Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEWARGANEGARAAN

TENTANG : DESAIN PEMBELAJARAN PPKN DIKELAS TINGGI

Dosen pengampu : syahrul, M. Pd

Disusun oleh kelompok 6 :

1. Baiq widiani
2. Rahma wati

FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH (IAIM) KOTA BIMA


2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kegiatan proses pembelajaran diselenggarakan sebagai suatu usaha sadar dan
terencana sebagai suatu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga
dapat menjangkau ranah-ranah hasil pembelajaran, baik secara peningkatan dalam
ranah kognisi, afeksi dan ranah psikomotorik dalam bentuk perubahan sikap dan
prilaku. Sehingga setiap lembaga pendidikan perlu dikelola oleh mereka yang
memiliki kompetensi dalam membuat desain atau pola pembelajaran, sehingga dapat
dilakukan perubahan dan penyesuaian dan adanya inovasi dalam proses
pembelajaran.Dalam menyusun sebuah desain pembelajaran, konsep interaksi
merupakan sesuatu cukup dijadikan yang penting untuk diperhitungkan.Oleh karena
hal itu desain pembelajaran tidak dapat digantikan dengan desain informasi. Interaksi
sangat berkaitan dengan keberagaman peserta
didik. Hal inilah yang menuntut designer pembelajaran untuk dapat memunculkan
bermacam-macam desain-desain pembelajaran yang bervariasi

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan desain pembelajaran?
2. Apa yang dimaksud dengan silabus ?
3. Apa yang dimaksud dengan RPP?
4. Apa komponen utama desain pembelajaran?
5. Apa saja metode pembelajaran ppkn dikelas tinggi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. DESAIN PEMBELAJARAN PPKN KELAS TINGGI
1. Desain Pembelajaran PKn
Menurut Eraut (1991:315) istilah disain pembelajaran atau „instructional design‟
biasanya merujuk pada disain materi pembelajaran yang disusun oleh sebuah tim yang
dapat melibatkan guru atau tidak perlu melibatkan guru yang akan melaksanakan
pembelajaran tersebut. Memang,sejumlah ahli mengatakan bahwa disain pembelajaran
dibuat oleh guru yang akan melaksanakan pembelajaran namun bukanlah suatu
keharusan disain pembelajaran dibuat hanya oleh guru yang bersangkutan. Artinya,
bahwa pengembangan desain pembelajaran dapat menjadi tugas para pakar
pembelajaran yang diharapkan akan membantu/mempermudah para guru dalam
mengembangkan dan melaksanakan proses pembelajaran.Hal yang terpenting dalam
mendesain materi pembelajaran, dengan melakukan analisis situasi. Analisis situasi
biasanya dilakukan sebelum proses pengembangan kurikulum, artinya, selama proses
mengembangkan kurikulum, guru dituntut agar menyadari dan mempertimbangkan
tentang situasi yang sedang terjadi atau berubah di sekitarnya. Laurie Brady (1990)
menegaskan bahwa analisis situasi diperlukan untuk menentukan efektifitas penerapan
kurikulum yang baru. Guru seharusnya dapat menangkap berbagai isu yang
berkembang dimasyarakat untuk dijadikan sebagai pengalaman belajar siswa. Guru
haruslah dapat mengkaji situasi belajar, meliputi faktor-faktor seperti: latar belakang
pengalaman siswa, sikap dan kemampuan guru, iklim sekolah, sumber belajar dan
hambatan-hambatan eksternal.Pengembangan kurikulum diawali dengan melakukan
kajian situasi sekolah. Karena setiap sekolah memiliki karakteristik yang berbeda maka
analisis situasi pada satu sekolah tidak dapat ditransfer kepada sekolah lain. Analisis
situasi biasanya dilakukan oleh guru pada saat guru merumuskan dan menetapkan
tujuan pengajaran. Cara yang dilakukan antara lain melalui diagnosis
kelemahankelemahan siswa maupun prestasi yang telah dicapainya,apakah kebutuhan
siswa pada saat kini maupun pada masa depan, hal-hal apakah yang dapat membantu
siswa untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya, mengapa banyak orang
(mahasiswa) melakukan demostrasi di depan Gedung DPR RI, Gedung Kejaksaan RI,
Gedung Kedutaan, dan sebagainya. Peristiwa-peristiwa seperti inilah yang dapat
diangkat, dianalisis dan dimasukkan oleh guru menjadi bahan

perencanaan program pembelajaran PKn.


