Anda di halaman 1dari 7

RESUME INSTRUMENTASI KEBENCANAAN

“Penentuan Episentrum Gempa Bumi”

Disusun Oleh :

INDAH JEFIKA NADIANIS (18034115)

Dosen Pembimbing :
Pakhrur Razi, S.pd, M.Si, Ph.D

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
A. Penentuan dan Perhitungan Episentrum Gempa Bumi

Pusat gempa (Focus atau Hypocentrum) adalah titik runtuh awal dimana terjadi
pergerakan yang tiba-tiba sehingga menimbulkan gempa. Titik di permukaan bumi yang
terletak tepat di atas pusat gempa disebut epicentrum. Ahli geologi menggunakan rumus
LASKA untuk mengetahuinya. Lokasi episentrum dapat dilacak jika minimal ada 3
stasiun pencatat gempa yang merekam waktu terjadinya gempa. Patokannya adalah
dengan menggunakan selisih antara gelombang sekunder dengan gelombang primer.
⃤ = ((S-P) - 1') x 1.000 km)

⃤ = jarak episentrum
S-P = selisih waktu datangnya gelombang primer dan sekunder
1' = 1 menit

Pada saat gempa terjadi di pusat gempa, maka dari pusat gempa tersebut
meluncurlah 3 jenis gelombang Gelombang Primer (P) Gelombang ini berjenis
gelombang longitudinal yang persis terjadi pada pegas. Gelombang ini melibatkaan
pemampatan dan pengembangan lapisan batuan ke segala arah menjauhi pusat gempa.
Gelombang ini sedemikian cepat sehingga merupakan gelombang yang pertama
kali diterima oleh seismograf (alat pencatat gempa). Gelombang ini dapat merambat
disemua media baik itu padat, cair ataupun berupa udara. Gelombang P merambat
melalui kerak bumi dengan kecepatan 4 sampai 7 km/detik dan 8 km/detik di mantel
teratas bumi. Sebagai perbandingan, kecepatan suara di udara adalah 0,34 km/detik.
Gelombang Sekunder (S) Gelombang ini berjenis gelombang transverse yang persis
terjadi pada tali yang dikibas-kibas.

Gelombang ini adalah gelombang yang kedua kali diterima oleh seismograf
dengan kecepatan 3 sampai 4 km/detik. Gelombang S hanya mampu merambat pada
media padatan. Gelombang Permukaan Gelombang permukaan merambat di
permukaan dan lebih lambat dari kedua gelombang di atas. DI permukaan gelombang ini
merambat secara vertikal seperti gelombang air laut, dan saat bersamaan secara horisontal
dari kiri ke kanan seperti ular yang berjalan. Penampakan gelombang-gelombang dalam
seismogram akan terlihat seperti gambar berikut
Dari gambar tersebut akan didapatkan informasi
1. perbedaan waktu antara saat pertama gelombang P terjadi dengan saat
pertama gelombang S tercatat di seismogram. Pada contoh seismogram
dibawah, tercatat perbedaan waktunya adalah 25 detik.
2. Amplitudo maksimal (jarak terjauh yang tercatat dari garis dasar baseline
seismogram) dari gempa. Pada contoh seismogram dibawah, tercatat
amplitudo maksimalnya adalah 20mm.

Selanjutnya dengan menggunakan diagram dibawah kita akan mendapatkan

1. jarak episentrum gempa dengan stasiun pencatat. Pada skala yang paling kiri,
dapat terlihat jika perbedaan waktu=25 detik, akan didapat jarak sebesar 210 km
2. Dengan menghubungkan angka amplitudo maksimal pada skala paling kanan
dengan titik perbedaan waktu di skala paling kiri, kita dapat memperoleh besaran
angka magnitude gempa pada skala di tengah (5 skala Richter)
Menentukan lokasi episentrum Jarak episentrum yang di dapat dengan cara di atas
hanya menunjukan jarak antara episentrum dengan stasiun pengamat. Kalau digambar,
episentrum bisa berada dimana saja dalam lingkaran A misalnya. Untuk menentukan
letak episentrum secara tepat, dibutuhkan minimal 2 data jarak episentrum lagi dari 2
stasiun pengamat yang berbeda. Jika masing-masing stasiun pengamat dibuat lingkaran
dengan jari-jari sepanjang jarak episentrum masing-masing, maka akan didapatkan titik
potong dari ke 3 lingkaran yang merupakan lokasi episentrum dari gempa.

