(MKDU4110)
NIM : ________________________
NAMA : ________________________
Matakuliah :
Bahasa Indonesia
Kode Matakuliah : MKDU4110
Daftar ISI
1 MODUL 1 SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA........................................................1
1.1 Kegiatan Belajar 1 Perkembangan dan Kedudukan Bahasa Indonesia.................................................1
1.2 Kegiatan Belajar 2 Peran dan Fungsi bahasa Indonesia dalam IPTEK dan IPTAK...................................4
2 Modul 2 HAKIKAT BAHASA....................................................................................................................6
2.1 Kegiatan Belajar 1 Hakikat,Sifat, dan Fungsi Bahasa.............................................................................6
2.2 Kegiatan Belajar 2 Keterampilan Berbahasa Indonesia.........................................................................9
3 Modul 3 MENYIMAK...............................................................................................................................11
3.1 Kegiatan Belajar 1 HAKIKAT MENYIMAK.............................................................................................11
3.2 Kegiatan Belajar 2 Menyimak Informatif............................................................................................13
4 Modul 4 Membaca Karya Ilmiah Populer...................................................................................................14
4.1 Kegiatan Belajar 1 Hakikat Membaca.................................................................................................14
4.2 Kegiatan Belajar 2 Hakikat Karya Ilmiah dan Karya Ilmiah Populer.....................................................18
5 Modul 5 Penerapan Kemampuan Membaca...............................................................................................20
5.1 Kegiatan Belajar 1 Mengungkapkan Isi Bacaan...................................................................................20
5.2 Kegiatan Belajar 2 Menilai Isi Bacaan..................................................................................................22
6 Modul 6 BERBICARA...............................................................................................................................23
6.1 Kegiatan Belajar 1 BERBICARA............................................................................................................23
6.2 Kegiatan Belajar 2 BERBICARA FORMAL.............................................................................................23
7 Modul 7 Hakikat Menulis...........................................................................................................................25
7.1 Kegiatan Belajar Konsep Menulis dan Jenis-Jenis Tulisan...................................................................25
7.2 Kegiatan Belajar 2 Pengembangan Paragraf.......................................................................................26
8 Modul 8 Menulis Ringkasan dan Resensi...................................................................................................28
8.1 Kegiatan Belajar 1 Menulis Ringkasan................................................................................................28
8.2 Kegiatan Belajar 2 Menulis Resensi....................................................................................................30
9 Modul 9 Menulis Makalah..........................................................................................................................32
9.1 Kegiatan Belajar Menulis Makalah.....................................................................................................32
477676944.docx________________________________________________ P a g e | i
2 MODUL 1
SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
2.1 Kegiatan Belajar 1
Perkembangan dan Kedudukan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia yang kini kita gunakan sebagai bahasa resmi di negara kita berasal dari
bahasa melayu. Bahasa Melayu yang kita gunakan tersebut merupakan bahsa Melayu tua
sampai sekarang masih dapat kita selidiki sebagai peninggalan masa lampau. Penelitian lebih
lanjut yang dilakukan oleh para ahli, bahkan menghasilkan penemuaan bahwa bahasa
Austronesia itu juga mempunyai hubungan kekeluargaan dengan bahasa-bahasa yang di
pergunkan di daratan Asia Tenggara.
Sejarah perkembangan bahasa ini dapat dibuktikan dengan adanya prasasti Kedukan Bukit
(683M), Talang Tuo (684M). Kota Kapur (686M), Karah Barahi (686M).Ketika bangsa Eropa
pertama kali dating ke Indonesia.bahasa Melayu sudah mempumnyai kedudukan yang luar
biasa di tengah-tengah bahasa-bahasa daerah di nusantara ini.Pigafetta yang mengikuti
perjalanan Magelhaen mengelilingi dunia, ketika kapalnya berlabuh di tidore pada tahun
1521 ,menuliskan sampai ke bagian Indonesia yang berada jauh di sebelah timur.
Demikian juga menurut Jan Huygen Van Lischoten, pelaut Belanda yang 60 tahun kemudian
berlayar ke Indonesia, mengatakan bahwa bahasa Melayu bukan saja sangat harum namanya
tetapi juga dianggap bahasa yang terhormat di antara bahasa-bahasa negeri timur.
Pada Tanggal 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia resmi menjadi bahsa persatuan atau bahasa
nasional. Nama bahasa Indonesia tersebut sifatnya adalah politis, karena setujuan dengan nama
Negara yang di idam-idamkan yaitu Bangsa Indonesia.Sifat politik ditimbulkan karena
keinginan agar bangsa Indonesia mempunyai semangat juang bersama-sama dalam memperoleh
kemerdekaan agar lebih merasa terikat dalam satu ikatan: Satu Tanah Air, Satu Bangsa, Satu
Bahasa.
Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia diikrarkan mealui butir-butir sumpah pemuda
sebagai berikut :
Pertama : Kami putra dan putrid Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu,tanah
Indonesia.
Kedua : Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga : Kami putra dan putrid Indonesia menjujung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Ikrar ini menunjukan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahsa yang digunakan dalam
mempersatukan bangsa Indonesia.Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan diartikan sebagai
bahasa yang digunakan di dalam kegiatan berkomunikasi yang melibatkan banyak tokoh atau
masyarakat yang berasal dari berbagai daerah Indonesia
Apa sebab justru bahsa melayu yang dijadikan bhasa nasional? Mengapa bukan bahsa jawa atau
bahasa sunda yang jumlah pemakaiannya meliputi hamper seluruh penduduk Indonesia.
Prof.Soedjito menjelaskan sejarah sederhana alas an mengapa melayu di jadikan landasan
lahirnya bahasa Indonesia sebagai berikut.
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 1
1. Bahasa Melayu telah digunakan sebagai lingua franca (bahasa perhubungan) selama
berabad-abad sebelumnya di seluruh kawasan tanah air kita (Nusantara).
2. Bahasa Melayu memiliki daerah persebaran yang paling luas dan melampaui batas-batas
wilayah bahasa lain meskipun penutur aslinya tidak sebanyak penutur asli bahasa
jawa.sunda dll.
3. Bahasa melayu masih berkerabat dengan bahasa-bahasa nusantara lainnya sehingga
tidak diamggap sebagai bahasa asing.
4. Bahasa melayu bersifat sederhana, ttidak mengenal tingkat-tingkat bahasa sehingga
mudah dipelajari.
5. Bahasa melayu mampu mengatasi perbedaan-perbedaan bahsa antarpenutur yang
berasal dari berbagai daerah.
Demikian “lahirnya” bahasa Indonesia bukan sebagai sesuatu yang tiba-tiba jatuh dari langit,
tetapi melalui perjuangan panjang disertai keinsafan,kebulatan tekad, dan semngat untuk
bersatu.
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 2
Sebagai alat perhubungan tingkat nasional, bahasa Indonesia dipakai sebagai alat komunikasi
timbal balik antara pemerintah dan masyarakat luas, alat perhubungan antardaerah dan
antarsuku, dan juga sebgai alat perhubungan dalam masyarakat yang latar belakang social
budaya dan bahasa yang sama.
Sebagai alat pengembang kebudayaan nasional,ilmu pengetahuan,dan teknologi,bahasa
Indonesia adalah satu-satunya bahasa yang digunkan untuk membina dan mengembangkan
kebudayaan nasional yang memiliki cirri-ciri dan identitas diri.
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 3
2.2 Kegiatan Belajar 2
Peran dan Fungsi bahasa Indonesia dalam IPTEK dan IPTAK
Didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat
pengembangan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kegiatan
keagaman.
