KEWARGANEGARAAN
1. Baiq widiani
2. Rahma wati
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan desain pembelajaran?
2. Apa yang dimaksud dengan silabus ?
3. Apa yang dimaksud dengan RPP?
4. Apa komponen utama desain pembelajaran?
5. Apa saja metode pembelajaran ppkn dikelas tinggi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. DESAIN PEMBELAJARAN PPKN KELAS TINGGI
1. Desain Pembelajaran PKn
Menurut Eraut (1991:315) istilah disain pembelajaran atau „instructional design‟
biasanya merujuk pada disain materi pembelajaran yang disusun oleh sebuah tim yang
dapat melibatkan guru atau tidak perlu melibatkan guru yang akan melaksanakan
pembelajaran tersebut. Memang,sejumlah ahli mengatakan bahwa disain pembelajaran
dibuat oleh guru yang akan melaksanakan pembelajaran namun bukanlah suatu
keharusan disain pembelajaran dibuat hanya oleh guru yang bersangkutan. Artinya,
bahwa pengembangan desain pembelajaran dapat menjadi tugas para pakar
pembelajaran yang diharapkan akan membantu/mempermudah para guru dalam
mengembangkan dan melaksanakan proses pembelajaran.Hal yang terpenting dalam
mendesain materi pembelajaran, dengan melakukan analisis situasi. Analisis situasi
biasanya dilakukan sebelum proses pengembangan kurikulum, artinya, selama proses
mengembangkan kurikulum, guru dituntut agar menyadari dan mempertimbangkan
tentang situasi yang sedang terjadi atau berubah di sekitarnya. Laurie Brady (1990)
menegaskan bahwa analisis situasi diperlukan untuk menentukan efektifitas penerapan
kurikulum yang baru. Guru seharusnya dapat menangkap berbagai isu yang
berkembang dimasyarakat untuk dijadikan sebagai pengalaman belajar siswa. Guru
haruslah dapat mengkaji situasi belajar, meliputi faktor-faktor seperti: latar belakang
pengalaman siswa, sikap dan kemampuan guru, iklim sekolah, sumber belajar dan
hambatan-hambatan eksternal.Pengembangan kurikulum diawali dengan melakukan
kajian situasi sekolah. Karena setiap sekolah memiliki karakteristik yang berbeda maka
analisis situasi pada satu sekolah tidak dapat ditransfer kepada sekolah lain. Analisis
situasi biasanya dilakukan oleh guru pada saat guru merumuskan dan menetapkan
tujuan pengajaran. Cara yang dilakukan antara lain melalui diagnosis
kelemahankelemahan siswa maupun prestasi yang telah dicapainya,apakah kebutuhan
siswa pada saat kini maupun pada masa depan, hal-hal apakah yang dapat membantu
siswa untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya, mengapa banyak orang
(mahasiswa) melakukan demostrasi di depan Gedung DPR RI, Gedung Kejaksaan RI,
Gedung Kedutaan, dan sebagainya. Peristiwa-peristiwa seperti inilah yang dapat
diangkat, dianalisis dan dimasukkan oleh guru menjadi bahan
1. Guru seharusnya melakukan suatu transaksi dengan siswa tentang apa yang akan
dilakukan dalam proses belajar mengajar.
Mendesain pembelajaran dan materi ajar merupakan hal yang berbeda. Akan tetapi hal
tersebut dapat dilakukan sekaligus, karena pembelajaran yang sudah didesain dengan
baik dan benar tetapi materi ajarnya tidak didesain sesuai dengan pembelajarannya,
,maka tidak dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.
2. Pengertian Silabus
Menurut Winataputra Pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menginisiasi, memfasilitasi dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri
siswa. Menurut Sanjaya Pembelajaran merupakan suatu system yang kompleks yang
keberhasilannya dapat dilihat dari dua aspek, yakni aspek produk dan aspek proses.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut pembelajaran merupakan suatu proses dalam
mencapai sesuatu, dimana pada proses tersebut dapat meningkatkan kualitas siswa
misalnya dari segi hasil belajar. Dalam proses pembelajaran seorang guru harus
memiliki silabus karena tanpa adanya silabus proses pemeblajaran tidak akan berjalan
dengan sistematis. Jadi silabus dapat didefinisikan sebagai garis besar, ringkasan atau
pokok-pokok isi atau materi pelajaran.Istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu
produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang ingin dicapai dan pokok-pokok
serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam rangka pencapaian Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Silabus diartikan pula sebagai rencana
pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu yang
mencakup standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), materi
pokok/pembelajaran,kegiatan pembelajaran,indikator pencapaian kompetensi,
penilaian,alokasi waktu dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan
pendidikan. Melihat uraian di atas, dapat dipahami bahwa silabus diartikan pula
sebagai rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,
penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan
pendidikan. Landasan pengembangan silabus yaitu pada pasal 17 ayat (2) dan pasal
20 peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan
yang menyatakan: “Sekolah dan komite sekolah atau madrasah dan komite madrasah
mengembangkan KTSP dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan
standar kompetensi lulusan,dibawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung
jawab di bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA dan SMK dan Departemen yang
menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA,MAK”.
Selanjutnya dalam pasal 20 ditegaskan: “Perencanaan proses pembelajaran meliputi
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya
tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajaran dan penilaian
hasil belajar.
a. Debat
Debat adalah beradu argumen secara terstruktur antara dua pihak (individu atau
tim atau kelompok) yang berlawanan dengan cara mempertahankan dan/atau
menyerang dalil atau pendapat yang dikemukakan. Langkah dan aturan main debat
bermacam-macam tergantung pada tempat dan peserta. Proses debat dipimpin dan
pemenangnya ditentukan oleh wasit atau hakim. Debat merupakan aspek yang
fundamental dari masyarakat demokratis. Oleh karena itu, metode ini sangat cocok
dikembangkan dalam mata pelajaran Pkn. Tujuan dari strategi debat adalah
melibatkan para siswa dalam berbagai aktivitas yang terkait dengan mata pelajaran.
Debat mendorong peserta berpikir bukan hanya mengenai fakta dari suatu situasi
melainkan implikasinya. Peserta didik pun didorong untuk berpikir secara kritis
dan strategis tentang posisinya dan posisi lawan. Dengan cara berkompetisi maka
debat mendorong peserta untuk melibatkan diri dan berkomitmen terhadap posisi.
Debat mendorong siswa untuk berupaya meneliti,mengembangkan kemampuan
mendengarkan/menyimak,dan kemampuan berorasi, menciptakan kondisi
siswauntuk berpikir secara kritis, dan memungkinkan guru dapat menilai kualitas
belajar siswa. Debat juga dapat memberi peluang kepada teman-teman siswa untuk
menilai keterlibatan.Oleh karena itu, metode debat sangat efektifbagi pembelajaran
PKn terutama dalam mempersiapkan peserta didik hidup dalam masyarakan
demokratis.
o Membina sikap, yakni membantu siswa untuk merasakan, menyadari, dan peka
terhadap masalah sosial.
A. Kesimpulan
Adapun komponen utama dalam desain pembelajaran yaitu: tujuan pembelajaran, analisis
pembelajaran, strategi pembelajaran, dan penilaian pembelajaran atau evaluasi.Untuk
tercapainya sebuah kompetensi yang baik seorang guru harus mampu dalam merancang
sebuah desain pembelajaran. Didalam sebuah pembelajaran seorang guru harus memiliki
silabus, karena akan menunjang pembelajaran yang sistematis. Salah satu persiapan yang
harus dipenuhi seorang guru sebelum memulai pembelajaran yaitu RPP(Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) dimana RPP merupakan persiapan tertulis seorang guru.
B. Saran
Seorang pengajar yang baik tidak hanya mampu memahami materi pembelajaran saja.
Namun memahami karakter anak dan mampu mengatasi segala macam masalah anak dengan
baik dan sabar. Dalam proses pembelajaran kita harus menentukan terlebih dahulu pola
belajar siswa sehingga kita mengetahui tujuan pembelajaran yang baik.Dalam proses
pendidikan sekolah sebenarnya bukan hanya sekedar pribadi yang cerdas secara intelektual
saja namun peserta didik juga harus
DAFTAR PUSTAKA