saran-
Sockett dengan
(1976) memberikan saran
menekankan dalam
situasi
pentingnya analisis
pengembangan kurikulum, sebagai berikut:

1. Guru seharusnya melakukan suatu transaksi dengan siswa tentang apa yang akan
dilakukan dalam proses belajar mengajar.

2. Guru hendaknya secara terus-menerus mengevaluasi dan mempertahankan suasana


belajar di kelas.
3. Guru hendaknya mendekatkan proses belajar kearah situasi nyata dan kemungkinan
perubahan situasi tersebut.Guru dituntut untuk selalu menyesuaikan program
pembelajarannya dengan situasi yang sedang terjadi(berlangsung) di sekitar siswa atau
kehidupan sekolah. Skillbeck (1984) membagi faktor yang dapat menggambarkan
situasi sebagai bahan analisis guru atas dua bagian, ialah faktor eksternal (external
factors) dan faktor internal (internal factors). Perhatikanlah faktor-faktor eksternal dan
internal menurut Skillbeck berikut ini:

Faktor-faktor eksternal meliputi:

o Perubahan sosial-budaya dan harapan masyarakat

o Tuntutan dan tantangan sistem pendidikan

o Perubahan mata pelajaran yang akan diajarkan

o Kontribusi dari sistem dukungan guru

o Sumber masukan bagi sekolah

Faktor-faktor internal, meliputi:

o Siswa meliputi aspek bakat, kecakapan dan kebutuhannya

o Guru meliputi aspek nilai, sikap, keterampilan mengajar,pengetahuan, pengalaman,


kekuatan dan kelemahan khusus serta perannya

o Etos kerja sekolah dan struktur politik

o Sumber-sumber bahan pembelajaran

o Masalah-masalah dan kekurangan-kekurangan yang dirasakan dalam kurikulum


yang berlaku.

Mendesain pembelajaran dan materi ajar merupakan hal yang berbeda. Akan tetapi hal
tersebut dapat dilakukan sekaligus, karena pembelajaran yang sudah didesain dengan
baik dan benar tetapi materi ajarnya tidak didesain sesuai dengan pembelajarannya,
,maka tidak dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.

2. Pengertian Silabus
Menurut Winataputra Pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menginisiasi, memfasilitasi dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri
siswa. Menurut Sanjaya Pembelajaran merupakan suatu system yang kompleks yang
keberhasilannya dapat dilihat dari dua aspek, yakni aspek produk dan aspek proses.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut pembelajaran merupakan suatu proses dalam
mencapai sesuatu, dimana pada proses tersebut dapat meningkatkan kualitas siswa
misalnya dari segi hasil belajar. Dalam proses pembelajaran seorang guru harus
memiliki silabus karena tanpa adanya silabus proses pemeblajaran tidak akan berjalan
dengan sistematis. Jadi silabus dapat didefinisikan sebagai garis besar, ringkasan atau
pokok-pokok isi atau materi pelajaran.Istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu
produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang ingin dicapai dan pokok-pokok
serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam rangka pencapaian Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Silabus diartikan pula sebagai rencana
pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu yang
mencakup standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), materi
pokok/pembelajaran,kegiatan pembelajaran,indikator pencapaian kompetensi,
penilaian,alokasi waktu dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan
pendidikan. Melihat uraian di atas, dapat dipahami bahwa silabus diartikan pula
sebagai rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,
penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan
pendidikan. Landasan pengembangan silabus yaitu pada pasal 17 ayat (2) dan pasal
20 peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan
yang menyatakan: “Sekolah dan komite sekolah atau madrasah dan komite madrasah
mengembangkan KTSP dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan
standar kompetensi lulusan,dibawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung
jawab di bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA dan SMK dan Departemen yang
menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA,MAK”.
Selanjutnya dalam pasal 20 ditegaskan: “Perencanaan proses pembelajaran meliputi
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya
tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajaran dan penilaian
hasil belajar.

3. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar
yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP merupakan
persiapan yang harus dilakukan guru sebelum mengajar. Persiapan di sini dapat
diartikan persiapan tertulis maupun persiapan mental, situasi emosional yang ingin
dibangun, lingkungan belajar yang produktif termasuk meyakinkan pembelajar untuk
mau terlibat secara penuh. Fungsi RPP adalah sebagai acuan bagi guru untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar (kegiatan pembelajaran) agar lebih terarah
dan berjalan secara efektif dan efisien. Dengan kata lain RPP berperan sebagai
skenario proses pembelajaran. Oleh karena itu, RPP hendaknya bersifat luwes
(fleksibel) dan memberi kemungkinan bagi guru untuk menyesuaikannya dengan
respons siswa dalam proses pembelajaran sesungguhnya.