A. BAHASA INDONESIA DALAM ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Bahasa adalah kunci untuk membuka khasanah pengetahuan.Bila didalam karya sastra terdapat
pengetahuan dan nilai-nilai spriritual cultural,maka di dalam buku-buku ilmu pengetahuan
terdapat ilmu pengetahuan dan teknologi dari berbagai disiplin ilmu.
Usaha lain yang harus dilakukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
adalah acara kita harus menerjemahkan semua buku ilmu pengetahuan di dunia ini ke dalam
bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmiah.Selain itu,dewasa ini bahasa Indonesia di Negara sudah
menjadi wahana kegiatan keagaman yang cukup efektif.
B. BAHASA INDONESIA DALAM KEGIATAN KEAGAMAN
Seperti kita ketahui bersama,bahwa dewasa ini bahasa Indonesia banyak dipergunakan dalam
aktivitas keagamaan sebagai alat/saran komunikasi untuk menginformasikan pesan-pesan
keagamaan kepada masyarakat.Atas dasar itu,kiranya tidak salah bila disimpulkan bahwa sudah
sejak dulu bahasa Indonesia atau bahasa melayu menjadi bahasa pengantar bagi penyebaran
agama di wilayah Asia Tenggara.
C. BAHASA INDONESIAN DALAM KOMUNIKASI KEAGAMAN
Kegiatan keagamaan yang menggunkan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi juga
sudah ada sejak lama sekali.Adanya mantra-mantra yang sampai sekarang masih di kenal
orang,menunjukan bukti kegiatan itu.Para ahli berpendapat bahwa mantra-mantra itu sudah ada
sejak sebelum agama islam dating ke Indonesia,bahkan sebelum agama hindu dan budha.
Kegiatan keagamaan agar dapat juga dilakukan oleh orang lain,haruslah diajarkan.
Mengajarkannya tentulah dengan bahasa dalam masyarakan Indonesia. Selanjutnya,kira-kira
pada permulaan tarikh masehi datanglah agama hindu dan budha dari india.Ditanah aslinya
bahasa yang digunakan dalam komunikasi untuk kedua agama itu ialah bahasa sanskerta untuk
agama hindu dan bahasa pali untuk agama budha.
I Tsing, seorang musafir cina, yang juga penulis,berkunjung ke Sriwijaya pada abad ketujuh
mengatakan bahwa bahasa Kwulun (K’un-lun) adalah bahasa agama budha yang penting di
kawasan Asia Tenggara.
Walapun demikian bahasa Indonesia tetap memegang peranan yang penting.Ini diakui oleh para
ulama.Mereka menggunakan istilah allughat al-jawi.Penggunaan Jawi sampai sekarang bukan
hanya bahasa atau suku jawa,tetapi untuk seluruh kawasan Asia Tenggara.
Betapa pun pentingnya peranan bahasa Indonesia untuk sarana komunikasi keagamaan dapat
dibuktikan dari perbandingan jumlah kata pinjaman dari kedua bahasa agama itu, yaitu bahasa
sansekerta dan bahasa arab. Kata pinjaman dalam bidang agama seperti sorga,neraka,dewa (dari
bahasa sansekerta),mesjid.kitab,subuh(dari bahasa arab) jauh lebih banyak di bandingkan
dengan kata pinjaman dalam bidang-bidang lainnya.
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 4
Buku-buku keagamaan dalam bahasa Indonesia juga makin banyak diterbitkan,termasuk
penerjemahan kitab-kitab suci.Menurut catatan,dari sekian jumlah penerbitan akhir-akhir ini
sebagian besar merupakan buku-buku agama (terutama islam). Ini mempunyai arti bahwa
penggunaan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi keagamaan akan meningkatkan sesuai
dengan perkembangan dan kemajuan bangsa.
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 5
3 Modul 2
HAKIKAT BAHASA
3.1 Kegiatan Belajar 1
Hakikat,Sifat, dan Fungsi Bahasa
A. HAKIKAT BAHASA
Allah menciptakan manusia sebagai mahluk social tentu dengan tujuan untuk kebaikan manusia
itu sendiri. Manusia adalah makhluk yang paling lemah dibandingkan dengan makhluk yang
lain. Jika ada manusia yang memiliki kelebihan, itu adalah karena akalnya. Akal manusia dapat
digunakan dengan bantuan bahasa,tanpa bahasa manusia tidak dapat berfikir. Jelas nya orang
berpikir dengan menggunakan bahasa.
Ilustrasi di atas menggambarkan bahwa bahasa merupakan (1) kumpulan bunyi-bunyi yang
tersusun secara teratur sehingga menimbulkan makna;(2) diujarkan secara lisan (3) digunakan
untuk mengungkapkan pikiran.
Pada hakikatnya bahasa adalah bunyi ajar atau lisan.Hal ini dapat dijelaskan dengan
menggunakan fakta sejarah bahwa orang atau kelompok orang (masyarakat) sejak dahulu kala
telah dapat melakukan komunikasi dengan menggunakan bahasa yang telah disepakati bersama
secara lisan.
Bahasa memiliki sistem.Bunyi-bunyi bahasa yang diujarkan disusun berdasarkan ketententuan-
ketentuan yang dibuat oleh kelompok masyarakat pengguna bahasa tersebut.
Bahasa itu bermakna.Konsep ini berkaitan dengan konsep tentang system bahasa di
atas.Artinya bunyi-bunyi yang di susun teratur berdasarkan kesepakatan tersebut diberi makna
sehingga dapat dipahami oleh pengguna.
Bahasa memiliki fungsi.Orang berbahasa karena ingin mengungkapkan sesuatu yang ada
didalam pikirannya.Jika bahasa merupakan sesuatu yang digunakan,maka dapat dipastikan
bahwa bahasa itu adalah alat.
Pada hakikatnya bahasa itu adalah bunyi.Jika bunyi-bunyi ini di susun dengan cara memadukan
bunnyi-bunyi vokalnya atau juga konsonannya akan menghasilkan keindahan yang tidak
dimiliki oleh lainnya.
2. Bahasa itu manusiawi
Chomsky dalam Pateda (1990) berpendapat bahwa anak yang lahir kedunia ini telah membawa
kapasitas atau potensi bahasa.Masih dalam Pateda, Mackey berpendapat bahwa bahasa dapat
dilihat dari dua hal,yakni sebagai aktivitas jiwa sebagai aktivitas otak. Bahasa sebagai aktivitas
otak bermakna bahwa ujaran seseorang diproses didalam otaknya.Dengan demikian terdapat
kaitan antara otak manusia dan bahas.Hal ini tidak pernah terjadi pada binatang.
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 6
3. Bahasa itu produktif
Kata produktif bermakna menghasilan atau member hasil.Dalam bahasa (linguistik) produktif
berarti mampu menghasilkan terus menerus dan akan di pakai secara teratur untuk membentuk
unsure-unsur baru.unsur-unsur terdiri dari Fonem,Morfem dan Kalimat.
4. Bahasa itu dinamis
Sejalan dengan sifat manusiawi pada bahasa, sifat dinamis pada bahasa memngikuti sifat
manusia yang selalu senang akan sesuatu yang baru.Artinya tidak jarang unsur-unsur suatu
bahasa mengalami perubahan.
