisme kimia dan geologi akibat panas dan tekanan yang memakan waktu puluhan-
ratusan juta-tahun.

Berdassarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, cadangan batubara
Indonesia pada tahun 2011 adalah sebesar 32 miliar ton. Batubara biasa ditemukan di daerah
Sawahlunto (Sumbar), Tanjung Enim (Palembang), kalimantan Barat, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, jamibi, Riau, Aceh, dan Papua.

3. Cadangan Kebun Tebu Indonesia

Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan potensi tebu (gula), Bahkan Indonesia
dahulu pernah menjadi negara eksportir gula nomor satu di dunia. Sangat jauh berbeda dengan
kondisi saat ini dimana Indonesia sudah tidak lagi menjadi negara pengekspor gula, bahkan
menjadi negara importir gula. Padahal gula sendiri merupakan salah satu komoditi penting yang
dibutuhkan oleh masyarakat karena digunakan langsung sebagai konsumsi masyarakat.

Kondisi ini jelas tidak dapat dipisahkan dari kondisi areal perkebunan Indonesia, khususnya areal
perkebunan tebu yang dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Berita baiknya adalah akhir-
akhir ini, pengusaha gula nampaknya semakin bertambah jika dilihat dari meningkatnya luas
kebun teh di Indonesia sejak tahun 2000an. Berdasarkan data BPS, berikut luas pekebunan
tebu dari tahun ke tahun:

1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003


496.9 400 378.1 405.4 391.1 388.5 393.9 375.2 340.3

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012


344.8 381.8 396.4 427.8 436.5 422.9 436.6 435 456.7
Dari aspek persebaran kebun tebu, kebun tebu di Indonesia sendiri tidak merata yaitu masih
terkonsentrasi di pulau Jawa. Pabrik Gula (PG) sendiri banyak ditemukan di pulau Jawa,
khususnya Jawa Timur. Di Jawa Timur sendiri terdapat 61 Pabrik Gula yaitu 50 buah pabrik gula
mili pemerintah dan 11 buah pabrik gula milik swasta. PG di Jawa Timur sendiri hampir
memberikan kontribus 50% dari total produksi gula di Indonesia (pada tahun 2009 menyumbang
1,079 ton gula). Sedangkan Pabrik Gula Rafinasi tersebar dalam 8 perusahaan yang terletak di
Banten, Cilacap, Lampung, Sulawesi Selatan dengan kapasitas 2,43 juta ton/tahun. Berikut
ringkasan kondisi pergulaan di Indonesia :
1. Jumlah Perusahaan : 13 buah
2. Jumlah PG : 61 PG
3. Jumlah kapasitas : 195.000 TCD
4. Kemampuan Produksi : 2,9 juta ton
5. Produksi Riil : 2,6 juta ton

4. Cadangan Kayu Indonesia


1. Cadangan Kayu Akasia
Pohon Akasia dengan nama asli Acacia Mangium, merupakan salah satu pohon yang digunakan
sebagai baan baku kertas. Untuk menghasilkan kertas, dibutuhkan pohon kasia yang berumur 3-
5 tahun dengan diameter 15-20 cm. Bahkan. pada 10 tahun terakhir popularitas pohon Akasia
sebagai bahan baku meningkat sehingga kebutuhan akan pohon Akasia semakin tinggi. Pohon
akasia tumbuh secara alami di Papua, Maluku, dan Irian Jaya. Kasia sendiri tumbuh pada daerah
dengan curah hujan tahunandengan variasi anta 1000 mm/tahun sampai 4500 mm/tahun.

Karena potensinya, pohon Akasia sendiri merupakan salah satu jenis pohon komersialisasi yang
di budidayakan. Di Indoensia beberapa perusahaan kertas memilki perkebunan kayu akasia yang
tersebar di berbagai tempat di Indonesia seperti di Jawa Timur dan Riau dengan perusahaan
PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk dan PT Riau Andalan Pulp & Paper. Berdasarkan data dari
penelitian cadangan karbon Indonesia, cadangan karbon dari pohon akasia adalah sebesar 92
ton C/Ha(cadangan karbon di atas permukaan tanah).