4. Komponen Utama Dalam Desain Pembelajaran


a. Tujuan Pembelajaran
b. Analisis Pembelajaran
c. Strategi Pembelajaran
d. Penilaian Pembelajaran atau evaluasi
B. METODE PEMBELAJARAN PPKN DIKELAS TINGGI

1. Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)


jenis ini meliputi: gambaran ikhtisar terstruktur (structured overview), ceramah
(lecture), demonstrasi,membandingkan dan mengontraskan/mempertentangkan
(compare and contrast). Secara umum, pembelajaran langsung ini menggunakan
pendekatan ekspositori, bersifat satu arah, dan peran guru sangat dominan. Metode
pembelajaran langsung ini sangat efektif apabila digunakan oleh seorang guru yang
memiliki bakat sebagai orator. Sebenarnya selain dikelompokkan kedalam
pembelaajran langsung, metode ini dapat pula dimasukkan ke dalam metode
pembelajaran tidak langsung karena ada tuntutan yang mengajak siswa untuk
bersama-sama mengelompokkan istilah, kosa kata, dan ciri-ciri dari kata kunci
suatu konsep. Tujuannya adalah membantu siswa membedakan antara berbagai
jenis gagasan atau kelompok gagasan konseptual. Dalam pembelajaran PKn, tentu
saja banyak jenis konsep yang abstrak sehingga memerlukan penjelasan dan untuk
memahami konsep tersebut perlu ada pembandingan dan pengontrasan agar mudah
dipahami oleh siswa.

2. Pembelajaran Interaktif (Interactive Instruction)


Beberapa strategi dan metode yang termasuk ke dalam jenis pembelajarn
interaktif meliputi: debat, bermain peran (role playing), curah pendapat
(brainstorming), diskusi,kelompok belajar kooperatif (cooperative learning
groups),jigsaw, pemecahan masalah, kelompok tutorial,wawancara, dan
konferensi. Secara umum, pembelajaran interaktif ini menggunakan pendekatan
siswa aktif, bersifat dua arah, dan peran siswa lebih dominan. Metode
pembelajaran interaktif sangat tepat digunakan untuk mengaktifkan siswa dalam
belajar. Berikut adalah uraian beberapa metode pembelajaran yang dapat
digunakan dalam pembelajaran PKn di SD.

a. Debat
Debat adalah beradu argumen secara terstruktur antara dua pihak (individu atau
tim atau kelompok) yang berlawanan dengan cara mempertahankan dan/atau
menyerang dalil atau pendapat yang dikemukakan. Langkah dan aturan main debat
bermacam-macam tergantung pada tempat dan peserta. Proses debat dipimpin dan
pemenangnya ditentukan oleh wasit atau hakim. Debat merupakan aspek yang
fundamental dari masyarakat demokratis. Oleh karena itu, metode ini sangat cocok
dikembangkan dalam mata pelajaran Pkn. Tujuan dari strategi debat adalah
melibatkan para siswa dalam berbagai aktivitas yang terkait dengan mata pelajaran.
Debat mendorong peserta berpikir bukan hanya mengenai fakta dari suatu situasi
melainkan implikasinya. Peserta didik pun didorong untuk berpikir secara kritis
dan strategis tentang posisinya dan posisi lawan. Dengan cara berkompetisi maka
debat mendorong peserta untuk melibatkan diri dan berkomitmen terhadap posisi.
Debat mendorong siswa untuk berupaya meneliti,mengembangkan kemampuan
mendengarkan/menyimak,dan kemampuan berorasi, menciptakan kondisi
siswauntuk berpikir secara kritis, dan memungkinkan guru dapat menilai kualitas
belajar siswa. Debat juga dapat memberi peluang kepada teman-teman siswa untuk
menilai keterlibatan.Oleh karena itu, metode debat sangat efektifbagi pembelajaran
PKn terutama dalam mempersiapkan peserta didik hidup dalam masyarakan
demokratis.

b. Bermain peran (role playing)


Bermain peran atau role playing adalah metode pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada siswa untuk memerankan karakter dalam situasi tertentu.
Artinya, bahwa siswa harus memainkan satu peran tertentu sehingga yang bermain
tersebut harus mampu berbuat (berbicara atau bertindak) sesuai dengan perannya.
Misalnya, jika peran yang dimainkan adalah polisi, maka ia harus mampu berperan
sebagai polisi. Bermain peran terjadi dalam situasi buatan (tiruan) atau simulasi.
Bermain peran memberi kesempatan kepada siswa untuk bertindak dengan
memerankan karakter dalam situasi hipotetis. Kesempatan ini bertujuan:

o Membina sikap, yakni membantu siswa untuk merasakan, menyadari, dan peka
terhadap masalah sosial.

o Memahami nilai yang ada di lingkungan masyarakat yang beragam.

o Memberi pembelajaran yang menyenangkan karena banyak peran yang bervariasi


sehingga menyegarkan situasi.

o Memberi kesempatan untuk menghayati peran tertentu dalam bentuk simulasi


sebelum terlibat dalam situasi sebenarnya.

c. Curah pendapat (brainstorming)


Metode curah pendapat atau brainstorming merupakan metode pembelajaran yang
melibatkan kelompok besar atau kecil yang mendorong para siswa untuk
memecahkan masalah tertentu. Aktivitas dalam curah pendapat terdiri atas dua
tahap, yakni pertama adalah tahap identifikasi gagasan; dan kedua adalah tahap
menilai gagasan. Penerapan metode ini dimuali dengan mengajukan pertanyaan
atau masalah atau dengan memperkenalkan tema. Kemudian, siswa memberikan
respon atau jawaban atau gagasan/pendapat yang relevan. Selanjutnya, guru harus
menerima jawaban siswa tanpa kritik atau tanggapan terhadap jawaban siswa.
Mungkin pada awalnya, banyak siswa yang engggan berbicara dalam kelompok,
tetapi dengan kegiatan curah pendapat diharapkan semua siswa mau berpartisipasi
dalam menyampaikan pendapat. Dengan mengungkapkan gagasan dan
mendengarkan apa yang dikemukakan oleh siswa lain, maka para siswa akan
menyesuaikan pengetahuan dan pemahaman sebelumnya denga menerima
informasi baru. Dalam kegiatan curah pendapat, guru perlu mendorong siswa agar
mendengarkan siswa lainnya yang sedang berbicara. Siswa seyogianya diingatkan
agar mendengarkan dengan seksama terhadap apa yang dikemukakan,
mengingatkan pula kepada pembicara ketika suaranya tidak terdengar jelas. Dalam
menerapkan metode curah pendapat, ada dua prinsip yang perlu diperhatikan:
diutamakan bahwa agar diperoleh gagasan sebanyak mungkin pada tahap curah
pendapat; menunda

pemberian kritik, atau tidak langsung menilai gagasan


yang dikemukakan.
Adapun tujuan penggunaan metode curah pendapat
dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
memfokuskan perhatian siswa pada suatu tema/topik;
membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat;
melatih siswa mengekspresikan gagasan-gagasan baru
menurut daya imajinasinya melatih daya kreativitas
siswa; melatih siswa mau menerima dan menghargai
perbedaan individu; mendorong siswa berani mengambil
resiko dalam berbagi pendapat dan bila pendapatnya
salah; menunjukkan kepada siswa bahwa pengetahuan
dan kecakapan berbahasa, dan memiliki kegunaan dan
dapat diterima
3. Pembelajaran tidak langsung
Beberapa strategi dan metode yang termasuk ke dalam
jenis pembelajaran tidak langsung meliputi: pemecahan
masalah, studi kasus, inkuri, diskusi reflektif, pembentukan
konsep, dan pemetaan konsep. Secara umum, pembelajaran
tidak langsung ini menggunakan pendekatan siswa aktif,
bersifat dua arah, dan peran siswa lebih dominan. Metode
pembelajaran tidak langsung sangat tepat digunakan untuk
mengaktifkan siswa dalam belajar. Berikut adalah uraian
beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan
dalam pembelajaran PKn di SD.
a. Pemecahan masalah
Ada dua jenis metode pemecahan masalah, ialah
pemecahan masalah yang bersifat reflektif dan
pemecahan masalah kreatif. Bagaimanapun jenis
pemecahan masalah yang digunakan oleh kelas,
pemecahan masalah memfokuskan pada upaya
mengetahui persoalan dengan mempertimbangkan semua
faktor kemungkinan untuk menemukan solusi. Karena
semua gagasan awalnya diterima, pemecahan masalah
memungkinkan dapat menemukan solusi terbaik bukan
solusi yang paling mudah atau usulan solusi pertama.
Pembelajaran PKn SD 62
Metode pemecahan masalah digunakan untuk membantu
siswa berpikir tentang masalah tanpa menerapkan
gagasan yang dimiliki sebelumnya. Merumuskan
masalah yang dihadapi berbeda dengan akibat dari
masalah untuk mencegah pendapat yang gegabah.
Sebagai metode pembelajaran, pemecahan masalah
merupakan bentuk seni berpikir yang paling murni. Di
kelas, pemecahan masalah untuk membantu siswa
memahami masalah etika yang dilematis, membantu
merencanakan strategi masa depan.
b. Metode Inkuiri
Metode pembelajaran inkuiri memberi kesempatan
kepada siswa memperoleh pengalaman mengumpulkan
informasi. Hal ini tentu memerlukan kemampuan
berinteraksi yang intensif diantara peserta didik dengan
guru, bidang studi, sumber belajar, dan lingkungan
belajar. Secara aktif, siswa terlibat dalam proses belajar,
seperti: bertindak secara antusias dan penuh perhatian;
mengembangkan pertanyaan; menganalisis masalah
kontroversial dan dilematis; memeriksa dugaan awal dan
informasi yang sudah diketahui sebelumnya;
mengembangkan, mengungkapkan, dan menguji
hipotesis; dan, menyimpulkan dan menghasilkan solusi.
Bertanya adalah inti dari belajar inkuiri. Siswa harus
mengajukan pertanyaan yang relevan dan
mengembangkan bagaimana cara menjawab dan
menjelaskannya. Inkuiri menempatkan proses berpikir
dalam interaksi antar sesama siswa dalam menganalisis
persoalan, data, topik, konsep, bahan dan masalah.
Teknik berpikir yang dapat diterapkan antara lain
berpikir divergen, berpikir deduktif, dan berpikir
induktif. Dalam melatih berpikir divergen, guru
memfasilitasi dan mendorong siswa agar menyadari
bahwa suatu pertanyaan atau masalah dapat memiliki
lebih dari satu jawaban dan/atau solusi
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Desain pembelajaran PPKn merupakan sebuah rancangan atau proses pembelajaran


kebutuhan dan tujuan belajar serta sebuah system penyampainnya sehingga menjadi acuan
dalam pelaksanaanya untuk menciptakan sebuah pembelajaran yang efektif dan efisien agar
dapat mempermudah peserta didik dalam menerima dan memahami pelajaran yang
disampaikan. Desain pembelajaran juga merupakan sebuah praktet penyusunan media
teknologi komunikasi dan misi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan
secara sistematis antara guru dan peserta didik.

Adapun komponen utama dalam desain pembelajaran yaitu: tujuan pembelajaran, analisis
pembelajaran, strategi pembelajaran, dan penilaian pembelajaran atau evaluasi.Untuk
tercapainya sebuah kompetensi yang baik seorang guru harus mampu dalam merancang
sebuah desain pembelajaran. Didalam sebuah pembelajaran seorang guru harus memiliki
silabus, karena akan menunjang pembelajaran yang sistematis. Salah satu persiapan yang
harus dipenuhi seorang guru sebelum memulai pembelajaran yaitu RPP(Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) dimana RPP merupakan persiapan tertulis seorang guru.

B. Saran

Seorang pengajar yang baik tidak hanya mampu memahami materi pembelajaran saja.
Namun memahami karakter anak dan mampu mengatasi segala macam masalah anak dengan
baik dan sabar. Dalam proses pembelajaran kita harus menentukan terlebih dahulu pola
belajar siswa sehingga kita mengetahui tujuan pembelajaran yang baik.Dalam proses
pendidikan sekolah sebenarnya bukan hanya sekedar pribadi yang cerdas secara intelektual
saja namun peserta didik juga harus
DAFTAR PUSTAKA

Hafizah rahma hasibuan dkk.2019.desain pembelajaran ppkn dikelas rendah.jurnal iain


pandangsidipuam.

Hamza wadi.2010.pembelajaran pendidikan kewarganegaraan sd.jurnal pembelajaran


pkn sd

Anda mungkin juga menyukai