5. Bahasa itu variatif
Bahasa itu memang miliki manusia sehingga dia (bahasa) mengikuti apa yang diinginkan
manusia.Ideoleg merupakan variasi bahasa yang bersifat perorangan.Artinya,Setiap orang
memiliki gaya bahasa yang berbeda-beda, biasanya yang menandakan adanya variasi bahasa
pada setiap orang adalah penerapan intonasi. Intonasi panjang pendek,keras lunak, tinggi
rendah nada yang digunakan seseorang ketika bahasa (berbicara).
Ragam bahasa dapat diklasifikasikan berdasarkan aspek yaitu
a. Wacana
Sebagai sebuah wacana bahasa di bedakan menjadi ragam ilmiah dan ragam populer
b. Sarana
Dipandangdari segi sarana bahasa dikelompokan menjadi ragam lisan dan ragam
tulisan.
c. Pendidikan.
Pada bidang pendidikan, bahasa dikelompokan menjadi ragam baku dan ragam tidak
baku.
6. Bahasa itu konvesional
Sifat Konvensional para pengguna bahasa menimbulkan sifat arbiter pada bahasa. Arbiter
bermakna sewenang-wenang atau mana suka.Artinya,tidak kaitan antara bunyi dengan benda-
benda yang dibahasai atau antara lambing bunyi dengan yang dilambangkan.
C. FUNGSI BAHASA
Kata ‘sebagai’,’untuk’,’digunakan’,mengacu pada pengertian alat.Kata memgungkapkan’,
’menyatakan’, ’mengutarakan’, ’mengkomunikasikan’, ’mengacu pada pengertian komunikasi.
Jika kita simpulkan definisi-definisi tersebut akan kita peroleh hakikat dari fungsi bahasa
sebagai alat komunikasi.
Bagaimana kita menggunakan bahasa dalam komunikasi.Mari kita gunakan fungsi-fungsi
bahasa yang dikemukakan Halliday sebagai contoh.Bahasa sebagai alat komunikasi,digunakan
untuk:
1. Memperoleh kebutuhan fisik
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 7
2. Mengontrol atau mengendalikan orang lain.
4. Mengungkapkan diri
6. Mencipta
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 8
3.2 Kegiatan Belajar 2
Keterampilan Berbahasa Indonesia
A. PENGERTIAN
Keterampilan berasal dari kata terampil yang bermakna cakap atau mampu dan
cekatan.Ketrampilan berbahasa adalah kemampuan dan kecekatan menggunakan bahasa yang
dapat meliputi mendengarkan/menyimak,berbicara,membaca,dan menulis.
Dengan demikian,terampil berbahasa Indonesia artinya terampil menggunakan bahasa
Indonesia dalam komunikasi baik secara lisan maupun tulisan.Dilihat dari sifatnya,
keterampilan menyimak dan membaca bersifat reseptif yaitu menerima atau memahami pesan
yang disampaikan oleh pembicara atau penulis,sedangkan berbicara dan menulis bersifat
produktif, artinya menghasilkan pembicaraan.
B. KETERAMPILAN RESEPTIF
1. Menyimak
Menyimak atau mendengarkan memang menggunakan alat yang sama yaitu alat
dengar.Didalam menyimak orang tidak hanya mengaktifkan pendengarannnya,tetapi juga harus
konsentrasi serta menggunakan sikap-sikap positif,baik terhadap pembicara maupun bahan
pembicaraan.
Memyimak bersifat interaktif dan noninteraktif.Menyimak interaktif adalah menyimak dengan
melakukan tanya jawab dengan pembicara atau dengan penyimakyang lain.Menyimak
noninteraktif adalah kegiatan menyimak yang tidak disertai dengan Tanya jawab atau interaktif
antara pembicara dan penyimak.
2. Membaca
Sebagaiman menyimak,membaca adalah kegiatan berbahasa dalam rangka memahami
pesan.Jika pada menyimak pesan yang berusaha dipahami disampaikan secara lisan,maka pesan
yang dipahami oleh pembaca adalah pesan yang disampaikan melalui tulisan,Artinya
ketrampilan membaca tergolong kedalam ketrampilan berbahasa tulis.
C. KETERAMPILAN PRODUKTIF
1. Berbicara
Berbicara adalah kegiatan menyampaikan pesan kepada orang lain(penyimak)dengan media
bahasa lisan.Kegiatan berbicara yang baik dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan,yaitu
tahap persiapan,tahap pelaksanaan,dan tahap evaluasi.
2. Menulis
Menulis adalah keterampilan berbahasa kedua yang bersifat produktif.Jika pada keterampilan
berbicara orang menyampaikan pesan,gagasan,atau buah pikiran dengan menggunakn bahasa
lisan ,dalam menulis pesan disampaikan penulis melalui bahasa tulis.Untuk memperoleh tulisan
yang baik penulis juga harus melalui tahapan-tahapan,yaitu tahapan pra penulisan,tahap
penulisan dan tahap pasca penulisan.
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 9
Amran Halim, dkk.(1997)mengemukakan lima komponen penting yang terdapat didalam
sebuah karangan.Komponen-komponen tersebut adalah(1)isi karangan,(2)bentuk karangan,
(3)tata bahasa,(4)gaya,dan (5)ejaan dan tanda baca.
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 10
4 Modul 3
MENYIMAK
4.1 Kegiatan Belajar 1
HAKIKAT MENYIMAK
Kata mendengar memiliki arti dapat menangkap suara (bunyi) dengan telinga
(KBBI:2001),sedangkan menyimak memiliki arti suatu proses kegiatan mendengarkan
lambing-lambang lisan dengan penuh perhatian,pemahaman,apresiasi,serta interpretasi untuk
memperoleh informasi,menangkap isi,serta memahami makna komunikasi yang telah
disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (Tarigan,1993:28).
Kegiatan mendengar merupakan kegiatan yang sangat mudah bagi seorang yang memiliki
pendengaran normal,semudah kita menghirup udara dan mengeluarkan kembali.Beberapa
pendapat yang menyatakan bahwa mendangarkan dan menyimak adalah istilah yang memiliki
makna berbeda menyatakan bahwa perbedaan antara mendemgarkan dan menyimak terletak
pada unsur pemahaman.Pada kegiatan mendengar sudah terdapat unsure kesengajaan dan
tujuan tetapi belum terdapar unsur pemahaman, sedangkan kegiatan menyimak sudah terdapat
unsure kesengajaan,tujuan dan pemahaman.
Kapankah kita memiliki kemampuan menyimak?Keterampilan menyimak adalah keterampilan
berbahasa yang pertama kali dimiliki oleh manusia dan sudah dimiliki sejak dalam kandungan.
Saudara,perlu anda ketahui bahwa ketika kita berkomunikasi,kegiatan menyimak lebih banyak
kita gunakan ketimbang kegiatan berbicara,membaca,dan menulis seperti yang diungkapkan
oleh Wilga M.Rivers (1978) yang dikutip oleh Mukshin, kebanyakan orang dewasa
diperkirakan telah menggunakan waktunya dalam aktivitas komunikasi: 45% digunakan untuk
mendengarkan,30% untuk berbicara,16% untuk membaca dan 9% untuk menulis.
Manfaat menyimak yaitu (1) memperlancar komunikasi.(2)memperoleh informasi untuk
menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang kehidupan,(3) sebagai dasar belajar
bahasa.Keterampilan menyimak juga memiliki peranan yang sangat besar ketika seseorang
sedang belajar bahasa.
Menurut suhendar,ada beberapa factor yang harus diperhatikan untuk dapat menyimak dengan
baik yaitu:
1. Alat dengar si pendengar (menyimak) dan alat bicara si pembicara baik
2. Situasi dan lingkungan pembicara itu harus baik
3. Konsentrasi menyimak pada pembicara
4. Pengenalan tujuan pembicara
5. Pengenalan paragraph atau bagian pembicaraan dan pengenalan kalimat-kalimat inti
pembicaraan
6. Kesanggupan menarik kesimpulan dengan cepat
7. Memiliki intelegensi yang tinggi
8. Latihan yang teratur
Untuk dapat menyimak isi pembicaraan dengan baik,anda dapat menggunakan dua
strategi,yaitu memusatkan perhatian dan membuat catatan.
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 11
Gunakan prinsip berlatih dari yang mudah ke sukar dan dari sederhana ke yang
kompleks.Mulailah dari kegiatan menyimak yang sederhana yaitu (A) Membedakan fenom
dalam konteks,(B)Berlatih menangkap maksud tuturan dari sebuah kalimat, (C) Menentukan
kesalahaan pengucapan sebuah kata,(D) Menangkap isi sebuah percakapan, (E) Menangkap isi
sebuah wacana ilmiah.
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 12
4.2 Kegiatan Belajar 2
Menyimak Informatif
Berdasarkan situasi dalam menyimak,menyimak terbagi menjadi dua jenis yaitu menyimak
secara interaktif dan noninteraktif.Menyimak secara interaktif terjadi dalam percakapan tatap
muka dan percakapan telepon.Menyimak secara noniteraktif terjadi situasi ketika anda
menonton TV,mendengarkan radio,mendengarkan khotbah, dan lain sebagainya.
Berdasarkan segi intensitas,menyimak dapat terbagi menjadi dua jenis yaitu menyimak
ekstensif dan intensif.Kedua jenis menyimak tersebut akan di jelaskan sebagai berikut.
A. MENYIMAK EKSTENSIF
Menyimak ekstensif adalah kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat
umum dan tidak memerlukan bimbingan langsung seorang guru.Kegiatan menyimak estensif
ini dikelompokan menjadi tiga jenis menyimak yaitu menyimak sekunder,pasif,dan estetis.
1. Menyimak Sekunder
Pada menyimak pasif,perhatian dapat beralih sepenuhnya dari satu kegiatan lain yang lebih
menarik perhatian penyimak.
3. Menyimak Estesis
Menyimak estesis disebut juga menyimak apresiatif.Jika anda melakukan kegiatan menyimak
ini maka imajinasi anda harus ikut terlibat agar anda dapat merasakan,melakukan,dan
mengalami apa yang dilakukan oleh tokoh cerita yang anda simak.
B. MENYIMAK INTENSIF
Menyimak insentif merupakan kegiatan menyimak yang memerlukan bimbingan dan arahan
karena penyimak harus memahami secara terperinci,teliti,dan mendalam apa yang ia simak.
1. Menyimak Kritis
Menurut Bustanul Arifin,dkk (2007:2.20) menyimak kritis adalah kegiatan menyimak yang
dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memberikan penialain secara objektif,menentukan
keaslian,kebenaran dan kelebihan serta kekuranagan-kekurangan bahasa simakan.
2. Menyimak Kreatif
Menurut Bustanul Arifin,dkk (2007) menyimak kreatif adalah kegiatan menyimak yang
bertujuan untuk mengembangakan daya imajinasi dan kreativitas pembelajar.
3. Menyimak Konsertratif
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 13
5 Modul 4
Membaca Karya Ilmiah Populer
5.1 Kegiatan Belajar 1
Hakikat Membaca
A. Konsep Membaca
Keempat definisi di atas memperlihatkan rentangan definisi membaca dari yang paling
sederhana yang bertumpu pada pada kemampuan melek huruf hingga kemampuan
sesengguhnya yang bertumpu pada kemampuan melek wacana. Yang dimaksud melek huruf
adalah kemampuan mengenali, memahami, dan memetik makna/maksud dari lambang-lambang
yang tersaji dalam bahasa tulis itu daam artian yang sesungguhnya.
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 14
B. Tingkatan-tingkatan Membaca
Terdapat dua klasifikasi membaca yang relevan dengan pengertian membaca yang bertumpu
pada kemampuan melel wacana dan relevandengan kebutuhan anda sebagai mahasiswa, yakni
membaca intensif dan membaca ekstensif.
1. Membaca Intensif
a. Hakekat membaca Intensif
Apa sesungguhnya membaca Intensif itu ? membaca intensif adalah kegiatan membaca yang
dilakukan secara cermat untuk memperoleh pemahaman terhadap teks bacaan secara tepat dan
akurat. Menurut Taringan (1997) membaca intensif (intensive reading) adalah studi seksama,
telah teliti, dan penannganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap tugas-tugas
pendek, kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari.
Contoh teks yang biasa dibaca intensif :
- Dokumen-dokumen resmi
- Dokumen-dokumen kontrak
- Buku-buku pelajaran
- Teks-teks hukum
- Karya ilmiah
- Jurnal-jurnal ilmiah, dan lain-lain
Membaca intensif sering diindetikkan dengan teknik membaca untuk belajar. Kegiatan
membaca ini melibatkan aktivitas kognitif dalam berbagai tataran.skema/skemata adalah
abstraksipengalaman seseorang yang secara konstan mengalamipemantapan sesuai dengan
informasi baru yang diperolehnya. Oleh karena itu, semakin banyak pengalaman seseorang mka
semakin banyak dan kaya pula skematanya.
b. Tingkatan Pemahaman dalam Membaca Intensif
May (dalam Marzano, 1995) membagi tingkat-tingkat pemahaman itu ke dalam empat
klasifikasi :
1. Pemahaman Liberal
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 15
Pemahaman liberal merupakan keterampilan memahami yang paling sederhana atau paling
dasar karena hanya memerlukan sedikit kegiatan berfikir. Keterampilan ini merupakan
keterampilan menemukan makna kata dua kalimat dalam konteks secara langsung.
2. Interpretasi
Pemahan kategori atau tingkat kedua ini adalah pemahaman yang melibatkan keterampilan
berpikir yang diperlukan pembaca untuk mengidentifikasi gagasan dan makna yang tidak secara
eksplisit dinyatakan dalam teks.
Demikian saudara, bahwa untuk menjadi pembaca pada kategoriinterpretasi orang harus
memiliki pengetahuan yang sesuai dengan gagasan yang terdapat dalam bacaan atau yang
disebut dengan istilah skemata dan harus mampu menggunakan berbagai keterampilan berfikir.
3. Pemahaman Kritis
Pemahaman kritis adalah keterampilan membaca yang dimiliki oleh pembaca yang tidak hanya
mampu memaknai bacaan secara literal dan menginterpretasikannya. Pembaca katagori ini juga
mampu menilai apa yang dibacanya.
4. Peamahaman Kreatif
Pemahaman kreatif merupakan keterampilan membaca yang berada pada tingkatan paling
tinggi. Pembaca pada kategori ini mampu menerapkan gagasan-gagasan yang ada pada teks
atau bacaan ke situasi baru.
c. Teknik-teknik Membaca Intensif
Teknik ini pertama kali di gagaskan oleh seorang guru besar psikologi dari ohio State
University, Prof. Francis P. Robinson (1941). Teknik ini digunakan untuk membaca buku.