2. Cadangan Kayu Pinus


Pinus merupakan alternatif bahan baku kertas selain akasia. Pinus yang digunakan untuk
membuat kertas pun bermacam-macam jenisnya. Pinus sendiri merupakan nama genus yang
terdi dari banyak spesies.Spesies pinus pun bermacam-macam tergantung lingkungan tempat
hidupnya dan merupakan pohon umum yang dapat ditemukan di berbagai negara di daerah
dengan ketinggian tertentu.
Pinus sendiri memiliki kegunaan komersial yaitu sebagai bahan baku kertas. Di
Indonesia, pinus juga dibudidayakan secara komersial dalam rangka mendukung pabrik kertas.
Pinus yang memang cenderung mudah dibudidayakan dimanasaja menjadi andalan bagi
pengusaha kertas dalam membudidayakan sumber dayanya. Tanaman pinus tersebar di seluruh
wilayah Indonesia dengan di daerah dengan ketinggian tertentu. Berdasarkan data dari
penelitian cadangan karon , cadangan karbon kayu pinus Indonesia adalah sebesar 217,5 ton
C/Ha (cadangan karbon di atas permukaan tanah).

3. Cadangan Kayu Bambu


Bambu merupakan jenis tanaman dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu sendiri terdiri
dari banyak spesies dengan nama bangsa Bambusea. Bambu merupakan salah satu tanaman
dengan pertumbuhan paling cepat di dunia (dalam sehari bambu bisa tumbuh hingga 60 cm).
Jenis bambu bermacam-macam tergantung kondisi tanah dan klimatologinya.
Kayu bambu juga merupakans salah satu bahan baku dari kertas, sehingga potensi
komersialisasi bambu dinilai cukup besar. Di Indonesia sendiri terdapat 10 genus bambu yaitu
Arundinaria, Bambusa, Dendrocalamus, Dinochloa, Gigantochloa, Melacanna, Nastus,
Phyllostachys, Shizostachyum dan Thyrostachys yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia
baik yang dikembangkan secara komersial maupun yang tidak. Dengan potensi bambu sebesar
550.000 ton/tahun. Dengan cadangan karcon 159 ton C/tahun (cadangan karbon di atas
permukaan tanah).

Sumber
http://www.majalahtambang.com/detail_berita.php?category=18&newsnr=5795
http://id.wikipedia.org/wiki/Bijih_besi
http://emas-perak.com/market-nuggets-commerzbank-pasar-tembaga-ketat-output-tembaga-
chili-dan-indonesia-menurun-pada-2011/
http://economy.okezone.com/read/2012/06/13/320/646654/cadangan-bijih-tembaga-ri-4-2-
miliar-ton
http://en.wikipedia.org/wiki/Aluminium
http://www.lensaindonesia.com/2012/06/14/akibat-ekspor-mineral-gila-gilaan-cadangan-biji-
besi-sisa-9-th.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Timah_(perusahaan)
http://id.wikipedia.org/wiki/Timah
http://www.imq21.com/news/read/47490/20120111/161643/Cadangan-Timah-TINS-Capai-8-
496-Ton.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Nikel

http://blog.unsri.ac.id/sodikin/pertambangan/sr/3615/

http://www.lensaindonesia.com/2012/06/14/akibat-ekspor-mineral-gila-gilaan-cadangan-biji-
besi-sisa-9-th.html

http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=54
http://www.slideshare.net/SriHartatik1/ubkpu-budidaya-tebu-2012kuliah-1-2012
http://www.tentangkayu.com/2008/09/kayu-akasia-acacia-mangium.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Pine
http://id.wikipedia.org/wiki/Bambu
KESIMPULAN
Sumber daya mineral (mineral resource) adalah endapan mineral yang diharapkan dapat
dimanfaatkan secara nyata.
Ada bermacam-macam sumber daya mineral yang ada di Indonesia, seperti : emas, intan, timah,
mangaan, nikel, bijih besi, bauksit, tembaga, minyak bumi, batu bara,gas bumi, belerang, fosfat, gypsum,
yodium, dan kaolin. Sumber daya mineral ini perlu dikembangkan dan dikelola secara benar.
Pengelolaan yang benar dapat memberikan manfaat bagi manusia secara berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai