BAHASA
INDONESIA
Modul 10
Menulis Surat Dinas
Abstract Kompetensi
Di dalam modul ini akan dibahas Setelah mempelajari materi pada
tentang pengertian, jenis, bagian, bab ini, diharapkan mahasiswa
bentuk-bentuk, dan contoh surat dapat memahami pengertian, jenis,
dinas. Teori ini sebagai standar bagian, bentuk-bentuk, dan contoh
penulisan surat dinas yang memiliki
kebenaran akademik. surat dinas sebagai standar
penulisan surat dinas yang memiliki
kebenaran secara akademik.
MODUL 10
Setelah mempelajari materi pada bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami
pengertian, jenis-jenis, bagian-bagian, bentuk-bentuk, dan contoh-contoh surat
dinas, serta mampu menyusun surat dinas secara benar dan efektif.
Pasti kita pernah berkirim surat kepada orang lain, entah itu kepada teman, orang
tua, atau kepada guru di sekolah. Pada zaman dahulu surat merupakan alat
komunikasi yang sangat efektif untuk menyampaikan berita atau informasi. Biasanya,
seseorang mengirim surat melalui jasa pos dengan menggunakan amplop dan
membubuhkan perangko yang sesuai. Namun, zaman sekarang kita dapat
mengirimkan berita atau informasi lebih efektif dengan menggunakan media yang
lain, seperti faksimili, SMS (Short Message Service atau layanan pesan singkat), dan
e-mail (electronic mail atau surat elektronik).
Surat adalah alat komunikasi yang dibuat secara tertulis untuk menyampaikan berita
atau informasi dari seseorang atau lembaga atau instansi kepada seseorang atau
lembaga atau instansi dengan mengikuti aturan dan bentuk tertentu.1 Surat juga
1
J.S. Marjo, Surat Menyurat Lengkap, Semarang:Aneka Ilmu, 1990, 32.
Sekarang kita sudah mengetahui fungsi surat. Seperti halnya manusia yang memiliki
jenis kelamin laki-laki dan perempuan, surat pun memiliki beberapa jenis jika dilihat
dari segi bentuk, isi, dan bahasanya;3 (1) Surat pribadi merupakan alat komunikasi
tertulis untuk menyampaikan berita/informasi yang dibuat/dikirim oleh seseorang,
baik kepada perorangan maupun kepada organisasi/lembaga. Surat yang dibuat oleh
2
Lamuddin Finoza, Aneka Surat Sekretaris dan Surat Bisnis Indonesia . Jakarta:Mawar Gempita,
1991, 5.
3
Suyono, Cerdas Berpikir Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA Program Studi IPA/IPS,
Jakarta:Ganeca Exact, 2007, 85.
Dengan demikian surat dinas yaitu surat yang berisi masalah-masalah kedinasan.
Umumnya surat ini dikeluarkan oleh kantor atau jawatan pemerintahan.4 Oleh karena
itu, surat dinas juga disebut dengan surat jawatan. Disebut surat jawatan karena
surat dinas umumnya dikeluarkan oleh jawatan atau kantor-kantor pemerintah.
Namun, surat dinas mungkin pula dikeluarkan oleh lembaga-lembaga swasta, atau
oleh perseorangan. Maka surat itu merupakan surat dinas karena surat tersebut
isinya ditujukan untuk kepentingan kedinasan, baik dinas di kalangan pemerintahan
maupun di kalangan swasta. Akan tetapi, fungsi-fungsi kedinasan sebenarnya tidak
hanya berlaku di instansi-instansi pemerintahan, tetapi berlaku juga di instansi
swasta. Urusan-urusan seperti pemberian tugas, penyampaian pengumuman,
permohonan izin, atau perintah kerja juga dikenal dalam instansi swasta. Jadi,
apabila surat dari satu pihak kepada pihak lain berisi informasi yang menyangkut
kepentingan tugas dan kegiatan dinas instansi yang bersangkutan, surat semacam
itu disebut surat dinas atau surat resmi.5 Surat dinas sering diidentikkan dengan
4
Suyono, Cerdas Berpikir, 86.
Selain itu, pikirkan juga kata atau istilah-istilah yang akan digunakan dalam surat
dinas. Hindari kata-kata yang dapat menyinggung perasaan atau kata-kata yang
tidak jelas maksudnya. Perlu diperhatikan juga pemakaian tanda baca. Tanda baca
sangat menentuksan maksud isi surat. Tanda baca dapat memperjelas gagasan dan
membantu pengungkapan perasaan penulis. Akan tetapi, penggunaan tanda baca
sebaiknya tidak berlebihan karena akan memgaburkan maksud kalimat.
Surat dinas terdiri dari berbagai jenis. Penjelasan jenis-jenis surat dinas dapat
dilakukan berdasarkan wujud, banyaknya sasaran, keamanan, urgensi, dan tujuan
atau maksud isinya.6 Oleh karena itu, penjelasan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan surat dinas secara lebih jelasnya akan diuraikan sebagai
berikut.
Berdasarkan wujudnya, surat dinas dapat berupa warkat pos dan surat bersampul.
Warkat berarti “surat” atau “isi surat”. Warkat pos merupakan lembaran surat yang
dapat dilipat seperti surat tertutup. Dengan demikian, warkat pos merupakan surat
dinas yang tidak menggunakan amplop. Wujudnya berupa lembaran kertas surat
yang hanya berupa lipatan-lipatan. Bagian yang tertutup merupakan isi surat dan
bagian luarnya tercantum alamat surat beserta nama pengirimnya. Surat yang
disajikan dalam bentuk warkat, biasanya surat-surat yang tidak bersifat rahasia.
Kemudian, surat bersampul. Sesuai dengan namanya, surat ini menggunakan
sampul atau amplop. Surat-surat yang menyatakan banyaknya lampiran-lampiran itu
5
E. Zaenal Arifin. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Surat Dinas. (Jakarta:Akademika Pressindo,
1996), hlm. 2.
6
Finoza, Aneka Surat, 6.
Berdasarkan, banyaknya sasaran atau jumlah objek yang dikehendaki, surat dinas
dapat diklasifikasikan sebagai surat biasa, surtat edaran, dan pengumuman. 7 Yang
pertama, surat biasa, surat ini hanya dikirimkan kepada seorang atau instansi
tertentu saja. Yang termasuk jenis surat ini, misalnya, surat tugas, surat perjanjian
kerja, surat peringatan, surat penunjukkan, dan surat rekomendasi. Kemudian, surat
edaran. Surat ini disebut dengan surat sirkuler. Sesuai dengan namanya, surat
ditujukan kepada beberapa orang atau pejabat tertentu dengan harapan diedarkan
pula kepada lingkup yang lebih luas. Yang terakhitr, pengumuman. Pengumuman
ditujukan kepada banyak orang atau instansi. Jika orang atau instansi yang dituju itu
tidak jelas karena terlalu banyaknya dan sulit dihubungi, maka sebaiknya digunakan
dengan model pengumuman. Selain lebih efektif, cara itu lebih menghemat biaya.
8
Arifin, Penggunaan Bahasa, 3.
Berdasarkan tujuan atau maksud isi surat dinas, yaitu (1) surat pengumuman,
(2) surat pemberitahuan, (3) surat keterangan, (4) surat edaran, (5) surat undangan,
(6) surat laporan, (7) surat berita acara, (8) surat pengantar, (9) surat rekomendasi,
(10) surat perintah, (11) surat tugas, (12) surat kuasa, (13) surat pengusulan, (14)
surat pernyataan, (15) surat keputusan, (16) surat permohonan bantuan, (17) surat
permohonan izin, (18) surat peringatan, (19) surat balasan, dan (20) surat
perjanjian.9
10
Suyono, Cerdas Berpikir , 87.
- 14 Mar. 2009
14 Maret 2009
- 14-03-‘09
3 Nomor Surat
Setiap surat keluar dari sebuah jawatan atau perusahaan harus diberi nomor untuk
memudahkan pengagendaan, pengarsipan, dan pengacuan di dalam balasan
surat.13 Oleh penerima surat nomor surat yang diterima dapat disebutkan sebagai
acuan atau petunjuk di dalam surat jawaban. Demikian pula memudahkan mencari
surat itu kembali jika diperlukan, dan mengetahui setiap waktu banyaknya surat
yang keluar. Penggunaan nomor surat berguna untuk:14
Memudahkan petugas kearsipan
Memudahkan mengatur penyimpanan
Memudahkan dalam pencariannya kembali
Mengetahui banyak surat yang keluar
Mempercepat penyelasaian surat-menyurat (membalas surat)
Setiap perusahaan mempunyai kode penomoran sendiri, tetapi sekurang-
kurangnya penomoran surat menunjukkan nomor surat keluar, kode (jenis) surat,
bulan, dan tahu surat, contoh:
11
Arifin, Penggunaan Bahasa, 16.
12
Arifin, Penggunaan Bahasa,17.
13
Marjo, Surat Menyurat, 35.
14
Marjo, Surat Menyurat, 36..
Keterangan:
45 = nomor urut surat keluar
SP = singkatan dari Surat Penawaran
III = penanda bulan (Maret) saat surat dikirim
2009 = tahun surat dikirim
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam penulisan nomor surat adalah sebagai
berikut:
4 Lampiran
Melampirkan berarti menyertakan suatu dengan yang lain. Lampiran merupakan
penjelasan dari jumlah dokumen yang disertakan dalam surat tersebut. 15 Penulisan
lampiran setelah nomor surat berguna agar penerima surat dapat meneliti dan
melihat kembali banyaknya sesuatu yang dilampirkan.
Jika dokumen itu berjumlah satu lembar, harus disebut satu lembar. Namun, jika
terdiri atas satu berkas, harus dinyatakan satu berkas. Lampiran berguna sebagai
penunjuk bagi penerima surat tentang adanya keterangan-keterangan tambahan
selain surat itu sendiri. Yang dilampirkan itu dapat berupa buku, fotokopi surat
keterangan yang diperlukan, brosur, kuitansi, dan sebagainya. Kaidah-kaidah dalam
penulisan lampiran, ialah sebagai berikut:16
Huruf awal kata lampiran ditulis dengan huruf kapital.
Penulisan kata lampiran boleh disingkat menjadi Lamp. atau tetap dituliskan
utuh, Lampiran.
Jika tidak ada sesuatu yang dilampirkan, sebaiknya tidak dicantumkan lampiran
dalam surat itu.
Pada akhir baris tidak diikuti tanda baca apa pun termasuk tanda baca titik (.).
Penulisan kata lampiran diikuti tanda titik dua.
15
Suyono, Cerdas Berpikir, 87.
16
Suyono, Cerdas Berpikir.
5 Hal Surat
Penulisan Hal setelah Lampiran berguna agar pembaca dengan cepat mengetahui
hal yang dibicarakan dalam surat tersebut sebelum membaca isi surat
selengkapnya. Hal surat dituliskan dengan singkat karena hal surat sama dengan
judul karangan.17 Oleh karena itu, cara penulisannya pun tidak jauh dari cara
penulisan judul dalam karangan biasa, yaitu singkat, jelas, dan menarik serta
berupa kata atau frasa dan buka berupa kalimat. Selain itu, sebaiknya gunakanlah
kata Hal dan bukan Perihal, contoh:
Salah
Hal : Permintaan bantuan tenaga pengajar bahasa Indonesia
untuk
penyelenggara kursus BIPA Pravda Quest, Slipi, Jakarta
Barat.
Benar
6 Alamat Surat
Alamat (bagian dalam) surat digunakan sebagai petunjuk langsung siapa yang
harus menerima surat. Selain itu, alamat dalam merupakan alamat yang ditulis
langsung pada kertas surat. Fungsinya adalah sebagai pengontrol bagi penerima
17
Marjo, Surat Menyurat, 36.
18
Finoza, Aneka Surat ,10.
7 Salam Pembuka
Salam pembuka merupakan tanda hormat penulis surat sebelum penulis surat
berkomunikasi.19 Salam pembuka yang lazim digunakan dalam surat dinas adalah
Dengan hormat. Salam pembuka dalam surat resmi perlu dipertahankan karena
bagian ini merupakan salah satu penanda surat yang sopan dan beradab. Salam
pembuka dicantumkan di sebelah kiri satu garis tepi dengan nomor, lampiran, hal,
dan alamat surat. Huruf pertama awal kata ditulis dengan huruf kapital, sedangkan
kata yang lain ditulis dengan huruf kecil semua, kemudian salam pemuka itu diikuti
koma (,), contoh:
Dengan hormat, (D kapital, h kecil),
Salam sejahtera (S besar, s kecil),
Saudara (Bapak) …. yang terhormat,
Prof. Dr. Wandasti, M.A., yang
terhormat,
Saudari (Ibu) …. yang terhormat,
8 Tubuh Surat
a. Paragraf Pembuka Surat
Paragraf pembuka surat adalah pengantar isi surat untuk mengajak pembaca
surat menyesuaikan perhatiannya kepada pokok surat yang sebenarnya. 20 Alinea
ini selain berfungsi untuk pengantar isi surat juga harus menyesuaikan dengan isi
surat. Walaupun disebut alinea, sesungguhnya bagian ini umumnya tidak lebih
dari satu kalimat. Bahkan sering juga alinea pembuka sekaligus merupakan
alinea isi. Alinea pembuka untuk surat pemberitahuan hendaknya berbeda
dengan alinea pembuka untuk surat tugas:
19
Marjo, Surat Menyurat, 37.
20
Arifin, Penggunaan Bahasa, 29.
21
Arifin, Penggunaan Bahasa, 31.
Salam penutup berfungsi untuk menunjukkan rasa hormat penulis surat setelah
berkomunikasi dengan pembaca surat.23 Salam penutup dicantumkan di antara
paragraf penutup dan tanda tangan pengirim. Salam penutup yang lazim digunakan
22
Arifin, Penggunaan Bahasa, 31.
Salam penutup yang sering digunakan adalah hormat kami, hormat saya, salam
takzim, salam kami, dan wasalam. Hal-hal penting perlu diperhatikan dalam
penulisan salam penutup, yaitu; diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda koma. Sesudah salam penutup dibubuhkan tanda koma (,). Bila tidak ada
salam pembuka, tidak perlu dicantumkan salam penutup, contoh:
Salah:
Salam Takzim,
Hormat Kami,
Benar
Salam takzim
Wasalam,
Hormat kami,
9 Penanggung Jawab Surat
Surat dinas dianggap sah jika ditandatangani oleh pejabat yang berwenang, yaitu
pemegang pimpinan suatu instansi, lembaga, atau organisasi. Nama jelas
penanda tangan dicantumkan di bawah tanda tangan dengan huruf awal setiap
kata ditulis kapital, tanpa diberi kurung dan tanpa diberi tanda baca apa pun. Di
bawah nama penanda tangan dicantumkan nama jabatan sebagai identitas
penanda tangan tersebut. Jika akan dicantumkan Nomor Induk Pegawai pejabat
yang bersangkutan, pencantumannya di antara nama jelas dan jabatan, contoh:
Salah
23
Marjo, Surat Menyurat, 38.
(tanda tangan)
Ir. Soekarno
Kepala
atau
(tanda tangan)
Drs. M. Hatta
NIP 0816728672
10 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat surat dinas selain hal-hal tersebut
di atas:
a. Nama Jelas Pengiriman
Pengiriman surat adalah pihak yang menuliskan atau menyampaikan surat.
Dalam surat dinas akan lebih baik apabila nama pengirim dilengkapi identitas
diri kedinasan, yaitu jabatan, nomor induk pegawai, dan cap dinas, contoh:
Direktur Jendral Pendidikan Tinggi,
Ttd.
Prof. Dr. Robert Davis Chaniago, S.H., M.H., L.L.M.
NIP 130889802
Kepala,
Ttd.
Prof. Dr. Erick Estrada, S.S., M.Pd., Ph.D.
NIP 131288009
Seperti yang tampak pada contoh sebelumnya bahwa dalam penulisan nama
pengirim berlaku ketentuan-ketentuan seperti berikut:
1) Pencantum identitas jabatan diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda koma.
Surat dinas terdiri dari berbagai jenis. Penjelasan jenis-jenis surat dinas dapat
dilakukan berdasarkan wujud, banyaknya sasaran, keamanan, urgensi, dan tujuan
atau maksud isinya. Berdasarkan wujudnya, surat dinas dapat berupa warkat pos
dan surat bersampul. Berdasarkan, banyaknya sasaran atau jumlah objek yang
dikehendaki, surat dinas dapat diklasifikasikan sebagai surat biasa, surtat edaran,
dan pengumuman. Berdasarkan keamanan isinya, yaitu menurut bobot
kerahasiaanya, isi surat terbagi ke dalam beberapa macam. Ada bersifat sangat
rahasia, rahasia, dan biasa. Berdasarkan urgensi pengiriman, surat dinas
diklasifikasikan sebagai surat kilat khusus, surat kilat, dan surat biasa.
Bagian-bagian surat dinas, yaitu; (a) kepala surat, yaitu nama, alanat, dan identitas
lainnya dari instansi organisasi, (b) nomor surat, yaitu nomor inventaris surat, (c)
tanggal surat, yaitu memuat tanggal surat dibuat, (d) lampiran, yaitu hal-hal lain yang
disertakan dalam surat, misalnya, jadwal kegiatan, daftar peserta, atau perincian
biaya, (e) hal atau perihal, yaitu persoalan atau perkara yang dibicarakan dalam
surat tersebut, (f) alamat surat, yaitu surat tersebut ditujukan atau diberikan untuk
siapa, (g) salam pembuka, yaitu penghormatan terhadap penerima surat, (h) isi
surat, yaitu memuat alinea pembuka, alinea isi, dan alinea penutup dan (i) pengirim
surat, yaitu pihak yang bertanggung jawab atas penulisan atau penyampaian surat,
biasanya disertai dengan pencantuman status/jabatan, tanda tangan, dan nama
jelas.
Arifin, E. Zaenal. 1996. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Surat Dinas. Jakarta: CV
Akademika Pressindo.
Finoza, Lamuddin. 1991. Aneka Surat Sekretaris dan Surat Bisnis Indonesia.
Jakarta:Mawar Gempita.
Suyono. 2007. Cerdas Berpikir Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA Program
Studi IPA/IPS. Jakarta:Ganeca Exact.