Prosedur pelaksanaanya dalam membaca intensif menempuh langkah-langkah berikut :
Survei (Menjagjag)
Question
Read (membaca)
Recite (menceritakan
Review (meninjau ulang)
2. Teknik KWLH
Teknik ini juga cocok digunakan untuk kepentingan studi. KWLH adalah singkatan dari Know,
Want, Learned, dan How. Prosedur pelaksanaan teknik KWLH dalam membaca intensif
menempuh langkah-langkag berikut.
Know => pengetahuan siap
Want => keinginan/keperluan
Learn (ed) =>keharusan mempelajari
How => pengontrolan hasil baca, “bagaimana”
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 16
3. Teknik CATU
Teknik CATU merupakan kependekan dari Cari, Tulis-kembali, dan Uji. Teknik ini lebih cocok
digunakan untuk membaca karya-karya ilmiah yang lebih pendek mengenai suatu topic tertentu,
mislanya pada artikel-artikel ilmiah.
Langkah-langkah yang harus ditempuh pembaca dalam teknik ini :
Cari (CA)
Langkah ini mengharuskan pembaca untuk mencari butir-butir penting bacaan, setelah
sebelumnya menentukan informasi focus yang hendak dipelajari
Tulis-kembali (T)
Pada langkah ini, pembaca menginternaliskan apa yang sudah diperoleh dan
dipahaminya dari bacaan itu dengan cara menuliskannya kembali dengan menggunakan
kata-kata sendiri.
Uji (U)
Langkah-langkah terakhir dari teknik CATU adalah pengujian atau pengecekan
pemahaman. Pemahaman pembaca terhadap hasil baca yang ditunjukan lewat langkah
dua (tulis-kembali) belum tentu percaya.
2. Membaca Ekstensif
a. Hakikat membaca Ekstensif’
Membaca ekstensif lebih ditunjukan untuk membaca secara komprehensif dengan cakupan
bahan bacaan yang lebih luas. Jenis membaca ini dipergunakan untuk mengakses informasi
sebanyak-banyaknya dari beragam bacaan dengan cepat.
b. Karateristik Membaca Ekstensif
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 17
5.2 Kegiatan Belajar 2
Hakikat Karya Ilmiah dan Karya Ilmiah Populer
Sesuatu yang dituliskan oleh seseorang disebut tulisan atau karangan atau karya tulis sebagaian
orang membedakan pengertian tulisan dan karangan. Istilah tulisan sering dikatkan orang
dengan ide ilmiah, sedangkan karangan sering dikatkan orang pada ide nonilmiah.
Tujuan-tujuan karya/tulisan ilmiah :
Memberikan penjelasan ( memerikan)
Memberikan komentar dan atau penilaian
Memberikan saran atau usulan
Memberikan sanggahan dan penolakan
Membuktikan hipotensi
Membuat suatu rancangan
Pada dasarnya semua tulisan ilmiah itu merupakan laporan ilmiah, mengapa ? karena tulisan
dimaksud merupakan bentuk laporan dari suatu kegiatan ilmiah, kegiatan kajian dan penelitian,
baik penelitian lapangan, laboratorium, maupun kepustakaan.
Baiklah, selanjutkan kita akan membicarakan selintas mengenai jenis-jenis karya ilmiah yang
paling umum yang sering kita jumpai dalam kehidupan akademik.
1. Laporan
Yang dimaksud dengan laporan adalahtulisan yang dimaksud untuk melaporkan hasil
kegiatan ilmiah yang berupa penelitian atau percobaan.istilah laporan ini diberi istilah
yang lebih operasional sesuai dengan objek.
2. Kertas Kerja atau Makalah
Kertas kerja atau paper ini sebenarnya dapat dilakukan ke dalam dua jenis, yaitu term-
paper dan working-paper. Untuk kedua jenis kerja tersebut, orang sering menyrbutnya
dengan satu istilah yang sama, yakni makalah.
Term-paper merupakan tulisan ilmiah yang berkenaan dengan pembahasan suatu
persoalan tertentu dari bidang disiplin ilmu tentunya. Working-paper atau kertas kerja
berisi prasaran, pendapat, gagasan-gagasan yang di dalamnya membahas suatu pokok
persoalan untuk disajikan dalam seminar, lokarya, symposium, dan lain-lain.
3. Skripsi
Skripsi merupakan tulisan ilmiah sebagai hasil dari kerja ilmiah berupa penelitian, baik
penelitian
Kepustakaan maupun penelitian lapangan.
4. Tesis
Pada dasarnay tesis tidak jauh berbeda dengan skripsi. Perbedaan utama terletak pada
kedalaman dan ketajaman pengkajian serta kadar kompleksitas masalahnya.
5. Disertasis
Disertasis merupakan lawan dari skripsi. Jika skripsi merupakan karya akademik
pertama yang mengawali karier kesarjanaan seseorang, maka disertasis merupakan
karya akademik terakhir sebagai karya puncak dari perjalanan akademik seseorang di
bangku kuliah.
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 18
6. Textbook (buku teks)
Buku teks termasuk dalam karya ilmiah yang bersumber dari kajian pustaka. Di
dalamnya dikupas tentang prinsip-prinsip atau hukum-hukum ilmiah yang diakui dan
diterima secara umum.
Menurut Soesono (1984) istilah tulisan ilmiah populer kinidigunakan bagi sebuah tulisan
yang bersifat ilmiah tetapi ditulis dengan cara penuturan yang mudah dimengerti. Istilah
populer itu sendiri merujuk pada pemaknaan sesuatu yang akrab, menyenangkan bagi populous
(rakyat).artinya sesuatu yang disukai banyak orang karena menarik dan mudah dipahami.
Sebuah tulisan yang berlandasan metode ilmiah dilandasi oleh dua ciri utama, yakni (a)
keobjektifan pandangan, dan (b) kedalaman kupasan.
Ciri “keobjektifan” sebuah tulisan distandari oleh hal-hal berikut :
a. Berisi fakta empiris yang sudah teruji dan dapat diuji kebenarannya
b. Tidak subjek
c. Tidak mengandung unsur spekulatif dan bersifat sensasional
Jika ditelusuri dari segi esensi materi sajian, kedua bentuk tulisan itu sama-sama
berlandasan padadua ciri diatas, yakni keobjektifan dan kedalaman. Perbedaan yang paling
jelas terletak pada penggunaan bahasa sajian.
C. Bentuk Tulisan Ilmiah Populer
Bentuk tulisan ilmiah populer sangat berkaitan dengan sasaran konsumennya. Pada
dasarnya, pembaca tulisan ilmiah populer di masyarakat kita dapat dikelompokkan ke dalam
tiga klasifikasi, yakni pembaca (a) tingkat dasar/pemula (b) tingkat menengah (mahasiswa) dan
(c) tingkat lanjut/tinggi (sarjana).
Pada dasarnya, karya ilmiah populer disajikan dalam bentuk deskriptif, namun tingkatan
deskriptifnya berjenjang sesuai dengan sasaran pembaca dan tujuan sajian tulisannya.
Dikatakan berbentuk deskriptif karena pada dasarnya karya ilmiah populer berusaha
menyajikan suatu pengetahuan sebagai suatu
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 19
6 Modul 5
Penerapan Kemampuan Membaca
6.1 Kegiatan Belajar 1
Mengungkapkan Isi Bacaan
A. KEMAMPUAN MEMBACA
Dalam modul ini, kemampuan membaca yang dimaksud adalah kemampuan membaca yang
identikdengan melek wacana. Bahkan kemampuan membaca dapat ditolakukuri oleh dua
kemampuan utama, yaitu :
- Kemampuan Visual, adalah kemampuan mata melihat dan menangkap lambang-
lambang tulis dengan cepat.
- Kemampuan Kognisis, adalah kemampuan otak memahami makna dan maksud
lambang-lambang secara tepat.
Berdasarkan patokan dua komponen tadi, yakni kecepatan mata melihat lambang dan ketetapan
otak memaknai lambang merupakan cerminan dari kemampuan membaca yang sesungguhnya.
B. MEMBACA WACANA INFORMATIF
Kita sering mendengar komentar orang-orang di sekitar kita atau di Koran-koran bahwa kita
telah memasuki abad informasi.sebagian dari informasi yang berlimpah tersebut tersedia dalam
wujud bahan bacaan berupa Koran, majalah, jurnal, buku serta surat elektronik (email), artikel,
dan berita/artikel yang disampaikan melalui internet.
1. Membaca Memindai
Ketika mengunjungi perpustakaan, sering sekali kita perlu membaca dengan
cepat judul-judul buku dalam kartu-kartu katalog serta kode-kode buku yang terpajang
di rak sebelum memutuskan mengambil salah satu di antaranya.
Dengan kata lain, kita perlu memindai judul-judul buku dalam kartu katalog dan kode-
kode buku di rak sebelum memutuskan mengambil satu atau dua buah buku dari suatu
rak. Oleh karena itu, disamping kita perlu berlatih agar menguasai kedua jenis
keterampilan membaca tersebut, para muridpun perlu kita latih agar dapat
memanfaatkan kedua jenis keterampilan membaca tersebut.
a. Scanning
Scanning adalah keterampilan membaca yang bertujuan menemukan informasi
khusus dengan sangat cepat. Keterampilan membaca scanning hanya dapat
diperoleh dengan melakukan latihan-latihan, misal dengan berlatih menemukan
suatu kata dalam kamus, menemukan informasi mengenai harga emas dalam sebuah
Koran.
Untuk tingkat selanjutnya, latihan membaca scanning dapat ditingkatkan dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang lebih banyak dan bervariasi kepada murid.
Misalnya, kita sediakan daftar iklan baris, yang berisi lowongan kerja yang kita
ambil dari sebuah Koran. Kemudian, kita ajukan pertanyaan –pertanyaan berikut
untuk diperebutkan.
1) Iklan jenis lowongan aoa yang menyarankan pelamar memiliki kemampuan
menggunakan program auto card ?
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 20
2) Jenis lowongan kerja apa yang menyarankan pelamarnya jujur dan mau bekerja
keras ?
3) Jenis-jenis lowongan kerja apa saja yang menyarankan pelamarnya berijazah
minimal SMA ?
4) Jenis pekerjaan apa yang menyarankan pelamarnya meiliki SIM C ?
b. Skimming
Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui skimming, pembaca dapat
mengambil keputusan apakah akan terus membaca bahan bacaan tersebut secara
keseluruhan atau cukup membaca bagaian tertentu saja yang sesuai kebutuhan atau
minatnya. Selain itu skimming juga bermanfaat sebagai review terhadap teks yang
sudah dibaca sebelumnya.
2. Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman merujuk ke[ada jenis kegiatan membaca dalam hati yang
dilakukan untuk memperoleh pengertian tentang sesuatu atau untuk tujuan belajar
sehingga memperoleh wawasan yang lebih luas tentang sesuatu yang dibaca.
a) Prabaca (preview)
Kegiatan prabaca akan memberikan pemahaman awal kepada kita mengenai bahan
bacaan yang dihadapi. Kegiatan prabaca (periview) yang perlu kita lakukan ketika
kan membaca sebuah buku, antara lain berikut ini.
1. Bacalah halaman judl dan halaman copyraight.
2. Bacalah daftar isi
3. Lakukan skimming terhadap bagian (bab) pendahuluannya.
4. Perhatikan halaman pertama pada setiap bab
5. Lakukan skimming terhadap bab terakhir karena biasanya bab terakhir
merupakan kesimpulan atau rangkuman dari isi buku.
6. Perhatikan pula bagian-bagian akhir buku.
Manfaat skimming :
Pertama pembaca mengetahui jenis bacaan yang dihadapi, konteks bacaan, tema
bacaan, tingkat kesulitan dan pengorganisasian bacaan. Kedua pembaca akan lebih
mudah menagkap dan memahami maksud bacaannya dengan baik, meskipun
mungkin pembaca menemui beberapa pemakai kosakata/istilah asing yang tidak
dipahaminya.
b) Pendugaan (predicting)
Dugaan-dugaan mengenai isi bacaan terus kita lakukan ketika atau setelah
mengamati ilustrasi berupa gambar, diagram dan informasi lain yang diperoleh
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 21
ketika melakukan prabaca(previewing) ketika melakukan dugaan kita berupaya
mendapatkan informasi :
1. Jenis bahan bacaan yang akan kit abaca
2. Apa yang sudah dan apa yang belum kita ketahui mengenai isi bacaan
3. Seberapa teliti kita harus membaca suatu bacaan.
c. Berlatih mengungkapkan Isi Bacaan
1. Mengukur Kecepatan Membaca (KM)
KM = Jumlah kata dalm bacaan (KB)/Jumlah waktu bacaan 60 (SM)
2. Mengukur Pemahaman Isi (PI)
PI = Skor jawaban benar/skor jawaban ideal x 100%
3. Mengukur kemampuan efektifitas membaca (KEM)
KEM =KB/SM-60 x PI/100 KPM
Keterangan :
KM : Kemampuan Membaca
KB : Jumlah Kata dalam Bacaan
SM : Jumlah Sekon (detik) Membaca
PI/100 : Persentase Pemahaman Isi
KEM : Kemampuan Efektif Membaca
KPM : Jumlah Kata per Menit
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 22
7 Modul 6
BERBICARA
7.1 Kegiatan Belajar 1
BERBICARA
A. PENGERTIAN BERBICARA
Secara umum, berbicara merupakan proses penuangan gagasan dalam bentuk ujaran.
Ujaran yang dimaksud adalah bunyi-bunyi bahasa yang bermakna. Komunikasi tanpa
ujaran akan berlangsung tidak selancar komunikasi dengan ujaran, karena aka nada
gagasan yang tidak saling dipahami oleh kedua belah pihak.
B. TUJUAN DAN JENIS BERBICARA
Tujuan berbicara adalah menyampaikan informasi berupa gagasan-gagasan kepada
pendengar. Tujuan tersebut antara lain untuk memberikan informasi, menyatakan diri,
mencapai tujuan, memberi informasi, berekspresi, menghiur dan lain-lain.
Jenis berbicara dalam pembahasan ini mengacu pada situasi. Situasi yang dimaksud
adalah situasi yang berkaitan dengan tujuan berbicara, dimana, kapan, dan dengan siapa
berbicara.
a. Biacara dalam situasi formal
b. Konteks pembicaraan
c. Situasi berbicara nonformal
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 23
4. Penerapan Struktur Kalimat
Struktur kalimat berkaitan dengan susunan kata0kata yang sesuai dengan fungsi kata
dalam kalimat.
B. FAKTOR NONKEBAHASAAN
Adalah factor-faktor di luar negeri untuk kebahasaan yang turut mendukung
keberlangsungan kegiatan berbicara. Berikut foktor-faktor nonkebahasaan :
1. Keberanian
2. Kelancaraan
3. Kenyaringansuara
4. Pandangan mata
5. Gerak-gerik dan mimic
6. Penalaran
7. Sikap yang wajar
C. TAHAP-TAHAP KEGIATAN BERBICARA
Tahap pelaksanaan adalah tahap menerapkan segala apa yang telah disiapkan
sebelumnya. Berikut uraian tahapan-tahapan kegiatan berbicara tersebut.
1. Persiapan kegiatan berbicara yang meliputi penentuan tujuan, penguasaan topic,
pengumpulan referansi, penyusuna kerangka, berlatih.
2. Pelaksanaan kegiatan berbicara ( pembukaan, pembahasan pokok, penutup)
3. Evaluasi
D. CONTOH KEGIATAN BERBICARA FORMAL
Wawancara adalah bagian dari aktivitas seseorang mahasiswa yang memiliki tujuan
mendapatkan informasi, memberi informasi,membujuk, memecah masalah, konsultasi,
mencari kerja, menerima keluhan, meninjau kinerja, memperbaiki dan memperingati,
mengukur stress
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 24
8 Modul 7
Hakikat Menulis
8.1 Kegiatan Belajar
Konsep Menulis dan Jenis-Jenis Tulisan
A. Pengertian Menulis
Adalah suatu kegiatan menurun atau melukiskan lambang-lambang grafis dari suatu bahasa
yang disampaikan kepada orang lain (pembaca) sehingga orang lain itu dapat membaca dan
memahami lamban-lambang grafis tersebut sebagaimana yang dimaksudkan oleh
penyampaianya (penulis). Selain pemilihan kata yang tepat dan apik, penulispun tidak
boleh lupa dengan penyajian “organ tubuh” tulisannya. Sebuah tulisan yang baik berisi
“organ tubuh” pembuka, isi, dan penutup.
B. Jenis-jenis Tulisan
1. Tulisan fiksi adalah tulisan yang bersifat imajinatif. Artinya, penulis atau pengarang
tulisan fiksi menggunakan kekuatan atau daya imajinasi ketika menulis.
2. Tulisan nonfiksi adalah tulisan yang bersifat faktual, fakta dan data pada tulisan harus
akurat.
C. Kalimat Efektif
Adalah kalimat yang mampu menyampaikan informasi dari penulis kepada pembaca
secara tepat, sehingga pembaca bias memahami informasi yang tersaji dalam kalimat itu
secara tepat pula.
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 25
8.2 Kegiatan Belajar 2
Pengembangan Paragraf
Pengertian Paragraf
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam
paragraf terkandung sebuah pikiran pokok yang didukung oleh satu atau beberapa kalimat
penjelas. Paragraf memiliki unsur-unsur yang disebut dengan gagasan utama dan gagasan
penjelas, istilah gagasan bersinonim juga dengan pikiran dan ide. Sementara kata utama
bersinonim juga dengan kata pokok, gagasan inti.
Gagasan utama adalah gagasan yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf. Gagasan
utama biasanya dijumpai dalam jenis paragraf deduktif, induktif, atau campuran.
Gagasan penjelas adalah gagasan-gagasan pendukung yang berfungsi menjelaskan gagasan
utama. Gagasan penjelas biasanya dinyatakan oleh lebih dari satu kalimat.
Terdapat 5 jenis paragraf yang bias dikembangkan penuliis sesuai dengan tujuan dan
keperluan yang di usungnya. Kelima jenis paragraf adalah sebagai berikut:
1. Narasi adalah jenis tulisan yang menceritakan atau mengisahkan peristiwa dengan tujuan
agar pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan itu. Jenis tulisan ini disebut
kisahan
2. Deskripsi adalah jenis tulisan yang menggambarkan atau melukiskan suatu objek dengan
sejelas-jelasnya agar pembaca memiliki daya bayang tinggi, merasa seolah-olah melihat sendiri
objek yang digambarkan atau dilukiskan dengan mata kepalanya sendiri. Jenis kalimat ini
disebut lukisan
3. Eksposisi adalah jenis tulisan yang memaparkan atau menjelaskan sejumlah pengetahuan
atau informasi dengan tujuan agar pembaca mendapat pengetahuan atau informasi tentang suatu
itu dengan jelas. Jenis tulisan ini disebut paparan
4. Argumentasi adalah jenis tulisan yang bertujuan untuk membuktikan suatu hal sehingga
pembaca meyakini kebenaran akan sesuatu yang disampaikan penulisnya itu. Jenis tulisan
disebut pembuktian atau alasan
5. Persuasi adalah jenis tulisan yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca agar mereka
setuju dan sepaham dengan ide atau gagasan yang disampaikan penulisnya. Jenis tulisan ini
disebut ajakan/bujukan
Berdasarkan tujuannya paragraf dapat dibedakan sebagai berikut :
1. paragraf pembuka berperan sebagai pengantar atau pendahuluan seblum sampai pada inti
permasalahan.
2. paragraf penghubung berisi inti persoalan.
3. paragraf penutup berisi simpulan, penegasan, atau harapan dari penulis.
Dalam mengembangkan sebuah paragraf, ada beberapa teknik yang dapat digunakan.
Teknik-teknik dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Secara Alamiah
Dalam pola pengembangan ini, penulis menggunakan pola yang sudah ada pada objek
yang dibicarakan. Pola ini mengikuti susuan logis objek yang ditulis. Ada dua macam urutan
logis dalam pola pengembangan ini, urutan spasial yang membawa pembaca ini dari satu titik
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 26
ke titik berikutnya dalam suatu ruangan dan urutan waktu menggambarkan proses terjadinya
suatu peristiwa.
2. klimaks dan Antiklimaks
Pada pola pengembangan ini gagasan utama mula-mula diperinci dengan sebuah
gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya. Kemudian beangsur naik ke
gagasan lain yang lebih tinggi kedudukan atau kepentingannya dari gagasan penjelas
sebelumnya.
3. Umum-Khusus (Deduktif) dan Khusus-Umum (Induktif)
Pola pengembangan umum-khusus (deduktif) adalah pola pengembangan paragraf yang
diawali dengan pernyataan yang bersifat umum atau bersifat generalisasi, lalau diikuti oleh
penjelasan-penjelasan yang bersifat khusus.
4. Pola Pengembangan dengan Perbandingan dan Pertentangan
Perbandingan dan pertentangan digunakan untuk memeperjelas sebuah paparan atau
gagasan tertentu. Gagasan utama diperjelas dengan uraian yang memperlihatkan perbandingan-
perbandingan. Gagasan pendukung yang satu diperbandingkan atau dipertentangkan dengan
pendukung lainnya.
5. Pola Pengembangan Analogi
Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah dikenal umum
dengan sesuatu yang beluum atau kurang dikenal umum. Analogi bertujuan untuk memperjelas
hal atau sesuatu yang belum atau kurang dikenal itu.
6. Pola Pengembangan Contoh-contoh
Sebuah gagasan yang terlalu umum sifatnya memerlukan ilustrasi-ilustrasi yang konkret
sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Untuk ilustrasi terhadap gagasan-gagasan yang umum
itu sering dipergunakan contoh-contoh konkret.
7. Pola pengembangan Sebab-akibat
Pengembangan sebuah paragraf dapat pula dinyatakan dengan mempergunakan sebab-
akibat sebagai dasar. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan
akibat sebagai perincian pengembangannya. Tetapi dapat juga dibalik, akibat dijadikan
gagasan utama sedangkan sebab dijadikan perinciannya
8. Pola Pengembangan Definisi luas
Yang dimaksud dengan definisi luas dalam pengembangan sebuah paragraf adalah
usaha penulis untuk memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau suatu hal
melalui penjelasan-penjelasan yang bersifat definitive.
9. Klasifikasi
Yang dimaksud dengan klasifikasi adalah sebuah proses untuk mengelompokkan hal-hal
yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu. Sebab itu klasifikasi bekerja dua arah
yang berlawanan, yaitu pertama, mempersatukan satuan-satuan ke dalam suatu kelompok, dan
kedua, memisahkan kesatuan tadi dari kelompok yang lain.
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 27
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 28
9 Modul 8
Menulis Ringkasan dan Resensi
9.1 Kegiatan Belajar 1
Menulis Ringkasan
A. Pengertian Ringkasan
Ringkasan merupakan alih bahasa dari summary. Istilah inin mengandung makna
sebagai salah satu wujud/bentuk penyingkatan suatu informasi dengan hanya menyajikan
informasi atau butir-butir pentingnya.
Menurut Gorys keraf (1978:84) melukiskan ringkasan (summary) sebagai suatu cara
yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk yang singkat.
Istilah-istilah lain yang dianggap bersinonim dengan ringkasan adalah sinopsis, abstrak,
dan parafrase. Menurutnya, keempat istilah yang disebutkan tadi merupakan sinonim dari
ringkasan yang mempunyai kemiripan dan kedekatan makna, tetapi biasanya dengan
konotasi dan konteks pemakaian yang khusus (berbeda-beda).
Istilah lain yang berkerabat dengan ringkasan adalah abstrak. Istilah ini biasa digunakan
dalam konteks tulisan ilmiah, seperti tulisan-tulisan dalam jurnal ilmiah, skripsi,
disertasi,dan lain-lain.
B. Prosedur Pembuatan Ringkasan
Prosedur pembuatan ringkasan dapat kita klasifikasikan kedalam dua kategori, yaitu
prosedur umum, dan prosedur khusus. Prosedur umum merupakan langkah-langkah
kerja yang bersifat dan berlaku untuk pembuatan suatu ringkasan dan sinonim-
sinonimnya, seperti ikhtisar, rangkuman, dan abstrak. Prosedur umum dalam
pembuatan ringkasan, pada dasarnya terbagi kedalam empat langkah, yakni membaca,
menyeleksi, menulis, dan membandingkan.
C. Tahap dan Contoh Pembuatan Macam-Macam Ringkasan
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 29
(b). Langkah 2 : Membaca buku secara keseluruhan
(c). Langkah 3 : Menuliskan sinopsis buku
3. Langkah-langkah membuat abstrak:
(a). Langkah 1 : Abstrak disajikan dalam bentuk paparan
(b). Langkah 2 : Bahasa yang digunakan lugas, singkat, padat, dan jelas
(c). Langkah 3 : Panjang abstrak kramg 500-1500 perkataan
(d). Langkah 4 : Isi abstrak sekurang-kurangnya harus mencakup , Masalah dan tujuan
penelitian yang digunakan, hasil-hasil penelitian, kesimpulan, dan saran.
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 30
9.2 Kegiatan Belajar 2
Menulis Resensi
A. Pengertian, Tujuan, Dan Fungsi Resensi
Istilah Resensi oleh Gorys Keraf (1980:274) didefinisikan sebagai sebuah tulisan atau
ulasan mengenai nilai sebuah karya atau buku.
Istilah Rusyana (1996:1) memberikan definisi, resensi adalah tulisan mengenai buku
pengetahuan, sastra, kamus, ensiklopedia, dan sebagainya yang mengikhtisarkan,
meggambarkan, menjelaskan, dan menilai buku.
Resensi merupakam penilaian mengenai kualitas buku, baik isi maupun perwajahannya sertai
alasan dan bukti. Tujuan pokok resensi dalam menyajikan tulisan resensinya itu mencakup tiga
hal yakni, (1). memberikan sugesti kepada pembaca, apakah sebuah buku/film patut
dibaca/ditonton atau tidak, (2). Melukiskan dan memaparkan pendapatnya melalui sebuah
timbangan atau penilaian, dan (3). Menyodorkan kriteria-kriteria yang jelas dalam
mengemukakan pendapatnya itu.
Fungsi utama resensi adalah sebagai berikut:
1. Fungsi informatif, yakni menginformasikan keberadaan buku/film tertentu sehingga pembaca
tertarik untuk mengetahuinya lebih lanjut.
2. Fungsi komersial, yakni mempromosikan produk baru untuk kepentingan komersial
(keuntungan materi)
3. Fungsi akademik, yakni interaksi antara penulis/pengarang buku, penerjemah editor, dan
peresensi dalam bentuk wacana keilmuan serta berbagi pengalaman dan sudut pandang ihwal
topik tertentu yang dijadikan fokus resensi.
B. Prosedur Pembuatan Resensi
Secara umum, tulisan resensi (dalam hal ini difokuskan terhadap resensi buku) terdiri atas
dua bagian penting. Pertama, ia menceritakan isi buku yang diresensinya. Kedua, resensi
berisi kupasan dan bahasan aka nisi buku itu sebagai hasil dari kerja analisis-kritis yang
dilengkapi dengan perbandingan-perbandingan dengan karya lain.
C. Tahap dan Teknik Pembuatan Resensi
Ada tiga macam teknik meresensi buku yang dapat anda lakukan sebagai berikut:
1. Teknik Cutting and Glueing
Secara harifiah cutting berarti “memotong” dan glueing berarti “merekatkan”.
Meresensi buku dengan teknik ini berarti merekatkan potongan-potongan tulisan. Potongan
tersebut berupa materi yang menarik perhatian anda yang terdapat didalam buku yang hendak
di resensi.
2. Teknik Fucusing
Terknik ini berkaitan dengan kegiatan “memusatkan perhatian” kepada satu aspek
tertentu yang disajikan dalam objek resensi. Pemusatan perhatian itu harus tetap berpangkal
pada sesuatu yang menonjol, yang eye catching, dan yang memang sangat menarik perhatian.
3. Teknik Comparing
Terknik ini mengajak seorang peresensi untuk melakukan pembandingan-pembandingan
atas hal-hal yang terdapat pada objek resensi dengan sumber lain mengenal topic sejenis.
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 31
Sistematika resensi buku meliputi: 1. Judul resensi, 2. Perwajahan, 3. Pembukaan, 4.
Pembahasan, 5. Penutup.
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 32
10 Modul 9
Menulis Makalah
10.1 Kegiatan Belajar
Menulis Makalah
A. Pengertian Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah suatu cara untuk menyusun “suatu rangka yang jelas dan
struktur yang teratur dari isi karangan yang akan digarap“ (Keraf, 1977:155).
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang mengandung ketentuan-
ketentuan tentang bagaimana dan kearah mana si penulis harus menyusun dan
mengembangkan tulisannya. Kerangka karangan merupakan pola atau bentuk organisasi
sebuah tulisan. Kerangka karangan merupakan tahapan prapenulisan yang harus kita lalui
sebelum melakukan kegiatan penulisan. melalui kerangka karangan, kita akan memetakan
dan mengorganisasikan ide, gagasan, pikiran, yang akan dituangkan kedalam tulisan jadi.
B. Manfaat Kerangka Karangan
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 33
Pecahlah topic-topik ide itu kedalam sub-subtopik yang lebih rinci
Rincian subtopik sebaiknya dinyatakan dalam bentuk pernyataan yang lebih
lengkap
Tinjau ulang kerangka kasar/sementara tali untuk dicermati kunatitas, kuliatas,
dan kelengkapan idenya.
477676944.docx________________________________________________ P a g e | 34