B. Validasi
Misalnya, terdapat 3 stasiun atau tempat mengamati gempa yakni A, B dan C.
Ketiga stasiun tersebut mencatat waktu terjadinya gelombang primer dan sekunder
dengan rincian berikut:
a. Stasiun A mencatat gelombang primer terjadi pada pukul 3 lebih 48 menit
35detik dan gelombang sekunder terjadi pada pukul 3 lebih 50menit
50detik .
b. Stasiun B mencatat gelombang primer terjadi pada pukul 3 lebih 50 menit
25 detik dan gelombang sekunder terjadi pada pukul 3lebih 53menit
55detik .
c. Stasiun C mencatat gelombang primer terjadi pada pukul 3 lebih 52 menit
25 detik dan gelombang sekunder terjadi pada pukul 3 lebih 56 menit 25
detik .
Setelah mengetahui waktu pencatatan gempa,maka perlu dilakukan langkah-
langkah berikut:

1. Menentukan jarak episentral dari masing-masing stasiun Cara menentukan jarak


yakni dengan menghitung selisih waktu antara gelombang primer dan gelombang
sekunder. Kemudian mengalikannya dengan ketetapan jarak yang sudah
dijabarkan dalam rumus laska. Berikut adalah uraian menghitung jarak episentral:
a) pada stasiun A, selisih waktunya yaitu 2 menit 15 Maka jarak episentralnya
yaitu 1.250 kilometer. Jika ditulis menggunakan rumus laska yaitu (3.50’50” –
3.48’35”)–1 menit x 1.000 km= 1.250km.
b) Pada stasiun B, selisih waktunya yaitu 2 menit 30 detik. Maka jarak
episentralnya yaitu 2.500 Jika ditulis menggunakan rumus laska yaitu
(3.53’55” – 3.50’25”) – 1 menit x 1.000 km= 2.500km.
c) Pada stasiun C, selisih waktunya yaitu 3 menit. Maka jarak episentralnya yaitu
3000 kilometer. Jika ditulis menggunakan rumus laska yaitu (3.56’25” –
3.52’25”)–1 menit x 1.000 km= 3000km.
2. Membuat lingkaran-lingkaran Setelah mengetahui jarak episentral, selanjutnya
adalah membuat 3 buah lingkaran sesuai dengan hasil perhitungan rumus laska.
Pembuatan gambar lingkaran tentu saja menggunakan skala, misalnya 1 : 100.00
km. Sehingga jarak 1.250 km pada stasiun A hanya digambar 1,25 cm. Begitu
pula untuk stasiun yang lain, menyesuaikan perbandinganpetayangtelahdibuat.
3. Menentukan pertemuan dari tiga lingkaran Setelah membuat lingkaran, maka
selanjutnya menggabungkan ketiga lingkaran tersebut sehingga membentuk irisan
dari 3 buah lingkaran. Irisan yang terbentuk tersebut merupakan lokasi
episentrum.
DAFTAR PUSTAKA

Guru geografi. 2017. www.gurugeografi.id/2017/01/menghitung-titik-episentrum-


gempa-bumi.html?m=1.
Subakti ,H.2012. Model Prediksi Gempa Bumi. Akademi Meteorologi dan Geofisika:
Jakarta.
Wikipedia . 2018. https://id.m.wikipedia.org/wiki/pusat_gempa.

Anda mungkin juga menyukai